Hoaks, Rekrutmen PLD 2024-2025 Mengatasnamakan Kemendesa PDT
Penulis
KOMPAS.com
– Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) memastikan berita dibukanya lowongan kerja Pendamping Lokal Desa (PLD) 2024-2025 yang beredar di media sosial adalah
hoaks
.
Langkah tegas pun akan diambil seperti melaporkan akun-akun tidak bertanggung jawab yang menyebarluaskan kabar tersebut karena bisa merugikan banyak pihak termasuk masyarakat luas.
“Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal sampai pada saat ini belum dilakukan rekrutmen-rekrutmen itu. Jadi bisa disimpulkan bahwa pemberitaan-pemberitaan terkait itu tidak betul,” tegas Sekretaris Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kemendesa PDT
Rosyid di Jakarta, Jumat (22/11/2024).
Ia mengatakan, Kemendesa PDT akan melaporkan seluruh akun penyebar hoaks kepada pihak kepolisian.
“Kami akan sampaikan juga ke Kementerian Komunikasi Digital (Komdigi) supaya akun-akun yang menyampaikan berita tidak benar atau hoaks ini supaya diblokir,” imbuhnya.
Sebagai informasi, kabar dibukanya lowongan PLD 2024 tersebar melalui pamflet yang diunggah melalui media sosial.
Dalam pamflet yang dilengkapi dengan foto Mendes PDT Yandri Susanto tersebut tertulis besaran gaji yang akan diterima yaitu Rp 15.000.000 setiap bulan.
Tertulis pula tidak adanya biaya yang akan dipungut. Sebanyak ratusan akun telah memberikan like pada postingan yang diunggah beberapa akun tersebut.
Oleh karena itu, Rosyid mengajak dinas terkait untuk bersama-sama menyikapi kabar ini secara tegas agar tidak memakan korban.
“Lalu kita tindaklanjuti menyampaikan surat ke seluruh Dinas PMD, Pemberdayaan Masyarakat Desa untuk antisipasi karena informasinya sudah banyak memakan korban. Jadi akun-akun ini menerima pendaftaran yang ujung-ujungnya adalah ada biaya administrasi dan sebagainya,” paparnya.
Sekadar informasi, Kemendesa PDT belum berencana melakukan rekrutmen PLD hingga saat ini. Namun jika hal tersebut dilaksanakan, maka informasi akan disampaikan melalui
website
dan media sosial resmi Kemendesa PDT.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Kementrian Lembaga: Mendes
-
/data/photo/2024/11/22/674013e2a9622.png?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Hoaks, Rekrutmen PLD 2024-2025 Mengatasnamakan Kemendesa PDT Nasional 22 November 2024
-

Bappenas tekankan pentingnya tata kelola pedesaan yang adaptif
“Kontribusi K/L adalah Kemendagri, Kemenkeu, dan Kemendes PDT,”
Jakarta (ANTARA) – Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian PPN/Bappenas Tri Dewi Firgiyanti menekankan pentingnya tata kelola dan pemberdayaan adaptif di pedesaan dengan meningkatkan kapasitas tata kelola pemerintah dan pendampingan pembangunan desa secara adaptif guna terciptanya kemandirian di desa.
Dia menyebutkan terciptanya kemandirian desa menjadi bagian dari Astacita dan Prioritas Nasional ke-6, yakni membangun dari desa dan dari bawah untuk pertumbuhan ekonomi, pemerataan ekonomi, dan pemberantasan kemiskinan.
“Kontribusi K/L adalah Kemendagri, Kemenkeu, dan Kemendes PDT,” kata Tri dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan untuk meningkatkan kapasitas tersebut diperlukan tindakan intervensi. Tindakan itu antara lain, mengintegrasikan beragam Sistem Informasi Desa (SID), serta interoperabilitas dan penggunaan data dalam pelayanan desa (SPBE).
Perlunya peningkatan kapasitas pemerintahan desa supaya mampu merancang pembangunan desa yang partisipatif dan akuntabel. Kerja sama desa perlu diperkuat dalam berbagai bentuk kemitraan dan kerja sama desa.
Selain itu, perencanaan pembangunan desa secara kewilayahan lebih terencana.
“Pengelolaan intervensi lintas sektor secara lokus, serta terpantau secara capaian pembangunan. Pendampingan Peningkatan peran dan fungsi pendamping melalui dukungan tata kelola dan penguatan kapasitas,” ujarnya.
Di sisi lain, penguatan pengetahuan Masyarakat desa mengenai potensi desa berbasis keruangan juga harus dilakukan.
“Perlunya penguatan sumber pendanaan alternatif, pemanfaatan dana desa, dan optimalisasi tata Kelola keuangan desa,” pungkas Tri.
Sebagaimana diketahui, saat ini, pemerintah sedang melaksanakan program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD). Ada 5 komponen yang terlibat, yaitu Kemendagri, Kemendes, Kemenko PMK, Kemenkeu, dan Kemen PPN/Bappenas.
Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024 -

Pengoptimalan peran desa sebagai pilar swasembada pangan
Arsip foto – Petani mengangkut benih padi di Kawasan Tasikardi, Kramatwatu, Serang, Banten, Jumat (28/6/2021). ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/foc/aa.
Pengoptimalan peran desa sebagai pilar swasembada pangan
Dalam Negeri
Novelia Tri Ananda
Minggu, 17 November 2024 – 13:15 WIBElshinta.com – Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menjadikan swasembada pangan sebagai prioritas nasional. Langkah ini bertujuan untuk mengatasi tantangan global dan memastikan ketahanan pangan jangka panjang bagi Indonesia.
Salah satu strategi utama dalam mencapai swasembada pangan adalah pengoptimalan lahan pertanian desa. Teknologi modern dan pendampingan petani menjadi kunci untuk meningkatkan hasil pertanian yang lebih efisien. Desa memiliki peran penting dalam mencapai swasembada pangan di Indonesia. Potensi lokal yang melimpah, seperti lahan subur, dapat dijadikan sumber daya pangan yang mandiri dan berkelanjutan.
Pemerintah terus mendukung transformasi desa sebagai pusat ketahanan pangan. Berbagai program teknologi dan partisipasi aktif masyarakat desa menjadi pilar utama dalam mendorong sektor pertanian maju. Pemberdayaan generasi muda menjadi salah satu fokus utama dalam membangun swasembada pangan. Pemuda dianggap sebagai agen perubahan yang mampu membawa inovasi dan semangat baru ke sektor pertanian.
Bonus demografi Indonesia menjadi peluang besar untuk memperkuat sektor pertanian. Dengan keterlibatan pemuda, potensi pertanian desa dapat berkembang melalui pendekatan yang lebih modern dan efisien. Teknologi modern menjadi elemen penting dalam modernisasi pertanian desa. Penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) dapat meningkatkan produktivitas lahan dan mempercepat proses produksi pangan secara signifikan.
Selain teknologi, pelatihan untuk petani juga diperlukan. Program pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan petani dalam mengadopsi teknik pertanian modern dan ramah lingkungan. Desa memiliki sumber daya alam yang melimpah, seperti lahan subur dan sumber air. Potensi ini, jika dikelola dengan baik, dapat menjadi kekuatan ekonomi yang mendukung kemandirian pangan Indonesia.
Swasembada dari desa
Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto menyatakan bahwa swasembada pangan harus dimulai dari desa. Hal ini menjadi bagian penting dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 yang lebih mandiri. Indonesia adalah negara besar, namun jika ketahanan pangan rapuh dapat membuatnya rentan. Sumber daya yang melimpah di desa dapat dimaksimalkan jika dipadukan dengan kolaborasi antara berbagai pihak.
Penting bagi Indonesia untuk tidak bergantung pada impor pangan dari luar. Dengan memanfaatkan potensi desa secara optimal, kebutuhan pangan dalam negeri dapat dipenuhi, tanpa harus bergantung pada negara lain. Dalam mewujudkan swasembada pangan, pemerintah mendorong pemetaan potensi setiap daerah, terutama yang tertinggal. Melalui pemetaan ini, potensi lokal dapat dikembangkan secara lebih efektif dan terarah.
Pengembangan desa, melalui badan usaha milik desa (BUMDes) menjadi salah satu solusi untuk mempercepat pencapaian swasembada pangan. BUMDes dapat menjadi motor penggerak untuk meningkatkan perekonomian dan ketahanan pangan desa. Melalui program-program itu, desa dapat menjadi pusat kemandirian ekonomi. Dengan sinergi yang baik, desa-desa di Indonesia dapat mempercepat pencapaian kemandirian pangan.
Hampir 73 persen penduduk Indonesia ada di desa. Artinya, ketika kita membangun desa, maka sesungguhnya kita membangun Indonesia. Sejatinya desa memegang peranan yang sangat penting dalam pembangunan di Tanah Air karena lebih banyak penduduk Indonesia hidup dan bertempat tinggal di desa.
Transformasi pertanian
Pagu anggaran Kementerian Pertanian untuk 2025 telah ditetapkan sebesar Rp29,37 triliun, termasuk tambahan anggaran sebesar Rp21,47 triliun. Anggaran itu akan digunakan, di antaranya untuk meningkatkan produksi padi dan jagung, optimalisasi lahan pertanian 350 ribu hektare di Papua Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Selatan, menyiapkan benih unggul 150 ribu ton.
Lalu, pogram cetak sawah 750 ribu hektare di Papua Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, dan lainnya. Hingga penyediaan alat dan mesin pertanian prapanen sebanyak 1,14 juta unit dan pupuk bersubsidi 9,03 juta ton. Selain itu, mengembangkan pertanian modern melalui pertanian milenial, dengan target tenaga pertanian modern kompeten sebanyak 65.170 orang.
Modernisasi pertanian melalui teknologi, seperti traktor otomatis, drone penyemprot pupuk, dan sistem irigasi pintar menjadi kunci peningkatan produksi desa menuju swasembada pangan. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan modernisasi pertanian dapat mengurangi biaya produksi hingga 70 persen, meningkatkan efisiensi, dan mempercepat proses pertanian.
Pertanian modern memungkinkan petani mengelola usaha tani lebih optimal, tanpa beban biaya tinggi atau ketergantungan pada metode tradisional. Penggunaan alsintan, seperti combine harvester target untuk meningkatkan hasil panen secara signifikan, mempercepat pekerjaan, dan menunjukkan manfaat nyata teknologi modern dalam proses pertanian.
Selain itu, Kementerian Pertanian juga memfokuskan upaya peningkatan produksi melalui program pompanisasi di seluruh wilayah Indonesia. Pompanisasi berfungsi untuk menambah areal tanam (PAT) di daerah-daerah sentra produksi, memastikan kebutuhan pangan nasional dapat terus tercukupi dengan baik.
Regenerasi petani
Regenerasi petani menjadi tantangan utama dalam pembangunan desa sebagai pilar swasembada pangan. Dengan rata-rata usia petani yang semakin tua, keterlibatan generasi muda menjadi prioritas mendesak untuk menjamin keberlanjutan sektor pertanian. Sebagai langkah strategis, Kementerian Pertanian menginisiasi program petani milenial untuk menarik minat anak muda kembali ke bidang pertanian.
Program ini tidak hanya bertujuan mengganti peran petani senior, tetapi juga membawa transformasi pertanian menuju era modern yang berbasis teknologi. Salah satu fokus utama program ini adalah modernisasi melalui bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) berteknologi tinggi.
Para pemuda desa yang bergabung dalam program ini akan memperoleh akses ke alat-alat canggih, seperti traktor modern, yang dirancang untuk meningkatkan produktivitas, sekaligus efisiensi dalam pengelolaan lahan. Hingga saat ini, sekitar 3.000 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, terutama di Sulawesi Selatan, telah dilibatkan dalam program ini. Targetnya, jumlah tersebut akan terus bertambah hingga mencapai 50 ribu petani muda.
Selain difasilitasi dengan alat modern, mereka juga diarahkan untuk mengadopsi praktik pertanian berbasis teknologi, memungkinkan mereka meraih pendapatan hingga Rp10 juta per bulan. Program ini menempatkan generasi milenial sebagai kekuatan utama dalam revolusi pertanian, memanfaatkan bonus demografi untuk menciptakan dampak signifikan pada sektor tersebut.
Pemerintah yakin bahwa transformasi dari metode tradisional ke teknologi modern menjadi langkah kunci dalam mengatasi berbagai tantangan di bidang pertanian. Dengan alokasi anggaran senilai Rp3 miliar, program ini tidak hanya menyediakan teknologi, tetapi juga membuka peluang ekonomi yang lebih baik bagi petani muda.
Modernisasi pertanian diharapkan tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga mengubah sektor ini menjadi pilihan karier yang menjanjikan bagi generasi muda. Kementerian Pertanian menempatkan misi Indonesia emas, salah satu harapan tumpuannya adalah pertanian.
Bukan hanya menteri, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono juga terlibat langsung dalam mendorong generasi muda masuk ke sektor pertanian. Ia, bahkan dinobatkan sebagai “Bapak Pembina Petani Milenial” oleh Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan (DPM/DPA).
Pertanian menjadi sektor strategis dengan potensi besar memperkuat ekonomi nasional melalui inovasi teknologi dan generasi muda, menjadikannya cerah, kompetitif, serta berkelanjutan di masa depan.
Optimisme swasembada
Presiden RI Prabowo Subianto optimistis Indonesia akan mencapai swasembada pangan dalam 4 hingga 5 tahun ke depan. Prabowo menekankan bahwa Indonesia bisa menjadi lumbung pangan dunia. Keyakinan Prabowo didasarkan pada diskusi dengan para pakar yang memandang pentingnya swasembada pangan untuk menghindari ketergantungan pada impor pangan dari negara lain, terutama saat krisis.
Presiden mengingatkan bahwa di masa krisis, negara-negara tidak akan bersedia menjual bahan pangan mereka. Oleh karena itu, Indonesia harus segera mencapai ketahanan pangan untuk menghadapi situasi genting. Mengembalikan Indonesia sebagai negara swasembada pangan adalah tantangan besar yang kini diemban oleh bangsa ini.
Swasembada pangan kembali ditargetkan tercapai dalam tiga hingga empat tahun ke depan, dengan berbagai upaya, di antaranya perluasan areal tanam, peningkatan masa tanam, menyalurkan pupuk bersubsidi, bantuan alat mesin pertanian, hingga modernisasi pertanian.
Di sisi lain, Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional Yadi Sofyan Noor menilai program pencetakan sawah baru menjadi langkah penting dalam mendukung pencapaian swasembada pangan nasional. Program ini diproyeksikan dapat mempercepat upaya memenuhi kebutuhan pangan domestik.
Pencetakan sawah baru dianggap sebagai strategi tepat untuk memastikan ketersediaan pangan, sehingga dengan begitu dapat memperkuat ketahanan pangan nasional secara berkelanjutan. Teknologi dan mekanisasi menjadi elemen penting dalam keberhasilan pencetakan sawah baru. Langkah ini tidak hanya meningkatkan hasil pertanian, tetapi juga mengurangi biaya produksi secara signifikan.
Mekanisasi dipandang sebagai kunci untuk mendukung efektivitas dan efisiensi program pencetakan sawah. Penggunaan teknologi modern memungkinkan petani bekerja lebih produktif dengan waktu yang lebih singkat. Desa merupakan sentral dalam swasembada pangan Indonesia melalui dukungan pemerintah, keterlibatan generasi muda, serta adopsi teknologi modern, menjadikannya pusat produksi pangan yang tangguh dan mandiri.
Sumber : Antara
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5006517/original/030990800_1731654226-IMG_7018.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Mendes Yandri: Pemberdayaan Desa Kunci untuk Menahan Arus Urbanisasi – Page 3
Selain itu, ia juga turut menyambut program makan siang bergizi yang bertujuan untuk mendorong perekonomian lokal dengan memaksimalkan potensi yang ada.
“Saya minta terus ke Bupati, Camat, dan Kepala Desa tolong dipimpin apapun (itu) di desa. Mungkin desa ini desa tomat misalnya, ini desa nila, ini desa ayam bertelur, ini desa cabai, ini desa rumput laut. Nah disitu akan sekaligus menyiapkan makan siang bergizi, ekonomi akan bergerak, dan orang akan bangga tinggal di desa,” ujar Yandri.
Yandri berharap inisiatif ini dapat menciptakan desa-desa yang mandiri, mencegah arus urbanisasi, dan memanfaatkan bonus demografi Indonesia secara optimal menuju Indonesia Emas.
“Kita tidak mau Indonesia yang sekarang bonus demografinya tinggi sekali menuju Indonesia Emas, kita tidak mau jadi sesuatu yang tidak kita inginkan,” tuturnya.
“Maka kalau kita membangun desa, pasti membangun Indonesia. Bangun desa, bangun Indonesia, desa terdepan untuk Indonesia kira-kira begitu,” tegas Yandri.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5006450/original/076383300_1731653325-d9419761-d74f-4900-a1c4-415673313a94.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Mensos dan Mendes Teken Nota Kesepahaman terkait Kesejahteraan Sosial Desa – Page 3
Menurut Gus Ipul, kerja sama ini akan berlandaskan pada data yang disiapkan Badan Pusat Statistik (BPS), sebagaimana arahan Presiden.
“Sebagaimana yang diketahui, data yang sekarang lagi diproses dan akan menjadi pedoman kita bersama adalah data yang nanti disajikan oleh BPS sesuai arahan dari presiden,” tuturnya.
“Berdasarkan data itulah kami nanti akan memulai kerja sama. Dan kerja samanya tentu di mana tugas kami memang beririsan di banyak titik,” tambahnya.
Mantan Wali Kota Pasuruan ini menegaskan bahwa salah satu fokus kerja sama adalah pemberdayaan masyarakat.
“Nah, di antara yang bisa kita lakukan kerja sama adalah pemberdayaan masyarakat, yang ini kita harapkan mempercepat dan sekaligus menekan kemiskinan,” ungkapnya.
-

Heboh Qatar Menang Gegara Tambahan Waktu Gaib 90+12
Jakarta –
Kemenangan diraih Qatar dalam pertandingan lawan Uzbekistan di kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Jumat dini hari WIB (15/11/2024) memicu kehebohan di media sosial. Pasalnya gol kemenangan squad Al-Annabi tercetak di menit 90+12.
Padahal saat kedudukan masih 2-2, waktu tambahan hanya 6 menit. Anehnya wasit tak kunjung meniup peluit hingga Lucas Mendes mencetak tambahan gol untuk Qatar pada menit 102.
Akibat kekalahan ini, Uzbekistan kehilangan satu poin. Warganet pun menyamakan nasibnya dengan Indonesia. Timnas Garuda beberapa waktu lalu dikalahkan Bahrain setelah perpanjangan waktu gaib.
[Gambas:Twitter]
Saking banyaknya warganet yang membahas bikin nama Qatar mencuat di daftar trending topic X.com pada Jumat pagi. Berikut beberapa reaksi netizen:
“Qatar = Bahrain, mereka sama. Pertandingan tidak berhenti sampai mereka mendapat skor,” kata @Dzulf_Herman.
“Laga Qatar vs Uzbekistan mirip kejadiannya dengan Timnas vs Bahrain🤣 Bahrain kena karma kalah tipis vs Cina,” ujar @rickyhendrag.
“Qatar curang lagi wak, kali ini lawan uzbekistan. Goal di menit 102 padahal tambahan waktu 6 menit wkwkwkwk,” ujar @ardy98ramadhan.
“Qatar adalah raja rigging..kita tidak pernah lupa ketika mereka mencurangi piala dunia untuk messi,” ucap @ronaldonunited.
“90 + 6 = 100 (indo vs bahrain). 90 + 6 = 103 (qatar vs uzbekistan). Oil money is real,” ujar @blackjasmineee.
(afr/afr)
-

Respons Mendes soal Kades di Lebak Pakai Atribut Paslon saat Hadiri Debat
Lebak –
Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto menyerahkan proses hukum kepala desa di Lebak, Banten, yang diduga melanggar netralitas. Pemerintah Kabupaten Lebak juga diminta memberikan sanksi.
“Kita serahkan kepada aparat penegak hukum saja, sesuai Undang-undang saja,” kata Yandri ditemui di Kecamatan Cikulur, Lebak, Rabu (13/11/2024).
Yandri menghargai aturan berlaku dalam Pilkada serentak 2024. Dirinya juga meminta Pemerintah Kabupaten Lebak memberikan sanksi sesuai peraturan yang berlaku.
“Bawaslu, Gakkumdu, ya silahkan saja (diproses hukum). (Sanksi) etik dengan Bupati,” tuturnya.
Yandri mengimbau kepala desa di Lebak untuk fokus membangun desa. Kasus yang melibatkan kepala desa tidak boleh terulang kembali.
“Kepala desa fokus saja pada tupoksinya, kepada mandat yang diberikan oleh undang-undang, amanat yang diberikan oleh rakyat. Jadi saya berharap betul yang sudah terjadi itu menjadi pembelajaran yang belum kena, jangan sampai bertambah lagi. Karena saya ikut perhatian kalau kepala desa notabene ujung tombak pemerintahan Indonesia, tersangkut berbagai masalah,” pungkasnya.
(aik/aik)
-

Manfaatkan Dana Desa, Kementan Gencarkan Urban Farming
Jakarta, Beritasatu.com – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengungkapkan pihaknya tengah menggencarkan konsep urban farming dalam program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Program ini merupakan bentuk kerja sama Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT).
“Bersama dengan kepala desa, kita sudah berkumpul dengan Kementerian Desa. Di Kemendes, ada anggaran dana desa yang 20%-nya untuk penyiapan ketahanan pangan bergizi. Dari 20% itu kita harapkan mendukung program Kawasan Rumah Pangan Lestari,” ungkap Sudaryono, dalam wawancara khusus program “Beritasatu Special” BTV di kantor Kementan, Senin (11/11/2024).
Sudaryono menjelaskan, melalui program KRPL ini, masyarakat diberdayakan agar dapat menyediakan sumber pangan dan gizi dengan beternak dan bertani di pekarangan rumah.
“Urban farming itu artinya memanfaatkan setiap jengkal lahan yang kita punya. Di kota, bisa. Dengan peralon orang bisa panen sawi,” ujarnya.
Tanaman, seperti cabai, tomat, bumbu-bumbu, buah-buahan, dan timun bisa juga ditanam di rumah. Selain itu juga beternak ayam, ayam petelur, ayam potong, dan kambing.
Menurutnya, program ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi masyarakat rumah tangga, serta memperkuat ketahanan pangan lokal demi menyokong progam makan bergizi gratis.
Sudaryono menilai, konsep urban farming ini mudah diterapkan oleh masyarakat. Menurutnya, pertanian merupakan sektor yang mudah ditekuni oleh berbagai kalangan.
“Saya kira tidak ada yang tidak bisa. Itu tadi, pertanian itu adalah satu industri yang caranya itu enggak rumit. Tinggal mau kerjakan. Contohnya banyak, di YouTube ada, di TikTok ada. Hanya mau atau enggak,” katanya.

