Kementrian Lembaga: Mabes Polri

  • Timnas Indonesia vs Tiongkok Dikawal 3.270 Personel, Ini Rinciannya

    Timnas Indonesia vs Tiongkok Dikawal 3.270 Personel, Ini Rinciannya

    Jakarta: Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan sebanyak 3.270 personel gabungan diterjunkan untuk mengamankan jalannya pertandingan lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia antara Timnas Indonesia vs Tiongkok di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, pada Kamis, 5 Juni 2025 malam nanti.

    “Total sebanyak 3.270 personel gabungan melaksanakan pengamanan pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia antara Timnas Indonesia vs Tiongkok di GBK,” kata Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan.
     

     

    Gabungan TNI-Polri

    Personel gabungan itu terdiri dari Satgasda sebanyak 2.678 personel, Satgasres sebanyak 254 personel, BKO TNI, Mabes Polri dan Pemda sebanyak 337 personel.

    Ia menambahkan, nantinya para personel tersebut akan di sebar dititik-titik krusial guna menjamin pertandingan berjalan tertib dan lancar.

    “Personel akan disebar guna menjamin stabilitas Kamtibmas yang kondusif, sehingga seluruh pertandingan berjalan aman, tertib, dan lancar,” ujarnya.

    Ade Ary mengimbau kepada seluruh suporter untuk hadir secara tertib dan tidak membawa barang terlarang seperti senjata tajam, minuman keras, maupun benda berbahaya lainnya.

    “Ikuti arahan petugas keamanan di lapangan, datang lebih awal untuk menghindari kemacetan dan pemeriksaan berlapis, hormati aturan stadion dan jaga nama baik klub serta suporter masing-masing,” pungkasnya.

    Jakarta: Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan sebanyak 3.270 personel gabungan diterjunkan untuk mengamankan jalannya pertandingan lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia antara Timnas Indonesia vs Tiongkok di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, pada Kamis, 5 Juni 2025 malam nanti.
     
    “Total sebanyak 3.270 personel gabungan melaksanakan pengamanan pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia antara Timnas Indonesia vs Tiongkok di GBK,” kata Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan.
     

     

    Gabungan TNI-Polri

    Personel gabungan itu terdiri dari Satgasda sebanyak 2.678 personel, Satgasres sebanyak 254 personel, BKO TNI, Mabes Polri dan Pemda sebanyak 337 personel.
     
    Ia menambahkan, nantinya para personel tersebut akan di sebar dititik-titik krusial guna menjamin pertandingan berjalan tertib dan lancar.

    “Personel akan disebar guna menjamin stabilitas Kamtibmas yang kondusif, sehingga seluruh pertandingan berjalan aman, tertib, dan lancar,” ujarnya.
     
    Ade Ary mengimbau kepada seluruh suporter untuk hadir secara tertib dan tidak membawa barang terlarang seperti senjata tajam, minuman keras, maupun benda berbahaya lainnya.
     
    “Ikuti arahan petugas keamanan di lapangan, datang lebih awal untuk menghindari kemacetan dan pemeriksaan berlapis, hormati aturan stadion dan jaga nama baik klub serta suporter masing-masing,” pungkasnya.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (PRI)

  • Polisi Tangkap WN China Penyelundup Manusia dari Labuan Bajo ke Australia

    Polisi Tangkap WN China Penyelundup Manusia dari Labuan Bajo ke Australia

    Kupang

    Tim Penyidik Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dari Subdit IV Ditreskrimum Polda Nusa Tenggara Timur (NTT), menangkap seorang warga negara asing (WNA) asal China bernama He Jin alias Yen Cing. Yen Cing merupakan otak dari kasus penyelundupan manusia ke Australia.

    “WNA tersebut ditangkap di Jakarta pada tanggal 3 Juni kemarin di sekitar pukul 22.00 WIB di Kantor Direktorat Jenderal Imigrasi di Jakarta,” kata Kabid Humas Polda NTT KombesHenry Novika Chandra di Kupang, dilansir Antara, Kamis (5/5/2025).

    Tersangka He Jin tiba di Kupang pada bersama tim dari Polda NTT pada Kamis (5/6) subuh tadi menggunakan salah satu maskapai penerbangan.

    Dia menjelaskan bahwa He Jin ditetapkan sebagai tersangka utama dalam kasus penyelundupan manusia yang terjadi pada November 2024, dari Pantai Labuan Bajo, NTT menuju pesisir pantai Australia.
    Ia diduga menjadi otak dari sindikat penyelundupan WNA asal China yang hendak masuk ke Australia secara ilegal.

    Henry mengatakan bahwa penyelidikan terhadap kasus ini dilakukan berkat koordinasi intens antara Divisi hubinter, Bareskrim Mabes Polri, Dirjen Imigrasi, dan Unit TPPO Polda NTT.

    Berdasarkan hasil penyidikan, diketahui bahwa He Jin dan komplotannya telah menyelundupkan tujuh WNA China dari Bali ke Labuan Bajo menggunakan speed boat fiber.

    WNA China yang hendak diselundupkan itu diminta bayaran per orang sebesar 5.000 ribu dollar AS.
    Tersangka He Jin disangkakan melanggar Pasal 120 ayat (1) dan Pasal 122 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian, dengan ancaman hukuman 5 hingga 15 tahun penjara.

    (idh/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Wakapolres Tuban Tertibkan Disiplin Internal, Tegaskan Larangan Judi dan Narkoba bagi Anggota

    Wakapolres Tuban Tertibkan Disiplin Internal, Tegaskan Larangan Judi dan Narkoba bagi Anggota

    Tuban (beritajatim.com) – Wakapolres Tuban, Kompol Achmad Robial, memimpin langsung operasi pemeriksaan kelengkapan administrasi bagi seluruh personel kepolisian pada Kamis (5/6/2025). Kegiatan ini dilaksanakan di halaman Mapolres Tuban dan menyasar kendaraan dinas maupun pribadi yang digunakan anggota, serta kelengkapan administrasi personal seperti identitas dan surat kendaraan.

    Pemeriksaan ini dilakukan secara ketat oleh tim gabungan dari Provos dan Propam Polres Tuban. Seluruh anggota yang memasuki area Mapolres diminta menunjukkan KTP, SIM, serta STNK. Selain itu, kelengkapan lain seperti helm standar dan surat pendukung juga turut menjadi sasaran pengecekan.

    “Penegakkan disiplin ini merupakan bagian dari mitigasi pengawasan internal untuk mengantisipasi pelanggaran yang dilakukan oleh anggota,” ujar Wakapolres Tuban, Kompol Achmad Robial.

    Operasi tersebut merupakan bagian dari persiapan internal menyambut pelaksanaan operasi sapu bersih yang akan digelar oleh Divisi Propam Mabes Polri dan Bidpropam Polda Jawa Timur. Operasi tersebut bertujuan untuk memperkuat pengawasan serta pengendalian pelaksanaan tugas pada seluruh satuan organisasi di lingkungan Polri.

    “Kami tidak ingin ada pelanggaran sekecil apapun yang dilakukan oleh anggota saat operasi berlangsung,” imbuhnya.

    Kompol Achmad Robial juga memberikan peringatan keras kepada seluruh personel Polres Tuban agar tidak melakukan pelanggaran, terlebih yang termasuk kategori berat. Ia menegaskan bahwa penyalahgunaan wewenang, keterlibatan dalam jaringan narkoba, maupun aktivitas judi online tidak akan ditoleransi dalam bentuk apa pun.

    “Tolong para perwira disampaikan kepada anggotanya yang hari ini tidak hadir terkait atensi ini,” tegasnya kepada para pejabat utama yang hadir dalam kegiatan tersebut.

    Selain menyoroti disiplin internal, Wakapolres juga menekankan pentingnya pelayanan humanis kepada masyarakat. Ia meminta agar tidak ada anggota yang terlibat pelanggaran dalam pelaksanaan tugas pelayanan.

    “Jangan sampai ada anggota yang terlibat pelanggaran, apalagi yang menyangkut masalah moral seperti bermain perempuan. Itu tidak akan kami toleransi,” pungkasnya dengan nada serius. [dya/beq]

  • Amran Sulaiman Bongkar Dugaan Mafia Beras di Cipinang: Jangan Biarkan Konsumen dan Produsen Menjerit!

    Amran Sulaiman Bongkar Dugaan Mafia Beras di Cipinang: Jangan Biarkan Konsumen dan Produsen Menjerit!

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa pihaknya mendorong pengusutan terhadap dugaan praktik mafia pangan di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) atau Food Station Tjipinang, Jakarta.

    “Kami sudah koordinasi dengan Mabes Polri, segera turun. Jangan biarkan konsumen dan produsen itu menjerit,” kata Amran saat ditemui di Jakarta, Rabu.

    Ia mengungkapkan adanya dugaan manipulasi data pengeluaran beras di PIBC yang terjadi menjelang pengumuman data stok beras nasional oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

    Dugaan itu muncul setelah tercatat adanya lonjakan pengeluaran beras hingga 11.000 ton dalam satu hari, tepatnya pada 28 Mei 2025.

    Padahal, arus masuk dan keluar beras di PIBC selama ini relatif stabil, yakni berkisar antara 1.000 hingga 3.500 ton per hari. Lonjakan yang tiba-tiba tersebut memunculkan tanda tanya besar dan dicurigai sebagai ketidakwajaran.

    Salah satu indikasi kejanggalan lainnya, menurut Amran, terlihat dari perbedaan harga yang mencolok antara tingkat petani dan penggilingan yang menurun, sementara harga eceran justru melonjak.

    “Data dari Cipinang kita dapatkan ada yang abnormal. Tidak normal. Yang biasanya masuk keluar beras itu 1.000 ton sampai 3.500 ton per hari. Tetapi ada satu hari selama 5 tahun, satu hari keluar 11.000 ton dan setelah BPS mau pengumuman. Kemudian, orang tertentu statement bahwa tidak ada, kurang beras di Cipinang,” ujarnya.

    Ia menyebutkan bahwa klaim mengenai kekurangan stok di Cipinang tidak sesuai dengan fakta di lapangan.

  • Kapolri Sigit cek lokasi panen raya jagung serentak di Kalbar

    Kapolri Sigit cek lokasi panen raya jagung serentak di Kalbar

    Bengkayang (ANTARA) – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bersama sejumlah pejabat tinggi Mabes Polri dan juga Gubernur Kalbar mengecek langsung lokasi panen raya jagung serentak yang dipusatkan di Lanud Harry Hadisoemantri Bengkayang, Kalbar (5/6).

    Dalam pernyataannya di Bengkayang, Rabu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan pentingnya dukungan Polri terhadap ketahanan pangan nasional.

    “Kehadiran kami di Kalimantan Barat merupakan wujud komitmen Polri dalam mendukung program-program strategis nasional, khususnya di sektor pertanian dan ketahanan pangan,” ujarnya.

    Untuk itu, lanjutnya, sinergi antara aparat, pemerintah daerah, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan program ini.

    Kapolri juga langsung mengecek Alsintan yang nantinya akan diberikan kepada kelompok tani di Bengkayang.

    Sementara itu, Kapolda Kalbar Irjen Pol. Pipit Rismanto menyatakan kesiapan penuh jajaran Polda Kalbar dalam menyukseskan agenda nasional tersebut.

    “Kami telah menyiapkan seluruh aspek pengamanan dan koordinasi lintas sektor agar kegiatan ini berjalan aman, tertib, dan lancar. Ini momen penting bagi Kalbar untuk menunjukkan potensinya sebagai lumbung pangan strategis,” ujarnya.

    Kehadiran Kapolri merupakan bagian dari rangkaian kegiatan nasional untuk mendampingi Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dalam acara panen raya jagung di Kabupaten Bengkayang.

    Kunjungan ini berkaitan langsung dengan rangkaian kegiatan nasional yang akan dilaksanakan pada 5 Juni 2025 di Kecamatan Sanggau Ledo, Kabupaten Bengkayang, meliputi panen raya jagung, peletakan batu pertama (Groundbreaking) pembangunan 18 unit gudang penyimpanan jagung, ekspor perdana jagung dari Kalbar, serta penyerahan bantuan alat dan mesin pertanian (Alsintan) kepada kelompok tani.

    “Kehadiran para pejabat tinggi ini menjadi simbol sinergi kuat antara pusat dan daerah, serta menunjukkan dukungan penuh institusi kepolisian terhadap agenda strategis nasional,” ujarnya.

    Dia kembali menegaskan, panen raya jagung di Bengkayang tidak hanya mencerminkan keberhasilan sektor pertanian, tetapi juga semangat gotong royong dalam menjaga stabilitas pangan nasional dan menjadikan Kalbar sebagai salah satu lumbung pangan andalan di Indonesia bagian barat.

    Pewarta: Narwati
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

  • Iptu Chelvin Arliska Resmi Jabat Kasatlantas Polres Malang Gantikan AKP Widyagana

    Iptu Chelvin Arliska Resmi Jabat Kasatlantas Polres Malang Gantikan AKP Widyagana

    Malang (beritajatim.com) – Kepolisian Resor Malang menggelar upacara serah terima jabatan (sertijab) Kasatlantas pada Selasa (3/6/2025). Jabatan yang sebelumnya dipegang AKP Widyagana Putra Dhirotsaha kini resmi diserahkan kepada Iptu Muhammad Alif Chelvin Arliska.

    Sebelum menjabat sebagai Kasatlantas Polres Malang, Iptu Chelvin Arliska bertugas sebagai Staf Pribadi Pimpinan (Sespripim) di Mabes Polri. Dalam posisi tersebut, ia mendukung tugas operasional dan administratif pimpinan, termasuk perencanaan, pengamanan, dan penataan urusan umum.

    Upacara sertijab digelar secara khidmat di Mapolres Malang dan dipimpin langsung Kapolres Malang, AKBP Danang Setiyo P. S., serta dihadiri oleh para pejabat utama dan anggota jajaran. Mutasi jabatan ini merupakan bagian dari dinamika organisasi Polri untuk penyegaran dan pembinaan karier.

    AKP Widyagana selanjutnya akan menempati posisi baru di lingkungan Polda Jawa Timur. Kasihumas Polres Malang, AKP Bambang Subinajar, menyatakan bahwa mutasi adalah bagian dari strategi Polri untuk meningkatkan efektivitas satuan. “Mutasi adalah hal wajar dalam tubuh Polri sebagai bentuk penyegaran dan promosi. Kami percaya pejabat baru dapat meneruskan bahkan meningkatkan kinerja di bidang lalu lintas,” ujarnya.

    Selama menjabat, AKP Widyagana dinilai telah memberikan kontribusi besar, terutama dalam program edukasi keselamatan berlalu lintas dan manajemen rekayasa lalu lintas di wilayah Kabupaten Malang. “AKP Widyagana menunjukkan dedikasi yang luar biasa. Kami mengucapkan terima kasih atas pengabdiannya, dan semoga sukses di penugasan baru,” tambah Bambang.

    Iptu Chelvin disebut sebagai perwira muda berpengalaman dalam manajemen pimpinan Polri. Penugasannya di Polres Malang menjadi momen penting sebagai debut di posisi strategis di lapangan. Serah terima ini juga menandai komitmen Polres Malang dalam menjaga kesinambungan pelayanan publik di bidang lalu lintas secara humanis dan profesional. [yog/beq]

  • Iptu Chelvin Arliska Resmi Jabat Kasatlantas Polres Malang Gantikan AKP Widyagana

    Iptu Chelvin Arliska Resmi Jabat Kasatlantas Polres Malang Gantikan AKP Widyagana

    Malang (beritajatim.com) – Kepolisian Resor Malang menggelar upacara serah terima jabatan (sertijab) Kasatlantas pada Selasa (3/6/2025). Jabatan yang sebelumnya dipegang AKP Widyagana Putra Dhirotsaha kini resmi diserahkan kepada Iptu Muhammad Alif Chelvin Arliska.

    Sebelum menjabat sebagai Kasatlantas Polres Malang, Iptu Chelvin Arliska bertugas sebagai Staf Pribadi Pimpinan (Sespripim) di Mabes Polri. Dalam posisi tersebut, ia mendukung tugas operasional dan administratif pimpinan, termasuk perencanaan, pengamanan, dan penataan urusan umum.

    Upacara sertijab digelar secara khidmat di Mapolres Malang dan dipimpin langsung Kapolres Malang, AKBP Danang Setiyo P. S., serta dihadiri oleh para pejabat utama dan anggota jajaran. Mutasi jabatan ini merupakan bagian dari dinamika organisasi Polri untuk penyegaran dan pembinaan karier.

    AKP Widyagana selanjutnya akan menempati posisi baru di lingkungan Polda Jawa Timur. Kasihumas Polres Malang, AKP Bambang Subinajar, menyatakan bahwa mutasi adalah bagian dari strategi Polri untuk meningkatkan efektivitas satuan. “Mutasi adalah hal wajar dalam tubuh Polri sebagai bentuk penyegaran dan promosi. Kami percaya pejabat baru dapat meneruskan bahkan meningkatkan kinerja di bidang lalu lintas,” ujarnya.

    Selama menjabat, AKP Widyagana dinilai telah memberikan kontribusi besar, terutama dalam program edukasi keselamatan berlalu lintas dan manajemen rekayasa lalu lintas di wilayah Kabupaten Malang. “AKP Widyagana menunjukkan dedikasi yang luar biasa. Kami mengucapkan terima kasih atas pengabdiannya, dan semoga sukses di penugasan baru,” tambah Bambang.

    Iptu Chelvin disebut sebagai perwira muda berpengalaman dalam manajemen pimpinan Polri. Penugasannya di Polres Malang menjadi momen penting sebagai debut di posisi strategis di lapangan. Serah terima ini juga menandai komitmen Polres Malang dalam menjaga kesinambungan pelayanan publik di bidang lalu lintas secara humanis dan profesional. [yog/beq]

  • Integritas dan jejak intelektual pemimpin bangsa

    Integritas dan jejak intelektual pemimpin bangsa

    Layar menampilkan ijazah Presiden ke-7 RI Joko Widodo saat konferensi pers tentang hasil penyelidikan pengaduan masyarakat tentang dugaan tindak pidana terkait ijazah Joko Widodo di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Kamis (22/5/2025). (ANTARA FOTO/Fauzan/tom.)

    Integritas dan jejak intelektual pemimpin bangsa
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Selasa, 03 Juni 2025 – 15:06 WIB

    Elshinta.com – Polemik keaslian ijazah Joko Widodo, salah satu pemimpin bangsa, kembali mencuat sejak April 2025. Sejumlah aktivis dan kanal media alternatif mengangkat isu pendidikan Joko Widodo yang telah bergulir pada 2022.

    Persoalan ijazah pendidikan pemimpin bangsa itu tidak berhenti pada aspek administratif, tetapi juga merambah hal lain. Pertama, polemik mencerminkan krisis kepercayaan publik terhadap otoritas formal. Kedua, polemik menyentuh pertanyaan fundamental: apakah pendidikan masih penting dalam legitimasi dan kepemimpinan nasional?

    Di tengah riuhnya ruang publik, khususnya terkait pemimpin bangsa, perdebatan dipenuhi praduga, pembelaan, dan silang tafsir. Namun fokus diskusi perlu digeser ke arah yang lebih substansial bahwa pendidikan, terlepas dari dokumen formal, merupakan penanda kapasitas berpikir dan orientasi etis seorang pemimpin. Tanpa fondasi intelektual kuat, kekuasaan mudah terjebak pada pencitraan, kehilangan arah, dan gagal merumuskan kebijakan yang berpihak pada kepentingan publik.

    Dalam sejarah Indonesia, termasuk para pemimpin bangsa, pendidikan tidak sekadar alat legitimasi. Ia menjadi sarana pembentukan watak dan orientasi kepemimpinan.

    Para arsitek republik ini menempuh pendidikan, formal maupun intelektual, untuk mematangkan diri. Mereka bukan pengumpul gelar, tetapi pembelajar sejati. Ilmu pengetahuan mereka menjadi kompas pergerakan dan visi misi negara.

    Dari ruang kelas, hingga masa purgatory perjuangan, mereka membaca dengan gairah yang sama, seperti rakyat menaruh harapan pada bangsa. Pendidikan para pemimpin Indonesia mengubah nasib pribadi, sekaligus menggerakkan arah sejarah bangsa.

    Memori

    Sejarah mencatat deretan pemimpin Indonesia yang menempatkan pendidikan sebagai bagian dari perjuangan dan kepemimpinan.

    Soekarno menempuh pendidikan tinggi teknik di Technische Hoogeschool te Bandoeng dan memperoleh gelar insinyur. Namun, pemikiran Soekarno melampaui batas-batas ilmu eksakta. Ia menyerap pemikiran sosial, politik, dan filsafat, melalui bacaan dan pergaulan dengan para intelektual.

    Selanjutnya, Mohammad Hatta menyelesaikan pendidikan ekonomi di Belanda dan menjadi tokoh penting yang merumuskan ekonomi kerakyatan Indonesia berbasis koperasi.

    Kita juga tidak bisa melupakan BJ Habibie yang meraih gelar doktor teknik dari Rheinisch-Westfälische Technische Hochschule (RWTH) Aachen di Jerman. BJ Habibie menunjukkan, penguasaan ilmu pengetahuan mampu menjadi pijakan etis dalam pengambilan kebijakan negara.

    Demikian pula perjalanan pendidikan Abdurrahman Wahid di beberapa universitas di luar negeri telah membentuk intelektualitasnya. Perjalanan tersebut juga menjadi bekal kompetensi komunikasi lintas budaya dan pengetahuan tentang filosofi Islam, hingga Barat. Pengalaman menempuh pendidikan yang tidak selalu mudah, membuka cakrawala Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, atas pentingnya pendidikan sebagai ruang pembebasan pikiran. Ia berhasil meneguhkan pendidikan inklusif, membuka era demokrasi, dan akses kebebasan pers di Indonesia.

    Kita juga ingat Susilo Bambang Yudhoyono, lulusan terbaik Akademi Militer dan doktor di bidang manajemen dan hubungan internasional. Susilo Bambang Yudhoyono menulis, membaca, dan merumuskan kebijakan dengan pendekatan ilmiah.

    Sementara Boediono, ekonom lulusan universitas terkemuka di Australia dan Amerika Serikat menjadi sosok teknokrat yang memadukan kesederhanaan dan presisi akademik.

    Pendidikan formal bukan sekadar jalur administratif untuk meraih gelar, melainkan proses bertahap yang membentuk struktur berpikir, etika, dan orientasi kepemimpinan. Dalam proses itu, sejumlah elemen memainkan peran penting bagi pembentukan watak seorang pemimpin.

    Pengalaman akademik yang melibatkan pembacaan kritis, diskusi terbuka, dan penulisan ilmiah melatih ketajaman analisis serta kemampuan menyusun argumen rasional, satu keterampilan mendasar dalam merumuskan kebijakan.

    Keterlibatan dalam organisasi, forum ilmiah, atau interaksi lintas disiplin memperkuat kapasitas sosial, kepemimpinan kolektif, serta kepekaan terhadap keberagaman pandangan. Lebih dari itu, nilai-nilai dasar ketekunan, integritas dalam berproses, serta penghargaan terhadap ilmu adalah bagian dari pendidikan formal yang membentuk karakter.

    Dari kombinasi nalar kritis dan latihan etis seorang pemimpin, mulai mengembangkan cara pandang terhadap bangsa, serta membangun fondasi untuk menyusun tujuan jangka panjang kenegaraan.

    Sejarah para pemimpin Indonesia menunjukkan, pendidikan tinggi bukan semata pelengkap identitas. Pendidikan adalah elemen sentral dalam membentuk karakter, visi, dan integritas kepemimpinan nasional.

    Pendidikan formal, dalam sejarah pemimpin Indonesia, berperan sebagai proses pembentukan struktur berpikir, kedalaman intelektual, dan integritas moral. Pendidikan bukan semata legitimasi administratif, melainkan penempaan diri untuk memahami, memimpin, dan melayani masyarakat secara utuh.

    Di era gelar “diduga” dapat direkayasa dan opini publik dibentuk oleh algoritma, urgensi pendidikan sebagai sarana berpikir kritis justru semakin relevan. Ketidakhadiran proses pendidikan berisiko melahirkan kepemimpinan tanpa kedalaman berpikir, yang lebih mengandalkan simbol ketimbang substansi.

    Karena itu, dalam menghadapi dunia yang makin kompleks, pendidikan tidak boleh hanya dipandang sebagai “tiket” status sosial, tetapi menjadi ruang pembelajaran yang melatih akal, nurani, dan tanggung jawab publik. Pendidikan yang benar membentuk nalar etis, bukan sekadar retorika.

    Gelar akademik tinggi, bukan satu-satunya syarat menjadi pemimpin, namun setiap pemimpin, dalam kapasitas apa pun, perlu melalui proses pembelajaran yang nyata dan teruji. Jika pendiri bangsa mengangkat pendidikan sebagai alat perjuangan, maka generasi hari ini harus menjadikannya sebagai sarana emansipasi diri dan bangsa.

    Dalam kontestasi politik kontemporer, popularitas berpotensi menggantikan kapabilitas intelektual. Media digital pun menjadi senjata penting kemenangan pemimpin populis. Akan tetapi, di tengah kecenderungan anti-intelektual dan polarisasi wacana, perlu ditegaskan kembali pentingnya kualitas berpikir pemimpin.

    Negarawan yang tidak terbiasa membaca, berpikir kritis, dan menyusun argumen rasional akan kesulitan menghadapi kompleksitas dunia. Kontestasi dalam demokrasi akhirnya bukan hanya membutuhkan suara terbanyak, tetapi juga pemikiran terdalam.

    Di tengah kecemasan terhadap merosotnya standar kepemimpinan, rakyat sesungguhnya masih memegang harapan. Harapan itu terletak pada kemampuan memilih pemimpin yang tidak hanya populer, tetapi juga memiliki rekam jejak pendidikan dan kedalaman intelektual.

    Pemimpin semacam itu tidak sekadar hadir untuk mengelola kekuasaan, melainkan untuk memahami, merumuskan, dan mengarahkan masa depan bangsa secara visioner. Dengan kecermatan memilih, rakyat dapat mendorong lahirnya kepemimpinan yang berpihak pada akal sehat, ilmu pengetahuan, dan tanggung jawab moral.

    Dalam sistem demokrasi, pilihan rakyat bukan hanya soal keterwakilan, tetapi juga peluang memulihkan martabat politik sebagai ruang berpikir, bukan sekadar ruang berkuasa.

    Keaslian jejak pendidikan dapat diperdebatkan, tetapi integritas intelektual tidak bisa dimanipulasi. Bangsa ini tidak hanya butuh pemimpin yang dipilih, tetapi yang sungguh-sungguh belajar.

    *) Dr. Reza Praditya Yudha adalah Kaprodi Ilmu Komunikasi (Kampus Kab. Penajam Paser Utara)-Univ. Gunadarma, Praktisi Public Relations di Center for Public Relations, Outreach, & Communication (CPROCOM)

    Sumber : Antara

  • Sarjana Muda atau Insinyur? Tanda Lingkaran di Formulir Registrasi Jokowi Picu Teka-Teki Baru

    Sarjana Muda atau Insinyur? Tanda Lingkaran di Formulir Registrasi Jokowi Picu Teka-Teki Baru

    GELORA.CO –  Sepotong surat berlogo UGM terpajang di layar konferensi pers Bareskrim, 22 Mei 2022. Tapi alih-alih menjernihkan, goresan pena di sana justru mengaburkan: “Sarjana Muda” dilingkari—bukan “Sarjana.”

    Satu surat, satu lingkaran pena, satu pertanyaan baru. Itulah yang terjadi saat Bareskrim Mabes Polri menayangkan dokumen her-registrasi milik Joko Widodo dalam jumpa pers yang semestinya membungkam keraguan terhadap ijazah Jokowi.

    Namun di media sosial, yang terjadi justru sebaliknya. Dokter Tifa, aktivis yang dikenal vokal mengkritik kekuasaan dan elite negara, kembali membuat lini masa gaduh lewat akun @DokterTifa.

    “Kenapa yang dilingkari itu ‘Sarjana Muda’? Apakah UGM masih menyelenggarakan program itu tahun 1980–1985? Kalau iya, maka gelarnya harusnya B.Sc., bukan Ir,” tulis dr Tifa di X pada Jumat, 30 Mei 2025.

    Pernyataan itu memantik gelombang diskusi publik, menyoal konsistensi data akademik Jokowi yang selama ini diklaim lulusan Sarjana (Ir.) dari Fakultas Kehutanan UGM, tahun 1985.

    Dokter Tifa, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM), kembali menumpahkan kegusarannya lewat utas tajam. Ia membandingkan total 211 SKS yang ia tempuh untuk menjadi dokter, dengan klaim bahwa Presiden Joko Widodo bisa menjadi Insinyur dari Fakultas Kehutanan UGM hanya dengan 122 SKS.

    “Jadi dokter butuh 211 SKS. Masa jadi Ir Kehutanan cuma 122 SKS? Siapa yang bohong ini?” tulisnya di X pada Sabtu, 31 Mei 2025.

    Pernyataan itu membuka ruang diskusi akademik yang lebih serius: berapa sebenarnya beban kredit normal program sarjana di Indonesia, dan mungkinkah lulus sebagai ‘Ir’ hanya dengan 122 SKS?

    Tifa lalu menjabarkan struktur pendidikan yang ia tempuh di UGM: Mata kuliah wajib: 149 SKS, Pilihan: 8 SKS, Profesi + KKN: 54 SKS. Total menjadi dokter: 211 SKS

    Diandingkan dengan Jokowi, berdasarkan dokumen her-registrasi yang ditampilkan Bareskrim pada konferensi pers 22 Mei 2022, disebut menempuh 122 SKS di Fakultas Kehutanan. Dokumen itu bahkan menunjukkan bahwa Jokowi melingkari opsi “Program Sarjana Muda”, bukan Program Sarjana.

    “Kalau benar program Sarjana Muda, maka gelarnya B.Sc., bukan Insinyur (Ir). Kok bisa berubah?” tanya dr Tifa.

    Fakta akademik: Standar nasional dan konteks historis

    Mengacu pada Permendikbud No. 3 Tahun 2020, beban SKS minimal untuk program sarjana di Indonesia adalah 144 SKS. Fakultas Kehutanan UGM, dalam katalog akademik mutakhir, juga menetapkan standar SKS lulusan berada di atas angka tersebut.

    Namun, era 1980-an memang menyimpan kompleksitas. Program Sarjana Muda (B.Sc.) masih eksis, tetapi tengah dihapus secara bertahap sejak 1982. Jika benar Jokowi masuk 1980 dan lulus 1985, maka ia seharusnya sudah berada dalam transisi ke sistem sarjana penuh, bukan Sarjana Muda.

    Hal inilah yang menjadi titik kritis. Jika Jokowi mendaftar sebagai Sarjana Muda, mengapa kemudian ia menyandang gelar Insinyur (Ir)? Dan sebaliknya, jika ia adalah peserta Program Sarjana, mengapa formulir resmi menunjukkan pilihan “Sarjana Muda” yang dilingkari?

    “Bareskrim harusnya menyodorkan bukti yang memperjelas, bukan malah menambah teka-teki. Ini bukan tuduhan, ini pertanyaan,” tambah dr Tifa dalam unggahan terpisah.

    Prof. Ikrar yakin ijazah Jokowi palsu?

    Dalam perbincangan mendalam di podcast kanal YouTube Abraham Samad Speak Up pada 29 Mei 2025, Prof. Ikrar, ilmuwan politik dan mantan Duta Besar Indonesia untuk Tunisia, tak ragu menyatakan keyakinannya: “It is certainty in my opinion bahwa Jokowi itu memang ijazahnya palsu.”

    Prof. Ikrar, yang dulu fanatik mendukung Jokowi, mengaku pernah marah ketika isu ijazah muncul.

    “Saya berpikir, masa sih calon presiden enggak punya ijazah?” katanya. Namun, pandangannya berubah sejak 2022, saat ia aktif di Lemhannas.

    “Teman-teman di sana banyak cerita. Lembaga itu open-minded, mengundang kritikus seperti Rocky Gerung dan Faisal Basri,” ungkapnya.

    Diskusi dengan koleganya, termasuk Faisal Basri yang mengaku sebagai konsultan KPK, membuka matanya. Data dari KPK, menurut Faisal, menguatkan dugaan adanya ketidakberesan.

    Isu ijazah Jokowi ini kian rumit ketika Ikrar menyoroti sikap Jokowi yang tak kunjung menunjukkan ijazah asli.

    “Kalau memang benar, serahkan dan selesai,” tegasnya.

    Ia mempertanyakan peran Bareskrim yang mengesahkan keaslian ijazah.

    “Mana ada badan reserse kriminal di suatu negara menentukan ijazah seseorang asli atau palsu?” katanya, nada sinis. Bagi Ikrar, ini mempermalukan institusi negara.

    Ikrar menyinggung bukti fisik yang memperkuat dugaannya. Ia menyebut video di YouTube dari seorang alumni UGM yang menunjukkan ijazah Jokowi dilipat-lipat.

    “Ijazah asli UGM itu besar, tebal, tidak bisa dilipat. Kalau dilipat, itu pasti fotokopi,” jelasnya.

    Ia membandingkan dengan pengalamannya sendiri di Griffith University, Australia, di mana ijazahnya tiba dalam tabung, bukan map biasa. “Enggak mungkin dilipat,” tegasnya.

    Analisis dari tokoh seperti Roy Suryo dan Dr. Tifa memperkuat keraguan. Roy Suryo, misalnya, mempertanyakan keabsahan data alumni Jokowi di UGM dan SMA 6 Yogyakarta, yang ternyata terkait adik iparnya, almarhum Hari Mulyono.

    “Foto-foto masa muda Jokowi juga dipertanyakan. Gigi dan telinga di foto wisuda tak sama dengan Jokowi sekarang,” tambah Ikrar, merujuk analisis dr Tifa.

    Ikrar juga menyinggung kasus Bahlil Lahadalia, Menteri ESDM, yang gelar doktornya dari UI menuai kontroversi.

    “Promotornya kena sanksi. Ini soal etika akademik,” katanya. Menurutnya, kejujuran akademik adalah cerminan integritas pemimpin. Polemik ijazah Jokowi ini, baginya, mencerminkan kegagalan membangun kepercayaan publik.***

  • Rismon Sianipar Tuding Tito Karnavian dan Krishna Murti Penipu, di Tengah Kasus Ijazah Jokowi

    Rismon Sianipar Tuding Tito Karnavian dan Krishna Murti Penipu, di Tengah Kasus Ijazah Jokowi

    GELORA.CO – Di tengah kasus laporan dugaan penyebaran informasi bohong terkait ijazah Jokowi yang ditudingnya palsu, Ahli Forensik Digital Rismon Hasiholan Sianipar kini menuding bahwa eks Kapolri yang kini menjabat Menteri Dalam Negeri yakni Tito Karnavian adalah penipu.

    Selain itu, Rismon Sianipar juga menyebut Kadiv Hubinter Polri Irjen Krishna Murti juga penipu.

    Menurut Rismon, keduanya menjadi penipu saat masih menangani kasus pembunuhan kopi sianida dengan tersangka Jessica Wongso.

    Tudingan Rismon ini kepada keduanya ditanyakan pula oleh host channel YouTube Forum Keadilan TV, Reza Indragiri kepada Rismon, karena tudingan itu bukan akademis lagi.

    “Bukan akademis? Malah benar-benar akademis itu Bang. Akademis ilmiah karena saya punya basis yang kuat metadata bahwa di kasus Jessica Wongso di video CCTV 1, 3, 7 dan 9. DI 7 dan 9 ini kamera mahkota yang mengkriminalkan Jessica Wongso, itu di dalam metadatanya digunakan software gratisan i red soft,” jawab Rismon di tayangan Forum Keadilan TV yang dilihat WartaKota, Kamis (29/5/2025).

    “Pemirsa bisa men-download itu, i red soft itu adalah sebuah software gratisan berbasis Windows. Dan pada saat PK Jessica Wongso tahun 2004 24 yang lalu itu Muhammad Nur Azhar sebagai laboratorium komputer forensik Bareskrim Polri mengatakan bahwa i red soft adalah software yang sudah template tertanam di DVR Teleview FD1S, bohong,” kata Rismon.

    Atas dasar itulah Rismon mengatakan Tito Karnavian yang kala itu menjabat Kapolri dan Khrisna Murti yang menjabat Direskrimum Polda Metro Jaya sebagai pembohong.

    Karenanya Rismon mengaku tidak khawatir suatu saat dilaporkan oleh keduanya.

    Bahkan Rismon akan melaporkan mereka atas apa yang mereka lakukan di kasus pembunuhan Mirna Salihin dengan tersangka Jessica Wongso.

    “Tidak khawatir suatu saat Tito Karnavian atau Krishna Murti juga akan melaporkan Bang Rismon?’ tanya Reza.

    “Silakan Pak Tito Karnavian dan Krishna Murti. Jelas bahwa i red soft itu berbasis OS Windows operating system Windows, sementara DVR Teleview FD161S yang dipakai di Kafe Olivier Linux,” ujarnya.

    Hal ini kata Rismon mengibaratkan sudah beda alam.

    “Ini seperti ikan hidup di darat. Bahwa i red soft Windows operating system seperti laut atau air, ini Linux operating system kayak di udara. Bagaimana mungkin ikan bisa hidup,” ujarnya.

    “Jadi tidak akan mencabut pernyataan? (Bahwa Tito dan Khrisna Murti penipu)” tanya Reza.

    “Tidak, silakan. Bahkan saya akan melaporkan. Tetapi dibilang para pengacara tunggu dulu, kita hemat energi,” kata Rismon.

    Tantang Hercules

    Rismon juga menantang Ketua Grib Jaya, Hercules karena pernah menyatakan ijazah Jokowi asli setelah mengunjungi rumah Jokowi di Solo.

    “Bahwa dia mengatakan memastikan bahwa ijazah Jokowi asli, pada saat dia berkunjung ke rumahnya. Bagaimana dia seseorang yang tidak punya kapabilitas menilai ijazah Jokowi asli, sementara saya punya kapasitas untuk dalam menilai itu bahkan dilaporkan,” katanya.

    “Intinya itu saya murni kajian ilmiah, tanpa bia, independen, tanpa personal, apalagi membenci, apalagi sakit hati, tidak. Saintifik itu harus repeatable, harus bisa diulangi, harus bisa dichallenge. Saintifik tidak hidup di ruang gelap, saintifik tidak bisa diklaim secara sepihak,” kata Rismo,

    Karenanya menurut Rismon apa yang diumunkan Dirtipidum Mabes Polri bahwa ijazah Jokowi asli harus siap di uji.

    “Itulah tempatnya di pengadilan. Bahwa hasil dari Bareskrim bukan hasil akhir. Bukan hasil yang diklaim sepiak langsung selesai,” ujarnya.

    Karenanya Rismon mengaku siap ditersangkakan dalam kasus tudingan ijazah Jokowi palsu dan akan melawannya di persidangan.

    “Saya siap ditersangkakan, dikriminalkan seumur hidup juga saya siap,” kata Rismon.

    “Saya tidak akan menyerah. Di pengadilan saya akan keras-kerasan membuktikan keilmiahan saya dan Pak Jokowi membawa bukti-buktinya secara langsung ke pengadilan dan menjelaskan proses akademik yang dilaluinya. Siap enggak Pak Jokowi?” kata Rismon.

    Sebelumnya Rismon Hasiholan Sianipar memenuhi panggilan Polda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi dalam kasus tudingan ijazah mantan presiden Joko Widodo palsu, Senin (26/5/2025?.

    Rismon mengaku mendapat 97 pertanyaan dari penyidik Polda Metro Jaya terkait kasus tuduhan ijazah palsu Jokowi.

    “Saya tadi ditanyakan sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan metode-metode ilmiah yang saya kaji,” katanya saat ditemui di Polda Metro Jaya, Senin.

    Rismon menyatakan tidak semua pertanyaan dapat ia jawab karena menyangkut persoalan teknis yang menurutnya tidak bisa disampaikan secara terbuka.

    Ia juga menjelaskan bahwa kehadirannya di Polda Metro Jaya merupakan bentuk pemenuhan atas undangan klarifikasi sebagai saksi, bukan karena statusnya sebagai terlapor.

    “Saya diundang ke sini untuk klarifikasi berkaitan dengan pelaporan oleh Pak Jokowi pada tanggal 30 April 2025,” ujar Rismon.

    Rismon mengungkapkan bahwa penyidik menggali informasi mengenai aktivitasnya di media sosial dan diskusinya bersama Roy Suryo. 

    Ia juga dimintai keterangan terkait video yang ia unggah di kanal YouTube Balige Academy, ketika ia membahas dan menganalisis lembar pengesahan serta skripsi Joko Widodo.

    “Terkait dengan algoritma yang saya gunakan, metode-metode. Jadi saya terangkan sedikit yang dibutuhkan,” ucap dia.

    Dalam pemeriksaan, Rismon juga ditanya dalam kapasitas apa ia melakukan kajian terhadap skripsi Jokowi.

    Menurutnya sebagai seorang peneliti dan penulis buku, ia merasa memiliki kebebasan akademik untuk menelaah berbagai isu yang berkembang di masyarakat.

    “Sebagai seorang peneliti, penulis buku, maka karena ini berkaitan dengan bidang keilmuan saya, saya sebagai peneliti bebas independen, tidak subjektif,” katanya.

    Ia menambahkan bahwa otoritas formal tidak selalu diperlukan bagi seorang peneliti untuk mengkaji permasalahan publik secara ilmiah.

    Sebelumnya, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Ade Ary Syam Indradi mengatakan penyelidik telah memeriksa 29 saksi dalam kasus ijazah Jokowi ini. 

    Eksaminasi Silang

    Pakar psikologi forensik Reza Indragiri yang menjadi host saat mewawancari Rismon Sianipar mengatakan setidaknya dari empat kasus yang Ahli Forensik Digital ini sebut, hasil uji saintifik oleh Puslabfor Polri memang patut dieksaminasi silang.

    “Bahkan semua yang disebut sebagai hasil pemeriksaan saintifik oleh Polri, apa pun bentuknya, di instalasi Polri manapun, semestinya bisa dikenakan cross examination,” katanya.

    Menurut Reza, persidangan perlu ekstra hati-hati terhadap kemungkinan bukti telah compromised, contaminated, dan corrupted.

    “Termasuk perusakan barang bukti yang dilakukan oleh penyidik kepolisian dan kalangan yang berafiliasi dengannya,” katanya.

    Sehingga, kata Reza, membuka akses bagi terdakwa untuk juga melakukan uji saintifiknya sendiri merupakan cara untuk menangkal 3C tersebut sekaligus memenuhi azas fairness di ruang penegakan hukum. 

    “Ujung-ujungnya, terguncang kita berhadapan dengan kemungkinan yang tidak bisa dinihilkan. Bahwa, obstruction of justice ironisnya dapat dilakukan lembaga penegakan hukum itu sendiri,” kata Reza.