Kementrian Lembaga: Mabes Polri

  • Shinta Amelia Dilaporkan Hilang dalam Kebakaran Glodok Plaza, Sang Ibu Datangi RS Polri
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        19 Januari 2025

    Shinta Amelia Dilaporkan Hilang dalam Kebakaran Glodok Plaza, Sang Ibu Datangi RS Polri Megapolitan 19 Januari 2025

    Shinta Amelia Dilaporkan Hilang dalam Kebakaran Glodok Plaza, Sang Ibu Datangi RS Polri
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Imelda (44), orangtua dari Shinta Amelia (20), berujar bahwa anaknya diduga sedang mengadakan perayaan ulang tahun di
    Glodok Plaza
    , Tamansari, Jakarta Barat, Rabu (15/1/2025).
    Untuk diketahui, Shinta merupakan salah satu orang yang masuk daftar korban hilang dalam
    kebakaran Glodok Plaza
    .
    “Untuk di Glodok dia tidak ada izin (merayakan ulang tahun), tapi sebelumnya di tanggal 10 Januari 2025 dia merayakan ulang tahun, tapi bukan di Glodok, di tempat lain. Nah tanggal 12 Januari 2025 juga ngerayain, tapi enggak tahu dimana, karena berisik,” kata Imelda di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Minggu (19/1/2025).
    Imelda mengetahui Shinta masuk daftar orang hilang kebakaran Glodok Plaza dari teman anaknya yang menghubunginya.
    “Karena ada temannya satu yang tahu dia pergi ke sana (Glodok Plaza) jadi dia yang ngelaporan kalau dia hilang, nah temannya ini yang ngelaporan ngasih informasi ke saya gitu,” ucap Imelda.
    Imelda menceritakan, dirinya terakhir berkomunikasi dengan sang putri pada Rabu 15 Januari 2025 pukul 10.30 WIB.
    Sehari berselang, ia mencoba menghubungi Shinta, tetapi nomornya sudah tidak aktif.
    “Rabu, setengah sebelas paling terakhir, setengah sebelas siang. Nah, Kamis saya hubungi lagi enggak aktif, nomornya semuanya enggak aktif. Telepon biasa juga enggak aktif. Jadi bingung, biasanya anak ini sibuk apa pun selalu mengangkat, selalu mengangkat lah gitu kan,” Tutur Imelda.
    Oleh sebab itu, Imelda mendatangi RS Polri Kramatjati bersama paman dan bibinya untuk menanyakan proses identifikasi serta menyerahkan sejumlah dokumen untuk proses pemeriksaan.
    “Karena kan belum tahu ya benar apa engga, yang jelas saya nyerahin foto foto, ya KK, sama sampel DNA, sekaligus ciri ciri anaknya,” pungkas Imelda.
    Sebelumnya, Rumah Sakit Polri Kramatjati Jakarta Timur sudah melakukan pengambilan sampel kepada 13 keluarga
    korban kebakaran Glodok Plaza
    .
    “Data antemortem yang kita terima (laporan) sebanyak 13 sampai hari ini. Sedangkan sampel DNA yang sudah kita ambil itu berjumlah 12 dari keluarga. Sedangkan hari ini adalah sampel DNA yang ke-13,” kata Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri Kombes Pol Ahmad Fauzi, di RS, Minggu (19/1/2025).
    Ahmad menerangkan, untuk pemeriksaan DNA (
    Deoxyribonucleic

    Acid
    ) yang dilakukan RS Polri Kramat Jati akan dilakukan satu hingga dua minggu.
    “Namun tentu saja tergantung dari sampel DNA yang kita ambil. Karena kesulitan-kesulitan bisa kita dapatkan karena kondisi sampel DNA yang tersedia,” ucap Ahmad.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sosok Sinta Amelia, Mahasiswi yang Hilang Dalam Kebakaran Glodok Plaza Saat Rayakan Ulang Tahun – Halaman all

    Sosok Sinta Amelia, Mahasiswi yang Hilang Dalam Kebakaran Glodok Plaza Saat Rayakan Ulang Tahun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sinta Amelia, seorang mahasiswi asal Ciracas, Jakarta Timur, masuk dalam daftar korban hilang dalam tragedi kebakaran Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat.

    Saat ini keluarga masih mencari kebaradaan wanita berusia 20 tahun tersebut.

    Pihak keluarga pun mendangi RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur dalam rangka mencari keberadaan Sinta Amelia.

    Pihak keluarga pun sudah menyerahkan data pembanding antemortem kepada Tim Disaster Victim Identification (DVI) di RS Polri Kramat Jati.

    Robert Efendi Pasaribu, seorang anggota keluarganya mengatakan pihak keluarga yang terdiri dari Imelda, ibu Sinta dan adik Sinta datang untuk menyerahkan data pembanding antemortem meliputi sidik jari, gigi, dan DNA.

    Kini pihak keluarga masih menunggu informasi lebih lanjut dari Tim DVI untuk memastikan apakah Sinta termasuk dalam jenazah korban kebakaran Glodok Plaza yang dibawa ke RS Polri.

    “Sampel DNA sudah diminta. Nanti kalau memang (jenazahnya) sudah pasti rencananya akan dimakamkan di TPU (Taman Pemakaman Umum) Pondok Ranggon,” kata Robert di RS Polri Kramat Jati dikutip dari Tribunjakarta.com, Minggu (19/1/2025).

    Sinta Hilang Saat Rayakan Ulang Tahun

    Sejak Glodok Plaza terbakar pada Rabu (15/1/2025) sekira pukul 21.30 WIB lalu, hingga kini Sinta tidak kunjung pulang ke rumah dan keberadaannya belum diketahui pasti.

    Robert mengatakan Sinta dilaporkan hilang saat merayakan ulang tahunnya ke-20 bersama lima teman perempuannya di Glodok Plaza.

    “Merayakan ulang tahun sama teman-temannya. Ulang tahun dia yang ke-20 tahun. Sinta ulang tahun di tanggal 13 Januari,” kata Robert.

    Saat kejadian, pihak keluarga awalnya tidak mengetahui bahwa Sinta Amelia termasuk dalam 14 korban yang dilaporkan hilang dalam kebakaran besar di Glodok Plaza.

    Pihak keluarga baru mengetahui kejadian setelah mendapat kabar dari seorang teman perempuan Sinta pada Kamis (16/1/2025) yang berhasil menyelamatkan diri dari Glodok Plaza.

    Pihak keluarga lalu bergegas mencari informasi lebih lanjut, hingga akhirnya diarahkan ke RS Polri Kramat Jati tempat jenazah korban kebakaran Glodok Plaza diidentifikasi.

    “Ada satu teman yang selamat, dia pas kejadian informasinya pingsan di lobi lalu dibawa ke rumah sakit. Dapat kabar dari dia, kebetulan salah satu handphone punya Sinta ada sama dia,” ujarnya.

    Sosok Sinta Amelia

    Robet, mengatakan, Sinta Amelia diketahui sering ikut syuting sinetron sebagai pemeran figuran.

    Sinta Amelia diketahui belum memiliki pekerjaan tetap syutingnya tergantung panggilan kru sinetron.

    “Biasanya dia selalu ngomong ke ibunya, tapi ini nggak (mau karaokean di Plaza Glodok),” kata Robet.

    Imelda, ibu Sinta Amelia, menyatakan, anaknya bekerja sebagai ekstra syuting atau pemeran tambahan di film dan sinetron.

    Saat ini Sinta Amelia masih berstatus sebagai mahasiswi.

    Imelda sudah menyerahkan sejumlah foto anaknya ke tim DVI RS Polri, Kramat Jati, Minggu.

    Ia juga menyerahkan kartu keluarga dan sampel DNA ke tim DVI RS Polri, termasuk ciri-ciri Sinta Amelia.

    “Terakhir komunikasi ya biasa saja, terakhir saya ucapin ulang-tahun,” kata Imelda.

    13 Keluarga Sudah Melapor ke RS Polri

    Sementara itu, RS Polri Kramat Jati hingga kini sudah menerima laporan dari 13 keluarga korban hilang dalam peristiwa kebakaran Glodok Plaza.

    “Keluarga korban yang sudah melapor, yang merasa kehilangan keluarganya, ada 13 orang,” ujar Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri Kombes Pol Ahmad Fauzi kepada awak media di RS Polri, Jakarta Timur, Sabtu (18/1/2025).

    Ahmad menuturkan pihak keluarga diminta menyerahkan data ante mortem, termasuk sampel DNA untuk keperluan identifikasi.

    “Dari 13 itu, kita ambil semua data memang ada data-data yang perlu dilengkapi seperti tadi ada data DNA yang kita butuhkan dari keluarga kandungnya,” ucapnya.

    Dia berujar bahwa data ante mortem dari keluarga korban akan dicocokkan dengan data post mortem dari jenazah untuk memastikan identitas korban.

    “Pemeriksaan DNA perlu waktu jadi DNA yang kita ambil dari jenazah nanti diperiksa di lab DNA untuk mencari profilnya. Kemudian, kita juga periksa sampel DNA dari keluarga sama-sama kita cari profilnya, nanti kita bandingkan,” jelas Ahmad.

    Diketahui, sebanyak delapan kantong jenazah sudah dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk proses identifikasi.

    Terhadap korban lainnya saat ini masih dalam proses pencarian.

    Korban hilang dilaporkan saat ini berjumlah 14 orang.

    Adapun 14 orang tersebut adalah Ade Aryati (29), Sinta Amelia (20), Aldrinas (29), Aulia Belinda (28), Osima Yukari (25), Deri Saiki (25), Indira Seviana Bela (25) dan Keren Shalom J (21), Intan Mutiara (26), Desty dan Zukhi Radja (42), Chika Adinda Yustin (26), Muljadi (56) dan Dian Cahyadi (38).

    (Tribunjakarta/ bima/ wartakotalive.com/ miftahul munir/ tribunnews.com/ reynas)

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Pilu, Sinta Amelia Hilang di Glodok Plaza Saat Rayakan Ulang Tahun ke-20

  • RS Polri Identifikasi 8 Korban Kebakaran Glodok Plaza lewat Gigi
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        19 Januari 2025

    RS Polri Identifikasi 8 Korban Kebakaran Glodok Plaza lewat Gigi Megapolitan 19 Januari 2025

    RS Polri Identifikasi 8 Korban Kebakaran Glodok Plaza lewat Gigi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Rumah Sakit (RS) Polri Kramatjati, Jakarta Timur, melakukan pemeriksaan terhadap delapan jenazah korban
    kebakaran Glodok Plaza
    , Jakarta Barat.
    “Tentu saja delapan kantong jenazah yang kita terima itu kita periksa. Semuanya kita periksa, kita upayakan semaksimal mungkin,” ujar Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri, Kombes Ahmad Fauzi di RS Polri Kramat Jati, Minggu (19/1/2025).
    Ahmad menjelaskan, pemeriksaan kedelapan jenazah korban kebakaran tersebut akan dilakukan lewat gigi hingga pakaian yang digunakan terakhir kalinya.
    “Kemudian dari giginya mungkin ada beberapa yang kita temukan barang bukti gigi. Nah dari situ kita bisa analisa dari gigi kan bisa tahu nanti usianya berapa dan lain sebagainya. Kemudian terakhir sampel DNA-nya,” kata Ahmad.
    Ahmad menjelaskan, terdapat kendala dalam proses identifikasi korban kebakaran
    Glodok Plaza
    , yaitu sidik jari yang sudah tidak bisa terbaca.
    “Ya sejauh ini yang kita temukan saat ini memang sidik jari sudah tidak bisa. Ya mungkin saya enggak tau mungkin ada karena proses pencarian korban kan masih langsung ya,” ucap Ahmad.
    Ahmad mengungkapkan, untuk identifikasi korban dilakukan juga melalui tes DNA dari keluarga.
    “Jadi saat ini kita lakukan proses pendalaman data antemortem apa saja yang kurang. Terutama memang kita kejar adalah DNA. Karena DNA itu satu metode yang sangat kita andalkan,” tutur Ahmad.
    Sebelumnya, Rumah Sakit Polri Kramatjati sudah melakukan pengambilan sampel kepada 13 keluarga
    korban kebakaran Glodok Plaza
    .
    “Data antemortem yang kita terima (laporan) sebanyak 13 sampai hari ini. Sedangkan sampel DNA yang sudah kita ambil itu berjumlah 12 dari keluarga. Sedangkan hari ini adalah sampel DNA yang ke-13,” kata Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri Kombes Pol Ahmad Fauzi, di RS, Minggu (19/1/2025).
    Ahmad menerangkan, untuk pemeriksaan DNA (
    Deoxyribonucleic

    Acid
    ) yang dilakukan RS Polri Kramatjati akan dilakukan satu hingga dua minggu.
    “Namun tentu saja tergantung dari sampel DNA yang kita ambil. Karena kesulitan-kesulitan bisa kita dapatkan karena kondisi sampel DNA yang tersedia,” ucap Ahmad.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • RS Polri telah ambil DNA 14 keluarga diduga korban kebakaran Glodok

    RS Polri telah ambil DNA 14 keluarga diduga korban kebakaran Glodok

    Jakarta (ANTARA) – Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati telah mengambil sampel “Deoxyribo Nucleic Acid” (DNA) dari 14 keluarga yang diduga menjadi korban meninggal dunia dan korban hilang akibat kebakaran Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat, pada Rabu (15/1).

    “Betul hingga Minggu sore sudah 14 keluarga yang diambil sampel DNA,” kata Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri, Kombes Pol Ahmad Fauzi di Jakarta, Minggu.

    Ia mengatakan, pihaknya masih membuka posko laporan kehilangan anggota keluarga bagi pihak yang menduga keluarga mereka menjadi korban kebakaran tersebut.

    Ahmad menjelaskan, musibah ini termasuk “open disaster” sehingga kepastian siapa saja yang ada di lokasi dan belum dapat dipastikan jumlah korbannya.

    Hingga kini baru ada 14 keluarga yg melaporkan kemungkinan anggota keluarganya menjadi korban dari kebakaran tersebut.

    “Tidak menutup kemungkinan ada korban lain yang bisa saja menjadi korban tapi belum ada yang melaporkan,” kata dia.

    Ia mengatakan, metode pemeriksaan sampel DNA ini satu metode yang sangat diandalkan. Jadi ketika metode lain sudah tidak dapat diandalkan diharapkan dengan DNA ini bisa lengkap identitas korban.

    ” DNA itu ada sifatnya ‘direct’ dan ‘indirect’. Kalau ‘direct’ itu dari benda-benda kepemilikan korban,” katanya.

    Misalnya, sikat gigi yang habis dipakai, biasanya sikat gigi kan tidak tukar-tukaran. “Tapi harus diyakinkan bahwa benar itu sikat gigi korban,” kata dia.

    Kemudian dari pakaian dalam terutama yang belum dicuci juga ada bukti DNA. “Sedangkan yang tidak langsung itu justru dari keluarga,” kata dia.

    Selain itu, RS Polri hingga Minggu sore sudah menerima delapan kantong jenazah dari lokasi kejadian kebakaran Glodok Plaza.

    “Saya ingatkan 8 kantor jenazah bukan berarti 8 jenazah karena bisa saja isinya kurang dari itu atau lebih dari itu,” kata dia.

    Hingga kini proses pencarian korban masih berlangsung dan pihaknya sudah membuka Posko Ante Mortem dan post mortem untuk korban kebakaran Glodok Plaza.

    Menurut dia, sejak mendapatkan laporan ada kebakaran, tim DVI segera membentuk posko Ante Mortem untuk menunggu pengiriman jenazah dari lokasi kejadian yang buka selama 24 jam.

    “Jadi sejak hari pertama sampai sekarang kita telah menerima sebanyak delapan kantong jenazah,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • RS Polri Ambil 13 Sampel DNA Keluarga Identifikasi Korban Kebakaran Glodok Plaza

    RS Polri Ambil 13 Sampel DNA Keluarga Identifikasi Korban Kebakaran Glodok Plaza

    loading…

    Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri Kombes Ahmad Fauzi mengatakan, pihaknya telah mengambil 13 sampel DNA korban kebakaran Glodok Plaza. FOTO/DANAN DAYA ARYA PUTRA

    JAKARTA – Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur masih melakukan identifikasi terhadap jenazah korban kebakaran Glodok Plaza . Pada proses identifikasi ini, RS Polri telah mengambil 13 sampel DNA.

    Sampel DNA yang diperoleh, kata Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri Kombes Ahmad Fauzi, diambil dari keluarga yang merasa kehilangan anggota keluarganya dari insiden kebakaran Plaza Glodok, pada Rabu (15/1/2025) lalu.

    “Data antemortem yang kita terima sebanyak 13 sampai hari ini. Jadi sedangkan sampel DNA yang kita sudah ambil itu berjumlah 12 dari keluarga. Sedangkan hari ini adalah sampel DNA yang ke-13, jadi alhamdulillah keluarganya sudah datang,” ucap Ahmad kepada wartawan di RS Polri, Minggu (19/1/2025).

    Sampel ke-13 yang diperoleh, kata dia diambil dari keluarga korban kebakaran atas nama Dian Cahyadi (38).

    “Jadi satu ini adalah keluarga dari laporan yang terakhir ya, kalau nggak salah namanya Dian, kalau ga salah ya. Jadi ibunya atau keluarga kandungnya tadi datang ke sini untuk kita ambil sampel DNA-nya,” ucapnya.

    Dia menyampaikan setelah memperoleh sampel DNA dari keluarga korban, proses identifikasi memerlukan waktu satu sampai dua minggu, bahkan bisa lebih.

    “Namun tentu saja tergantung dari sampel DNA yang kita ambil. Karena kesulitan-kesulitan bisa kita dapatkan karena kondisi sampel DNA yang tersedia ya,” ucapnya.

    Terkini, RS Polri telah menerima delapan kantong jenazah yang berhasil dievakuasi dari peristiwa kebakaran itu. Akan tetapi, Ahmad menegaskan kantong jenazah yang telah diterima, bukan berarti terdapat delapan jenazah.

    “Saya ingatkan disini bahwa 8 kantong jenazah bukan berarti 8 jenazah ya. Karena bisa saja isinya kurang dari itu atau lebih dari itu,” ucapnya.

    Sekedar informasi, sebanyak kebakaran yang melanda Glodok Plaza 14 orang dilaporkan hilang, dalam insiden kebakaran glodok plaza. BPBD dan petugas Pemadam kebakaran pun hari ini melanjutkan kembali pencarian terhadap korban hilang.

    (abd)

  • Pencegahan Firli ke Luar Negeri Berakhir, Ditjen Imigrasi: Bisa Diperpanjang Jika DPO

    Pencegahan Firli ke Luar Negeri Berakhir, Ditjen Imigrasi: Bisa Diperpanjang Jika DPO

    loading…

    Pencegahan ke luar negeri terhadap eks Ketua KPK Firli Bahuri telah berakhir. Foto/SindoNews

    JAKARTA – Pencegahan ke luar negeri terhadap eks Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri telah berakhir pada 25 Desember 2024. Pencegahan tersebut berakhir setelah sempat diperpanjang.

    Plt Direktur Jenderal Imigrasi, Saffar M. Godam menyatakan, berdasarkan aturan Keimigrasian, pecegahan hanya bisa diperpanjang satu kali.

    “Aturan keimigrasian dapat diperpanjang 1 kali enam bulan, artinya dua kali enam bulan (masa pencegahan),” kata Godam saat ditemui di kawasan Gelora Bung Karno, Minggu (19/1/2025).

    Menurut Godam, masa perpanjangan pencegahan bisa diperpanjang dengan syarat yang bersangkutan dimasukkan ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). “Ada mekanisme yang dimungkinkan untuk dapat dikenakan pencegahan selanjutnya, yaitu mekanisme DPO,” ujarnya.

    Kendati begitu, Godam mengaku belum ada komunikasi lebih lanjut dengan Polda Metro Jaya selaku pemohon terkait kelanjutan pencegahan Firli Bahuri.

    Diberitakan sebelumnya, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo memerintahkan jajarannya segera menuntaskan kasus dugaan pemerasan eks KPK Firli Bahuri terhadap mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).

    Menurut Sigit, kasus yang sudah berjalan selama lebih dari satu tahun dan belum ada penyelesaiannya itu sudah menjadi Pekerjaan Rumah (PR) untuk Korps Bhayangkara.

    “Terkait dengan PR-PR yang harus dituntaskan ya tentunya kita minta untuk betul-betul bisa dituntaskan seperti tadi yang ditanyakan. Saya kira itu beberapa hal yang akan kita laksanakan ke depan,” kata Sigit usai menerima audiensi pimpinan KPK di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu, 8 Januari 2025.

  • Ibu Sinta Amelia berharap ada keajaiban

    Ibu Sinta Amelia berharap ada keajaiban

    Dia itu anak yang kuat dan punya seribu cara untuk selamat. Saya mohon doa ya

    Jakarta (ANTARA) – Keluarga Sinta Amelia (20) yang diduga menjadi korban kebakaran Glodok Plaza di Jakarta Barat berharap ada keajaiban dari Tuhan dan anaknya dapat ditemukan keberadaannya.

    “Mohon doa untuk anak saya agar ada keajaiban sehingga dapat ditemukan dalam keadaan apapun,” kata ibu korban Imelda usai melapor di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu.

    Ia mengaku tidak menyangka anak kesayangannya menjadi salah satu korban hilang dari peristiwa kebakaran hebat tersebut.

    “Dia itu anak yang kuat dan punya seribu cara untuk selamat. Saya mohon doa ya,” kata dia.

    Imelda mengakui dirinya tidak mengetahui Sinta Amelia pergi ke Glodok Plaza untuk merayakan ulang tahun bersama teman-temannya.

    Ia mengatakan, baru mengetahui anaknya menjadi korban hilang setelah diberitahu teman Sinta yang mengetahui bahwa anaknya berada di lokasi tersebut.

    “Teman ini mengetahui dan memberitahu saya bahwa anaknya merayakan ulang tahun di sana,” kata dia.

    Ia mengatakan, terakhir kali berkomunikasi dengan Sinta pada Rabu siang sekitar pukul 10.30 WIB dan hingga malam tidak ada informasi apa-apa.

    “Kamis pagi saya menelepon dia tapi tidak angkat. Saya bingung karena biasanya anak ini sesibuk apapun pasti angkat telepon,” kata dia.

    Lalu setelah telepon seluler miliknya mati akibat kehabisan baterai dan sorenya setelah hidup baru diketahui ada info tersebut dari temannya.

    “Dia tidak izin pergi ke Glodok untuk merayakan ulang tahun. Tapi sebelumnya saya tahu dia merayakan ulang tahun beberapa hari sebelumnya di tempat lain,” kata dia.

    Ia mengatakan hari ini dirinya datang ke RS Polri membuat laporan hilang untuk mengetahui apa benar anaknya menjadi salah satu korban kebakaran tersebut.

    “Saya serahkan foto, kartu keluarga, sama sampel DNA serta ciri-ciri anaknya,” kata dia,

    Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati telah menerima 13 sampel “Deoxyribo Nucleic Acid” (DNA) dari keluarga korban meninggal dunia dan korban hilang akibat kebakaran Glodok Plaza Tamansari, Jakarta Barat, pada Rabu (15/1)

    “Data yang kita terima sebanyak 13 sampel DNA sampai hari ini,” kata Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri, Kombes Pol Ahmad Fauzi di Jakarta, Minggu.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Dian pamit ke Jakarta dan hingga saat ini belum kembali

    Dian pamit ke Jakarta dan hingga saat ini belum kembali

    Jakarta (ANTARA) – Korban hilang dalam kebakaran Plaza Godok, Jakarta Barat, Dian Cahyani (29) saat kejadian pamit kepada keluarga pergi ke Jakarta untuk bertemu teman-temanya dan hingga hari ini mereka belum mendapatkan informasi keberadaan korban.

    “Rabu sore dia sempat kontak adik saya mau pergi main ke Glodok Plaza dan hingga saat ini dia tidak bisa dihubungi,” kata keluarga Dian Cahyani, Ade Mulyani di Jakarta, Minggu.

    Ade hari ini ke RS Polri mengantarkan ayahnya yang juga ayah Dian Cahyani, Sukarna untuk mengantarkan sampel DNA.

    “Kemarin saya sudah berikan dokumen serta barang-barang milik Dian dan hari ini mereka mau ambil sampel orang tua saya,” kata dia.

    Dian Cahyani berdomisili di Pontianak (Kalimantan Barat) dan pada tahun baru lalu pulang ke rumah orang tua di Bogor untuk berlibur.

    “Dia ambil cuti dari pekerjaan dan pulang ke rumah orang tua di Bogor. Hari itu dirinya pergi,” kata dia.

    Ade mengakui mengetahui adanya peristiwa kebakaran hebat di Glodok Plaza pada Rabu malam dari siaran berita di televisi.

    Lalu adiknya menghubungi agar menghubungi korban karena sudah tidak bisa dihubungi sejak peristiwa tersebut.

    “Adik saya yang satu mengatakan Dian ada di Glodok Plaza bersama teman-temannya dan saya tidak mengenal mereka. Saya hubungi tapi tidak aktif,” kata dia.

    Hingga saat ini dirinya beserta keluarga belum mendapatkan info apapun dan pihak RS Polri menyatakan data ini baru bisa diketahui satu hingga dua minggu. “Kami berharap cepat ketemu dan mudah-mudahan baik-baik saja,” kata dia.

    Rumah Sakit Polri Kramat Jati telah menerima 13 sampel “Deoxyribo Nucleic Acid” (DNA) dari keluarga korban meninggal dunia dan korban hilang akibat kebakaran Glodok Plaza Taman Sari Jakarta Barat pada Rabu (15/1).

    “Data yang kita terima sebanyak 13 sampel DNA sampai hari ini,” kata Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri, Kombes Pol Ahmad Fauzi di Jakarta, Minggu.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Delapan kantong jenazah bukan berarti delapan jenazah korban

    Delapan kantong jenazah bukan berarti delapan jenazah korban

    Jakarta (ANTARA) – Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri, Kombes Pol Ahmad Fauzi menegaskan bahwa delapan kantong jenazah yang diterima RS Polri Kramat Jati bukan berarti ada delapan jenazah yang telah diterima rumah sakit tersebut.

    “Saya ingatkan delapan kantong jenazah bukan berarti delapan jenazah, bisa saja isinya kurang dari itu atau lebih dari itu,” katanya di Jakarta, Minggu.

    Ia mengatakan, proses pencarian korban masih berlangsung. Pihaknya sudah membuka posko ante mortem dan post mortem untuk korban kebakaran Glodok Plaza ini.

    Menurut dia, sejak mendapatkan laporan ada kebakaran, tim DVI segera membentuk posko ante mortem untuk menunggu pengiriman jenazah dari lokasi kejadian yang buka selama 24 jam

    “Jadi sejak hari pertama sampai sekarang kita telah menerima sebanyak delapan kantong jenazah,” kata dia.

    Ia mengatakan untuk isi delapan kantong jenazah ini adalah bagian dari tubuh semua atau cuma serpihan-sepihan dari bangunan sekitarnya dan sebagainya. “Kan kita tidak tahu karena kondisinya terbakar,” kata dia.

    Menurut dia, ini tentu sulit dibedakan secara visual sehingga dibutuhkan “scientific”. Misalnya secara ilmiah apakah ini jenazah atau bukan.

    “Kalau jenazah ini siapa dan sebagainya,” kata dia.

    Selain itu, pihaknya menerima laporan dari keluarga yang merasa anggota keluarganya hilang atau diduga menjadi korban dalam kejadian tersebut.

    Pihaknya minta data-data korban sebelum meninggal dunia, ciri-ciri fisik, pakaian, perlengkapan dan aksesoris yang terakhir dipakai pada saat kejadian. Kemudian terakhir sampel DNA.

    “Kita tanya juga sidik jarinya, kartu keluarganya. Nanti kita bisa telusuri sidik jarinya,” kata dia.

    Pencocokan ini membutuhkan waktu satu hingga dua minggu karena meski profil korban sudah keluar tetap harus menunggu data pembanding. “Ini yang membutuhkan waktu,” kata dia

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • RS Polri terima 13 sampel DNA keluarga korban kebakaran Glodok Plaza

    RS Polri terima 13 sampel DNA keluarga korban kebakaran Glodok Plaza

    Jakarta (ANTARA) – Rumah Sakit Polri Kramat Jati telah menerima 13 sampel “Deoxyribo Nucleic Acid” (DNA) dari keluarga korban meninggal dunia dan korban hilang akibat kebakaran Glodok Plaza Taman Sari Jakarta Barat pada Rabu (15/1)

    “Data yang kita terima sebanyak 13 sampel DNA sampai hari ini,” kata Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri, Kombes Pol Ahmad Fauzi di Jakarta, Minggu.

    Ia mengatakan, hari ini ada satu keluarga yang datang ke Rumah Sakit (RS) Polri untuk memberikan data yang dibutuhkan berupa dokumen dan sampel DNA

    “Ini keluarga yang terakhir dan yang datang ibunya atau keluarga kandungnya untuk diambil sampel DNA,” katanya.

    Dari seluruh sampel yang dikumpulkan, pihaknya membutuhkan waktu satu hingga dua minggu untuk memastikan kecocokan data korban dengan keluarga.

    “Semua tergantung dari sampel DNA yang kita ambil. Karena kesulitan-kesulitan bisa kita dapatkan karena kondisi sampel DNA yang tersedia,” kata dia.

    Jika data tersedia maka akan diolah sehingga profil korban ini keluar dan jika belum ditemukan pihaknya akan melakukan pengulangan uji sampel sampai ada hasilnya

    “Sampai hasilnya nanti kita nyatakan bahwa ini bisa diproses atau tidak,” kata dia.

    Ia mengatakan, metode pemeriksaan sampel DNA ini satu metode yang sangat diandalkan. Ketika metode lain sudah tidak bisa, dengan DNA ini bisa lengkap identitas korban.

    ” DNA itu ada sifatnya ‘direct’ dan ‘indirect’. Kalau ‘direct’ itu dari benda-benda kepemilikan korban,” katanya.

    Misalnya, sikat gigi yang habis dipakai, biasanya sikat gigi kan tidak tukar-tukaran. “Tapi harus diyakinkan bahwa benar itu sikat giginya korban,” kata dia.

    Kemudian dari pakaian dalam terutama yang belum dicuci juga ada bukti DNA di pakaian itu. “Sedangkan yang tidak langsung itu justru dari keluarga,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025