Kementrian Lembaga: LPS

  • Ikuti BI, LPS Turunkan Tingkat Bunga Penjaminan jadi 3,75% – Page 3

    Ikuti BI, LPS Turunkan Tingkat Bunga Penjaminan jadi 3,75% – Page 3

    Sebelumnya, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat Indeks Menabung Konsumen (IMK) pada bulan Juli 2025 berada di level 82,2, melemah terbatas sebesar 1,6 poin dari posisi bulan sebelumnya.

    Hal ini sejalan dengan pelemahan komponen Indeks Waktu Menabung (IWM) sebesar 4,7 poin pada periode yang sama ke level 90,5. Sementara itu, komponen Indeks Intensitas Menabung (IIM) tercatat naik sebesar 1,4 poin ke level 73,8.

    Direktur Group Riset LPS, Seto Wardono, mengatakan sejalan dengan komponen IIM, porsi responden yang menyatakan tidak pernah menabung menurun dari 26,7% pada Juni 2025 menjadi 24,9% di bulan Juli 2025.

    “Di periode yang sama, porsi responden yang menilai bahwa jumlah yang ditabung lebih kecil dari yang direncanakan mengalami penurunan dari 52,5% menjadi 50%,” kata Seto dalam keteranga LPS, Minggu (10/8/2025).

    Mengenai komponen IWM, persentase responden yang menilai bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk menabung tercatat sedikit menurun menjadi 26,4% pada Juli 2025, dari 28,9% pada Juni 2025.

     

  • Tok! LPS Turunkan Bunga Penjaminan Jadi 3,75%

    Tok! LPS Turunkan Bunga Penjaminan Jadi 3,75%

    Jakarta

    Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memutuskan untuk menurunkan tingkat bunga penjaminan (TBP) simpanan yang berlaku periode 28 Agustus-30 September 2025. Penurunan berlaku sebesar 25 basis poin (bps) bagi simpanan dalam rupiah di bank umum dan Bank Perekonomian Rakyat (BPR).

    Dengan demikian besaran suku bunga penjaminan simpanan dalam rupiah di bank umum menjadi 3,75% dan suku bunga penjaminan di BPR ialah 6,25%. Sedangkan suku bunga penjaminan untuk valas di bank umum tetap sebesar 2,25%.

    “Rapat Dewan Komisioner LPS menetapkan untuk menurunkan tingkat bunga penjaminan simpanan dalam rupiah di bank umum dan BPR sebesar 25 bps, serta mempertahankan tingkat bunga penjaminan simpanan dalam valuta asing di bank umum,” kata Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (26/8/2025).

    Sebagai informasi, tingkat bunga penjaminan adalah batas maksimum tingkat bunga wajar simpanan perbankan. Keputusan untuk menurunkan tingkat bunga penjaminan simpanan dalam rupiah di bank umum dan BPR karena untuk mendorong kinerja suku bunga kredit agar lebih kompetitif, hingga tingkat cakupan penjaminan yang masih relatif memadai.

    “Mencermati tren penurunan suku bunga pasar ke depan, upaya antisipatif untuk memperkuat kinerja perekonomian dan menegaskan sinergi kebijakan, serta mempertimbangkan beberapa hal,” imbuhnya.

    Sementara itu, alasan tingkat bunga penjaminan untuk simpanan valas tetap dipertahankan karena masih memperhatikan pergerakan suku bunga The Fed.

    “Kita agak khawatir kalau terlalu cepat menurunkan tingkat bunga penjaminan untuk valas, deposito juga turun, spread dengan The Fed menjadi semakin lebar sehingga kita khawatir memicu orang pindah keluar atau cenderung memperlemah nilai tukar rupiah. Saya nggak mau dituduh sebagai orang yang menyebabkan jebloknya rupiah, kira-kira begitu,” imbuhnya.

    Tingkat bunga penjaminan biasanya ditetapkan setiap periode Januari, Mei dan September. Artinya penetapan ini menjadi bagian dari periode non reguler.

    Tonton juga video “Kemeriahan LPS Financial Medan, Ajak Masyarakat Melek Keuangan-Investasi” di sini:

    (aid/rrd)

  • LPS pangkas tingkat bunga penjaminan bank umum jadi 3,75 persen

    LPS pangkas tingkat bunga penjaminan bank umum jadi 3,75 persen

    Jakarta (ANTARA) – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memangkas tingkat suku bunga penjaminan simpanan rupiah di bank umum sebesar 25 basis poin (bps) menjadi berada pada level 3,75 persen.

    Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, mengatakan tingkat bunga penjaminan simpanan rupiah pada bank perekonomian rakyat (BPR) juga dipangkas sebesar 25 bps menjadi pada level 6,25 persen.

    Sedangkan tingkat bunga penjaminan simpanan valuta asing (valas) di bank umum diputuskan untuk tetap berada pada level 2,25 persen.

    Tingkat bunga penjaminan tersebut berlaku mulai 28 Agustus sampai dengan 30 September 2025.

    Pewarta: Rizka Khaerunnisa
    Editor: Virna P Setyorini
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • CT Sebut Ekonomi RI Bisa Tumbuh 6%, Asal 3 Syarat Ini Dipenuhi

    CT Sebut Ekonomi RI Bisa Tumbuh 6%, Asal 3 Syarat Ini Dipenuhi

    Jakarta

    Founder and Chairman CT Corp, Chairul Tanjung meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat menembus angka 6%. Namun, ada tiga faktor yang perlu dilakukan dan perhatikan oleh pemerintah agar ekonomi terus tumbuh.

    “Saya selalu bilang, jangankan 5,4%, 6% pun bisa. Kalau caranya bisa, gitu. Jadi, yang diperlukan bukan target pertumbuhannya. Yang diperlukan adalah cara pencapaiannya. Jadi, pertumbuhan ekonomi itu harus di-drive oleh tiga faktor,”kata dia dalam sesi Inspiration Speech dalam LPS Financial Festival 2025 Hari Kedua di Medan, Kamis (21/8/2025).

    Faktor pertama, itu adalah kebijakan moneter. Pria yang akrab disapa CT itu menerangkan, kebijakan moneter perlu digenjot dengan mengontrol suku bunga, uang beredar untuk merangsang pertumbuhan.

    Ia mensyukuri kebijakan Bank Indonesia (BI) yang telah memangkas suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 5%. Hal ini diyakini menjadi angin segar bagi pengusaha.

    “Saya masih berharap bisa turun lagi tahun ini, paling tidak dua kali. Tahun depan, kalau situasi memungkinkan, bisa continue diturunkan. Kalau suku bunga rendah, maka cost of fund bank juga rendah, maka kredit yang diambil oleh para pengusaha juga rendah, sehingga orang daripada menabung, karena bunganya kecil, mending konsumsi. Daripada menabung, oh mendingan investasi,” terangnya.

    Faktor kedua, kebijakan fiskal. CT menyebut, dalam kebijakan ini belanja negara harus bisa mendorong pertumbuhan ekonomi. Faktor ketiga, adalah sektor riilnya tumbuh dan berkembang. Jadi dukungan bagi dunia usaha juga diperlukan agar tidak berhenti tumbuh.

    “Sektor rilnya, ini yang paling penting. Salah satu tadi sudah dipastikan sebut, namanya kepastian hukum. Yang dibutuhkan sektor riil cuma satu, environment, lingkungan yang baik untuk orang berusaha. Kalau lingkungannya baik, maka orang akan berusaha. Prinsip pengusaha itu satu, nggak usah dibantu, asal jangan diganggu, itu prinsip pengusaha,” ungkapnya.

    Tonton juga video “CT Ungkap Kunci Sukses Jadi Wirausahawan: Tidak Ada Istilah Gagal” di sini:

    (ada/kil)

  • Mau Sekolah Lancar, Bisnis Juga Jalan? Nih Jurus Jitu dari CT

    Mau Sekolah Lancar, Bisnis Juga Jalan? Nih Jurus Jitu dari CT

    Jakarta

    Berwirausaha sejak di bangku sekolah menjadi awal yang baik untuk belajar berbisnis. Lantas, bagaimana cara agar sekolah berjalan lancar, bisnis juga jalan?

    Founder and Chairman CT Corp, Chairul Tanjung membagikan tips jitunya. Dia mengatakan, tidak ada skala prioritas antara sekolah dan bisnis yang telah dilakukan. Keduanya dinilai sama sama penting. Ini sebagai bentuk usaha maksimal menjalankan bisnis tetapi tidak melupakan kewajiban untuk sekolah.

    “Nah, soal bagaimana membagi waktu, membagi prioritas, tadi saya sudah katakan kalau mau berhasil, harus kaki jadi kepala, kepala jadi kaki,” kata dia dalam sesi Inspiration Speech dalam LPS Financial Festival 2025 Hari Kedua di Medan, Kamis (21/8/2025).

    Pria yang akrab disapa CT itu mengatakan tidak ada yang perlu dikorbankan antara sekolah dan bisnis. Ia menegaskan, jika sudah memulai berbisnis di bangku sekolah, maka pendidikan harus tetap berjalan hingga mendapatkan yang baik.

    Dalam waktu yang sama, jika sudah memiliki usaha, maka bisnis itu juga harus sukses. Maka, yang harus dikorbankan adalah waktu, tenaga, hingga pikiran.

    “Apa pengorbanannya? Waktu, tenaga, pikiran. Ya, mungkin Anda tidak punya waktu main. Mungkin waktu tidur Anda kurang,” ucapnya.

    Sosok yang dijuluki “Si Anak Singkong” ini juga menyebut, sebagai pengusaha sejak dini, maka harus merelakan aktivitas yang biasa dilakukan. Karena tidak ada kesuksesan yang instan atau semudah membalikan telapak tangan.

    “Mungkin Anda tidak punya waktu untuk scrolling TikTok. That is the life. Tidak ada kesuksesan secara percuma. Kesuksesan itu tidak seperti membalik telapak tangan. Dia harus diperjuangkan, tidak mudah dengan keringat, air mata. Sometimes perlu juga dengan darah. Jadi, tidak ada prioritas. Dua-duanya prioritas, dan Anda harus rela berkorban untuk kesuksesan Anda,” ujar dia.

    Tonton juga video “CT Beri Jurus Jitu Agar Sekolah dan Bisnis Berjalan Lancar” di sini:

    (kil/kil)

  • Bank Sulselbar Dorong Budaya Menabung di Lingkungan Pesantren, Ribuan Santri Buka Rekening Simpel IB

    Bank Sulselbar Dorong Budaya Menabung di Lingkungan Pesantren, Ribuan Santri Buka Rekening Simpel IB

    Selain itu, melalui kegiatan ini juga penetapan Agen Laku Pandai, pemberian fasilitas KUR senilai Rp385 juta dan bantuan pembangunan pesantren melalui perbankan.

    “Hari Indonesia Menabung merupakan momentum penting untuk mengingatkan kita semua bahwa budaya menabung fondasi dari kemandirian finansial. Menabung bukan sekadar menyimpan uang, tetapi juga melatih disiplin, membentuk karakter, serta menjadi langkah awal menuju masa depan yang lebih cemerlang,” tutur Dirhamsyah.

    Peringatan Hari Indonesia Menabung (HIM) dan Bulan Literasi Keuangan (BLK) 2025 yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Al Amir Fil Jannah, Kabupaten Bone, Rabu, (20/08/25).

    Sejalan dengan itu, Bulan Literasi Keuangan juga hadir untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang produk dan layanan keuangan, baik konvensional maupun syariah.

    Dirhamsyah optimistis dan percaya bahwa literasi keuangan yang baik akan melahirkan masyarakat yang lebih bijak dalam mengelola uang. Tak hanya itu, masyarakat juga lebih siap menghadapi risiko dan lebih mandiri dalam membangun ekonomi keluarga maupun bangsa.

    Puncak Hari Indonesia Menabung (HIM) dan Bulan Literasi Keuangan (BLK) Tahun 2025 di Pondok Pesantren Al Amir Fil Jannah, Kabupaten Bone. (20/08/25) merupakan tindak lanjut Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 26 tahun 2019 tentang Hari Indonesia Menabung.

    Kemudian dirangkaikan dengan Bulan Literasi Keuangan (BLK) Tahun 2025 yang telah berlangsung sejak Mei di berbagai daerah di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Kegiatan ini wujud nyata pelaksanaan program Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan) yang mendorong pemahaman dan pemanfaatan layanan keuangan secara bijak.

    Hari Indonesia Menabung (HIM) dan Bulan Literasi Keuangan (BLK) Tahun 2025 merupakan kolaborasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), LPS dan Bank Sulselbar Sulselbar, bersama Yayasan Pondok Pesantren Al Amir Fil Jannah, yang dihadiri 1100 peserta terdiri dari santri, asatidz/asatidzah, serta pengurus yayasan dan berlokasi di halaman Ponpes Al Amir Fil Jannah.

  • Calon Ketua DK LPS 2025-2030, Ada Bankir hingga Orang Dekat Luhut

    Calon Ketua DK LPS 2025-2030, Ada Bankir hingga Orang Dekat Luhut

    JAKARTA – Panitia Seleksi (Pansel) pemilihan calon Ketua Dewan Komisoner Lembaga Penjamin Simpanan (DK LPS) periode 2025-2030 telah menetapkan tiga nama kandidat yang akan melangkah ke tahap berikutnya.

    Pengumuman resmi disampaikan langsung oleh Ketua Pansel, Sri Mulyani Indrawati, yang juga menjabat sebagai Menteri Keuangan pada 1 Agustus yang lalu.

    Pengumuman tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Panitia Seleksi yang juga Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

    Sri Mulyani menegaskan, proses seleksi calon anggota Dewan Komisioner LPS dilakukan secara ketat dan berintegritas.

    Dari proses seleksi yang berlangsung sebelumnya, Pansel telah meloloskan tiga calon ketua dan tiga calon anggota Dewan Komisioner .

    Berbagai profil mulai dari bankir hingga birokrat turut meramaikan bursa calon pejabat lembaga strategis ini. 

    Profil Calon Ketua DK LPS

    Agresius R. Kadiaman

    Bankir kawakan ini memiliki pengalaman luas di industri perbankan. Melansir laman resmi China Construction Bank Indonesia (CCB), Agresius sudah berkarier di dunia perbankan sejak tahun 1991 dan sempat bekerja di sejumlah bank besar seperti Citibank, Danamon, dan Bank Bali.

    Dia juga pernah menjabat sebagai Kepala Divisi Manajemen Risiko dan Kepatuhan di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) pada tahun 2000. 

    M. Iman NHB Pinuji

    Saat ini menjabat sebagai Anggota Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan, Iman memiliki jejak karier yang cukup matang di bidang pengawasan keuangan. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Direktur Grup Akuntansi dan Anggaran serta Direktur Grup Analisis Resolusi Bank di LPS. Awal kariernya diawali sebagai auditor di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

    Sementara itu, Purbaya Yudhi Sadewa menjadi sosok yang menarik perhatian karena latar belakangnya yang dekat dengan Luhut Binsar Pandjaitan.

    Sebelum menjabat sebagai Ketua Dewan Komisioner LPS saat ini, Purbaya pernah menjabat Deputi di Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi yang dipimpin Luhut. 

    Ia juga pernah menjadi Staf Khusus di Kementerian Politik, Hukum, dan Keamanan serta Deputi di Kantor Staf Presiden selama pemerintahan Presiden Joko Widodo.

    Kedekatannya dengan Luhut menjadi salah satu faktor yang cukup mencuri perhatian dalam proses seleksi ini.

    Nama Purbaya tidak asing lagi bagi lingkungan Istana di era Presiden Joko Widodo.

    Purbaya kerap dilibatkan dalam pengambilan keputusan beberapa kebijakan strategis bidang ekonomi di masa Presiden Joko Widodo kala itu.

    Setelah melalui berbagai tahapan seleksi yang ketat, Pansel DK LPS telah menetapkan total enam nama, terdiri dari tiga calon Ketua dan tiga calon Anggota DK bidang Penjaminan Simpanan dan Resolusi Bank, yang kemudian diserahkan kepada Presiden Prabowo Subianto. 

    Selanjutnya, nama-nama tersebut akan disaring dan dikirim ke DPR RI untuk menjalani proses uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test).

    Proses ini penting untuk memastikan bahwa calon yang terpilih memiliki kompetensi, integritas, dan kemampuan memimpin lembaga strategis yang bertugas menjaga kestabilan sistem keuangan nasional.

    Menanggapi proses seleksi anggota Dewan Komisioner LPS ini, Direktur Eksekutif Indef Esther Sri Astuti menekankan, proses pemilihan DK LPS harus mengedepankan asas independensi.

    “Proses rekrutmen dan asesmen para calon juga harus berdasarkan kompetensi dan integritas. Hal ini bisa dilihat dari latarbelakang pengetahuan dan pengalamannya.  Kompetensi bisa dilihat dari background knowledge dan experience-nya,” ungkap Esther.

  • Saksikan LPS Financial Festival Medan Hari Kedua, Live di detikcom Sekarang!

    Saksikan LPS Financial Festival Medan Hari Kedua, Live di detikcom Sekarang!

    Jakarta

    Setelah sukses digelar di Surabaya pada 6-7 Agustus 2025, LPS Financial Festival digelar di Medan Rabu (20/8/2025), dan dilanjutkan hari ini Kamis (21/8).

    LPS Financial Festival berlangsung di Regale International Convention Centre, Jalan Haji Adam Malik, Silalas, Medan. LPS Financial Festival kali ini sekaligus merayakan 80 tahun HUT Kemerdekaan Indonesia dan peringatan 20 tahun LPS.

    Ikuti keseruan LPS Financial Festival Medan yang menghadirkan sejumlah tokoh terkenal sekaligus berbagi pengalaman sukses berbisnis dan investasi, melalui kegiatan seperti business talk dan educational class.

    Salah satunya Founder & Chairman CT Corp Chairul Tanjung, yang juga masuk daftar orang terkaya di Indonesia.

    Pria yang akrab dengan sapaan CT ini akan berbagi kisah sekaligus jurus merintis bisnis dari nol hingga menjadi besar seperti sekarang.

    Tak ketinggalan, Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa. Mereka akan berbagi ilmu seputar upaya meningkatkan literasi keuangan.

    Untuk LPS Financial Festival Medan hari kedua, hadir Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas. Kemudian, sesi diskusi panel Bupati Deli Serdang dr. H. Asri Ludin Tambunan, Rektor Universitas Sumatera Utara Muryanto Amin, Ketua Kadin Sumut & Komisaris Bank Sumut, Firsal Ferial Mutyara, dan Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Melati Sarnita.

    Lalu ada sesi kelas bersama aktris sekaligua staf khusus Menteri Komunikasi dan Digital Raline Shah. Dapatkan e-certificate eksklusif setelah mengikuti Educational Class hingga selesai.

    Hari Kedua Kamis 21 Agustus

    Keynote Speech:

    -Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas

    Panel Discussion:
    -Bupati Deli Serdang dr. H. Asri Ludin Tambunan
    -Rektor Universitas Sumatera Utara Muryanto Amin
    -Ketua Kadin Sumut & Komisaris Bank Sumut, Firsal Ferial Mutyara
    ⁠-Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Melati Sarnita

    Inspirational Speech:
    -Tokoh Nasional Sumatera Utara, Chairul Tanjung

    Educational Class:
    -Aktris & Stafsus Komdigi, Raline Shah

    Penampilan Musik dan Hiburan:
    -Agak Laen
    -⁠Judika
    -⁠Setia Band

    (hns/hns)

  • Jurus LPS Selamatkan Bank dari Kebangkrutan

    Jurus LPS Selamatkan Bank dari Kebangkrutan

    Jakarta

    Selain menjamin uang nasabah di bank, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memiliki besar lainnya. Tugas itu adalah menyelamatkan bank dari jurang kebangkrutan.

    Anggota Dewan Komisioner LPS Didik Madiyono menjelaskan, langkah pertama penyelamatan yang dilakukan adalah saat kondisi bank dilanda kebangkrutan tetapi masih punya aset, direkomendasikan dialihkan ke bank yang sehat bersama simpanan yang dijamin.

    “Jadi bank ini dibelah, good banknya, aset yang masih bagus, masih lancar, sama simpanan yang dijamin, sedapat mungkin dialihkan kepada bank lain yang sehat. Kalau ada bank lain yang sehat, nah selisih antara good aset sama simpanan yang dijamin, let’s say lebih besar simpanan yang dijamin, selisihnya itu akan di top up oleh LPS,” kata di dia dalam Panel Diskusi di LPS Financial Festival 2025, Rabu (20/8/2025).

    Kedua, LPS bisa membuat bank Perantara, bank umum yang didirikan untuk sarana resolusi dengan menerima pengalihan sebagian atau seluruh aset dan kewajiban bank. Bank tersebut selanjutnya akan menjalankan kegiatan usaha perbankan dan akan dialihkan kepemilikannya kepada pihak lain.

    Ketiga, LPS bisa membantu bank melakukan penjajakan dengan investor. Jadi, bank tersebut bisa dibeli oleh investor untuk diambilalih, sehingga bank tersebut bisa sehat kembali.

    “Jadi pada saat bank dalam penyehatan walaupun masih dalam penanganan OJK, kita bisa mendekati investor untuk mengambilalih bank itu, atau bersama-sama nanti menyelamatkan bank itu. Makanya kita sering saat ini berusaha mendekati investor-investor untuk saat ini masih BPR-BPR yang barangkali bisa kita selamatkan,” ungkapnya.

    Dia contoh kasus yang terjadi pada Bank Perekonomian Rakyat Indramayu Jabar (BIMJ). Bank tersebut diambilalih oleh investornya Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR), sebagai langkah penyehatan.

    “Namanya Bank Indramayu Jabar, nah itu kita bisa lakukan istilahnya yang kemarin di Eropa terkenal itu built in. Jadi ada Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) punya pinjaman di bank itu, kita dekati untuk dilakukan debt equity swap, akhirnya bank itu menjadi sehat,” tandasnya.

    (kil/kil)

  • LPS Jadi Pilar Pemulihan Kepercayaan Bank Setelah Krisis Moneter

    LPS Jadi Pilar Pemulihan Kepercayaan Bank Setelah Krisis Moneter

    Jakarta

    Krisis moneter atau krisis finansial menghantam Indonesia pada tahun 1997-1998. Menurut Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa, krisis tersebut membuat kepercayaan masyarakat terhadap perbankan sempat jatuh.

    Nasabah menarik uang mereka secara besar-besaran dan sejumlah bank menutup usahanya. Berkaca dari itu, pemerintah melakukan reformasi sistem keuangan hingga akhirnya berdirilah LPS yang memulihkan kepercayaan terhadap perbankan.

    “LPS mulai beroperasi pada September 2005 sebagai bagian dari reformasi sistem keuangan pasca krisis ekonomi 97-98, di mana pada waktu itu kepercayaan masyarakat terhadap perbankan sempat jatuh akibat gelombang penutupan bank. Pada saat terjadi krisis tahun 98-98 sebut sempat terjadi penarikan dana besar-besaran dari perbankan atau yang biasa disebut bank run karena kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan waktu itu runtuh,” katanya dalam LPS Financial Festival 2025 di Medan, Sumatera Utara, Rabu (20/8/2025).

    Hal itu mendorong pemerintah menyelenggarakan penjaminan simpanan terhadap seluruh kewajiban bank atau dikenal dengan blanket guarantee. Saat itu blanket guarantee berhasil mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap sistem perbankan.

    “Namun demikian, blanket guarantee ini berpotensi menimbulkan moral hazard yang dapat menurunkan market disiplin jadi banknya bisa jor-joran ngasih pinjaman tidak memperhatikan risiko, itu malah lebih bahaya lagi. Karena itu, didirikan Lembaga Penjaminan Simpanan dengan konsep penjaminan simpanan terbatas,” bebernya.

    LPS bisa memberikan jaminan hingga Rp 2 miliar per nasabah per bank, nominal yang menurut Purbaya cukup banyak. Skema seperti ini memberikan rasa aman kepada nasabah dengan tetap menjaga kedisiplinan pasar.

    Dalam satu studi, peran lembaga penjamin simpanan mampu mencegah terjadinya bank run. Di Amerika Serikat (AS) misalnya, pendirian otoritas penjaminan simpanan atau FDIC pada 1993 telah terbukti meningkatkan kepercayaan masyarakat negara itu terhadap sistem perbankan sehingga membantu menurunkan jumlah bank gagal.

    (ily/ara)