Kementrian Lembaga: KPU

  • Tim Pramono-Rano siap adu data untuk buktikan kemenangan satu putaran

    Tim Pramono-Rano siap adu data untuk buktikan kemenangan satu putaran

    Jakarta (ANTARA) – Tim pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung dan Rano Karno menyatakan siap adu data untuk membuktikan kemenangan satu putaran dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta.

    “Kami siap adu data dan semakin hari selama perjalanan proses penghitungan rekapitulasi saya yakin akan semakin terang benderang bahwa Pilkada ini hanya akan berjalan satu putaran saja,” kata Bendahara Tim Pemenangan Pramono-Rano, Charles Honoris.

    Charles saat ditemui di Kantor Kecamatan Tamansari Jakarta Barat, Jumat, mengatakan, jika ada salah satu pasangan calon (paslon) yang memiliki optimisme untuk digelar Pilkada dua putaran, maka harus bisa juga memiliki bukti nyata.

    Dia menegaskan, pihaknya meyakini Pilkada sudah selesai dengan satu putaran berdasarkan hasil tabulasi data C1 yang dikumpulkan internal dari aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi Elektronik (Sirekap).

    Anggota DPR itu menyatakan rasa ingin tahunya alasan salah satu paslon meyakini adanya Pilkada berjalan dua putaran.

    “Dasarnya apa mereka mengklaim bahwa ini akan berlangsung dua putaran, karena sampai saat ini saya belum mendengar atau melihat mereka mengklaim bahwa dua putaran itu berdasarkan C1 resmi yang sudah diunggah oleh KPU,” katanya.

    Bendahara Tim Pemenangan Pramono-Rano, Charles Honoris memberikan keterangan pers saat ditemui di Kantor Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat, Jumat (29/11/2024). (ANTARA/Luthfia Miranda Putri)

    Berbagai upaya dilakukan Tim Pramono-Rano untuk mengawal rekapitulasi penghitungan suara, yakni memiliki tim penghitung suara versi internal.

    Kemudian, pihaknya juga menyebar tim untuk memantau rekapitulasi suara yang dilakukan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) yang ada di wilayah Jakarta.

    Pramono Anung dan Rano Karno telah mendeklarasikan kemenangan satu putaran dalam Pilkada DKI Jakarta dengan perolehan suara sebanyak 50,07 persen.

    Sedangkan, tim Pemenangan Pasangan Cagub-Cawagub DKI Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) mengungkapkan bahwa Pilkada Jakarta 2024 akan digelar dua putaran.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2024

  • Silaturahmi, Pejabat Jombang Ucapkan Selamat Atas Kemenangan Warsubi-Salman

    Silaturahmi, Pejabat Jombang Ucapkan Selamat Atas Kemenangan Warsubi-Salman

    Jombang (beritajatim.com) – Sejumlah pejabat daerah di lingkup Pemkab Jombang menyambangi kediaman H Warsubi, calon Bupati Jombang yang menurut perhitungan suara cepat (quick count) Lingkar Survei Indonesia (LSI) Denny JA dinyatakan menang tebal dari Paslon Petahana.

    Sejumlah pejabat itu di antaranya Pj Bupati Jombang Teguh Narutomo, jajaran Forkopimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah), sekretaris daerah (Sekda) Kabupaten Jombang Agus Purnomo, Kapolres Jombang AKBP Eko Bagus Riyadi, Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Jombang Nul Albar serta sejumlah Camat Kabupaten Jombang.

    Agus Purnomo, Sekda Kabupaten Jombang menyampaikan bahwa kedatangannya dan segenap pimpinan daerah ingin memberikan ucapan selamat atas kemenangan H Warsubi sebagai Bupati terpilih dalam Pilkada Jombang yang berlangsung 27 November 2024.

    “Alhamdulillah Pilkada Kabupaten Jombang telah usai dilaksanakan dengan aman dan damai tanpa gejolak politik. Dari perhitungan kemarin, Bapak Warsubi yang memenangkan kontestasi tersebut dengan demokratis. Beliau dipilih oleh sebagian besar masyarakat Jombang,” ungkapnya.

    Ia menambahkan, dirinya bersama dengan rombongan datang usai melakukan kegiatan apel bersama dalam rangka HUT Korpri ke-53 di alun-alun Jombang.

    “Tentunya kami dan seluruh rekan berharap, dengan dinahkodai oleh Bupati yang baru, semoga Kabupaten Jombang bisa semakin baik, semakin maju dan masyarakat Jombang semakin sejahtera,” ungkapnya.

    Sebelumnya hingga Pukul 23.59, Rabu (27/11/2024) telah masuk suara dari 1942 TPS se Kabupaten Jombang (100%). Perolehan suara untuk Warsubi-Salman adalah sebanyak 550.500 (75,07%). Sementara Mundjidah-Sumrambah memperoleh suara 182.848 (24,93%). Jumlah suara tersebut didapatkan dari laporan saksi dari seluruh TPS di Kabupaten Jombang.

    Sementara itu, sesuai hasil quick count Lingkar Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Warsubi-Salman meraih suara 74,49 persen dan Mundjidah-Sumrambah 25,51 persen suara.

    Seperti diketahui, Pilkada Jombang digelar 27 November 2024. Ada dua pasangan calon yang ditetapkan oleh KPU Jombang. Yaitu, nomor urur 01 Mundjidah Wahab-Sumrambah (MuRah). Pasangan ini diusung PDIP (10 kursi), PPP (4 kursi), Partai Demokrat (6 kursi). Totalnya 20 kursi. Pasangan ini juga didukung partai non-parlemen, Hanura.

    Kemudian, paslon nomor urut 02 H Warsubi-KH Salmanudin Yazid (WarSa). Pasangan ini diusung oleh sejumlah partai. Di antaranya, Partai Gerindra (8 kursi), PKB (12 kursi), Partai Golkar (5 kursi), PKS (3 kursi), serta Partai Nasdem (2 kursi). Totalnya 30 kursi.

    Sedangkan partai non-parlemen yang memberikan rekomendasi untuk pasangan ini adalah PAN (Partai Amanat Nasional), PSI (Partai Solidaritas Indonesia) dan Partai Gelora. [suf]

  • Belasan iPhone 16 Jastip Dimusnahkan Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 November 2024

    Belasan iPhone 16 Jastip Dimusnahkan Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta Megapolitan 29 November 2024

    Belasan iPhone 16 Jastip Dimusnahkan Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta
    Tim Redaksi
    TANGERANG, KOMPAS.com
    – Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta memusnahkan barang-barang ilegal berupa 981 unit
    handphone,
    komputer genggam, dan tablet (HKT) dalam 119 operasi penindakan sepanjang tahun 2024. Total nilai barang yang disita mencapai Rp 2,5 miliar.
    Salah satu barang buktinya yaitu belasan iPhone 16 berasal dari Singapura yang dilarang beredar di Indonesia.
    “Terdapat penindakan dengan barang bukti 14 unit
    handphone
    merek iPhone 16 yang dibawa oleh penumpang berinisial Y di terminal 2F Kedatangan Internasional Bandara Soekarno-Hatta dan merupakan jastip (jasa titip),” ujar Direktur Jendral Bea Cukai, Askolani di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Jumat (29/11/2024).
    Penindakan terhadap Y dilakukan pada Jumat (18/10/2024). Saat itu petugas menemukan 14 unit iPhone 16 yang diduga sebagai barang untuk jasa titip yang dikelolanya.
    “Barang-barang tersebut diduga merupakan jastip dan bukan untuk keperluan pribadi. Perkiraan nilai barang iPhone 16 tersebut mencapai Rp 373,93 juta,” kata dia.
    Atas temuan barang tersebut, Bea Cukai menerbitkan Surat Bukti Penindakan (SBP) nomor SBP-3186/KPU.305/2024.
    Selain itu, pada Senin (25/11/2024), Bea Cukai juga menindak penumpang yang membawa 102 unit
    handphone
    dan tablet Apple atau iPad dari Batam ke Jakarta.
    “Terindikasi barang tersebut merupakan barang yang akan diperjualbelikan (
    nonpersonal use)
    dengan perkiraan nilai barang Rp 714 juta,” jelas dia.
    Sama dengan sebelumnya, penindakan atas 102 unit dan tablet merek Apple ini tercatat dalam Surat Bukti Penindakan nomor SBP-3560/KPU.305/2024.
    “Untuk memusnahkan ini harus melalui proses, lalu finalnya ditetapkan oleh Menteri Keuangan,” jelas dia.
    Selain HKT,
    Bea Cukai Soekarno-Hatta
    juga memusnahkan berbagai barang sitaan lainnya. Seperti, ratusan botol Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA), ribuan batang rokok ilegal, hingga barang-barang terlarang lainnya.
    Pemusnahan dilakukan dengan cara dituangkan ke dalam drum dan dicampur dengan cairan pembersih lantai, khususnya untuk MMEA dan rokok.
    Askolani mengatakan bahwa barang-barang itu merupakan hasil penindakan dari barang bawaan penumpang yang tidak sesuai dengan ketentuan.
    Kemudian, Bea Cukai juga memusnahkan senjata api jenis Pistol FN beserta amunisinya, yang merupakan hasil sitaan dari penumpang internasional. Begitu pula dengan alat bantu seks yang juga melanggar aturan impor.
    “Tentunya pemasukan ini tidak sesuai dengan Permendag 08/2024. Sehingga kita tegah, dan barang-barang ini kita musnahkan,” ucap dia.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Petugas KPPS di Kota Bandung Meninggal Akibat Kelelahan, Perludem Serukan Evaluasi Sistem Kerja

    Petugas KPPS di Kota Bandung Meninggal Akibat Kelelahan, Perludem Serukan Evaluasi Sistem Kerja

    JABAR EKSPRES – Muhammad Reihan Zulfikar, anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang bertugas di TPS 21 Kelurahan Pajajaran, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, meninggal dunia pada Rabu (27/11) malam.

    Pemuda berusia 22 tahun tersebut tidak memiliki riwayat penyakit, namun kelelahan diduga menjadi penyebab utama kematian.

    Tragedi ini menjadi pengingat bahwa tugas berat yang diemban petugas KPPS masih menyisakan persoalan besar, meskipun Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan batas usia petugas KPPS dalam Peraturan KPU Nomor 8 Tahun 2022.

    BACA JUGA: Tata PKL, Pemkot Bogor Kembali Poles Suryakencana

    Peraturan tersebut mengatur usia petugas KPPS pada Pemilu 2024 minimal 17 tahun dan maksimal 55 tahun, dengan harapan mereka yang bertugas berada dalam kondisi sehat dan produktif.

    Namun, menurut Peneliti dari Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Annisa Kirana, kasus Muhammad Reihan menunjukkan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap implementasi peraturan tersebut.

    Dalam wawancara dengan Jabar Ekspres pada Jumat (29/11) petang, melalui sambungan telepon, Annisa menyatakan bahwa peraturan ini saja tidak cukup untuk mencegah insiden serupa.

    BACA JUGA: Muhammad Reihan Zulfikar: Pejuang Demokrasi di Usia Muda

    “Meski usianya masih muda dan tidak ada riwayat penyakit, perlu dipastikan apakah petugas KPPS dalam keadaan sehat dan siap pada hari pelaksanaan tugas. Pemeriksaan kesehatan yang lebih menyeluruh sangat penting, tidak hanya sekadar formalitas,” ungkap Annisa.

    Dirinya juga menyinggung kasus serupa beberapa tahun lalu. Tragedi ini kembali membuka luka lama yang pernah terjadi pada Pemilu 2019, ketika ratusan petugas KPPS meninggal dunia akibat kelelahan dan tekanan kerja yang berlebihan

    Annisa lantas menekankan pentingnya penyediaan fasilitas kesehatan lebih memadai di lokasi TPS untuk mengantisipasi keluhan fisik petugas selama bertugas.

    BACA JUGA: Tingkatkan Kesiapan Daerah Terhadap Ancaman Bencana, BNPB Salurkan Bantuan Rp5,5 M untuk Jawa Barat

    Dia menyarankan agar sistem kerja petugas KPPS ditinjau kembali, termasuk pengaturan waktu kerja yang lebih manusiawi, terutama saat penghitungan suara.

    “Perlu juga disediakan fasilitas kesehatan selama bertugas, serta perlu juga peninjauan kembali beban kerja untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Serta bekerjanya secara bergantian saat perhitungan suara,” jelasnya.

  • PPK Tambora Mulai Penghitungan Berjenjang Surat Suara Pilkada 2024
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 November 2024

    PPK Tambora Mulai Penghitungan Berjenjang Surat Suara Pilkada 2024 Megapolitan 29 November 2024

    PPK Tambora Mulai Penghitungan Berjenjang Surat Suara Pilkada 2024
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Tambora, Jakarta Barat, memulai penghitungan berjenjang
    surat suara
    yang dikumpulkan dari 11 kelurahan di wilayah tersebut. Proses ini dimulai pada Jumat (29/11/2024) dan dijadwalkan berlangsung selama lima hari ke depan.
    “Dimulai itu tanggal 28 November sampai nanti terakhir itu 5 hari, berarti tanggal 2 Desember. Hari ini baru pertama mulai penghitungan dari 11 kelurahan, jadwal hari ini di tiga kelurahan dulu yang bakal dihitung,” kata Ketua PPK Tambora, Yuraris Prihantoro, saat ditemui di kantor Kecamatan Tambora, Jumat (29/11/2024).
    Pantauan di lokasi menunjukkan ratusan kotak suara berwarna putih bertuliskan “KPU” ditumpuk di lantai 4 kantor kecamatan. Kotak suara ini berasal dari 360 tempat pemungutan suara (TPS) di Tambora dan mencantumkan alamat serta nomor TPS masing-masing.
    Beberapa orang tampak memantau jalannya penghitungan suara. Mereka mengenakan pakaian bertema Rido, Jakarta Menyala, atau busana formal biasa. Penghitungan dilakukan di bawah pengawasan terbuka sesuai petunjuk teknis dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
    “Proses penghitungan suara dilakukan secara terbuka. Semua lapisan masyarakat dapat memantau jalannya penghitungan ini untuk memastikan keabsahan data,” ujar Yuraris.
    Ia menjelaskan, penghitungan berjenjang bukan berarti penghitungan ulang surat suara, melainkan verifikasi berita acara yang telah dikirimkan ke PPK Tambora. “Jadi yang dihitung itu C1 plano yang sudah diberikan kepada saksi, salinannya, dan untuk diinput ke Sirekap,” tambahnya.
    Yuraris menegaskan sejauh ini tidak ada kendala berarti dalam proses tersebut. “Sementara kendala belum ada. Semoga aja enggak ada kendala sampai selesai. Semoga kondusif lancar dan tidak ada gesekan di wilayah Tambora,” katanya.
    Penghitungan suara dijadwalkan rampung pada 2 Desember 2024.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • KPU Cianjur: Partisipasi menurun karena jumlah TPS berkurang

    KPU Cianjur: Partisipasi menurun karena jumlah TPS berkurang

    Cianjur (ANTARA) – Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Cianjur, Jawa Barat mencatat angka partisipasi menurun pada Pilkada Cianjur 2024 karena berbagai faktor termasuk jarak yang jauh dari rumah pemilih ke TPS yang jumlahnya berkurang dibandingkan pada Pemilu 2024.

    Ketua KPU Cianjur Muchamad Ridwan di Cianjur Jumat, mengatakan pada Pilkada 2020 angka partisipasi mencapai 67 persen, sehingga pihaknya menargetkan kenaikan pada Pilkada 2024 sebesar 2 persen dengan waktu sosialisasi yang sangat terbatas.

    “Namun kenyataannya menurun dibandingkan lima tahun sebelumnya, karena faktor dominan TPS yang awalnya dekat dengan rumah calon pemilih menjadi jauh karena jumlah TPS pada pilkada dikurangi sesuai aturan KPU pusat,” katanya.

    Dia menjelaskan pada Pemilu 2024 lalu daftar pemilih tetap (DPT) di setiap TPS hanya 300 orang, sedangkan pada pilkada jumlah DPT dalam satu TPS sekitar 600 orang, sehingga TPS yang biasanya dekat dengan rumah warga digabung dengan TPS di wilayah lain.

    Masih rendahnya tingkat kepedulian warga untuk menyalurkan aspirasinya menjadi faktor lain, sehingga KPU Cianjur akan melakukan evaluasi terkait sosialisasi yang diakui masih minim dan belum tepat sasaran karena keterbatasan waktu dan tenaga.

    “Ini menjadi pekerjaan rumah bagi kami, untuk lebih menggencarkan sosialisasi ke berbagai kalangan sampai ke pelosok agar angka partisipasi pada pemilu dan pilkada ke depan lebih meningkat,” katanya.

    Dia menambahkan, waktu yang singkat dengan letak geografis Cianjur yang sangat luas termasuk medan yang ditempuh cukup sulit membuat sosialisasi belum maksimal dilakukan, sehingga tahun selanjutnya berbagai cara akan dilakukan guna meningkatkan partisipasi.

    “Berbagai cara akan dilakukan agar angka partisipasi pada pemilu dan pilkada dapat meningkat, terlebih waktu yang tersedia cukup panjang,” katanya.

    Sedangkan berdasarkan data C1 yang masuk dalam situs resmi KPU angka partisipasi pada Pilkada Cianjur 2024 dari total pemilih yang menggunakan hak suaranya mencapai 1.085.821 dari DPT sebanyak 1.816.668 pemilih atau angka partisipasi sekitar 59,76 persen.

    Bahkan ditemukan partisipasi di TPS 003 Desa Mekarjaya, Kecamatan Cikadu sangat rendah dari jumlah DPT sebanyak 446 orang, yang datang ke TPS menggunakan hak pilihnya hanya 91 orang atau partisipasi pemilih hanya 20,4 persen.

    Pewarta: Ahmad Fikri
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2024

  • Paslon Pilbup Magetan Saling Klaim Menang, KPU Imbau Tunggu Penetapan Resmi

    Paslon Pilbup Magetan Saling Klaim Menang, KPU Imbau Tunggu Penetapan Resmi

    Magetan (beritajatim.com) – Suasana pasca pemungutan suara Pilkada 2024 di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, mulai memanas.

    Dua pasangan calon (Paslon) dengan nomor urut 01 dan 03 saling mengklaim kemenangan berdasarkan hasil hitung cepat masing-masing tim sukses.

    Meski begitu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Magetan menegaskan, masyarakat harus menunggu hasil resmi yang diumumkan sesuai jadwal.

    Ketua KPU Magetan, Noviano Suyide, meminta semua pihak untuk bersabar dan menahan diri. Menurutnya, penetapan pemenang Pilkada hanya akan dilakukan berdasarkan rekapitulasi manual yang dilakukan secara berjenjang.

    “Kami mengimbau kepada seluruh pasangan calon untuk bersabar. Hasil resmi akan diumumkan setelah semua tahapan selesai sesuai prosedur yang berlaku,” kata Noviano dalam keterangannya, Jumat (29/11/2024).

    Ia juga menegaskan bahwa hasil hitung cepat hanyalah alat bantu. “Quick count bukan hasil akhir. Kami berharap semua pihak dapat mempercayai proses yang ada dan menjaga kondusivitas di Magetan,” tambahnya.

    KPU Magetan saat ini sedang menyelesaikan rekapitulasi suara tingkat kecamatan, yang selanjutnya akan diteruskan pada tahap rekapitulasi kabupaten. Proses ini dijadwalkan berlangsung pada 3 Desember 2024.

    “Kami berkomitmen untuk bekerja secara transparan dan mematuhi aturan yang berlaku agar hasilnya kredibel. Partisipasi masyarakat dalam menjaga situasi yang kondusif sangat penting,” ujar Noviano.

    Sementara itu, Paslon 01, Nanik Endang Rusminiarti-Suyatni Prihasmoro (NIAT), mengklaim kemenangan tipis atas Paslon 03, Sujatno-Ida Yuhana Ulfa (JADI), berdasarkan hitung cepat internal mereka. Di sisi lain, Paslon 03 juga mendeklarasikan diri sebagai pemenang dengan selisih suara yang diklaim unggul tipis.

    Pilkada Magetan sendiri diikuti oleh tiga pasangan calon, termasuk Paslon nomor urut 02, Hergunadi-Basuki (HEBAT). Namun, hanya Paslon 01 dan 03 yang secara aktif mengklaim kemenangan.

    Kondisi saling klaim ini menimbulkan kekhawatiran akan potensi konflik di masyarakat. Para pengamat politik setempat mengingatkan bahwa situasi seperti ini bisa memicu polarisasi jika tidak dikelola secara bijak.

    KPU dan sejumlah pihak terkait mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan menunggu pengumuman resmi. Dengan proses yang dilakukan secara transparan dan sesuai prosedur, hasil akhir Pilkada diharapkan dapat diterima oleh semua pihak, demi menjaga keharmonisan di Kabupaten Magetan. [fiq/ted]

  • Kubu RIDO Soal RK Kirim Karangan Bunga ke Pramono-Rano: Bisa Jadi Rano Karno

    Kubu RIDO Soal RK Kirim Karangan Bunga ke Pramono-Rano: Bisa Jadi Rano Karno

    Bisnis.com, JAKARTA – Juru bicara pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Ridwan Kamil (RK) – Suswono (RIDO) Bernardus Djonoputro membantah inisial “RK” dalam karangan bunga ucapan selamat kepada pasangan Pramono Anun-Rano adalah Ridwan Kamil. 

    Dia mengemukakan bahwa RK bisa jadi Rano Karno yang menurutnya terlalu bersemangat karena telah unggul di Pilkada Jakarta versi hitung cepat alias quick count.

    “RK-nya itu mungkin Rano Karno. Bisa jadi, Pak Rano terlalu semangat sehingga berkirim bunga mengucapkan selamat pada diri sendiri,” tutur sosok yang akrab disapa Bernie tersebut, dalam keterangan resminya, Jumat (29/11/2024). 

    Terlebih, Bernie juga menilai bahwa karangan bunga ucapan selamat dikirimkan karena didorong oleh rencana menggelar acara syukuran kemenangan dan ramah tamah. Dikatakan, ini sebagai upaya mendelegitimasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta.

    “Ini bisa dinilai sebagai upaya mendelegitimasi KPUD. Karena hingga saat ini, KPUD belum mengumumkan hasil penghitungan suara di Pilkada Jakarta,” ucapnya.

    Sebelumnya, karangan bunga ucapan selamat kepada pasangan nomor urut tiga di Pilkada Jakarta memenuhi di depan rumah Tim Pemenangan Pramono-Rano di Jalan Cemara. Adapun, salah satunya dengan inisial “RK”.

    Berdasarkan pantauan Bisnis di lokasi pada Jumat (29/11/2024) tak diketahui secara spesifik “RK” tersebut. Karangan bunga tersebut bertuliskan “selamat bekerja” sekaligus menyebut pasangan tersebut sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur. 

    “Selamat Bekerja Bpk. Pramono Anung Gubernur Prov. DKI Jakarta & Bpk. Rano Karno Wakil Gubernur Prov. DKI Jakarta, menjadikan Jakarta Menyala. RK,” tulis karangan bunga tersebut. 

    Selain dari RK, tampak juga karangan bunga berisi ucapan selamat dari “Maruarar S.”. Namun, sama seperti “RK”, tak diketahui secara spesifik siapa Maruarar S. tersebut.

  • KPU Jaktim Ungkap Alasan Surat Undangan Pilkada 2024 Tidak Terdistribusi dengan Baik

    KPU Jaktim Ungkap Alasan Surat Undangan Pilkada 2024 Tidak Terdistribusi dengan Baik

    KPU Jaktim Ungkap Alasan Surat Undangan Pilkada 2024 Tidak Terdistribusi dengan Baik
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta Timur menjelaskan alasan di balik tidak meratanya distribusi surat undangan pemilih untuk Pilkada 2024.
    Komisioner KPU Jakarta Timur, Rio Verieza, mengungkapkan bahwa masalah ini disebabkan oleh
    vendor
    yang mencetak surat undangan dalam keadaan yang kurang terorganisir.
    “Dari
    vendor
    yang mencetak undangan itu memang dalam keadaan acak, karena mereka juga membuat C pemberitahuan itu tidak
    by
    data,” ujar Rio saat di Kantor Kecamatan Pulogadung, Jumat (29/11/2024).
    Rio menjelaskan bahwa KPU Jakarta Timur sempat mewajibkan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) untuk menyortir surat undangan berdasarkan data seperti RT atau kartu keluarga.
    Hal ini bertujuan untuk memudahkan distribusi undangan kepada pemilih. Namun, Rio menambahkan bahwa di tingkat KPPS, penyortiran tersebut tidak dilakukan dengan baik, sehingga menyebabkan beberapa rumah hanya menerima satu undangan meskipun ada lebih dari satu pemilih.
    “Tapi ternyata mungkin di tingkat KPPS tidak menyortir dulu gitu sehingga satu rumah mungkin hanya satu orang yang menerima,” ungkapnya.
    Rio juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Jakarta Timur atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan, dan berjanji akan menjadikan kejadian ini sebagai bahan evaluasi untuk Pilkada berikutnya.
    “Kami minta maaf kepada seluruh masyarakat Jakarta Timur kalau misalkan memang tidak terdistribusi dengan baik,” tambahnya.
    Sebelumnya, Novi (38), warga Pondok Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur, mengaku tidak menerima undangan meskipun tercatat dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT).
    Dia menyatakan bahwa hingga Selasa (26/11/2024), H-1 pencoblosan, ia belum menerima surat undangan dari panitia TPS 012 Pondok Kopi.
    “Aku cek di DPT
    online
    , ada nama aku masuk nih di TPS. Jadi, besok aja aku datang (ke TPS) tapi agak siang agar tidak mengganggu memegang surat undangan,” kata Novi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (28/11/2024).
    Sesampainya di TPS, Novi mendapati banyak undangan yang belum dibagikan.
    “Pas sampai TPS ternyata undangan masih banyak yang belum dibagikan. Aku tanya ke petugas TPS, katanya mereka enggak sempat bagi semuanya karena waktu (pembagian) cuma dua hari,” ungkap Novi.
    Ia juga menyaksikan beberapa pemilih datang hanya dengan membawa KTP karena belum mendapatkan undangan.
    “Setelah aku datang, ada empat orang, empat atau lima gitu, itu mereka udah pegang undangan semua, makanya aku juga aneh,” ujar Novi.
    Ia juga menambahkan bahwa meskipun sebagian undangan sudah dibagikan pada Senin (25/11/2024), masih banyak warga yang belum mendapatkannya.
    “Misalnya satu keluarga itu ada banyak, ada beberapa sekitar lima atau enam, tapi baru satu yang dapat itu,” ujarnya.
    Novi menduga bahwa nomor DPT yang tercampur dalam satu kartu keluarga menjadi penyebab kesulitan petugas dalam mencari data pemilih.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pilkada dan Demokrasi Substansial
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        29 November 2024

    Pilkada dan Demokrasi Substansial Nasional 29 November 2024

    Pilkada dan Demokrasi Substansial
    Peneliti | Political Enthusiast | Kolumnis
    MESKI
    bukan yang pertama kali, penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (
    Pilkada
    ) serentak di Indonesia dianggap masih memproduksi segenap persoalan.
    Alih-alih hanya berkaitan dengan urusan administrasi dan logistik, masalah-masalah tersebut justru dominan terjadi di tingkat dan cakupan lebih esensial.
    ‘Buying vote’ misalnya, meski terdengar klasik, tetapi masih terjadi. Begitu juga dengan problematika serius lainnya seperti politik identitas,
    black campaign
    , hingga
    rent-seeking.
    Jika dibedah secara lebih mendalam, seluruh persoalan tersebut sebetulnya terkait erat dengan eksistensi
    demokrasi
    sebagai ide yang dijalankan oleh negara.
    Faktanya, Pemilihan Umum (Pemilu) di banyak tingkat di Indonesia telah diselenggarakan secara tepat waktu dan sesuai peraturan perundangan.
    Pertanyaan kemudian mengemuka: Apakah kemampuan menyelenggarakan Pemilu (termasuk Pilkada di dalamnya) yang secara aturan sudah baik dan benar, otomatis menunjukkan Indonesia telah menjadi negara demokratis?
    Tulisan ringkas ini berusaha memberi pandangan atas kegelisahan tersebut.
    Setelah berhasil menyelenggarakan Pilkada di waktu berbeda-beda, Indonesia kembali menyelenggarakan hajatan besar pada 27 November 2024 kemarin, yaitu Pilkada serentak.
    Memang, ini bukan yang pertama mengingat pada 2020 lalu, Pemerintah melalui Komisi Pemilihan Umum (KPU) juga telah menyelenggarakan Pilkada serentak.
    Hanya saja, jumlah daerah yang ikut serta dalam Pilkada di periode tersebut belum sebanyak jumlah daerah yang ikut serta dalam Pilkada 2024.
    Meningkat cukup signifikan dari penyelenggaraan 2020 lalu, tercatat 1.553 pasangan calon (paslon) yang tersebar di 37 provinsi, 415 kabupaten dan 93 kota akan menjadi bagian dari penyelenggaraan Pilkada serentak 2024.
    Pilkada merupakan proses sirkulasi kepemimpinan politik yang dilakukan secara reguler di mana posisi kepala daerah diperebutkan beberapa paslon melalui jalur kandidasi.
    Jika dibedah, penyelenggaraan Pilkada terdiri dari tahapan yang demikian panjang, mulai dari pemenuhan persyaratan dukungan pasangan calon perseorangan hingga pengusulan dan pengangkatan kepala daerah terpilih.
    Dari sekian banyak tahapan, hari H pemungutan suara adalah tahapan yang dinilai krusial karena pada titik inilah pemilih memiliki kesempatan untuk mengejawantahkan hak pilihnya.
    Proses yang nampaknya sederhana, tapi memiliki konsekuensi jangka panjang karena berkaitan dengan keterpilihan pasangan suatu kandidat tertentu untuk menjadi pemimpin dari sekelompok masyarakat yang menjalani kehidupan di suatu daerah.
    Adapun dilihat dari sudut pandang keilmuan, Pilkada serentak kali ini akan mempertemukan setidaknya dua jenis demokrasi sebagai bahan diskusi.
    Jenis pertama mengacu pada demokrasi prosedural yang menitik beratkan substansinya pada tahapan dan aturan penyelenggaraan.
    Sementara jenis kedua merujuk pada demokrasi substansial yang menggaris bawahi sisi asasi diri manusia. Sub-bab ini akan mencoba memberikan ulasan mengenai hal tersebut secara lebih elaboratif.
    Demokrasi
    jenis pertama diindikasikan oleh tanda-tanda yang bersifat kaku dan formal. Dipopulerkan oleh ekonom Austria-Amerika sekaligus ilmuwan politik Joseph Alois Schumpeter, demokrasi ini memiliki indikator sederhana bernama Pemilu.
    Ringkasnya, ketika suatu negara berhasil menyelenggarakan Pemilu, negara tersebut sudah bisa dikatakan demokratis. Tentu, Pilkada termasuk di dalamnya karena Pemilu di sini merujuk pada penyelenggaraan di berbagai tingkat dan bidang,
    Sementara di sisi lainnya, terdapat demokrasi substansial yang didorong oleh David Beetham, Professor Ilmu Politik dari University of Leeds, yang menitik beratkan esensinya pada hak asasi manusia.
    Menurut dia, penyelenggaraan Pemilu saja tidak cukup untuk menjadi indikator dari demokratis atau tidaknya negara.
    Lebih jauh, Beetham menegaskan bahwa hak asasi manusia, khususnya yang diwujudkan dalam persamaan politik warga negaralah yang semestinya menjadi indikator.
    Adapun termasuk di dalam hak asasi tersebut adalah hak-hak pemilih dalam berbagai urusan kepemiluan, seperti hak untuk memilih kandidat yang diinginkan.
    Merujuk ulasan sebelumnya, Pilkada di Indonesia sudah menunjukkan keberhasilan. Ini ditandai dengan, misalnya, penyelenggaraan secara teknis yang rapi, baik dan benar.
    Bahkan ketika terjadi ketidak puasan dari sudut pandang kandidat, penyelenggara juga sudah mempersiapkan jalur gugatannya secara hukum.
    Dengan demikian, secara umum, jika Pilkada adalah indikator demokratis atau tidaknya negara, maka Indonesia sudah menjadi negara yang demokratis.
    Hanya saja, ternyata, masih terdapat catatan-catatan minor yang masuk ke dalam kategori esensial.
    Contoh, apabila perilaku transaksional semacam ‘buying vote’ masih marak terjadi, apakah hal seperti ini menunjukkan bahwa Indonesia telah sampai pada tingkat demokrasi yang baik?
    Bagaimana pula dengan berbagai isu mengenai mahar politik di balik layar yang masih santer terdengar dalam berbagai skenario kandidasi?
    Masalah-masalah tersebut menunjukkan bahwa persamaan politik di dalam internal warga negara masih belum sepenuhnya tercapai. Atau dengan kata lain, demokrasi substansial di Indonesia masih belum sepenuhnya diraih.
    Faktanya, negara ini masih berjuang untuk membereskan persoalan-persoalan sebagaimana terjadi di tingkat substansial tersebut.
    Butuh waktu lebih lama, butuh perjuangan lebih serius untuk memastikan bahwa secara esensial, Pilkada tidak lagi memproduksi masalah sehingga tingkat demokratisasi di Indonesia bisa naik lebih tinggi.
    Pada akhirnya, penulis berpendapat bahwa berhasil menyelenggarakan Pilkada secara prosedural saja belum cukup untuk memproduksi suasana demokratis yang diharapkan.
    Melalui hajatan besar Pilkada 2024 ini, tak cukup Pemerintah, seluruh stakeholder hendaknya bahu membahu untuk bisa meningkatkan kualitas demokrasi yang dasarnya telah Indonesia miliki. Tentu bukan hanya dari sudut pandang prosedural, melainkan juga yang esensial.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.