Belum Ucapkan Selamat ke Paslon Lain, Dharma Pongrekun: Tunggu Hasil Resmi KPU
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut dua Dharma Pongrekun belum memberi ucapan untuk pasangan cagub dan cawagub, Pramono Anung-Rano Karno, yang telah mendeklarasikan kemenangan.
Dharma juga belum memberikan ucapan kepada pasangan calon lainnya Ridwan Kamil – Suswono.
“Sama sekali tidak benar dan belum pernah. Jadi kembali lagi saya tegaskan bahwa kami belum berpikir untuk hal-hal tersebut,” kata Dharma di Bale Gotong Royong Dharma-Kun, Jumat (29/11/2024).
Dharma masih menunggu keputusan resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) soal kepastian putaran kedua.
“Saya tidak mau kira-kira. Silakan biar kita tunggu hasil dari KPU,” ungkap Dharma.
Tak hanya itu, Dharma juga belum ingin mengagendakan pertemuan dengan paslon lain, karena masih menunggu keputusan resmi.
“Karena pada prinsipnya kami berjuang ini hanya untuk kepentingan menyelamatkan jiwa manusia kok. Bukan sekadar ingin menikmati bagi-bagi kue, itu tujuan kami,” ucap Dharma.
Sebelumnya, hasil hitung cepat atau quick count Litbang Kompas Pilkada Jakarta 2024 menunjukkan, pasangan calon gubernur dan wakil gubernur RK-Suswono memperoleh 40,02 persen, Dharma-Kun memperoleh 10,49 persen, dan Pramono-Rano memperoleh 49,49 persen.
Hasil tersebut diperoleh dari perhitungan data yang masuk sebesar 100 persen dari 400 sampling TPS.
Quick count Litbang Kompas pada Pilkada Jakarta 2024 menggunakan metode systematic random sampling, dengan margin of error sebesar 1 persen.
Sumber pembiayaan hitung cepat berasal dari Harian Kompas (PT Kompas Media Nusantara). Quick count ini bukanlah hasil resmi.
KPU akan melakukan rekapitulasi suara secara berjenjang dari Rabu (27/11/2024) hingga Senin (16/12/2024). Hasil resmi Pilkada Jakarta 2024 akan menunggu penghitungan suara secara manual oleh KPU.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Kementrian Lembaga: KPU
-
/data/photo/2024/11/28/6747e4c91d73a.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Belum Ucapkan Selamat ke Paslon Lain, Dharma Pongrekun: Tunggu Hasil Resmi KPU
-

Fenomena Choice Fatigue dalam Pilkada di Indonesia
Anggota KPPS menujukkan surat suara tidak sah saat penghitungan surat suara Pilkada DKI Jakarta 2024 di TPS 32 Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta, Rabu (27/11/2024). (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/tom.)
Fenomena Choice Fatigue dalam Pilkada di Indonesia
Dalam Negeri
Editor: Calista Aziza
Jumat, 29 November 2024 – 16:23 WIBElshinta.com – Hasil penelitian yang dilakukan dua periset, Ned Augenblick dan Scott Nicholson, menunjukkan adanya fenomena yang sangat menarik dalam pemilihan umum.
Penelitian yang didanai the George P. Shultz Fund di Stanford Institute for Economic Policy Research itu fokus pada topik Choice fatigue and voter behavior dan mengungkap fakta bahwa kelelahan memilih (choice fatigue) berdampak signifikan pada perilaku pemilih dalam pemilihan umum.
Studi ini menemukan bahwa semakin banyak keputusan yang harus dibuat oleh pemilih dalam surat suara, semakin besar kemungkinan mereka tidak menggunakan hak pilih secara penuh (undervote).
Selain itu, pemilih cenderung mengandalkan pola yang sederhana, seperti memilih kandidat pertama dalam daftar atau opsi yang dianggap aman, meskipun itu mungkin bukan keputusan optimal.
Temuan ini didasarkan pada eksperimen alami di California, yang menunjukkan bahwa penurunan posisi kandidat di surat suara cenderung meningkatkan abstensi sebesar 0,11 persen per posisi.
Relevansi penelitian ini sangat terasa di Indonesia, terutama dalam pelaksanaan pemilu serentak yang kompleks, di mana pemilih dihadapkan pada surat suara yang panjang dan melibatkan banyak kandidat dari berbagai tingkat pemerintahan.
Pada Pemilu 2019, misalnya, menunjukkan fenomena ballot roll-off, di mana banyak pemilih fokus pada pemilihan presiden, sementara pemilihan legislatif sering diabaikan.
Hal ini menunjukkan bahwa pemilih menghadapi beban kognitif yang berat dalam membuat keputusan secara bersamaan, mirip dengan choice fatigue yang ditemukan dalam penelitian Augenblick dan Nicholson.
Riset itu semakin relevan kini dalam Pilkada DKI Jakarta 2024, ketika diketahui angka partisipasi pemilih dalam Pilkada DKI Jakarta 2024 disebut paling rendah dalam sejarah pilkada di wilayah ibu kota itu, sejak 2007.
Tercatat partisipasi pemilih pada Pilgub DKI Jakarta 2024 hanya mencapai 4.357.512. Sementara itu, jumlah daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 8.214.007. Artinya, partisipasi pemilih di Jakatta ada di angka 53,05 persen atau yang golput mencapai 46,95 persen.
Untuk mengatasi tantangan ini, Indonesia dapat mempertimbangkan beberapa strategi yang diusulkan dalam penelitian tersebut, seperti mengurangi jumlah kontes dalam satu pemilu, melakukan pengacakan posisi kandidat dalam surat suara, atau memberikan jeda waktu yang lebih panjang antarpemilu.
Pendekatan ini dapat membantu mengurangi beban psikologis pemilih dan meningkatkan kualitas partisipasi.
Pengamat politik dari Citra Institute, Efriza menilai Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta harus lebih menggencarkan sosialisasi ke masyarakat agar rendahnya partisipasi pemilih pada Pilkada Jakarta 27 November 2024 tidak terulang.
Ia juga berpandangan bahwa beberapa kelompok masyarakat beranggapan semua keputusan terkait kehidupan sehari-hari tergantung pada keputusan nasional, yakni presiden dan jajaran legislatif sehingga masyarakat lebih antusias saat Pemilu Februari lalu dibandingkan saat harus memilih gubernur.
Partisipasi pemilih
Dalam setiap demokrasi, partisipasi pemilih menjadi indikator penting keberhasilan proses politik. Indonesia sendiri secara keseluruhan sedang menghadapi fenomena tren penurunan partisipasi pemilih dalam pilkada.
Fenomena yang sering disebut voter fatigue ini sekarang sedang menjadi perbincangan hangat di berbagai kalangan, termasuk pengamat politik, Komisi II DPR, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), dan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Apakah benar masyarakat mulai jenuh dengan pemilu yang sering diadakan dalam waktu berdekatan, dan apakah hal ini cukup kuat untuk menjadi pertimbangan memisahkan kembali pemilu serentak?
Fenomena voter fatigue atau kelelahan pemilih, umumnya terjadi ketika masyarakat merasa terbebani dengan intensitas pemilu yang terlalu sering atau rumit.
Dalam konteks Indonesia, penyelenggaraan pemilu serentak dimulai dari pemilu legislatif, pilpres, hingga pilkada didesain untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan memperkuat sistem presidensial. Namun, kenyataan di lapangan justru menunjukkan tantangan baru yang tidak terduga.
Data dari beberapa pilkada terakhir menunjukkan penurunan partisipasi di sejumlah daerah. Pada Pilkada Serentak 2020, misalnya, partisipasi pemilih tercatat sekitar 76,09 persen, turun dibandingkan Pilpres 2019 yang mencapai 81 persen.
Meski angka ini masih tergolong tinggi di tingkat global, tren penurunan tetap menjadi alarm bagi keberlangsungan demokrasi Indonesia.
Dalam diskusi dengan beberapa pengamat politik, banyak yang mengaitkan fenomena ini dengan kelelahan pemilih akibat intensitas pemilu yang terlalu tinggi dalam kurun waktu singkat.
Ditambah lagi, pandemi COVID-19, saat itu, juga menjadi faktor penghambat yang mempengaruhi tingkat partisipasi.
Namun, voter fatigue bukan hanya soal jadwal. Ada elemen lain yang memperparah jenuh pemilih, yaitu minimnya diferensiasi program dan visi antarkandidat.
Sejumlah pemilih yang diwawancarai mengungkapkan, pilihan mereka tidak banyak berpengaruh. Kandidat sering kali menjanjikan hal yang sama, tetapi kenyataannya tidak banyak berubah.
Ungkapan ini mencerminkan keresahan sebagian masyarakat bahwa pemilu hanya menjadi ritual politik tanpa dampak nyata bagi kesejahteraan mereka.
Fenomena ini harus disadari sebagai ancaman bagi demokrasi partisipatif, sehingga perlu kajian mendalam tentang dampak pemilu serentak terhadap partisipasi pemilih.
Pemilu serentak
Terlepas dari perdebatan yang terjadi, pertanyaan yang muncul adalah apakah perlu memisahkan kembali pemilu serentak? Jawabannya, tentu tidak sederhana.
Pemilu serentak dicanangkan untuk menyederhanakan proses pemilu dan mengurangi biaya negara, tetapi jika implementasinya justru menimbulkan dampak negatif, seperti penurunan partisipasi atau potensi voter fatigue, maka perlu ada evaluasi ulang.
Beberapa pakar menyarankan pendekatan hibrida, di mana pemilu serentak tetap dilakukan, tetapi dengan jeda waktu yang lebih panjang antara pemilu legislatif, pilpres, dan pilkada.
Hal ini dapat memberikan ruang bagi masyarakat untuk memproses hasil pemilu sebelumnya dan mengurangi beban psikologis yang mungkin timbul akibat terlalu sering terpapar kampanye politik.
Selain itu, pendidikan politik kepada masyarakat perlu diperkuat, terutama untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya partisipasi dalam pilkada.
Pandangan lain mengusulkan inovasi dalam penyelenggaraan pemilu untuk mengatasi kelelahan pemilih.
Digitalisasi proses pemilu, misalnya, dapat menjadi salah satu solusi. Dengan memperkenalkan e-voting atau sistem hibrida antara manual dan digital, masyarakat dapat merasakan kemudahan dalam menyalurkan hak suaranya.
Hanya saja, implementasi solusi ini membutuhkan infrastruktur yang memadai dan jaminan keamanan data.
Selain teknis pelaksanaan, peningkatan kualitas kandidat juga menjadi kunci penting. Masyarakat akan lebih antusias berpartisipasi jika mereka merasa kandidat yang maju benar-benar mewakili kepentingan mereka.
Partai politik harus mampu menciptakan mekanisme seleksi yang transparan dan inklusif, sehingga melahirkan calon pemimpin yang berintegritas dan kompeten.
Sebab, pada akhirnya, pemilih cenderung jenuh, bukan hanya karena terlalu sering memilih, tetapi juga karena merasa pilihan yang ada tidak membawa perubahan signifikan.
Keharusan untuk memisahkan pemilu serentak masih membutuhkan kajian mendalam. Meskipun demikian, apa pun langkah yang diambil, satu hal yang jelas adalah, demokrasi harus terus diperkuat.
Demokrasi bukan hanya tentang angka partisipasi, tetapi juga tentang kualitas hubungan antara pemilih dan pemimpin yang dipilih.
Faktanya yang harus disyukuri adalah bahwa masyarakat Indonesia disadari kian dewasa dalam berdemokrasi. Pengamat Kebijakan Publik Universitas Trisakti Dr Trubus Rahardiansyah menilai masyarakat sudah semakin dewasa dalam berdemokrasi, sehingga tidak lagi terlalu reaktif dalam merespons penyelenggaraan pilkada. Terlebih dalam pilkada serentak, fokus masyarakat terpecah di daerahnya masing-masing.
Meski begitu, tipis anggapan tentang kedewasaan dalam berdemokrasi dengan voter fatigue. Memang kerap kali orang dewasa lebih rendah tingkat ketertarikannya pada sesuatu yang sudah pernah mereka alami sebelumnya, termasuk pemilu, namun voter fatigue jelas merupakan fenomena lain yang berbeda, yang benar-benar bisa menjadi ancaman nyata dalam kehidupan berdemokrasi.
Sebab dari kelelahan bisa mengarah pada ignorant, kemudian apatis. Jika hal itu terjadi, maka langkah evaluasi harus segera dilakukan, baik melalui perbaikan sistem, penguatan kapasitas penyelenggara, maupun pendidikan politik kepada masyarakat.
Indonesia memiliki potensi besar untuk terus menjadi negara demokrasi yang stabil, namun potensi ini hanya akan terwujud jika setiap elemen dalam sistem pemilu, dari jadwal, kandidat, hingga penyelenggara, dapat memenuhi harapan masyarakat.
Voter fatigue bukan sekadar tanda kejenuhan. Ini adalah sinyal bahwa demokrasi memerlukan perbaikan yang lebih inklusif, responsif, dan berorientasi pada hasil yang nyata.
Sumber : Antara
-

PKB: Angka golput Pilkada DKI tinggi karena kandidat tak diminati
Orang DKI kan kelompok terpelajar, sebab itu angka golputnya pasti akan tinggi karena kandidat yang ada tidak diminati oleh warga DKI
Jakarta (ANTARA) – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menilai angka golongan putih (golput) dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024 tinggi karena kandidat yang menjadi calon kepala daerah tersebut tidak diminati.
Adapun lembaga survei Charta Politika mencatat penurunan partisipasi pemilih di Pilkada DKI Jakarta 2024 menjadi hanya 58 persen, sementara Pilkada DKI 2017 berada di atas 70 persen. Dengan demikian, angka golput dalam Pilkada DKI Jakarta tahun ini mencapai 42 persen, meningkat dari 30 persen pada 2017.
“Orang DKI kan kelompok terpelajar, sebab itu angka golputnya pasti akan tinggi karena kandidat yang ada tidak diminati oleh warga DKI,” ujar Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid dalam keterangan video yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, dalam Pilkada DKI Jakarta tahun ini para kandidat calon tidak diminati karena mereka maju dalam pilkada secara tidak alami atau tidak melalui proses dari bawah.
Pasalnya, kata dia, para calon tersebut cenderung menjadi kandidat dalam Pilkada DKI Jakarta melalui berbagai saringan, baik secara formal maupun tidak formal.
“Ini yang kemudian bagi warga DKI pilihannya menjadi tidak menarik,” ucapnya.
Dalam Pilkada DKI Jakarta 2024, terdapat tiga pasangan calon yang maju untuk menjadi gubernur dan wakil gubernur, yakni Pramono Anung-Rano Karno, Ridwan Kamil-Suswono, serta Dharma Pongrekun-Kun Wardana.
Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta mengevaluasi capaian tingkat partisipasi pemilih di Pilkada 2024 yang diduga lebih rendah dibandingkan pemilihan umum presiden dan wakil presiden (Pilpres) serta Pemilu Legislatif (Pileg) 2024.
“Menurut pemantauan kami, alur pemilih di TPS (tempat pemungutan suara) agak renggang. Tapi, kami belum tahu angka pastinya berapa tingkat partisipasi. Tapi untuk pilkada, memang biasanya cenderung lebih rendah dari pilpres,” kata Ketua KPU DKI Wahyu Dinata dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (28/11).
Wahyu mengatakan KPU di beberapa provinsi lain juga menemukan hal serupa yakni tingkat partisipasi pemilih yang tidak terlalu bagus.
Menurut dia, melalui evaluasi nantinya akan diketahui penyebab rendahnya tingkat partisipasi pemilih. Bisa jadi, karena program-program sosialisasi KPU DKI yang kurang baik diterima masyarakat, atau memang ada kondisi tertentu. Evaluasi juga dilakukan dalam rangka mencapai perbaikan untuk ke depannya.
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2024 -

Pilkada Pamekasan, Paslon KHARISMA Unggul di 10 Kecamatan
Pamekasan (beritajatim.com) – Pasangan KH Kholilurrahman dan Sukriyanto (KHARISMA) unggul dari dua pasangan calon (Paslon) lain di 10 dari 13 kecamatan berbeda di Pamekasan, pada pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024.
Pada perhelatan pesta demokrasi yang digelar serentak 27 November 2024, khususnya untuk pemilihan bupati dan wakil bupati Pamekasan, diikuti tiga pasangan calon (paslon) berbeda.
Ketiga paslon tersebut masing-masing pasangan paslon nomor urut 1 Fattah Jasin dan Mujahid Anshori (TAUHID), paslon nomor urut 2 KH Kholilurrahman dan Sukriyanto (KHARISMA), serta paslon nomor urut 3 Muhammad Baqir Aminatullah dan Taufadi (BERBAKTI).
Pada perhelatan pemilihan bupati dan wakil bupati Pamekasan, ketiga paslon tersebut bersaing mendapatkan dukungan dari sebanyak 666.048 pemilih yang terdata dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT), terdiri dari sebanyak 321.417 pemilih laki-laki dan sebanyak 344.631 pemilih perempuan.
Para pemilih tersebut menyalurkan hak suaranya di sebanyak 1.270 TPS yang tersebar di 13 kecamatan berbeda di Pamekasan, termasuk di antaranya TPS Khusus yang melayani pemilih di lokasi tertentu, yakni di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dan Pesantren.
Berdasar informasi dari berbagai sumber yang dihimpun beritajatim.com, Paslon TAUHID mengumpulkan total sebanyak 17.309 suara, Paslon KHARISMA meraih sebanyak 291.246 suara, dan Paslon BERBAKTI mendapatkan sebanyak 263.739 suara.
Dari total angka perolehan tersebut, Paslon TAUHID mengumpulkan suara dari 13 kecamatan berbeda di Pamekasan, sekalipun angka perolehan paslon nomor urut 1 tersebut tidak dapat mengimbangi perolehan dari dua paslon lainnya.
Paslon nomor urut 2 di Pilkada Pamekasan, KHARISMA meraih suara total dari 10 kecamatan berbeda di Pamekasan, meliputi kecamatan Batumarmar, Kadur, Larangan, Pademawu, Pagantenan, Pakong, Pamekasan, Pasean, Proppo, dan Tlanakan.
Paslon BERBAKTI yang bersaing kuat dengan Paslon KHARISMA, berhasil unggul di tiga kecamatan berbeda di Pamekasan, masing-masing Kecamatan Galis, Palengaan, dan Waru.
Sementara untuk proses rekapitulasi sudah memasuki tingkat kecamatan, dan mulai dihitung sejak Kamis (28/11/2024 kemarin. Bahkan proses rekapitulasi tersebut juga bisa dipastikan sudah tuntas, serta tinggal menunggu penetapan dari Pleno KPU Pamekasan. [pin/ian]
Berikut Hasil Rekapitulasi Tingkat Kecamatan Pilkada Pamekasan 2024:
Batumarmar: TAUHID (310); KHARISMA (32.923); BERBAKTI (21.203)
Galis: TAUHID (715); KHARISMA (9.210); BERBAKTI (10.667)
Kadur: TAUHID (594), KHARISMA (15.179); BERBAKTI (14.292)
Larangan: TAUHID (1.177); KHARISMA (18.346); BERBAKTI (17.882)
Pademawu: TAUHID (3.306); KHARISMA (31.060); BERBAKTI (21.064)
Pagantenan: TAUHID (485); KHARISMA (27.402); BERBAKTI (22.912)
Pakong: TAUHID (571); KHARISMA (11.601); BERBAKTI (10.919)
Palengaan: TAUHID (609); KHARISMA (28.398); BERBAKTI (34.398)
Pamekasan (Kota): TAUHID (6.323); KHARISMA (24.188); BERBAKTI (21.672)
Pasean: TAUHID (453); KHARISMA (19.319); BERBAKTI (19.265)
Proppo: TAUHID (744); KHARISMA (30.891); BERBAKTI (29.916)
Tlanakan: TAUHID (1.430); KHARISMA (21.250); BERBAKTI (16.276)
Waru: TAUHID (592); KHARISMA (21.282); BERBAKTI (23.273) -

Anies Sindir Pilkada Bukan Ramalan Cuaca, Gerindra Komen Begini
Jakarta, CNBC Indonesia – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman memberikan tanggapan terkait pernyataan Anies Baswedan yang menyebutkan bahwa hasil Pilkada Jakarta bukanlah seperti ramalan cuaca.
Habiburokhman menyampaikan bahwa dirinya memiliki pandangan yang sama dengan Anies. Namun yang pasti, pihaknya masih akan tetap menunggu keputusan pasti dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
“Ya pasti. Saya berpendapat yang sama, kita tunggu saja. Kita sama dengan Pak Anies pendapatnya, tunggu saja,” ujarnya di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat dikutip dari Detik.com, Sabtu (30/11/2024).
Habiburokhman mengklaim bahwa hasil pengumpulan data yang dilakukan timnya sangat akurat. Mengingat, tim yang terlibat dalam peninjauan Pilkada Jakarta bekerja cukup militan.
“Jadi kami punya hasil rekap yang sangat akurat, yang sangat jelas didapat dari tim-tim yang sangat-sangat militan. Tim kami ini sangat militan,” ujarnya.
Selain itu, ia juga membeberkan bahwa data yang disajikan oleh tim pemenangan pasangan calon Ridwan Kamil (RK) dan Suswono (RK-Suswono) adalah benar. Ia pun menegaskan bahwa tim pemenangan Ridwan Kamil-Suswono akan terus mengawal proses rekapitulasi yang dilakukan oleh KPU secara berjenjang.
“Pendukung Pak Ridwan Kamil ini sangat militan. Sehingga kami hakulyakin data yang kami miliki benar dan kami akan kawal. Kami akan kawal rekapitulasi berjenjang yang sedang berjalan saat ini,” kata dia.
Sebelumnya, Anies menanggapi klaim dari tim pasangan calon Pilkada Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono (RIDO), yang menyatakan bahwa Pilkada Jakarta kemungkinan besar akan berlangsung dua putaran. Anies menegaskan bahwa hasil Pilkada bukanlah hal yang bisa diprediksi seperti ramalan cuaca.
“Ini bukan ramalan cuaca, jadi lihat data, lihat faktanya saja,” ujar Anies saat menghadiri acara Rakernas Ikatan Advokasi Indonesia (Ikadin) di Jimbaran, Badung, seperti dilansir detikBali, Jumat (29/11/2024).
Anies pun optimistis bahwa kemenangan ada di tangan pasangan cagub dan cawagub Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno. Optimisme itu berdasarkan data saat ini yang menunjukkan Pramono-Rano meraih suara 50,07%.
“Ya Anda lihat saja datanya, lihat data KPU saja,” kata mantan Gubernur Jakarta itu.
(fab/fab)
-

Kubu RK-Suswono Desak Bawaslu Gelar PSU Buntut Surat Suara Tercoblos Duluan di Pinang Ranti
GELORA.CO – Kubu paslon Ridwan Kamil (RK)-Suswono mendesak Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI untuk mengeluarkan rekomendasi terkait adanya pemungutan suara ulang (PSU) di TPS 28, Pinang Ranti, Makassar, Jakarta Timur.
Hal itu dilakukan buntut adanya temuan belasan surat suara yang tercoblos paslon cagub-cawagub Jakarta nomor urut 03, Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada 2024.
“Kami meminta segera Bawaslu merekomendasikan PSU (Pemungutan Suara Ulang) terhadap TPS 28 tersebut,” kata Wakil Ketua Tim Bidang Hukum RK-Suswono, Muslim Jaya Butarbutar di Kantor Tim Pemenangan Ridwan Kamil-Suswono, Jakarta, Sabtu, 30 November 2024.
Menurutnya, tindakan tersebut telah melanggar aturan administrasi yang tercantum dalam Pasal 112 UU nomor 1 tahun 2015.
“Oknum petugas tersebut sudah menggunakan lebih dari satu kali, karena dia mencoblos 20 kali, dimasukkan di kotak suara 2 kertas suara, artinya sudah memenuhi kriteria untuk PSU di wilayah TPS 28 RW02 Kelurahan Pinang Ranti Kecamatan Makasar,” ujarnya.
Untuk diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta Timur (Jaktim) telah memberhentikan Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 28 Kelurahan Pinang Ranti, Makasar, Jaktim.
Pemecatan ini buntut temuan 19 surat suara yang tercoblos untuk pasangan Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada 2024.
Ketua Divisi Hukum dan Pengawasan KPU Jaktim, Rio Verieza mengatakan sang ketua KPPS melanggar kode etik. Sebab, ketua KPPS itu meminta petugas pengamanan langsung (pamsung) TPS untuk mencoblos surat suara tak terpakai.
“Di TPS 28 Kelurahan Pinang Ranti itu terjadi pelanggaran kode etik oleh Ketua KPPS dan pamsung. Jadi, Ketua KPPS itu menyuruh pamsung untuk mencoblos surat suara yang tidak terpakai,” kata Rio kepada wartawan, Jumat, 29 November 2024.
Dia menjelaskan, petugas ketertiban yang mendapat arahan kemudian mencoblos 19 surat suara. Beruntung, pengawas TPS sempat menggagalkan surat suara tercoblos itu dimasukkan ke kotak suara.
“Dari 19 surat suara itu yang sempat dimasukkan ke kotak suara itu satu surat suara, kemudian 18 surat suara itu ditahan oleh pengawas TPS, jadi digagalkan ini oleh pengawas TPS,” jelas Rio.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, seluruh surat suara yang tercoblos mengarah pada Pramono Anung-Rano Karno. Meski demikian, hasil pemeriksaan mengungkap Ketua KPPS tidak mengarahkan pencoblosan dilakukan pada salah satu paslon.
“Jadi untuk unsur politis (mengarahkan paslon tertentu) tidak ada. Jadi berdasarkan pemeriksaan yang bersangkutan, memang yang bersangkutan itu ingin TPS-nya ingin banyak yang hadir,” pungkas dia.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1369768/original/098603900_1476093234-Oknum_Polisi.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Sanksi Pidana untuk Anggota Polda Sumsel yang Tidak Netral Saat Pilkada 2024
Liputan6.com, Palembang – Di pertenganan November 2024 sebelum pencoblosan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sumatera Selatan (Sumsel) 2024, ada belasan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Sumsel yang dilaporkan ke Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) Sumsel.
Sebanyak 12 ASN di Sumsel diduga tidak netral dan memberikan dukungannya secara terang-terangan ke paslon-paslon di Pilkada Sumsel 2024. Dari laporan tersebut, Bawaslu Sumsel sudah merekomendasikan laporan tersebut ke Badan Kepegawaian Negara (BKN) Regional VII Palembang.
Ketidaknetralan tersebut juga jadi hal serius yang disoroti oleh Kepolisian Daerah (Polda) Sumsel ke para anggotanya di 17 kabupaten/kota di Sumsel.
Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Sumsel Kombes Pol Sunarto berkata, tim Polda Sumsel terus memastikan netralitas Polda Sumsel dan jajaran yang masih tetap terjaga. Tak ada pandang bulu terhadap anggota yang terlibat dalam politik praktis.
Hal itu sesuai dengan MK 136/2024 telah menegaskan bahwa jika anggota Polri yang tidak netral, bisa dikenakan sanksi pidana. Sama halnya dengan pejabat negara, ASN dan kepala desa (kades), yang sesuai pasal 188 UU No 1 tahun 2015 tentang pilkada.
“Ini norma baru dan secara langsung efektif berlaku. Artinya jika ditemukan anggota Polri tidak netral maka selain bisa dipidana juga dapat diberi sanksi kode etik Polri,” katanya, Kamis (28/11/2024).
Dia berkata, hal tersebut dilaksanakan untuk memberi pengamanan dan memastikan pemilu dan Pilkada Sumsel serentak agar berjalan aman, damai dan bermartabat.
Kombes Pol Sunarto meminta agar masyarakat untuk berhati-hati terhadap hoaks yang sudah berseliweran di media sosial. Apalagi banyak narasi maupun foto dan video yang tersebar soal klaim pemenang Pilkada. Sementara, tahapan di KPU hingga kini masih berjalan.
“Hoaks atau berita bohong bisa memecah belah kita. Gunakan media sosial secara bijak dan selalu periksa kebenaran informasi sebelum menyebarkannya,” ujarnya.
Mantan Kabid Humas Polda Riau tersebut juga mengaku, Polda Sumsel bersama TNI dan elemen terkait akan terus menjaga keamanan selama Pilkada Sumsel 2024 berlangsung.
“Kami berkomitmen untuk memastikan situasi tetap kondusif. Jika ada hal yang mencurigakan, segera laporkan kepada aparat terdekat,” ungkapnya.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2257953/original/056887000_1529811911-040106200_1449637596-20151209-Warga-Gunakan-Hak-Pilih-di-Kampung-Pilkada-Depok-Anton-2.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Sinergi Aparat dan Masyarakat, Pilkada Sumsel 2024 Zero Conflict
Liputan6.com, Palembang – Proses pencoblosan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024 di tingkat Sumsel hingga di 17 kabupaten/kota di Sumsel minim kericuhan.
Hal tersebut dipastikan oleh Kapolda Sumsel Irjen Pol Andi Rian Djajadi, jika semua tahapan Pilkada Sumsel serentak yang berlangsung pada Rabu (27/11/2024) kemarin berlangsung kondusif tanpa adanya gejolak yang timbul di masyarakat.
Jenderal bintang dua tersebut berujar, situasi keamanan membuat masyarakat di 17 kabupaten/kota di Sumsel akhirnya dapat menyalurkan hak pilih tanpa adanya gangguan.
Hal itu terlihat dari partisipasi pemilih di Pilkada Sumsel 2024 yang mencapai 80 persen. Yang membuktikan tingginya antusiasme masyarakat terhadap demokrasi.
“Keberhasilan Sumsel dalam menjaga zero conflict di Pilkada 2024 patut menjadi contoh bagi daerah lain. Sinergi antara aparat keamanan dan masyarakat terbukti menjadi fondasi kuat untuk menciptakan suasana demokrasi yang sehat dan bermartabat,” ungkapnya, Kamis (28/11/2024).
Kendati tahapan pilkada telah memasuki proses pemungutan suara, Polda Sumsel terus mengawal hingga tahapan selesai di tingkat Komisi Pemilihan Umum (KPU), sampai akhirnya pemenang Pikada serentak di Sumsel dan 17 kabupaten/kota di Sumsel dilantik.
Menurutnya, kolaborasi pengawalan Pilkada antara Polri dan TNI masih berlangsung. Mereka menyiapkan strategi khusus, agar tidak terjadinya gejolak konflik di 17 Kabupaten/ kota.
“Strategi kita dengan melakukan pendekatan preventif dengan sosialisasi bersama antara Polri dan TNI di berbagai daerah. Seperti mengedukasi masyarakat untuk menolak politik uang, black campaign dan provokasi berbasis SARA,” ujarnya, Kamis (28/11/2024).
Ada juga strategi lainnya, seperti pemantauan Intensif, melakukan kegiatan sambang door to door sampai penggunaan teknologi. Bahkan aparat keamanan memastikan seluruh proses berlangsung transparan dan aman.
Strategi selanjutnya yakni bersinergi dengan masyarakat, seperti tokoh agama, adat, dan pemuda dilibatkan dalam mengampanyekan Pilkada Sumsel damai.
Dengan sinergi yang baik, Kapolda Sumsel menyakini isu-isu yang dapat memecah belah masyarakat dapat ditekan sejak dini dan tidak merusak ketenangan di Sumsel.
“Kuncinya adalah komunikasi yang efektif dan kerja sama erat antara Polri, TNI, pemerintah daerah, dan seluruh elemen masyarakat,” katanya.
-

Tunjukkan keberpihakan kepada warga dalam kebijakan
Sumber foto: Antara
Anis ke Pram-Doel: Tunjukkan keberpihakan kepada warga dalam kebijakan
Dalam Negeri
Editor: Sigit Kurniawan
Jumat, 29 November 2024 – 18:39 WIBElshinta.com – Mantan Gubernur Jakarta periode 2017-2022 Anis Rasyid Baswedan menitipkan pesan kepada pasangan calon gubernur Pramono Anung-Rano Karno agar menunjukkan keberpihakan kepada masyarakat kecil dalam kebijakan setelah ditetapkan KPU sebagai pemenang Pilgub DKI Jakarta.
“Keberpihakan kepada mereka yang marjinal, yang lemah, yang kecil, itu ditunjukkan dalam bentuk kebijakan,” kata Anis saat ditemui di Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali, Jumat (29/11).
Selain keberpihakan kepada kelompok marginal, mantan Gubernur Jakarta periode 2017-2022 itu juga meminta Pram-Doel untuk memperhatikan pembangunan kota yang menggunakan paradigma kota modern yang maju, penciptaan lapangan pekerjaan dan kesetaraan kesempatan kepada semua elemen masyarakat.
Yang tak kalah pentingnya menurut Anis adalah membangun pemerintahan yang bisa mengayomi semua elemen masyarakat dan menjadikan Jakarta sebagai kota yang nyaman dan sehat.
Untuk mewujudkan kota yang nyaman dan sehat, Anis meminta pemerintah Pramono Anung -Rano Karno memprioritaskan dan menuntaskan masalah yang berkaitan dengan lingkungan hidup di Jakarta.
“Bagaimana menjadi kota yang nyaman sehat? Itu artinya perhatian kepada persoalan lingkungan hidup menjadi prioritas,” katanya.
Saat ditanya terkait pekerjaan utama bagi Pram-Doel, Anis mengatakan sudah tertuang dalam visi misi Pram-Doel. Dia pun optimis, keduanya pemimpin yang kompeten mengurus Jakarta.
Menurut Anis, kunci kemenangan Pramono di Jakarta ditopang oleh banyak faktor seperti dukungan masyarakat, partai politik, tokoh dan lainnya.
Adapun Pramono Anung -Rano Karno berdasarkan hasil penghitungan suara unggul atas dua lawannya Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) nomor urut 1, Dharma Pongrekun-Kun Wardana (Dharma-Kun) dari independen nomor urut 2.
Berdasarkan hasil perhitungan suara (real count) KPU DKI Jakarta dan perhitungan formulir model C – KWK di seluruh daerah pemilihan Jakarta menunjukkan pasangan Pramono-Rano meraih 2.183.577 suara atau 50,07 persen.
Anis Baswedan mengaku bersyukur Pilkada DKI Jakarta berjalan aman dan damai.
“Banyak faktor yah yang bergerak dan terlibat jadi yang penting suasananya tenang teduh semua menerima hasil dan alhamdulillah perhitungan sudah 100 persen mudah-mudahan bisa langsung bersiap untuk menjalankan tugasnya,” katanya.
Sumber : Antara
