Kementrian Lembaga: KPI

  • Pertamina Resmi Operasikan Empat Tangki Baru di Kilang Balongan

    Pertamina Resmi Operasikan Empat Tangki Baru di Kilang Balongan

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) menambah empat tangki baru di Kilang Balongan, Indramayu, Jawa Barat. Keempat tangki tersebut masing-masing memiliki kapasitas 29.000 meter kubik.

    Pjs Corporate Secretary KPI Milla Suciyani mengatakan, penambahan tangki tersebut dilakukan demi memperkuat ketahanan energi nasional.

    “Selain proses pengolahan minyak mentah menjadi produk BBM dan Non BBM, hal lain yang juga tak kalah pentingnya dalam operasional kilang adalah manajemen inventori, baik terkait bahan bakunya, juga produk yang dihasilkan,” kata Milla melalui keterangan resmi dikutip Selasa (30/9/2025).

    Milla menuturkan, tambahan empat tanki itu akan meningkatkan fleksibilitas Kilang Balongan dalam hal manajemen inventori produk BBM. Hingga saat ini, Kilang Balongan mengoperasikan lebih dari 70 tangki bahan baku dan produk.

    Dia menjelaskan, Kilang Balongan sendiri memiliki fungsi strategis untuk memenuhi kebutuhan BBM di wilayah Jakarta, Banten dan sebagian Jawa Barat. Selain dilakukan melalui jalur pipa, distribusi dari Kilang Balongan juga dilakukan melalui kapal.

    “Kilang Balongan merupakan kilang paling kompleks yang dikelola Pertamina saat ini. Kompleksitas kilang ditandai dengan indikator Nelson Complexity Index atau NCI di angka 11,9,” imbuh Milla.

    Adapun, NCI menggambarkan kompleksitas kilang. Semakin tinggi nilai NCI, maka kilang tersebut menghasilkan lebih banyak produk berkualitas tinggi dan proses produksi lebih efisien.

    Lebih lanjut, Milla mengatakan bahwa proyek tangki tersebut dimulai pada Agustus 2023 dan pertengahan 2025 ini telah diselesaikan. Saat ini, tangki tersebut juga telah digunakan.

    “Pekerjaan pembangunan tangki ini juga menjadi salah satu kebanggaan KPI, karena mencatatkan pencapaian jam kerja selamat dari awal hingga 30 Juni 2025 diatas 1 juta jam kerja aman. Seluruh tenaga kerja yang terlibat juga 100% adalah tenaga kerja dalam negeri,” jelas Milla.

    Selain itu, KPI menurut Milla mendukung pemakaian produk dalam negeri dalam proyek tersebut.

    “Kami yakin, produk dalam negeri memiliki kualitas yang memadai dalam industri migas. Penggunaan produk dalam negeri mencapai angka sekitar 58% dari target awal di angka 56%. Ini merupakan salah satu cara KPI memberikan efek multiplier kepada banyak pihak,” kata Milla.

    Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menambahkan, Pertamina melakukan berbagai langkah untuk memperkuat infrastruktur energi, termasuk tangki penyimpanan BBM yang baru saja dioperasikan KPI.

    “Dengan beroperasinya infrastruktur energi tersebut, upaya Pertamina dalam memperkuat bisnis hilir dan berkontribusi dalam meningkatkan ketahanan pasokan BBM dalam negeri,” ucap Fadjar.

  • Anggota Komisi I DPR dorong kepatuhan izin penyiaran di era digital

    Anggota Komisi I DPR dorong kepatuhan izin penyiaran di era digital

    Jakarta (ANTARA) – Anggota Komisi I DPR RI Abraham Sridjaja menekankan pentingnya kepatuhan seluruh pelaku penyiaran terhadap ketentuan perizinan dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Penyiaran.

    Menurut dia, baik media konvensional maupun platform digital wajib memiliki izin resmi sebagai syarat utama beroperasi.

    “Jadi semua platform ini, yang konvensional harus ada izin, yang digital pun juga harus ada izin. Kalau nggak ada izin ya tidak boleh beroperasi,” kata Abraham berdasarkan keterangan tertulis yang didapatkan di Jakarta, Senin.

    Ia menegaskan bahwa izin bukan sekadar formalitas, melainkan perlindungan hukum bagi pelaku usaha sekaligus jaminan agar konten siaran sesuai regulasi yang berlaku.

    Politisi Fraksi Partai Golkar itu juga menyoroti masih adanya radio swasta yang beroperasi tanpa izin.

    “Itu nggak boleh dibiarkan, harus disurati. Tugas KPID untuk mengatakan mereka tidak boleh beroperasi sampai ada izin. Izin itu adalah rohnya mereka untuk bergerak,” ujarnya.

    Abraham menilai pengawasan ketat Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) diperlukan agar penyelenggara siaran benar-benar patuh. Dengan demikian, siaran dapat mengedepankan kualitas, akurasi, serta nilai edukatif yang dibutuhkan publik.

    Ia juga menyoroti tantangan perbedaan regulasi di tingkat pusat dan daerah.

    Revisi Undang-Undang (UU) Penyiaran diharapkan menjadi landasan hukum yang komprehensif sekaligus menyatukan aturan agar tidak menimbulkan hambatan.

    “Kalau mereka masih tersandung oleh Perda, Undang-Undang Penyiaran yang baru ini diharapkan bisa menjadi sapu jagad, bisa mengakomodir semuanya,” ucap Abraham.

    Ia menekankan bahwa regulasi yang jelas akan menyamakan panduan perizinan antar wilayah serta menyesuaikan dengan perkembangan teknologi digital.

    Abraham berharap UU yang direvisi mampu menyesuaikan dengan perkembangan digital, sehingga semua penyelenggara penyiaran mendapat panduan yang sama.

    Pewarta: Aria Ananda
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Heboh Kartu Liputan Wartawan Sempat Dicabut Istana, Ini Respon Menkomdigi

    Heboh Kartu Liputan Wartawan Sempat Dicabut Istana, Ini Respon Menkomdigi

    Deli Serdang

    Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menanggapi isu terkait pencabutan kartu liputan wartawan oleh Istana. Ia menegaskan bahwa persoalan tersebut telah diselesaikan secara baik melalui dialog dan silaturahmi.

    Sebagai informasi, Dewan Pers merupakan lembaga independen mitra dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), namun tidak ada garis koordinasi. Selain itu, ada juga Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat dan Komisi Informasi Pusat.

    “Sebelumnya, setelah berdiskusi dan juga bersilaturahmi, saya rasa sudah selesai dan dikembalikan. Dan saya rasa itu adalah keputusan dan langkah terbaik yang bisa kita ambil dari hal tersebut. Terima kasih,” ujar Meutya di sela-sela meninjau penerima manfaat fixed broadband di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam, Sumatera Utara, Senin (29/9/2025).

    Meutya menambahkan, penyelesaian melalui komunikasi yang terbuka merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam menjaga hubungan baik dengan insan pers serta menjamin kebebasan pers di Indonesia.

    Istana Kepresidenan mengembalikan kartu identitas (ID) peliputan khusus Istana wartawan CNN Indonesia TV, Diana Valencia. Istana menjamin kejadian serupa tidak akan terulang di kemudian hari.

    “Pagi ini kami telah bertemu dengan Pemred CNN, juga dengan Pak Totok (Wakil Ketua Dewan Pers), dengan bu Diana. Kita berdiskusi Istana ini sangat terbuka. Bu Diana ingin berkomunikasi, ingin mengajak bertemu. Kami pun meluangkan waktu, tentu saja karena ini menjadi prioritas kami untuk ditindaklanjuti,” kata Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Istana, Muhammad Yusuf Permana, di kompleks Istana Kepresidenan, Senin (29/9/2025).

    Sebagaimana dikutip dari detiknews, Yusuf menegaskan bahwa ID pers yang diambil di Biro Pers lalu dikembalikan adalah ID khusus bertugas di Istana, bukan ID pers tempat Diana Valencia kerja berasal.

    Yusuf mengatakan Biro Pers menjunjung tinggi asas keterbukaan dan kebebasan pers sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999. Istana menghormati peran jurnalis selaku pilar keempat demokrasi dalam menyampaikan berita akurat, kritis, dan akuntabel.

    “Kemudian kami juga memastikan bahwa kejadian ini tidak akan terulang kembali. Jadi teman-teman yang bertugas di Istana, kita memahami bahwa tidak akan lagi terulang kembali kejadian ini. Dan Kepala Biro Pers dan media juga telah telah menyesal begitu untuk menarik ID teman-teman,” ujar Yusuf.

    Dalam kesempatan yang sama, Pemred CNN Indonesia, Titin Rosmasari, mengucapkan terima kasih kepada Biro Pers yang menggelar pertemuan dan dialog. Titin juga mengucapkan terima kasih karena ID pers Istana Diana telah dikembalikan.

    “Jadi inilah jawaban yang tentu harus kami sampaikan ke rekan-rekan yang men-support kami, termasuk mas Toto, Wakil Ketua Dewan Pers yang sejak awal mengikuti isu ini. Concern teman-teman pers, concern kami semua hari ini terjawab. ID ini artinya dapat jaminan bahwa mbak Diana dapat kembali menjalankan tugas seperti sebelumnya, sebaik-baiknya dan mendapat perlakuan yang tetap sebaik-baiknya, seperti sebelumnya,” ujarnya.

    (agt/rns)

  • Kilang Dumai memberdayakan potensi pesisir lewat Bedelau Minapolitan

    Kilang Dumai memberdayakan potensi pesisir lewat Bedelau Minapolitan

    Program Bedelau Minapolitan menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara inovasi sosial dan komitmen lingkungan dapat menciptakan dampak berkelanjutan.

    Jakarta (ANTARA) – Kilang Pertamina Internasional (KPI) melalui unit operasinya Kilang Dumai memberdayakan potensi masyarakat pesisir di sekitar wilayah operasi kilang melalui program terintegrasi Bedelau Minapolitan.

    “Program Bedelau Minapolitan lahir dari sebuah evaluasi terhadap potensi dan kondisi yang ada di masyarakat yang berpadu dengan keinginan masyarakat untuk tumbuh mandiri,” ujar Pjs Corporate Secretary KPI Milla Suciyani dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa.

    Milla menjelaskan Program Bedelau Minapolitan terdiri atas beberapa subprogram yang terintegrasi dan saling mendukung. Subprogram itu di antaranya budi daya ikan air tawar, Green Laundry, Posyandu ibu dan anak, Masyarakat Peduli Pesisir, dan Pertanian Sorgum.

    “Program-program ini dilaksanakan untuk menjawab tantangan dan potensi alam yang ada di sekitar pesisir pantai yang juga menjadi wilayah operasi Kilang Dumai. Dari program-program ini juga lahir local hero yang dapat menjadi inspirasi,” kata Milla.

    Area Manager Communications, Relations & CSR Kilang Dumai Agustiawan menyampaikan program tersebut lahir sebab nelayan yang berada di sekitar wilayah operasional sudah lama hidup dalam kondisi berkekurangan, sehingga terpaksa menjalani pekerjaan yang berbahaya.

    Oleh karena itu, Agustiawan berharap agar program Bedelau Minapolitan dapat membantu para nelayan meningkatkan kualitas hidup mereka.

    Selain meningkatkan kesejahteraan masyarakat, kata dia lagi, program Bedelau Minapolitan juga memberikan dampak signifikan terhadap lingkungan pesisir Dumai.

    Melalui penanaman dan nursery mangrove endemik, kini sepanjang 86 meter garis pantai telah terlindungi dari abrasi dengan lebih dari 3.000 batang bibit siap tanam, serta berkontribusi pada penyerapan karbon hingga 53.075 ton eq per tahun.

    Pembangunan alat pemecah ombak juga terbukti menekan sedimentasi pascaabrasi dan menyerap emisi setara 81.646 kg CO2eq per tahun. Program ini tidak hanya memulihkan ekosistem mangrove, tetapi juga memperkuat ketahanan lingkungan dan keberlanjutan wilayah pesisir.

    “Sesuai namanya, Bedelau yang berarti berkilau dalam bahasa Dumai, Program Bedelau Minapolitan menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara inovasi sosial dan komitmen lingkungan dapat menciptakan dampak berkelanjutan,” kata Agustiawan.

    Pewarta: Putu Indah Savitri
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Perta-Samtan Gas Berharap Sumber Pasokan Baru untuk Jaga Produksi LPG

    Perta-Samtan Gas Berharap Sumber Pasokan Baru untuk Jaga Produksi LPG

    Bisnis.com, PRABUMULIH — PT Perta-Samtan Gas (PSG), anak usaha dari PT Pertamina Gas (Pertagas) memastikan kontribusi untuk memenuhi kebutuhan liquefied petroleum gas (LPG) domestik terus berlanjut. Namun, komitmen tersebut perlu dukungan dari sisi sumber pasokan gas alam yang saat ini mengalami penurunan.

    Perusahaan patungan Pertamina Gas dengan ST Internasional atau yang dulu disebut Samtan Co. Ltd dari Korea Selatan itu saat ini hanya mengandalkan pasokan gas dari PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Zona 4, Prabumulih, Sumatra Selatan.

    General Manager Perta-Samtan Gas Teguh Eko Purwadi mengatakan, kondisi penurunan pasokan saat ini tak bisa terhindar sehingga diperlukan pencarian sumber lain selain dari PHR untuk mempertahankan produksi LPG di plant PSG.

    “Karena itu turun [natural declining], pastikan ada hal yang kita perlu sesuaikan ini, ukuran dan lain-lain. Tetapi kita harap ada supply gas baru,” kata Teguh dalam agenda site visit Plant PSG Prabumulih, Kamis (18/9/2025).

    Dia menerangkan, Perta-Samtan Gas saat ini memproduksi 550 ton per hari LPG dan berkontribusi 9% untuk kebutuhan dalam negeri. Sementara itu, produksi dari kilang ini menyumbang 59% kebutuhan Sumatra bagian selatan.

    Dalam catatannya, desain kebutuhan pasokan bahan baku gas yang dibutuhkan kilang PSG yakni 250 MMscfd. Namun, saat ini pasokan yang tersedia hanya 175 MMscfd. Oleh karena itu, PSG berharap pasokan gas alam dari hulu dapat terus terjaga.

    “Apalagi kan sekarang Indonesia masih impor LPG dari luar negeri, ya. Jadi saya kira itu, Perta-Samtan Gas, kontribusinya sangat baik ya untuk kebutuhan LPG di Indonesia,” jelasnya.

    Adapun, PSG melihat salah satu sumber gas alam potensial di wilayah Sumsel yang dapat menopang kebutuhan produksi LPG di Perta-Samtan Gas yakni Blok Jambi Merang yang dioperasikan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR).

    “Kita juga berharap nanti PHR bisa mengembangkan terkait eksplorasi, atau mencari sumber gas lagi, ya sehingga nanti produksi mereka tetap bertahan dengan baik sehingga produksi kami juga tetap bagus, tetap baik,” imbuh Teguh.

    Di sisi lain, Perta-Samtan Gas juga tengah membuat sejumlah langkah mitigasi untuk mengatasi potensi kekurangan pasokan dalam 5-6 tahun ke depan. Untuk itu, saat ini PSG akan fokus mengembangkan dan mengoptimalkan pasokan gas yang ada.

    “PSG basically sekarang fokusnya bagaimana kita me-maintain terkait feed gas yang ada. Kita memang sekarang masih fokus bagaimana kita mengelola ketika kasus decline, kita masih bisa sustain minimal dalam 5 atau 6 tahun ke depan,” jelasnya.

    Untuk diketahui, Perta-Samtan Gas memiliki 2 area operasional yakni Extraction Plant di Prabumulih dan Fractionation Plant Sei Gerong di Banyuasin. Untuk menghubungkan kedua kilang ini, terdapat pipa saluran sepanjang 86 km. Pipa tersebut nantinya menyalurkan natural gas liquids (NGL) untuk disimpan di storage Fractionation Plant.

    Adapun, LPG hasil produksi Perta-Samtan Gas seluruhnya dijual ke PT Pertamina Patra Niaga untuk keperluan domestik, sementara gas berupa kondensat dijual ke PT Kilang Pertamina Internasional (KPI).

  • Koalisi Sipil Kritik Menhan soal TNI Jaga Gedung DPR: Tak Sejalan Tuntutan 17+8

    Koalisi Sipil Kritik Menhan soal TNI Jaga Gedung DPR: Tak Sejalan Tuntutan 17+8

    Jakarta

    Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafri Sjamsuddin mengaku telah menyetujui TNI dikerahkan untuk menjaga gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta. Koalisi Masyarakat Sipil mengkritik keputusan itu.

    “Koalisi Masyarakat Sipil menilai pernyataan Menteri Pertahanan tidak sejalan dengan tuntutan rakyat yang tertuang dalam agenda tuntutan 17+8 yang menginginkan agar Pemerintah menghentikan keterlibatan TNI dalam pengamanan sipil dan mengembalikan TNI ke barak. Dengan demikian Menteri Pertahanan jelas-jelas melawan arus kehendak rakyat dan hal itu cermin dari Pejabat Pemerintahan yang tidak mendengarkan suara rakyat,” demikian pernyataan Koalisi Masyarakat Sipil, Selasa (16/9/2025).

    Koalisi Masyarakat Sipil ini terdiri dari IMPARSIAL, CENTRA INITIATIVE, Raksha Initiatives, HRWG, Koalisi Perempuan Indonesia (KPI), DEJURE, PBHI, Setara Institute, LBH Apik dan WALHI. Mereka menilai pernyataan Menhan itu bertentangan dengan UU TNI.

    “Lebih dari itu, pelibatan TNI dalam pengamanan Gedung DPR RI sejatinya bukanlah tugas TNI. Konstitusi dan UU TNI telah mengatur bahwa TNI bertugas di bidang pertahanan negara, sedangkan urusan keamanan dan ketertiban masyarakat merupakan ranah Kepolisian. Pelibatan TNI dalam pengamanan gedung DPR RI adalah bentuk penyimpangan dari fungsi dan tugas pokok TNI,” jelasnya.

    Koalisi Masyarakat Sipil menilai Gedung DPR/MPR bukan simbol kedautan negara. Mereka menegaskan bahwa DPR adalah simbol perwakilan rakyat.

    “Selain itu Gedung DPR RI juga bukan merupakan simbol kedaulatan negara, melainkan simbol perwakilan rakyat. Karena itu, wajar apabila DPR RI menjadi objek kritik maupun aksi demonstrasi dari masyarakat ketika dianggap melakukan kekeliruan. Menempatkan TNI untuk menjaga DPR RI memberikan kesan mengancam dan mengintimidasi masyarakat yang ingin menyampaikan kritik dan aspirasinya,” tutur dia.

    “Menteri Pertahanan seharusnya berfokus pada penguatan TNI dibidang pertahanan, bukan menyeret TNI ke dalam urusan keamanan dan ketertiban masyarakat yang bukan menjadi kewenangannya. Presiden harus melakukan koreksi terhadap tindakan yang dilakukan oleh Menteri Pertahanan tersebut yang tidak sejalan dengan Konstitusi dan UU TNI. Dengan tidak adanya koreksi dari Presiden, maka dapat dianggap Presiden terlibat dalam kekeliruan yang dilakukan oleh Menteri Pertahanan,” imbuhnya.

    Koalisi Masyarakat Sipil berpandangan bahwa proses reformasi TNI masih memiliki banyak pekerjaan rumah, termasuk reformasi peradilan militer, restrukturisasi komando teritorial, dan penghapusan budaya kekerasan terhadap masyarakat sipil.

    “Alih-alih memperluas tugas TNI ke ranah sipil, perhatian seharusnya diarahkan pada penyelesaian masalah internal reformasi TNI,” jelasnya.

    Koalisi Sipil memberikan sejumlah tuntutan, berikut isinya:

    1. Menolak rencana pelibatan TNI untuk melakukan pengamanan Gedung DPR RI.
    2. Menghentikan segala bentuk pelibatan TNI dalam urusan keamanan dan ketertiban masyarakat.
    3. Memprioritaskan agenda reformasi TNI agar benar-benar menjadi tentara profesional di bidang pertahanan.

    Kata Menhan soal TNI Jaga DPR

    Kompleks gedung MPR/DPR/DPD masih dijaga sejumlah personel TNI dan kendaraan taktis atau rantis TNI setelah terjadi kericuhan di sejumlah titik pada akhir Agustus lalu. Sampai kapan gedung DPR akan dijaga personel dan rantis TNI?

    Menteri Pertahanan (Menhan), Sjafrie Sjamsoeddin, mengatakan pihaknya sudah menyetujui gedung DPR akan dijaga oleh personel TNI. Sjafrie menilai penjagaan bakal berlangsung sampai keadaan kondusif.

    “TNI akan menjaga simbol kedaulatan negara di DPR, jadi saya sudah menyetujui dan Panglima (TNI) akan menindaklanjuti bersama para Kepala Staf (TNI) bahwa instalasi DPR akan dijaga oleh TNI,” kata Sjafrie seusai rapat kerja dengan Komisi I DPR, Selasa (16/9).

    Sjafrie mengatakan penjagaan ini akan dilakukan sampai suasana lebih kondusif. Mantan Pangdam Jaya itu menilai, jika diperlukan, TNI akan berada di tengah masyarakat.

    “Sampai dengan tadi katanya kondusif, lebih kondusif lagi. Ya, terserah penilaian situasi, kalau memang diperlukan kita harus ada di tengah-tengah rakyat,” ungkap dia.

    (lir/eva)

  • Pelaku Usaha Wanti-wanti Aturan TKDN Baru Harus Disertai Insentif Terukur

    Pelaku Usaha Wanti-wanti Aturan TKDN Baru Harus Disertai Insentif Terukur

    Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku usaha menilai deregulasi aturan atau penyederhanaan penghitungan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dapat efektif menyerap tenaga kerja dan meningkatkan investasi sektor manufaktur apabila penerapannya optimal. 

    Untuk diketahui, pemerintah baru mengeluarkan Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) No. 35 Tahun 2025 tentang Sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan Bobot Manfaat Perusahaan. 

    Ketua Gabungan Industri Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia (Gamma) Dadang Asikin mengatakan, investasi dan serapan tenaga kerja dapat meningkat jika implementasi di lapangan disertai transparansi, serta perlindungan bagi industri kecil dan menengah (IKM).

    Dia menilai aturan TKDN baru berbasis insentif nilai dan kemudahan akan benar-benar berdampak pada penyerapan tenaga kerja jika disertai insentif yang terukur. 

    “Syaratnya harus nyata, misalnya kuota pekerja lokal, standar upah, hingga masa kerja minimal. Jangan hanya sebatas janji,” kata Dadang kepada Bisnis, Sabtu (13/9/2025). 

    Selain itu, dia menekankan perlunya program link and match antara industri dengan sekolah vokasi atau SMK. Dengan begitu, tenaga kerja lokal bisa memenuhi kebutuhan keterampilan pabrik baru. 

    Dukungan bagi supplier lokal juga penting agar perusahaan bisa melakukan sourcing komponen dari IKM setempat sehingga lapangan kerja bertambah di rantai pasok.

    Dalam jangka pendek, serapan tenaga kerja diperkirakan meningkat pada fase konstruksi dan start-up pabrik. Namun, keberlanjutan jangka menengah-panjang sangat bergantung pada kemampuan industri lokal untuk naik kelas, baik dari sisi kapasitas produksi, kualitas, maupun mutu. 

    Dia pun mengingatkan adanya potensi tekanan terhadap IKM bila tidak ada program pendukung yang memadai. Untuk itu, pihaknya memberikan sejumlah rekomendasi terkait implementasi aturan baru ini. 

    Pertama, meminta Kemenperin segera mengeluarkan petunjuk teknis (juknis) dan contoh perhitungan publik agar metode penghitungan TKDN dan  bobot manfaat perusahaan (BMP) lebih transparan. 

    Kedua, mendorong adanya masa transisi dan proyek percontohan (pilot) di sektor strategis seperti otomotif, elektronik, dan energi, agar IKM bisa beradaptasi.

    “Gamma juga menekankan perlunya skema dukungan untuk IKM berupa pendanaan modal kerja, sertifikasi mutu, dan pelatihan teknis yang dibiayai bersama pemerintah maupun lembaga pendanaan,” tuturnya. 

    Tak hanya itu, parameter inspeksi dan sanksi harus jelas untuk mencegah penyalahgunaan insentif, termasuk melalui audit independen dan penggunaan teknologi digital ledger sebagai bukti sumber komponen.

    Lebih jauh, Gamma mendorong Kemenperin menetapkan indikator kinerja utama (KPI) yang terukur, seperti nilai investasi baru, jumlah tenaga kerja yang terserap, dan persentase sourcing lokal. Hal ini dinilai penting agar aturan dapat dievaluasi secara periodik.

    “Gamma mendukung niat deregulasi dan percepatan sertifikasi karena ini menjawab keluhan lama pelaku industri, tapi manfaatnya hanya akan terasa luas jika ada kejelasan teknis, pengawasan kuat, serta paket pendukung bagi IKM,” ujarnya. 

    Dadang menilai jika implementasi dilakukan hati-hati dengan masa transisi, dukungan supplier, dan audit ketat, Permenperin No. 35/2025 bisa menjadi instrumen penting untuk menarik investasi sekaligus meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Namun, tanpa mitigasi yang tepat, efek positifnya dikhawatirkan tidak merata.

    Untuk diketahui, sertifikat TKDN menjadi penting bagi pelaku industri untuk dapat berkontribusi dalam pengadaan barang/jasa pemerintah atau BUMN. Pengusaha juga bisa mendapatkan insentif tertentu jika mencapai batas minimum TKDN. 

    Dalam hal ini, kebijakan deregulasi TKDN tertuang melalui Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) No 35/2025 yang menggantikan Permenperin 6/2011 tentang Ketentuan dan Tata Cara Sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri dan Bobot Manfaat Perusahaan. 

    Adapun, dalam aturan terbaru Permenperin 35/2025 perusahaan yang berinvestasi dalam negeri bisa mendapatkan insentif nilai TKDN minimal 25%, sementara dalam aturan sebelumnya tidak ada insentif nilai TKDN. 

    Tak hanya itu, pelaku usaha yang melakukan litbang diberikan tambahan nilai TKDN hingga maksimal 20% dan mendapatkan nilai BMP 15% lebih mudah karena terdapat 15 komponen pembentuk nilai BMP yang dipilih. 

    Lebih lanjut, pelaku usaha disebut akan mendapatkan kemudahan perhitungan dalam menentukan TKDN dari aspek nilai kemampuan intelektual melalui litbang. 

    Dari sisi industri kecil, sebelumnya bisa mendapatkan nilai TKDN maksimal 40% dengan masa berlaku sertifikat selama 3 tahun. Namun, dengan metode terbaru IKM akan mudah mendapatkan lebih dari 40% dengan masa berlaku 5 tahun. 

  • Nasib Proyek Kilang Minyak RI saat Tren Global Berguguran

    Nasib Proyek Kilang Minyak RI saat Tren Global Berguguran

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah memastikan pengembangan kilang minyak di dalam negeri akan terus dilakukan meski bisnis kilang secara global tengah tertekan.

    Bisnis kilang dari perusahaan migas dunia saat ini kesulitan mendapatkan margin lantaran rendahnya harga minyak serta kondisi kelebihan pasok (oversupply) minyak mentah dan produk kilang.

    Berdasarkan data yang dicatat PT Pertamina (Persero), oversupply minyak dunia saat ini mencapai sekitar 2 juta barel per hari. Kelebihan ini disebabkan oleh tambahan suplai dari kilang baru yang beroperasi atau onstream.

    Kondisi tersebut menyebabkan profitabilitas atau spread produk kilang rendah. Rerata spread (selisih antara harga produk kilang dan harga minyak mentah), khususnya gasoline, berada di bawah biaya operasi (processing cost).

    Imbasnya sebanyak 26 kilang di berbagai dunia diperkirakan akan tutup menjelang 2030. Lebih terperinci, pada 2027, diperkirakan akan ada sembilan kilang yang tutup di AS, Eropa, Asia, Australia, dan Selandia Baru. Lalu, sebanyak 17 kilang di Afrika, Uni Eropa, dan Asia diperkirakan tutup pada 2030.

    Sementara itu, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menuturkan bahwa Indonesia masih perlu menambah kapasitas kilang minyak seiring masih terus meningkatnya konsumsi BBM dalam negeri.

    Menurutnya, tutupnya kilang minyak di sejumlah negara maju disebabkan transisi energi dari fosil ke energi baru terbarukan.

    “Ini kan ada yang diolah di dalam kilang dalam negeri, ada yang berasal dari impor. Jadi ini kita lihat, ini bagaimana optimalisasi kilang yang ada dalam negeri,” kata Yuliot di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (12/9/2025).

    Dia mencontohkan, transisi energi di China yang masif dilakukan lewat shifting kendaraan listrik, termasuk kendaraan pribadi, angkutan umum, hingga angkutan berat yang menggunakan baterai.

    Kondisi shifting penggunaan energi di sektor transportasi China saat ini disebut telah mencapai 50% menggunakan baterai listrik. Bahkan, Yuliot menyebut SPBU BBM di China telah tutup lebih dari 60% dari kondisi awal.

    “Jadi kan kita melihat ini karena ada perubahan penggunaan energi juga, ya ini mungkin itu dampaknya adalah terhadap ini kilang-kilang secara global,” tuturnya,

    Namun, jika dibandingkan dengan Indonesia, konsumsi BBM atau bahan bakar dari fosil masih tinggi mengikuti daya beli masyarakat saat ini. Adapun, kebutuhan BBM nasional saat ini mencapai 1,5 juta barel per hari.

    Bahkan, kebutuhan tersebut belum sejalan dengan kemampuan produksi dari kilang dalam negeri. Alhasil, pemerintah masih perlu mengimpor minyak dari negara dengan tetap mempertimbangkan neraca perdagangan.

    “Kalau tidak tercukupi dari kilang dalam negeri, berarti kita harus melakukan impor dari luar negeri, tapi ini dalam neraca trade balance, ya kita juga harus mengulangi komitmen kita,” tuturnya.

    Adapun, saat ini terdapat 18 proyek kilang modular dengan nilai investasi sekitar Rp160 triliun. Proyek prioritas hilirisasi dan ketahanan energi ini diserahkan oleh Satgas Hilirisasi kepada BPI Danantara.

    Selain itu, terdapat sejumlah proyek kilang yang menjadi proyek strategis nasional (PSN), antara lain Kilang Bontang, Kilang Minyak Tuban (ekspansi), Refinery Development Master Plan (RDMP) Refinery Unit (RU) VI Balongan, dan RDMP RU IV Cilacap (rescoping).

    Terkait tantangan bisnis kilang, Pjs. Corporate Secretary PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Milla Suciyani mengatakan bahwa pihaknya masih terus fokus dalam pengembangan operasional kilang, baik dari sisi kapasitas maupun pengembangan produk melalui inovasi-inovasi.

    “KPI juga terus menjaga komitmen untuk mendukung ketahanan energi untuk Indonesia,” ujar Milla kepada Bisnis, Jumat (12/9/2025).

    Tantangan Keekonomian

    Ketua Komite Investasi Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas (Aspermigas) Moshe Rizal mengatakan, prospek bisnis kilang minyak di Indonesia bisa sangat menarik jika dikembangkan dengan tepat.

    “Ini butuh peran pemerintah juga dan tadi saya bilang, keekonomian kilang di Indonesia kan enggak terlalu bagus. Jadi harus ada yang bisa ditawarkan sebagai tambahan, seperti petrokimia atau enggak jaminan dari pemerintah, misalkan untuk investor di kilang minyak,” kata Moshe kepada Bisnis.

    Dia pun menyoroti rencana investasi Danantara Indonesia untuk membangun 17 kilang minyak modular senilai US$8 miliar bersama perusahaan asal Amerika Serikat (AS).

    Menurut Moshe, kilang modular tidak berisiko dari segi kapasitas yang terbilang kecil yakni di kisaran 100.000 barel ke bawah. Meskipun risikonya rendah, dari segi nilai keekonomian tetap dinilai rentan.

    “Jadi, risiko harus berbagi jangan semua risiko itu diserap oleh Danantara itu sendiri. Jadi kita harus cari partner sama-sama untuk mengurangi risiko, dari sisi keekonomian itu juga sangat rentan,” ujarnya.

    Dalam hal ini, dia menegaskan bahwa investasi di kilang berisiko dari segi keekonomian karena cost over run atau biaya tidak terduga yang bisa membengkak.

    “Misalkan US$100 juta, tiba-tiba membengkak jadi US$200 juta, pembengkakan biaya itu yang menjadi risiko. Pengembangan kilang itu sendiri apalagi kalau keekonomiannya tipis,” jelasnya.

    Apalagi daya beli masyarakat di Indonesia terbilang rendah sehingga kilang di dalam negeri harus menyesuaikan harga agar tidak terlalu tinggi. Untuk itu, dia mendorong untuk menambah manfaat kilang untuk produksi petrokimia.

    “Jadi saya pikir bukan karena itu yang jadi masalah di Indonesia, kilang ini kan memang dari awal memang sudah dibilang proyek yang risiko tinggi dengan keekonomian yang tidak begitu besar,” tuturnya.

    Di sisi lain, dia juga menerangkan bahwa tren kilang global yang diperkirakan akan tutup tidak akan berpengaruh ke sentimen di Indonesia. Pasalnya, kebutuhan dalam negeri masih terus tumbuh tinggi.

    Senada, Founder & Advisor Research Institute for Mining and Energy Economics (ReforMiner Institute) Pri Agung Rakhmanto menilai penambahan kapasitas kilang minyak dalam negeri menjadi keniscayaan untuk mendukung ketahanan energi nasional.

    Dia mengatakan, bagi negara-negara berkembang di wilayah Asia Pasifik, kebutuhan kapasitas kilang terus meningkat, utamanya negara yang tidak masuk dalam The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). 

    “Indonesia, sebagaimana tergolong non-OECD yang masih memerlukan fosil untuk pertumbuhan ekonomi, jelas memerlukan penambahan kapasitas kilang,” kata Pri.

    Sementara itu, dia menilai negara Uni Eropa dan AS belakangan ini tidak menambah kapasitas kilang karena telah menerapkan energi baru terbarukan yang dapat diandalkan.

    “Sementara di Middle East [Timur Tengah] juga karena memang overcapacity, dan juga karena akan pembaruan, untuk dibangun kilang-kilang baru yang juga sekaligus kilang petrokimia, untuk menghasilkan nilai tambah lebih tinggi. Beda konteks dengan keadaan dan kebutuhan Indonesia,” tuturnya. 

    Bahkan, negara-negara OECD cenderung mempertahankan bahkan mengurangi kapasitas kilang dalam beberapa dekade terakhir. Sementara itu, negara non-OECD terus mengembangkan industri kilang hingga saat ini. 

    Dalam catatannya yang dikutip dari berbagai sumber, terdapat 25 rencana penambahan kilang hingga tahun 2028. Adapun, 5 kilang di antaranya akan dibangun China, 11 kilang di India, 2 kilang Iran, Bahrain, Iraq, Jordan, Oman, Arab Saudi, Nigeria, dan Meksiko. 

    Pada 2000, hampir separuh kapasitas kilang dunia 45% tercatat berada di Amerika Serikat, Eropa Barat, dan Jepang. Namun, beberapa tahun terakhir, kapasitas kilang di Timur Tengah, China dan India tumbuh hampir setiap tahun dan lebih dari 34% kapasitas kilang dunia pada 2024. 

    Kondisi inilah yang juga terjadi di Indonesia. Pri menilai RI justru harus lebih ekspansif membangun kilang, pasalnya dia justru melihat Indonesia masih stagnan dalam pengembangan ekosistem di hulu migas ini. 

    “Jadi, membangun kilang, untuk Indonesia, saya melihatnya positif dan itu memang kebutuhan ya. Dari perspektif kebijakan energi, itu memang bagian dari hilirisasi migas untuk ketahanan energi yang kita perlukan. Bukan hanya untuk ketahanan energi, tapi juga ketahanan ekonomi,” tuturnya. 

    Sebab, kemandirian energi lewat produksi minyak dalam negeri dapat mengurangi devisa impor migas dan membuat Indonesia terlepas dari kondisi pasar migas global. 

    Dia menegaskan bahwa pengembangan kilang menjadi keharusan bagi Indonesia. Sebab, selama ini pembangunan kilang dalam negeri stagnan dan tersendat aspek politik, pendanaan, serta prioritas pilihan investasi. 

    “Bagaimanapun, impor crude [minyak mentah] tetap lebih baik daripada dibandingkan impor hasil olahannya [bahan bakar]. Ada tahapan dan proses peningkatan nilai tambah ekonomi yang didapat dari keberadaan kilang yang mengolah itu,” pungkasnya. 

  • Tumbuh 7,1%, Jasa Marga Catat Laba Rp 1,9 T di Semester I 2025

    Tumbuh 7,1%, Jasa Marga Catat Laba Rp 1,9 T di Semester I 2025

    Jakarta

    PT Jasa Marga (Persero) Tbk berhasil mencatatkan kinerja positif sepanjang Semester I Tahun 2025 di tengah dinamika eksternal yang fluktuatif dengan membukukan pertumbuhan Pendapatan Usaha di Luar Konstruksi dan EBITDA sebesar 4,1%. Perseroan juga mampu membukukan Laba Inti pada Semester I Tahun 2025 sebesar Rp 1,9 triliun, tumbuh 7,1% dibandingkan Semester I Tahun 2024.

    Direktur Utama Jasa Marga, Rivan Achmad Purwantono menjelaskan Perseroan masih memegang posisi market leader di industri jalan tol dengan total panjang jalan tol beroperasi Jasa Marga Group sepanjang 1.294 KM yang merepresentasikan 42% jalan tol beroperasi di seluruh Indonesia, dan total konsesi jalan tol sepanjang 1.736 KM.

    Rivan menyampaikan, kinerja Semester I ini didukung oleh pertumbuhan Pendapatan Usaha dan EBITDA Perseroan serta penurunan biaya keuangan secara konsolidasi sebesar 20,4% (YoY), sebagai dampak positif dari aksi korporasi Equity Financing di PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) yang dilakukan oleh Perseroan pada Kuartal IV 2024.

    “Hal ini menunjukkan komitmen Perseroan dalam menerapkan strategi pengendalian beban usaha serta fokus pada optimalisasi efisiensi dan efektivitas operasional, yang secara keseluruhan berkontribusi terhadap peningkatan kinerja keuangan Perseroan,” ujar Rivan dalam keterangannya, Jumat (12/9/2025).

    Hal tersebut ia sampaikan dalam Public Expose Live 2025 yang diselenggarakan PT Bursa Efek Indonesia, hari ini.

    Selain itu, perseroan hingga saat ini fokus terhadap lima proyek jalan tol yang tengah berjalan yaitu, Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan, Jalan Tol Akses Patimban, Jalan Tol Yogyakarta-Bawen, Jalan Tol Solo-Yogyakarta-NYIA Kulonprogo, dan Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi. Pada 6 Agustus 2025, Jasa Marga mengoperasikan Jalan Tol Solo-Yogyakarta-NYIA Kulonprogo segmen Klaten-Prambanan sepanjang 7,85 km.

    Perseroan terus memperkuat posisinya sebagai penyedia layanan operasional dan preservasi jalan tol terkemuka melalui anak usahanya yaitu PT Jasa Marga Tollroad Operator (PT JMTO) dan PT Jasa Marga Toll Road Maintenance (JMTM). Hingga Semester I Tahun 2025, PT JMTO telah menyediakan layanan pengoperasian untuk 1.481 km jalan tol, sementara itu PT JMTM menyediakan layanan preservasi untuk 1.160 km jalan tol.

    Keduanya tidak hanya melayani jalan tol Jasa Marga Group, namun juga mengelola jalan tol lainnya sehingga dapat tetap mempertahankan posisinya sebagai pemain utama di industri pengoperasian dan preservasi jalan tol.

    Sementara itu di lini bisnis prospektif, anak usaha Perseroan yaitu PT Jasa Marga Related Business (JMRB) berinovasi menghadirkan kawasan terpadu yang mengintegrasikan hub transportasi umum, rumah sakit, dan kawasan komersial melalui pembangunan Travoy Hub tahap 2 dan 3 dengan progres pembangunan mencapai 98,3% dan ditargetkan akan selesai pada akhir tahun 2025.

    “Seluruh pencapaian dan upaya peningkatan kinerja Perseroan di tengah semakin banyaknya proyek jalan tol baru yang telah selesai serta mulai beroperasi, Jasa Marga tetap mampu menjaga kesimbangan antara kapasitas keuangan dan kesehatan finansial Perseroan tercermin dari stabilitas rasio keuangan yang baik pada Semester I 2025. Hal ini menunjukkan Perseroan selalu berkomitmen dalam menjaga keberlangsungan bisnisnya,” jelas Rivan.

    Jasa Marga juga menunjukkan dedikasinya dalam menghadirkan pelayanan yang optimal guna melayani peningkatan mobilitas masyarakat. Komitmen ini ditunjukkan dalam pengembangan Intelligent Transport System (ITS) yang berfungsi mengelola pelayanan lalu lintas jalan tol yang terintegrasi, sekaligus menjadi sumber pusat informasi lalu lintas melalui super-app Jasamarga Integrated Digital Map (JID) yang dilengkapi lebih dari 3000 CCTV, smart camera, Incident Management System deteksi kondisi darurat untuk mempercepat layanan yang digunakan di Jasa Marga Tollroad Command Center (JMTC) dan dapat diakses oleh pengguna jalan melalui aplikasi Travoy.

    Dalam upaya memberikan pelayanan yang optimal dan kenyamanan bagi pengguna jalan tol, Jasa Marga mencatat Indeks Kepuasan Pelanggan tahun 2024 sebesar 5,04 dari skala 6 masuk dalam kategori ‘puas’. Selain itu, JMTC berhasil meraih peringkat 1 dengan predikat ‘Exceptional’ pada CCSEI 2024 untuk kategori call center public service. Hasil tersebut menegaskan komitmen Jasa Marga untuk terus mengakselerasi digitalisasi layanan, meningkatkan kapabilitas Sumber Daya Manusia (SDM), dan menjadikan pengalaman pelanggan sebagai tolok ukur utama.

    Di bidang Human Capital, Jasa Marga mendukung keberagaman gender dan inklusi generasi. Hal ini tercermin dari capaian di atas target Key Performance Indicators (KPI) Utama Perusahaan, dimana jumlah perwakilan perempuan dalam Nominated Talent saat ini mencapai 47,3% (target KPI 39%), serta jumlah milenial dalam Nominated Talent yang kini berada di level 78,9% (target KPI 50%).

    Sebagai bagian dari strategi talenta yang inklusif dan lintas generasi, pada 2025 Perusahaan kembali melaksanakan rekrutmen melalui Rekrutmen Bersama BUMN (RBB) 2025, termasuk membuka jalur pada Kategori Disabilitas, guna memastikan akses kesempatan yang setara dan memperkaya keberagaman kompetensi dalam organisasi.

    Dalam rangka mendukung implementasi Employee Well-being Policy, Jasa Marga juga telah meluncurkan Roadster Sportivo (Sport, Art, Interest, Activity, & Community) sebagai wadah yang membina kegiatan karyawan di bidang olahraga, kesenian, hobi, aktivitas dan komunitas, untuk mendorong terciptanya Roadster Jasa Marga yang sehat dan produktif. Hal ini sejalan dengan prinsip peningkatan Employee Value dimana talent perusahaan yang berkualitas dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan dan kemajuan perusahaan.

    Sebagai Perusahaan pengembang dan operator jalan tol terbesar di Indonesia, Jasa Marga terus meningkatkan implementasi Environmental, Social and Governance (ESG) di setiap lini bisnis Perusahaan. Sejumlah program yang mengedepankan prinsip ESG yang diinisiasi oleh Perseroan yaitu sertifikasi Green Toll Road Indonesia di empat jalan tol, percepatan penggunaan kendaraan listrik berbasis baterai dengan menyediakan 157 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di 54 titik Rest Area, pengolahan sampah terpadu di Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) Travoy Rest KM 88B.

    Lebih lanjut, penanaman pohon di sekitar koridor jalan tol, penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) di dalam operasional jalan tol, membina dan mengembangkan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) hingga menerapkan prinsip Creating Shared Value (CSV) seperti Jasa Marga Medical Keliling (Jamedlink) bantuan layanan kesehatan gratis bagi masyarakat sekitar proyek Jalan Tol Jogja- Bawen dan modernisasi pertanian di wilayah operasional Jalan Tol Jogja-Solo.

    Dalam upaya mencapai target pertumbuhan kinerja dan memastikan kesehatan finansial Perseroan secara berkelanjutan, Jasa Marga secara konsisten melakukan sejumlah inisiatif strategis hingga akhir tahun 2025. Dari sisi top line, Perseroan memastikan target tumbuhnya pendapatan usaha dapat tercapai dengan menjaga pemenuhan SPM jalan tol sehingga pelayanan kepada masyarakat tetap optimal sekaligus upaya penyesuaian tarif jalan tol dapat dilakukan sesuai rencana.

    Sebagai informasi, dalam acara ini turut hadir jajaran Direksi Jasa Marga, Direktur Utama, Rivan Achmad Purwantono; Direktur Keuangan & Manajemen Risiko, Pramitha Wulanjani; Direktur Pengembangan Usaha, M. Agus Setiawan dan Direktur Human Capital & Transformasi, Yoga Tri Anggoro.

    (akn/ega)

  • Selain Rusia, Diam-Diam Banyak Investor Melirik Kilang Tuban RI

    Selain Rusia, Diam-Diam Banyak Investor Melirik Kilang Tuban RI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan terdapat beberapa perusahaan yang ‘melirik’ proyek New Grass Root Refinery (NGRR) atau Kilang Minyak Tuban. Saat ini proyek tersebut masih dikembangkan oleh perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Rusia yakni Rosneft.

    Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman menyebutkan saat ini belum ada keputusan final pengembangan Kilang Tuban. Namun, evaluasi atas kelanjutan proyek dan mitra strategisnya masih berjalan hingga saat ini.

    “Kalau selain sama (Rusia) banyak yang mau. Tapi kita kan harus analisis dulu, karena kan perjanjiannya sama Rosneft masih berlaku,” katanya saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (10/9/2025).

    Meski banyak perusahaan yang tertarik untuk mengembangkan proyek Kilang Tuban, posisi Rosneft masih sebagai pengelola proyek tersebut.

    Kilang Tuban

    Proyek Kilang Tuban ini merupakan proyek kerja sama antara PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) dan perusahaan minyak asal Rusia, Rosneft. Keduanya membentuk perusahaan patungan bernama PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PTPRPP).

    Kilang minyak Tuban ini direncanakan dibangun dengan kapasitas 300.000 barel per hari (bph). Proyek ini sudah dicanangkan sejak 10 tahun lalu, namun hingga kini belum juga terbangun.

    Mengutip situs PT Pertamina Rosneft Pengolahan & Petrokimia (PRPP), pada tanggal 7 September 2015, Direktur Pengolahan PT Pertamina (Persero) memulai inisiasi rencana pembangunan kilang baru di Tuban, Jawa Timur melalui surat kepada Kementerian BUMN.

    Tuban dipilih dengan mempertimbangkan pelbagai faktor, baik aspek geografi maupun potensi di bidang ekonomi khususnya di Jawa Timur. Sejak tahun 2016 dibentuklah kemitraan bersama antara PT Pertamina (Persero) dengan perusahaan minyak dan gas internasional asal Rusia, Rosneft melalui skema Joint Venture.

    Pada 28 November 2017, bertempat di kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) kemitraan antara PT Pertamina (Persero) dengan Rosneft diwujudkan melalui pembentukan perusahaan Joint Venture PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP).

    PT Pertamina (Persero) melalui anak perusahaannya PT Kilang Pertamina Internasional menguasai 55% saham PRPP sedangkan 45% sisanya dikuasai oleh afiliasi Rosneft di Singapura yaitu Rosneft Singapore Pte. Ltd. (dahulu Petrol Complex Pte. Ltd).

    Setelah melalui serangkaian kajian dan dinamika akhirnya Pemerintah Provinsi Jawa Timur menerbitkan Surat Keputusan Gubernur Jawa Tmur No. 188/23/KPTS/013/2019 tentang Penetapan Lokasi Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Kilang Minyak di Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban Provinsi Jawa Timur tanggal 10 Januari 2019 dimana telah dikukuhkan lahan seluas kurang lebih 840 hektar di 4 desa Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban sebagai lokasi pembangunan kilang GRR Tuban.

    Kilang GRR Tuban pun telah disahkan oleh pemerintah Indonesia sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional melalui Peraturan Presiden Nomor 109 tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]