Kementrian Lembaga: KPAI

  • Kondisi korban ledakan SMAN 72 di RSIJ mulai membaik

    Kondisi korban ledakan SMAN 72 di RSIJ mulai membaik

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Sosial Syaifullah Yusuf mengemukakan bahwa kondisi sejumlah korban ledakan di SMAN 72 Jakarta yang dirawat di Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) Cempaka Putih mulai membaik.

    “Hari ini saya didampingi Direktur RSIJ Dr Pradono dan Bu Diah dari KPAI meninjau langsung dan berbicara dengan mereka dan keluarga,” kata dia kepada pers di RSIJ Jakarta, Ahad.

    Ia bersyukur secara umum kondisi mereka semua membaik. “Di rumah sakit ini ada 13 pasien lagi, dua orang dirawat ICU dan 11 orang di ruang paviliun kamar perawatan,” kata dia.

    Menurut dia, anak-anak ini secara berangsur-angsur membaik dan akan kembali ke rumah masing-masing dalam keadaan lebih sehat.

    Direktur RSIJ Cempaka Putih, Dr. Pradono Handojo menyebutkan, saat ini ada 13 pasien yang dirawat di rumah sakit tersebut.

    “Satu pasien dirawat di HCU dan satu pasien di ICU serta 11 pasien di rawat inap dan mereka tadi sudah bertemu Pak Menteri,” kata dia.

    Pada Ahad sore ada satu pasien lagi yang pulang dan secara umum kondisinya semuanya secara berangsur-angsur membaik.

    “Kami mohon dukungan dari semua elemen bangsa untuk mendoakan agar anak-anak dapat segera kembali ke rumah dan dapat kembali ke sekolah,” kata dia.

    Menteri Sosial (Mensos) Syaifullah Yusuf mengunjungi korban ledakan di SMAN 72 Jakarta yang dirawat di RSIJ Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • PUSPA DKI Jakarta Serukan Kesadaran Kolektif untuk Lindungi Anak setelah Tragedi SMAN 72

    PUSPA DKI Jakarta Serukan Kesadaran Kolektif untuk Lindungi Anak setelah Tragedi SMAN 72

    Jakarta (beritajatim.com) – Forum Partisipasi Publik untuk Perlindungan Perempuan dan Anak (Forum PUSPA) DKI Jakarta menyampaikan keprihatinan mendalam atas insiden ledakan yang terjadi di SMAN 72 Jakarta pada Jumat, 7 November 2025.

    Peristiwa tragis ini menyebabkan puluhan siswa mengalami luka-luka, yang sebagian besar di antaranya mengalami dampak fisik dan psikologis yang cukup berat. Menurut hasil penyelidikan sementara, pelaku ledakan diduga merupakan seorang siswa yang tengah menghadapi tekanan emosional dan gangguan psikologis yang mendalam.

    “Anak Butuh Kita,” demikian seruan yang disampaikan Ketua Forum PUSPA DKI Jakarta Dedi Ali Ahmad, menekankan pentingnya perlindungan dan perhatian terhadap tumbuh kembang anak-anak serta remaja di tengah tantangan sosial dan emosional yang mereka hadapi. Minggu (9/11/2025).

    Forum ini mengungkapkan simpati dan dukungan kepada para korban, keluarga mereka, serta seluruh komunitas sekolah yang terdampak, sambil menyerukan agar peristiwa ini menjadi titik balik dalam upaya peningkatan pengawasan, pendampingan, dan perlindungan terhadap anak di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

    Dalam pernyataan sikap yang dikeluarkan, Forum PUSPA menegaskan beberapa hal penting yang perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak terkait:

    Pengawasan Orangtua terhadap Perkembangan dan Pergaulan Anak

    Orangtua memiliki tanggung jawab utama untuk memastikan anak tumbuh dalam lingkungan yang sehat dan aman. Forum PUSPA mengajak orangtua untuk lebih aktif dalam memantau perkembangan anak, memahami dinamika sosial dan emosional mereka, serta lebih peduli terhadap pergaulan anak-anak di luar rumah.

    Kekurangan komunikasi, perhatian, dan empati dapat memicu perasaan keterasingan pada anak yang akhirnya berujung pada tindakan destruktif.

    Peran Partisipasi Publik dan Lingkungan Sosial

    Perlindungan anak bukan hanya tanggung jawab keluarga, tetapi juga masyarakat luas. Lingkungan sosial di sekitar anak-anak, termasuk teman sebaya dan masyarakat, harus lebih peka terhadap perubahan perilaku dan tanda-tanda trauma. Deteksi dini atas isolasi sosial atau gejala emosional lainnya sangat penting untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

    Kewaspadaan terhadap Ajaran dan Pengaruh Kekerasan

    Forum PUSPA juga menyerukan kewaspadaan terhadap ajaran atau kelompok yang menyebarkan ideologi kekerasan, baik secara langsung maupun melalui media sosial. Orangtua dan lingkungan sosial perlu lebih kritis dalam mengenali potensi pengaruh negatif yang bisa mendorong anak-anak melakukan tindakan kekerasan atau teror.

    Penguatan Sistem Perlindungan Anak di Sekolah dan Masyarakat

    Di tingkat sekolah, Forum PUSPA mendorong penguatan sistem pendampingan psikososial untuk guru dan tenaga pendidik agar mampu mengenali dan menangani gejala trauma atau gangguan emosional pada siswa. Kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat harus diperkuat agar tercipta lingkungan yang aman bagi anak-anak.

    Penyelidikan Transparan dan Keadilan Restoratif

    Forum PUSPA mendesak pihak kepolisian, KPAI, dan lembaga terkait untuk melakukan penyelidikan secara transparan dan profesional terhadap kejadian ini. Mereka juga menekankan pentingnya perlindungan hukum bagi pelaku yang masih berstatus anak, dengan tetap mengedepankan prinsip keadilan restoratif (restorative justice), mengingat pelaku juga memerlukan pendampingan psikologis dan perlindungan hukum khusus bagi anak yang berhadapan dengan hukum.

    “Anak-anak adalah masa depan bangsa dan harus dilindungi dari segala bentuk kekerasan, pengaruh negatif, dan trauma. Peristiwa ledakan di SMAN 72 Jakarta ini menjadi pengingat penting untuk memperkuat sinergi antara berbagai pihak dalam menciptakan generasi muda yang sehat, baik fisik, mental, maupun social,” pungkas pria yang pernah aktif Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) Jakarta ini. [suf]

     

  • Polri Periksa Serbuk Peledak hingga Medsos Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72

    Polri Periksa Serbuk Peledak hingga Medsos Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72

    Polri Periksa Serbuk Peledak hingga Medsos Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memastikan akan memeriksa serbuk peledak, catatan, dan jejak media sosial (medsos) dari terduga pelaku ledakan SMAN 72 Jakarta di Kelapa Gading.
    “Tim saat ini juga tentunya terus melakukan pendalaman terkait dengan pasca-terjadinya ledakan kemarin di SMAN 72, ditemukan beberapa bukti pendukung,” kata Jenderal Sigit usai menjenguk korban
    ledakan SMAN 72
    di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Sabtu (8/11/2025).
    Barang-barang bukti itu sedang dikumpulkan oleh kepolisian untuk mendalami lebih lanjut peristiwa yang terjadi pada Jumat (7/11/2025) siang kemarin.
    “Ada tulisan, ada barang bukti serbuk yang diperkirakan bisa menimbulkan potensi terjadinya ledakan, catatan-catatan lain kita kumpulkan, termasuk juga kita melakukan pemeriksaan terhadap media sosial, lingkungan keluarga,” kata Sigit.
    Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Margaret Aliyatul Maimunah menaruh perhatian soal media sosial yang berpotensi memengaruhi terduga pelaku ledakan.
    “Ternyata ada dugaan bahwa ada pengaruh konten di media sosial. Saya kira ini juga perlu menjadi atensi terutama Komdigi (Kementerian Komunikasi dan Digital) ya. Mungkin butuh ada upaya sistem perlindungan yang lebih ketat lagi terkait dengan konten-konten negatif,” kata Margaret Aliyatul Maimunah.
    Perisiwa ledakan di masjid SMAN 72 Jakarta kawasan Kelapa Gading terjadi pada Jumat (7/11/2025) siang kemarin.
    Ledakan itu terjadi saat berlangsungnya salat Jumat di masjid yang berada di area sekolah.
    Belum diketahui secara pasti penyebab ledakan tersebut.
    Saat ini terduga pelaku ledakan yang merupakan siswa setempat itu masih dirawat di rumah sakit.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ledakan di SMAN 72: Kapolri Ungkap Barang Bukti, Ada Serbuk & Tulisan

    Ledakan di SMAN 72: Kapolri Ungkap Barang Bukti, Ada Serbuk & Tulisan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan penyelidikan kasus ledakan di SMAN 72 Jakarta terus berjalan. Pihak Kepolisian telah mengamankan sejumlah barang bukti yang ditemukan di lokasi ledakan.

    Menurut Listyo, barang bukti pendukung a.l. serbuk bahan peledak dan tulisan. Sayangnya, Kapolri tidak menjabarkan rinci mengenai barang bukti tersebut

    “Ditemukan beberapa bukti pendukung, yang tentunya sedang kami kumpulkan. Ada tulisan, ada barang bukti serbuk yang diperkirakan bisa menimbulkan potensi terjadinya ledakan, catatan-catatan lain kita kumpulkan,” kata Kapolri di RS Islam Jakarta, Cempaka Putih, dikutip dari Detikcom, Sabtu (8/11/2025).

    Kapolri juga menuturkan tim penyidik juga mendalami keterangan dari para saksi. Tak hanya itu, Kepolisian juga mendalami konten di media sosial (medsos) para siswa agar penyelidikan kasus semakin jelas.

    “Termasuk juga kita melakukan pemeriksaan terhadap media sosial, lewat keluarga, untuk mengumpulkan semuanya,” tegasnya.

    Dia berjanji hasil penyelidikan akan disampaikan setelah data lengkap. Kapolri menyampaikan keprihatinan mendalam atas peristiwa yang terjadi pada Jumat (7/11) siang kemarin.

    Dia mengatakan para siswa dalam kondisi membaik dalam perawatan. Dia mengatakan pemulihan psikologis juga akan dilakukan kepada siswa terdampak.

    “Kita senang, ketika kita bicara dengan adik-adik kita tadi, mereka masih semangat untuk sekolah. Dan tentunya itu yang kita harapkan, dan terhadap trauma yang ada, menjadi tugas kita semua untuk mendorong mereka semua kembali normal,” kata dia.

    Kapolri mengatakan pihaknya akan membangun pusat trauma healing bagi siswa korban ledakan di SMAN 72 Jakarta. Jenderal Sigit menerangkan pusat trauma healing ini akan bekerja sama dengan KPAI hingga psikolog.

    “Kita juga membangun pusat trauma healing yang nanti juga kita persiapkan untuk memberikan pelayanan nanti bekerja sama tentunya dengan KPAI dengan dokter-dokter psikolog yang diperlukan,” ujarnya.

    (haa/haa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Melihat Kondisi SMAN 72 Jakarta Pagi Ini Pasca Ledakan: Lokasi Dijaga Ketat

    Melihat Kondisi SMAN 72 Jakarta Pagi Ini Pasca Ledakan: Lokasi Dijaga Ketat

    Ledakan mengguncang SMAN 72 Jakarta Utara pada Jumat siang, 7 November 2025, saat siswa dan guru bersiap untuk melaksanakan salat Jumat. Insiden ledakan SMAN 72 tersebut menimbulkan kepanikan dan menyebabkan sejumlah siswa mengalami luka-luka. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) segera menyoroti pentingnya penanganan trauma bagi seluruh siswa yang terlibat.

    Ketua KPAI, Margaret Aliyatul Maimunah menegaskan bahwa dukungan psikologis tidak hanya diperlukan bagi siswa yang mengalami luka fisik, tetapi juga bagi mereka yang menyaksikan atau mendengar ledakan tersebut. 

    “Semua anak, baik mengalami luka atau tidak, yang mendengar atau menyaksikan kejadian pasti membutuhkan pendampingan,” ujarnya dikutip dari Antara pada Sabtu, 8 November 2025.

    Margaret, menekankan, trauma healing harus diberikan secara menyeluruh. “Dampak psikologis dari peristiwa traumatis dapat memengaruhi siapa saja yang terpapar, terlepas dari apakah mereka mengalami cedera fisik atau tidak,” tambahnya.

    KPAI merekomendasikan agar penanganan trauma dilakukan oleh psikolog tersertifikasi. Selain itu, pelibatan pihak berkompeten seperti Himpunan Psikologi Indonesia (HIMSI), Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA), serta kepolisian yang memiliki tenaga spesialis psikologi juga sangat penting. 

  • Video KPAI Heran Benda Berbahaya Bisa Lolos Masuk SMAN 72 Jakarta

    Video KPAI Heran Benda Berbahaya Bisa Lolos Masuk SMAN 72 Jakarta

    Video KPAI Heran Benda Berbahaya Bisa Lolos Masuk SMAN 72 Jakarta

    Tonton Video: Dapat Kerja karena Nyogok, Gajinya Halal Nggak?

    1,059 Views |

    Sabtu, 08 Nov 2025 09:17 WIB

    Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Margaret Aliyatul Maimunah merasa heran barang berbahaya yang dibawa terduga pelaku ledakan SMAN 72 Jakarta bisa lolos dari pengawasan pihak sekolah. KPAI menyebut kejadian nahas ini jadi tugas besar pemerintah khususnya Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).

    “Ini kan menjadi perhatian di pihak satuan pendidikan ya, kok bisa benda-benda yang kayak begitu ini lolos masuk di sekolah. Maka tentu ini menjadi tantangan di satuan pendidikan terkait dengan pengawasan terhadap barang-barang yang dibawa anak, begitu ya”, terang Margaret.

    Sebelumnya terjadi 2 ledakan di SMAN 72 Jakarta pada saat berlangsungnya salat Jumat (7/11). Kejadian ini menyebabkan jatuhnya korban luka.

    Tonton video lainnya di sini ya!

    Ammaarza Akhmal – 20DETIK

  • Kasus Ledakan SMAN 72, KPAI Soroti Anak Terpapar Ideologi Kekerasan

    Kasus Ledakan SMAN 72, KPAI Soroti Anak Terpapar Ideologi Kekerasan

    Jakarta, Beritasatu.com – Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Margaret Aliyatul Maimunah menegaskan perlunya kerja sama lintas sektor dalam mencegah anak-anak terpapar ideologi kekerasan maupun paham radikal.

    Pernyataan ini disampaikan Margaret menanggapi kasus dugaan keterlibatan siswa dalam insiden ledakan di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Menurut Margaret, kasus tersebut menjadi peringatan serius bagi semua pihak untuk memperketat pengawasan terhadap aktivitas anak, baik dalam pergaulan langsung maupun di ruang digital.

    “Ini masalah yang sangat memprihatinkan karena terduga pelakunya masih anak-anak. Banyak anak terpapar paham radikal atau kekerasan akibat pengaruh dari media sosial,” ujar Margaret seusai menjenguk korban di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Jumat (7/11/2025).

    Diketahui, identitas terduga pelaku peledakan SMAN 72 Jakarta beredar dalam ruang publik. Terduga pelaku berinisial F. Dia diduga siswa kelas 12 sekolah tersebut

    Margaret juga menyoroti lemahnya pengawasan di lingkungan sekolah yang memungkinkan benda-benda berbahaya bisa lolos masuk ke area pendidikan.

    “Kok bisa senjata atau bahan peledak dibawa ke sekolah? Ini menjadi pekerjaan rumah bagi pihak sekolah untuk memperketat pengawasan terhadap barang bawaan siswa,” tegasnya.

    Lebih lanjut, Margaret menilai pengawasan terhadap anak tidak cukup hanya sebatas pemeriksaan fisik. Pihak sekolah perlu memperhatikan kondisi emosional dan perilaku siswa, terutama bagi mereka yang menunjukkan gejala menarik diri atau mengalami tekanan sosial.

    “Sekolah harus peka terhadap perubahan perilaku anak. Kalau ada siswa yang sering menyendiri atau tampak mengalami tekanan, itu harus segera ditindaklanjuti, bukan diabaikan,” jelasnya.

    Margaret menekankan, kasus di SMAN 72 ini harus menjadi momentum bagi semua pihak untuk memperkuat penerapan sekolah ramah anak, di mana setiap peserta didik merasa aman, diterima, dan dilindungi.

    “Kita harus memastikan sekolah menjadi tempat yang aman, nyaman, dan bebas dari tekanan bagi anak-anak. Lingkungan pendidikan seharusnya mendidik, bukan membuat mereka merasa terpojok,” pungkasnya.

  • Kronologi dan rangkuman fakta ledakan di SMA 72 Jakarta

    Kronologi dan rangkuman fakta ledakan di SMA 72 Jakarta

    Jakarta (ANTARA) – Pada Jumat (7/11) sekira pukul 12.15 WIB, terjadi ledakan di lingkungan SMA Negeri 72 Jakarta di Kelapa Gading, Jakarta Utara, tepatnya dalam komplek Kodamar TNI Angkatan Laut (AL).

    Menurut keterangan saksi, ledakan terjadi saat siswa dan guru sedang Shalat Jumat di masjid di sekolah tersebut. Letusan pertama pertama terdengar ketika khotbah sedang berlangsung, disusul ledakan kedua yang diduga berasal dari arah berbeda.

    Ledakan itu menyebabkan para korban mengalami beragam cedera, termasuk luka bakar dan luka akibat serpihan, sekaligus menyulut kepanikan dari warga sekolah dan masyarakat sekitar.

    Beberapa saat kemudian, petugas Kepolisian, termasuk unit Penjinak Bom (Jibom) dan tim lainnya dikerahkan ke lokasi untuk melakukan sterilisasi area dan olah tempat kejadian perkara (TKP) .

    Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Asep Edi Suheri menyebutkan setidaknya terdapat 54 orang yang mengalami luka-luka akibat ledakan tersebut.

    Asep menjelaskan, Kepolisian juga membuka posko terkait ledakan tersebut, yakni di RS Yarsi dan RS Islam Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

    “Langkah-langkah membuat posko di Rumah Sakit Yarsi guna membantu keluarga-keluarga korban, untuk mencari anak-anak didiknya yang disini yang sedang dirawat,” kata Asep.

    Beberapa korban telah dipulangkan, namun sebagian masih menjalani perawatan di rumah sakit. Tujuh korban di antaranya masih ditangani di Rumah Sakit Yarsi.

    “Ada enam orang yang masuk awal ke ’emergency’ dan baru hadir satu lagi diantar oleh keluarganya,” kata Direktur RS Yarsi dr Muhammadi di Jakarta, Jumat.

    Warga menyaksikan suasana akibat ledakan di SMAN 72 Jakarta, Jakarta, Jumat (7/11/2025). Polda Metro Jaya menyebutkan sebanyak 55 orang mengalami luka-luka dalam ledakan yang terjadi di SMA Negeri 72 Jakarta, Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara, pada Jumat siang. ANTARA FOTO/Ika Maryani/foc.

    Dugaan pelaku

    Berdasarkan investigasi awal, pelaku diduga merupakan salah satu siswa dari sekolah tersebut.

    Siswa itu dikabarkan mengalami perundungan (bullying) yang diduga menjadi motif untuk melakukan aksi tersebut.

    Di lokasi juga ditemukan benda yang mirip senjata airsoft gun dan revolver yang setelah pemeriksaan dipastikan bahwa senjata itu adalah mainan.

    “Mungkin rekan-rekan sudah melihat foto seperti senjata api dan pistol, itu diyakini dipastikan adalah mainan,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Polisi Budi Hermanto saat ditemui di Jakarta, Jumat.

    Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Wamenko Polkam) Lodewijk Freidrich Paulus meminta masyarakat untuk tenang dan tidak mengambil kesimpulan bahwa aksi tersebut merupakan bagian dari serangan terorisme.

    “Jangan dikatakan ini ‘jumping conclusion’ bahwa ini aksi teroris. Kita belum sampai ke sana,” kata dia.

    Petugas kesehatan memindahkan siswa SMAN 72 Jakarta ke mobil ambulan untuk pemeriksaan di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Jumat (7/11/2025). Menurut data posko Polda Metro Jaya sebanyak 32 orang korban luka menjalani perawatan di Rumah Sakit tersebut dari total korban 55 orang akibat ledakan di SMA 72 Jakarta Utara. ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/foc. (ANTARA FOTO/FAH/FAH)

    Investigasi

    Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri sudah turun tangan untuk mendalami kemungkinan unsur terorisme dalam insiden itu, meskipun belum ada kesimpulan final.

    “Hingga saat ini, Densus 88 masih melakukan pendalaman apakah insiden tersebut terdapat unsur terorisme atau tidak,” kata Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri AKBP Mayndra Eka Wardhana saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.

    Polda Metro Jaya pun telah menurunkan Tim Jibom untuk menyelidiki ledakan yang menyebabkan 54 siswa terluka saat melaksanakan Shalat Jumat di dalam sekolah tersebut.

    Pihak sekolah pun langsung menghentikan kegiatan belajar-mengajar hingga situasi dinyatakan aman. Sedangkan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memastikan seluruh biaya rumah sakit korban ledakan di SMAN 72 Jakarta ditanggung oleh Pemprov DKI Jakarta.

    “Seluruh biaya pengobatan akan ditanggung oleh Pemprov, di mana saja rumah sakitnya,” kata Pram.

    Insiden ini menyoroti pentingnya keamanan dan pengawasan ekstra di lingkungan sekolah, sekaligus menggarisbawahi kondisi psikologis para siswa, terutama para masalah perundungan di kalangan remaja.

    Dua senjata api mainan yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP) di SMA Negeri 72, Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara, Jumat (7/11/2025) ANTARA/HO-Humas Polda Metro Jaya/aa.

    Prioritas utama

    Presiden Prabowo Subianto meminta agar penanganan terhadap para korban ledakan di SMA Negeri 72, Kelapa Gading, Jakarta Utara, menjadi prioritas utama.

    “Beliau tadi pertama bereaksi untuk prioritas ke korban, penanganan korban,” kata Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat.

    Prasetyo menyampaikan bahwa Presiden Prabowo menaruh perhatian besar terhadap peristiwa itu.

    Kepala Negara juga mengingatkan agar peristiwa tersebut menjadi peringatan bagi semua pihak untuk lebih waspada serta peduli terhadap lingkungan sekitar, baik di rumah maupun di sekolah.

    Kewaspadaan masyarakat dinilai penting untuk mencegah hal-hal yang berpotensi menimbulkan bahaya.

    “Jika ada hal-hal yang dirasa mencurigakan atau ada hal-hal yang mungkin berpotensi untuk hal-hal yang tidak baik, untuk kita semakin peduli baik di lingkungan rumah maupun di lingkungan sekolah,” kata Prasetyo.

    Adapun Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Margaret Aliyatul Maimunah menekankan bahwa seluruh siswa SMA Negeri 72 memerlukan “trauma healing” atas kejadian itu.

    “Semua anak, baik mengalami luka atau tidak, yang mendengar atau menyaksikan kejadian pasti membutuhkan pendampingan,” kata Margaret pada Jumat malam.

    Berikut rangkuman fakta ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta:

    1. Ledakan terjadi di area mushala sekolah saat Shalat Jumat.
    2. Ledakan terjadi dua kali dari dua lokasi berbeda, di tempat shalat dan di dekat pintu masuk
    3. Dugaan sumber ledakan berasal dari benda menyerupai speaker
    4. Waktu kejadian diperkirakan sekitar 12.09 WIB–12.15 WIB
    5. Ditemukan senjata mainan dengan tulisan kontroversial
    6. Jumlah korban luka dilaporkan 54 orang, hingga Jumat (7/11) malam.
    7. Mayoritas korban merupakan anak di bawah usia 18 tahun
    8. 14 siswa masih rawat inap, dengan 7 di antaranya dioperasi.
    9. Pelaku diduga adalah siswa sekolah tersebut, dengan motif awal yang diperkirakan terkait perundungan
    10. Aktivitas di SMA Negeri 72 dihentikan untuk sementara

    Pewarta: Alviansyah Pasaribu
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ledakan SMAN 72 Jakarta, KPAI Minta Seluruh Siswa Dapat Trauma Healing

    Ledakan SMAN 72 Jakarta, KPAI Minta Seluruh Siswa Dapat Trauma Healing

    Jakarta

    Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Margaret Aliyatul Maimunah meminta seluruh siswa SMA Negeri 72 Jakarta Utara mendapatkan pendampingan psikologis atau trauma healing menyusul ledakan yang terjadi di lingkungan sekolah pada Jumat (7/11/2025) siang.

    KPAI merekomendasikan penanganan trauma dilakukan oleh psikolog tersertifikasi dan melibatkan sejumlah pihak yang berkompeten, seperti HIMSI(Himpunan Psikologi Indonesia), Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA), hingga kepolisian yang memiliki tenaga spesialis psikologi.

    “Semua anak, baik mengalami luka atau tidak, yang mendengar atau menyaksikan kejadian pasti membutuhkan pendampingan,” kata Margaret dikutip dari ANTARA, Sabtu (8/11/2025).

    Berdasarkan data sementara dari kepolisian, sebanyak 14 anak menjalani rawat inap, dengan mayoritas berusia di bawah 18 tahun. Dari jumlah tersebut, sekitar tujuh anak harus menjalani operasi akibat luka yang cukup berat.

    Lebih lanjut, Margaret mengatakan siswa yang kondisinya sudah baik diperbolehkan untuk pulang.

    Mayoritas korban merupakan anak di bawah usia 18 tahun. Luka yang dialami beragam, mulai dari cedera kaki, kerusakan kuku jari, hingga keluhan pada telinga dan kepalanya.

    (kna/kna)

  • Ledakan di SMAN 72 Jakarta, KPAI Sesalkan Kelengahan Sekolah

    Ledakan di SMAN 72 Jakarta, KPAI Sesalkan Kelengahan Sekolah

    Jakarta, Beritasatu.com – Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Margaret Aliyatul Maimunah menyesalkan adanya barang berbahaya yang berhasil masuk ke lingkungan sekolah hingga menyebabkan ledakan di SMAN 72 Jakarta Utara, pada Jumat (7/11/2025).

    Menurut Margaret, peristiwa ini mencerminkan lemahnya sistem pengawasan keamanan sekolah, baik di lembaga pendidikan negeri maupun swasta. Ia menilai, pengawasan terhadap barang bawaan siswa dan pengendalian lingkungan sekolah perlu segera diperketat agar insiden serupa tidak terulang di masa mendatang.

    “Barang-barang berbahaya seharusnya tidak dapat masuk ke lingkungan sekolah karena dapat membahayakan keselamatan siswa dan guru,” tegas Margaret dalam keterangannya di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, Jakarta, Jumat (7/11/2025).

    Pada malam hari setelah kejadian, Margaret turut menjenguk para korban luka akibat ledakan di SMAN 72 Jakarta yang tengah menjalani perawatan intensif di rumah sakit tersebut. Berdasarkan informasi yang diterimanya, terdapat tujuh korban yang telah menjalani operasi akibat luka serius.

    “Rata-rata korban mengalami luka di bagian kepala, wajah, serta gangguan pendengaran pada telinga,” ujarnya.

    Selain menyoroti lemahnya pengawasan terhadap barang bawaan siswa, Margaret juga menekankan pentingnya perhatian terhadap kondisi psikologis anak-anak di sekolah tersebut. Ia menegaskan, KPAI akan memberikan pendampingan dan layanan trauma healing bagi siswa yang terdampak insiden untuk memulihkan kondisi mental mereka.

    “Untuk memulihkan kondisi psikologis para siswa, KPAI akan memberikan pendampingan dan trauma healing, mengingat banyak anak yang mengalami trauma akibat kejadian ini. Rehabilitasi dilakukan agar proses belajar mengajar di SMAN 72 Jakarta bisa segera kembali berjalan normal,” tutur Margaret.

    Pascainsiden ledakan di SMAN 72 Jakarta ini, Margaret berharap pemerintah daerah, pihak sekolah, dan orang tua dapat bersinergi meningkatkan pengawasan serta keamanan sekolah, baik terhadap barang bawaan maupun kondisi mental peserta didik. Dengan kolaborasi tersebut, ia berharap lingkungan belajar dapat kembali aman dan nyaman bagi seluruh siswa.