Kementrian Lembaga: Komisi III DPR RI

  • Nasdem Copot Ahmad Sahroni & Nafa Urbach dari DPR RI

    Nasdem Copot Ahmad Sahroni & Nafa Urbach dari DPR RI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) menonaktifkan Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR-RI) dari Fraksi Partai NasDem.

    Adapun langkah untuk menonaktifkan kedua kader DPP Partai NasDem berlaku efektif terhitung sejak hari Senin, 1 September 2025.

    Dalam Siaran Pers resmi yang ditandatangani oleh Surya Paloh dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Nasdem Hermawi F. Taslim, mengungkapkan alasan Partai menonaktifkan kedua kadernya dilatarbelakangi oleh berbagai peristiwa yang terjadi akhir akhir ini.

    “Bahwa dalam perjalanan mengemban aspirasi masyarakat ternyata ada pernyataan dari pada wakil rakyat khususnya Anggota DPR- RI dari Fraksi Partai NasDem yang telah menyinggung dan mencederai perasaan rakyat, dan hal tersebut merupakan penyimpangan terhadap perjuangan Partai NasDem,” ungkap Paloh dan Hermawi.

    Surya Paloh juga mengungkapkan Partai NasDem menyatakan belasungkawa yang mendalam atas wafatnya sejumlah warga Negara Indonesia dalam upaya memperjuangkan aspirasinya.

    Lebih lanjut Surya Paloh menegaskan bahwa aspirasi masyarakat harus tetap menjadi acuan utama dalam perjuangan Partai NasDem.

    Sebelumnya, Sahroni telah lebih dulu digeser dari Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni sebagai anggota Komisi I DPR, sementara posisi Wakil Ketua Komisi III DPR diisi oleh Rusdi Masse Mappasessu yang sebelumnya Anggota Komisi IV DPR.

    Sahroni diketahui memberikan komentar pedas terkait protes dan komentar warga terhadap anggota DPR. Kediaman dirinya diketahui juga ikut digerusuk massa dalam demo berkepanjangan yang terjadi sepakekan.

    Ahmad Sahroni juga telah buka suara merespons demonstrasi yang berkepanjangan saat ini. Ia mendukung total evaluasi tunjangan yang diterima para anggota DPR dan berjanji tunjangan yang ia peroleh diberikan ke masyarakat.

    “Saya dukung evaluasi tunjangan yang diterima anggota DPR RI, setuju evaluasi secara total,” kata Sahroni.

    Sahroni juga memastikan segala tunjangan hingga gaji yang diterima akan diberikan kepada masyarakat jika nantinya dievaluasi. Ia juga berharap para anggota DPR lain berlaku demikian.

    “Untuk saya semua gaji dan tunjangan dari dulu selalu saya berikan kembali ke masyarakat itu wajib,” ucap dia. “Semua gaji dan tunjangan yang saya terima, meski nanti dievaluasi, tetap akan saya kembalikan ke masyarakat,” tegas Sahroni.

    (fsd/fsd)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Tas LV, Jam Richard Mille Rp11,7 M, Sertifikat Tanah hingga PS 5

    Tas LV, Jam Richard Mille Rp11,7 M, Sertifikat Tanah hingga PS 5

    GELORA.CO – Rumah mewah milik Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Ahmad Sahroni di Jalan Swasembada Timur XXII, Kelurahan Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, porak poranda.

    Warga menggeruduk dari sore hingga malam, pada Sabtu (30/8/2025).

    Amukan warga tak hanya merobohkan pagar rumah dan merusak mobil mewah, tetapi juga menjarah seisi rumah politisi berjuluk Crazy Rich Tanjung Priok itu.

    Berbagai barang berharga di dalam rumah tersebut lenyap dijarah massa.

    Mulai dari tas bermerk, jam, drone, laptop, bahkan ijazah sekolah Sahroni pun turut digondol massa.

    Menjarah adalah tindakan merebut dan merampas milik orang lain secara paksa, biasanya terjadi dalam situasi kacau.

    Hal tersebut diketahui dari unggahan netizen di media sosial X.

    Sejumlah warganet mengunggah momen warga berhasil mengambil beragam barang berharga dan barang mewah dari dalam rumah Sahroni.

    Ada seorang warga yang mendapat jam tangah mewah Richard Mille dari rumah politikus partai NasDem itu.

    Jam tangan tersebut diduga adalah Richard Mille RM 40-01 McLaren Speedtail.

    Ditelusuri di situs resmi Richard Mille, jam tangan tersebut memiliki nilai harga mencapai Rp11,7 miliar.

    Tak hanya jam tangan, ada juga warga yang mengambil tas merek Hermes hingga Louis Vuitton atau LV.

    Selain itu, warga juga menjarah piano besar dari rumah Ahmad Sahroni.

    Tidak berhenti di situ, action figure Iron Man hingga Spider-Man seukuran manusia juga ikut dijarah.

    Bahkan, warga juga mengambil ijazah, sertifikat tanah, dan SKCK milik Ahmad Sahroni.

    Sementara itu, barang berharga lain yang dijarah warga di antaranya yakni figurine F1, TV, Macbook, sepatu Air Jordan, PS 5, brankas, hingga kulkas.

    Di sisi lain, di saat warga melakukan penjarahan barang berharga, sebagian lainnya justru berenang di dalam kolam renang yang ada di rumah Ahmad Sahroni. 

    Sejak sore, ratusan warga sudah memadati Jalan Swasembada Timur XXII, Kebon Bawang, Tanjung Priok, tempat rumah Ahmad Sahroni.

    Mereka tersulut amarah akibat pernyataan Ahmad Sahroni yang menyebut desakan pembubaran DPR datang dari orang dengan ‘mental tolol’.

    Massa mulai melempari kediaman Sahroni dengan batu serta benda keras lain.

    Kaca-kaca depan rumah pecah, dinding rusak, dan situasi berubah mencekam.

    Emosi warga memuncak dengan menjebol pagar rumah.

    Pagar roboh ke jalan, membuka akses massa untuk masuk ke halaman rumah.

    Massa menghancurkan mobil listrik Lexus RX 450h+ Luxury seharga Rp1,87 miliar yang terparkir di halaman.

    Warga mulai masuk ke dalam rumah dan menyisir semua lantai.

    Mereka membuka pintu kamar, membongkar lemari, dan mengacak-acak laci demi mencari barang berharga.

    Dalam beberapa waktu terakhir, nama Ahmad Sahroni menjadi sorotan publik setelah pernyataannya terkait kisruh kenaikan tunjangan DPR RI.

    Ia sempat menyebut bahwa desakan masyarakat untuk membubarkan DPR adalah hal keliru.

    Saat melakukan kunjungan kerja di Polda Sumatera Utara, Jumat (22/8/2025), Sahroni menyebut pernyataan pembubaran DPR sebagai tindakan bodoh.

    “Mental manusia yang begitu adalah mental orang tertolol sedunia. Catat nih, orang yang cuma bilang bubarin DPR itu adalah orang tolol sedunia. Kenapa? Kita nih memang orang semua pintar semua? Enggak bodoh semua kita,” kata Sahroni.

    Ahmad Sahroni dicopot dari jabatannya sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR RI.

  • Rumah Ahmad Sahroni Digerebek Massa, Publik Murka?

    Rumah Ahmad Sahroni Digerebek Massa, Publik Murka?

    JAKARTA – Rumah Anggota DPR RI Komisi I Ahmad Sahroni di Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara digeruduk ratusan massa, Sabtu, 30 Agustus 2025 pukul 15.00 WIB.

    Massa terus memadati kediaman Sahroni hingga situasi tak kondusif menjelang pukul 16.00 WIB. Terlihat seisi rumah Sahroni dirusak dan dijarah oleh masyarakat yang mendatangi rumahnya karena kecewa dengan ucapan Sahroni Aksi ini dipicu kontroversi ucapan Sahroni saat merespons kritik bubarkan DPR.

    Pernyataan itu memicu gelombang kritik, tak lama kemudian dirinya dicopot dari jabatan Wakil Ketua Komisi III DPR RI. Meski dipindahkan ke Komisi I, publik menilai sanksi tersebut terlalu ringan.

    Di tengah panasnya situasi, Sahroni tertangkap kamera diduga melipir ke Singapura. Langkah itu makin memicu amarah masyarakat yang menilai ia lari dari tanggung jawab.

  • Begini Kondisi Rumah Sahroni Usai Didatangi Massa, Situasi Mulai Kondusif
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        30 Agustus 2025

    Begini Kondisi Rumah Sahroni Usai Didatangi Massa, Situasi Mulai Kondusif Megapolitan 30 Agustus 2025

    Begini Kondisi Rumah Sahroni Usai Didatangi Massa, Situasi Mulai Kondusif
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Rumah anggota Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, dijarah oleh sekelompok massa di Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Sabtu (30/8/2025).
    Pantauan
    Kompas.com,
    massa merangsek masuk ke garasi Sahroni yang berisi mobil
    sport
    . Dua mobil mewah di dalamnya tampak ringsek akibat dihantam massa.
    Sekitar pukul 18.50 WIB, situasi mulai kondusif setelah Babinsa dan sejumlah warga turun tangan membujuk massa agar menghentikan aksi penjarahan.
    “Sudah yuk bubar yuk, sudah bubar, sampai habis nih suara gue bilanginnya,” imbau salah satu warga.
    Dari pengeras suara masjid setempat juga terdengar ajakan agar warga saling menjaga, diiringi lantunan salawat nabi untuk meredam suasana.
    “Ayo sudah, sesama warga harus saling menjaga,” bunyi imbauan dari toa masjid.
    Ketua RT di Kelurahan Kebon Bawang, Amir, mengatakan penjarahan mulai berlangsung sekitar pukul 16.00 WIB.
    “Penjarahan terjadi sekitar pukul 16.00 WIB ya. Awalnya sih orang datang kumpul-kumpul dulu kemudian ada provokator dibongkar pagar situ,” jelas Amir di lokasi.
    Ia menambahkan, aksi penjarahan pertama kali menyasar rumah utama Sahroni, lalu merembet ke garasi yang terpisah dari bangunan rumah, namun masih berdekatan.
    “Yang pertama rumah utama dulu, rumah tempat tinggal kemudian bagian garasi mobil termasuk untuk gudang juga,” ujarnya.
    Menurut Amir, sejumlah barang rumah tangga ikut dijarah.
    “Kalau yang dijarah ada peralatan rumah lah, TV, kulkas, mesin cuci, baju, pakaian, sepatu,” tuturnya.
    Kondisi rumah Sahroni kini tampak memprihatinkan. Pagar rumah ambruk, pecahan kaca berhamburan, sementara mobil-mobil mewahnya ringsek.
    Di samping garasi, sebuah mobil Porsche 1600 Super berwarna merah terlihat terguling dalam kondisi rusak parah.
    Aksi bermula saat kerumunan warga berkumpul di depan rumah Sahroni. Emosi massa tersulut dan mereka mulai melempari rumah dengan batu serta benda keras.
    Lemparan bertubi-tubi membuat kaca jendela dan pintu pecah. Situasi semakin mencekam ketika pagar rumah dijebol paksa hingga roboh.
    Setelah berhasil masuk ke halaman, amarah massa dilampiaskan ke mobil listrik mewah yang terparkir di sana. Mobil itu ringsek, kaca pecah, bodi penyok, dan bagian depan nyaris hancur.
    Tidak berhenti di situ, massa juga menyerbu bagian dalam rumah. Kondisi interior hancur berantakan, dengan furnitur rusak, dinding dipenuhi pecahan kaca, dan barang-barang berserakan.
    Warga menjarah sejumlah barang, mulai dari peralatan elektronik, kursi, makanan, hingga perlengkapan rumah tangga.
    Kerusakan parah di kediaman pribadi Ahmad Sahroni ini diduga dipicu oleh pernyataan kontroversialnya terkait desakan pembubaran DPR.
    Politikus Partai Nasdem itu sebelumnya menyebut orang-orang yang ingin DPR bubar sebagai “mental tolol”.
    Ucapan tersebut menuai kritik luas, termasuk dari warga di daerah pemilihannya sendiri, Jakarta Utara.
    Ahmad Sahroni, yang dikenal dengan julukan “Crazy Rich Tanjung Priok”, kembali menjadi sorotan publik.
    Bagi banyak pihak, amukan massa di rumahnya dianggap sebagai simbol kemarahan masyarakat terhadap elite politik yang dinilai abai pada keresahan rakyat.
    *Disclaimer*: Pemberitaan ini untuk kepentingan informasi publik, agar hak masyarakat untuk tahu tetap terjaga.
    Redaksi menolak kekerasan/perusakan/pembakaran/penjarahan, karena bangsa ini hanya akan kuat jika kita setia melindungi sesama, merawat fasilitas umum, dan menjaga dunia usaha tetap berjalan agar ekonomi tak makin terpuruk.
    Tetap tenang, jangan terprovokasi, jadikan negeri ini rumah aman buat kita semua, dan utamakan sumber informasi yang kredibel.
     

     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 2
                    
                        Imbas Ucapan Kontroversial, Rumah Ahmad Sahroni Didatangi Massa
                        Megapolitan

    2 Imbas Ucapan Kontroversial, Rumah Ahmad Sahroni Didatangi Massa Megapolitan

    Imbas Ucapan Kontroversial, Rumah Ahmad Sahroni Didatangi Massa
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Rumah anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Nasdem, Ahmad Sahroni, digeruduk massa di Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Sabtu (30/8/2025) sekitar pukul 15.00 WIB.
    Massa tiba di lokasi dengan mengendarai sepeda motor dan langsung memasuki gang permukiman padat di wilayah Kelurahan Kebon Bawang itu. Mereka kemudian berunjuk rasa di depan kediaman Ahmad Sahroni.
    Massa berkumpul di depan pagar rumah sambil menyuarakan kekesalan atas ucapan kontroversial Sahroni. Rumah tersebut tampak tertutup rapat dengan pagar hitam tinggi yang dikunci.
     
    Dari luar hanya terlihat satu unit mobil terparkir di halaman, sementara seorang pria tampak berjaga di dalam.
    Setelah melakukan orasi singkat, massa perlahan meninggalkan lokasi sekitar pukul 15.15 WIB.
    Nama Ahmad Sahroni dalam beberapa waktu terakhir menjadi sorotan publik usai pernyataannya terkait kisruh kenaikan tunjangan DPR RI.
    Dalam salah satu komentarnya, ia menilai desakan masyarakat untuk membubarkan DPR adalah hal keliru.
    Bahkan, dalam kunjungan kerja di Polda Sumatera Utara, Jumat (22/8/2025), Sahroni menyebut pernyataan pembubaran DPR sebagai tindakan bodoh.
    “Mental manusia yang begitu adalah mental orang tertolol sedunia. Catat nih, orang yang cuma bilang bubarin DPR itu adalah orang tolol sedunia. Kenapa? Kita nih memang orang semua pintar semua? Enggak bodoh semua kita,” ujar Sahroni.
    Imbas dari pernyataan tersebut, Ahmad Sahroni dicopot dari jabatannya sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR RI.
    *Disclaimer*: Pemberitaan ini untuk kepentingan informasi publik, agar hak masyarakat untuk tahu tetap terjaga.
    Redaksi menolak kekerasan/perusakan/pembakaran/penjarahan, karena bangsa ini hanya akan kuat jika kita setia melindungi sesama, merawat fasilitas umum, dan menjaga dunia usaha tetap berjalan agar ekonomi tak makin terpuruk.
    Tetap tenang, jangan terprovokasi, jadikan negeri ini rumah aman buat kita semua, dan utamakan sumber informasi yang kredibel.
    Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul BREAKING NEWS Rumah Anggota DPR RI Ahmad Sahroni di Tanjung Priok Digeruduk Massa.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ditanya Soal Tuntutan Mundur, Kapolri: Itu Prerogatif Presiden

    Ditanya Soal Tuntutan Mundur, Kapolri: Itu Prerogatif Presiden

    Bisnis.com, JAKARTA – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo angkat suara soal seruan yang meminta Kapolri untuk mundur usai kasus tewasnya pengemudi ojol bernama Affan Kurniawan yang dilindas kendaraan taktis milik Brimob. 

    Listyo mengatakan sebagai prajurit, pihaknya menyerahkan semuanya kepada Presiden RI. Menurutnya, soal jabatan merupakan hak prerogatif Presiden. 

    Hal tersebut disampaikan di sela konferensi pers bersama Panglima TNI di Bogor, sabtu (30/8/2025).

    “Terkait dengan isu yang menyangkut dan kabar (seruan), itu hak prerogatif presiden. Kita Prajurit,” katanya. 

    Sebelumnya, aktor kenamaan Indonesia Nicholas Saputra meminta Kapolri untuk mundur usai kasus tewasnya ojol yang dilindas rantis Brimob dalam demo 28 Agustus kemarin. 

    Dalam akun X-nya, Nicholas berkomentar “mundur pak”. Komentar tersebut mengomentari pemberitaan terkait permintaan maaf dari Kapolri Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo usai meninggalnya Affan, driver ojol tersebut.

    Selain itu, Pengamat politik sekaligus Direktur Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti menyampaikan duka mendalam atas meninggalnya Affan Kurniawan, pengemudi ojek online yang tewas terlindas mobil taktis baracuda saat demonstrasi, Kamis (28/8/2025) malam. 

    Ray berpendapat, peristiwa ini menjadi catatan kelam bagi penegakan demokrasi dan kebebasan berpendapat di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. 

    “Nyata-nyata kematiannya disebabkan oleh lindasan mobil barracuda yang seperti emoh berhenti kala tubuh kecilnya sudah tertabrak mobil taktis lapis baja itu. Alih-alih berhenti, mobil barracuda tersebut tetap melaju dan dengan sendirinya membuat badan Affan terlindas oleh beban hampir 10 ton,” ungkap Ray dalam keterangan tertulis, Jumat (29/8/2025).

    Sementara itu, Komisi III DPR akan melakukan rapat internal untuk merespons tuntutan agar Kapolri Listyo Sigit Prabowo mundur dari jabatannya imbas meninggalnya pengemudi ojol.

    Kendati demikian, dia memastikan Komisi III DPR akan membahas situasi berkembang secara internal terlebih dahulu termasuk tuntutan agar Kapolri mundur. 

    “Nanti pada hari Senin kita akan ketemu dengan pimpinan Komisi III, kita bicarakan ini, dan dalam beberapa waktu ke depan-kan ada rapat-rapat kerja, termasuk dengan Kepolisian. Kita tunggu nanti di situ,” ujar Hinca di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (29/8/2025).

  • Breaking News! Rumah Ahmad Sahroni di Tanjung Priok Digeruduk Massa

    Breaking News! Rumah Ahmad Sahroni di Tanjung Priok Digeruduk Massa

    GELORA.CO – Rumah anggota Komisi III DPR RI sekaligus politikus Partai NasDem Ahmad Sahroni di Tanjung Priok, Jakarta Utara, digeruduk massa pada Sabtu (30/8/2025) pukul 15.00 WIB.

    Pantauan TribunJakarta.com di lokasi, massa berdatangan ke rumah Ahmad Sahroni mengendarai sepeda motor. 

    Mereka langsung memasuki gang permukiman di Jalan Swasembada Timur XXII, Kelurahan Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Massa langsung berunjuk rasa di depan rumah Ahmad Sahroni.

    Terpantau, massa langsung berkumpul di depan rumah Sahroni dan menyuarakan kekesalan mereka atas ucapan kontroversial politikus Partai NasDem itu. Di sisi lain, rumah Ahmad Sahroni tampak tertutup rapat.

    Pagar hitam tinggi di depan rumah dikunci, sementara di dalam parkirannya hanya ada satu unit mobil terparkir.

    Di dalam halaman parkir itu juga ada seorang pria yang berjaga.

    Setelah berorasi singkat di depan rumah Sahroni, massa pun perlahan-lahan meninggalkan permukiman itu sekitar pukul 15.15 WIB.

    Sosok Ahmad Sahroni belakangan disorot publik lantaran ucapan kontroversialnya di tengah kisruh kenaikan tunjangan DPR RI.

    Dalam salah satu keterangannya, Ahmad Sahroni mengatakan bahwa desakan membubarkan DPR yang banyak dilontarkan masyarakat usai isu kenaikan tunjangan itu adalah hal keliru.

    Sahroni menyebut bahwa desakan itu adalah hal yang tolol.

    “Mental manusia yang begitu adalah mental orang tertolol sedunia. Catat nih, orang yang cuma bilang bubarin DPR itu adalah orang tolol sedunia. Kenapa? Kita nih memang orang semua pintar semua? Enggak bodoh semua kita,” kata Sahroni dalam kunjungan kerja di Polda Sumatera Utara, Jumat (22/8/2025) lalu.

    Kekinian, akhirnya Ahmad Sahroni dicopot dari jabatannya sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR RI dan kini hanya sebagai anggota.

  • Asa anak Ibu Pertiwi yang berduka di bulan merdeka

    Asa anak Ibu Pertiwi yang berduka di bulan merdeka

    Jangan sampai luka-luka yang ada di hati malah membawa kerugian bagi rakyat itu sendiri

    Jakarta (ANTARA) – Baru saja, tanah air merayakan kemerdekaan ke-80 tahun. Ornamen-ornamen serba merah dan putih juga masih berkibar gagah di setiap sudut jalan.

    Tulisan “Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju” yang merupakan tema HUT RI kali ini juga masih terpajang di gedung, pasar dan gapura warga. Namun, betapa ironisnya kenyataan hari ini ketika di bulan kemerdekaan justru sejarah pahit baru tercipta.

    Berita menyayat hati datang bertubi-tubi dalam beberapa hari belakangan. Mulai dari sikap para wakil rakyat yang mengutamakan kepentingan sendiri, komentar para pejabat yang menyakiti hati masyarakat hingga aksi-aksi massa yang menelan korban jiwa.

    Rakyat kemudian menuntut DPR dibubarkan. Namun, rakyat justru dicibir dengan pernyataan mantan Wakil Ketua Komisi III DPR RI yang mengatakan bahwa mereka yang mengusulkan hal itu adalah orang bodoh.

    Belum selesai sampai di sana, ketika rakyat sedang memperjuangkan asa menuntut keadilan, luka hati mereka seolah disiram air garam dengan menyaksikan seorang pengemudi ojek online meninggal dunia terlindas kendaraan kendaraan taktis (rantis) milik aparat di tengah aksi unjuk rasa.

    Iring-iringan pengemudi ojek online (ojol) mengantarkan jenazah Affan Kurniawan yang meninggal karena terlindas kendaraan taktis (rantis) Brimob saat aksi unjuk rasa di Jakarta (28/8), TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat, Jumat (29/8/2025). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/nz/aa.

    Rentetan kejadian ini pun menimbulkan tanya tentang arti tema HUT RI tahun ini. Alih-alih bersatu, rakyat dan penguasa malah terpecah.

    Alih-alih berdaulat, wakil rakyat justru sibuk menambah tunjangan. Alih-alih rakyat sejahtera, seorang pengemudi ojek online—anak Ibu Pertiwi yang setiap hari bekerja keras demi sesuap nasi— terlindas rantis yang semestinya digunakan untuk melindungi.

    Patahnya hati rakyat

    Di jalanan, di gedung perwakilan rakyat, di fasilitas umum milik masyarakat, ada asap yang masih tersisa. Masih ada teriakan rakyat yang belum reda, juga sisa gas air mata juga masih beredar di udara.

    Amarah mereka bukanlah amarah biasa—ini adalah jeritan panjang yang lahir dari menumpuknya sakit hati.

    Salah satunya Nadhira (24) yang merupakan seorang guru bimbingan konseling (BK). Setiap hari ia berhadapan dengan anak-anak penerus bangsa yang katanya kelak akan mewujudkan Indonesia Emas 2045.

    Jadi, menurutnya sudah seharusnya guru mendapat apresiasi dan dukungan yang layak, baik secara finansial maupun melalui kebijakan yang benar-benar mendorong peningkatan kualitas pendidikan.

    “Hal ini buat pertanyaan besar, negara paham enggak sih siapa yang menjadi penopang masa depan?…..guru jadi fondasi negara. Kalau enggak ada guru, mungkin tak akan ada pejabat yang bisa berdiri di posisinya sekarang,” kata Nadhira.

    Selain Nadhira, ada juga Giga (26) yang merupakan seorang karyawan swasta tak kalah geram dengan kondisi Ibu Pertiwi hari ini. Ia menyayangkan sikap-sikap para anggota dewan yang jauh dari kata profesional.

    Baginya, perwakilan rakyat sejatinya perlu mendengarkan aspirasi rakyat dan mengupayakan aspirasi tersebut terlaksana.

    “Joget-joget di ruang rapat, merasa besar kepala sehingga dirinya tidak boleh disamakan dengan rakyat jelata, membalas tuntutan rakyat dengan kata “tolol” merupakan cerminan betapa melencengnya tindakan DPR dari tujuan mereka “Mewakili Rakyat”,” tegas Giga.

    Giga bahkan ingat, ketika rakyat ingin bersuara lewat dialog dan mendatangi kantor, “silahkan masuk” terucap dari mulut ketua DPR. Tapi nyatanya tidak ada dialog dua arah antara rakyat dan orang-orang yang dulunya meminta suara rakyat itu.

    Sebaliknya, yang terjadi rapat dipercepat karena mereka takut tak bisa pulang. Keesokan harinya, mereka menerapkan kerja dari rumah atau work from home (WFH).

    “Mengemis suara rakyat jangan hanya lima tahun sekali. Malu-lah ketika duduk di kursi DPR namun tidak membawa aspirasi rakyat biasa, melainkan aspirasi pejabat partai dan pengusaha untuk memperkaya diri dan sanak saudara,” kata Giga.

    Di sisi lain, Ananda (28) yang merupakan seorang social media specialist menyoroti soal kemampuan bicara di depan publik atau public speaking orang-orang yang menyebut dirinya anggota perwakilan rakyat.

    “Harusnya semua jajaran pejabat pemerintahan punya kelas public speaking, lulusan terbaik dengan IPK di level tertentu. Biar omongannya bisa dijaga dan bikin kebijakan enggak ngasal. Masa orang sipil lebih terdidik dan berotak daripada pejabatnya,” kata Ananda.

    Pengunjuk rasa berada di samping halte Transjakarta yang dibakar saat aksi menuntut pengusutan kasus penabrakan pengemudi ojek daring oleh mobil rantis Brimob di depan Markas Komando Brimob Polda Metro Jaya, Kwitang, Jakarta, Jumat (29/8/2025). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa. (ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA)

    Harapan

    Meski suasana kian kacau, namun hal ini tak memutus asa cita anak-anak Ibu pertiwi. Kemarahan ini lahir bukan karena benci, melainkan karena cinta dan kasih.

    Cinta pada Tanah Air, cinta pada Ibu Pertiwi. Anak-anaknya boleh menangis, boleh terinjak, boleh dikhianati, tetapi mereka tetap berteriak karena masih ada harapan Indonesia bisa lebih adil.

    Humaira (28) yang merupakan pedagang di Pasar Tanah Abang berharap agar pemerintah terutama presiden bisa segera menyelesaikan semua polemik ini. Ia sungguh berharap, kejadian ini dimaknai sebagai upaya bersama untuk memajukan Indonesia, Tanah Air kita.

    Ia juga berharap agar ke depannya, para penyelenggara negara bisa lebih transparan dalam mengelola keuangan negara. Lebih adil juga dalam penggunaan anggaran yang berorientasi untuk kemajuan bangsa.

    ”Tolong rangkul kami, rakyat kalian. Kita bukan musuh,” ujar Humaira.

    Di sisi lain, Putri (28) seorang wartawan berharap agar suara-suara anak Ibu Pertiwi bisa mendobrak hati nurani pejabat. Bukannya dibungkam, atau justru dianggap sebagai ancaman.

    Sebagai penyambung lidah antara rakyat dan pejabat, Putri berharap posisinya dapat dihargai dan dilindungi. Keberadaan pers bukan untuk memanaskan suasana, tapi untuk wadah diskusi antara rakyat dan pejabatnya.

    “Semoga Indonesia bisa benar-benar Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju seperti slogannya,” kata Putri.

    Sementara bagi Mawa (28), jangan sampai momen ini justru lebih menghancurkan Ibu Pertiwi. Ia berharap, anak-anak muda bangsa bisa bersatu bukan untuk merusak, bukan untuk rakyat melawan rakyat, tetapi harus melawan ketidakadilan.

    Ia tak setuju apabila unjuk rasa dilakukan sambil membakar dan menghancurkan fasilitas umum. Padahal, fasilitas itu milik rakyat dan sehari-hari digunakan oleh rakyat.

    Menurut Mawa, para pejabat bahkan tak pernah menginjakkan kaki di fasilitas umum sehingga, unjuk rasa ini dinilainya sudah melenceng dari tujuan awal.

    “Jangan sampai luka-luka yang ada di hati malah membawa kerugian bagi rakyat itu sendiri. Jangan sampai bisik setan menyeret kita pada penyesalan,” kata Mawa.

    Editor: Alviansyah Pasaribu
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Top 3 News: Ahmad Sahroni Dicopot dari Pimpinan Komisi III DPR – Page 3

    Top 3 News: Ahmad Sahroni Dicopot dari Pimpinan Komisi III DPR – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Ahmad Sahroni dicopot dari jabatannya sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR. Itulah top 3 news hari ini.

    Keputusan tersebut tercantum dalam surat Fraksi Partai NasDem DPR yang ditandatangani Ketua Fraksi Victor Laiskodat dan juga Sahroni sendiri sebagai Sekretaris Fraksi NasDem. 

    Pengganti Ahmad Sahroni adalah anggota Komisi I DPR Rusdi Masse Mappasessu. Sementara Sahroni mengisi posisi Rusdi sebagai anggota Komisi I DPR.

    Sementara itu, Divisi Propam Polri memeriksa tujuh anggota Brimob, dalam kasus kematian driver ojek online (ojol) Affan Kurniawan.

    Akun Instagram Divisi Propam Polri @divisipropampolri menayangkan secara langsung atau live proses pemeriksaan tujuh anggota yang berada dalam mobil rantis Brimob.

    Pantauan Liputan6.com, Jumat 29 Agustus 2025, live di akun Instagram itu bertuliskan ‘Pemeriksaan Kode Etik Terhadap 7 Personel di Divpropam Polri’. Mereka mengenakan kaos hijau dengan kalimat punggung Titipan Divpropam Polri.

    Berita terpopuler lainnya di kanal News Liputan6.com adalah terkait bentrokan antara massa dan polisi pecah di Jalan Otista, Jakarta Timur, Jumat 29 Agustus 2025 buntut insiden mobil rantis Brimob lindas ojol. Kericuhan terjadi diduga karena massa ini ingin menuju Kwitang tetap diblokade petugas.

    Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Alfian Nurrizal mengatakan, anggota lalu lintas pun sempat diculik. Massa juga membakar ban dan traffic light di perempatan jalan depan kampus STIS.

    Meski begitu, anggota lalu lintas tersebut tidak mengalami kekerasan saat diculik. Kericuhan oleh warga sekitar lokasi itu terjadi sekitar pukul 02.00 WIB.

    Berikut deretan berita terpopuler di kanal News Liputan6.com sepanjang Jumat 29 Agustus 2025:

    Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni mengomentari bebasnya terdakwa kasus pembunuhan Ronald Tanur oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Surabaya.

  • 2
                    
                        Imbas Ucapan Kontroversial, Rumah Ahmad Sahroni Didatangi Massa
                        Megapolitan

    Ahmad Sahroni Dicopot dari Kursi Wakil Ketua Komisi Hukum DPR dan Alasannya Nasional 30 Agustus 2025

    Ahmad Sahroni Dicopot dari Kursi Wakil Ketua Komisi Hukum DPR dan Alasannya
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Ahmad Sahroni resmi dicopot dari posisi Wakil Ketua Komisi III DPR RI yang membidangi hukum, oleh Fraksi Partai Nasdem DPR RI.
    Masih menjabat sebagai anggota dewan, Ahmad Sahroni dipindahkan menjadi anggota Komisi I DPR RI.
    Keputusan penggantian itu telah ditetapkan melalui surat resmi yang ditandatangani Ketua Fraksi Nasdem DPR Viktor Bungtilu Laiskodat pada Jumat (29/8/2025). Surat tersebut juga telah disampaikan kepada Ketua DPR RI Puan Maharani.
    Kemudian, Fraksi Nasdem menunjuk kader mereka yang lain, Rusdi Masse Mappasessu, untuk menduduki posisi Wakil Ketua Komisi III DPR RI.
    Pencopotan dan rotasi terhadap Sahroni terjadi di tengah massa buruh, mahasiswa, dan ojek online (ojol) menggelar aksi demonstrasi pada 29 Agustus 2025.
    Viktor mengatakan, rotasi komisi ini dilakukan untuk menyelaraskan semangat restorasi Indonesia yang digaungkan Partai Nasdem.
    “Kami ingin setiap kader bekerja sesuai kapasitas terbaiknya untuk rakyat. Itulah semangat restorasi yang terus kami jalankan,” ujar Viktor, Jumat.
    Dia juga menegaskan, Komisi III DPR RI punya peran vital dalam mengawasi kinerja institusi penegak hukum. Sehingga, rotasi dilakukan untuk mempertegas agenda-agenda pengawasan dan legislasi di bidang hukum.
    “Rotasi ini menegaskan komitmen Fraksi NasDem menghadirkan politik yang adaptif dan responsif,” kata Viktor.
    Secara terpisah, Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Hermawi Taslim membantah mutasi Ahmad Sahroni dari posisi wakil ketua Komisi III DPR berkaitan dengan pernyataan kontroversial “orang tolol sedunia”.
    Menurut Hermawi, pemindahan terhadap Ahmad Sahroni adalah rotasi rutin biasa.
    “Rotasi biasa saja,” ujar Hermawi kepada
    Kompas.com
    , Jumat
    Hermawi juga membantah Nasdem telah mencopot Sahroni dari posisi pimpinan di DPR RI. Dia menyebut, itu hanyalah langkah Nasdem dalam melakukan penyegaran.
    “Tidak ada pencopotan, hanya penyegaran,” katanya menegaskan.
    Sebelumnya, Ahmad Sahroni selaku Wakil Ketua Komisi III DPR sempat merespons kritik keras dari publik yang memunculkan desakan agar DPR dibubarkan.
    Desakan itu mencuat seiring munculnya rincian gaji dan penghasilan anggota DPR yang dinilai fantastis hingga Rp 230 juta, namun dinilai tak diimbangi dengan kinerja anggota DPR.
    Kenaikan tunjangan bagi anggota DPR di tengah kondisi ekonomi yang sulit di masyarakat dianggap tidak pantas.
    Ahmad Sahroni lalu merespons dengan mengatakan bahwa desakan untuk membubarkan DPR adalah sikap yang keliru. Dia bahkan menyebut bahwa pandangan ini sebagai mental orang tolol.
    “Mental manusia yang begitu adalah mental orang tertolol sedunia. Catat nih, orang yang cuma bilang bubarin DPR itu adalah orang tolol sedunia. Kenapa? Kita nih memang orang semua pintar semua? Enggak bodoh semua kita,” ujar Sahroni saat melakukan kunjungan kerja di Polda Sumut, Jumat (22/8/2025).
    Usai pernyataannya viral di media sosial, Ahmad Sahroni sempat memberikan klarifikasi.
    Dia membantah bermaksud merendahkan masyarakat yang belakangan menyerukan pembubaran DPR RI.
    Sahroni mengeklaim bahwa pernyataan “orang tolol sedunia” yang menuai kritik sesungguhnya bukan ditujukan kepada publik, melainkan pada cara berpikir pihak yang menilai DPR bisa begitu saja dibubarkan.
    “Kan gue tidak menyampaikan bahwa masyarakat yang mengatakan bubarkan DPR itu tolol, kan enggak ada,” ujar Sahroni saat dihubungi
    Kompas.com 
    pada 26 Agustus 2025.
    “Tapi untuk spesifik yang gue sampaikan bahwa bahasa tolol itu bukan pada obyek, yang misalnya ‘itu masyarakat yang mengatakan bubar DPR adalah tolol’. Enggak ada itu bahasa gue,” katanya lagi.
    Politikus yang sempat dijuluki “crazy rich Tanjung Priok” ini menilai, ucapannya dipahami keliru kemudian digoreng oleh masyarakat.
    Ahmad Sahroni menegaskan, yang disorotinya adalah logika berpikir yang menilai DPR bisa dibubarkan hanya karena isu gaji dan tunjangan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.