Kementrian Lembaga: Kodam Jaya

  • Sosok Pemotor yang Pukul Karyawan Zaskia Adya Mecca Terungkap: Oknum TNI dan Sudah Ditangkap
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 September 2025

    Sosok Pemotor yang Pukul Karyawan Zaskia Adya Mecca Terungkap: Oknum TNI dan Sudah Ditangkap Megapolitan 29 September 2025

    Sosok Pemotor yang Pukul Karyawan Zaskia Adya Mecca Terungkap: Oknum TNI dan Sudah Ditangkap
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Sosok pemotor yang memukul Faisal Handri, karyawan artis Zaskia Adya Mecca dan mengaku sebagai anggota di Jalan Ampera Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Senin (22/9/2025) lalu akhirnya terungkap.
    Kepala Penerangan Kodam Jaya Kolonel Czi Anto Indriyanto mengungkapkan, pelaku merupakan seorang anggota TNI.
    “Kami sampaikan bahwa betul ada kejadian pemukulan yang dilakukan oleh oknum anggota TNI terhadap saudara FS,” ungkap Anto, dikonfirmasi, Kamis (25/9/2025).
    Menurut Anto, pelaku sudah diamankan dan kini sedang diproses oleh pihak berwenang.
    “Saat ini yang bersangkutan sudah diamankan di Denpom Jaya 2 untuk proses penanganan selanjutnya,” ujar Anto.
    Untuk kepentingan penyelidikan, sejumlah saksi mata juga akan dipanggil dalam pemeriksaan.
    Sementara itu, Wakil Kepala Penerangan Kodam (Wakapendam) Jaya Letkol Inf M. Wirya Arthadiguna menyatakan, pelaku berinisial Praka NC.
    “Oknum pelaku tsb an. Praka NC telah diamankan dan ditahan di Denpom Jaya II/Cijantung untuk menjalani proses hukum lebih lanjut sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” kata Wirya dalam keterangan tertulis yang diterima
    Kompas.com
    , Minggu (28/9/2025).
    Ia menambahkan, satuan tempat pelaku berdinas, yakni Resimen Arhanud 1/F khususnya Batalyon Arhanud 10, juga terus berkomunikasi untuk menyelesaikan tanggung jawab administrasi di luar proses hukum.
    Peristiwa bermula saat Faisal tengah mengendarai sepeda motor di Jalan Ampera Raya. Saat itu, korban sedang mengantar KMB (12), anak kedua Zaskia dan Hanung Bramantyo, ke sekolah.
    Saat melintas, Faisal mendapati pelaku yang mengendarai sepeda motor Vespa matic berwarna merah muda dengan pelat nomor B 3701 FRM datang dari arah berlawanan. Karena hampir menabrak motor yang dikendarainya, Faisal langsung membunyikan klakson.

    Hampir menabrak motor Faisal dan Kala. Lalu diklakson. Tanpa sadar tahunya motor tersebut balik arah dan enggak terima diklakson, mengadang motor Faisal,
    ” tulis Zaskia seperti dikutip dari unggahan video di akun Instagram-nya, @zaskiaadyamecca, Senin.
    Kompas.com
    telah mendapatkan izin dari Hanung untuk mengutip unggahan video di akun Instagram Zaskia.
    Setelah pengadangan itu, pelaku meminta Faisal turun dari kendaraan dan langsung memukul korban.
    “Pelaku motor pink teriak-teriak sambil menghajar Faisal bilang, ‘enggak terima kamu?’,” ujar Zaskia. Anak Zaskia pun ketakutan. Pedagang bubur yang ada di tempat kejadian perkara (TKP) pun langsung menjaga KBM.
     
    “(Sementara) Faisal dipukul sampai jatuh, lehernya diinjak, pinggang dan kepala diinjak pula sampai helmnya hancur,” ungkap Zaskia.
    Warga yang berada di lokasi kejadian disebut sempat menahan pelaku. Namun, pria berpakaian batik itu mengaku sebagai anggota.
    “Pelaku sempat ditahan warga, tapi dia teriak-teriak kalau dia anggota, entah anggota apa! Pakai batik, dan tadi langsung ngeloyor pergi,” ucap Zaskia.
    Kejadian ini dilaporkan ke Polsek Pasar Minggu. Pihak kepolisian memeriksa rekaman CCTV dan beberapa saksi di TKP.
    Namun, identifikasi pelaku sulit dilakukan karena keterangan saksi yang terbatas.
    “Yang ada di sekitar itu hanya memberikan, ‘iya Pak, ada keributan sesama pengendara motor.’ Itu yang kami dapat di lokasi kejadian,” ujar Kapolsek Pasar Minggu Kompol Anggiat Sinambela kepada wartawan, Rabu (24/9/2025).
    Selain itu, lanjut Anggiat, keterangan korban dan saksi juga menyebutkan bahwa sepeda motor pelaku tidak menggunakan pelat nomor kendaraan bermotor (NKB).
    “Pada saat kejadian, pelat nomor tidak memakai. Jadi masih kesulitan mendeteksinya,” kata Anggiat.
    Kemudian, penyelidikan kasus ini pun dilpahkan dan dilanjutkan oleh Pomdam Jaya.
    “Ditangani pihak terkait. Silakan ke Pomdam Jaya ya, terima kasih,” kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Nicolas Ary Lilipaly kepada wartawan, Kamis (25/9/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sosok Pemotor yang Pukul Karyawan Zaskia Adya Mecca Terungkap: Oknum TNI dan Sudah Ditangkap
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 September 2025

    Kodam Jaya Benarkan Penangkapan Oknum TNI Pelaku Pemukulan Asisten Zaskia Adya Mecca Megapolitan 28 September 2025

    Kodam Jaya Benarkan Penangkapan Oknum TNI Pelaku Pemukulan Asisten Zaskia Adya Mecca
    Penulis

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kodam Jaya membenarkan bahwa seorang oknum anggota TNI ditangkap karena melakukan pemukulan terhadap Faisal Handri, karyawan artis Zaskia Adya Mecca.
    Peristiwa ini terjadi di Jalan Ampera Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Senin (22/9/2025).
    Wakil Kepala Penerangan Kodam (Wakapendam) Jaya, Letkol Inf M. Wirya Arthadiguna, menyatakan pelaku berinisial Praka NC telah diamankan.
    “Oknum pelaku tsb an. Praka NC telah diamankan dan ditahan di Denpom Jaya II/Cijantung untuk menjalani proses hukum lebih lanjut sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” kata Wirya dalam keterangan tertulis yang diterima pada Minggu (28/9/2025).
    Ia menambahkan, satuan tempat pelaku berdinas, yakni Resimen Arhanud 1/F khususnya Batalyon Arhanud 10, juga terus berkomunikasi untuk menyelesaikan tanggung jawab administrasi di luar proses hukum.
    Kepala Penerangan Kodam Jaya, Kolonel Czi Anto Indriyanto, menjelaskan insiden bermula dari perselisihan lalu lintas di jalan raya.
    “Kami sampaikan bahwa betul ada kejadian pemukulan yang dilakukan oleh oknum anggota TNI terhadap saudara FS. Diawali dengan perselisihan lalu lintas di jalan raya di antara keduanya,” ujar Anto.
    Sebelumnya, Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Nicolas Ary Lilipaly juga mengonfirmasi penanganan kasus ini kini berada di Pomdam Jaya.
    “Ditangani pihak terkait. Silakan ke Pomdam Jaya ya, terima kasih,” kata Nicolas.
    Menurut penuturan Zaskia Adya Mecca, kejadian bermula ketika Faisal mengantar anak keduanya, KMB (12), menggunakan sepeda motor.
    Dari arah berlawanan, motor merah muda nyaris menyerempet mereka. Faisal kemudian membunyikan klakson sebagai tanda protes.

    Pelaku motor pink teriak-teriak sambil menghajar Faisal bilang, ‘enggak terima kamu?’
    ,” tulis Zaskia dalam unggahan di akun Instagram @
    zaskiaadyamecca
    .
    Faisal dipukul dan diinjak hingga mengalami memar, sementara anak Zaskia ketakutan. Seorang pedagang bubur di lokasi sempat menjaga KMB.
    Kapolsek Pasar Minggu Komisaris Anggiat Sinambela mengatakan pihaknya sempat kesulitan mengidentifikasi pelaku karena keterbatasan keterangan saksi dan kendaraan yang digunakan tidak dilengkapi pelat nomor.
    “Yang ada di sekitar itu hanya memberikan, ‘iya pak, ada keributan sesama pengendara motor.’ Itu yang kami dapat di lokasi kejadian. Pada saat kejadian, pelat nomor tidak memakai. Jadi masih kesulitan mendeteksinya,” ujar Anggiat.
    Meski demikian, melalui koordinasi dengan Pomdam Jaya, pelaku berhasil diidentifikasi dan kini telah ditahan untuk menjalani proses hukum. Sejumlah saksi juga akan dipanggil untuk memperkuat penyelidikan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • TNI Ungkap Kondisi Terkini 2 Prajurit Kopassus Tersangka Pembunuhan Kacab Bank BUMN
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        24 September 2025

    TNI Ungkap Kondisi Terkini 2 Prajurit Kopassus Tersangka Pembunuhan Kacab Bank BUMN Nasional 24 September 2025

    TNI Ungkap Kondisi Terkini 2 Prajurit Kopassus Tersangka Pembunuhan Kacab Bank BUMN
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Brigjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah menyampaikan kondisi terkini dua prajurit TNI, yakni Serka N dan Kopda FH, yang merupakan tersangka dalam kasus dugaan pembunuhan Kepala Cabang Pembantu (KCP) sebuah bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta (37).
    Freddy memastikan, keduanya dalam keadaan sehat, baik secara fisik maupun psikologis.
    Saat ini, kedua tersangka tengah ditahan di Polisi Militer Kodam Jaya (Pomdam Jaya).
    “Kondisi kesehatan maupun psikologis keduanya dalam keadaan baik, karena seluruh proses penyidikan dilakukan sesuai dengan prosedur hukum serta aturan yang berlaku di lingkungan TNI,” kata Freddy, kepada wartawan, Rabu (24/9/2025).
    Ia mengatakan, proses penyidikan masih berjalan.
    Adapun pasal-pasal yang rencananya disangkakan terhadap kedua prajurit itu, yakni Pasal 328 juncto Pasal 333 ayat (3) juncto Pasal 351 ayat (1) dan (3) juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
    Lebih lanjut, Freddy menegaskan bahwa Pomdam Jaya akan menangani perkara ini secara profesional, transparan, dan akuntabel.
    “Pomdam Jaya memastikan penanganan perkara berjalan sesuai prosedur hukum yang berlaku secara profesional, transparan, dan akuntabel,” ungkap Freddy.
    Diberitakan sebelumnya, TNI Angkatan Darat (AD) memastikan proses hukum terhadap dua anggota Kopassus yang terlibat dalam kasus penculikan dan pembunuhan Mohamad Ilham Pradipta (37) akan digelar secara terbuka di pengadilan militer.
    Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana mengatakan, saat ini kedua prajurit tersebut, yakni Serka N dan Kopda FH, berstatus sebagai tersangka dan tengah menjalani pemeriksaan lanjutan oleh penyidik Polisi Militer Kodam Jaya.
    “Pengadilan dilaksanakan secara terbuka. Jadi sekarang tahapannya masih proses pemeriksaan sebagai tersangka. Untuk melengkapi berkas sebelum dilimpahkan ke oditur,” kata Wahyu, saat ditemui di Monas, Jakarta, Sabtu (20/9/2025).
    Wahyu menjelaskan, setelah tahap pemeriksaan tersangka selesai, berkas akan dilimpahkan ke oditur militer.
    Oditur memiliki waktu dua minggu untuk meneliti kelengkapan berkas.
    Jika ada kekurangan, berkas akan dikembalikan untuk disempurnakan.
    Jika lengkap, oditur akan melimpahkan kasus ke pengadilan militer.
    “Apabila ada yang kurang, sempurnakan dikembalikan lagi. Kalau sudah lengkap, oditur melimpahkan kepada pengadilan militer,” ujar dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kasus Penculikan Kacab Bank BUMN, TNI AD Bantah Prajurit Bisa "Di-hire" untuk Aksi Ilegal
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        20 September 2025

    Kasus Penculikan Kacab Bank BUMN, TNI AD Bantah Prajurit Bisa "Di-hire" untuk Aksi Ilegal Nasional 20 September 2025

    Kasus Penculikan Kacab Bank BUMN, TNI AD Bantah Prajurit Bisa “Di-hire” untuk Aksi Ilegal
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – TNI Angkatan Darat (AD) menegaskan bahwa kasus keterlibatan dua oknum prajurit dalam penculikan Kepala Cabang Pembantu (KCP) salah satu bank BUMN di Jakarta tidak bisa digeneralisasi sebagai bukti bahwa prajurit TNI dapat “di-
    hire
    ” atau dipekerjakan untuk aksi ilegal.
    Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana menekankan, tindakan kedua prajurit tersebut merupakan keputusan pribadi yang tidak mewakili institusi TNI AD.
    “Apabila ada satu personel TNI Angkatan Darat yang seperti itu bisa di-
    hire
    , bisa diminta tolong untuk suatu kegiatan yang melanggar hukum, terus dia meng-iya kan, itu tidak bisa lalu dikatakan bahwa semua prajurit TNI itu bisa di-
    hire
    untuk membantu menyelesaikan permasalahan-permasalahan terkait hal itu. Tidak,” kata Wahyu ditemui di Monas, Jakarta, Sabtu (20/9/2025).
    Wahyu menambahkan, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak telah mengingatkan seluruh jajaran untuk lebih berhati-hati dalam pergaulan dan menolak segala permintaan bantuan yang berpotensi melanggar hukum.
    “Bapak KSAD juga menyampaikan, kita akan mengatakan evaluasi. Ini yang kita ingatkan, bagaimana pengendalian diri. Pengendalian diri untuk melaksanakan pergaulan, kegiatan di lingkungan,” ujar Wahyu.
    “Pertimbangkan betul. Pertimbangkan betul saat kita berkawan, saat kita berkomunikasi, ada suatu permohonan bantuan. Apa manfaatnya untuk personal, masing-masing, dan apa manfaatnya untuk satuan, apa kerugiannya untuk personal, dan apa kerugiannya untuk satuan maupun institusi,” tambah Wahyu.
    Wahyu memastikan, kasus ini menjadi bahan evaluasi internal TNI AD agar kejadian serupa tidak terulang.
    Menurutnya, setiap prajurit tetap dituntut hadir di tengah masyarakat untuk membantu menyelesaikan persoalan warga, tetapi hanya dalam koridor yang sah dan legal.
    “Prajurit TNI Angkatan Darat harus berada di tengah-tengah masyarakat, harus membantu masyarakat. Tetapi pertimbangkan betul, permasalahannya apa. Tidak yang melanggar hukum,” tegas Wahyu.
    Sebelumnya, Polisi Militer Kodam Jaya mengungkap keterlibatan dua oknum prajurit TNI AD, Serka N dan Kopda FH, dalam kasus penculikan Kacab bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta.
    Keduanya disebut menerima tawaran imbalan Rp 100 juta dari tersangka sipil berinisial JP untuk menjemput paksa korban.
    Serka N kemudian mengajak Kopda FH untuk membantu eksekusi penculikan.
    Kasus ini kini ditangani aparat kepolisian dan Polisi Militer, sementara kedua oknum prajurit tengah diproses hukum sesuai ketentuan yang berlaku.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sidang 2 Anggota Kopassus dalam Kasus Pembunuhan Kacab Bank BUMN Akan Digelar Terbuka
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        20 September 2025

    Sidang 2 Anggota Kopassus dalam Kasus Pembunuhan Kacab Bank BUMN Akan Digelar Terbuka Nasional 20 September 2025

    Sidang 2 Anggota Kopassus dalam Kasus Pembunuhan Kacab Bank BUMN Akan Digelar Terbuka
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    TNI Angkatan Darat (AD) memastikan proses hukum terhadap dua anggota Kopassus yang terlibat dalam kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Pembantu (KCP) sebuah bank BUMN akan digelar secara terbuka di pengadilan militer.
    Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen TNI Wahyu Yudhayana mengatakan, saat ini kedua prajurit tersebut, yakni Serka N dan Kopda FH, berstatus sebagai tersangka dan tengah menjalani pemeriksaan lanjutan oleh penyidik Polisi Militer Kodam Jaya.
    “Pengadilan dilaksanakan secara terbuka. Jadi sekarang tahapannya masih proses pemeriksaan sebagai tersangka. Untuk melengkapi berkas sebelum dilimpahkan ke oditur,” kata Wahyu ditemui di Monas, Jakarta, Sabtu (20/9/2025).
    Wahyu menjelaskan, setelah tahap pemeriksaan tersangka selesai, berkas akan dilimpahkan ke oditur militer.
    Oditur memiliki waktu dua minggu untuk meneliti kelengkapan berkas.
    Jika ada kekurangan, berkas akan dikembalikan untuk disempurnakan.
    Sementara, jika dinyatakan lengkap, oditur akan melimpahkan kasus ke pengadilan militer.
    “Apabila ada yang kurang, sempurnakan dikembalikan lagi. Kalau sudah lengkap, oditur melimpahkan kepada pengadilan militer,” kata Wahyu.
    Kadispenad juga menegaskan bahwa tindakan yang dilakukan kedua prajurit Kopassus itu merupakan tanggung jawab pribadi karena dilakukan di luar kedinasan.
    Saat tindak pidana terjadi, keduanya berstatus tidak hadir tanpa izin dari satuan.
    “Karena kegiatan itu dilaksanakan di luar kegiatan satuan. Meninggalkan satuan tanpa izin. Sehingga tanggung jawabnya personal,” pungkasnya.
    Sebelumnya, Komandan Polisi Militer Kodam Jaya Kolonel CPM Donny Agus Priyanto mengonfirmasi bahwa kedua tersangka berasal dari Detasemen Markas Kopassus.
    Dari tangan Kopda FH, penyidik juga menyita uang Rp 40 juta yang diduga berkaitan dengan tindak pidana tersebut.
    Peristiwa tersebut memicu perhatian publik karena melibatkan prajurit elite TNI AD.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 2 Prajurit Kopassus Terlibat Penculikan & Pembunuhan Kacab BRI Dijanjikan Rp100 Juta, ini Kronologinya

    2 Prajurit Kopassus Terlibat Penculikan & Pembunuhan Kacab BRI Dijanjikan Rp100 Juta, ini Kronologinya

    GELORA.CO – Dua prajurit TNI AD dari satuan Kopassus ikut terseret dalam kasus penculikan disertai pembunuhan MIP (37), kepala cabang bank BUMN. Keduanya adalah Serka N dan Kopda FH, kini resmi ditetapkan tersangka dan kini ditahan oleh Polisi Militer Kodam Jaya.

    “Kaitannya dengan satuan yang bersangkutan ini mereka berasal dari Depasmen Markas di Kopasus,” kata Komandan Polisi Militer Kodam Jaya, Kolonel Cpm Donny Agus Priyanto saat konferensi pers, Selasa (16/9/2025).

    Saat kasus ini mencuat, Serka N dan Kopda FH tengah tersandung masalah dengan satuannya. Mereka berstatus tidak hadir tanpa izin (THTI).

    “Serka N dan Kopda FH itu juga dalam status sedang dicari oleh satuannya. Karena tidak hadir tanpa izin. THTI pun itu sudah merupakan masuk dalam pidana militer,” ucap dia.

    Lebih lanjut, Donny mengatakan, masalah THTI ini akan dijelaskan lebih lanjut dalam kesempatan lain.

    “Kaitannya dengan masalah THTI-nya nanti akan kami jelaskan lebih lanjut,” tandas dia.

    Dijanjikan Rp100 juta

    Kolonel Cpm Donny Agus Priyanto mengungkapkan, kedua prajurit dijanjikan mendapatkan sejumlah uang untuk membantu 15 tersangka melakukan aksi penculikan. Tak tanggung-tanggung, nilainya mencapai Rp100 juta.

    “Terkait berapa uang yang dijanjikan Kopda FH dan Serka N ini utk melakukan pembuatan tersebut berdasarkan hasil keterangan saksi dijanjikan nominal Rp100 juta, kalau bahasanya silakan diatur,” kata Donny.

    Donny menjelaskan, keterlibatan keduanya bermula saat tersangka JP menemui Serka N di kediamannya pada 17 Agustus 2025. JP menawarkan pekerjaan untuk menjemput seseorang dan membawanya ke seseorang bernama DH. JP memang berperan mencari sejumlah orang sebagai tim penculik.

    Selang sehari, Serka N menghubungi Kopda FH. Keduanya sepakat bertemu JP di sebuah kafe di Jakarta Timur. Di sana, Serka N membeberkan kepada Kopda FH untuk menjemput seseorang yang nantinya akan diberi imbalan.

    “Jadi, mereka sudah ada bertiga berdasarkan hasil pemeriksaan saksi. Kemudian pada saat mereka sudah berkumpul, kemudian saudara JP menjelaskan kepada Kopda F tentang pekerjaan yang akan dilakukan dan pekerjaan tersebut ada imbalannya,” kata Donny.

    Dua hari kemudian, 19 Agustus 2025, Serka N kembali menghubungi Kopda FH untuk menanyakan kesanggupannya. Kali ini, Kopda F menyetujuinya.

    “Dan bertugas untuk mengumpulkan tim yang akan digunakan untuk menjemput korban,” ucap dia.

    Kopda FH kemudian meminta operasional Rp5 juta. Permintaan itu dipenuhi, uangnya mengalir dari JP melalui Serka N.

    Tidak berhenti di situ, sehari kemudian, pada 20 Agustus 2025, JP kembali menyerahkan Rp 95 juta tunai kepada Serka N di sebuah bank swasta di Jakarta Timur. Uang itu segera diteruskan ke Kopda FH di sebuah kafe Rawamangun.

    “Setelah Kopda FH terima uang menghubungi EW untuk bertemu di kafe,” ujar Donny.

    Dia mengatakan EW datang bersama empat orang lain yaitu AT, JR, RA dengan mengendarai Avanza putih.

    Sekitar pukul 13.45 WIB, JP memberikan informasi keberadaan korban yang saat itu berada di sebuah pusat perbelanjaan Pasar Rebo, Jakarta Timur. Mereka langsung bergerak. Avanza putih diparkir di samping mobil korban.

    Saat pukul 16.30, dua orang eksekutor langsung menyergap, mendorong korban, dan memaksanya masuk ke mobil.

    “Pada saat kejadian tersebut Kopda FH berada di lokasi parkir namun tidak ada di satu kendaraan yang sama,” ucap dia.

    Dalam perjalanan, Kopda FH berkali-kali menghubungi JP, minta kejelasan soal tim penjemput. Bahkan, Kopda FH mengacam jika tak ada tim yang datang, korban akan diturunkan di jalan. Akhirnya, sebuah lokasi di bawah flyover Kemayoran dijadikan titik temu.

    “Kemudian saudara EW menngirimkan share lokasi kepada Kopda FH dan meneruskan share lokasi tersebut kepada saudara JP sehingga mereka bertemu di bawah flyover di daerah Kemayoran,” ujar dia.

    Avanza putih yang membawa korban berjumpa dengan rombongan lain yang ada di dalam mobil Fortuner hitam. Korban dipindahkan ke dalam mobil itu. Di dalamnya ada Serka N, JP, dan U.

    Saat di dalam mobil Fortuner, korban yang dalam posisi terikat dan mulutnya dilakban berusaha melawan.

    “Dan pada saat itu Serka N ikut memegangi korban, menahan dada korban agar korban tidak berontak,” ucap dia.

    Dia menjelaskan, tim penjemput yang dijanjikan oleh DH tak kunjung datang, sementara kondisi korban sudah lemah. Akhirnya, di tengah perjalanan, Fortuner hitam berhenti di sebuah area persawahan. Serka N menggenggam kepala korban.

    “Sementara JP itu mengangkat di bagian kaki dan korban dibuang sekitar dua meter dari mobil yang mereka kendarai dan setelah korban diletakkan di tempat tersebut, selanjutnya Serka N, saudara JP dan saudara D pergi meninggalkan korban persawahan tersebut,” ucap dia.

    Polisi Militer Kodam Jaya telah menetapkan Serka N dan Kopda F tersangka. Keduanya kini sudah ditahan. Dalam kasus ini, Polisi Militer Kodam Jaya juga menyita uang Rp40 juta dari tangan Kopda FH. Uang tersebut diduga dari hasil tindak pidana yang dilakukan oleh mereka.

  • 3
                    
                        Kronologi Lengkap Keterlibatan Dua Prajurit Kopassus dalam Penculikan Kacab Bank BUMN
                        Megapolitan

    3 Kronologi Lengkap Keterlibatan Dua Prajurit Kopassus dalam Penculikan Kacab Bank BUMN Megapolitan

    Kronologi Lengkap Keterlibatan Dua Prajurit Kopassus dalam Penculikan Kacab Bank BUMN
    Tim Redaksi
    J
    AKARTA, KOMPAS.com –
    Polisi Militer Kodam Jaya mengungkap keterlibatan dua prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD dalam kasus penculikan Kepala Cabang Pembantu (KCP) sebuah bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta (37), yang berujung pada kematian korban.
    Komandan Polisi Militer Kodam Jaya Kolonel Cpm Donny Agus Priyanto membeberkan kronologi keterlibatan dua prajurit tersebut. Untuk diketahui, Ilham ditemukan tewas di wilayah Bekasi pada Kamis (21/8/2025).
    17 Agustus 2025
     
    JP, salah satu tersangka, menawarkan pekerjaan penculikan kepada prajurit Kopassus Serka N. Tawaran tersebut dilakukan agar korban dihadapkan kepada atasan JP, yakni Dwi Hartono.
    18 Agustus 2025
    Serka N menghubungi Kopda FH, prajurit Kopassus lainnya, untuk dimintai bantuan. Keduanya bertemu JP di sebuah kafe di Jakarta Timur. Lokasi pekerjaan, penculikan, beserta imbalannya dijelaskan.
    “Pada saat itu, saudara JP sudah berada di kafe. Jadi, mereka sudah ada bertiga berdasarkan hasil pemeriksaan saksi,” kata Donny dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Selasa (16/9/2025).
    19 Agustus 2025
    Sekitar pukul 09.30 WIB, Serka N menghubungi Kopda FH. Ia bertanya apakah Kopda FH bersedia atau tidak menjalani pekerjaan ini.
    Kopda FH menyatakan kesediaannya ikut serta. Ia bertugas menyiapkan tim penculikan.
    “Kopda F meminta uang operasional sejumlah Rp 5 juta dan pada saat itu disanggupi oleh Serka N dan uang tersebut dari pemberian saudara JP,” ungkap Donny.
    20 Agustus 2025
    Keesokan harinya, JP memberikan Rp 95 juta kepada Serka N di sebuah bank swasta di Jakarta Timur. 
    “Setelah diterima Serka N, uang tersebut dibawa dan diberikan kepada Kopda F di sebuah kafe wilayah Rawamangun,” ucap Donny.
    Kopda FH kemudian menghubungi tersangka Eras (EW) untuk mengatur eksekusi. Kemudian, Eras bersama empat rekannya datang ke kafe di Rawamangun menggunakan Toyota Avanza putih.
    Pada pukul 13.45 WUB, JP memberi tahu FH bahwa Ilham berada di Lotte Mart Pasar Rebo, Jakarta Timur. FH kemudian menuju lokasi penculikan.
    Sekitar pukul 16.30 WIB, EW dan seorang pelaku lain menyergap korban di area parkir supermarket tersebut. Ilham dipaksa masuk ke mobil Avanza putih.
    “Pada saat kejadian tersebut, Kopda F berada di lokasi parkir, namun tidak ada di satu kendaraan yang sama,” tambah dia.
    Setelah penculikan, Kopda FH menghubungi JP untuk menanyakan tim yang akan menjemput Ilham. Ia sempat mengancam JP, apabila tim tidak datang, korban akan diturunkan.
    “Kemudian saudara EW (Eras) mengirimkan
    share location
    kepada Kopda F dan meneruskannya kepada JP, sehingga mereka bertemu di bawah
    flyover
    daerah Kemayoran,” ucap Donny.
    Pada pukul 19.45 WIB di Kemayoran, korban dipindahkan ke Toyota Fortuner hitam yang ditumpangi Serka N, JP, dan MU. Dalam perjalanan, Ilham yang sudah terikat lakban sempat melakukan perlawanan.
    “Pada saat itu Serka N ikut memegangi korban, menahan dada korban agar korban tidak berontak,” kata Donny.
    Namun, tim penjemput yang dijanjikan tidak pernah datang. Karena korban terus melawan dan kondisinya makin lemah, mobil Fortuner akhirnya berhenti di area persawahan di Bekasi.
    Di tempat itu, korban diturunkan dan ditinggalkan.
    Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra menambahkan, motif penculikan ini adalah upaya memindahkan dana dari rekening
    dormant
    ke rekening penampungan atas nama pelaku Candy alias Ken.
    Proses itu memerlukan otorisasi KCP, sehingga Ilham dijadikan target.
    “Namun setelah satu bulan, mereka tidak menemukan KCP. Hingga akhirnya, kartu nama korban diberikan ke Dwi Hartono untuk ditelusuri,” kata Wira.
    Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Abdul Rahim menegaskan, penganiayaan terhadap korban terjadi di dua kendaraan berbeda, Avanza putih dan Fortuner hitam.
    Awalnya korban direncanakan dibawa ke sebuah
    safe house
    , tetapi lokasi itu sudah disewa pihak lain.
    Ilham ditemukan tewas di area persawahan Kampung Karangsambung, Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Bekasi, pada Kamis (21/8/2025) pukul 05.30 WIB.
    Jasadnya pertama kali dilihat seorang warga yang sedang menggembala sapi.
    Saat ditemukan, tubuh korban dalam kondisi tangan dan kaki terikat, mata dilakban, serta penuh luka lebam.
    Rekaman CCTV memperlihatkan detik-detik penculikan di parkiran Lotte Mart Pasar Rebo. Korban yang mengenakan batik cokelat sempat melawan, tetapi dipaksa masuk ke mobil Avanza putih dan dibawa kabur.
    Dalam kasus ini, polisi menetapkan 15 tersangka, tak termasuk dua prajurit Kopassus TNI AD. Satu pelaku lainnya masih buron, yakni EG alias B, yang berasal dari klaster pengintai.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kasus Pembunuhan Kacab Bank BUMN: 15 Tersangka, Termasuk Prajurit TNI dan Tim IT
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        16 September 2025

    Kasus Pembunuhan Kacab Bank BUMN: 15 Tersangka, Termasuk Prajurit TNI dan Tim IT Megapolitan 16 September 2025

    Kasus Pembunuhan Kacab Bank BUMN: 15 Tersangka, Termasuk Prajurit TNI dan Tim IT
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Pembantu (KCP) sebuah bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta (37), terus bergulir.
    Hingga kini, penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya telah menetapkan 15 orang tersangka yang terbagi dalam empat klaster peran.
    Sejumlah tersangka itu berperan mulai dari aktor intelektual, pengintai, penculik sekaligus eksekutor, hingga pembuang jasad korban.
    Para tersangka ini tidak hanya berasal dari kalangan sipil, tetapi juga melibatkan dua prajurit TNI Angkatan Darat berinisial Serka N dan Kopda FH.
    Keduanya telah ditetapkan sebagai tersangka dan kini ditahan oleh Polisi Militer Kodam Jaya.
    “Menetapkan dua orang tersangka atas nama Serka N dan Kopda F,” kata Komandan Polisi Militer Kodam Jaya Kolonel Corps Polisi Militer (Cpm) Donny Agus Priyanto dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Selasa (16/9/2025).
    Dari tangan Kopda FH, penyidik menyita uang Rp 40 juta yang diduga terkait hasil tindak pidana.
    Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Wira Satya Triputra mengatakan, motif pembunuhan Ilham berkaitan dengan rencana pemindahan dana dari rekening dormant ke rekening penampungan.
    Rencana tersebut digagas oleh C alias Ken yang kemudian menggandeng Dwi Hartono sejak Juni 2025.
    Ken bahkan menyiapkan tim IT untuk melaksanakan aksinya, namun tetap memerlukan otorisasi dari pihak kepala bank agar bisa terealisasi.
    “Para pelaku atau tersangka berencana melakukan pemindahan uang dari rekening dormant ke rekening penampungan yang telah dipersiapkan,” ujar Wira, Selasa (16/9/2025).
    Dalam struktur peran, Dwi Hartono bersama C alias Ken, YJ, dan AA masuk dalam klaster aktor intelektual.
    Klaster penculik diisi oleh Eras, RS, AT, dan RAH. Sementara E alias Eka, W alias Wiranto, dan Rohmat Sukur masuk klaster pengintai.
    Identitas lima tersangka lainnya masih belum diungkap penyidik.
    Berdasarkan pantauan Kompas.com, kelima belas tersangka dihadirkan dalam rilis kasus di Polda Metro Jaya.
    Mereka mengenakan kemeja tahanan berwarna oranye berlengan pendek dengan celana pendek senada.
    Kedua tangan tampak terikat kabel ties merah dan diarahkan ke depan.
    Para tersangka berdiri berjajar dengan kepala tertunduk. Mereka tidak menghadap kamera wartawan, melainkan menghadap dinding.
    Salah satu yang menjadi sorotan adalah motivator sekaligus pemilik bimbingan belajar, Dwi Hartono, yang hanya bisa menundukkan wajah lesu sambil mengadu-adukan kedua tangannya.
    Tak satu pun tersangka memberikan jawaban saat awak media mencoba melontarkan pertanyaan. Mereka hanya terdiam dengan ekspresi muram di hadapan aparat.
    Adapun Ilham sendiri diculik di parkiran sebuah supermarket di Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada Rabu (20/8/2025).
    Sehari setelahnya, jasad korban ditemukan di persawahan Kampung Karangsambung, Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, dalam kondisi tangan dan kaki terikat serta mata dilakban.
    (Reporter: Baharudin Al Farisi | Editor: Akhdi Martin Pratama)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Terkuak! 2 Oknum Anggota Kopassus TNI Terlibat Pembunuhan Kacab BRI

    Terkuak! 2 Oknum Anggota Kopassus TNI Terlibat Pembunuhan Kacab BRI

    Bisnis.com, JAKARTA — Polisi Militer Kodam Jaya (Pomdam Jaya) mengemukakan dua oknum TNI yang terlibat dalam kasus pembunuhan dan penculikan KCP Bank BRI, MIP (35) berasal dari satuan Kopassus.

    Dua oknum TNI itu adalah Sersan Kepala (Serka) berinisial N dan Kopral Dua (Kopda) dengan inisial FH.

    “Terkait satuan [keduanya] ini detasemen Markas Kopassus,” kata Danpomdam Jaya, Kolonel CPM Donny Agus saat di Polda Metro Jaya, Selasa (16/9/2025).

    Dia menambahkan, dua oknum prajurit dari satuan elite TNI AD itu juga sempat dicari oleh satuannya itu lantaran tidak hadir tanpa izin dinas saat peristiwa penculikan itu.

    “”[Di lain sisi] Serka N dan Kopda FH sedang dicari satuannya [saat kejadian],” imbuhnya.

    Adapun, berdasarkan perannya Serka N masuk dalam klaster eksekutor Kacab BRI MIP, sementara Kopda FH masuk dalam klaster penculikan. 

    Lebih jauh, tersangka FH merupakan perantara dengan lima tersangka penculikan yakni EW alias Eras dkk. FH menerima tugas itu lantaran diiming-imingi sejumlah uang.

    Sekadar informasi, kepolisian telah menetapkan 15 tersangka dalam kasus ini termasuk, Dwi Hartono. Sementara untuk dua oknum TNI itu telah ditetapkan tersangka oleh Pomdam Jaya.

    Belasan orang itu dikelompokkan berdasarkan perannya. Misalnya, ada kelompok aktor intelektual. Kemudian, tiga lainnya adalah klaster pembuntutan, penculikan, dan eksekusi hingga mengakibatkan korban meninggal dunia.

    Adapun, penculikan Kepala KCP Bank BUMN ini terjadi di parkiran Lotte Grosir Pasar Rebo, Jakarta Timur pada (20/8/2025).

    Keesokan harinya, mayat MIP ditemukan di Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi pada Kamis (22/8/2025) sekitar 05.30 WIB. Jenazah itu ditemukan dalam kaki dan tangan terikat, serta mata dilakban.

  • Incar Uang dari Rekening Dormant

    Incar Uang dari Rekening Dormant

    GELORA.CO  – Polda Metro Jaya mengungkap motif di balik penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang (Kacab) Bank BUMN di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Mohamad Ilham Pradipta (37). 

    Aksi tersebut diduga dilakukan untuk mencuri uang dari rekening dormant.

    Demikian yang dikatakan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra.

    “Motif para pelaku yaitu para pelaku tersangka berencana melakukan pemindahan uang dari rekening dormant ke rekening penampungan yang sudah dipersiapkan,” ujar Wira, dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (16/9/2025).

    Diketahui, polisi telah menangkap 15 tersangka terkait kasus penculikan dan pembunuhan Ilham.

    Saat ini, seluruh tersangka telah ditahan.

    Berdasarkan pantauan Wartakotalive.com, para tersangka dihadirkan dalam konferensi pers diGedung Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa.

    Mereka mengenakan baju tahanan berwarna oranye dan tampak tertunduk saat ditampilkan di hadapan awak media.

    Dalam konferensi pers tersebut, polisi juga memamerkan sejumlah barang bukti yang disita dari para tersangka. 

    Anggota TNI terlibat

    Terungkap oknum yang disebut dalam kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Pembantu (KCP) bank BUMN di Cempaka Putih bernama Mohamad Ilham Pradipta (37).

    Dalam kasus tindak pidana tersebut, ada keterlibatan oknum Tentara Nasional Indonesia (TNI).

    Kini, oknum yang diketahui anggota TNI berinisial Kopda FH resmi ditahan dan ditetapkan sebagai tersangka.

    “Terduga pelaku dengan inisial Kopda FH, terhadap yang bersangkutan sudah dilakukan penahanan dan ditetapkan sebagai tersangka,” ujar Komandan Polisi Militer Kodam Jaya, Kolonel Cpm Donny Agus Priyanto, saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (12/9/2025).

    Saat ditanya pasal yang menjerat Kopda FH serta dugaan keterlibatan oknum prajurit TNI lain, Agus belum dapat mengungkapkannya.

    “Masih dikembangkan, ya, nanti kami update lagi,” tuturnya. 

    Sebelumnya, sejumlah prajurit disebut tengah menjalani pemeriksaan terkait kasus penculikan yang berujung pada pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN di Cempaka Putih, Mohamad Ilham Pradipta (37). 

    Hal ini dibenarkan Polisi Militer Kodam Jayakarta (Pomdam Jaya) melalui Danpomdam Jaya, Kolonel Cpm Donny Agus Priyanto.

    Kendati demikian, jumlah pasti prajurit yang terlibat dalam kasus ini belum diungkap.

    “Betul (sedang ditangani),” kata Donny, saat dikonfirmasi, Rabu (10/9/2025).

    Donny menjelaskan, penyelidikan terhadap kasus ini masih berlangsung. 

    Oleh karena itu, informasi lebih lanjut mengenai dugaan awal keterlibatan prajurit belum bisa dirinci. 

    Identitas mereka yang diperiksa pun masih dirahasiakan.

    “Saat ini sedang kami dalami terkait dugaan keterlibatannya,” ungkap Donny. 

    Empat pelaku penculikan Ilham sebelumnya meminta perlindungan kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.

    Hal ini terkait dengan dugaan keterlibatan oknum instansi tersebut dalam kasus penculikan dan pembunuhan Ilham.

    “Kami dari pihak keluarga sudah meminta perlindungan hukum ke Panglima TNI, kami juga sudah minta perlindungan hukum ke Kapolri, karena ada dugaan oknum,” ujar kuasa hukum para penculik, Adrianus Agal, saat ditemui di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (25/8/2025).

    Menurutnya, salah satu pelaku, yang berinisial EW alias Eras, mendapat perintah untuk melakukan penculikan terhadap korban.

    “Adik kami, Eras (salah satu pelaku), diminta untuk menjemput paksa (menculik). Setelah menjemput korban pada sore hari, ada perintah dari oknum F,” kata Adrianus.

    Setelah penculikan, Eras dan rekannya diperintah untuk menyerahkan korban kepada seseorang di wilayah Cawang, Jakarta Timur. 

    Setelah itu, mereka meninggalkan lokasi kejadian, tetapi kembali mendapat perintah untuk mengantar pulang korban. 

    Tersangka Penculikan Kacab Bank BUMN Ajukan Justice Collaborator

    Kuasa hukum tersangka EW alias Eras, Adrianus Agal, mengajukan permohonan kliennya sebagai justice collaborator ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

    Ia menilai pengajuan itu penting untuk membuka keterlibatan pihak-pihak lain dalam kasus penculikan yang menyeret Kepala Cabang (Kacab) Bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta. 

    “Pengajuan ini harus ke lembaga yang berwenang, kami ajukan ke LPSK. Kenapa mengajukan itu? karena undang-undang mengakomodir hal itu, karena sebelum terungkap, beberapa pelaku intelektual ini kan ada indikasi bahwa mau mengorbankan Eras dan kawan-kawan,” ujar Adrianus kepada wartawan, Kamis (11/9/2025).

    Ia menjelaskan, kliennya berasal dari klaster penculik, yang tidak memiliki hubungan dengan para pelaku intelektual maupun eksekutor lainnya.

    Hal ini, menurutnya, menguatkan dugaan adanya perintah dari pihak lain untuk melaksanakan aksi penculikan.

    “Atas dasar itu, kami mengajukan justice collaborator ini, karena dari beberapa klaster ini kan tidak saling mengenal, dari klaster dalang intelektual kami tidak pernah kenal, klaster eksekusi Juga kami tidak kenal, kami tidak tahu apakah dalam BAP mereka seperti apa, kami mau mengungkap fakta bahwa ada peran untuk memerintahkan mereka melaksanakan pekerjaan penculikan itu,” ucapnya.

    Adrianus menegaskan, pengajuan sebagai justice collaborator juga bertujuan untuk membantu mengungkap keterlibatan pihak-pihak lain yang lebih besar. 

    Ia berharap keterbukaan ini dapat menjadi pertimbangan meringankan bagi kliennya, meskipun kemungkinan bebas dinilai kecil.

    “Kami tahu dalam proses perkara ini, pembebasan mungkin sulit. Tapi setidaknya, ada alasan yang meringankan. Apakah nanti dikabulkan, itu tergantung majelis hakim,” pungkasnya.

    Adrianus memastikan, permohonan tersebut telah diajukan secara resmi ke LPSK.

    Pihaknya kemudian siap buka-bukaan guna membantu mengungkap kasus tersebut.

    “Itu tujuannya untuk itu, kami sebagai pengacara kan harus terbuka, kami mau membela klien kami, dalam proses perkara ini tidak mungkin dibebaskan, tapi setidaknya ada alasan meringankan mereka, apakah nanti dikabulkan itu tergantung majelis hakim,” tuturnya. 

    Istri korban trauma

    Penculikan dan pembunuhan Kacab Bank BUMN Mohamad Ilham Pradipta berdampak pada psikologi keluarga.

    Terutama dirasakan sang istri, Puspita Aulia yang kini merasa terpukul dengan kejadian yang menimpa Kacab Bank BUMN Cempaka Putih ini.

    Juru bicara keluarga Ilham, Widodo Bayu Ajie mengatakan hingga kini istri almarhum dirundung trauma akibat kasus yang menimpa mendiang suaminya.

    Pihak keluarga tidak menyangka, ayah dari dua orang anak tersebut tewas secara mengenaskan akibat luka kekerasan benda tumpul pada bagian leher dan dada yang dilakukan para pelaku.

    “Sangat terpukul, sangat trauma, sangat mengagetkan. Peristiwa ini sangat mengagetkan dan tidak sama sekali disangka bisa terjadi kepada keluarga,” kata Bayu, Kamis (28/8/2025).

    Ilham diculik pada area parkir pusat perbelanjaan di Jalan TB Simatupang, Kelurahan Susukan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur usai menemui seorang klien.

    Pada esok harinya Ilham ditemukan tewas dalam keadaan tangan dan kaki terikat, serta mata tertutup lakban di area persawahan di Desa Nagasari, Serang Baru, Kabupaten Bekasi.

    Padahal semasa hidup Ilham merupakan sosok yang baik dan dikenal tidak pernah memiliki musuh, sehingga kasus dialami korban membawa dukacita mendalam bagi pihak keluarga.

     “Almarhum itu kan hampir tidak memiliki musuh, ramah sama orang, aktif berorganisasi dari mulai SMP, SMA, kuliah, itu aktif berorganisasi, bahkan sempat jadi ketua OSIS,” ujarnya.

    Atas hal tersebut, Bayu menuturkan pihak keluarga berharap jajaran Ditreskrimum Polda Metro Jaya dapat mengungkap kasus dan memberi keadilan bagi keluarga yang ditinggalkan.

    Pihak keluarga berharap para pelaku dapat segera diproses hukum sesuai masing-masing perbuatannya dalam rangkaian kasus penculikan disertai pembunuhan terhadap Ilham.

    “Kalau melihat dari perbuatannya kan bukan yang mendadak. Jadi tentunya kita berharap perbuatan ini akan dituntut dikenakan, dan dijatuhkan sanksi sesuai dengan perbuatan,” tuturnya.

    Sebelumnya Ilham menjadi korban penculikan sekelompok orang tak dikenal pada area parkir pusat perbelanjaan di Jalan TB Simatupang, Susukan, Ciracas, Jakarta Timur, Rabu (20/8).

    Ilham ditemukan tewas dalam kondisi tangan dan kaki terikat, serta mata tertutup lakban pada area persawahan di Desa Nagasari, Serang Baru, Kabupaten Bekasi pada Kamis (21/8/2025).

    Hingga kini jajaran Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya sudah mengamankan 15 terkait kasus penculikan disertai pembunuhan terhadap Ilham.

    Dari total 15 orang yang diamankan, delapan di antaranya sudah ditetapkan sebagai tersangka, mereka berperan sebagai eksekutor dan aktor intelektual kasus menimpa Ilham.

    Pertemuan Dwi Hartono dan Ken

    C alias Ken ternyata sempat bertemu Dwi Hartono sebelum penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN Mohamad Ilham Pradipta. Obrolan mereka pun terungkap.

    Dwi dan Ken ternyata berbicara soal rekening sebelum penculikan Ilham di area parkiran swalayan kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur pada Rabu (20/8/2025).

    Dwi Hartono merupakan seorang pengusaha. Dalam bio Instagramnya dia menuliskan berprofesi sebagai pengusaha di bidang fashion, skin care, pendidikan, perkubungan dan lainnya.

    Dwi Hartono memiliki perusahaan PT Hartono Mandiri Makmur dan PT Digitalisasi Aplikasi Indonesia (DAI) atau Guruku.com.

    Kantor dari perusahaan Hartono berlokasi di rumahnya, Jalan San Fransisco, Blok Q1, Nomor 9, Kompleks Perumahan Kota Wisata, Gunung Putri, Kota Bogor, Jawa Barat.

    “Kami belum dapat updatenya lagi, yang jelas kami sudah membenarkan tadi bahwa saudara DH (Dwi Hartono) adalah seorang pengusaha atau salah satu bidang usahanya adalah bimbel online,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas ) Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi.

    Dwi Hartono ditangkap bersama YJ dan AA di Solo, Jawa Tengah pada Sabtu (23/8/2025).

    Keesokan harinya polisi menangkap C alias Ken di rumah kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara pada Minggu (24/8/2025).

    Terbaru menurut Ade, polisi sudah menangkap 15 orang terkait kasus kematian Kepala Cabang Bank BUMN Mohamad Ilham Pradipta.

    “15 orang yang diamankan yah. 6 orang di antaranya diamankan rekan-rekan dari Subdit Resmob (Reserse Mobil),” kata Ade.

    “9 orang lainnya yang mengamankan adalah Subdit Jatanras (Kejahatan dan Kekerasan),” tambah Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi. 

    Saat ditangkap, Ken mengakui memang sempat bertemu dengan Dwi Hartono sebelum Mohamad Ilham Pradipta tewas.

    “Saya terakhir ketemu Dwi itu di Hotel Fairmont,” katanya.

    Ia mengaku bertemu Dwi Hartono sekitar satu atau dua bulan lalu.

    “Sebulan dua bulan lalu,” kata Ken.

    Polisi pun mempertanyakan isi obrolan Ken dengan Dwi saat bertemu.

    “Ngobrol tentang dari, restoran,” kata Ken dikutip dari Youtube Jacklyn Choppers.

    Tak jelas apa yang diucapkan Ken, namun terdengar ia mengucapkan tentang rekening.

    “Mandiri, bagi dari tandanya bantu rekening,” kata Ken dengan suara tidak jelas.

    Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Abdul Rahim mengungkap ada empat kelompok dalam kasus kematian Kacab Bank BUMN Ilham Pradipta.

    “Satu aktor intelektual, dua klaster yang membuntuti, tiga klaster yang menculik,” katanya.

    Aktor intelektual dalam hal ini adalah Dwi Hartono, Ken, AA dan YJ.

    Sedangkan yang menculik yakni AT, RS, RH dan RW. 

    Mereka bertiga ditangkap di rumah Jalan Johar Baru III Nomor 42, RT 05/09, Johar Baru, Jakarta Pusat pada Kamis (21/8/2025).

    Sedangkan RW alias Eras ditangkap di Bandara Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada hari yang sama.

    Sedangkan kelompok terakhir berperan untuk menganiaya hingga mengakibatkan Ilham meninggal dunia.

    “Empat klaster penganiayaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia dan membuang korban,” katanya.

    Pengacara dari Eras penculik Kacab Bank, Adrianus mengatakan bahwa kliennya hanya ditugaskan untuk membawa paksa Ilham Pradipta.

    Menurutnya, Eras dan kawan-kawan tidak mengetahui bahwa bosnya menghabisi nyawa Ilham.

    “Kalau mereka tahu bahwa pekerjaan ini sampai menyebabkan kematian, saya yakin sebagai orang beragama dan kami juga sebagai orang Katolik pasti menolak pekerjaan seperti ini,” katanya.

    Ia mengatakan klaster Eras mengaku ketakutan saat membawa jenazah Ilham dan membuangnya di Desa Nagasari, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

    “Kalau membuang jenazah ini yang menjadi tanda tanya saya. Pas mereka pulang tengah malam, ada perasaan ketakutan dari mereka bahwa tidak sesuai dengan yang dijanjikan awal,” katanya.

    Kepala Cabang Bank BUMN Cempaka Putih Mohamad Ilham Pradipta diculik di area parkir swalayan kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur pada Rabu (20/8/2025).

    Ia ditemukan tewas dengan kondisi kaki tangan terikat serta mata dililit lakban di area persawahan Desa Nagasari, Serang Baru, Bekasi pada Kamis (21/8/2025).