Kementrian Lembaga: Kemlu

  • Kapolri Minta Anggota Maksimal Usut Kasus Diplomat Kemlu Tewas di Menteng

    Kapolri Minta Anggota Maksimal Usut Kasus Diplomat Kemlu Tewas di Menteng

    Jakarta

    Penemuan diplomat muda Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan (39) dalam kondisi tak bernyawa di kamar kosnya masih meninggalkan tanda tanya. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memastikan pihaknya tengah melakukan penyelidikan mendalam terkait peristiwa itu.

    “Diminta atau tidak diminta, Polri tentunya akan melakukan penyelidikan mendalam,” tegas Jenderal Sigit kepada wartawan di Indonesia Arena, Jakarta Pusat, Kamis (10/7/2025).

    Penyelidikan, kata dia, kini masih berlangsung. Dia menyatakan telah memerintahkan anggotanya untuk mengusut kasus itu dengan maksimal.

    “Tentunya apabila sudah kita temukan bukti-bukti dan saya minta untuk anggota juga bergerak maksimal agar segera bisa terungkap dan memang ditunggu oleh publik, ditunggu oleh masyarakat,” ucapnya.

    Adapun kasus itu kini ditangani oleh Polda Metro Jaya. Terdekat, polisi akan melakukan digital forensik terhadap ponsel korban.

    “Nanti dari forensik barangkali membuka HP, bisa di-trace, ke mana, jam berapa, dia berhubungan dengan siapa,” kata Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto.

    Jasad ADP ditemukan oleh penjaga kos pada Selasa (8/7) pukul 08.30 WIB. Saat ditemukan kepala korban dalam kondisi terlilit lakban.

    Belum diketahui pasti penyebab kematian korban. Polisi tengah melakukan serangkaian penyidikan dengan memeriksa sejumlah saksi hingga CCTV.

    (ond/isa)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Polisi Periksa Ponsel hingga Laptop Diplomat Kemlu yang Tewas di Menteng

    Polisi Periksa Ponsel hingga Laptop Diplomat Kemlu yang Tewas di Menteng

    Jakarta

    Polda Metro Jaya masih menyelidiki kasus kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu), ADP (39), yang tewas di kos Menteng, Jakarta Pusat (Jakpus). Polisi akan melakukan digital forensik terhadap ponsel korban.

    “Nanti dari forensik barangkali membuka HP, bisa di-trace, ke mana, jam berapa, dia berhubungan dengan siapa,” kata Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto kepada wartawan di Indonesia Arena, Gelora Bung Karno (GBK), Kamis (10/7/2025).

    Selain itu, laptop korban juga akan diperiksa. Karyoto menyebut hasil digital forensik ditargetkan rampung dalam sepekan ke depan.

    “Bukti-bukti yang ada perlu dipelajari oleh forensik ya, baik CCTV kemudian hasil autopsi dan juga termasuk digital. Digital itu dari laptop dan lain-lain. Mungkin seminggu lagi selesai, nanti ada kesimpulan,” ujarnya.

    Jasad ADP ditemukan oleh penjaga kos pada Selasa (8/7) pukul 08.30 WIB. Saat ditemukan kepala korban dalam kondisi terlilit lakban.

    Aktivitas Terakhir Korban

    “Jadi malam hari itu dia sekitar pukul 22.00, jam sepuluhan mendekati 22.30 WIB. Dia nyapa (penjaga kos) ‘Ayo mas’, gitu aja,” kata Kapolsek Menteng Kompol Rezha Rahandhi saat dihubungi, Selasa (8/7).

    Rezha mengatakan korban tampak mengambil pesanan makanan dari ojek online. Dia menyebut korban sempat makan di ruang makan kosan.

    Dia menyebut korban tampak masuk ke dalam kamar dan tidak terpantau lagi dari CCTV. Dia juga menjelaskan komunikasi terakhir yang dilakukan korban ialah menghubungi istri pada jam 21.00 WIB.

    “Komunikasi terakhir itu jam 9 malam, 21.00 WIB, ke istrinya ya. Istrinya pun mengiyakan telepon istrinya. (Komunikasi) normal,” jelas Rezha.

    Dia menyebut belum ditemukan adanya pihak lain yang menemui korban sebelum tewas. Dia juga menjelaskan bahwa korban tinggal di kamar kos seorang diri.

    “Sampai saat ini sih belum kita mengarah ke sana ya. (Di kamar) seorang diri,” sebutnya.

    (ond/wnv)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Polda Metro tangani kasus kematian diplomat Kemlu

    Polda Metro tangani kasus kematian diplomat Kemlu

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Polda Metro tangani kasus kematian diplomat Kemlu
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 10 Juli 2025 – 22:46 WIB

    Elshinta.com – Polda Metro Jaya akhirnya menangani penyelidikan kasus kematian seorang diplomat muda sekaligus staf Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan.

    “Untuk saat ini perkara penemuan jenazah di indekos Gondangdia ditangani oleh Ditreskrimum Polda Metro Jaya,” kata Kapolsek Menteng Polres Metro Jakarta Pusat, Kompol Rezha Rahandi saat dikonfirmasi, Kamis.

    Sementara itu Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, AKBP Putu Cholis Aryana membenarkan hal tersebut saat dikonfirmasi.

    “Betul, masih dalam penyelidikan,” katanya. 

    Namun, dia belum bisa menjelaskan secara rinci terkait peristiwa tersebut dia hanya menjelaskan kasus tersebut ditangani Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.

    Polres Metro Jakarta Pusat menyatakan bahwa jenazah ADP (39) yang merupakan seorang diplomat telah diautopsi untuk mengetahui penyebab kematiannya di tempat indekos kawasan Menteng.

    “Sudah diautopsi, masih menunggu hasilnya,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Metro Jakarta Pusat Kompol Karyono saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (9/7).

    Menurut dia, pada saat kejadian petugas langsung membawa jenazah ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk dilakukan autopsi.

    Saat ini pihaknya masih mendalami kasus kematian diplomat itu dan telah memeriksa empat orang saksi dan juga rekaman kamera pengawas (CCTV).

    Tidak hanya itu, penyidik juga sedang mengumpulkan sejumlah barang bukti untuk mengungkap kasus tersebut.

    “Kami masih dalam proses penyelidikan dan mencari saksi-saksi serta mengumpulkan bukti-bukti,” ujarnya. 

    Sumber : Antara

  • 8
                    
                        Begini Detik-detik Terakhir Diplomat Kemlu dalam Rekaman CCTV Sebelum Tewas di Kamar Kos
                        Megapolitan

    8 Begini Detik-detik Terakhir Diplomat Kemlu dalam Rekaman CCTV Sebelum Tewas di Kamar Kos Megapolitan

    Begini Detik-detik Terakhir Diplomat Kemlu dalam Rekaman CCTV Sebelum Tewas di Kamar Kos
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Penyebab kematian ADP (39), seorang
    diplomat
    Kementerian Luar Negeri (Kemlu) yang ditemukan tewas dengan wajah terlilit lakban di kamar indekos kawasan
    Menteng
    ,
    Jakarta Pusat
    , masih menjadi misteri.
    Meski demikian, aktivitas terakhir ADP sebelum ditemukan meninggal pada Selasa (8/7/2025) mulai terungkap melalui rekaman kamera pengawas (CCTV) yang diperoleh
    Kompas.com
    pada Kamis (10/7/2025).
    Dalam rekaman CCTV pada Senin (7/7/2025) pukul 23.24 WIB, ADP terlihat keluar dari kamarnya sambil membawa kantong kresek hitam di tangan kiri.
    Ia kemudian membungkuk untuk mengambil sandal yang tergeletak di depan pintu, lalu kembali masuk ke dalam kamar.
    Sesaat kemudian, ADP kembali keluar. Kali ini ia keluar dengan kantong plastik di tangan kanan dan menyusuri lorong kos menuju sebuah pintu di ujung koridor.
    Pada pukul 23.25 WIB, ia kembali terekam kamera, namun tanpa membawa kantong plastik. Ia mengenakan kemeja berlengan pendek dengan kancing terbuka, lalu masuk kembali ke kamarnya pada pukul 23.26 WIB.
    Dari tempat kejadian perkara (TKP), polisi menyita sejumlah barang bukti, di antaranya lakban, kantong plastik, dompet korban, bantal, sarung celana, dan pakaian yang dikenakan korban saat ditemukan tak bernyawa.
    Polisi juga menemukan obat sakit kepala dan obat lambung di kamar korban. Namun, belum diketahui apakah ADP memiliki riwayat penyakit tertentu.
    “Kalau dari pemeriksaan awal kami sih belum mendalam mengarah ke sana (pembunuhan) ya,” ujar Kapolsek Menteng Komisaris Rezha Rahandhi.
    Hingga kini, polisi telah memeriksa empat saksi, yaitu pemilik dan penjaga indekos, tetangga kamar, serta istri korban. Selain itu, polisi juga menelaah rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian.
    Sebelumnya diberitakan, jasad ADP ditemukan di kamar indekos di Jalan Gondangdia Kecil Nomor 22, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa pagi. Penemuan jenazah bermula dari laporan warga sekitar pukul 08.30 WIB.
    “Saat ditemukan, korban dalam posisi terbaring di atas kasur dengan kepala tertutup lakban dan tubuh tertutup selimut,” jelas Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro.
    ADP diketahui berasal dari Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Ia merupakan lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
    Polisi masih menyelidiki sejumlah kejanggalan terkait kematian korban yang hingga kini belum terungkap.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polda Metro Jaya Ambil Alih Kasus Diplomat Kemlu yang Tewas Dilakban

    Polda Metro Jaya Ambil Alih Kasus Diplomat Kemlu yang Tewas Dilakban

    Bisnis.com, JAKARTA — Polda Metro Jaya akhirnya mengambil alih kasus tewasnya Diplomat atau pegawai Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan di Menteng, Jakarta pusat.

    Kasus ini mulanya ditangani jajaran Polsek Metro Menteng dan Polres Metro Jakarta Pusat. Namun, Kapolsek Metro Menteng Kompol Rezha Rahandhi mengatakan perkara tewasnya diplomat Kemlu itu telah ditangani Polda Metro Jaya.

    “Untuk saat ini perkara penemuan jenazah di kosan Gondangdia, Jakarta Pusat ditangani oleh Dit Krimum Polda metro jaya,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (10/7/2025).

    Di samping itu, Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya AKBP Putu Kholis Aryana membenarkan informasi tersebut pelimpahan kasus tersebut.

    Hanya saja, Putu tidak menjelaskan lebih detail terkait proses penyidikan ini. Dia hanya menyatakan bahwa penyidik Direktorat Krimum Polda Metro Jaya tengah melakukan penyelidikan.

    “Betul. Dalam penyelidikan,” ujar Putu.

    Sekadar informasi, kasus ini terungkap pada Selasa (8/7/2025). Kala itu, warga setempat melaporkan temuan jasad dengan kepala dibungkus lakban ke kepolisian. 

    Berdasarkan proses penyelidikan yang ada, kepolisian telah mengungkap bahwa sejauh ini pada jasad Arya belum ditemukan tanda kekerasan. Adapun, pada lakban yang menutupi wajah jenazah hanya ditemukan sidik jari Arya.

    Di samping itu, Wakasatreskrim Polres Metro Jakarta Pusat, Kompol Sigit Karyono mengatakan bahwa Arya mengidap sejumlah penyakit di antaranya Gerd dan penyakit kolesterol. 

    Kemudian, Sigit menyatakan bahwa pihaknya masih mendalami lebih lanjut terkait dengan temuan yang ada, termasuk dengan CCTV. Hal tersebut juga telah di asistensi dari Pusiden Mabes Polri.

    “Apakah korban ini benar-benar meninggal karena apa gitu kan, sementara prosesnya masih dalam proses penyelidikan,” ujar Sigit.

  • Profil & Harta Wamenlu Arif Havas Oegroseno, Komisaris Pertamina Shipping

    Profil & Harta Wamenlu Arif Havas Oegroseno, Komisaris Pertamina Shipping

    Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Menteri Luar Negeri Arif Havas Oegroseno ditunjuk sebagai Komisaris PT Pertamina International Shipping (PIS). Arif memiliki total harta kekayaan mencapai Rp8,48 miliar per 2024.

    PIS merupakan subholding integrated marine logistics PT Pertamina (Persero). Adapun, perombakan susunan komisaris itu terpantau dari situs resmi PIS per Kamis (10/7/2025).

    Melansir Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), harta senilai Rp8,48 miliar terdiri atas tanah dan bangunan senilai Rp3,66 miliar.

    Perinciannya, Arif memiliki tanah dan bangunan seluas 6 m2/76 m2 di Jakarta Selatan, hasil sendiri senilai Rp586,93 juta. Lalu, tanah dan bangunan seluas 189 m2/350 m2 di Jakarta Selatan, hasil sendiri senilai Rp1,8 miliar.

    Kemudian, tanah seluas 58 m2 di Jakarta Selatan, hasil sendiri senilai Rp500 juta. Selanjutnya, bangunan seluas 43 m2 di Jakarta Selatan, hasil sendiri senilai Rp800 juta.

    Selain itu, Arif juga memiliki alat transportasi dan mesin total senilai Rp76 juta. Ini terdiri atas motor Vespa Scooter tahun 1966 seharga Rp3 juta dan mobil Mercedes SL500 Sedan tahun 1999 seharga Rp73 juta.

    Arif juga memiliki harta bergerak senilai Rp96,5 juta, kas dan setara kas Rp3,83 miliar, dan harta lainnya Rp800 juta. Dia juga memiliki utang sebesar Rp9,2 juta.

    Dilansir dari berbagai sumber, Arif merupakan diplomat karir di Kementerian Luar Negeri. Pria kelahiran 12 Maret 1963 itu sebelumnya pernah mengemban berbagai jabatan penting, termasuk sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Republik Federal Jerman dari 2018 hingga 2024. 

    Selain itu, dia juga pernah menjabat sebagai Deputi Kedaulatan Maritim di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia.

    Arif menempuh pendidikan tinggi di Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, Semarang, dan lulus pada 1986. Dia kemudian melanjutkan pendidikannya di Harvard Institute for International Development pada 1990 serta di Harvard Law School pada periode 1991–1992.

    Arif memulai karirnya di Kementerian Luar Negeri pada 1986 sebagai bagian dari Angkatan 13. Dia direkrut ketika tim dari Departemen Luar Negeri datang ke Universitas Diponegoro untuk mencari calon diplomat.

    Sejak saat itu, Arif meniti karir di berbagai posisi strategis dalam diplomasi Indonesia. Pada 2010, dia terpilih sebagai Presiden Konferensi Negara Pihak Konvensi Hukum Laut Internasional PBB. 

    Tak hanya itu, dia menjadi Ketua Delegasi Republik Indonesia dalam Submisi Ekstensi Landas Kontinen ke PBB pada 2007–2010. 

    Arif juga terlibat sebagai chief negotiator dalam berbagai perjanjian internasional penting, seperti perjanjian perbatasan, perjanjian ekstradisi, perjanjian keamanan dengan Australia, serta Resolusi World Ocean Conference di Manado. 

  • Detik-detik Penjaga Kos Congkel Jendela Kamar Diplomat Kemlu yang Tewas
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        10 Juli 2025

    Detik-detik Penjaga Kos Congkel Jendela Kamar Diplomat Kemlu yang Tewas Megapolitan 10 Juli 2025

    Detik-detik Penjaga Kos Congkel Jendela Kamar Diplomat Kemlu yang Tewas
    Tim Redaksi
     
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Penyebab kematian ADP (39), diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) yang ditemukan tewas di kamar kos di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, dengan wajah terlilit lakban, masih menjadi misteri.
    Polisi belum menyimpulkan apakah ADP tewas bunuh diri atau menjadi korban pembunuhan. Perkara ini pun dilimpahkan dari Polsek Menteng ke Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.
    Meski begitu, berdasarkan rekaman CCTV yang diterima Kompas.com, terungkap penjaga kos yang ditemani seorang pria tengah mencongkel jendela kamar ADP sebelum akhirnya ditemukan tewas.
    Dalam rekaman CCTV itu, aktivitas mencongkel jendela kamar sang diplomat berlangsung pada Selasa (8/7/2025) pukul 07.37 WIB.
    Penjaga kos terlihat mengenakan kemeja putih bergaris lengan pendek dan celana pendek. Sementara itu, pria lainnya tampak mengenakan kemeja putih yang dipadukan dengan jaket bomber hijau dan celana panjang hitam.
    Dalam rekaman CCTV, penjaga kos terlihat membuka paksa jendela kamar dengan cara mencongkelnya menggunakan obeng.
    Satu orang lainnya merekam dengan ponselnya sebagai dokumentasi.
    Setelah berhasil membuka jendela, penjaga kos mencoba memasukkan tubuhnya melalui celah tersebut. Ia tampak berusaha menjangkau kunci untuk membuka pintu kamar yang terkunci dari dalam.
    Namun, upaya itu tidak semudah yang dibayangkan. Beberapa kali mereka tampak kesulitan dan kewalahan.
    Pasalnya, pintu kamar korban menggunakan
    smart lock
    yang hanya dapat diakses oleh korban sendiri.
    Kedua pria itu sempat mencoba membuka pintu menggunakan kartu akses yang mereka miliki, tetapi tetap tidak berhasil.
    Setelah beberapa waktu berjibaku, mereka akhirnya berhasil membuka pintu dari dalam.
    Setelah pintu terbuka, keduanya masuk ke dalam kamar. Tak lama kemudian, mereka keluar dalam keadaan panik.
    Dalam kondisi panik, keduanya segera keluar kamar dan bergegas mencari bantuan.
    Dari TKP tewasnya ADP, polisi mengamankan sejumlah barang bukti berupa lilitan lakban, kantong plastik, dompet identitas korban, bantal, sarung celana, serta pakaian yang digunakan korban saat ditemukan tak bernyawa.
    Di kamar korban, polisi juga menemukan obat sakit kepala dan obat lambung. Namun, belum ada informasi pasti soal apakah ADP memiliki riwayat sakit tertentu.
    “Kalau dari pemeriksaan awal kita sih belum mendalam mengarah ke sana ya,” tambah dia.
    Polisi sejauh ini telah memeriksa empat saksi terkait kasus kematian ADP, meliputi pemilik dan penjaga rumah indekos, tetangga kos, serta istri korban.
    Selain itu, polisi juga telah memeriksa rekaman CCTV atau kamera pengawas di sekitar tempat kejadian perkara (TKP).
    Sebelumnya diberitakan, ADP (39), diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu), ditemukan tewas di kamar indekosnya di Jalan Gondangdia Kecil Nomor 22, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025) pagi.
    Penemuan jasad ADP berawal dari laporan warga pukul 08.30 WIB. Korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan.
    “Saat ditemukan, korban dalam posisi terbaring di atas kasur dengan kepala tertutup lakban dan tubuh tertutup selimut,” jelas Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro, Selasa, (8/7/2025).
    ADP diketahui merupakan warga asal Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
    Polisi menemukan sejumlah hal mencurigakan terkait kasus tewasnya ADP yang hingga kini masih menjadi misteri.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Menlu AS dan Menlu Rusia Lakukan Pertemuan di Kuala Lumpur, Bahas Apa?

    Menlu AS dan Menlu Rusia Lakukan Pertemuan di Kuala Lumpur, Bahas Apa?

    Kuala Lumpur

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Marco Rubio dan Menlu Rusia Sergei Lavrov melakukan pertemuan tatap muka di Kuala Lumpur, Malaysia. Pertemuan ini digelar di sela-sela keduanya menghadiri pertemuan para Menlu negara-negara ASEAN.

    Pertemuan di ibu kota Malaysia ini, seperti dilaporkan kantor berita RIA dan dilansir Reuters, Kamis (10/7/2025), merupakan pertemuan tatap muka kedua antara Rubio dan Lavrov. Pertemuan ini juga membawa isu perang Ukraina ke sela-sela pertemuan ASEAN yang berfokus membahas tarif AS.

    Pertemuan kedua Menlu ini digelar saat Presiden AS Donald Trump semakin frustrasi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin karena perang Ukraina terus berlarut-larut.

    Pertemuan pertama antara kedua Menlu digelar di Arab Saudi pada Februari lalu, sebagai bagian dari upaya pemerintahan Trump untuk membangun kembali hubungan bilateral dan membantu negosiasi untuk mengakhiri perang.

    “Saya dapat mengonfirmasi: pertemuan semacam itu sedang diupayakan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, seperti dikutip kantor berita TASS.

    Namun sejauh ini tidak dijelaskan lebih lanjut soal fokus pembahasan dalam pertemuan kedua Menlu tersebut.

    Trump yang menjabat untuk periode kedua sebagai Presiden AS, sejak Januari lalu, dengan menjanjikan akhir yang cepat untuk perang Ukraina telah mengambil nada yang melunak terhadap Rusia, berbeda dengan dukungan kuat pendahulunya, mantan Presiden Joe Biden, terhadap Ukraina.

    Namun pada Selasa (8/7), atau sehari setelah Trump menyetujui pengiriman senjata pertahanan AS ke Ukraina, dia melontarkan kritikan langsung yang tidak biasa kepada Putin. Sang Presiden AS menyebut pernyataan pemimpin Kremlin soal langkah menuju perdamaian “tidak berarti”.

    Trump juga mengatakan dirinya sedang mempertimbangkan untuk mendukung RUU yang akan menjatuhkan sanksi-sanksi berat terhadap Moskow, termasuk tarif 500 persen terhadap negara-negara yang membeli minyak, gas, uranium, dan ekspor Rusia lainnya.

    Ketika ditanya soal kritikan Trump terhadap Putin, Kremlin mengatakan pada Rabu (9/7) bahwa Moskow tetap “tenang” menanggapi kritikan tersebut, dan akan terus berupaya memperbaiki hubungan AS-Rusia yang “rusak”.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump Kritik Sidang Bolsonaro, Brasil Protes ke Utusan Diplomatik AS

    Trump Kritik Sidang Bolsonaro, Brasil Protes ke Utusan Diplomatik AS

    Brasilia

    Kritikan yang dilontarkan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, terhadap persidangan mantan Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, memicu perselisihan diplomatik antara kedua negara. Otoritas Brasil memanggil utusan diplomatik AS untuk menyampaikan protes.

    Kementerian Luar Negeri Brasil, seperti dilansir AFP, Kamis (10/7/2024), mengatakan bahwa charge d’affaires AS, Gabriel Escobar, akan dipanggil untuk menjelaskan pernyataan Kedutaan Besar AS yang menyebut Bolsonaro sebagai korban “persekusi politik”.

    Pernyataan itu menggemakan kritikan Trump soal “perburuan penyihir” atau “witch hunt” terhadap Bolsonaro, yang merupakan sekutunya. Trump, dalam postingan media sosialnya pada Senin (7/7), mendesak otoritas Brasil untuk “JANGAN MENGGANGGU BOLSONARO”.

    “Saya telah menyaksikan, seperti halnya dunia menyaksikan, bahwa mereka tidak melakukan apa pun tapi memburunya, hari demi hari, malam demi malam, bulan demi bulan, tahun demi tahun!” tulis Trump dalam pernyataannya.

    Presiden Luiz Inacio Lula da Silva mengecam kritikan Trump sebagai “campur tangan”.

    Dalam pernyataan terbarunya, Trump bahkan mengecam persidangan Bolsonaro sebagai “aib internasional”.

    Bolsonaro tengah menghadapi persidangan atas tuduhan merencanakan kudeta terhadap pemerintahan Lula da Silva setelah kekalahan tipis dalam pemilu penuh gejolak tahun 2022 lalu.

    Dalam pembelaannya, Bolsonaro membantah terlibat dalam upaya merebut kembali kekuasaan dari Lula da Silva dalam dugaan kudeta yang, menurut jaksa Brasil, berujung kegagalan karena kurangnya dukungan militer.

    Tonton juga Video: Trump Puji Bahasa Inggris Presiden Liberia, Bahasa Resmi Negara Itu

    Setelah rencana kudeta gagal, para pendukung yang dikenal sebagai “Bolsonaristas” melakukan kerusuhan dengan menyerbu gedung-gedung pemerintahan pada tahun 2023 lalu untuk mendesak militer Brasil menggulingkan Lula da Silva. Bolsonaro sedang berada di luar negeri pada saat itu.

    Kasus yang menjerat Bolsonaro ini mengingatkan pada tuntutan pidana yang menjerat Trump terkait penyerbuan Gedung Capitol AS pada 6 Januari 2021 oleh para pendukungnya, yang pada saat itu menggeruduk gedung Kongres AS untuk membatalkan penetapan kekalahan Trump dalam pilpres.

    Trump mengaku tidak bersalah, dan kasus tersebut dibatalkan ketika dia terpilih kembali sebagai Presiden AS.

    Kasus-kasus itu mempertemukan keluarga Trump dan Bolsonaro, dengan putra-putra mantan Presiden Brasil itu melobi sanksi AS terhadap hakim Mahkamah Agung Brasil yang sedang menangani persidangan ayah mereka.

    Tonton juga Video: Trump Puji Bahasa Inggris Presiden Liberia, Bahasa Resmi Negara Itu

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Akhiri Lawatan Bertemu Presiden Lula da Silva, Prabowo Tinggalkan Brasilia

    Akhiri Lawatan Bertemu Presiden Lula da Silva, Prabowo Tinggalkan Brasilia

    Jakarta

    Kunjungan kenegaraan dengan bertemu Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva mengakhiri agenda Presiden RI Prabowo Subianto di Brasilia. Usai pertemuan, Prabowo langsung meninggalkan Brasil.

    Dikutip Biro Sekretariat Presiden, Pesawat Garuda Indonesia-1 yang membawa Prabowo dan rombongan terbatas lepas landas dari Pangkalan Udara Brasilia, pada Rabu (9/7) pukul 17.20 waktu setempat.

    Tampak melepas keberangkatan Prabowo secara resmi yaitu Secretary For Asia Pasific Susan Kleebank, Duta Besar Brasil untuk Indonesia George Prata, Director of India South and South East Asia Everton Lucero, serta Komandan Pangkalan Udara Brasilia Kolonel Nicolas.

    Selain itu, turut melepas pula Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Republik Federasi Brasil Eddy Yusup yang didampingi oleh Atase Pertahanan RI untuk Brasil Kolonel Inf. Rizal Ashwan.

    Diketahui, selama di Brasil, Prabowo menghadiri KTT BRICS di Rio de Janeiro pada tanggal 6 dan 7 Juli 2025. Kemudian dilanjutkan dengan kunjungan kenegaraan di Brasilia dengan bertemu Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva di Istana Planalto pada 9 Juli 2025.

    Prabowo melakukan pertemuan 4 mata dan bilateral dengan Presiden Brasil Lula da Silva. Agenda dilanjutkan dengan jamuan makan siang bersama Presiden Lula di Itamaraty, Kompleks Kementerian Luar Negeri Brasil, Brasilia.

    Jamuan kenegaraan berlangsung dalam suasana hangat dan penuh keakraban, mencerminkan hubungan diplomatik yang kian erat antara Indonesia dan Brasil. Kehadiran Prabowo dalam acara ini menjadi bagian penting dari diplomasi antarnegara yang mendukung penguatan kerja sama di berbagai sektor, termasuk pertanian, pertahanan, teknologi, dan isu-isu global lainnya.

    (eva/yld)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini