Kementrian Lembaga: Kemlu

  • Fakta-fakta Terbaru Kasus Kematian Diplomat Kemlu Arya Daru, Dari Smart Door Lock hingga Rekaman CCTV

    Fakta-fakta Terbaru Kasus Kematian Diplomat Kemlu Arya Daru, Dari Smart Door Lock hingga Rekaman CCTV

    2. Sidik Jari di Lakban

    Polisi menemukan hanya sidik jari Arya Daru Pangayunan pada lakban yang melilit kepalanya. Kompol Rezha Rahandhi mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil Labfor untuk pemeriksaan lakban dan sidik jari yang tertempel.

    3. Rekaman CCTV

    Video rekaman CCTV di lokasi kejadian memperlihatkan pergerakan Arya Daru sempat keluar dari kamar pada malam hari sebelum ditemukan tewas keesokan harinya.

    Pada video itu terlihat Arya Daru keluar dari kamarnya sekitar pukul 23.24 WIB. Dia keluar kamar membawa kantong kresek berwarna hitam dan berjalan ke arah pintu keluar kos.

    Beberapa saat kemudian, Arya Daru kembali masuk, namun tak lagi membawa kantong kresek tersebut. Setelahnya, kembali masuk ke dalam kamar kosnya.

    4. Arya Mengidap Gerd

    Wakasatreskrim Polres Metro Jakarta Pusat, Kompol Sigit Karyono menjelaskan, kepolisiaan telah memeriksa lima saksi dalam kasus kematian Arya Daru.

    Salah satunya adalah istri Arya bernama Meta Ayu Puspitantri untuk meminta keterangan terkait rekam jejak korban. Dari pemeriksaan tersebut, polisi menemukan fakta bahwa Arya memiliki sejumlah penyakit di antaranya Gerd dan penyakit kolesterol.

    Hasil olah TKP juga menemukan obat lambung dan sakit kepala.

    “Hasil pemeriksaan dengan meminta keterangan istri, memang korban punya riwayat sakit lah ya, punya gerd, sakit kolesterol aja sebenarnya. Tapi nanti akan kita padukan dengan hasil autopsi, apakah obat ini diminum atau bagaimana,” urai Sigit.

    Ditreskrimun Polda Metro Jaya kini menyelidiki kasus kematian diplomat muda Kemlu Arya Daru Pangayunan.

  • Anggota DPR Minta Kasus Diplomat Muda Arya Daru Diusut Tuntas dengan Prinsip Keadilan Substantif

    Anggota DPR Minta Kasus Diplomat Muda Arya Daru Diusut Tuntas dengan Prinsip Keadilan Substantif

    JAKARTA – Anggota Komisi I DPR RI, Junico Siahaan, meminta agar kasus meninggalnya diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan (39), diusut secara tuntas, terbuka, dan profesional. Junico menekankan pentingnya menempatkan prinsip keadilan substantif di atas prosedur formal semata.

    “Kami menghormati proses penyelidikan yang sedang berjalan. Namun publik juga perlu jaminan bahwa proses ini tidak akan berhenti di tataran teknis belaka. Perlu kehati-hatian, tapi juga ketegasan,” ujar Junico, Jumat, 11 Juli.

    Politikus yang akrab disapa Nico itu menambahkan, “Rasa aman adalah hak setiap warga, termasuk bagi mereka yang mengabdi sebagai bagian dari sistem diplomasi negara.”

    Junico juga mengingatkan pentingnya penguatan sistem deteksi dini dan pengamanan ruang hunian, terutama di lingkungan urban. Kasus Arya, kata dia, terjadi di hunian tertutup dengan akses terbatas, sehingga pengawasan harus lebih diperhatikan.

    “Kita tidak bisa terus menunggu tragedi demi tragedi untuk memperbaiki sistem. Pola pengamanan dan pengawasan di ruang tinggal, terutama yang dihuni oleh aparatur sipil dan pejabat publik, perlu diperhatikan lebih,” ujarnya.

    Nico menegaskan, “Tidak semua harus diawasi ketat, tapi negara tetap wajib memastikan bahwa ruang hidup warga tidak menjadi ruang rawan.”

    Dia juga mendorong adanya kerja sama lintas lembaga antara kepolisian, forensik, otoritas lokal, hingga Kemlu agar proses penyelidikan berlangsung secara solid, transparan, dan akuntabel. Semua fakta harus terbuka untuk publik.

    “Yang diperjuangkan bukan hanya keadilan bagi almarhum Arya Daru, tetapi juga rasa aman dan kepercayaan publik yang tidak boleh luntur. Negara harus hadir bukan hanya setelah kejadian, tapi juga membangun sistem yang mencegah kejadian serupa terulang,” ujarnya.

    Seperti diketahui, diplomat Arya ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya di Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa, 8 Juli. Kondisinya mengenaskan dengan kepala terlilit lakban kuning dan tubuh tertutup selimut.

    Dari pemeriksaan sementara, polisi menemukan sidik jari Arya yang menempel pada lakban tersebut. Saat ditemukan, kondisi kamar kos tampak rapi dan tidak ada tanda-tanda kekacauan. Suasana kamar juga dilaporkan sejuk dan tidak mencurigakan. 

  • Firasat Meta Ayu Puspitantri soal Arya Daru, Diplomat Kemlu yang Meninggal dengan Kepala Dililit Lakban, Cerita Hidup Terekam di Youtube

    Firasat Meta Ayu Puspitantri soal Arya Daru, Diplomat Kemlu yang Meninggal dengan Kepala Dililit Lakban, Cerita Hidup Terekam di Youtube

    Rezha mengatakan aktivitas korban tersebut sempat terekam kamera CCTV yang sudah diamankan.

    “Hanya korban keluar masuk tempat kos, pesan Gojek maupun buang makan setelah dia selesai makan di jam 23.30 WIB,” jelasnya.

    Jual Mobil 

    Sebelum ditemukan tewas, Arya juga diketahui menjual mobil. Birvan yang merupakan tetangga indekos Arya Daru mengaku, mendapatkan kabar dijualnya mobil tersebut lantaran Arya Daru ingin pindah ke China.

    “Dia barusan jual mobil. Dijual mobilnya, aku dapat info dari Pak Sis yang jaga kos. (Aku tanya) loh kenapa? Mau pindah ke China. Keluar negeri. Keluar negeri, mau pindah ke luar negeri,” kata Birvan kepada awak media saat ditemui di Indekos Gondia, Jalan Gondangdia Kecil Nomor 22, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025).

    Birvan mengaku, sosok Arya semasa hidupnya memang kerap kali membersihkan atau sekadar mengelap mobilnya di lahan parkir kos, sementara Birvan kerap membersihkan motor.
    Namun dalam momen tersebut, Birvan dengan Arya jarang sekali berbicara panjang.

    “Nggak ada dia (kegiatan terlihat), cuman pulang kerja, pergi kerja. Nanti keluar pergi, nanti pergi cari makanan atau ngelap mobil. Seringnya ketemu gitu sih. Nggak, jarang ngobrol,” beber Birvan.

    Lebih lanjut, dia memastikan kalau mobil Arya Daru terjual diperkirakan terjadi sejak beberapa hari ini.

    Lantaran kata Birvan, terakhir kali terlihat mobil yang terparkir bukanlah mobil Arya, melainkan diduga mobil milik istri Arya Daru yang sedang berkunjung ke indekos.

    “Nah, pernah juga waktu itu ada mobil dia, kayaknya mobil istrinya kan. Dia mau ngantar istrinya pulang gitu,” kata Birvan.

  • Semasa Hidup Sering Bantu Anak Telantar, Anak Diplomat Muda Mainkan Lagu Perpisahan di Depan Jenazah Ayahnya

    Semasa Hidup Sering Bantu Anak Telantar, Anak Diplomat Muda Mainkan Lagu Perpisahan di Depan Jenazah Ayahnya

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Kematian Arya Daru Pangayunan, diplomat muda Kementerian Luar Negeri menjadi sorotan setelah jasadnya ditemukan dalam kondisi mengenaskan.

    Tubuh Arya terbungkus selimut dan kepalanya terikat lakban, tergeletak di atas kasur kamar 105 Guest House Gondia, Jalan Gondangdia Kecil No 22, Menteng, Jakarta Pusat.

    Hingga kini polisi masih mendalami penyebab kematian Arya, apakah merupakan korban pembunuhan atau ternyata bunuh diri.

    Jenazah Arya tiba di rumah duka sekitar pukul 15.42 WIB, Rabu (9/7/2025).

    Isak tangis dan Suasana haru dan duka mendalam pun menyelimuti kediaman di Jalan Munggur Nomor 6, Jomblang, Janti, Banguntapan, Bantul,

    Melansir dari Radar Jogja (JawaPos Group), kedatangan jenazah Arya disambut isak tangis. Begitu tiba, jenazah langsung dibawa masuk untuk disalatkan. Karena banyaknya pelayat yang datang, prosesi salat jenazah dilakukan dalam beberapa kloter.

    Keluarga, kerabat, rekan kerja, hingga warga sekitar memadati lokasi untuk memberikan penghormatan terakhir kepada sang diplomat muda yang dikenal berdedikasi dan berhati lembut.

    Deretan karangan bunga turut membanjiri sepanjang jalan menuju rumah duka. Belasan papan belasungkawa itu datang dari berbagai kalangan, tanda bahwa kepergian Arya meninggalkan luka mendalam di banyak hati.

    Direktur Perlindungan WNI Kemenlu RI Judha Nugraha yang hadir langsung ke rumah duka, memberikan pidato penuh emosional mengenang sosok Arya.

    “Mas Daru bergabung di Kementerian Luar Negeri sejak 2014. Kami menyaksikan sendiri bagaimana ia membantu anak-anak terlantar, mengevakuasi WNI, dan selalu peduli pada sesama,” ujar Judha dengan suara bergetar menahan tangis Rabu (9/7).

  • Minta Polisi Periksa Kerabat Diplomat Kemlu, Kriminolog UI: Orang Terdekat Wajib Dicurigai
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        11 Juli 2025

    Minta Polisi Periksa Kerabat Diplomat Kemlu, Kriminolog UI: Orang Terdekat Wajib Dicurigai Megapolitan 11 Juli 2025

    Minta Polisi Periksa Kerabat Diplomat Kemlu, Kriminolog UI: Orang Terdekat Wajib Dicurigai
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kriminolog Universitas Indonesia, Haniva Hasna, meminta polisi memeriksa kerabat terdekat diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), ADP (39), yang ditemukan tewas di kamar kosnya.
    Menurut Haniva, kerabat terdekat merupakan pihak yang terakhir berkomunikasi dengan ADP sebelum ia ditemukan meninggal dunia.
    “Karena dalam setiap kali ada kejahatan atau pembunuhan, orang yang pertama kali wajib dicurigai adalah orang terdekat,” ujar Haniva kepada
    Kompas.com,
    Jumat (11/7/2025).
    Haniva menilai, kerabat terdekat dapat memberikan informasi penting mengenai kondisi atau masalah yang dihadapi ADP sebelum meninggal.
    Informasi ini juga dinilai krusial untuk membangun kronologi maupun mengidentifikasi penyebab kematian.
    “Sehingga dari sini bisa diketahui sebenarnya, beberapa hari terakhir atau beberapa bulan terakhir ini (aktivitas ADP),” ungkapnya.
    Selain kerabat, Haniva juga mendorong polisi agar memeriksa ponsel milik ADP.
    “Jadi (periksa ponsel) sangat penting itu, kan bisa menjadi alat bukti, dan ponsel itu kan (benda) yang paling dekat jaraknya (dengan ADP),” ucapnya.
    Haniva menambahkan, ponsel bisa menjadi kunci untuk mengungkap penyebab kematian.
    Ia juga mengingatkan jika ponsel tidak bisa dibuka atau data di dalamnya sudah terhapus, perlu dicurigai kemungkinan adanya intervensi pihak lain.
    “Kita harus curiga, apakah di ponselnya ternyata sudah terhapus semua, berarti kalau sudah terhapus semua, berarti ya semakin meyakinkan kalau ada pihak lain,” kata Haniva.
    “Dan kalau hal itu terjadi, ini bisa merupakan rekayasa,” lanjut dia.
    Sebelumnya diberitakan, ADP ditemukan tewas di kamar kosnya di kawasan Cikini,
    Menteng
    ,
    Jakarta
    Pusat, pada Selasa (8/7/2025).
    Saat pertama kali ditemukan, ADP dalam posisi tergeletak di atas kasur. Kepala korban tampak terlilit lakban kuning, sementara tubuhnya tertutup selimut berwarna biru.
    Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi menyita sejumlah barang bukti, di antaranya gulungan lakban, kantong plastik, dompet, bantal, sarung celana, serta pakaian yang dikenakan korban.
    Selain itu, ditemukan pula sejumlah obat-obatan ringan di dalam kamar, seperti obat sakit kepala dan obat lambung. Namun, belum ada indikasi bahwa obat-obatan tersebut berkaitan dengan penyebab kematian korban.
    Polisi juga menemukan sidik jari ADP pada permukaan lakban yang melilit kepalanya.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polda Metro Jaya lakukan olah TKP kematian diplomat Kemlu

    Polda Metro Jaya lakukan olah TKP kematian diplomat Kemlu

    Jakarta (ANTARA) – Polda Metro Jaya melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) meninggalnya diplomat muda sekaligus staf Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan (ADP) di kamar kos di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7).

    “Tadi pagi, rekan-rekan kami dari penyelidik Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya kembali melakukan olah TKP. Penyelidik mendatangi TKP dan melakukan olah TKP bersama-sama dengan berbagai ahli,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi saat ditemui di Jakarta, Jumat.

    Ade Ary menjelaskan, hal tersebut merupakan kolaborasi interprofesi dalam proses pengungkapan sebuah peristiwa dengan prinsip-prinsip profesional, proporsional kemudian kecermatan, kehati-hatian.

    “Tim penyelidik melakukan olah TKP bersama-sama dengan yang pertama dari pihak kedokteran kepolisian, Puslabfor, Inafis Bareskrimpolri, kemudian hadir dokter dari RSCM,” katanya.

    Ia menambahkan ,saat ini penyelidik juga masih menunggu hasil otopsi atau hasil pemeriksaan organ dalam secara laboratoris.

    Kemudian juga masih menunggu proses pemeriksaan patologi. “Jadi pada prinsipnya penanganan kasus ini akan kami tangani dengan sebaik-baiknya secara proporsional dan juga profesional berdasarkan SOP yang berlaku,” kata Ade Ary.

    Polda Metro Jaya bakal bergerak cepat dan menargetkan penyelidikan kasus tewasnya diplomat muda sekaligus staf Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan dapat selesai dalam waktu seminggu.

    “Mungkin seminggu lagi selesai, nanti ada kesimpulan. Insya Allah, mudah-mudahan seminggu lagi selesai ya,” kata Kapolda Metro Jaya Irjen Polisi Karyoto dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

    Karyoto menyebutkan, ada sejumlah bukti yang perlu dipelajari oleh forensik, baik itu kamera pengawas (CCTV), hasil autopsi dan juga termasuk digital.

    “Digital itu dari laptop dan lain-lain, nanti dari forensik barangkali membuka ponsel bisa di-trace, kemana, jam berapa, dia berhubungan dengan siapa,” katanya.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Jepang Protes Jet Tempur China Terbang Terlalu Dekat Pesawat Militernya

    Jepang Protes Jet Tempur China Terbang Terlalu Dekat Pesawat Militernya

    Tokyo

    Pemerintah Jepang memprotes manuver jet tempur China yang mengudara terlalu dekat dengan pesawat pengumpul intelijen negara itu. Otoritas Tokyo meminta Beijing untuk menghentikan penerbangan yang terlalu dekat seperti itu, yang disebut telah terjadi berulang kali dan dikhawatirkan memicu tabrakan.

    Kementerian Pertahanan Jepang dalam pernyataannya, seperti dilansir Associated Press, Jumat (11/7/2025), mengatakan sebuah jet tempur pengebom JH-7 milik China terdeteksi mengudara sangat dekat, dalam jarak hanya 30 meter, dari sebuah pesawat intelijen elektronik YS-11EB milik Pasukan Bela Diri Udara Jepang.

    Insiden itu, sebut Kementerian Pertahanan Jepang, terjadi pada Rabu (9/7) dan Kamis (10/7) waktu setempat.

    Dijelaskan oleh Kementerian Pertahanan Jepang bahwa insiden tersebut terjadi di luar wilayah udara Jepang, tepatnya di atas Laut China Timur. Disebutkan juga bahwa insiden tersebut tidak menyebabkan kerusakan di pihak Jepang.

    Kementerian Luar Negeri Jepang, dalam pernyataan terpisah pada Kamis (10/7) malam, mengatakan bahwa Wakil Menteri Luar Negeri Takehiro Funakoshi telah menyampaikan keprihatinan serius kepada Duta Besar China untuk Jepang, Wu Jianghao, terkait insiden terbaru itu.

    Tokyo juga meminta Beijing untuk menghentikan aktivitas yang dapat memicu tabrakan tak disengaja tersebut, serta mendesak China untuk memastikan tindakan serupa tidak terulang.

    China sejauh ini belum memberikan komentar langsung terkait insiden terbaru itu.

    Sebelumnya, otoritas Beijing balik menuduh Jepang yang terbang mendekati pesawatnya dan memata-matai aktivitas militer biasa China, serta menuntut Tokyo untuk menghentikan tindakannya.

    Jepang selama ini prihatin dengan percepatan pembangunan militer China, terutama di sebelah barat daya wilayah negara itu.

    Bulan lalu, Jepang dan China saling melemparkan tuduhan terkait pesawat militer kedua negara yang terbang dalam jarak dekat. Tokyo menuduh pesawat tempur Beijing terbang sangat dekat dengan pesawat pengintai P-3C milik Angkatan Laut Jepang di atas Samudra Pasifik, tempat dua kapal induk China terlihat beroperasi bersama untuk pertama kalinya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Curhat Pilu Diplomat Arya Daru Sebelum Ditemukan Tewas dengan Wajah Terlakban

    Curhat Pilu Diplomat Arya Daru Sebelum Ditemukan Tewas dengan Wajah Terlakban

    GELORA.CO – Sebelum ditemukan tewas dengan wajah terlakban, diplomat Kementerian Luar Negeri RI Arya Daru Pangayunan ternyata pernah curhat soal tekanan pekerjaan. 

    Curhan hati itu pernah ditulis Arya Daru Pangayunan 4 tahun lalu tepatnya di tahun 2021 seperti dimuat TribunMedan pada Kamis (10/7/2025).

    Arya Daru menceritakan bagaimana beratnya bekerja di Kementerian Luar Negeri hingga harus berjauhan dengan istri dan keluarga. 

    Misalnya saja kata Arya, saat dirinya pertama kali bertugas di KBRI Yangon, Myanmar.

    Arya Daru saat itu harus meninggalkan istrinya, Meta Ayu Puspitanti yang sedang hamil anak pertama mereka.

    Di Myanmar, Arya Daru mendapat pekerjaan sebagai Local Staff (LS) Fungsi Politik di KBRI Yangon.

    Hal itu membuat dirinya harus tinggal di Myanmar dengan mess yang sudah disediakan.

    Namun hal yang membuat dirinya galau, yakni sang istri tengah hamil muda.

    “Ketika mengabari Pita bahwa saya mengambil pekerjaan sebagai LS di Myanmar, sempat muncul kegalauan. Kebetulan Pita sedang hamil muda, dan dari informasi yang diberikan Pak Totok, fasilitas kesehatan di Myanmar tidak sebaik di Indonesia,” tulis Arya Daru.

    Dengan berat hati, Arya Daru pun harus meninggalkan sang istri untuk tinggal di rumah mertuanya, di Jogja.

    “Karenanya, kami memutuskan untuk hidup terpisah,” tulis Arya Daru lagi.

    Arya Daru pun akhirnya berangkat ke Yangon pada tanggal 6 Juni 2011.

    “Meninggalkan istri saya yang tengah hamil di Jogja bersama mertua saya. Ini merupakan keputusan yang cukup berat, namun harus dijalankan,” katanya.

    Meski bekerja di luar negeri, namun pekerjaan Arya Daru di sana sangat sederhana.

    Bahkan untuk sekelas lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM), pekerjaannya sangat simpel.

    “Dalam bekerja, walaupun lulusan S1 dari perguruan tinggi ternama, sebagai LS kita harus menurunkan ekspektasi. Pekerjaan sebagai LS tidaklah glamor.

    Kita harus ikhlas jika seringkali diminta melakukan pekerjaan yang menurut kita “ecek-ecek” seperti sekedar fotokopi, mengantarkan dokumen, dan kliping koran,” tulisnya.

    Namun bekerja di Yangon nyatanya telah mengubah hidup Arya Daru menjadi lebih stabil.

    Selama dua setengah tahun hidup sebagai LS di Myanmar, Arya merasa cukup makmur dari segi finansial.

    “Saya sangat beruntung dibandingkan LS yang bekerja di Perwakilan RI di negara lain, karena di Myanmar saya tidak harus membayar untuk tempat tinggal karena statusnya milik KBRI. Kita hanya diminta membayar listrik saja sehingga bisa dibilang gaji saya cukup utuh,” tulisnya.

    Untuk biaya hidup sehari-hari, Arya Daru mengandalkan uang lembur.

    Bahkan kehidupannya selama di Yangon juga cukup nyaman dan bisa membeli tahan di kampung halamannya.

    “Selama tinggal di Yangon, saya bisa punya mobil, home theater di kamar, telepon genggam yang cukup high-end pada masanya, dan hal-hal lain yang menurut saya cukup istimewa. Bahkan saya bisa menabung untuk membeli tanah di Jogja,” tulis dia.

    Namun saat dia tinggal di Yangon, istrinya melahirkan anak pertama mereka di Indonesia. Apalagi proses kelahiran anak pertama mereka cukup sulit.

    Karena komplikasi kehamilian, dari bulan keenam kehamilannya, Pita harus bedrest di rumah sakit.

    “Cukup sedih rasanya tidak dapat menemani Pita yang sedang berjuang mempertahankan hidup seorang malaikat yang ada di perutnya. Pada bulan ke-8, saya mendapat kabar bahwa istri saya masuk ruang operasi untuk melahirkan, tepatnya tanggal 19 Oktober 2011,” tulis dia.

    Arya Daru pun meminta izin kepada Dubes untuk pulang ke Jogja, namun saat itu izin tidak langsung diberikan.

    “Sebelum diijinkan pulang, saya ditugaskan untuk mendokumentasikan kunjungan Bapak Marty sehingga saya baru dapat pulang satu minggu setelah kelahiran anak pertama saya yang diberi nama Althea Alina Pangayunan,” tandasnya.

    Tiba di Jogja satu minggu kemudian, Arya Daru cukup sedih rasanya karena tidak bisa langsung menggendong Althea yang masih berada di dalam inkubator karena kelahirannya yang prematur.

    Kondisi Pita juga masih sangat lemah sehingga saat itu menjadi masa-masa yang cukup berat bagi Arya Daru dan Pita.

    “Dengan proses kehamilan dan kelahiran yang cukup berat dan memerlukan perawatan intensif, membawa anak istri ke Myanmar tentu belum menjadi opsi sehingga saya harus kembali mencari nafkah sendiri ke Yangon.

    Walaupun harus hidup terpisah, dengan bantuan teknologi, Arya dapat dengan mudah memantau pertumbuhan Althea.

    “Pita sering mengirimkan foto-foto melalui Blackberry Messenger dan kami juga sering melakukan video-call via Skype,” tulis Arya.

  • Kuda Nil Moo Deng Merayakan Ulang Tahun Pertama

    Kuda Nil Moo Deng Merayakan Ulang Tahun Pertama

    Anda sedang membaca kembali laporan Dunia Hari Ini edisi Jumat, 11 Juli 2025.

    Laporan utama kami hadirkan dari Thailand.

    Moo Deng rayakan ulang tahun yang pertama

    Kuda nil kerdil Thailand yang viral di internet, Moo Deng, merayakan ulang tahun pertamanya.

    Banyak orang diundang ke festival yang digelar selama empat hari di Kebun Binatang Terbuka Khao Kheow, tempat Moo Deng mendapatkan lima juta penggemarnya di media sosial.

    Hari pertama perayaan bertepatan dengan hari libur nasional Thailand, dengan kue ulang tahun senilai $4.500 yang disponsori seorang pakar kecantikan.

    Ada harapan kalau ketenarannya akan mengangkat isu tentang kuda nil kerdil asli Afrika Barat yang terancam punah, yang hanya tersisa sekitar 2.500 ekor, menurut Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam.

    Gambar-gambar almarhum diplomat Kemlu beredar

    Kematian Arya Daru Pangayunan yang ditemukan meninggal Selasa (08/07) lalu hingga kini masih misterius.

    Jasad Arya ditemukan dengan wajah terlilit lakban saat ditemukan oleh penjaga kosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, setelah istri Arya gagal menghubungi suaminya dan meminta penjaga mengecek.

    Sejumlah gambar penampakan kos Arya saat ia ditemukan kini mulai beredar, sementara pihak kepolisian masih mendalami kasus ini.

    Dari hasil penyelidikan awal, polisi menemukan adanya sidik jari korban pada lakban yang melilit kepalanya, tetapi polisi juga masih memeriksa rekaman CCTV di sekitar kosnya.

    “Sudah ada dua (CCTV) yang kita periksa, cuma masih belum, masih biasalah gambarannya,” tutur Kapolsek Menteng Kompol Rezha Rahandhi yang menyebut kendala memory card.

    Pengadilan Amerika membatalkan perintah eksekutif Trump

    Seorang hakim federal membatalkan perintah eksekutif Preside Donald Trump tentang izin anak-anak migran ilegal untuk mengklaim kewarganegaraan berdasarkan kelahiran.

    Perintah tersebut pada dasarnya menolak kewarganegaraan bagi mereka yang lahir dari orang tua yang tinggal di Amerika Serikat secara ilegal atau sementara.

    Namun seorang perempuan hamil, dua orang tua, dan bayi mereka mengajukan banding dengan alasan hal itu dapat melanggar Amandemen ke-14 Konstitusi Amerika Serikat.

    Putusan Hakim Joseph LaPlante di New Hampshire mengeluarkan putusan pendahuluan yang membatalkan perintah Trump dan mengesahkan gugatan class action yang mencakup semua anak yang akan terdampak.

    Evakuasi awak kapal di Laut Merah

    Tim penyelamat mengevakuasi tiga awak kapal dan seorang penjaga keamanan dalam kondisi hidup dari Laut Merah sehari setelah pemberontak Houthi, yang didukung Iran, menenggelamkan kapal kargo Yunani, Eternity C.

    Operator kapal asal Yunani, Cosmoship Management, mengonfirmasi 10 orang sudah diselamatkan, delapan awak kapal Filipina, satu warga India, dan satu penjaga keamanan Yunani. Sementara sebanyak 10 orang masih hilang, termasuk satu penjaga.

    Selama beberapa dekade, Iran sudah membangun “Poros Perlawanan” di Timur Tengah, tetapi sekutu-sekutunya sebagian besar diam sejak Israel melancarkan serangkaian serangan pekan lalu.

    Houthi diyakini menahan sebagian dari 22 awak kapal Eternity C dan tiga penjaga.

    Lihat juga Video: Moo Deng Prediksi Pemenang Pilpres AS, Trump atau Kamala Harris?

    Saksikan juga edisi perdana Shout Out, Rae Lil Black Jawab Tudingan Masuk Islam untuk Cari Sensasi

  • Menlu RI Dorong Peningkatan Kolaborasi Konkret ASEAN-Inggris untuk Perdamaian dan Pembangunan di Kawasan

    Menlu RI Dorong Peningkatan Kolaborasi Konkret ASEAN-Inggris untuk Perdamaian dan Pembangunan di Kawasan

    JAKARTA – Menteri Luar Negeri RI Sugiono mendorong peningkatan kolaborasi konkret Inggris-ASEAN guna menjaga perdamaian dan pembangunan berkelanjutan di kawasan, dalam Pertemuan ASEAN-Inggris Post Ministerial Conference (PMC) yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia Hari Jumat.

    Dalam pertemuan tersebut, Menlu Sugiono menyoroti bahaya kejahatan transnasional seperti online scam dan perdagangan manusia, yang dinilai berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi dan keamanan di kawasan.

    “Kami menyambut baik dukungan Inggris dalam peningkatan kapasitas penegakan hukum, pelatihan, serta berbagi informasi intelijen. Ini penting untuk menekan kejahatan transnasional yang semakin kompleks,” ujar Menlu Sugiono, melansir keterangan Kementerian Luar Negeri RI, Jumat 11 Juli.

    Lebih jauh Menlu Sugiono menyampaikan pentingnya konektivitas laut sebagai penggerak pertumbuhan dan ketahanan kawasan. Dalam kaitan ini, Menlu RI menilai Inggris yang memiliki sejarah panjang di bidang perdagangan maritim dan pelayaran, dapat menjadi mitra strategis dalam memperkuat konektivitas maritim ASEAN.

    Dalam pertemuan kali ini Menlu RI juga menyoroti sektor ekonomi hijau. Ia mengatakan Indonesia mengapresiasi komitmen Inggris terhadap kemitraan transisi energi berkeadilan (Just Energy Transition Partnership – JETP), mendorong sinergi lebih lanjut di bidang inovasi, keuangan hijau serta ekonomi digital.

    “Kami melihat keselarasan antara prioritas kawasan ASEAN dan visi Presiden Prabowo dalam Asta Cita, khususnya dalam mendorong pembangunan berkelanjutan dan transformasi digital,” pungkas Menlu Sugiono.

    Diketahui, Inggris telah menjadi Mitra Dialog ASEAN pada tahun 2021 lalu. Dalam tahun kelima ini, kemitraan ASEAN-Inggris semakin menunjukkan arah positif, terutama dalam mendorong stabilitas kawasan dan pertumbuhan yang inklusif.