Kementrian Lembaga: Kemlu

  • Kemenlu Bantah Indonesia Berunding dengan Israel untuk Evakuasi Warga Gaza
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        14 Agustus 2025

    Kemenlu Bantah Indonesia Berunding dengan Israel untuk Evakuasi Warga Gaza Nasional 14 Agustus 2025

    Kemenlu Bantah Indonesia Berunding dengan Israel untuk Evakuasi Warga Gaza
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Vahd Nabyl Achmad Mulachela membantah Indonesia turut berunding dengan Israel untuk mengevakuasi warga Gaza ke Indonesia.
    Dia mengatakan, tidak pernah ada perundingan antara Indonesia dengan pemerintah Israel seperti yang diisukan oleh media Israel, The Times of Israel.
    “Mengenai pertanyaan di atas (terkait dengan perundingan Israel dan Indonesia), dapat kami sampaikan bahwa tidak ada perundingan dengan Israel,” ucapnya saat dihubungi melalui pesan singkat, Kamis (14/8/2025).
    Adapun media The Times of Israel mengutip laporan Channel 12 yang menyebut sumber diplomatik Israel sedang berunding dengan lima negara untuk menerima warga Gaza, Palestina.
    Lima negara tersebut adalah Indonesia, Somalia, Uganda, Sudan Selatan, dan Libya.
    “Beberapa negara menunjukkan keterbukaan yang lebih besar daripada sebelumnya untuk menerima imigrasi sukarela dari Jalur Gaza,” kata sumber diplomatik tersebut sambil menyebut Indonesia menjadi salah satu dari lima negara yang melakukan perundingan.
    Indonesia sendiri saat ini sedang menyiapkan evakuasi sementara 2.000 warga Gaza korban perang ke Pulau Galang.
    Menteri Luar Negeri RI Sugiono mengatakan, Pulau Galang dipilih karena fasilitas penampungan sudah siap, mengingat tempat tersebut pernah dijadikan lokasi isolasi saat pandemi Covid-19.
    “Kemarin Presiden (Prabowo) menyebut Pulau Galang, kita sedang melihat, karena waktu itu kan pernah dipakai untuk tempat perawatan Covid-19, jadi ada infrastruktur yang sudah di sana,” ucap Sugiono, saat ditemui di kantor Kemenlu RI, Jakarta, Kamis (7/8/2025).
    Sugiono mengatakan, upaya persiapan untuk menampung warga Palestina di Indonesia ini terus dimatangkan.
    Karena itu, Presiden Prabowo Subianto, kata Sugiono, pernah meminta izin kepada negara-negara tetangga Palestina untuk melakukan evakuasi.
    “Jadi, sewaktu-waktu itu bisa dilaksanakan, ya kita sudah siap,” imbuh dia.
    Sugiono menuturkan, dalam pertemuan terakhir Prabowo dengan otoritas Palestina, mereka mengizinkan warga negaranya dirawat di Indonesia.
    Namun, untuk izin dari negara-negara tetangga, Sugiono menyebut bahwa persetujuan masih dalam proses pembicaraan terus-menerus.
    “Belum sampai ke sana (persetujuan), ya kan kemarin itu disampaikan, kita ada permintaan. Permintaan yang ngomongnya lebih teknis juga belum seperti apa, makanya kalau misalnya itu tiba-tiba terjadi, kita sudah siap,” ujar dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Turis Malaysia Dibakar di Thailand, Pelaku Stress karena Pengangguran

    Turis Malaysia Dibakar di Thailand, Pelaku Stress karena Pengangguran

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dua turis Malaysia telah menjadi korban pembakaran di pusat kota Bangkok, Thailand. Pelaku, yang mengaku stres karena menganggur, telah ditangkap dan kini ditahan polisi.

    Mengutip New Straits Times, Rabu (13/8/2025), insiden terjadi Kamis pekan lalu di depan pusat perbelanjaan Big C, Jalan Ratchadamri, tepat di seberang mal Central World. Kedua korban, Ong Yik Leong (26) dan Gan Xiao Zhen (27), dilaporkan sedang duduk di tangga mal ketika pelaku, Varakorn Pubthaisong (30), menyiramkan cairan thinner ke tubuh mereka dari belakang.

    Menurut laporan Bangkok Post, saat korban mencoba melarikan diri, pelaku justru mengejar dan membakar mereka. Warga sekitar berhasil menghentikan dan menangkap pelaku sebelum ia melarikan diri.

    Kepala Kepolisian Lumpini, Yingyos Suwanno, mengatakan pelaku mengaku menyerang korban karena frustrasi akibat kehilangan pekerjaan. “Pelaku adalah mantan petinju yang dipecat dari pekerjaannya sebagai petugas keamanan,” ungkapnya.

    Sementara itu, Kuasa Usaha ad interim Kedutaan Besar Malaysia di Thailand, Bong Yik Jui, mengatakan kedua korban dalam kondisi kritis namun stabil. Ong dirawat di ICU Rumah Sakit Umum Kepolisian sementara Gan dibawa ke Rumah Sakit Memorial Raja Chulalongkorn.

    “Ong menderita luka bakar tingkat dua di sekujur tubuh bagian atas, baik depan maupun belakang. Luka-lukanya serius tetapi tidak mengancam jiwa,” ujar Bong, dikutip Bernama.

    “Gan mengalami luka bakar tingkat dua sebesar 36 persen, namun kondisinya stabil dan sadar.”

    Menteri Luar Negeri Malaysia, Mohamad Hasan, mengatakan telah menerima laporan terbaru dari perwakilan kedutaan. Kedutaan Malaysia dan divisi konsuler Kementerian Luar Negeri akan memberikan pendampingan selama proses pemulihan.

    “Dokter menyarankan pasangan tersebut tidak segera kembali ke Malaysia karena luka bakar sensitif terhadap tekanan dan harus dibiarkan kering terlebih dahulu,” ujarnya menyebut keluarga korban dilaporkan telah tiba di Bangkok pada Sabtu sore.

    (sef/sef)

    [Gambas:Video CNBC]

  • 2 WNI Ditangkap Polisi di Makau China karena Buka Restoran di Apartemen
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        13 Agustus 2025

    2 WNI Ditangkap Polisi di Makau China karena Buka Restoran di Apartemen Nasional 13 Agustus 2025

    2 WNI Ditangkap Polisi di Makau China karena Buka Restoran di Apartemen
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Dua orang Warga Negara Indonesia (WNI) ditangkap polisi di Makau, Republik Rakyat China, karena membuka restoran di apartemen secara ilegal sejak tahun lalu.
    Dilansir ANTARA, Kamis (13/8/2025), Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI mengonfirmasi bahwa memang benar ada dua WNI yang sempat ditangkap oleh Kepolisian Makau atas dugaan melakukan pekerjaan di luar izin kerja yang tertera pada visa.
    Menurut keterangan tertulis dari Direktur Pelindungan WNI (PWNI) Kemlu RI Judha Nugraha di Jakarta, Selasa, kedua WNI tersebut diduga menjalankan kegiatan usaha restoran tanpa lisensi.
    “Setelah dimintai keterangan oleh pihak kepolisian setempat, keduanya telah dilepaskan sambil menunggu proses hukum selanjutnya terkait kasus mereka. Kedua WNI tersebut saat ini sudah bekerja kembali seperti biasa sebagai PMI (ART),” kata Judha.
    Mereka berdua adalah Pekerja Migran Indonesia atau PMI yang bekerja sebagai asisten rumah tangga atau ART.
    Menurut hukum di Makau, lanjut Judha, setiap orang asing yang melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum izin tinggal (visa, dapat diancam dengan hukuman denda mulai dari 5.000 MOP (Rp10 juta) sampai dengan 20.000 MOP (Rp40,2 juta) dan dapat dideportasi dari Makau.

    Direktur PWNI tersebut juga menyatakan bahwa Konsulat Jenderal RI (KJRI) Hong Kong akan terus memantau perkembangan kasus tersebut dan memberikan pendampingan yang diperlukan.
    Dua WNI itu dilaporkan telah ditangkap oleh Kepolisian Makau pada 2 Agustus karena dugaan menjalankan usaha restoran tanpa izin di sebuah kamar apartemen di Makau.
    Disebutkan bahwa WNI tersebut telah menjalankan usaha restoran sejak Juli 2024.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Korut Kecam Keras Rencana Israel Kuasai Kota Gaza

    Korut Kecam Keras Rencana Israel Kuasai Kota Gaza

    Pyongyang

    Otoritas Korea Utara (Korut) mengecam keras rencana Israel menguasai Kota Gaza, Palestina. Korut menilai rencana tersebut melanggar hukum internasional.

    “‘Keputusan’ Kabinet Israel tentang pendudukan penuh Jalur Gaza, Palestina, merupakan tindakan yang jelas melanggar hukum internasional,” ujar seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri kepada Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) dilansir dari Aljazeera, Rabu (13/8/2025).

    Juru bicara tersebut mengatakan rencana ini “jelas menunjukkan niat jahat Israel untuk merebut wilayah Palestina yang diakui secara internasional”. Ia menekankan Gaza merupakan bagian tak terpisahkan dari wilayah Palestina.

    Korea Utara “dengan keras mengecam dan menolak tindakan kriminal Israel yang merebut wilayah tersebut, yang memperburuk krisis kemanusiaan di Jalur Gaza dan secara sewenang-wenang melanggar perdamaian dan stabilitas di kawasan Timur Tengah”.

    “Kami menuntut agar Israel segera menghentikan serangan bersenjata ilegal terhadap warga Palestina dan sepenuhnya menarik diri dari Jalur Gaza,” sambungnya.

    Kabinet keamanan Israel pekan lalu menyetujui rencana yang diusulkan oleh Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu agar militer Tel Aviv “mengambil alih kendali” atas Kota Gaza, kota terbesar di Jalur Gaza. Rencana itu disebut bertujuan untuk “mengalahkan” Hamas di Jalur Gaza.

    (isa/isa)

  • 2 WNI di Makau Ditangkap gegara Buka Restoran Tanpa Lisensi

    2 WNI di Makau Ditangkap gegara Buka Restoran Tanpa Lisensi

    Makau

    Dua warga negara Indonesia (WNI) di Makau, China, ditangkap kepolisian setempat. Keduanya diketahui membuka restoran di apartemen tanpa lisensi.

    Direktur Pelindungan WNI (PWNI) Kemlu RI Judha Nugraha menjelaskan penangkapan tersebut terkait dugaan melakukan pekerjaan di luar izin kerja yang tertera pada visa.

    “Setelah dimintai keterangan oleh pihak kepolisian setempat, keduanya telah dilepaskan sambil menunggu proses hukum selanjutnya terkait kasus mereka. Kedua WNI tersebut saat ini sudah bekerja kembali seperti biasa sebagai PMI (ART),” kata Judha, dilansir Antara, Rabu (13/8/2025).

    Menurut hukum di Makau, lanjut Judha, setiap orang asing yang melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum izin tinggal (visa), dapat diancam dengan hukuman denda mulai dari 5.000 MOP (Rp 10 juta) sampai dengan 20.000 MOP (Rp 40,2 juta) dan dapat dideportasi dari Makau.

    Judha menambahkan Konsulat Jenderal RI (KJRI) Hong Kong akan terus memantau perkembangan kasus tersebut dan memberikan pendampingan yang diperlukan. WNI tersebut diduga telah menjalankan usaha restoran sejak Juli 2024.

    (isa/isa)

  • Beijing Tembak Kapal Perang Jepang, Laut China Timur Memanas

    Beijing Tembak Kapal Perang Jepang, Laut China Timur Memanas

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ketegangan maritim di Asia Timur kembali meningkat. China dilaporkan menembakkan peluru peringatan ke kapal perang Jepang di Laut China Timur pada Juli 2024, insiden yang disebut pengamat sebagai eskalasi serius hubungan kedua negara.

    Menurut laporan Kyodo News, insiden terjadi pada 4 Juli 2024 ketika kapal perusak kelas Akizuki milik Pasukan Bela Diri Maritim Jepang (JMSDF), JS Suzutsuki, memantau latihan tembak langsung Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) di lepas pantai Provinsi Zhejiang, utara Selat Taiwan.

    Otoritas maritim Zhejiang telah menetapkan zona larangan berlayar pada 3-4 Juli. Namun, JS Suzutsuki justru berlayar memasuki perairan teritorial China sejauh 12 mil laut dari garis pantai, setelah beberapa kali peringatan radio diabaikan.

    Pasukan China kemudian menembakkan sedikitnya dua peluru peringatan, di mana satu sebelum kapal melintasi batas, dan satu lagi setelah berada di dalam perairan teritorial.

    Kyodo News menyebut, penyelidikan awal menemukan insiden itu dipicu oleh kesalahan awak kapal yang gagal mengaktifkan peta navigasi penanda batas perairan. Kapal tersebut bertahan sekitar 20 menit di perairan teritorial China sebelum keluar tanpa kerusakan.

    Beijing mengecam tindakan itu sebagai “ilegal dan tidak pantas” serta meminta Tokyo menyelidiki insiden tersebut.

    “Sesuai dengan ketentuan hukum China, kapal militer asing harus mendapatkan persetujuan sebelum memasuki perairan teritorial China. Jika tidak, akan kami tangani sesuai hukum,” tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian pada Senin (11/8/2024).

    Kapten JS Suzutsuki kemudian dicopot pada bulan yang sama, meski Menteri Pertahanan Jepang saat itu, Minoru Kihara, enggan membeberkan alasan pergantian tersebut.

    Pengamat pertahanan Collin Koh menilai insiden ini sebagai peningkatan risiko konflik. “Kapal-kapal China melepaskan tembakan peringatan ke JS Suzutsuki, termasuk sebelum kapal JMSDF memasuki laut teritorial China. Ini jelas eskalasi,” tulisnya di X.

    Konvensi PBB tentang Hukum Laut mengizinkan kapal perang asing melintas di perairan teritorial negara lain dengan prinsip lintas damai. Namun, China menegaskan kapal perang asing harus memiliki izin resmi.

    Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya manuver militer China di sekitar Kepulauan Senkaku/Diaoyu yang diperebutkan dengan Jepang. Buku Putih Pertahanan Jepang 2025 bahkan menyebut Beijing sebagai “tantangan strategis terbesar” bagi Tokyo, menyoroti kerja sama militer China-Rusia dan melebar­nya kesenjangan kekuatan dengan Taiwan, yang diklaim China sebagai wilayahnya.

    (tfa/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Sengketa Blok Ambalat RI-Malaysia, Bahlil Buka Suara

    Sengketa Blok Ambalat RI-Malaysia, Bahlil Buka Suara

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memberikan tanggapan terkait rencana pengembangan Blok Ambalat ke depan. Terutama di tengah memanasnya hubungan Indonesia dan Malaysia setelah negeri Jiran tersebut mengganti istilah Laut Ambalat menjadi Laut Sulawesi.

    Semula, Bahlil mengungkapkan bahwa pihaknya menyerahkan pembahasan mengenai batas teritorial antar kedua negara sepenuhnya kepada Kementerian Pertahanan dan Kementerian Luar Negeri. Namun, ia mengakui ide untuk pemanfaatan bersama potensi migas di Ambalat dengan Malaysia pernah muncul.

    “Kalau secara teritori, itu nanti biarlah Kemhan sama Menlu yang jawab. Tetapi memang ada sempat ide, bahwa Ambalat itu, kalau ada sumber daya alamnya, dikelola bersama. Tapi itu masih dalam batas ide,” ujar Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Senin (11/8/2025).

    Menurut Bahlil, saat ini pembahasan mengenai batasan pasti kedua wilayah negara masih berlangsung. Di samping itu, untuk mengetahui jumlah cadangan atau potensi migas di wilayah tersebut masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

    “Kita baru bicara. Belum-belum. Kita belum penelitian,” tegas Bahlil.

    Sebagaimana diketahui, sengketa mengenai blok Ambalat saat ini terus didiskusikan guna mencapai kesepakatan. Presiden Prabowo Subianto menilai perlu ada penyelesaian secara damai terkait sengketa tersebut. Adapun menurutnya, niat tersebut sudah terlihat dari kedua negara.

    “Ada itikad baik dari dua pihak. Intinya kita mau punya penyelesaian baik,” ujarnya, di Gedung Sasana Budaya Ganesha, Bandung, seperti dikutip pada Sabtu (9/8/2025).

    Sebelumnya, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menegaskan komitmennya untuk mempertahankan kedaulatan Sabah dalam sengketa wilayah maritim dengan Indonesia tersebut.

    “Kami akan melindungi setiap jengkal Sabah. Saya akan mempertahankan prinsip ini. Kami akan merundingkannya dengan benar, tanpa menyerah. Ini semua ada dalam pertemuan, bukan hanya pembicaraan rahasia,” ujar Anwar dalam kunjungannya ke Kota Kinabalu pekan lalu, seperti dilaporkan Malay Mail seperti dikutip pada Sabtu (9/8/2025).

    Sengketa ini mencakup klaim tumpang tindih atas dua blok laut, ND6 dan ND7, yang disebut Malaysia sebagai bagian dari Laut Sulawesi, sementara Indonesia menyebutnya Ambalat. Wilayah ini telah lama dikaitkan dengan cadangan minyak dan gas yang melimpah.

    Pada 27 Juni lalu, Anwar bertemu Prabowo di Jakarta. Keduanya sepakat untuk mengeksplorasi opsi pengembangan bersama atas wilayah sengketa tersebut, meski belum ada kesepakatan final.

    “Diskusi kami dengan Indonesia mengenai Ambalat adalah pertanda persahabatan yang baik. Presiden Prabowo adalah sahabat pribadi dan sahabat keluarga. Saya ingin hubungan ini tetap baik,” ungkap Anwar.

    Kendati ada sinyal positif, sejumlah analis yang dikutip Channel news Asia menilai penyelesaian sengketa ini masih jauh dari rampung. Pakar geopolitik dari Viewfinder Global Affairs, Adib Zalkapli, mengatakan pengembangan bersama Ambalat belum dimasukkan dalam pernyataan resmi karena masih banyak detail teknis yang harus dinegosiasikan.

    “Salah satu kemungkinannya adalah karena kedua belah pihak masih merundingkan aspek teknis perjanjian tersebut, sehingga pernyataan publik dari para pemimpin bisa kontraproduktif,” ujar Adib dikutip pada Sabtu (9/8/2025).

    Ahli geostrategi Azmi Hassan dari Akademi Riset Strategis Nusantara juga menggarisbawahi bahwa status quo masih berlaku di wilayah tersebut. Menurutnya, negosiasi akan lebih fokus pada aspek teknis dan komersial ketimbang politik domestik.

    “Jika tidak dapat diselesaikan soal batas wilayah, maka setidaknya saya pikir usaha patungan akan diberikan antara Petronas dan Pertamina,” ujarnya.

    Azmi menilai hubungan pribadi antara Anwar dan Prabowo bisa mempercepat proses penyelesaian. “Perselisihan ini memang sudah berlarut-larut, tapi hubungan yang sangat dekat antara keduanya akan mempermudah keadaan.”

    Ambalat merupakan wilayah strategis yang telah menjadi sumber ketegangan sejak awal 2000-an. Meski Mahkamah Internasional memutuskan pada 2002 bahwa Pulau Sipadan dan Ligitan menjadi milik Malaysia, batas maritim di sekitarnya belum pernah ditentukan secara resmi.

    Konflik sempat memanas pada 2004 ketika Malaysia memberikan konsesi eksplorasi ke Shell, padahal Indonesia sudah memberi hak serupa kepada perusahaan energi Italia, Eni. Bahkan, pada 2010, kapal angkatan laut kedua negara nyaris terlibat konfrontasi di wilayah itu.

    Meski begitu, Adib optimistis pertemuan tingkat tinggi baru-baru ini bisa membawa kemajuan. “Ketika keuntungan finansial bagi kedua negara sudah jelas, negosiasi kemungkinan besar akan segera selesai.”

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Filipina Nyatakan Siap Perang jika Terseret Konfrontasi China vs Taiwan

    Filipina Nyatakan Siap Perang jika Terseret Konfrontasi China vs Taiwan

    GELORA.CO – Presiden Ferdinand ‘Bongbong’ Marcos Jr mengatakan Filipina akan terseret jika China dan Taiwan berperang.

    Dia lantas menegaskan negara ini harus bersiap-siap perang dalam konfrontasi yang terelakkan itu juga China dan Taiwan perang.

    Filipina adalah negara tetangga terdekat Taiwan. Dalam beberapa tahun terakhir, intelijen negara Barat mengatakan China kemungkinan akan menginvasi pulau tersebut untuk mempertahankan kendalinya.

    “Jika ada perang berkecamuk di dekat kita, apa yang harus kita lakukan? Kita tak bisa menghindarinya,” kata Bongbong saat konferensi pers pada Senin (11/8), dikutip AFP.

    Dia lalu berujar, “Mau tidak mau meskipun kita sangat ingin menghindari konfrontasi dengan siapapun dan di mana pun, perang atas Taiwan akan menyeret Filipina, dengan enggan dan marah, ke dalam konflik tersebut.”

    Sebelum konferensi pers kali ini, Bongbong juga sempat menyinggung konfrontasi China-Taiwan saat berkunjung ke India beberapa waktu lalu.

    Ketika itu, Bongbong melakukan wawancara dengan media FirstPost. Dia lantas mengatakan tak ada cara selain terlibat konflik karena letak geografis Filipina.

    “Filipina tak mungkin bisa menghindarinya hanya karena lokasi geografis fisik kami. Jika terjadi perang habis-habisan, maka kami akan terseret ke dalamnya,” ungkap dia.

    Komentar Marcos Jr ini kemudian membuat China murka. Kementerian Luar Negeri lantas mengirim nota diplomatik ke Manila dan menuduh mereka “bermain api.”

    China dan Filipina terlibat serangkaian perselisihan di Laut China Selatan. Beijing mengeklaim sebagian besar wilayah perairan tersebut meski ada keputusan internasional yang menyatakan pernyataan mereka tak punya dasar hukum.

    Sejak terpilih pada 2022, Marcos meningkatkan kerja sama antara Filipina dan musuh bebuyutan China, Amerika Serikat. Kedua negara ini juga memiliki perjanjian pertahanan bersama.

  • Kejar Kapal Penjaga Pantai Filipina, 2 Kapal China Berakhir Tabrakan

    Kejar Kapal Penjaga Pantai Filipina, 2 Kapal China Berakhir Tabrakan

    GELORA.CO – Dua kapal milik China dan sebuah kapal penjaga pantai Filipina terlibat aksi kejar-kejaran pada Senin (11/8) di perairan yang disengketakan di Laut China Selatan.

    Mengutip AFP, Juru Bicara Penjaga Pantai Filipina, Komodor Jay Tarriela, mengatakan insiden itu terjadi di dekat Beting Scarborough–wilayah karang di perairan Filipina yang juga diklaim oleh China.

    Kejar-kejaran terjadi ketika kapal penjaga pantai Filipina mengawal kapal-kapal yang mendistribusikan bantuan kepada nelayan di daerah tersebut.

    Berdasarkan video yang dirilis Manila, terlihat kapal Penjaga Pantai China dan sebuah kapal yang lebih besar bernomor lambung 164 bertabrakan dengan suara benturan keras.

    “Kapal Penjaga Pantai China CCG 3104, yang sedang mengejar BRP Suluan (kapal penjaga pantai Filipina) dengan kecepatan tinggi, melakukan manuver berisiko dari sisi kanan kapal Filipina, sehingga menabrak kapal perang Angkatan Laut PLA (Tentara Pembebasan Rakyat China),” ujar Tarriela mengutip AFP, Senin (11/8).

    Tarriela menyebut kapal yang bertabrakan tidak tenggelam, tetapi mengalami kerusakan parah di bagian haluan. Ia juga memastikan tidak ada korban dari pihak Filipina dan belum mendapat informasi pasti soal kondisi awak kapal China.

    “Kami tidak yakin apakah mereka berhasil menyelamatkan personel yang berada di bagian depan sebelum tabrakan. Namun kami berharap personel tersebut dalam kondisi baik,” ujarnya.

    Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr menegaskan kapal patroli negaranya akan terus beroperasi di wilayah tersebut untuk mempertahankan hak kedaulatan Manila atas apa yang mereka anggap sebagai bagian dari teritorial Filipina.

    Sementara itu, Juru Bicara Penjaga Pantai China, Gan Yu, membenarkan adanya insiden kejar-kejaran namun tidak menyinggung soal tabrakan.

    “Penjaga Pantai China telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai hukum, termasuk memantau, menekan dari luar, memblokir, dan mengendalikan kapal-kapal Filipina untuk mengusir mereka,” kata Gan.

    Kementerian Luar Negeri China tidak mengonfirmasi maupun membantah insiden tabrakan tersebut saat dimintai komentar oleh AFP.

    Insiden ini menjadi babak terbaru dari rangkaian konfrontasi antara China dan Filipina di Laut China Selatan, wilayah yang hampir seluruhnya diklaim Beijing. 

    Perairan sekitar Beting Scarborough–rantai terumbu karang berbentuk segitiga–telah menjadi titik panas sengketa kedua negara sejak 2012. Lebih dari 60 persen perdagangan maritim global melintasi jalur perairan yang disengketakan tersebut.

  • Siap-Siap, Besok Deadline Gencatan Senjata Perang Dagang Trump-China

    Siap-Siap, Besok Deadline Gencatan Senjata Perang Dagang Trump-China

    Jakarta, CNBC Indonesia – Deadline gencatan senjata perang dagang Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan China akan jatuh besok, Selasa.

    Sebelumnya, kedua negara menyepakati gencatan senjata selama 90 hari pada bulan Mei, di mana bulan lalu kedua negara sepakat untuk mengadakan pembicaraan lebih lanjut mengenai perpanjangan gencatan senjata jika mandek hingga 12 Agustus, di Stockhlom, Finlandia.

    Menyikapi ini, dalam pernyataan terbaru Senin (11/8/2025), China mengatakan berharap AS akan mengupayakan hasil yang positif.

    “Kami berharap AS akan bekerja sama dengan China untuk menindaklanjuti konsensus penting yang dicapai selama panggilan telepon antara kedua kepala negara… dan mengupayakan hasil positif atas dasar kesetaraan, rasa hormat, dan saling menguntungkan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Lin Jian dalam sebuah pernyataan, dikutip AFP.

    Peru diketahui dalam pembicaraan Mei, AS dan China sepakat menetapkan bea masuk sementara, sebesar 30% untuk barang Beijing ke Washington dan 10% untuk sebaliknya.

    Sementara itu, Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer mengatakan bahwa Trump akan memiliki “keputusan akhir” atas perpanjangan gencatan senjata tarif.

    (sef/sef)

    [Gambas:Video CNBC]