Kementrian Lembaga: Kemlu

  • Kemlu: Jenazah Zetro Purba Tiba di Indonesia 9 September 2025

    Kemlu: Jenazah Zetro Purba Tiba di Indonesia 9 September 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Jenazah staf KBRI Lima, Peru, Zetro Leonardo Purba yang meninggal dunia akibat ditembak pada pekan lalu akan tiba di Indonesia pada Selasa (9/9/2025).

    Hal tersebut disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, sebagaimana dilansir Antara, Minggu (7/9/2025).

    Sebagai informasi, Zetro, yang menjabat sebagai Penata Kanselerai Muda di KBRI Lima, ditembak hingga tewas oleh orang yang tidak dikenal di dekat tempat tinggalnya pada Senin (1/9/2025) waktu setempat.

    Menurut laporan media setempat, staf KBRI tersebut meninggal setelah ditembak tiga kali oleh seorang yang tak dikenal beberapa meter dari tempat tinggalnya di wilayah Lince, Lima. Dia baru tiba di Peru untuk menjalankan tugasnya di KBRI lima bulan yang lalu. Zetro sempat bertugas di Konsulat Jenderal RI (KJRI) Melbourne.

    Menurut Juru Bicara Kemlu RI Vahd Nabyl A. Mulachela proses pemulangan jenazah Zetro saat ini masih dikoordinasikan dengan pihak rumah duka dan sarana transportasi khusus pengiriman jenazah.

    “Apabila semuanya berjalan lancar, diharapkan jenazah akan dapat tiba di Indonesia pada 9 September 2025,” ucap Jubir Kemlu dalam siaran video yang diterima Antara.

    Dia pun memastikan bahwa proses autopsi jenazah Zetro oleh pihak kepolisian Peru telah selesai dilakukan beberapa hari yang lalu. Senada, Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI Judha Nugraha sebelumnya menyatakan bahwa jenazah Zetro bisa dipulangkan ke Indonesia dalam waktu dekat.

    “Menurut rencana beberapa hari ke depan, diharapkan (jenazah Zetro) sudah dapat dipulangkan ke Indonesia,” kata Judha menjawab pertanyaan wartawan pada Sabtu (6/9/2025).

    Merespons kejadian penembakan tersebut, Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Anis Matta menyampaikan bahwa pihaknya akan segera mengevaluasi skema perlindungan bagi para diplomat dan staf yang ditempatkan di luar negeri.

    Sementara itu, KBRI Lima telah melakukan koordinasi intensif dengan aparat kepolisian Peru untuk mengawal proses investigasi demi mendapatkan motif dan mengetahui pelaku penembakan terhadap Zetro.

    Pihak kepolisian di Lima sudah berkoordinasi dengan pihak kejaksaan setempat untuk menyelidiki peristiwa ini dan juga telah memberi pengawasan dan penjagaan ekstra kepada keluarga Zetro yang masih berada di Peru.

  • Jenazah Zetro Purba Tiba di RI Selasa Depan, Akan Ada Penghormatan di Kemlu

    Jenazah Zetro Purba Tiba di RI Selasa Depan, Akan Ada Penghormatan di Kemlu

    Jakarta

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Vahd Nabyl Achmad Mulachela, mengatakan jenazah staf KBRI Peru Zetro Leonardo Purba yang tewas ditembak di Lima, Peru, akan tiba di Tanah Air pada Selasa pekan depan. Kendati demikian, Vahd menyebut kepulangan jenazah masih bersifat tentatif.

    “Mengenai perkembangan tentang pemulangan jenazah almarhum Pak Zetro, jadwal tentatif tiba di Indonesia 9/9,” kata Vhad kepada wartawan, Minggu (7/9/2025).

    Vhad menyebut ada rencana Kementerian Luar Negeri akan memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum. Ia mengatakan penghormatan itu akan terbuka untuk media.

    “Rencana sementara kemungkinan akan ada penghormatan dulu di Kemlu, terbuka untuk diliput media. Namun ini masih dimatangkan. Nanti tim dari Infomed yang akan bisa menjelaskan lebih detailnya,” ujarnya.

    Diketahui, Zetro meninggal dunia setelah ditembak tiga kali oleh seseorang yang tak dikenal, beberapa meter dari tempat tinggalnya di wilayah Lince, Lima. Zetro, yang mengalami luka parah akibat tembakan itu, sempat dievakuasi ke Klinik Javier Prado. Namun nyawanya tidak dapat diselamatkan.

    Zetro, yang menjabat Penata Kanselerai Muda di KBRI Lima, dilaporkan sedang bersepeda bersama istrinya saat ditembak. Istrinya berhasil selamat dari penyerangan tersebut dan saat ini masih di bawah perlindungan kepolisian setempat.

    (dwr/knv)

  • 1 WNI Ditangkap Saat Imigrasi Razia Pabrik Baterai Listrik di AS

    1 WNI Ditangkap Saat Imigrasi Razia Pabrik Baterai Listrik di AS

    Jakarta

    Seorang warga negara Indonesia (WNI) berinisial CHT ikut terjaring razia imigrasi di pabrik Hyundai, Amerika Serikat (AS). Saat itu, CHT tengah melakukan pertemuan dengan pihak Hyundai.

    “Otoritas AS (Immigration and Customs Enforcement) melakukan razia di Hyundai Mega Site Battery Plant di Georgia. Dari ratusan yang ditangkap, terdapat 1 WNI atas nama CHT,” kata Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Judha Nugraha kepada wartawan, Sabtu (6/9/2025).

    “CHT adalah satu dari 3 pegawai PT. HLI Green Power yamg sedang melakukan pertemuan dengan Hyundai,” lanjutnya.

    Peristiwa itu terjadi pada Jumat (5/9) waktu setempat. Judha mengatakan dokumen CHT selama di AS mulai dari rencana business trip, paspor, visa hingga undangan dari perusahaan lengkap.

    “CHT memiliki rencana business trip selama 1 bulan di AS dan dilengkapi dengan dokumen paspor, visa dan undangan dari perusahaan,” ucapnya.

    “KJRI Houston telah berkomunikasi dengan Folkston ICE Processing Center, GA, tempat CHT ditahan. KJRI juga telah berkomunikasi rekan kerja CHT dan Hyundai Mega Site Battery Plant. Belum terdapat info lebih detil dari pihak ICE. KJRI akan memberikan pendampingan kekonsuleran untuk CHT,” imbuhnya.

    (dek/dek)

  • Korsel Protes Keras Penahanan 475 Pegawai Hyundai di AS

    Korsel Protes Keras Penahanan 475 Pegawai Hyundai di AS

    Jakarta, CNBC Indonesia – Korea Selatan telah mengajukan keluhan setelah pejabat Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat (AS) yang menahan ratusan orang, termasuk yang diduga pekerja Korea Selatan tanpa dokumen.

    Penahanan ini dilakukan setelah penggerebekan di pabrik baterai Hyundai-LG yang sedang dibangun di negara bagian Georgia, AS.

    Kementerian Luar Negeri di Seoul pada hari Jumat menuntut agar hak-hak investor dan warga negaranya dihormati setelah penggerebekan sehari sebelumnya.

    Beberapa jam kemudian pada hari Jumat, Departemen Keamanan Dalam Negeri AS mengonfirmasi bahwa 475 orang telah ditahan dalam penggerebekan tersebut, sebagian besar berasal dari Korea Selatan.

    Seorang juru bicara mengatakan bahwa komponen imigrasi dari penggerebekan tersebut merupakan bagian dari investigasi yang lebih besar dan berlangsung selama berbulan-bulan terhadap praktik ketenagakerjaan di lokasi tersebut.

    Episode ini menyoroti dampak disruptif dari tindakan keras imigrasi Presiden Donald Trump terhadap upayanya untuk menarik investasi asing. Pabrik Hyundai-LG merupakan bagian dari investasi asing terbesar di negara bagian Georgia.

    “Aktivitas bisnis investor kami dan hak-hak warga negara kami tidak boleh dilanggar secara tidak adil dalam proses penegakan hukum AS,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Selatan, Lee Jaewoong, dalam pidato yang disiarkan televisi, dikutip dari Al-Jazeera, Sabtu (6/9/2025).

    Sejak Trump kembali berkuasa pada bulan Januari, badan Imigrasi dan Bea Cukai AS (ICE) telah diperkuat oleh pendanaan yang memecahkan rekor dan keleluasaan baru untuk melakukan penggerebekan.

    Presiden mengatakan ia ingin mendeportasi penjahat “terburuk dari yang terburuk”. Namun, data ICE menunjukkan peningkatan penahanan non-penjahat.

    Trump juga telah mengubah pendekatan pemerintahannya terhadap penggerebekan di tempat kerja, yang telah diperingatkan oleh para pemimpin bisnis dapat merugikan industri yang sangat bergantung pada pekerja musiman dan tidak berdokumen yang tidak mudah digantikan dengan pekerja rumah tangga.

    (haa/haa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Titah Trump: 475 Pekerja Hyundai di AS Digerebek, Banyak Warga Korsel

    Titah Trump: 475 Pekerja Hyundai di AS Digerebek, Banyak Warga Korsel

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ratusan pekerja di fasilitas aki mobil Hyundai Motor yang sedang dibangun di Georgia, ditahan dalam penggerebekan oleh otoritas AS pada hari Kamis, yang menghentikan pekerjaan di pabrik yang merupakan salah satu investasi utama produsen mobil Korea tersebut di AS.

    Sekitar 475 pekerja, yang sebagian besar adalah warga negara Korea Selatan, ditangkap, menurut pejabat imigrasi AS, operasi penegakan hukum satu lokasi terbesar dalam sejarah Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (DHS).

    Dilansir Reuters, Pemerintahan Presiden Donald Trump telah meningkatkan tindakan keras terhadap imigran, mengganggu bisnis di seluruh negeri, bahkan ketika Gedung Putih telah mendorong lebih banyak arus masuk dari investor asing.

    Penangkapan tersebut dapat memperburuk ketegangan antara Washington dan Seoul, sekutu dan investor utama di AS. Kedua negara telah berselisih mengenai detail kesepakatan perdagangan yang mencakup investasi senilai $350 miliar. Pada pertemuan puncak bulan lalu, Korea Selatan menjanjikan investasi AS senilai US$ 150 miliar – termasuk US$ 26 miliar dari Hyundai Motor.

    Pejabat Keamanan Dalam Negeri mengatakan para pekerja yang ditangkap di lokasi Ellabell, Georgia, dilarang bekerja di AS setelah melintasi perbatasan secara ilegal atau melebihi batas waktu visa.

    “Penyelidikan berlangsung selama beberapa bulan,” ujar Steven Schrank, agen khusus yang bertanggung jawab atas investigasi untuk Georgia, dalam sebuah konferensi pers.

    “Ini bukan operasi imigrasi di mana agen memasuki lokasi, mengumpulkan orang-orang, dan menempatkan mereka di dalam bus,” ujarnya. Schrank mengatakan terdapat jaringan subkontraktor di lokasi tersebut.

    “Para pekerja yang ditangkap ditahan di fasilitas penahanan ICE di Folkston, Georgia. Sebagian besar dari 475 orang tersebut adalah warga negara Korea Selatan,” ujarnya Schrank

    Juru bicara Hyundai Motor mengatakan tidak ada satu pun orang yang ditahan yang bekerja langsung di perusahaan mobil tersebut.

    Perusahaan tersebut mengatakan bahwa kepala manufaktur untuk Amerika Utara, Chris Susock, akan “mengambil alih tata kelola seluruh megasite di Georgia.”

    “Kami akan melakukan investigasi untuk memastikan semua pemasok dan subkontraktor mereka mematuhi semua hukum dan peraturan. Hyundai tidak menoleransi siapa pun yang tidak mematuhi hukum,” demikian pernyataan perusahaan.

    Media Korea menyebutkan jumlah warga Korea Selatan yang ditahan sekitar 300 orang. Penggerebekan tersebut-yang dijuluki “Operasi Tegangan Rendah”-melibatkan lebih dari 400 petugas penegak hukum setelah penyelidikan selama berbulan-bulan.

    Seorang juru bicara di mitra usaha patungan baterai Hyundai, produsen baterai Korea Selatan LG Energy Solutions mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka bekerja sama dan telah menghentikan sementara pekerjaan konstruksi. Fasilitas tersebut, yang merupakan usaha patungan antara LGES dan Hyundai Motor, dijadwalkan mulai beroperasi pada akhir tahun ini, menurut LGES.

    Saham Hyundai Motor ditutup turun 0,7% pada hari Jumat, dan saham LGES turun 2,3%.

    Di bawah kepemimpinan Trump, Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai, atau ICE, bagian dari DHS, telah mendorong tindakan keras pemimpin Partai Republik tersebut terhadap para migran, yang didukung oleh pendanaan yang memecahkan rekor dan keleluasaan baru untuk melakukan penggerebekan.

    Trump mengatakan ia ingin mendeportasi penjahat “terburuk dari yang terburuk”, tetapi data ICE menunjukkan peningkatan jumlah non-penjahat yang ditangkap. Para aktivis hak asasi manusia mengecam penggerebekan semacam itu.

    Gedung Putih mengatakan pada hari Jumat bahwa “setiap pekerja asing yang didatangkan untuk proyek-proyek tertentu harus memasuki Amerika Serikat secara legal dan dengan izin kerja yang sesuai.”

    Kementerian Luar Negeri Korea Selatan menyatakan penyesalan dan kekhawatirannya atas penggerebekan tersebut.

    “Aktivitas ekonomi perusahaan-perusahaan kami yang berinvestasi di Amerika Serikat dan kepentingan warga negara kami tidak boleh dilanggar secara tidak semestinya selama proses penegakan hukum AS,” kata juru bicara kementerian Lee Jae-woong dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat.

    Video di media sosial menunjukkan seorang pria mengenakan rompi bertuliskan HIS, akronim untuk Investigasi Keamanan Dalam Negeri, memberi tahu para pekerja dengan rompi keselamatan kuning.

    “Kami memiliki surat perintah penggeledahan untuk seluruh lokasi. Kami ingin konstruksi segera dihentikan. Kami ingin semua pekerjaan di lokasi itu segera dihentikan.”

    Departemen Kehakiman AS dalam sebuah pernyataan mengatakan beberapa orang mencoba melarikan diri selama penggerebekan. Beberapa orang harus disedot keluar dari kolam limbah di lokasi tersebut, kata Departemen Kehakiman.

    Partai Demokrat Georgia mengutuk penggerebekan tersebut, menyebutnya sebagai bagian dari “taktik menakut-nakuti bermotif politik yang dirancang untuk meneror orang-orang yang bekerja keras mencari nafkah, menggerakkan perekonomian kita, dan berkontribusi kepada masyarakat di seluruh Georgia yang telah mereka jadikan rumah.”

    Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Gubernur Georgia Brian Kemp mengatakan: “Di Georgia, kami akan selalu menegakkan hukum, termasuk semua undang-undang imigrasi negara bagian dan federal.”

    Hyundai menyatakan produksi kendaraan listriknya di lokasi yang luas tersebut tidak terpengaruh.

    Pada tahun 2023, Hyundai Motor dan LG Energy mengumumkan kerja sama senilai $4,3 miliar untuk memproduksi sel baterai kendaraan listrik (EV), dengan masing-masing perusahaan memegang 50% saham. Pabrik tersebut akan memasok baterai untuk model EV Hyundai, Kia, dan Genesis.

    Pabrik baterai tersebut merupakan bagian dari investasi Hyundai senilai $12,6 miliar di negara bagian tersebut, termasuk pabrik mobil yang baru saja dibuka oleh produsen mobil tersebut, yang akan menjadi proyek pembangunan ekonomi terbesar, membuka lembaran baru dalam sejarah negara bagian.

    (haa/haa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Jenazah Zetro Purba Tiba di RI Selasa Depan, Akan Ada Penghormatan di Kemlu

    Janji Presiden Peru ke Prabowo Usut Pembunuhan Staf KBRI

    Jakarta

    Staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Zetro Leonardo Purba tewas usai ditembak orang tak dikenal saat di luar kediamannya di ibu kota Peru, Lima. Presiden Peru Dina Boluarte bersurat ke Presiden Prabowo Subianto janji mengusut tuntas kasus ini.

    Zetro ditembak saat baru tiba di kediamannya pada Senin (1/9/2025) malam setelah bersepeda dengan istrinya. Dia sempat dibawa ke rumah sakit setempat dalam kondisi kritis, namun kemudian dinyatakan meninggal dunia.

    Otoritas Peru mengungkap Zetro tewas ditembak tiga kali oleh pelaku. Rekaman CCTV menunjukkan penyerang melepaskan tembakan, lalu kabur dengan sepeda motor bersama seorang rekan. Menteri Dalam Negeri Peru, Carlos Malaver, menyebut insiden ini sebagai “pembunuhan kontrak”.

    Polisi menegaskan tidak ada barang korban yang hilang, sehingga penyerangan tersebut diyakini memang bertujuan menghabisi nyawa. Zetro diketahui baru lima bulan bertugas di Peru, meninggalkan seorang istri dan tiga anak.

    Jenazah Zetro akan tiba awal pekan depan pada hari Selasa (9/9). Ketua RW setempat Aris Indra mengatakan jenazah Zetro nantinya tidak langsung dibawa ke rumah duka di Ciputat, Tangerang Selatan. Almarhum akan disemayamkan lebih dulu di kantor Kementerian Luar Negeri.

    “Info jenazah tiba di Jakarta langsung ke Gedung Pancasila Kemlu, Pejambon,” jelas dia.

    Namun Aris mengaku belum mengetahui pasti kapan jenazah akan terbang menggunakan pesawat. Jika perkiraan hari Selasa (9/9), maka jenazah perlu berangkat paling lambat sekitar Minggu (7/9).

    “Flight belum ada info, masih menunggu info lanjutan,” sambungnya.

    Presiden Peru Kirim Surat ke Prabowo

    Presiden Dina Boluarte melalui Menlu Elmer Schialer menyatakan belasungkawa mendalam kepada keluarga Zetro dan pemerintah Indonesia. Ia juga meyakinkan Presiden Prabowo bahwa penyelidikan akan dilakukan secara serius.

    “Nyonya Presiden juga meyakinkan Presiden Indonesia bahwa semua sumber daya yang diperlukan sedang dikerahkan untuk memastikan investigasi ini menyeluruh, cepat, dan efisien, serta untuk mengidentifikasi pelaku intelektual dan material dari tindakan kekerasan ini,” kata Schialer.

    Schialer menambahkan jenazah Zetro akan segera dipulangkan ke Indonesia bersama keluarga. Pemerintah Peru pun menawarkan peningkatan keamanan bagi KBRI dan warga negara Indonesia di Lima.

    Kemlu RI Tegaskan Kawal Kasus

    Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menegaskan akan terus mengawal penyelidikan kasus penembakan ini. Menlu RI Sugiono telah berkomunikasi langsung dengan Menlu Peru untuk mendesak investigasi yang transparan dan cepat.

    “KBRI Lima terus lakukan koordinasi dengan kepolisian Peru, meminta agar proses investigasi berjalan profesional dan dipercepat,” ujar Juru Bicara II Kemlu RI, Vahd Nabyl Achmad Mulachela.

    Kemlu RI memastikan dukungan penuh bagi keluarga almarhum, sekaligus menekankan perlindungan maksimal bagi personel diplomatik serta WNI di Peru. Pemerintah Indonesia menegaskan kasus ini tidak akan dibiarkan tanpa kejelasan hingga pelaku berhasil ditangkap dan diproses hukum.

    Sosok Zetro

    Ditjen Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI merasa sangat kehilangan Zetro. Mereka mengenang sosok Zetro sebagai pribadi yang riang dan ramah kepada semua orang.

    “Orangnya sangat fun, sangat baik, sangat ramah, terus apa pun yang saya minta, ‘Siap, Bu, kita laksanakan bersama’. Saya terus terang sangat kehilangan salah satu orang terbaik saya ya, dan kita sangat kehilangan,” ujar Sekretaris Dirjen Kerja Sama ASEAN, Kemenlu, Carolina Tinangon, setelah melayat ke rumah duka di Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu (3/9/2025).

    Bagi Carolina, Zetro adalah orang yang bisa diajak bekerja sama dengan baik. Sikap Zetro, menurutnya, dapat membawa banyak dampak positif kepada orang sekitarnya.

    “He is always ready to be apa pun, dia nggak milih-milih pekerjaan. Menurut saya itu, he is very helpful person. Dan buat kita, kita semua merasa kehilangan, dan orangnya ceria, gembira. Kalau ada apa-apa, ‘Bu, gimana?’ itu membuat suasana kantor enak gitu buat saya. Jadi kita semua merasa kehilangan,” ungkap dia.

    Carolina mengingat Zetro pernah bekerja dengannya di Ditjen Kerja Sama ASEAN dua tahun lalu. Di sana Zetro banyak mengurus hal yang berkaitan dengan logistik.

    Halaman 2 dari 2

    (wia/idn)

  • China Bantah Tuduhan Trump Soal Konspirasi Lawan AS

    China Bantah Tuduhan Trump Soal Konspirasi Lawan AS

    Beijing

    China membantah tuduhan yang dilontarkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump soal Presiden Xi Jinping bersama Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un sedang berkonspirasi melawan AS.

    Beijing membela keputusannya mengundang Putin dan Kim Jong Un untuk menghadiri parade militer memperingati 80 tahun kemenangan China atas Jepang dalam Perang Dunia II.

    Tuduhan Trump itu disampaikan via media sosial Truth Social, dengan sang Presiden AS menitipkan kepada Xi untuk menyampaikan salam hangat bagi Putin dan Kim Jong Un. Namun Trump kemudian menyebut ketiga pemimpin itu “berkonspirasi melawan Amerika Serikat”.

    Ketika ditanya tentang tuduhan Trump itu, seperti dilansir AFP, Kamis (4/9/2025), Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa “tamu-tamu asing” diundang untuk memperingati berakhirnya Perang Dunia II.

    “Tujuannya adalah bekerja sama dengan negara-negara dan masyarakat yang cintai damai untuk mengenang sejarah, mengenang para martir, menghargai perdamaian, dan menciptakan masa depan,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, kepada wartawan.

    “Pembangunan hubungan diplomatik China dengan negara mana pun tidak pernah dimaksudkan untuk melawan pihak ketiga mana pun,” tegasnya.

    Bantahan juga disampaikan oleh Kremlin yang menyebut tuduhan Trump itu sebagai sindiran.

    Tuduhan itu disampaikan Trump pernyataannya via media sosial Truth Social pada Rabu (3/9), saat China menggelar parade militer besar-besaran. Xi tampil akrab bersama Putin dan Kim Jong Un pada momen yang diabadikan oleh media massa.

    “Tolong (Presiden Xi) sampaikan salam hangat saya kepada Vladimir Putin, dan Kim Jong Un, saat kalian berkonspirasi melawan Amerika Serikat,” tulis Trump.

    Trump, dalam pernyataannya, juga menekankan peran AS dalam mendukung China selama Perang Dunia II melawan invasi Jepang. Dia menyesalkan Xi tidak menyebut besarnya dukungan dan peran AS dalam membantu China meraih kemenangan dalam perang.

    Tonton juga video “‘Monster Nuklir’ DF-5C yang Dipamerkan China Bisa Jangkau AS-Eropa” di sini:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Pencaplokan Tepi Barat Jadi ‘Garis Merah’!

    Pencaplokan Tepi Barat Jadi ‘Garis Merah’!

    Abu Dhabi

    Uni Emirat Arab (UEA) melontarkan peringatan untuk Israel terkait langkah negara itu untuk mencaplok sebagian wilayah Tepi Barat. UEA, yang telah mengakui Israel, menegaskan bahwa pencaplokan Tepi Barat akan menjadi “garis merah”.

    Asisten menteri urusan politik pada Kementerian Luar Negeri UEA, Lana Nusseibeh, seperti dilansir AFP, Kamis (4/9/2025), menyebut pencaplokan Tepi Barat oleh Israel akan “sangat merusak” Perjanjian Abraham yang mendasari terjalinnya hubungan antara Abu Dhabi dan Tel Aviv pada tahun 2020 lalu.

    Bulan lalu, Israel menyetujui proyek permukiman besar di area Yerusalem bagian timur, yang memicu kritikan dan peringatan dari komunitas internasional bahwa langkah tersebut mengancam kelangsungan negara Palestina di masa depan.

    Pada Rabu (3/9), Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menyerukan aneksasi sebagian besar wilayah Tepi Barat, setelah Belgia mengumumkan rencananya untuk mengakui negara Palestina — menyusul Prancis, Inggris, Kanada dan Australia.

    “Sejak awal, kami memandang perjanjian (Perjanjian Abraham-red) ini sebagai cara untuk memungkinkan dukungan berkelanjutan kami bagi rakyat Palestina dan aspirasi sah mereka untuk sebuah negara merdeka,” kata Nusseibeh dalam pernyataan yang dikirimkan kepada AFP.

    “Proposal untuk mencaplok sebagian wilayah Tepi Barat, yang dilaporkan sedang dibahas dalam pemerintahan Israel, merupakan bagian dari upaya yang, menurut seorang menteri Israel, akan ‘mengubur gagasan negara Palestina’,” sebutnya.

    UEA bersama Bahrain dan Maroko mengakui Israel berdasarkan Perjanjian Abraham selama masa jabatan pertama Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang menentang konsensus Arab bahwa tidak akan ada hubungan tanpa negara Palestina.

    “Aneksasi di Tepi Barat akan menjadi garis merah bagi UEA,” tegas Nusseibeh dalam pernyataannya.

    “Hal itu akan sangat merusak visi dan semangat perjanjian, mengakhiri upaya integrasi regional, dan akan mengubah konsensus bersama mengenai bagaimana seharusnya arah konflik ini — dua negara yang hidup berdampingan dalam damai, sejahtera, dan aman,” ucapnya.

    Permukiman Israel di Tepi Barat dianggap ilegal di bawah hukum internasional.

    “Kami menyerukan pemerintah Israel untuk menangguhkan rencana-rencana ini. Ekstremis, apa pun bentuknya, tidak boleh dibiarkan mendikte arah perkembangan kawasan ini,” cetus Nusseibeh.

    Tonton juga video “UEA Dituding Menjadi Dalang Serangan Drone di Port Sudan” di sini:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Jenazah Zetro Purba Tiba di RI Selasa Depan, Akan Ada Penghormatan di Kemlu

    Kabar Terbaru Staf KBRI Peru Ditembak Pembunuh Bayaran

    Jakarta

    Kematian staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Lima, Zetro Leonardo Purba, diselidiki otoritas Peru. Temuan terbaru otoritas Peru, Zetro Purba diduga ditembak oleh pembunuh bayaran dan tak ada barang korban yang hilang digondol pelaku.

    Zetro yang berusia 40 tahun itu bekerja sebagai Penata Kanselerai Muda di KBRI Lima. Menurut otoritas setempat, Zetro ditembak tiga kali pada Senin (1/9) malam ketika dia tiba di gedung tempat tinggalnya di Lima usai bersepeda dengan istrinya.

    Staf KBRI itu dilarikan ke rumah sakit setempat dalam kondisi luka parah, namun kemudian dinyatakan meninggal dunia. Otoritas Peru belum menyebutkan dugaan motif di balik penembakan maut itu.

    Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Peru, Carlos Malaver, menyebut staf KBRI itu tewas ditembak oleh pembunuh bayaran. Seperti dilansir Associated Press, Rabu, (3/9), mengatakan dalam rapat dengan para anggota parlemen Peru bahwa serangan itu merupakan “pembunuhan yang memenuhi syarat dalam bentuk pembunuhan kontrak”.

    Kepolisian Peru telah merilis dua rekaman kamera pengawas yang menunjukkan seseorang yang mengenakan helm, yang diduga pelaku, melepas tembakan sebanyak dua kali ke arah Zetro, yang langsung tumbang ke tanah.

    Rekaman kamera pengawas itu kemudian menunjukkan si terduga pelaku menembak staf KBRI itu untuk ketiga kalinya dan langsung melarikan diri dari lokasi dengan sepeda motor yang dikendarai oleh satu orang lainnya.

    Tonton juga video “Diplomat RI Tewas Ditembak di Peru, Diduga Ulah Pembunuh Bayaran” di sini:

    Tak Ada Barang Zetro yang Dicuri

    Mendagri Malaver menambahkan bahwa tidak ada barang yang dicuri dari staf KBRI tersebut, yang baru tiba di Peru sekitar lima bulan lalu. Zetro memiliki seorang istri dan tiga anak.

    “Mereka menunggunya dan peluru-peluru itu mengenai kepalanya; mereka ingin membunuhnya,” kata Malaver membahas tersangka penembakan tersebut.

    Menlu RI Sugiono, dalam pernyataannya, menyerukan “investigasi menyeluruh, transparan, dan cepat, serta perlindungan semaksimal mungkin bagi para personel diplomatik dan warga negara Indonesia di Peru”.

    Menlu Peru Elmer Schialer mengatakan kepada wartawan bahwa masalah utama Peru adalah “ketidakamanan” dan mengakui bahwa pembunuhan staf KBRI itu merupakan “satu lagi peringatan” terkait masalah semacam itu.

    Terduga Pelaku Terus Diburu

    Aparat kepolisian Peru terus memburu terduga pembunuh Zetro Purba yang ditembak mati di luar kediamannya di Lima.

    Kemlu Peru dalam sebuah pernyataan, menawarkan untuk meningkatkan keamanan bagi para staf dan KBRI di Lima, yang seperti wilayah lain di Peru, telah mengalami lonjakan kejahatan kekerasan, khususnya pemerasan.

    Kementerian menambahkan bahwa kepolisian Peru “sedang melakukan investigasi yang diperlukan untuk mengklarifikasi latar belakang di balik serangan tersebut dan untuk mengidentifikasi mereka yang bertanggung jawab.”

    Karangan bunga berjejer di Rumah Duka Staf KBRI Peru, Zetro Purba. (Taufiq Syarifudin/detikcom)

    Halaman 2 dari 3

    (rfs/isa)

  • Keluarga kenang sosok staf KBRI korban penembakan OTK di Peru

    Keluarga kenang sosok staf KBRI korban penembakan OTK di Peru

    Beliau ini adalah salah satu utusan dari Kemenlu, jadi dia sering tugas ke beberapa negara dan salah satu kebanggaan keluarga. Orangnya low profil ya, terus dia sangat membantu buat keluarga dan teman-temannya

    Tangerang Selatan (ANTARA) – Keluarga staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Lima, Peru, Zetro Leonardo Purba (40), yang merupakan korban penembakan orang tak dikenal (OTK) di Lima pada Senin (1/9) malam mengenang sosok almarhum sebagai pribadi yang rendah hati.

    “Saya sendiri ketemunya pas dia mau berangkat tugas ke Peru. Komunikasi ke orang tuanya sendiri itu tiap hari gitu, lewat telepon, lewat WhatsApp video,” kata Maradu Munthe, salah satu keluarga mendiang Zetro di Tangerang, Rabu.

    Oleh karena itu, katanya, kabar kepergiannya membuat seluruh keluarga kaget.

    Kabar duka cita ini disampaikan oleh istri almarhum kepada orang tuanya setelah dilakukan perawatan di rumah sakit pasca-peristiwa nahas itu terjadi.

    “Tadi pagi dari istrinya menelepon ke mama almarhum kalau anaknya sedang dibawa ke rumah sakit. Beberapa menit kemudian, dia telepon lagi kalau Zetro sudah meninggal atau dipanggil Tuhan,” jelasnya.

    Dia menuturkan pertemuannya terakhir kali bersama Zetro saat hendak berangkat untuk bertugas ke Peru. “Komunikasi dengan orang tua dan keluarga tidak ada hambatan atau berjalan lancar,” katanya.

    Selain itu, sosok Zetro menjadi kebanggaan keluarga yang dikenal low profil dan pribadinya dikenal baik kepada keluarga serta rekannya.

    “Beliau ini adalah salah satu utusan dari Kemenlu, jadi dia sering tugas ke beberapa negara dan salah satu kebanggaan keluarga,” tuturnya.

    “Orangnya low profil ya, terus dia sangat membantu buat keluarga dan teman-temannya,” ungkapnya.

    Hingga saat ini, pihak keluarga masih menunggu kepulangan jasad Zetro yang rencananya akan diterbangkan langsung dari Peru ke Indonesia.

    Sebelumnya, Seorang staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Lima, Peru, Zetro Leonardo Purba, dilaporkan meninggal dunia setelah menjadi korban penembakan di Lima pada Senin malam (1/9) waktu setempat.

    Menurut laporan media setempat Panamericana Television, yang dipantau di Jakarta pada Selasa, staf KBRI Lima tersebut meninggal setelah ditembak tiga kali oleh seseorang yang tak dikenal beberapa meter dari tempat tinggalnya di wilayah Lince, Lima.

    Penata Kanselerai Muda di KBRI Lima tersebut dilaporkan sedang bersepeda bersama istrinya saat ditembak.

    Ia sempat dievakuasi ke Klinik Javier Prado, namun nyawanya tak dapat diselamatkan.

    Sang istri selamat dari penyerangan tersebut, dan ia saat ini masih di bawah perlindungan kepolisian setempat.

    Menurut informasi dari pihak kepolisian setempat, Zetro baru tiba di Peru untuk tugasnya lima bulan yang lalu. Ia diketahui sempat bertugas di KJRI Melbourne, Australia.

    Kepolisian dan tim forensik setempat telah melakukan olah TKP tempat Zetro ditemukan tewas. Menurut informasi dari media setempat, KBRI Lima telah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri Peru terkait peristiwa ini.

    Pewarta: Azmi Syamsul Ma’arif
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.