Kementrian Lembaga: Kemlu

  • Kata Kemlu soal Kondisi WNI yang Ikut Kapal Global Sumud Flotilla

    Kata Kemlu soal Kondisi WNI yang Ikut Kapal Global Sumud Flotilla

    Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyebut warga negara Indonesia (WNI) yang ikut dalam pelayaran bantuan kemanusiaan ke Palestina, Global Sumud Flotilla dalam kondisi baik.

    WNI tersebut bernama Muhammad Husein yang diketahui sedang mengikuti ekspedisi penyaluran bantuan ke Gaza.

    Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Kemenlu RI, Judha Nugraha menyebut hingga 2 Oktober 2025, Husein tercatat sedang dalam pelayaran menuju Siprus.

    “Berdasarkan komunikasi per tanggal 2 Oktober 2025, kondisi yang bersangkutan dalam keadaan baik,” katanya dalam keterangan singkatnya dikutip Jumat (3/10/2025).

    Judha melanjutkan, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Roma yang memiliki wilayah kerja di Siprus telah menerjunkan petugas di Siprus untuk memberikan bantuan yang diperlukan.

    Dia menambahkan, Kemenlu RI juga akan terus memberikan perhatian terhadap keberadaan Husein di ekspedisi bantuan untuk Palestina tersebut.

    “Kami terus memonitor dan  menjalin komunikasi dengan WNI yang bergabung dalam pelayaran Global Sumud Flotilla,” kata Judha.

    Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Israel menyatakan para aktivis pro-Palestina yang berada di kapal Global Sumud Flotilla akan dideportasi ke Eropa setelah dicegat oleh angkatan laut Israel.

    “Para penumpang Hamas-Sumud di kapal mereka sedang dalam perjalanan dengan aman dan damai menuju Israel, tempat prosedur deportasi ke Eropa akan dimulai. Para penumpang dalam kondisi selamat dan sehat,” demikian pernyataan Kemenlu Israel pada Kamis (2/10/2025) melalui platform media sosial X.

    Salah satu orang yang ditahan dalam pencegatan ini adalah Greta Thunberg, aktivis iklim asal Swedia.

    Selain Thunberg, peserta lainnya termasuk Mandla Mandela, cucu Nelson Mandela, serta sejumlah anggota parlemen Italia, negara yang belakangan dilanda gelombang protes antiperang.

  • Presiden Afsel Desak Israel Bebaskan Aktivis Flotilla Termasuk Cucu Mandela

    Presiden Afsel Desak Israel Bebaskan Aktivis Flotilla Termasuk Cucu Mandela

    Pretoria

    Presiden Afrika Selatan (Afsel) Cyril Ramaphosa mendesak Israel untuk membebaskan para aktivis yang ditahan, setelah rombongan kapal Global Sumud Flotilla dicegat Israel saat berlayar membawa bantuan ke Jalur Gaza. Terdapat cucu mantan Presiden Nelson Mandela di antara para aktivis yang ditahan Israel.

    Ramaphosa dalam pernyataannya, seperti dilansir Al Arabiya, Jumat (3/10/2025), juga mengecam pencegatan yang dilakukan pasukan Israel terhadap puluhan kapal itu sebagai pelanggaran hukum internasional.

    “Pencegatan Global Sumud Flotilla merupakan pelanggaran berat lainnya yang dilakukan oleh Israel terhadap solidaritas dan sentimen global yang bertujuan untuk meringankan penderitaan di Gaza dan memajukan perdamaian di kawasan tersebut,” kata Ramaphosa dalam pernyataannya pada Kamis (2/10).

    Afrika Selatan telah menggugat Israel ke Mahkamah Internasional (ICJ), menuduh negara Yahudi itu melakukan genosida atas perang yang menghancurkan di Jalur Gaza. Tuduhan itu telah dibantah keras oleh Israel.

    Dalam pernyataannya, Ramaphosa menyebut pencegatan armada kapal yang membawa bantuan kemanusiaan oleh pasukan Israel di perairan internasional itu telah melanggar putusan Mahkamah Internasional yang menyatakan bahwa bantuan kemanusiaan harus diizinkan mengalir tanpa hambatan.

    Global Sumud Flotilla, yang melibatkan sekitar 45 kapal yang membawa para politisi dan aktivis dari berbagai negara termasuk aktivis Swedia Greta Thunberg, berangkat dari Spanyol bulan lalu dengan tujuan menembus blokade Israel atas Jalur Gaza.

    Cucu laki-laki mendiang Mandela, Nkosi Zwelivelile Mandela, atau yang akrab dipanggil Mandla, ikut dalam misi Global Sumud Flotilla tersebut.

    Dalam wawancara dengan Reuters sebelum meninggalkan Afrika Selatan untuk bergabung dengan misi itu, Mandla mengatakan bahwa kehidupan warga Israel di bawah pendudukan Israel lebih buruk daripada apa pun yang dialami warga kulit hitam Afrika Selatan di bawah apartheid.

    Israel selalu menolak perbandingan antara kehidupan warga Palestina di bawah pendudukannya atau blokade ekonomi selama lebih dari setengah abad dengan era apartheid di Afrika Selatan, ketika mayoritas warga kulit hitam diperintah oleh pemerintahan minoritas kulit putih yang represif.

    Sementara itu, penyelenggara Global Sumud Flotilla, seperti dilansir Anadolu Agency, mengonfirmasi bahwa lebih dari 450 aktivis dari 47 negara telah dipindahkan ke pelabuhan Ashdod di Israel bagian selatan setelah sebagian besar kapal dicegat pasukan Tel Aviv.

    Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan bahwa para aktivis yang ditahan akan dideportasi ke Eropa setelah dibawa ke pelabuhan Ashdod.

    Tel Aviv juga mengakui bahwa ada satu kapal Global Sumud Flotilla yang masih berlayar di kejauhan, dan bersumpah akan mencegahnya mendekati Jalur Gaza.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Fantastis, Israel Bayar Influencer Rp 116 Juta Per Postingan di Medsos

    Fantastis, Israel Bayar Influencer Rp 116 Juta Per Postingan di Medsos

    Tel Aviv

    Otoritas Israel mengerahkan pasukan influencer di media sosial untuk mempengaruhi opini publik mengenai perang yang terus berkecamuk di Jalur Gaza. Setiap influencer dilaporkan mendapatkan bayaran fantastis hingga mencapai sebesar US$ 7.000 atau setara Rp 116,2 juta per postingan propaganda Israel.

    Langkah semacam itu, seperti dilansir Middle East Monitor, Jumat (3/10/2025), dilakukan saat opini publik global mulai bergeser secara tajam dalam menentang perang yang dikobarkan Israel di di Jalur Gaza, dengan tuduhan genosida terhadap negara Yahudi itu semakin meluas.

    Dalam operasi yang digencarkan di media sosial, Israel semakin mengintensifkan upaya-upaya untuk mendominasi ruang informasi melalui jaringan influencer berbayar, manipulasi algoritma, content framing melibatkan AI, dan kemitraan media secara rahasia atau diam-diam.

    Praktik itu terungkap dari dokumen yang diajukan berdasarkan Undang-undang Pendaftaran Agen Asing Amerika Serikat (AS), yang menunjukkan bagaimana kampanye Israel secara luas dirancang untuk mendistorsi wacana publik, terutama di kalangan muda, dan menangkis tuduhan genosida yang semakin meningkat.

    Kementerian Luar Negeri Israel, melalui kontraktor Bridges Partners, dilaporkan telah membayar hingga US$ 7.000 (Rp 116,2 juta) per postingan kepada para influencer untuk memposting konten pro-Israel di platform seperti TikTok dan Instagram.

    Menurut laporan Responsible Statecraft, operasi “Kampanye Influencer” ini memiliki anggaran sebesar US$ 900.000 (Rp 14,9 miliar) yang mencakup pembayaran 75-90 postingan antara Juni hingga September 2024. Konten tersebut diproduksi di bawah sebuah inisiatif yang disebut “Proyek Esther”.

    Nama tersebut mirip dengan inisiatif terpisah oleh lembaga think-tank sayap kanan AS, Heritage Foundation, yang meluncurkan “Proyek Esther” mereka pada Oktober 2024. Kampanye ini fokus mengidentifikasi dan melawan retorika “antisemitisme” di kampus-kampus AS dan dalam wacana publik.

    Kedua proyek itu, menurut Responsible Statecraft, tidak berkaitan secara resmi, namun memiliki tujuan ideologis yang sama, yakni mengkategorikan solidaritas Palestina dan kritikan terhadap Israel sama dengan ekstremisme demi mendelegitimasi perbedaan pendapat.

    Strategi lebih luas tidak hanya melibatkan konten pro-Israel, tetapi juga upaya mengubah arsitektur platform informasi. Upaya ini melibatkan perusahaan bernama Clock Tower X LLC, yang mendapatkan kontrak senilai US$ 6 juta dari pemerintah Israel untuk menyebarkan pesan pro-Israel kepada Gen Z.

    Kontrak Clock Tower mencakup upaya mempengaruhi bagaimana perangkat AI, seperti ChatGPT, merespons pertanyaan tentang Israel dan Palestina. Upaya ini bertujuan memastikan perangkat AI lebih cenderung menyuarakan poin-poin pro-Israel — bukan karena faktanya benar, tetapi karena internet telah secara strategis disemai dengan perspektif tersebut melalui cara khusus.

    Berbicara kepada para influencer Israel pekan lalu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengakui bahwa ruang digital menjadi garda terdepan yang “paling penting” dalam upaya Israel untuk menjustifikasi perangnya.

    “Anda tidak bisa berperang hari ini dengan pedang, itu tidak efektif. (Senjata) Yang paling penting adalah media sosial,” sebutnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Kenapa Global Flotilla Kirim Bantuan Lewat Laut Meski Israel Tutup Akses?

    Kenapa Global Flotilla Kirim Bantuan Lewat Laut Meski Israel Tutup Akses?

    Jakarta

    Angkatan Laut Israel mencegat sejumlah kapal bagian dari Global Sumud Flotilla (GSF) yang membawa bantuan ke Gaza dan menahan para aktivis di dalamnya, termasuk aktivis iklim Swedia Greta Thunberg.

    Pihak berwenang Israel mengatakan para aktivis tersebut dipindahkan ke pelabuhan Israel, tempat proses deportasi mereka akan dimulai.

    Para aktivis yang terlibat dalam pengiriman bantuan kemanusiaan itu mengatakan mereka berada di perairan internasional saat terjadi penangkapan.

    GSF mengatakan beberapa kapal masih dicegat pada Kamis (02/09) pagi.

    Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan telah mencegat semua kapal kecuali satu. Israel mengatakan satu kapal masih “berada di kejauhan”, tapi akan dicegat jika mendekat.

    BBCComplete the translations here: https://tinyurl.com/wj6kfa77Fill-in the commissioning form https://bit.ly/ws_design_form with this title in English: Gaza flotilla tracker map – 1245 BST – 2025100104

    Sebelumnya, pada pekan lalu, para aktivis melaporkan dugaan serangan terhadap armada tersebut.

    “[Pesawat tak berawak] itu mendarat tepat di luar perahu dan mengenai wajah saya, menyebabkan iritasi selama 30 detik, tapi saya berhasil membersihkannya dengan air bersih dan baik-baik saja.”

    Kapal yang ia tumpangi, Yulara, adalah bagian dari GSF, armada yang terdiri dari sekitar 50 kapal dengan 300 aktivis.

    GSF mengatakan sejumlah kapal melaporkan ledakan setelah benda tak dikenal dijatuhkan di dek mereka saat berada di laut selatan Pulau Kreta, Yunani.

    Suara pesawat tanpa awak terdengar di atas kepala dan komunikasi terputus, kata GSF, menuduh Israel melakukan “eskalasi berbahaya”.

    Rekaman video belum diverifikasi yang diberikan kepada BBC oleh seorang peserta GSF tampaknya menunjukkan ledakan di salah satu kapal armada di laut (Yasemin Acar)

    Militer Israel belum memerikan pernyataan tentang serangan terhadap armada ini, tetapi pejabat Kementerian Luar Negeri Israel, Eden Bar Tal, bilang bahwa “Israel tidak akan mengizinkan kapal mana pun memasuki zona pertempuran aktif”.

    “Tujuan sebenarnya dari armada ini adalah provokasi dan melayani Hamas, tentu saja bukan upaya kemanusiaan,” kata Bar Tal.

    Dalam langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya dari pemerintah Eropa, Italia dan Spanyol mengirim kapal angkatan laut untuk membantu armada bantuan internasional dalam perjalanan ke Gaza.

    Baik pihak Italia maupun Spanyol menyatakan kapal-kapal mereka tidak akan berlayar mendekat hingga jarak kurang dari 278 km dari wilayah Israel/Gaza.

    Apa itu Global Sumud Flotilla?

    Dinamakan berdasarkan kata Arab Sumudberarti kegigihan atau ketahanan Global Sumud Flotilla (GSF) adalah koalisi kapal yang memuat pasokan bantuan kemanusiaan dan membawa aktivis dari puluhan negara.

    GSF menyatakan bahwa tujuannya adalah untuk “mematahkan pengepungan ilegal di Gaza melalui laut, membuka koridor kemanusiaan, dan mengakhiri genosida yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina”.

    Kapal-kapal tersebut berlayar dari pelabuhan di Spanyol, Italia, Yunani, dan Tunisia setelah para ahli dari Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu (IPC) yang didukung PBB mengonfirmasi bahwa terjadi kelaparan di Kota Gaza dan memperingatkan bahwa bencana itu dapat menyebar ke Gaza tengah dan selatan dalam beberapa pekan.

    Peserta GSF di atas kapal Alma, salah satu dari sekitar 50 kapal di armada tersebut. (Yasemin Acar)

    GSF adalah armada ke-38 yang berlayar menuju Gaza dengan tujuan mematahkan blokade maritim, yang telah berlangsung jauh sebelum perang di Gaza.

    Ini merupakan upaya terbesar hingga saat ini dalam upaya yang dimulai pada2008.

    Armada tersebut merupakan upaya gabungan dari Freedom Flotilla Coalition, the Gaza Free Movement, the Maghreb Sumud Flotilla, konvoi yang dipimpin rakyat dari negara-negara Afrika Utara dan Sumud Nusantara, yang diorganisir oleh Malaysia dan sembilan negara lainnya.

    Apa saja upaya sebelumnya untuk mencapai Gaza?

    Pada 2008, setidaknya satu kapal berhasil mencapai Gaza tetapi sejak itu semua misi armada serupa tidak berhasil.

    Pada 2010, pasukan komando Israel mendarat di kapal Mavi Marmara milik Turki, salah satu dari enam kapal yang berjarak sekitar 130 km dari pantai Israel.

    Pasukan komando tersebut melepaskan tembakan dengan peluru tajam mereka mengaku diserang terlebih dahulu dengan pentungan, pisau, dan senjata api yang menewaskan 10 aktivis Turki.

    Ide untuk misi GSF ini lahir pada pertengahan Juli setelah tiga kapal yang tergabung dalam Freedom Flotilla Coalition Conscience, Madleen dan Handala telah mencoba berlayar ke Gaza antara Mei dan Juli tahun ini.

    Nur Photo via Getty ImagesBerbagai kapal dalam armada berlayar dari Barcelona pada 31 Agustus silam.

    Kapal pertama, Conscience, diduga diserang oleh pesawat tak berawak pada Mei di lepas pantai Malta.

    Pemerintah Malta mengonfirmasi bahwa kebakaran di atas kapal telah “dipadamkan semalam”.

    Madleen berlayar pada Juni dengan membawa 12 orang di dalamnya, termasuk Greta Thunberg, dan menjadi sorotan internasional.

    Saat itu, Kementerian Luar Negeri Israel menyebutnya sebagai “kapal pesiar swafoto” yang membawa “kurang dari satu truk penuh bantuan”.

    Kapal pesiar itu dicegat pada dini hari oleh pasukan Israel, sekitar 185 km di sebelah barat Gaza, dan dibawa ke pelabuhan Ashdod di Israel. Thunberg dan yang lainnya kemudian dideportasi.

    Pada Juli, kapal lain, Handala, berangkat dengan 21 orang di dalamnya, tetapi pasukan Israel mencegat dan menaiki kapal tersebut sekitar 75 km dari Gaza.

    Mereka yang berada di kapal mengeluh bahwa mereka berada di perairan internasional pada saat itu, tetapi Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan angkatan laut negara itu menghentikan kapal tersebut “dari memasuki zona maritim pantai Gaza secara ilegal” dan melanggar blokade di sana.

    BBCComplete the translations here: https://tinyurl.com/33uxnr74Fill-in the commissioning form https://bit.ly/ws_design_form with this title in English: Gaza flotilla tracker – map – 2025100103

    Serangan pada Rabu (01/10) bukanlah yang pertama terhadap armada saat ini, menurut GSF, yang mengatakan bahwa kapal mereka juga diserang saat berada di pelabuhan di Tunisia.

    Tindakan pencegahan ekstra kini diberlakukan menyusul serangan minggu ini terhadap armada.

    Abdel Rahman Ghazal, peserta asal Kuwait di atas kapal Spectre, mengatakan kepada BBC dia hanya berjarak setengah meter dari sebuah perangkat yang dijatuhkan oleh pesawat tak berawak meledak pada Rabu lalu.

    “Kami terkena tiga bom. Bom ketiga jatuh di tepi atas kapal lalu jatuh ke laut. Saya berada di koridor antara tempat bom menghantam tepi dan air. Ada gas yang sangat bau. Baunya sangat menyesakkan dan saya hampir tidak bisa bernapas selama beberapa menit.”

    Ia mengatakan ia bereaksi cepat dan secara naluriah menyiramkan air laut ke zat yang dijatuhkan.

    Ghazal dan rekan-rekan relawannya kini mengikuti protokol keselamatan yang lebih ketat di atas kapal.

    Mereka tidak lagi tidur di area terbuka dan selalu membawa rompi pelampung saat beristirahat.

    Kelompok itu mengadakan konferensi pers pada Kamis (02/10), di mana mereka mengatakan mereka memiliki “informasi intelijen yang kredibel” tentang upaya Israel untuk menghentikan armada tersebut dalam 48 jam ke depan.

    “Kami sedang menyelidiki sumber informasi ini – Israel telah mengatakan selama berminggu-minggu bahwa mereka akan melakukan segala yang mereka bisa untuk menghentikan misi ini,” kata juru bicara GSF.

    Dia menambahkan semua peserta telah diancam dengan tuntutan hukum berdasarkan undang-undang antiterorisme dan hukuman penjara yang panjang.

    Siapa saja yang ada di dalam armada itu?

    Aktivis iklim Swedia Greta Thunberg, terlihat di sini bersama Youssef Samour di atas kapal Yulara, sedang melakukan upaya kedua untuk mencapai Gaza (Youssef Samour)

    Dari politisi hingga selebritas, GSF dikelola oleh relawan dari puluhan negara.

    Cucu Nelson Mandela, Mandla Mandela, aktris Amerika Susan Sarandon, aktris Prancis Adele Haenel bersama pejabat terpilih seperti Anggota Parlemen Eropa La France Insoumise Emma Fourreau dan mantan Wali Kota Barcelona Ada Colau semuanya turut ambil bagian.

    GSF mengatakan setiap kapal mewakili “sebuah komunitas dan penolakan untuk tetap diam dalam menghadapi genosida.”

    Thunberg juga ikut serta dalam armada kali ini. Dalam siaran langsung bersama Francesca Albanese, pelapor khusus PBB untuk wilayah Palestina, Thunberg menyebut serangan itu sebagai “taktik menakut-nakuti”.

    “Kami menyadari risiko serangan semacam ini, jadi itu bukan sesuatu yang akan menghentikan kami,” ujarnya.

    “Kami sangat, sangat bertekad untuk melanjutkan misi kami.”

    Laporan tambahan oleh Jasmin Dyer dan Mark Shea dari BBC World Service Global Journalism.

    (ita/ita)

  • Jet-jet Tempur AS Melintas Dekat Wilayahnya, Venezuela Geram!

    Jet-jet Tempur AS Melintas Dekat Wilayahnya, Venezuela Geram!

    Caracas

    Pemerintah Venezuela mengecam keras apa yang mereka sebut sebagai “penyerbuan ilegal” oleh sejumlah jet tempur Amerika Serikat (AS) ke wilayah udara yang berada di bawah kendali lalu lintas udara Caracas. Venezuela menuduh AS melakukan “provokasi” yang “mengancam kedaulatan nasional”.

    Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan Venezuela, seperti dilansir AFP, Jumat (3/10/2025), mengatakan bahwa jet-jet tempur AS itu terdeteksi di wilayah udara berjarak “75 kilometer dari pantai kami”. Tidak dijelaskan lebih lanjut apakah jet-jet tempur AS itu melanggar wilayah udara Venezuela.

    Menteri Pertahanan Venezuela, Vladimir Padrino, mengklaim sebanyak lima jet tempur AS “berani mendekati pantai Venezuela” dan telah terdeteksi oleh sistem pertahanan udara dan pelacakan yang ada di Bandara Internasional Maiquetia, yang melayani ibu kota Caracas.

    Dalam pernyataan bersama, Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan Venezuela menuduh AS telah melanggar hukum internasional dan membahayakan penerbangan sipil di Laut Karibia.

    Bulan lalu, Presiden AS Donald Trump mengirimkan 10 pesawat F-35 ke Puerto Rico, wilayah AS di Karibia, sebagai bagian dari pengerahan militer terbesar di wilayah tersebut dalam lebih dari tiga dekade terakhir.

    Trump juga mengerahkan delapan kapal perang dan satu kapal selam nuklir AS ke kawasan tersebut, sebagai bagian dari operasi untuk memerangi perdagangan narkoba yang melintasi kawasan Karibia menuju ke wilayah AS.

    Presiden Venezuela Nicolas Maduro sebelumnya menuduh Trump melakukan upaya rahasia untuk mengubah rezim di Caracas.

    Dalam beberapa pekan terakhir, menurut pengumuman Trump, pasukan militer AS telah meledakkan empat kapal yang diduga mengangkut narkoba. Sedikitnya 14 orang tewas dalam serangan-serangan militer AS di perairan internasional di kawasan Karibia.

    Serangan semacam itu menuai pertanyaan soal legalitasnya dari kelompok-kelompok hak asasi manusia dan para politisi Partai Demokrat serta Partai Republik AS.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Puluhan Kapal Dicegat Israel, 1 Kapal Global Sumud Tetap Menuju Gaza

    Puluhan Kapal Dicegat Israel, 1 Kapal Global Sumud Tetap Menuju Gaza

    Jakarta

    Israel mencegat sejumlah armada Global Sumud yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Gaza. Saat ini, hanya satu kapal yang masih berlayar menuju Gaza.

    Dilansir Aljazeera, Jumat (3/10/2025), kapal itu adalah kapal terakhir dan satu-satunya yang berlayar menuju Gaza. Global Sumud Flotilla (GSF) mengatakan kapal Marinette itu masih berlayar hingga saat ini meskipun Israel mencegat kapal-kapal lainnya.

    “Dan dia menolak untuk kembali,” kata penyelenggara.

    GSF mengatakan orang-orang yang berada di kapal itu punya tekad kuat. GSF mengatakan bahwa “Gaza tidak sendirian”.

    “Ini bukan sekedar kapal. Marinette adalah sumud – keteguhan dalam menghadapi ketakutan, blokade, dan kebrutalan. Palestina tidak dilupakan. Kami tidak akan ke mana-mana,” katanya.

    Sebelumnya, Angkatan laut Israel mencegat armada Global Sumud Flotilla yang membawa bantuan ke Gaza. Pencegatan armada tersebut mengakhiri upaya kapal-kapal internasional menembus blokade Israel atas wilayah Palestina yang dilanda perang.

    Armada Global Sumud melibatkan sekitar 45 kapal yang membawa politisi dan aktivis, termasuk aktivis iklim Swedia Greta Thunberg. Armada Global Sumud meninggalkan Spanyol bulan lalu, dengan tujuan untuk mematahkan blokade Israel atas wilayah Palestina, tempat PBB menyatakan kelaparan telah melanda.

    Kementerian Luar Negeri Israel mengunggah rekaman video perempuan berusia 22 tahun itu yang sedang mengambil barang-barangnya.

    “Sekitar pukul 20.30 waktu Gaza (17.30 GMT), beberapa kapal Armada Global Sumud, termasuk Alma, Sirius, dan Adara, dicegat dan dinaiki secara ilegal oleh pasukan pendudukan Israel di perairan internasional,” kata armada tersebut.

    Selain armada dicegat, siaran langsung dan komunikasi dengan beberapa kapal lain juga terputus. Mereka yang ditahan dipindahkan ke pelabuhan Israel.

    Halaman 2 dari 2

    (zap/haf)

  • Polda Metro Tegaskan Kasus Arya Daru Tak Disetop, Ajak Keluarga Diskusi

    Polda Metro Tegaskan Kasus Arya Daru Tak Disetop, Ajak Keluarga Diskusi

    Jakarta

    Polda Metro Jaya menegaskan kasus kematian diplomat Kemenlu RI Arya Daru Pangayunan yang tewas terlilit lakban di kos Menteng, Jakarta Pusat (Jakpus) belum dihentikan. Penyidik masih terus melakukan penyelidikan.

    “Kami tegaskan di sini Direktorat Reserse Kriminal Umum sampai saat ini belum pernah menghentikan penyelidikan kasus ADP,” kata Kasubbid Penmas Bidhumas Polda Metro Jaya AKBP Reonald Simanjuntak kepada wartawan, Jumat (3/10/2025).

    Reonald mengatakan penyelidik juga masih terus berupa mencari ponsel korban yang hilang. Pencarian terkendala lantaran ponsel korban dalam keadaan mati.

    Polda Metro juga menghormati pernyataan keluarga yang disampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi XIII DPR RI beberapa waktu lalu. Dia menegaskan penyelidik akan terus mendalami semua hal terkait kasus tersebut.

    “Kalau memang nanti ada novum baru, alat bukti baru, petunjuk baru, kemudian barang bukti baru yang diajukan oleh keluarga kepada penyelidik sudah pasti akan diuji keterangan tersebut, alat bukti tersebut barang bukti tersebut apakah persesuaian dengan alat bukti yang sudah didapatkan oleh penyelidik, kemudian apakah dengan hadirnya atau dengan adanya alat bukti baru tersebut bisa untuk ditingkatkan ke penyidikan,” jelasnya.

    “Setuju untuk segera bertemu antara penyelidik dengan pihak keluarga didampingi nanti lawyernya, karena ada beberapa hal yang memang harus disampaikan penyelidik untuk menjelaskan perkara kasus ADP tersebut karena dari pihak keluarga sepertinya masih belum hingga saat ini masih belum puas dengan hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Direktorat Researse Kriminal Umum,” jelasnya.

    Reonald menegaskan sejak awal proses penyelidikan sudah berjalan sesuai aturan yang ada. Proses penyelidikan juga diawasi eksternal dari Kompolnas, Komnas HAM, Kemenko Polkam hingga Kemenlu RI tempat korban bekerja.

    Kesimpulan Penyelidikan

    Jasad ADP ditemukan oleh penjaga kos pada Selasa (8/7) pukul 08.30 WIB. Korban ditemukan dengan wajah terbungkus plastik dan dililit lakban kuning.

    Diketahui pada Senin (7/7) malam, korban sempat pergi ke rooftop gedung Kemlu RI selama 1 jam 26 menit lamanya. Korban meninggalkan tas gendong dan tas belanjaan di sana.

    Polda Metro Jaya melakukan serangkaian penyelidikan untuk mengungkap teka-teki penyebab kematian diplomat muda Kemlu ADP. Dari hasil penyelidikan, korban diduga bunuh diri.

    “Indikator daripada kematian daripada ADP ini mengarah pada indikasi meninggal tanpa keterlibatan pihak lain,” kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta Pusat, Selasa (29/7).

    Polisi juga menyimpulkan tidak ada unsur pidana di balik kematian korban. Namun demikian, penyelidikan kasus masih berlanjut.

    “Sementara kami tetap akan menerima masukan apabila ada informasi, kami tetap tampung,” ujarnya.

    (wnv/dek)

  • Presiden Afsel Desak Israel Bebaskan Aktivis Flotilla Termasuk Cucu Mandela

    6 Fakta Israel Cegat Kapal Bantuan Gaza

    Gaza

    Israel mencegat armada Global Sumud Flotilla yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza, Palestina. Langkah Israel itu dikecam sejumlah negara.

    Dilansir AFP, Kamis (2/10/2025), armada Global Sumud itu terdiri dari sekitar 45 kapal sipil. Ada politikus hingga aktivis yang ikut dalam upaya membawa bantuan ke Gaza tersebut.

    Pada Rabu (1/10) pukul 20.30 waktu setempat, kapal tersebut dicegat oleh kapal militer Israel. Sejumlah orang pun ditangkap.

    Berikut fakta-fakta Israel mencegat kapal bantuan ke Gaza:

    Greta Thunberg Dkk Ditangkap

    Armada Global Sumud itu meninggalkan Spanyol bulan lalu. Mereka berangkat untuk menembus blokade Israel yang telah menyebabkan warga Gaza kelaparan.

    Israel telah memperingatkan armada tersebut agar tidak memasuki perairan yang menurut Israel berada di bawah blokadenya. Meski demikian, armada Global Sumud tetap berupaya masuk ke Gaza.

    Israel pun menahan kapal-kapal tersebut. Kementerian Luar Negeri Israel mengunggah rekaman video yang menunjukkan aktivis iklim asal Swedia, Greta Thunberg (22), sedang mengambil barang-barangnya.

    “Sekitar pukul 20.30 waktu Gaza (17.30 GMT), beberapa kapal Armada Global Sumud, termasuk Alma, Sirius, dan Adara, dicegat dan dinaiki secara ilegal oleh pasukan pendudukan Israel di perairan internasional,” kata armada tersebut.

    Greta Thunberg saat ditangkap pasukan Israel yang mencegat kapal Global Sumud Flotilla menuju Gaza (Foto: AFP PHOTO/Israeli Foreign Ministry/Handout)

    Anggota Parlemen Eropa keturunan Prancis-Palestina yang ikut serta dalam armada tersebut, Rima Hassan, mengatakan ada ratusan orang telah ditangkap secara ilegal dan ditahan secara sewenang-wenang oleh Israel selama pencegatan tersebut.

    Kementerian Luar Negeri Israel menyebut Greta Thunberg, yang berada di kapal utama Alma, dan teman-temannya ‘dalam keadaan selamat dan sehat’. Israel juga membagikan video yang memperlihatkan Thunberg.

    Hamas Kecam Pencegatan Global Sumud

    Kelompok Hamas menuduh Israel melakukan kejahatan pembajakan terhadap kapal-kapal Global Sumud Flotilla yang mendekati Jalur Gaza dalam misi menyalurkan bantuan kemanusiaan. Hamas menyerukan dunia untuk mengecam tindakan Israel.

    “Kejahatan pembajakan dan terorisme maritim terhadap warga sipil,” kecam Hamas dalam pernyataannya seperti dilansir AFP.

    Laporan Global Sumud Flotilla menyebut beberapa kapal mencakup kapal Alma, Sirius, dan Adara dicegat dan dinaiki secara ilegal oleh pasukan pendudukan Israel di perairan internasional. Hamas menyebut pencegatan yang dilakukan militer Israel di perairan internasional serta penangkapan para aktivis dan jurnalis di atas kapal-kapal tersebut ‘merupakan aksi agresi yang berbahaya’.

    Hamas menyebut tindakan itu semakin ‘menambah catatan kelam kejahatan yang dilakukan’ oleh Israel. Hamas menyerukan ‘seluruh pembela kebebasan di dunia’ untuk mengecam tindakan Tel Aviv tersebut.

    Turki Kecam Israel

    Otoritas Turki juga memberikan reaksi keras terhadap tindakan Israel terhadap armada Global Sumud Flotilla. Turki menuduh Israel telah melakukan aksi terorisme yang membahayakan nyawa warga sipil tidak bersalah.

    Kementerian Luar Negeri Turki dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP dan Anadolu Agency, menyebut tindakan militer Israel mencegat dan menaiki sejumlah kapal dalam armada Global Sumud Flotilla itu sebagai ‘serangan di perairan internasional’.

    “Serangan oleh pasukan Israel di perairan internasional terhadap Global Sumud Flotilla, yang sedang dalam perjalanan untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Gaza, merupakan aksi terorisme yang merupakan pelanggaran paling serius terhadap hukum internasional dan membahayakan nyawa warga-warga sipil tidak bersalah,” ujar Kementerian Luar Negeri Turki.

    Turki mengatakan Israel menargetkan warga sipil yang bertindak damai dan tidak menggunakan kekerasan. Turki menyebut Israel sebagai fasis dan pelaku genosida.

    “Serangan ini, yang menargetkan warga sipil yang bertindak damai tanpa menggunakan kekerasan, merupakan bukti bahwa kebijakan fasis dan bersifat militer yang diterapkan oleh pemerintahan genosida (Perdana Menteri Benjamin) Netanyahu, yang telah menyebabkan Gaza dilanda kelaparan, tidak terbatas pada warga Palestina tetapi juga menargetkan semua orang yang berjuang melawan penindasan yang dilakukan oleh Israel,” ujar pernyataan tersebut.

    Kementerian Luar Negeri Turki menegaskan langkah-langkah akan diambil untuk memastikan pembebasan warga negaranya dan para penumpang lainnya, yang ada di dalam kapal-kapal tersebut, dari tahanan Israel.

    “Kami menyerukan kepada PBB dan seluruh organisasi internasional terkait untuk segera mengambil tindakan guna mencabut blokade ilegal di Gaza, mengizinkan bantuan kemanusiaan memasuki wilayah tersebut, dan memastikan kebebasan navigasi,” ujar Turki.

    Kolombia Usir Diplomat Israel Buntut Pencegatan Global Sumud

    Presiden Kolombia Gustavo Petro memerintahkan pengusiran semua diplomat Israel yang tersisa di negaranya setelah militer Tel Aviv mencegat kapal Global Sumud Flotilla. Petro mengatakan Israel melakukan kejahatan internasional.

    Petro mengumumkan pengusiran ‘seluruh delegasi diplomatik Israel’ atas apa yang disebutnya sebagai ‘kejahatan internasional baru’ oleh Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu.

    Pencegatan itu sendiri terjadi saat kapal-kapal tersebut semakin dekat dengan wilayah Palestina. Laporan Global Sumud Flotilla pada Rabu (1/10) sekitar pukul 15.00 GMT menyebut posisi mereka berada di perairan berjarak kurang dari 90 mil laut atau sekitar 170 Km dari Jalur Gaza.

    Petro, dalam pernyataannya via X, menyebut dua aktivis Kolombia telah ditahan oleh pasukan Israel di perairan internasional. Petro menyebut kedua warga Kolombia itu ditahan saat ‘terlibat dalam kegiatan solidaritas kemanusiaan dengan Palestina’.

    Kantor kepresidenan Kolombia dalam pernyataannya mengidentifikasi dua warga Kolombia yang ditahan Israel itu sebagai Manuela Bedoya dan Luna Barreto. Keduanya merupakan bagian dari misi Global Sumud Flotilla. Otoritas Kolombia menyerukan pembebasan mereka segera.

    Petro merupakan salah satu pengkritik Netanyahu paling vokal. Dia telah memutuskan hubungan antara Kolombia dan Israel tahun lalu.

    Namun, menurut seorang sumber dari Konsulat Israel yang ada di Bogota, empat diplomat Israel masih ditempatkan di negara tersebut. Dalam langkah lainnya, Petro juga mengakhiri perjanjian perdagangan bebas yang berlaku dengan Israel sejak tahun 2020.

    Dia secara terang-terangan menyebut Netanyahu ‘pelaku genosida’, sekaligus mengecam Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebagai ‘kaki tangan untuk genosida’. Petro juga menghadiri demo pro-Palestina di New York hingga berujung visanya dicabut oleh AS.

    13 Kapal Dicegat Israel-30 Lanjut ke Gaza

    Penyelenggara Global Sumud Flotilla mengatakan puluhan kapal yang tergabung dalam misi bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza masih ‘berlayar dengan teguh’. Mereka tetap menuju ke daerah kantong Palestina tersebut meskipun ada pencegatan oleh pasukan Angkatan Laut Israel.

    “Sebanyak 30 kapal masih berlayar dengan teguh menuju ke Gaza, hanya 46 mil laut (sekitar 85 kilometer) jauhnya, meskipun ada agresi gencar dari angkatan laut pendudukan Israel,” ujar Global Sumud Flotilla dalam pernyataan via media sosial X yang diposting pukul 03.20 waktu setempat atau pukul 00.20 GMT seperti dilansir AFP.

    Juru bicara Global Sumud Flotilla, Saif Abukeshek, mengatakan pasukan Israel telah mencegat sekitar 13 kapal di antaranya. Kapal itu membawa total sebanyak 200 orang yang mayoritas dari Spanyol dan Italia. Dalam video yang diunggah via Instagram, Abukeshek ‘Misi kami terus berlanjut’.

    Israel Klaim Pencegatan Dilakukan Secara Aman

    Israel mengklaim pasukannya ‘secara aman’ mencegat kapal-kapal dari misi Global Sumud Flotilla. Tel Aviv mengatakan para penumpang kapal-kapal yang dicegat itu dipindahkan ke sebuah pelabuhan Israel.

    “Beberapa kapal dari armada tersebut telah dihentikan secara aman dan para penumpangnya sedang dipindahkan ke sebuah pelabuhan Israel,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Israel via media sosial, seperti dilansir AFP.

    Tonton juga video “Detik-detik Kapal Global Sumud Flotilla Dicegat Tentara Israel” di sini:

    Halaman 2 dari 7

    (haf/haf)

  • Polisi Klaim Sudah Periksa Wanita yang Terakhir Bersama Diplomat Kemlu Sebelum Tewas
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        2 Oktober 2025

    Polisi Klaim Sudah Periksa Wanita yang Terakhir Bersama Diplomat Kemlu Sebelum Tewas Megapolitan 2 Oktober 2025

    Polisi Klaim Sudah Periksa Wanita yang Terakhir Bersama Diplomat Kemlu Sebelum Tewas
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kepolisian Daerah Metro Jaya mengaku telah memeriksa Vara, Dion, dan sopir taksi, terkait kematian Arya Daru Pangayunan (39), diplomat Kementerian Luar (Kemlu) yang ditemukan tewas dengan kepala terlilit lakban kuning.
    Kasubbid Penmas Bid Humas Polda Metro Jaya AKBP Reonald Simanjuntak menyampaikan, ketiga sosok tersebut termasuk 24 saksi yang telah menjalani pemeriksaan.
    “Ke-24 saksi yang diperiksa tersebut, termasuk salah satunya adalah dengan inisial V dan dengan inisial D,” kata Reonald saat ditemui di Polda Metro Jaya, Kamis (2/10/2025).
    “Bapak Direktur Reserse Kriminal Umum juga sudah menyampaikan termasuk sopir taksi, salah satu taksi yang ada di Jakarta. Bahkan disebutkan itu nomor taksinya nomor berapa,” tambah dia.
    Meski begitu, Polda Metro Jaya menghargai dan menghormati berbagai langkah yang ditempuh oleh pihak keluarga diplomat Kemlu.
    Oleh karena itu,Polda Metro Jaya bakal bertemu dengan keluarga Ary Daru Pangayunan.
    Reonald menjelaskan, dalam pertemuan tersebut polisi akan memaparkan hasil penyelidikan beserta barang bukti terkait kematian Arya Daru Pangayunan yang dinilai janggal oleh pihak keluarga.
    “Dalam waktu dekat ini penyelidik akan segera bertemu dengan pihak keluarga dan kembali menjelaskan,” kata Reonald.
    “Penyelidik siap untuk menunjukkan seluruh alat bukti yang ditemukan oleh penyelidik di depan keluarga, seluruh alat bukti termasuk juga hasil dari CCTV yang real-nya,” lanjut dia.
    Menurut Reonald, ini merupakan niat baik Polda Metro Jaya sebagai bentuk transparansi dalam penanganan sebuah kasus.
    “Bahwa tidak ada niatan untuk menutup-nutupi, tidak ada niatan untuk memframing atau menghilangkan barang bukti, tidak ada,” ucap dia.
    Kuasa hukum keluarga diplomat Arya Daru Pangayunan, Nicholay Aprilindo, menyinggung sosok bernama Vara dalam rapat bersama Komisi XIII DPR RI, Jakarta, Selasa (30/9/2025).
    Nicholay menyebut Vara sempat pergi bersama Arya Daru Pangayunan sebelum meninggal dunia.
    “Tolong didalami pemeriksaan dan dikembangkan pemeriksaan pertama terhadap seseorang bernama Vara yang saat itu berada bersama almarhum ketika dari Kemlu ke makan siang di Pos Bloc, kemudian pada sore harinya berada di Grand Indonesia,” ungkap Nicholay dalam rapat.
    Bukan hanya sosok Vara, Nicholay juga meminta sosok Dion didalami oleh aparat penegak hukum demi tuntasnya kasus kematian Arya Daru.
    Begitu juga sopir taksi yang sempat mengantar mereka dari Kemlu ke mal perlu didalami.
    Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra mengatakan, sejauh ini penyidik belum menemukan unsur pidana.
    “Disimpulkan bahwa indikator dari kematian ADP mengarah pada indikasi meninggal tanpa keterlibatan pihak lain,” ujarnya dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025).
    Meski demikian, polisi menegaskan kasus ini belum ditutup dan masih terbuka terhadap informasi baru terkait kematian diplomat asal Yogyakarta tersebut.
    Hasil pemeriksaan luar dari tim forensik Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo menemukan sejumlah luka pada tubuh korban, antara lain: luka lecet di wajah dan leher, luka terbuka di bibir, memar pada wajah, bibir, dan lengan kanan, serta tanda-tanda perbendungan.
    Pemeriksaan dalam menunjukkan adanya darah berwarna gelap dan encer, lendir serta busa halus pada batang tenggorok, paru-paru yang sembab, serta tanda perbendungan di seluruh organ dalam.
    Tidak ditemukan penyakit maupun zat berbahaya yang dapat mengganggu pertukaran oksigen pada tubuh korban.
    “Maka sebab mati almarhum akibat gangguan pertukaran oksigen pada saluran nafas atas yang menyebabkan mati lemas,” jelas dr. G. Yoga Tohijiwa, Sp.F.M., dokter forensik RSCM.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Presiden Afsel Desak Israel Bebaskan Aktivis Flotilla Termasuk Cucu Mandela

    Israel Klaim Tak Ada Kapal Global Sumud Flotilla yang Tembus Blokade ke Gaza

    Jakarta

    Pemerintah Israel mengklaim tidak ada satu pun kapal Global Sumud Flotilla yang menembus blokade wilayah Palestina. Kapal Global Sumud Flotilla itu diketahui membawa puluhan kapal dalam misi bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

    “Tak satu pun kapal pesiar provokasi Hamas-Sumud berhasil memasuki zona pertempuran aktif atau melanggar blokade laut yang sah,” kata Kementerian Luar Negeri Israel dalam sebuah pernyataan dilansir kantor berita AFP, Kamis (2/10/2025).

    Israel mengatakan pihaknya memantau ada satu kapal yang berusaha ke wilayah Gaza. Israel menyebut akan mencegah kapal tersebut jika mendekat ke jalur Gaza.

    “Satu kapal terakhir dari provokasi ini masih berada di kejauhan. Jika mendekat, upayanya untuk memasuki zona pertempuran aktif dan menembus blokade juga akan dicegah,” ujarnya.

    Global Sumud Flotilla Sebut 30 Kapal Lanjut ke Gaza

    Sebelumnya, penyelenggara Global Sumud Flotilla mengatakan puluhan kapal yang tergabung dalam misi bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza masih berlayar menuju ke daerah kantong Palestina tersebut, meskipun ada pencegatan oleh pasukan Angkatan Laut Israel.

    Global Sumud Flotilla, melibatkan sekitar 45 kapal yang membawa para politisi dan aktivis dari berbagai negara termasuk aktivis Swedia Greta Thunberg, berangkat dari Spanyol bulan lalu dengan tujuan menembus blokade Israel atas Jalur Gaza, yang ditetapkan oleh PBB sedang dilanda bencana kelaparan.

    Pasukan Israel mencegat kapal-kapal itu pada Rabu (1/10) waktu setempat, setelah memberikan peringatan agar mereka tidak memasuki perairan yang, menurut Tel Aviv, berada di bawah blokadenya. Kapal yang membawa Thunberg termasuk di antara kapal yang dicegah untuk berlayar lebih jauh.

    Pencegatan itu terjadi saat kapal-kapal tersebut semakin dekat dengan wilayah Palestina, dengan laporan Global Sumud Flotilla pada Rabu (1/10) sekitar pukul 15.00 GMT menyebut posisi mereka berada di perairan berjarak kurang dari 90 mil laut atau sekitar 170 kilometer dari Jalur Gaza.

    Namun Global Sumud Flotilla dalam pernyataan terbaru, seperti dilansir AFP, Kamis (2/10/2025), mengumumkan bahwa sebagian besar kapal dalam misi tersebut tetap melanjutkan perjalanan pada Kamis (2/10) waktu setempat, mendekati area pesisir Jalur Gaza meskipun ada gangguan.

    “Sebanyak 30 kapal masih berlayar dengan teguh menuju ke Gaza, hanya 46 mil laut (sekitar 85 kilometer) jauhnya, meskipun ada agresi gencar dari angkatan laut pendudukan Israel,” sebut Global Sumud Flotilla dalam pernyataan via media sosial X yang diposting pukul 03.20 waktu setempat atau pukul00.20GMT.

    Tonton juga video “Detik-detik Kapal Global Sumud Flotilla Dicegat Tentara Israel” di sini:

    Halaman 2 dari 2

    (whn/ygs)