Kementrian Lembaga: Kemlu

  • Houthi Kunjungi Rusia, Bahas Upaya Menekan AS-Israel Soal Gaza

    Houthi Kunjungi Rusia, Bahas Upaya Menekan AS-Israel Soal Gaza

    Jakarta

    Delegasi kelompok pemberontak Houthi melakukan kunjungan ke Moskow, Rusia. Dalam kunjungan langkanya itu, delegasi kelompok pemberontak di Yaman tersebut membahas “perlunya meningkatkan upaya untuk menekan” Amerika Serikat dan Israel agar mengakhiri perang Gaza.

    Demikian diungkapkan juru bicara kelompok pemberontak yang didukung Iran tersebut pada Kamis (25/1) waktu setempat.

    Sebagai ketua delegasi, juru bicara Houthi, Mohammed Abdel Salam bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov pada Kamis (25/1) waktu setempat untuk membahas konflik yang sedang berlangsung di Gaza. Demikian ditulis Salam dalam sebuah pernyataan di X, sebelumnya Twitter, seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (26/1/2024).

    Kelompok Houthi sejak pertengahan November 2023 lalu sering melancarkan serangan terhadap kapal-kapal yang melintasi Laut Merah. Ini dilakukan Houthi dalam upaya untuk menekan Israel agar mengakhiri perangnya di Gaza. Serangan-serangan ini mengancam perdagangan melalui jalur komersial penting tersebut.

    Serangan tersebut mendorong Amerika Serikat dan Inggris untuk melancarkan serangkaian serangan balasan terhadap pemberontak yang didukung Iran tersebut. Pemerintah AS pun telah menetapkan kembali kelompok tersebut sebagai organisasi “teroris”.

    Abdel Salam mengatakan bahwa pertemuan dengan Bogdanov membahas serangan AS dan Inggris terhadap Houthi. Dia menegaskan bahwa kini lebih mendesak bagi Amerika Serikat untuk “menghentikan agresi di Jalur Gaza dan memberikan bantuan kemanusiaan di sana daripada memiliterisasi Laut Merah”.

    Sementara itu, selama pembicaraan dengan Houthi, Kementerian Luar Negeri Rusia “mengecam keras” serangan AS dan Inggris terhadap Houthi dan mengatakan bahwa serangan tersebut “mampu mengacaukan situasi dalam skala regional”.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Bangladesh Mencari Keseimbangan Antara Pengaruh China-India-Barat

    Bangladesh Mencari Keseimbangan Antara Pengaruh China-India-Barat

    Jakarta

    Setelah Liga Awami di Bangladesh memenangkan pemilu dan Sheikh Hasina memasuki masa jabatan kelima sebagai Perdana Menteri, Cina dan India buru-buru memberikan ucapan selamat. Kedua negara besar di Asia ini punya kepentingan untuk membentuk kemitraan dan memperluas wilayah pengaruh mereka..

    Michael Kugelman, direktur Asia Selatan di Wilson Center, mengatakan Bangladesh berhasil “meraup keuntungan dari persaingan kekuatan besar” dalam hubungannya dengan Cina dan India.

    “Hubungan ekonomi dan pertahanan dengan Beijing telah tumbuh secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Kita telah mencapai titik, di mana Cina mendanai pembangunan pangkalan kapal selam pertama di Bangladesh. Ini merupakan cerminan lain dari keberhasilan Dhaka sebagai penyeimbang,” katanya kepada DW.

    Tahun lalu, Bangladesh meresmikan pangkalan kapal selam senilai USD1,2 miliar di Cox’s Bazar, yang diberi nama pangkalan Sheikh Hasina. Pangkalan militer tersebut dibangun dengan bantuan dari Cina, yang menimbulkan kekhawatiran di India bahwa militer Cina sedang berusaha diam-diam masuk ke wilayah pengaruh India.

    Investasi besar Xi Jinping

    Menurut Kementerian Luar Negeri Cina, investasi negara itu di Bangladesh saat ini berjumlah sekitar USD1,5 miliar. Bangladesh juga sejak tahun 2016 telah menjadi bagian dari proyek infrastruktur global Xi Jinping, Belt and Road Initiative (BRI).

    Mantan Menteri Luar Negeri Bangladesh Md. Touhid Hossain mengatakan kepada DW, proposal proyek baru yang didanai Cina di Sungai Teesta, yang mengalir antara India dan Bangladesh, bisa menimbulkan perselisihan dengan New Delhi.

    Pemerintah Bangladesh sedang mempertimbangkan usulan Cina untuk melakukan pengerukan dan membangun tanggul di sebagian besar sungai. Proyek Pengelolaan dan Restorasi Sungai Teesta ini diperkirakan bernilai sekitar USD1 miliar. “Masalah potensial mungkin muncul jika Cina terlalu jauh memaksakan diri, terutama dengan adanya kemajuan dalam proyek Teesta,” kata Hossain.

    Bangladesh akan berpaling dari Barat?

    Pemilu Bangladesh pada 7 Januari lalu mendapat kritik dari negara-negara Barat karena kekhawatiran adanya kemunduran demokrasi, menyusul tindakan keras pemerintah terhadap oposisi Partai Nasionalis Bangladesh BNP, yang akhirnya memboikot pemilu tersebut.

    Setelah pemilu tanggal 9 Januari, Sheikh Hasina berpidato di hadapan para fungsionaris partai Liga Awami dan menuduh BNP bekerja atas nama “tuan asing” yang tidak disebutkan namanya.

    Mantan Kepala Ekonom Bank Dunia di Bangladesh Zahid Hussain mengatakan kepada DW, Bangladesh dapat mengambil opsi lain untuk mempertahankan keunggulan ekonomi dengan negara-negara Barat. “Manfaat yang diperoleh dengan masuk dalam daftar negara-negara berkembang juga dapat diperoleh dengan mengambil pendekatan alternatif,” katanya. “Misalnya, jika Bangladesh menandatangani perjanjian perdagangan bebas atau aliansi ekonomi, negara tersebut dapat dengan mudah mengakses pasar dari aliansi tersebut.”

    Menteri luar negeri baru Bangladesh, Hasan Mahmud, dikenal memiliki hubungan baik dengan negara-negara Eropa. Duta Besar Uni Eropa untuk Bangladesh, Charles Whiteley, setelah bertemu dengan Mahmud baru-baru ini memuji “hubungan kuat” Mahmud dengan Uni Eropa dan “pemahamannya yang mendalam” terhadap Eropa.

    Michael Kugelman dari Wilson Center mengatakan, dia yakin Bangladesh akan mampu menyeimbangkan hubungannya dengan negara- negara adidaya dengan cukup baik.

    “Ini adalah negara yang, seperti halnya India, telah menunjukkan kapasitas yang kuat untuk menyeimbangkan persaingan dan bukannya menyerah pada persaingan” katanya. “Sheikh Hasina sangat mahir dalam menyeimbangkan hubungan dengan negara maju dan berkembang, dengan India dan Cina, dengan Barat dan non-Barat, dan seterusnya,” pungkasnya.

    (hp/as)

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Reaksi AS Usai Putra Mahkota Saudi Ungkap Syarat Mau Bangun Gaza Lagi

    Reaksi AS Usai Putra Mahkota Saudi Ungkap Syarat Mau Bangun Gaza Lagi

    Washington DC

    Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MbS) mengaku siap membangun Gaza, Palestina, lagi dengan syarat tertentu. Amerika Serikat (AS) yang selama ini mendukung Israel pun merespons syarat dari MbS itu.

    Dilansir NBC News, MbS juga menjabat Perdana Menteri (PM) Saudi menyatakan komitmen untuk membantu upaya pembangunan kembali Jalur Gaza yang hancur akibat perang antara Israel dan Hamas dengan syarat yang harus dipenuhi. Pejabat senior pemerintah AS yang enggan disebut namanya mengungkap komitmen MbS itu didapatkan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken saat berkunjung ke Saudi beberapa waktu lalu.

    MbS, menurut para pejabat senior AS tersebut, menawarkan untuk melakukan normalisasi hubungan dengan Israel sebagai bagian dari perjanjian untuk pembangunan kembali Jalur Gaza — hal ini menjadi langkah diplomatik yang sejak lama diupayakan oleh Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu.

    Namun, ada syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh Israel agar hal itu bisa terwujud. Para pejabat senior AS itu menyebut MbS bersedia membantu pembangunan kembali Jalur Gaza dan menormalisasi hubungan dengan Israel jika pemimpin Israel setuju untuk memberikan jalan bagi Palestina untuk secara resmi menjadi sebuah negara.

    Lalu, bagaimana respons AS?

    Dilansir situs resmi US Department of State (Kemlu AS) dan Associated Press, Minggu (21/1/2024), pertemuan antara MbS dengan Blinken itu dilakukan di Al’Ula pada 8 Januari 2024. Blinken dan MbS disebut membahas sejumlah hal mulai dari masalah kemanusiaan di Gaza hingga serangan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah.

    Blinken mengklaim Arab Saudi, Yordania, Qatar, Uni Emirat Arab, dan Turki telah sepakat untuk memulai rencana rekonstruksi dan pemerintahan Gaza setelah perang Israel melawan Hamas berakhir. Diketahui, negara-negara tersebut sebelumnya menolak seruan AS untuk memulai perencanaan pascaperang dan bersikeras harus ada gencatan senjata dan pengurangan penderitaan warga sipil yang disebabkan oleh serangan militer Israel terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober.

    Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Saksikan juga ‘Setelah Lama Tertahan, Akhirnya Bantuan Kemanusiaan Masuk ke Gaza’:

    “Ke mana pun saya pergi, saya menemukan para pemimpin yang bertekad untuk mencegah meluasnya konflik yang kita hadapi sekarang, melakukan segala kemungkinan untuk mencegah eskalasi guna mencegah perluasan konflik,” kata Blinken kepada wartawan usai bertemu MbS seperti dilaporkan AP.

    “Para pemimpin setuju untuk bekerja sama dan mengkoordinasikan upaya kami untuk membantu stabilisasi dan pemulihan Gaza, untuk memetakan jalur politik ke depan bagi rakyat Palestina dan untuk bekerja menuju perdamaian, keamanan dan stabilitas jangka panjang di wilayah tersebut secara keseluruhan,” sambungnya.

    Blinken tidak memberikan detail apa kontribusi dari negara-negara Arab itu. Namun, dukungan finansial dari UEA dan Arab Saudi dipercaya menjadi hal yang sangat penting bagi keberhasilan rencana apapun terkait Gaza.

    Blinken kemudian menyebut MbS tertarik untuk menormalisasi hubungan dengan Israel. Dia mengatakan hal itu baru bisa terjadi saat jalan Palestina menjadi negara merdeka terbuka dan konflik di Gaza berhenti.

    “Tetapi hal ini mengharuskan konflik di Gaza diakhiri, dan hal ini juga jelas memerlukan adanya jalan praktis menuju negara Palestina,” ucap Blinken.

    “Ketertarikan ini ada, nyata, dan bisa menjadi transformatif,” sambungnya.

    Blinken pun menyatakan dia akan menyampaikan komitmen negara-negara Arab, termasuk MbS, kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu serta pemimpin Palestina Mahmoud Abbas. Setiap rencana pascaperang untuk Gaza diketahui membutuhkan dukungan dari Israel dan Palestina.

    Namun, Netanyahu diketahui memiliki sikap sendiri mengenai masa depan Gaza yang kemungkinan besar tidak akan diterima oleh negara lain. Netanyahu diketahui menentang konsep resolusi dua negara terhadap konflik Israel-Palestina.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Reaksi AS Usai Putra Mahkota Saudi Ungkap Syarat Mau Bangun Gaza Lagi

    Putra Mahkota Saudi Mau Bangun Lagi Gaza dengan Syarat, Bagaimana Sikap AS?

    Washington DC

    Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MbS), menyampaikan kesediaannya membangun ulang Gaza, Palestina, yang hancur diserang Israel dengan syarat saat bertemu Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken. Adapun syarat dari MbS itu ialah Israel harus memberikan jalan agar Palestina secara resmi menjadi sebuah negara.

    MbS juga disebut bersedia melakukan normalisasi hubungan Saudi dengan Israel jika Palestina resmi menjadi sebuah negara. Lalu, bagaimana sikap AS yang selama ini mendukung Israel terhadap syarat dari MbS?

    Dilansir situs resmi US Department of State (Kemlu AS) dan Associated Press, Minggu (21/1/2024), Blinken melakukan perjalan ke Saudi dan bertemu dengan MBS di Al’Ula pada 8 Januari 2024. Blinken dan MbS disebut membahas sejumlah hal mulai dari masalah kemanusiaan di Gaza hingga serangan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah.

    “Menteri menggarisbawahi perlunya segera mengatasi situasi kemanusiaan di Gaza dan mencegah penyebaran konflik lebih lanjut. Menlu dan Putra Mahkota membahas upaya yang sedang berlangsung untuk mengurangi ketegangan regional, termasuk pencegahan serangan Houthi terhadap pelayaran komersial di Laut Merah. Menteri Blinken menekankan pentingnya membangun kawasan yang lebih aman, sejahtera, dan terintegrasi, termasuk melalui pembentukan negara Palestina yang merdeka. Mereka juga membahas pentingnya kemitraan strategis antara Amerika Serikat dan Arab Saudi,” demikian keterangan dari situs resmi Kemlu AS.

    Blinken mengklaim Arab Saudi, Yordania, Qatar, Uni Emirat Arab, dan Turki telah sepakat untuk memulai rencana rekonstruksi dan pemerintahan Gaza setelah perang Israel melawan Hamas berakhir. Negara-negara tersebut sebelumnya menolak seruan AS untuk memulai perencanaan pascaperang dan bersikeras harus ada gencatan senjata dan pengurangan penderitaan warga sipil yang disebabkan oleh serangan militer Israel terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober.

    “Ke mana pun saya pergi, saya menemukan para pemimpin yang bertekad untuk mencegah meluasnya konflik yang kita hadapi sekarang, melakukan segala kemungkinan untuk mencegah eskalasi guna mencegah perluasan konflik,” kata Blinken kepada wartawan usai bertemu MbS seperti dilaporkan AP.

    “Para pemimpin setuju untuk bekerja sama dan mengkoordinasikan upaya kami untuk membantu stabilisasi dan pemulihan Gaza, untuk memetakan jalur politik ke depan bagi rakyat Palestina dan untuk bekerja menuju perdamaian, keamanan dan stabilitas jangka panjang di wilayah tersebut secara keseluruhan,” sambungnya.

    “Tetapi hal ini mengharuskan konflik di Gaza diakhiri, dan hal ini juga jelas memerlukan adanya jalan praktis menuju negara Palestina,” ucap Blinken.

    “Ketertarikan ini ada, nyata, dan bisa menjadi transformatif,” sambungnya.

    Blinken mengatakan dia akan menyampaikan komitmen negara-negara Arab tersebut kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Kabinet perangnya serta pemimpin Palestina Mahmoud Abbas. Setiap rencana pascaperang untuk Gaza diketahui membutuhkan dukungan dari Israel dan Palestina.

    Namun, Netanyahu memiliki sikap sendiri mengenai masa depan Gaza yang kemungkinan besar tidak akan diterima oleh negara lain. Netanyahu diketahui menentang konsep resolusi dua negara terhadap konflik Israel-Palestina.

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Bertambah Negara yang Seret Israel ke Mahkamah Internasional

    Bertambah Negara yang Seret Israel ke Mahkamah Internasional

    Jakarta

    Negara yang menyeret Israel ke Mahkamah Internasional terus bertambah. Kini giliran Meksiko dan Chile mendesak Mahkamah Pidana Internasional atau ICC untuk menyelidiki dugaan kejahatan perang dalam perang antara Israel dan Hamas.

    Dilansir Reuters dan Al Arabiya, Sabtu (20/1/2024), kedua negara menyatakan “kekhawatiran yang semakin besar” atas eskalasi tindak kekerasan selama berbulan-bulan perang itu berkecamuk.

    Desakan itu diberikan oleh kedua negara tersebut dalam surat rujukan mereka kepada ICC pada Kamis (18/1) waktu setempat.

    Dalam suratnya kepada ICC, Kementerian Luar Negeri Meksiko berpendapat bahwa ICC menjadi forum yang tepat untuk menetapkan potensi tanggung jawab pidana dalam perang tersebut.

    “Baik yang dilakukan oleh agen-agen kekuatan pendudukan atau kekuatan yang diduduki,” sebut Kementerian Luar Negeri Meksiko dalam suratnya.

    Selain itu, disebutkan hal ini dilakukan lantaran timbulnya kekhawatiran atas meningkatnya kekerasan terutama pada warga sipil.

    “Tindakan yang dilakukan Meksiko dan Chile ini disebabkan oleh meningkatnya kekhawatiran atas peningkatan kekerasan terbaru, khususnya terhadap sasaran sipil,” imbuh surat tersebut.

    Lihat Video ‘Perang Meluas, Israel Mulai Serang Ibu Kota Suriah dengan Rudal’:

    Israel bukan anggota ICC yang berkantor di Den Haag, Belanda, dan tidak mengakui yurisdiksinya. Namun jaksa penuntut ICC telah menekankan bahwa pengadilannya memiliki yurisdiksi atas potensi kejahatan perang yang dilakukan oleh Israel di wilayah Jalur Gaza dan oleh Hamas di wilayah Israel.

    Meksiko, dalam suratnya, menyebut bahwa “banyak laporan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang merinci banyak insiden yang bisa dianggap sebagai kejahatan di bawah yurisdiksi ICC”.

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Chile Alberto van Klaveran menuturkan kepada wartawan di Santiago bahwa negaranya “tertarik untuk mendukung penyelidikan terhadap dugaan kejahatan perang” di mana pun itu terjadi.

    Kementerian Luar Negeri Palestina menyambut baik tindakan Meksiko dan Chile mengirim surat rujukan kepada ICC, dan menyebut hal itu menegaskan kebutuhan pengadilan untuk memenuhi mandatnya dengan melakukan pencegahan, penyelidikan dan penuntutan terhadap tindak kejahatan paling serius.

    “Para pejabat Israel tidak tergoyahkan ketika mereka melanjutkan perang genosida mereka,” sebut Kementerian Luar Negeri Palestina.

    Simak berita di halaman selanjutnya.

    Sementara itu, Meksiko menyatakan pihaknya memantau gugatan yang diajukan Afrika Selatan ke Mahkamah Internasional atau ICJ, yang menuduh Israel telah melakukan genosida di Jalur Gaza dan menuntut ICJ memerintahkan penghentian darurat operasi militer Israel. Tel Aviv membantah keras tuduhan genosida itu.

    Baik ICJ maupun ICC sama-sama menangani kasus dugaan genosida, kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan. Namun ICJ mengadili perselisihan antara negara, sedangkan ICC mengadili individu atas dugaan kejahatan.

    Diketahui perang berkecamuk di Jalur Gaza setelah Hamas melancarkan serangan mengejutkan pada 7 Oktober tahun lalu, yang menurut otoritas Tel Aviv menewaskan sekitar 1.200 orang. Lebih dari 250 orang lainnya diculik dari wilayah Israel dan disandera di Jalur Gaza.

    Israel yang bersumpah untuk menghancurkan Hamas, melancarkan rentetan serangan terhadap Jalur Gaza hingga memicu kehancuran dan kematian banyak orang, terutama anak-anak. Laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 24.620 orang tewas akibat rentetan serangan Israel.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Dikunjungi Pejabat Hamas, Rusia Serukan Pembebasan Semua Sandera!

    Dikunjungi Pejabat Hamas, Rusia Serukan Pembebasan Semua Sandera!

    Moskow

    Rusia menerima delegasi pejabat Hamas yang berkunjung ke ibu kota Moskow pada Jumat (19/1) waktu setempat. Dalam pertemuan dengan pejabat Hamas itu, Moskow menyerukan pembebasan para sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza, termasuk tiga warga negara Rusia.

    Seperti dilansir AFP dan Reuters, Sabtu (20/1/2024), Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut bahwa Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Mikhail Bogdanov menerima kunjungan anggota Biro Politik Hamas Abu Mazouk di Moskow.

    Dalam pertemuan itu, Bogdanov menyebut situasi kemanusiaan di Jalur Gaza telah mencapai tingkat “bencana” dan menyerukan Hamas untuk membebaskan semua sandera yang ditahannya.

    “Selama pembicaraan itu, fokusnya adalah pada konfrontasi yang sedang berlangsung di zona konflik Palestina-Israel, dengan latar belakang krisis kemanusiaan di Jalur Gaza yang telah mencapai skala bencana,” sebut Kementerian Luar Negeri Rusia dalam pernyataannya.

    “Pihak Rusia menekankan perlunya pembebasan secepatnya warga sipil yang ditangkap dalam serangan 7 Oktober 2023, dan ditahan oleh faksi-faksi Palestina, termasuk tiga warga negara Rusia — A Kozlov, A Lobanov dan A Trufanov,” imbuh pernyataan tersebut.

    Hamas menyandera lebih dari 250 orang yang diculik dari wilayah Israel saat serangan 7 Oktober lalu dan dibawa ke di Jalur Gaza. Dengan puluhan orang telah dibebaskan saat kesepakatan gencatan senjata berlangsung singkat pada November lalu, sekitar 132 orang lainnya diyakini masih ditahan di Jalur Gaza.

    Dalam pernyataan terpisah, Hamas mengatakan bahwa pembicaraan dengan Bogdanov dimaksudkan “untuk memperjelas posisi dan kebijakan gerakan itu dalam menangani berkas-berkas tahanan (sandera-red)” yang masih mereka tahan.

    Lihat juga Video: Peduli Palestina, CTARSA Foundation & TNI AL Kirim Bantuan ke Gaza

    Disebutkan juga oleh Hamas bahwa mereka juga membahas upaya-upaya mewujudkan gencatan senjata di Jalur Gaza. Bogdanov, menurut Hamas, menyatakan bahwa Rusia “mendukung hak-hak rakyat Palestina”.

    Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan bahwa Bogdanov juga bertemu dengan Duta Besar Israel di Moskow, Simona Halperin, usai dikunjungi pejabat Hamas itu.

    Sang Dubes Israel, menurut Kementerian Luar Negeri Rusia, diberi tahu “soal upaya-upaya diplomasi Rusia yang bertujuan untuk membebaskan warga sipil, termasuk warga negara Rusia, yang ditahan di Jalur Gaza dengan segera dan tanpa syarat”.

    Bogdanov juga menyuarakan “posisi konsisten Moskow dalam mendukung penyelesaian komprehensif Timur Tengah berdasarkan keputusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)”.

    Rusia mengkritik operasi militer Israel di Jalur Gaza dan berulang kali menyerukan pembentukan negara Palestina.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Bertambah Negara yang Seret Israel ke Mahkamah Internasional

    Meksiko dan Chile Seret Israel ke Mahkamah Pidana Internasional

    Den Haag

    Meksiko dan Chile mendesak Mahkamah Pidana Internasional atau ICC untuk menyelidiki dugaan kejahatan perang dalam perang antara Israel dan Hamas. Kedua negara menyatakan “kekhawatiran yang semakin besar” atas eskalasi tindak kekerasan selama berbulan-bulan perang itu berkecamuk.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Sabtu (20/1/2024), desakan itu diberikan oleh kedua negara tersebut dalam surat rujukan mereka kepada ICC pada Kamis (18/1) waktu setempat.

    Perang berkecamuk di Jalur Gaza setelah Hamas melancarkan serangan mengejutkan pada 7 Oktober tahun lalu, yang menurut otoritas Tel Aviv menewaskan sekitar 1.200 orang. Lebih dari 250 orang lainnya diculik dari wilayah Israel dan disandera di Jalur Gaza.

    Israel yang bersumpah untuk menghancurkan Hamas, melancarkan rentetan serangan terhadap Jalur Gaza hingga memicu kehancuran dan kematian banyak orang, terutama anak-anak. Laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 24.620 orang tewas akibat rentetan serangan Israel.

    Dalam suratnya kepada ICC, Kementerian Luar Negeri Meksiko berpendapat bahwa ICC menjadi forum yang tepat untuk menetapkan potensi tanggung jawab pidana dalam perang tersebut.

    “Baik yang dilakukan oleh agen-agen kekuatan pendudukan atau kekuatan yang diduduki,” sebut Kementerian Luar Negeri Meksiko dalam suratnya.

    “Tindakan yang dilakukan Meksiko dan Chile ini disebabkan oleh meningkatnya kekhawatiran atas peningkatan kekerasan terbaru, khususnya terhadap sasaran sipil,” imbuh surat tersebut.

    Israel bukan anggota ICC yang berkantor di Den Haag, Belanda, dan tidak mengakui yurisdiksinya. Namun jaksa penuntut ICC telah menekankan bahwa pengadilannya memiliki yurisdiksi atas potensi kejahatan perang yang dilakukan oleh Israel di wilayah Jalur Gaza dan oleh Hamas di wilayah Israel.

    Meksiko, dalam suratnya, menyebut bahwa “banyak laporan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang merinci banyak insiden yang bisa dianggap sebagai kejahatan di bawah yurisdiksi ICC”.

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Chile Alberto van Klaveran menuturkan kepada wartawan di Santiago bahwa negaranya “tertarik untuk mendukung penyelidikan terhadap dugaan kejahatan perang” di mana pun itu terjadi.

    Kementerian Luar Negeri Palestina menyambut baik tindakan Meksiko dan Chile mengirim surat rujukan kepada ICC, dan menyebut hal itu menegaskan kebutuhan pengadilan untuk memenuhi mandatnya dengan melakukan pencegahan, penyelidikan dan penuntutan terhadap tindak kejahatan paling serius.

    “Para pejabat Israel tidak tergoyahkan ketika mereka melanjutkan perang genosida mereka,” sebut Kementerian Luar Negeri Palestina.

    Sementara itu, Meksiko menyatakan pihaknya memantau gugatan yang diajukan Afrika Selatan ke Mahkamah Internasional atau ICJ, yang menuduh Israel telah melakukan genosida di Jalur Gaza dan menuntut ICJ memerintahkan penghentian darurat operasi militer Israel. Tel Aviv membantah keras tuduhan genosida itu.

    Baik ICJ maupun ICC sama-sama menangani kasus dugaan genosida, kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan. Namun ICJ mengadili perselisihan antara negara, sedangkan ICC mengadili individu atas dugaan kejahatan.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 10 Fakta Iran dan Pakistan Kini Saling Serang

    10 Fakta Iran dan Pakistan Kini Saling Serang

    Islamabad

    Iran dan Pakistan saling serang. Situasi bilateral dua negara memanas dan menambah ketegangan kawasan. Berikut adalah fakta-faktanya.

    Dihimpun detikcom dari siaran kantor berita internasional hingga Kamis (18/1/2024) pukul 18.00 WIB, berikut adalah 10 fakta Iran vs Pakistan yang kini saling serang:

    1. Iran serang Irak dan Suriah terlebih dahulu

    Setelah Iran mengalami serangan bom pada 3 Januari yang menewaskan 84 orang, Iran bersumpah membalas serangan teroris itu. Belakangan, ada ISIS yang mengklaim mendalangi pemboman di kawasan Kerman tersebut. Peristiwa itu juga menambah panas konflik Timur Tengah yang sudah dikecamuk invasi Israel terhadap Jalur Gaza, Palestina, konflik yang Iran juga turut menyokong kelompok perlawanan bersenjata di Jalur Gaza yakni Hamas dan Hizbullah di Lebanon, dan ada pula Houthi di Yaman.

    Iran kemudian menyerang teritori Irak, yakni di Kurdistan. Iran menyebut sasaran di Kurdistan itu merupakan markas intelijen Israel, musuh mereka. Namun Irak tentu saja tidak terima negaranya diobok-obok negara lain secara semena-mena, apapun dalih Iran.

    Iran juga meneyerang sasaran di Suriah, negara dengan pemerintahan Presiden Bashar Al Assad yang relatif bersahabat dengan Iran. Iran menyebut sasaran di Suriah adalah teroris.

    2. Iran serang Pakistan, 2 anak tewas

    Selasa, 16 Januari kemarin, Iran mulai melancarkan serangan ke wilayah negara tetangganya di sebelah timur, yakni Pakistan. Alasannya sama, memburu teroris. Kelompok yang diburu Iran di Pakistan adalah kelompok ekstremis Sunni bernama Jaish al-Adl (Tentara Keadilan) yang dibentuk sejak 2012, demikian dilansir DW (Deutsche Welle).

    Selasa malam (16/01), kantor Berita Nour Iran memposting di platform X: “Beberapa menit yang lalu, dua markas penting kelompok teroris Jaish-ul-Adl menjadi sasaran di Pakistan”. Kelompok ini mengaku bertanggung jawab atas serangan pada bulan Desember di sebuah kantor polisi di Rask yang menewaskan sedikitnya 11 petugas polisi Iran.

    3. Korban serangan Iran: 2 Anak tewas

    4. Pakistan marah

    Merasa kedaulatannya di langgar sewenang-wenang oleh tetangganya, Pakistan marah. Pakistan sudah sejak dari awal mewanti-wanti bahwa peristiwa serangan ke negaranya bisa menimbulkan akibat serius.

    “Pelanggaran kedaulatan Pakistan ini benar-benar tidak dapat diterima dan dapat menimbulkan konsekuensi serius,” kata Kementerian Luar Negeri Pakistan dalam sebuah pernyataan.

    Teheran Iran dan Islamabad Pakistan sering saling tuduh bahwa pihak lain mengizinkan militan beroperasi dari wilayah masing-masing untuk melancarkan serangan. Namun jarang sekali pasukan resmi dari kedua belah pihak terlibat pertempuran. “Yang lebih memprihatinkan lagi adalah tindakan ilegal ini tetap terjadi meskipun ada beberapa saluran komunikasi antara Pakistan dan Iran,” kata Kementerian Luar Negeri Pakistan.

    Selanjutnya, perwira Garda Revolusi Iran ditembak mati, Pakistan balas serangan ke Iran:

    5. Perwira Iran ditembak mati

    Seorang perwira Korps Garda Revolusi Iran ditembak mati. Peristiwa ini terjadi di tengah ketegangan Iran-Pakistan. Lokasi peristiwanya juga ada di provinsi yang berbatasan dengan Pakistan, yakni Sistan-Baluchistan di Iran, daerah penganut aliran Sunni di dalam negara mayoritas penganut aliran Syiah.

    Dilansir Al Arabiya, nama perwira itu adalah Kolonel Hossein-Ali Javdanfar. Peristiwa yang disebut Iran sebagai serangan teroris ini terjadi pada Rabu (17/1) waktu setempat.

    6. Pakistan balas serang Iran

    Setelah diserang Iran, Pakistan kemudian membalas serangan ke Iran pada Kamis (18/1) waktu setempat. Serangan Pakistan dilancarkan lewat drone dan rudal. Lokasi serangan masih di perbatasan Iran-Pakistan, yakni di desa Saravan, Provinsi Sistan-Baluchistan.

    “Pakistan menyerang desa perbatasan Iran dengan rudal,” lapor televisi pemerintah Iran, mengutip Alireza Marhamati, wakil gubernur provinsi Sistan-Baluchistan di Iran.

    Setelah Irak dan Suriah, Iran Lancarkan Serangan Udara ke Pakistan Foto: DW (News)

    Selanjutnya, korban

    8. Korban serangan Pakistan: 9 orang tewas

    Serangan ini menimbulkan korban jiwa. Awalnya Iran melaporkan 7 orang tewas, terdiri dari perempuan dan anak-anak. Selanjutnya, korban bertambah menjadi 9 orang tewas.

    “Dua pria juga tewas dalam serangan rudal pagi ini di salah satu desa perbatasan Saravan, sehingga jumlah korban tewas menjadi sembilan orang,” lapor kantor berita resmi Iran, IRNA mengutip Alireza Marhamati, wakil gubernur provinsi Sistan-Baluchistan, Iran, seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (18/1/2024).

    9. Iran: Korban orang Pakistan

    Kantor berita Iran, Fars mengatakan bahwa mereka yang tewas “diyakini adalah warga negara Pakistan”.

    Provinsi Sistan-Baluchistan adalah salah satu dari sedikit provinsi yang mayoritas penduduknya Muslim Sunni di Iran yang didominasi Syiah.

    Di wilayah ini terjadi kerusuhan terus-menerus yang melibatkan geng penyelundup narkoba lintas batas dan pemberontak dari etnis minoritas Baluchi serta para ekstremis.

    10. Iran mengutuk serangan Pakistan

    Menurut pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanani, pemerintah Iran mengutuk serangan tersebut, dan memanggil kuasa usaha Pakistan “untuk memprotes dan meminta penjelasan dari pemerintah Pakistan,” .

    Pakistan menyatakan serangan itu bertujuan menyasar kelompok anti-negaranya. Mereka menghuni kawasan Iran.

    “Saya hanya dapat mengkonfirmasi bahwa kami telah melakukan serangan terhadap kelompok-kelompok militan anti-Pakistan yang ditargetkan di dalam Iran,” kata pejabat intelijen senior Pakistan yang tak ingin disebut namanya, kepada AFP, Kamis (18/1/2024). Dia mengatakan bahwa pernyataan resmi pemerintah akan disampaikan nanti.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Geger Iran Tembakkan Rudal ke Pakistan, Siapa Target Serangan?

    Geger Iran Tembakkan Rudal ke Pakistan, Siapa Target Serangan?

    Jakarta

    Setelah menyerang Irak dan Suriah, Iran mengakui telah menembakkan rudal dan drone ke wilayah Pakistan bagian barat, Selasa (16/01). Siapa yang menjadi target?

    Para pejabat di Islamabad mengatakan dua anak tewas dan tiga lainnya terluka dalam serangan di Balochistan.

    Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian, mengatakan operasi tersebut menargetkan kelompok militan Jaish al-Adli, yang dia sebut sebagai “kelompok teroris Iran” di Pakistan.

    Akibatnya pemerintah Pakistan menarik duta besarnya untuk Iran dan menghalangi utusan Teheran untuk kembali.

    Serangan Balochistan terjadi setelah Iran menyerang sasaran di Irak dan Suriah awal pekan ini.

    Islamabad mengatakan serangan itu “ilegal” dan memperingatkan adanya “konsekuensi serius”.

    Namun Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian, saat berbicara di Davos, menegaskan bahwa tidak ada warga negara Pakistan yang menjadi sasaran, hanya anggota Jaish al-Adl.

    ReutersRudal milik Iran – seperti saat ditembakkan dalam sebuah latihan – telah ditembakkan ke Pakistan, Irak dan Suriah dalam beberapa hari terakhir.

    Dia menambahkan bahwa dia telah berbicara dengan rekannya dari Pakistan dan “meyakinkan dia bahwa kami menghormati kedaulatan dan integritas wilayah Pakistan dan Irak”.

    Bagaimana kronologi serangan Iran?

    Serangan di Pakistan, pada Selasa (16/01), menghantam Desa Sabz Koh di Provinsi Balochistan, sekitar 45km dari perbatasan Iran dan 90km dari kota terdekat Panjgur.

    BBC

    Para pejabat setempat menggambarkan wilayah tersebut sebagai daerah berpenduduk jarang yang merupakan rumah bagi suku Baloch yang merupakan pemilik ternak, tempat aktivitas penyelundupan barang, obat-obatan, serta senjata.

    “Masyarakat di kedua sisi perbatasan menganggap diri mereka kekurangan kebutuhan dasar, menghadapi diskriminasi dan menuntut bagian yang lebih besar dari sumber daya mereka sendiri,” kata pengamat keamanan, Zaigham Khan kepada BBC.

    Baca juga:

    Sehari sebelumnya, pada Senin (15/01), Iran menembakkan rudal balistik ke Suriah dan Irak utara yang dikuasai Kurdi.

    Iran mengatakan pihaknya menargetkan kelompok ISIS dan agen mata-mata Israel Mossad, yang keduanya dikatakan terlibat dalam pemboman Kerman.

    Serangan di Irak menghantam sebuah bangunan di kota utara Irbil.

    Empat warga sipil tewas dan enam lainnya luka-luka dalam serangan itu, kata pemerintah setempat. AS mengutuk serangan tersebut.

    Iran kemudian menyerang Provinsi Idlib di barat laut Suriah, yang merupakan benteng oposisi terakhir yang tersisa di negara tersebut dan menampung 2,9 juta pengungsi.

    Siapa kelompok Jaish al-Adl?

    Teheran mengatakan menargetkan kelompok Jaish al-Adl, atau “tentara keadilan”.

    Mereka adalah sebuah kelompok Muslim Sunni etnis Baloch yang telah melakukan serangan di Iran dan juga terhadap pasukan pemerintah Pakistan.

    Pada Desember lalu, Jaish al-Adl menyerang kantor polisi di Rask, sebuah kota di dekat perbatasan dengan Pakistan.

    AFPDua personel militer bersenjata Garda Pengawal Revolusi Islam (IRGC) memantau suatu area sambil berjaga di samping sistem rudal anti-pesawat selama parade militer di Teheran, Iran.

    Di Iran, minoritas Muslim Sunni Baloch mengeluhkan diskriminasi di negara mayoritas Muslim Syiah, sementara kelompok separatis Baloch melanjutkan gerakan pemberontakan melawan pemerintah Pakistan.

    Jaish al-Adl adalah kelompok militan Sunni “paling aktif dan berpengaruh” yang beroperasi di Sistan-Baluchestan, menurut National Counterterrorism Center, AS.

    Kelompok ini telah ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh Washington dan Teheran.

    Pemerhati masalah keamanan di Pakistan, Aamir Rana, mengatakan kepada BBC bahwa krisis diplomatik “akan memakan waktu cukup lama untuk mereda, namun hal ini juga merupakan sesuatu yang tidak ingin diperparah oleh Pakistan”.

    Dia mengatakan di masa lalu Pakistan tidak bereaksi terhadap tindakan Iran di sepanjang perbatasan “tetapi sekarang keputusan ada di tangan Iran, apakah Iran ingin melakukan tindakan yang benar”.

    Bagaimana reaksi berbagai negara?

    Serangan Iran terhadap Pakistan yang memiliki senjata nuklir merupakan peningkatan yang dramatis.

    Pakistan menyatakan kemarahannya, dengan mengatakan serangan itu terjadi “meskipun ada beberapa saluran komunikasi” antar negara.

    Pada Rabu (17/01), Islamabad mengatakan pihaknya telah memanggil kembali duta besarnya untuk Iran dan duta besar Iran tidak akan diizinkan kembali ke negara itu untuk sementara waktu.

    Pakistan dan Iran memiliki hubungan yang bersahabat. Serangan ini terjadi pada hari yang sama ketika perdana menteri Pakistan dan menteri luar negeri Iran bertemu di Davos dan ketika angkatan laut Iran dan Pakistan mengadakan latihan militer bersama di Teluk.

    Namun keduanya saling menuduh satu sama lain menyembunyikan kelompok militan yang melakukan serangan terhadap satu sama lain di wilayah perbatasan mereka selama bertahun-tahun.

    Keamanan di kedua sisi perbatasan bersama, yang membentang sekitar 900km , telah menjadi kekhawatiran jangka panjang bagi kedua pemerintah.

    Baca juga:

    China pada hari Rabu mendesak Pakistan dan Iran agar “menahan diri” dan “menghindari tindakan yang dapat menyebabkan peningkatan ketegangan”.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, menambahkan bahwa Beijing memandang negara-negara tersebut sebagai “tetangga dekat”.

    Apa yang melatari rangkaian serangan Iran?

    Serangan udara terbaru ini terjadi saat meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, akibat perang antara Israel dan kelompok Palestina Hamas di Gaza.

    Teheran menyatakan tidak ingin terlibat dalam konflik yang lebih luas.

    Namun kelompok-kelompok yang disebut “Poros Perlawanan”, yang mencakup militan Houthi di Yaman, Hizbullah di Lebanon, dan berbagai kelompok di Suriah dan Irak, telah melakukan serangan terhadap Israel dan sekutunya untuk menunjukkan solidaritas terhadap Palestina.

    AS dan Inggris telah melancarkan serangan udara terhadap Houthi setelah mereka menyerang kapal-kapal komersial.

    AFPDisaksikan oleh warga Teheran, para pengunjuk rasa dan anggota pasukan paramiliter Iran berbaris di samping rudal balistik Khorramshahr generasi keempat yang ditampilkan selama unjuk rasa anti-Israel sebagai solidaritas terhadap Palestina, di Teheran, 24 November 2023.

    Serangan Iran juga berlangsung dua pekan setelah Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei bersumpah akan memberikan “tanggapan keras” terhadap ledakan bom di Kota Kerman, Iran selatan, pada 3 Januari lalu, yang menewaskan 84 orang dan melukai lebih banyak lagi.

    Ribuan massa ketika itu berkumpul di Kota Kerman guna memperingati kematin Jenderal Qasem Soleimani, yang dibunuh di Irak oleh drone Amerika Serikat pada 3 Januari 2020.

    Baca juga:

    Semasa hidupnya, Jenderal Soleimani memimpin pasukan elite Quds yang melakukan operasi rahasia di luar negeri bagi Garda Revolusi dan melapor langsung ke pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

    Sejumlah analis menduga Iran membalas dendam kepada pihak-pihak yang dianggap bertanggung jawab atas ledakan bom pada 3 Januari 2024.

    Pada saat ketegangan regional meningkat, Iran juga dinilai ingin menunjukkan kekuatan dan menunjukkan kepada masyarakatnya bahwa tindakan kekerasan tidak akan dibiarkan begitu saja.

    Lihat Video ‘Garda Revolusi Iran Tembak Wilayah Irak dan Suriah dengan Rudal’:

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Korban Tewas Serangan Rudal Pakistan ke Iran Bertambah Jadi 9 Orang

    Korban Tewas Serangan Rudal Pakistan ke Iran Bertambah Jadi 9 Orang

    Jakarta

    Korban jiwa akibat serangan rudal Pakistan di wilayah Iran bertambah menjadi sembilan orang. Sebelumnya dilaporkan 7 orang tewas dalam serangan militer Pakistan pada Kamis (18/1) pagi waktu setempat itu.

    “Dua pria juga tewas dalam serangan rudal pagi ini di salah satu desa perbatasan Saravan, sehingga jumlah korban tewas menjadi sembilan orang,” lapor kantor berita resmi Iran, IRNA mengutip Alireza Marhamati, wakil gubernur provinsi Sistan-Baluchistan, Iran, seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (18/1/2024).

    Marhamati sebelumnya mengatakan bahwa tiga perempuan dan empat anak-anak tewas dalam serangan di wilayah Sistan-Baluchistan yang bergolak tersebut.

    Otoritas Pakistan mengatakan pada hari Kamis (18/1), bahwa mereka telah meluncurkan “serangkaian serangan militer presisi yang sangat terkoordinasi dan ditargetkan secara khusus terhadap tempat persembunyian teroris” di provinsi Sistan-Baluchistan, Iran.

    Menteri Dalam Negeri Iran Ahmad Vahidi mengatakan semua korban tewas “adalah warga negara asing”. Namun, dia tidak menjelaskan lebih jauh.

    Kantor berita Iran, Fars mengatakan bahwa mereka yang tewas “diyakini adalah warga negara Pakistan”.

    Provinsi Sistan-Baluchistan adalah salah satu dari sedikit provinsi yang mayoritas penduduknya Muslim Sunni di Iran yang didominasi Syiah.

    Menurut pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri Nasser Kanani, pemerintah Iran mengutuk serangan tersebut, dan memanggil kuasa usaha Pakistan “untuk memprotes dan meminta penjelasan dari pemerintah Pakistan,” .

    Serangan itu terjadi dua hari setelah Iran melancarkan serangan terhadap target “teroris” di Pakistan yang menyebabkan sedikitnya dua anak tewas.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini