Kementrian Lembaga: Kemlu

  • Taliban Menyangkal Terlibat Pembajakan Kereta di Pakistan: Fokus pada Masalahmu Sendiri – Halaman all

    Taliban Menyangkal Terlibat Pembajakan Kereta di Pakistan: Fokus pada Masalahmu Sendiri – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemerintahan Taliban di Afghanistan membantah tuduhan yang menyebutkan mereka terlibat dalam aksi pembajakan kereta di Balochistan, Pakistan.

    Insiden pembajakan yang terjadi Selasa (11/3/2025) kemarin dilaporkan menewaskan sedikitnya 25 orang dan menambah ketegangan antara kedua negara.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Afghanistan, Abdul Qahar Balkhi menyatakan tuduhan yang diajukan oleh militer Pakistan adalah “tak berdasar.”

    “Kami dengan tegas menolak tuduhan tak berdasar dari Juru bicara militer Pakistan, yang mengaitkan serangan terhadap kereta penumpang di provinsi Balochistan dengan Afghanistan,” kata Balkhi, dikutip dari India Times.

    Menurutnya, Taliban tidak terlibat dalam insiden tersebut dan mendesak Pakistan untuk fokus pada penanganan masalah keamanan internalnya daripada membuat pernyataan yang tidak bertanggung jawab.

    “Jangan kaitkan Afghanistan dengan masalah Anda,” tulisnya dalam unggahan di X (Twitter), dikutip dari Anadolu, VOA.

    Balkhi juga menegaskan bahwa tidak ada anggota oposisi Baloch yang beroperasi dari wilayah Afghanistan.

    Juru bicara Taliban lainnya, Zabihullah Mujahid mengatakan tuduhan tersebut hanyalah upaya untuk mengalihkan perhatian dari masalah internal Pakistan.

    “Pakistan harus fokus pada masalah keamanannya sendiri daripada mengeluarkan tuduhan tanpa dasar terhadap Afghanistan,” ujar Mujahid.

    Militer Pakistan menyatakan bahwa militan yang terlibat dalam pembajakan tersebut berkomunikasi langsung dengan pengurus mereka yang berada di Afghanistan selama operasi penyelamatan.

    “Serangan itu diatur dan diarahkan oleh para pemimpin teroris yang beroperasi dari Afghanistan,” kata Juru bicara militer Pakistan, Letjen Ahmed Sharif Chaudhry.

    Militer Pakistan juga menuduh bahwa para teroris menggunakan telepon satelit untuk berkomunikasi dengan pengurus mereka di Afghanistan selama insiden tersebut.

    Pakistan terus menuntut agar Taliban bertanggung jawab atas kelompok-kelompok teroris yang beroperasi dari wilayah Afghanistan.

    “Pakistan telah berulang kali meminta Afghanistan untuk menanggulangi kelompok-kelompok teroris yang beroperasi di wilayahnya,” kata juru bicara militer Pakistan, Mayor Jenderal Ahmed Sharif Chaudhry.

    Beberapa kelompok oposisi di Afghanistan, termasuk Jamiat-e-Islami dan Front Perlawanan Nasional (NRF), mengkritik kebijakan Taliban terkait terorisme.

    Jamiat-e-Islami mengaitkan peningkatan aktivitas teroris dengan pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban.

    Sementara NRF menuduh Taliban memberikan tempat berlindung bagi kelompok-kelompok teroris yang menyebabkan ketidakstabilan di wilayah tersebut.

    Kronologi Serangan Terhadap Kereta di Balochistan

    Dikutip dari Anadolu Agency dan AFP, kelompok separatis Baloch telah beberapa kali menyerang kereta Jaffar Express dalam beberapa tahun terakhir.

    Pada November 2024, serangan besar terjadi di stasiun kereta api Quetta, di mana seorang pembom bunuh diri meledakkan dirinya, menewaskan 30 orang.

    Sebelumnya, pada Agustus 2024, penyerang meledakkan rel kereta di Balochistan, menyebabkan penghentian layanan kereta selama dua bulan, dan pada Januari 2024, bom meledak di jalur kereta di Bolan, melukai 13 orang.

    Pada Selasa (11/3/2025), militan separatis dari Tentara Pembebasan Baloch (BLA) menyerang dan membajak kereta Jaffar Express yang tengah dalam perjalanan dari Quetta menuju Peshawar.

    Serangan dimulai dengan ledakan yang merusak rel kereta, membuat kereta berhenti.

    Militan kemudian menyandera lebih dari 450 penumpang, yang menyebabkan baku tembak yang menewaskan tiga orang.

    Pasukan keamanan Pakistan berhasil membebaskan 155 sandera, namun beberapa penumpang dan masinis tewas dalam penyergapan tersebut.

    Sebanyak 27 militan tewas dalam operasi penyelamatan.

    BLA mengklaim akan menukar sandera dengan “aktivis politik Baloch” serta anggota BLA yang dipenjara.

    Pemerintah Pakistan mengutuk serangan ini dan mengirim pasukan tambahan ke Balochistan, dan melanjutkan operasi penyelamatan.

    Beberapa korban selamat mengungkapkan bagaimana militan menargetkan penumpang yang berasal dari luar Balochistan.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Keluarga PMI Kesulitan Dana Repatriasi Jenazah Anaknya dari Peru, Menteri P2MI Janjikan Bantuan – Halaman all

    Keluarga PMI Kesulitan Dana Repatriasi Jenazah Anaknya dari Peru, Menteri P2MI Janjikan Bantuan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding mengatakan koordinasi sedang dilakukan untuk memulangkan ke tanah air jenazah Yetti Purwaningsih, pekerja migran Indonesia (PMI) yang meninggal di Peru namun keluarganya alami hambatan biaya untuk repatriasi.

    Repatriasi jenazah Yetti dari Peru membutuhkan dana Rp125 juta, sedangkan keluarga hanya memiliki uang Rp50 juta. Karding menyebut Kementerian P2MI akan turun tangan membantu proses repatriasi tersebut.

    “Ini sekarang sedang ditangani, kalau nggak salah namanya Mbak Yetti. Itu sedang ditangani dan kita memang mereka butuhnya uang sekitar Rp 125 juta, keluarga PMI punya uang Rp 50 juta, sisanya nanti akan kita atur,” kata Karding usai peluncuran desk pelindungan pekerja migran Indonesia (PMI) di Kantor Kemenko Polkam, Jakarta, Kamis (13/3/2025).

    Perihal saran DPRD Banyumas agar jenazah Yetti dimakamkan di Peru, Karding menegaskan hal itu bergantung pada keinginan keluarga yang bersangkutan.

    Jika keluarga tetap menginginkan jenazah Yetti dipulangkan ke Indonesia, Kementerian P2MI akan membantu memulangkannya.

    “Itu tergantung keluarga, kita ngikut keluarga. Kalau keluarga meminta dimakamkan di sana kita dorong, kalau nggak nanti kita cari tambahan anggaran untuk pemulangan. Intinya kita tangani,” tegas Karding.

    Berdasarkan peristiwa ini, Karding mengingatkan masyarakat yang hendak bekerja di luar negeri agar memenuhi dokumen sebelum berangkat. Sebab hal itu akan memudahkan pemerintah saat memberikan bantuan.

    Karding pun menyinggung bahwa PMI yang alami masalah di luar negeri rerata berangkat secara ilegal.

    “Rata-rata yang mengalami masalah itu ilegal. Iya ya pasti kita tangani. Semua yang bermasalah sepanjang kami bisa, ada kontaknya, pasti kita tangani bersama Kementerian Luar Negeri,” katanya.

  • Utusan AS Temui Putin Rundingkan Gencatan Senjata dengan Ukraina

    Utusan AS Temui Putin Rundingkan Gencatan Senjata dengan Ukraina

    Jakarta

    Presiden Rusia Vladimir Putin tampil mengenakan seragam militer, memerintahkan agar pasukan Ukraina di barat Rusia dikalahkan sesegera mungkin. Perintah penguasa Rusia itu menjadi sebuah sinyal kepada Amerika Serikat bahwa Moskow memegang kendali militer saat mereka bersiap untuk membahas gencatan senjata pada hari Kamis (13/03) ini.

    Kemajuan pasukan Rusia di sepanjang garis depan dalam beberapa bulan terakhir dan upaya Presiden AS Donald Trump untuk mencapai kesepakatan damai guna mengakhiri konflik tiga tahun di Ukraina telah menimbulkan kekhawatiran bahwa Ukraina, yang didukung oleh Barat, dapat mengalami kekalahan dalam perang.

    Utusan khusus AS untuk Timur Tengah Steve Witkoff tiba di Moskow pada hari Kamis (13/03) ini untuk berjumpa dengan Putin. Pejabat Rusia mengatakan Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz telah memberikan rincian tentang gagasan gencatan senjata kemarin dan Rusia kabarnya siap untuk membahas tema ini.

    Kemarin, pada hari Rabu (13/03), Trump mengatakan di Gedung Putih bahwa ia berharap pemerintahan di Kremlin akan menyetujui usulan AS untuk gencatan senjata selama 30 hari.

    Perintah Putin: Kalahkan pasukan Ukraina di Kursk

    Hanya beberapa jam setelah Trump berbicara, Kremlin menerbitkan rekaman video yang menunjukkan Putin yang mengenakan seragam kamuflase hijau saat mengunjungi wilayah Kursk di Rusia barat, tempat Ukraina bisa jadi bakal kehilangan pijakannya setelah serangan kilat oleh pasukan Rusia.

    “Tugas kita dalam waktu dekat, dalam jangka waktu sesingkat mungkin, adalah mengalahkan musuh yang bercokol di wilayah Kursk secara meyakinkan,” perintah Putin, mantan perwira KGB yang sebenarnya sangat jarang mengenakan seragam militer.

    “Dan tentu saja, kita perlu memikirkan untuk menciptakan zona keamanan di sepanjang perbatasan negara,” imbuh Putin. Ia tidak menyinggung soal gagasan gencatan senjata.

    Jadi gencatan senjata?

    Putin juga dijadwalkan pada hari Kamis (13/03) bertemu dengan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko di Moskow dan kemudian menyampaikan konferensi pers bersama, papar juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

    Amerika Serikat sepakat pada hari Selasa (11/03) untuk melanjutkan pasokan senjata dan berbagi informasi intelijen dengan Ukraina setelah Kyiv mengatakan pada pembicaraan di Arab Saudi bahwa mereka siap untuk mendukung proposal gencatan senjata.

    “Sekarang terserah Rusia,” kata Trump pada hari Rabu (12/03), seraya mengatakan bahwa ia berharap “pertumpahan darah” akan berakhir. “Dan jika kita dapat membuat Rusia berhenti, maka kita memiliki gencatan senjata penuh. Dan saya rasa tidak akan melanjutkan lagi peperangan.”

    Dua sumber senior Rusia mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa Putin akan berusaha untuk mengukir jaminan dan garansi sebelum menyetujui gencatan senjata apa pun.

    Sumber senior Moskow lainnya mengatakan bahwa Putin akan menyetujui gencatan senjata tetapi berusaha menambahkan persyaratannya sendiri tentang apa yang harus terjadi setelah gencatan senjata.

    Pada bulan Juni, Putin menetapkan persyaratannya untuk perdamaian: Ukraina harus secara resmi menghentikan ambisi NATO-nya dan menarik pasukannya dari keseluruhan empat wilayah Ukraina yang diklaim dan sebagian besar dikuasai oleh Rusia, yang menguasai hampir seperlima wilayah Ukraina.

    Kursk sebagai alat tawar-menawar

    Pasukan Rusia maju dengan cepat di Kursk. Kementerian Pertahanan mengatakan pada hari Kamis (13/03) bahwa Kota Sudzha telah direbut oleh Rusia. Tidak ada komentar langsung dari Ukraina, yang pada hari Rabu (12/03) melaporkan bahwa pertempuran masih berlangsung.

    Sementara itu Kepala Staf Umum Rusia, Valery Gerasimov, mengatakan rencana Ukraina untuk menggunakan Kursk sebagai alat tawar-menawar dalam kemungkinan negosiasi di masa mendatang dengan Rusia telah gagal dan taktiknya bahwa operasi Kursk akan memaksa Rusia untuk mengalihkan pasukan dari kemajuannya di Ukraina timur juga tidak berhasil. Ia mengatakan pasukan Rusia telah merebut kembali 24 permukiman dan 259 km persegi tanah dari pasukan Ukraina dalam lima hari terakhir bersama dengan lebih dari 400 tahanan.

    Pasukan penjaga perdamaian asing di Ukraina tidak dapat diterima oleh Rusia

    Dalam perkembangan teranyar, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Kamis (13703) bahwa jika negara lain mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Ukraina, mereka akan mengambil bagian dalam “konflik bersenjata langsung” dengan Moskow.

    “Sangat tidak dapat diterima bagi kami bahwa unit militer negara lain ditempatkan di Ukraina di bawah bendera apa pun,” kata juru bicara Kremlin, Maria Zakharova. “Semua ini berarti keterlibatan negara-negara ini dalam konflik bersenjata secara langsung dengan negara kami.”

    Dia mengatakan Rusia akan menanggapi tindakan tersebut dengan “semua upaya yang tersedia.” Zakharova juga mengkritik rencana negara-negara Eropa untuk meningkatkan anggaran pertahanan mereka.

    Ia mengatakan usulan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen untuk menyusun paket senilai €800 miliar untuk pertahanan Eropa merupakan “hasutan perang di benua Eropa.”

    Zakahrova juga menuduh Eropa menyebarkan narasi palsu bahwa Rusia merupakan bahaya bagi keamanan benua itu: “Ini adalah cerita yang sengaja dibuat berdasarkan Russophobia, yang dipromosikan oleh pejabat Brussels yang tidak kompeten,” pungkasnya.

    ap/yf (reuters, dpa, ap, afp)

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Israel dan Hamas Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata di Gaza – Halaman all

    Israel dan Hamas Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata di Gaza – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Negosiasi yang dimediasi antara Israel dan Hamas mengenai perpanjangan gencatan senjata di Gaza atas usulan Amerika Serikat (AS) berlanjut di Doha.

    Rencananya gencatan senjata Gaza akan diperpanjang selama 60 hari.

    Selain itu, perundingan ini juga membahas pembebasan 10 tawanan Israel yang masih hidup.

    Utusan Gedung Putih,Steve Witkoff datang ke Qatar dan bergabung dalam dialog tidak langsung antara Israel dan Hamas, yang mulai diadakan minggu ini.

    Pembicaraan ini merupakan pertemuan pertama sejak Presiden Donald Trump menjabat pada Januari 2025.

    Tahap pertama dari kesepakatan gencatan senjata baru berakhir pada 1 Maret 2024 kemarin, BBC melaporkan.

    Israel kini berharap agar AS bisa mendorong perpanjangan gencatan senjata selama dua bulan, yang diharapkan dapat dimulai dengan pembebasan sebagian dari sandera yang masih hidup.

    Hamas sejauh ini menolak usulan tersebut.

    Kelompok pejuang yang menguasai Gaza itu meminta perundingan tahap kedua dari gencatan senjata segera dimulai.

    Diharapakan di fase kedua, perang dapat dihentikan dan pasukan Israel ditarik secara penuh dari wilayah Gaza.

    Keresahan warga Gaza

    Warga Gaza, seperti Husam Rustom, seorang pembuat roti, merasa sangat tertekan karena kelangkaan bahan pangan dan kenaikan harga yang pesat.

    Serangan baru-baru ini oleh Israel ke Gaza juga menambah ketegangan. Israel mengklaim bahwa serangan udara mereka menyasar “teroris” yang dianggap mengancam pasukan Israel.

    Namun, banyak warga yang tewas dalam serangan ini, termasuk seorang pria yang hanya sedang mengambil barang-barang dari kamp pengungsi.

    Di sisi lain, gerakan Houthi dari Yaman mengancam akan melanjutkan serangan terhadap kapal-kapal Israel di Laut Merah dan Teluk Aden sebagai respons terhadap pemblokiran bantuan ke Gaza.

    Mereka menganggap ini sebagai bentuk solidaritas dengan warga Palestina yang menderita akibat perang.

    Sementara itu, keluarga dan pendukung warga Israel yang masih ditawan terus menuntut pembebasan mereka.

    Beberapa di antaranya berkemah di luar Kementerian Pertahanan Israel di Tel Aviv, meminta agar pemerintah segera menyelesaikan masalah gencatan senjata untuk membawa kembali para sandera.

    Di tengah perundingan yang intens, terdapat perbedaan pandangan di Israel mengenai siapa yang lebih peduli terhadap nasib para sandera: Presiden AS Donald Trump atau Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

    Sebuah jajak pendapat menunjukkan bahwa 50 persen warga Israel percaya Trump lebih peduli, dibandingkan hanya 29 persen yang percaya Netanyahu.

    Meskipun ada tekanan internasional dan mediasi dari Qatar, Mesir, serta AS, pihak Hamas diyakini tidak akan melepaskan banyak sandera tanpa memastikan pertempuran di Gaza benar-benar berakhir.

    Mereka melihat sandera sebagai alat tawar-menawar yang sangat penting.

    Hingga saat ini, meskipun gencatan senjata belum membuahkan hasil yang signifikan, baik Israel maupun Hamas masih menghindari eskalasi besar-besaran.

    Namun, serangan udara harian dari Israel menunjukkan bahwa ketegangan tetap tinggi.

    Mesir sambut baik keputusan Trump untuk tidak menggusur warga Palestina

    Mesir mengatakan pihaknya menghargai pernyataan Trump yang tidak menuntut penduduk Gaza meninggalkan daerah kantong itu, menurut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri.

    Pernyataan itu muncul setelah Trump mengatakan “tidak ada yang mengusir warga Palestina dari Gaza” saat menanggapi pertanyaan selama pertemuan di Gedung Putih  dengan Taoiseach Irlandia Micheal Martin, Rabu (12/3/2025).

    “Sikap ini mencerminkan pemahaman akan perlunya mencegah memburuknya situasi kemanusiaan di Gaza dan pentingnya menemukan solusi yang adil dan berkelanjutan untuk masalah Palestina,” tambah Kementerian Luar Negeri Mesir.

    Trump mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh Timur Tengah dan sekitarnya bulan lalu ketika ia mengusulkan pengambilalihan Gaza oleh AS dan mengusulkan agar penduduk Palestina di wilayah yang dilanda perang itu dipindahkan secara permanen ke negara-negara tetangga.

    Hamas Desak Aksi Internasional Cegah Bencana Kelaparan di Gaza

    Juru bicara Hamas, Abdel-Latif al-Qanou, mengeluarkan pernyataan yang menanggapi blokade Israel terhadap bantuan ke Gaza.

    Dalam komentarnya yang diterjemahkan, al-Qanou menyampaikan keprihatinannya terkait penderitaan yang dialami oleh penduduk Gaza akibat pengepungan yang telah berlangsung selama dua minggu.

    Al-Qanou menekankan bahwa blokade tersebut mencegah masuknya makanan, obat-obatan, dan bahan bakar, yang berisiko menyebabkan kelaparan bagi penduduk Gaza.

    Ia mengingatkan bahwa jika masyarakat internasional tidak segera mengambil langkah untuk membantu, penduduk Gaza akan menghadapi bencana kelaparan pada bulan suci Ramadan mendatang.

    “Hamas menyerukan kepada para mediator internasional untuk memberikan lebih banyak tekanan kepada Israel agar membuka penyeberangan, mengizinkan aliran bantuan, dan menghentikan hukuman kolektif terhadap penduduk Gaza,” ungkap al-Qanou dalam pernyataannya.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani) 

  • Hamas Tiba-Tiba Dukung Sikap Trump soal Gaza, Ada Apa?

    Hamas Tiba-Tiba Dukung Sikap Trump soal Gaza, Ada Apa?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Juru bicara kelompok Hamas Hazem Qassem menyambut baik keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang tampaknya menarik diri dari usulannya untuk memindahkan lebih dari dua juta warga Palestina dari Gaza secara permanen.

    Pernyataan pejabat Hamas itu muncul setelah Trump mengatakan pada Rabu bahwa “tidak ada yang akan mengusir warga Palestina dari Gaza” sebagai tanggapan atas pertanyaan selama pertemuan di Gedung Putih dengan pemimpin Irlandia, Taoiseach Micheal Martin.

    “Jika pernyataan Presiden AS Trump merupakan penarikan diri dari gagasan untuk memindahkan warga Jalur Gaza, maka pernyataan itu disambut baik,” kata Qassem dalam pernyataan itu, seperti dikutip Al Jazeera pada Kamis (13/3/2025).

    “Kami menyerukan agar posisi ini diperkuat dengan mewajibkan pendudukan Israel untuk melaksanakan semua ketentuan perjanjian gencatan senjata,” tambahnya.

    Bulan lalu, Trump mengirimkan mengusulkan pengambilalihan Gaza oleh AS dan menyarankan agar penduduk Palestina di wilayah yang dilanda perang itu dipindahkan secara permanen untuk tinggal di negara-negara tetangga sekitar.

    Pembalikan sikap Trump terjadi setelah para menteri luar negeri Arab bertemu di Qatar pada Rabu dengan utusan AS untuk Timur Tengah Steve Witkoff untuk membahas rekonstruksi Gaza.

    Menurut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Qatar, para menteri luar negeri dari Qatar, Yordania, Mesir, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan sekretaris jenderal Organisasi Pembebasan Palestina hadir dalam pertemuan tersebut.

    “Para menteri luar negeri Arab membahas rencana rekonstruksi Gaza, yang disetujui pada KTT Liga Arab yang diadakan di Kairo pada tanggal 4 Maret 2025,” kata kementerian tersebut.

    “Mereka juga setuju dengan utusan AS untuk melanjutkan konsultasi dan koordinasi mengenai rencana ini sebagai dasar bagi upaya rekonstruksi di sektor tersebut,” tambahnya.

    Pada Sabtu lalu, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang beranggotakan 57 orang secara resmi mengadopsi rencana untuk Gaza yang diajukan oleh Liga Arab pada pertemuan darurat di Arab Saudi.

    Prakarsa yang dipelopori Mesir tersebut muncul sebagai usulan untuk membangun kembali Jalur Gaza di bawah pemerintahan Otoritas Palestina mendatang sebagai tanggapan atas ancaman Trump untuk mengambil alih Gaza dan mengosongkan wilayah tersebut dari penduduknya.

    (luc/luc)

  • Donald Trump Urungkan Niat Relokasi Warga Gaza, Ini Respons Hamas

    Donald Trump Urungkan Niat Relokasi Warga Gaza, Ini Respons Hamas

    PIKIRAN RAKYAT – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump tampaknya mengurungkan niat untuk mengusir paksa warga Palestina dari Gaza. Hal ini setelah Trump mengeluarkan pernyataan terbaru.

    “Tidak ada yang mengusir warga Palestina dari Gaza,” kata Trump.

    Pernyataan terbaru Trump ini disambut baik oleh kelompok pejuang Palestina yaitu Hamas. Pasalnya, Februari 2025 lalu, Trump mengeluarkan pernyataan kontroversial yang akan merelokasi warga Gaza.

    Sontak saja, pernyataan Trump kala ini membuat banyak pihak naik pitam dan mengecam. Pasalnya, selain relokasi, Trump juga dituding ingin melakukan pembersihan etnis.

    “Jika pernyataan Presiden AS Trump menunjukkan kemunduran dari gagasan menggusur warga Jalur Gaza, maka pernyataan tersebut disambut baik,” kata Juru bicara Hamas, Hazem Qassem.

    Karena masih sebatas pernyataan, Hamas berharap agar Trump bisa membuktikan ucapannya dan juga bisa mendesak Israel agar mematuhi perjanjian dalam gencatan senjata yang telah disepakati.

    “Kami menyerukan agar posisi ini diperkuat dengan mewajibkan Israel untuk melaksanakan semua ketentuan perjanjian gencatan senjata,” tuturnya dilaporkan Al Jazeera.

    Update gencatan senjata

    Palestina dan Israel sepakat untuk melakukan gencatan senjata tahap pertama pada 19 Januari 2025. Seiring waktu, eskalasi terus terjadi dan memengaruhi perundingan gencatan senjata tahap selanjutnya.

    Namun, pada Selasa, 11 Maret 2025, babak baru gencatan senjata Israel dan Palestina dimulai. Bertempat di Qatar,  Utusan khusus AS untuk Timur Tengah Steve Witkoff menghadiri perundingan untuk mediasi ini.

    “Para menteri Arab menekankan pentingnya mempertahankan gencatan senjata di Gaza dan wilayah Palestina yang diduduki. Menekankan perlunya upaya sungguh-sungguh untuk mencapai perdamaian yang adil dan menyeluruh berdasarkan solusi dua negara, serta memastikan terpenuhinya aspirasi rakyat Palestina untuk kebebasan dan kemerdekaan,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Qatar.

    Penasihat politik Hamas, Taher al-Nono, mengonfirmasi pembicaraan langsung yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan Washington di ibu kota Qatar. Pertemuan ini difokuskan pada pembebasan seorang warga negara ganda Amerika-Israel yang ditahan oleh kelompok bersenjata di Gaza.

    Al-Nono mengatakan pertemuan antara para pemimpin Hamas dan negosiator sandera AS, Adam Boehler, juga membahas cara melihat pelaksanaan perjanjian gencatan senjata bertahap antara Hamas dan Israel yang bertujuan untuk mengakhiri perang di Gaza.

    Diskusi langsung antara Boehler dan Hamas ini mematahkan kebijakan Washington yang telah berlaku selama puluhan tahun untuk tidak bernegosiasi dengan kelompok-kelompok yang dicap AS sebagai “organisasi teroris”.

    Delegasi Hamas juga telah bertemu selama dua hari terakhir dengan mediator Mesir dan menegaskan kembali kesiapannya untuk merundingkan fase berikutnya dari gencatan senjata dengan Israel. Sementara Israel mengirim negosiator ke Doha pada hari Senin untuk pembicaraan gencatan senjata.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • KBRI Bucharest luncurkan logo 75 tahun hubungan diplomatik RI-Rumania

    KBRI Bucharest luncurkan logo 75 tahun hubungan diplomatik RI-Rumania

    ANTARA – KBRI Bucharest dan Kementerian Luar Negeri Rumania resmi meluncurkan logo peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Republik Indonesia-Rumania. Logo tersebut menandai eratnya kemitraan kedua negara sejak 1950 dan melambangkan koneksi berkelanjutan, serta mencerminkan persatuan dan kesinambungan hubungan kedua negara. (Yogi Rachman/Soni Namura/Rijalul Vikry)

  • UNICEF: Stok Air di Gaza Mencapai Tingkat Kritis, Jutaan Nyawa Terancam Mati Kehausan – Halaman all

    UNICEF: Stok Air di Gaza Mencapai Tingkat Kritis, Jutaan Nyawa Terancam Mati Kehausan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) memperingatkan bahwa stok air di Gaza telah mencapai tingkat kritis yang parah.

    Menurut pantauan UNICEF krisis air yang makin mencekik membuat 90 persen penduduk Gaza tidak bisa mendapatkan air minum yang aman.

    Dengan hanya satu dari 10 orang saat ini yang hanya dapat mengakses air minum aman, sebagaimana dikutip dari Middle East Eye.

    Situasi ini berbanding terbalik dengan situasi Gaza di bulan November 2024, di mana 600.000 penduduk Gaza sempat mendapatkan akses air minum bersih.

    Namun pasca Menteri Energi Israel Eli Cohen memberikan instruksi ke Perusahaan Listrik Israel (IEC) untuk menghentikan pasokan listrik ke Gaza, Palestina mulai awal pekan ini, membuat stok air bersih menipis.

    Ini karena pabrik desalinasi yang menghasilkan air minum 18.000 meter kubik air per hari untuk sebagian wilayah Gaza mandek beroperasi karena seperti stasiun pompa dan fasilitas pengolahan air kehilangan akses listrik.

    Direktur eksekutif Gisha, Tania Hary mengatakan bahwa dampak pemadaman listrik membuat pabrik desalinasi tak lagi dapat menyediakan 18.000 meter kubik air per hari untuk wilayah Deir al-Balah di Gaza tengah.

    1,8 Juta Warga Gaza Terancam

    Imbas krisis air yang makin mencekik, PBB memperkirakan bahwa 1,8 juta warga di wilayah kantong Palestina itu terancam mengalami kehausan.

    Selain karena pabrik desalinasi yang mandek beroperasi, krisis air semakin mengancam jutaan jiwa lantaran hampir 97 persen air yang tersedia di Jalur Gaza terkontaminasi limbah.

    Ini berarti jutaan penduduk Gaza terpaksa hidup dengan air kotor.

    Mereka harus menempuh perjalanan jauh, menanggung beban berat wadah air, hanya untuk mendapatkan sedikit air bersih.

    Mengantisipasi terjadinya krisis air yang semakin mencekik pabrik tersebut diperkirakan akan menggunakan generator untuk  menghasilkan sekitar 2.500 meter kubik per hari.

    Namun UNICEF menekankan bahwa situasi saat ini bisa semakin memburuk apabila Israel tak kunjung membuka blokade aliran listrik ke Gaza.

    Merespon tindakan Israel,  Arab Saudi mengecam keras pemutusan listrik di Gaza oleh Israel.

    Kementerian Luar Negeri Saudi mengatakan tindakan Israel ini telah melanggar hukum humaniter Internasional.

    “Kerajaan menegaskan kembali penolakan mutlaknya terhadap pelanggaran hukum humaniter internasional oleh Israel,” kata Kementerian Luar Negeri Saudi, dikutip dari Anadolu.

    Kecaman serupa juga dilontarkan  Pemerintah Mesir yang mengutuk tindakan Israel, menyebutnya sebagai pelanggaran hukum humaniter internasional.

    Selain mengecam pemutusan listrik, Mesir juga menilai kebijakan hukuman kolektif yang diambil oleh Israel, termasuk menangguhkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, tidak dapat diterima, tulis pernyataan itu.

    “Mesir mengecam pemutusan aliran listrik ke Jalur Gaza. Ini sebuah pelanggaran baru terhadap hukum kemanusiaan internasional dan Konvensi Jenewa Keempat (tentang perlindungan warga sipil),” kata Kementerian Luar Negeri Mesir.

    Senada dengan yang lainnya, kelompok bantuan dan aktivis hak asasi manusia menuduh Israel melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dan melanggar hukum humaniter internasional karena menghentikan bantuan.

    Hind Khoudary dari Al Jazeera melaporkan dari Kota Gaza bahwa meskipun serangan udara yang menghancurkan di Gaza telah berakhir, warga sipil terus menderita akibat blokade Israel yang telah berlangsung selama lebih dari satu minggu.

    “Banyak warga Palestina tidak mampu membeli produk ini, dan sebagian besar penduduk Gaza saat ini bergantung pada bantuan pangan.

    “Makanan, air, dan listrik, semua aspek kehidupan Palestina terkena dampak tindakan Israel,” kata Khoudary, seraya menambahkan bahwa situasi di lapangan masih “sangat buruk”

    (Tribunnews.com / Namira)

  • Serangan Drone Terbesar Ukraina ke Rusia, Disebut ‘Tamparan’ untuk Trump, Putin Diminta Balas – Halaman all

    Serangan Drone Terbesar Ukraina ke Rusia, Disebut ‘Tamparan’ untuk Trump, Putin Diminta Balas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Rusia mengatakan Ukraina melancarkan serangan drone besar-besaran ke Rusia, Selasa malam, (12/3/2025).

    Serangan itu bahkan diklaim sebagai serangan drone terbesar Ukraina sejak perang Ukraina-Rusia meletus tahun 2022 lalu.

    Dikutip dari ABC News, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya berhasil menembak jatuh 343 drone Ukraina dalam semalam.

    Ratusan drone itu dijatuhkan di sepuluh wilayah Rusia. Wali Kota Moskow Sergei Sobyanin mengatakan sistem pertahanan udara di Moskow dikerahkan untuk menghadapi gelombang serangan drone.

    Dilaporkan ada 91 drone yang ditembak jatuh di langit Ibu Kota Rusia itu. Sementara itu, ada enam drone yang dijatuhkan di dekat PLTN Kursk.

    Lewat Telegram, Sobyanin mengatakan serangan Ukraina di Moskow sangatlah besar.

    Adapun Gubernur Oblast Moskow, Andrei Vorobyiv menyebut setidaknya ada orang yang tewas. Beberapa gedung tinggi, rumah, dan toko rusak karena serangan itu.

    Mengenai jumlah korban luka, Kementerian Kesehatan Rusia mengatakan ada 20 lebih, tiga di antaranya adalah anak-anak.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova mengecam serangan Ukraina dan menyebutnya sebagai “serangan teroris”.

    Sementara itu, menurut Dmitry Peskov selaku juru bicara Kremlin, serangan tersebut sudah dilaporkan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin. Dia menyebut Ukraina menargetkan fasilitas warga sipil.

    Badan Udara Federal Rusia mengatakan penerbangan ditangguhkan di semua bandara di Moskow.

    Ketika ditanya apakah serangan itu ditujukan untuk mengganggu pembicaraan tentang gencatan senjata, Peskov mengklaim belum ada perundingan.

    “Belum ada negosiasi. Sejauh ini Amerika Serikat, dalam pernyataan mereka, berusaha memahami seberapa siap Ukraina dalam pembicaraan perdamaian. Belum ada negosiasi, jadi tidak ada yang diganggu,” kata Peskov.

    Di sisi lain, militer Ukraina belum buka suara mengenai serangan terbaru ke Moskow itu.

    Serangan itu dilancarkan saat juru runding AS dan Ukraina bersiap melakukan pembicaraan perdamaian di Kota Jeddah, Arab Saudi.

    Hubungan AS dengan Ukraina memburuk dalam beberapa minggu terakhir. Presiden AS Donald Trump mendesak Ukraina untuk membuat konsesi demi kesepakatan damai.

    Trump juga meminta Ukraina menandatangani perjanjian kontroversial tentang akses AS terhadap mineral langka di Ukraina. Perjanjian itu dijadikan imbalan atas bantuan militer AS kepada Ukraina.

    “Tamparan” untuk Trump

    Media Eurasian Times menyebut serangan besar Ukraina itu sebagai “tamparan di wajah Trump”.

    Serangan tersebut terjadi pada malam sebelum pembicaraan antara Ukraina dan AS di Arab Saudi. Menurut media itu, pemilihan waktu serangan bukanlah tanpa alasan atau kebetulan sematan.

    Sehari sebelumnya seorang pejabat Ukraina mengatakan delegasi Ukraina berencana mengusulkan gencatan senjata di udara dan laut dengan Rusia.

    Serangan itu diduga bertujuan untuk memberi tahu delegasi AS dan Rusia tentang pentingnya gencatan senjata di udara.

    “Sinyal untuk Putin mengenai pentingnya gencatan senjata di udara,” kata Kepala Pusat Pemberantasan Disinformasi Ukraina Andriy Kovalenko.

    Narasumber Ukraina mengklaim serangan menaargetkan fasilitas strategis, termasuk fasilitas penyimpanan minyak dan tempat produksi militer.

    Staf Umum Ukraina melaporkan serangan itu mencapai hingga jarak 680 mil ke dalam wilayah Rusia. Diduga serangan itu juga ditujukan untuk mengganggu pasokan logistik dan infrastruktur.

    Namun, apabila keterangan Rusia tentang jumlah drone yang dijatuhkan tepat, efektivitas serangan Ukraina jauh berkurang karena menghadapi sistem pertahanan Rusia.

    Sementara itu, Leonid Slutsky selaku Ketua Komite Urusan Internasional Duma (parlemen Rusia), menyebut serangan itu mungkin ditujukan untuk mengganggu negosiasi yang dilakukan di Arab Saudi.

    Slutsky mengingatkan pernyataan Putin sebelumnya bahwa dia akan selalu membalas tindakan seperti itu.

    Sementara itu, seoranga anggota dewan Rusia meminta Putin untuk membasnya dengan rudal Oreshnik.

    “Keputusannya terserah kepada Panglima Tertinggi, tetapi saya pikir akan masuk akal untuk meluncurkan Oreshnik,” kata dia.

    (*)

  • Kata Singapura soal Ekstradisi Paulus Tannos Bakal Lama

    Kata Singapura soal Ekstradisi Paulus Tannos Bakal Lama

    Jakarta

    Singapura menyampaikan kabar terkini mengenai proses ekstradisi Paulus Tannos alias Thian Po Tjhin. Otoritas Singapura menyebut upaya untuk mengekstradisi Tannos ke Indonesia akan memakan waktu lama.

    Dirangkum detikcom dilansir dari BBC Indonesia, Selasa (11/3/2025), Kementerian Hukum Singapura mengatakan pihaknya akan berusaha mempercepat proses ekstradisi buronan kasus korupsi pengadaan e-KTP itu seperti yang diminta pemerintah Indonesia. Namun demikian, upaya untuk mengekstradisi Tannos ke Indonesia akan memakan waktu setelah yang bersangkutan mengajukan gugatan hukum.

    Menteri Hukum dan Dalam Negeri Singapura, K Shanmugam, menegaskan hal itu dalam jumpa pers, Senin (10/03), seperti dilaporkan kantor berita Reuters. Paulus Tannos diduga terlibat skandal korupsi proyek kartu tanda penduduk (KTP) elektronik atau e-KTP.

    Hasil penyelidikan KPK mengungkapkan kasus ini menyebabkan kerugian negara sekitar Rp2,3 triliun. Dia dinyatakan buron oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sejak 19 Oktober 2021, dan diyakini telah tinggal di Singapura semenjak 2017.

    Menurut Shanmugam, sebagaimana dikutip dari The Straits Times, Tannos telah menyewa pengacara dan akan menentang upaya ekstradisi itu.

    Apabila upaya hukum itu dilakukan Tannos, tambahnya, maka proses ekstradisi itu kemungkinan “memakan waktu dua tahun atau lebih”.

    “Jika Tannos tidak menentang ekstradisinya, dia dapat diekstradisi dalam waktu enam bulan, bahkan mungkin kurang,” ujarnya.

    “Dan jika pengadilan memerintahkan ekstradisi, dia berhak mengajukan banding,” imbuhnya.

    Seperti diketahui, Paulus Tannos dilaporkan memiliki paspor diplomatik yang sah, yaitu dari negara Guinea-Bissau di Afrika Barat. Hal itu diutarakan pengacaranya pada sidang ekstradisinya, 23 Januari 2025 lalu, yang digelar otoritas hukum Singapura.

    Menteri Hukum dan Dalam Negeri Singapura, K Shanmugam, dalam jumpa pers Senin, 10 Maret 2025, mengatakan, jika paspor Paulus Tannos tidak sah atau palsu, maka dia dapat diekstradisi dengan relatif cepat.

    Namun lantaran Tannos memasuki Singapura dengan paspor yang sah, maka otoritas hukum Singapura tidak mudah untuk memulangkannya begitu saja, katanya.

    “Tidak mungkin kami bisa langsung menerbangkannya ke pesawat dan memulangkannya. Ada proses formal.”

    Walaupun demikian, tambahnya, tidak berarti Tannos memiliki kekebalan diplomatik, karena dia tidak terakreditasi di Kementerian Luar Negeri Singapura.

    Menurut Shanmugam, sidang peradilan terakhir Tannos dijadwalkan pada 7 Maret 2025, tetapi yang bersangkutan mengaku sakit dan dirawat di rumah sakit. Dia telah dijadwalkan untuk pemeriksaan lanjutan pada 13 Maret dan 19 Maret 2025.

    Kapan Pemerintah Indonesia Meminta Ekstradisi Paulus Tannos?

    Foto: Paulus Tannos (dok. detikcom)

    Di Indonesia, muncul pertanyaan yang dikutip media terkait proses ekstradisi Tannos yang dianggap berlarut-larut itu. Pertanyaan itu didasari bahwa sebelumnya Tannos sudah ditangkap otoritas hukum Indonesia.

    Selain itu, Indonesia dan Singapura sudah memiliki perjanjian tentang ekstradisi. Shanmugam membenarkan bahwa pemerintah Indonesia sudah mengajukan permintaan resmi agar Tannos diekstradisi ke Indonesia.

    Pemerintah Singapura telah menerima permintaan ekstradisi resmi dan dokumen pendukung dari otoritas Indonesia pada 24 Februari 2025 lalu. Sebelumnya, Wakil Menteri Hukum Indonesia Edward Hiariej mengatakan, pihaknya sudah menyerahkan dokumen-dokumen untuk proses ekstradisi Paulus Tannos.

    “Itu [dokumen] sudah diserahkan ke pihak Singapura Minggu lalu, Singapura akan meneliti, dia akan mempelajari dulu,” kata Eddy kepada wartawan di Jakarta, Selasa, 25 Februari 2025 lalu.

    Secara terpisah, Ketua KPK Setyo Budiyanto mengatakan seluruh dokumen yang disyaratkan untuk proses ekstradisi itu sudah dikirim ke otoritas Singapura pada pekan kedua Februari 2025 lalu.

    “Minggu lalu sudah dibawa ke Pemerintah Singapura,” kata Setyo, Senin (24/2) lalu.

    Sebelumnya, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura melaporkan bahwa buronan kasus korupsi pengadaan e-KTP, Paulus Tannos alias Thian Po Tjhin (PT), saat ini ditahan di Penjara Changi. Duta Besar RI untuk Singapura, Suryopratomo, menjelaskan bahwa Tannos tidak pernah ditahan di KBRI Singapura.

    “Sejak tanggal 17 Januari 2025, setelah Pengadilan Singapura mengabulkan permintaan penahanan sementara (provisional arrest request), Paulus Tannos ditahan di Changi Prison,” ungkapnya kepada kantor berita Antara, Sabtu (25/01).

    Penahanan sementara ini merupakan mekanisme yang diatur dalam Perjanjian Ekstradisi RI-Singapura.

    “Perintah penahanan diterbitkan oleh Pengadilan Singapura setelah Tannos dihadapkan oleh Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB). Ini merupakan wujud kerja sama, komunikasi, dan koordinasi yang efektif antara kedua negara dalam memastikan implementasi perjanjian ekstradisi,” tambahnya.

    Tannos, menurut Suryopratomo, tidak ditangkap langsung oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Singapura, tapi melalui prosedur hukum yang melibatkan CPIB dan aparat penegak hukum Singapura. KBRI Singapura menghormati sikap CPIB yang tidak mengungkapkan detail lebih lanjut mengenai proses menghadapkan Paulus Tannos ke pengadilan.

    “Yang terpenting, saat ini Paulus Tannos sudah ditahan di Changi Prison, dan proses hukum sementara masih berlangsung dan dalam kewenangan Pengadilan Singapura,” kata Suryopratomo.

    Duta Besar RI untuk Singapura, Suryopratomo, menyampaikan bahwa penahanan sementara ini merupakan langkah awal dalam proses ekstradisi PT.

    “Provisional arrest dikabulkan untuk jangka waktu 45 hari. Dalam periode ini, pemerintah Indonesia melalui lembaga terkait akan melengkapi formal request dan dokumen yang dibutuhkan untuk proses ekstradisi,” ujarnya.

    Kabar penangkapan Paulus Tannos disampaikan KPK, pada Jumat (24/01).

    “Benar, bahwa Paulus Tannos tertangkap di Singapura dan saat ini sedang ditahan,” kata Wakil Ketua KPK, Fitroh Rohcahyanto saat dikonfirmasi Antara.

    Saat ini KPK tengah koordinasi dengan polisi, Kejaksaan Agung dan Kementerian Hukum untuk mengekstradisi Paulus Tannos ke Indonesia, tambahnya.

    “Sekaligus melengkapi persyaratan yang diperlukan guna dapat mengekstradisi yang bersangkutan ke Indonesia untuk secepatnya dibawa ke persidangan,” ujar Fitroh.

    Paulus Tannos adalah pimpinan PT Sandipala Arthapura. Perusahaan Tannos ini, menurut KPK, bertanggung jawab atas pembuatan, personalisasi, dan distribusi blangko e-KTP.

    Bersama tersangka lainnya, Paulus diduga melakukan kongkalikong demi menguntungkan mereka dalam proyek e-KTP. Hasil penyidikan KPK, negara dirugikan sekitar Rp2,3 triliun dari kasus ini.

    Tiga tersangka lainnya sudah diadili, namun Tannos dinyatakan buron oleh KPK sejak 2021. Paulus Tannos alias Thian Po Tjhin dilaporkan sudah tinggal di Singapura sejak 2012 lalu.

    Sejumlah media melaporkan Tannos sudah menjadi penduduk tetap negara itu. Ketua KPK Setyo Budiyanto menegaskan perubahan kewarganegaraan Paulus Tannos tidak akan memengaruhi proses ekstradisinya.

    “Enggak saya kira. Mudah-mudahan semuanya lancar,” kata Ketua KPK Setyo Budiyanto di Jakarta, Jumat (24/01).

    Paulus Tannos Kabur ke Singapura

    Foto: Paulus Tannos (dok. detikcom)

    Pada 13 Agustus 2019, KPK telah mengumumkan empat orang tersangka baru dalam kasus korupsi pengadaan KTP elektronik. Mereka adalah Direktur Utama PT Sandipala Arthaputra, Paulus Tannos, dan Direktur Utama Perum Percetakan Negara RI (PNRI) Isnu Edhi Wijaya.

    Dua tersangka lainnya adalah anggota DPR (20142019) Miryam S. Haryani, serta eks Ketua Tim Teknis Teknologi Informasi Penerapan KTP elektronik Husni Fahmi. Miryam, Isnu dan Husni telah diadili dan dijatuhi hukuman penjara. Adapun Paulus Tannos sempat dinyatakan buron oleh KPK.

    Hasil penyidikan KPK, negara dirugikan sekitar Rp2,3 triliun dari kasus ini. Paulus Tannos diketahui telah masuk daftar pencarian orang (DPO) atau buron KPK sejak 19 Oktober 2021.

    Seperti dilaporkan Kompas.com yang mengutip Antara, Selasa, 13 September 2019, Paulus tinggal di Singapura bersama keluarganya, termasuk anaknya Catherine Tannos yang terjerat kasus pengadaan e-KTP.

    Dia memilih tinggal di Singapura setelah dilaporkan ke Mabes Polri atas tuduhan menggelapkan dana chip Surat Izin Mengemudi (SIM).

    Apa peran Paulus Tannos dalam kasus korupsi e-KTP?

    KPK mengatakan akta perjanjian konsorsium proyek e-KTP menyebut perusahaan Paulus (PT Sandipala Arthaputra) bertanggung jawab atas pembuatan, personalisasi dan distribusi blangko e-KTP, seperti dilaporkan Detik.com.

    Hasil penyelidikan KPK, yang diumummkan kepada publik pada 2019, Paulus Tannos diduga melakukan kongkalikong dengan melakukan pertemuan untuk menghasilkan peraturan yang bersifat teknis.

    Menurut laporan Detik.com, pertemuan itu diduga terjadi sebelum proyek dilelang.

    Wakil Ketua KPK saat itu, Saut Situmorang, mengatakan Paulus Tannos diduga melakukan pertemuan dengan Andi Agustinus, Johanes Marliem, dan tersangka Isnu Edhi Wijaya.

    Pertemuan ini, menurut KPK, membahas pemenangan konsorsium PNRI dan menyepakati fee sebesar 5%.

    Dalam pertemuan itu membahas pula skema pembagian beban fee yang akan diberikan kepada beberapa anggota DPR RI dan pejabat pada Kementerian Dalam Negeri.

    Paulus dkk lalu melakukan pertemuan lanjutan dalam waktu 10 bulan dan menghasilkan beberapa output.

    Misalnya, prosedur operasional standar (SOP) pelaksanaan kerja, struktur organisasi pelaksana kerja, dan spesifikasi teknis.

    Hasil-hasil tersebut kemudian dijadikan dasar untuk penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) pada 11 Februari 2011.

    Disebutkan peran Paulus Tannos dalam kasus korupsi pengadaan e-KTP, salah satunya, melakukan beberapa pertemuan dengan pihak-pihak vendor, termasuk dengan tersangka Husmi Fahmi (HSF) dan Isnu Edhi Wijaya (ISE).

    Wakil Ketua KPK pada 2019, Saut Situmorang mengatakan, Paulus bersama Husmi dan Isnu bertemu di sebuah ruko di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan

    “Padahal HSF dalam hal ini adalah Ketua Tim Teknis dan juga panitia lelang,” kata Saut.

    KPK menduga perusahaan Paulus Tannos diperkaya Rp 145 miliar dari proyek e-KTP.

    Saut menjelaskan, fakta seperti itu juga terekam dalam putusan terhadap mantan Ketua DPR Setya Novanto.

    “Sebagaimana telah muncul di fakta persidangan dan pertimbangan hakim dalam perkara dengan terdakwa Setya Novanto, PT Sandipala Arthaputra diduga diperkaya Rp 145,85 miliar terkait proyek e-KTP ini,” ujar Saut.

    KPK telah memasukkan nama Paulus Tannos ke daftar pencarian orang (DPO) sejak 19 Oktober 2019. Paulus saat itu disebut telah mengganti identitasnya menjadi Tjhin Thian Po.

    Apa Langkah yang Dilakukan Kemenkum?

    Foto: Paulus Tannos (dok. detikcom)

    Kementerian Hukum (Kemenkum) menyatakan pihaknya akan memproses ekstradisi buronan Paulus Tannos alias Thian Po Tjhin dari Singapura.

    “Permohonan dari Kejaksaan Agung, kami sudah terima,” kata Menteri Hukum Supratman Andi Agtas di Kantor Kemenkum, Jakarta, Jumat (24/01), seperti dilaporkan kantor berita Antara.

    Saat ini permintaan ekstradisi sedang diproses oleh Direktorat Otoritas Pusat dan Hukum Internasional pada Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kemenkum, katanya.

    Dia menjelaskan sejauh ini masih ada dokumen-dokumen yang dibutuhkan, yakni baik dari Kejaksaan Agung maupun Interpol Mabes Polri.

    “Jadi, masih ada dua atau tiga dokumen yang dibutuhkan. Nah karena itu Direktur OPHI saya sudah tugaskan untuk secepatnya berkoordinasi, dan saya pikir sudah berjalan,” ujarnya.

    Ditanya wartawan kapan ekstradisi atas Paulus, Supratman mengatakan pertanyaan itu ditanyakan ke Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin.

    Dihubungi secara terpisah, Kejaksaan Agung mengatakan pihaknya sedang melakukan koordinasi dengan KPK soal proses ekstradisi Paulus Tannos.

    “KPK dan Kejagung koordinasinya masih progres secara intensif terkait hal ini,” kata Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Harli Siregar ketika dihubungi di Jakarta, Jumat (24/01).

    Dia menegaskan pihaknya siap mendukung KPK dalam hal pemenuhan administrasi maupun koordinasi pemulangan Paulus Tannos.

    “Yang menangani perkara ini, kan, KPK. Jadi, teman-teman di KPK yang aktif, baik dalam pemenuhan administrasi maupun koordinasi pemulangannya. Prinsipnya, kami siap membantu,” jelasnya.

    Halaman 2 dari 4

    (whn/wnv)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu