Kementrian Lembaga: Kemlu

  • Bantuan Korban Gempa Myanmar Akan Dikirim Mulai Besok, Tim SAR Berangkat Lusa Pakai C-130 Hercules – Halaman all

    Bantuan Korban Gempa Myanmar Akan Dikirim Mulai Besok, Tim SAR Berangkat Lusa Pakai C-130 Hercules – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Bantuan kemanusiaan untuk korban bencana alam gempa bumi di Myanmar dari Indonesia akan dikirim secara bertahap mulai besok Senin (31/3/2025).

    Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Brigjen Kristomei Sianturi mengatakan tim yang akan diberangkatkan besok adalah tim advance.

    Sedangkan tim SAR, lanjut dia, akan dikirim lusa pada Selasa (1/4/2025).

    “Pemberangkatannya secara bertahap. Tim advance besok tanggal 31 Maret 2025, tim SAR tanggal 1 April 2025 dengan C-130 Hercules, dan tim Emergency Medical Team (EMT) serta bantuan logistik lainnya tanggal 3 April 2025,” kata Kristomei saat dikonfirmasi Tribunnews.com pada Minggu (30/3/2025).

    Sebelumnya, ia mengatakan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto memerintahkan jajarannya untuk menyiapkan pasukan hingga kapal rumah sakit untuk misi kemanusiaan bencana alam di Myanmar.

    Kristomei mengatakan Panglima TNI telah menghadiri rapat virtual yang dipimpin oleh Menko PMK pada hari ini Minggu (30/3/2025).

    Berdasarkan hasil rapat tersebut, TNI akan menyiapkan pasukan di antaranya (Tim SAR, tim evakuasi medis, Tim Zeni), kapal rumah sakit (KRI Rajiman), tiga pesawat C-130 Hercules, satu Helikopter Super Puma dan tiga Helikopter caracal untuk misi kemanusian korban bencana alam gempa bumi di Myanmar.

    “Panglima TNI telah memerintahkan satuan yang akan terlibat misi kemanusiaan ini untuk mengecek dan menyiapkan personil, peralatan dan perlengkapan, serta alutsista yang akan digunakan,” kata Kristomei saat dihubungi Tribunnews.com pada Minggu (30/3/2025).

    Diberitakan sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan duka cita atas gempa magnitudo 7,7 yang melanda negara Myanmar dan Thailanda. 

    “Pikiran dan doa kami menyertai rakyat kedua negara selama masa sulit ini,” kata Prabowo dalam keterangannya, Sabtu (29/3/2025).

    Dia memastikan Indonesia siap memberikan dukungan pemulihan pascagempa di wilayah kedua negara yang terdampak.

    “Indonesia siap memberikan semua dukungan yang diperlukan untuk upaya pemulihan di daerah yang terkena dampak,” tulis Prabowo.

    Juga diberitakan sebelumnya, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyampaikan hingga Jumat (28/3/2025) belum ada laporan soal WNI yang menjadi korban dalam peristiwa gempa bumi 7,7 magnitudo di Myanmar dan Thailand.

    Namun, Kemlu memastikan terus berkoordinasi dengan KBRI Yangon dan Bangkok.

    “Berdasarkan komunikasi dengan komunitas Indonesia, hingga saat ini belum terdapat informasi adanya korban WNI, baik di Myanmar dan di Thailand,” ujar Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI)  Judha Nugraha dalam keterangan tertulis, Jumat (28/3/2025).

    Berdasarkan pantauan media setempat, Judha mengatakan pusat gempa merusak sejumlah infrastruktur di Mandalay, salah satunya adalah Old Sagaing Bridge yang menghubungkan Kota Mandalay dengan Sagaing Region.

    “KBRI Yangon tengah memantau dan berkoordinasi dengan otoritas dan komunitas Indonesia untuk mengidentifikasi WNI yang terdampak. Sejauh ini sejumlah WNI yang berada di wilayah Mandalay telah melaporkan dalam keadaan baik. Total WNI yang berada di Myanmar tercatat sekitar 250,” kata dia.

    Sementara untuk wilayah Thailand, Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, telah menetapkan Bangkok sebagai zona darurat dan memerintahkan otoritas terkait untuk mengeluarkan peringatan nasional, pemberitahuan publik melalui SMS dan media, serta mobilitas militer. 

    Judha menyebut, bandara, rumah sakit, dan layanan transportasi juga disiagakan. Bangkok Metropolitan Authority telah merilis nomor hotline darurat 1555 melalui akun Facebook resminya untuk menerima laporan warga terdampak gempa. 

    “Total jumlah WNI yang tercatat menetap di Thailand sejumlah 2.379 orang,” tutur Judha.

    KBRI Yangon dan KBRI Bangkok, dikatakan Judha, mengimbau para WNI untuk tetap waspada atas gempa susulan.

    “Segera menghubungi hotline KBRI jika menghadapi keadaan darurat,” katanya. 

    Berikut dua hotline yang bisa dihubungi dalam keadaan darurat untuk para WNI di Myanmar dan Thailand: 

    Hotline KBRI Yangon: +95 9 503 7055 

    Hotline KBRI Bangkok: +65929031103

  • PBB: Myanmar Darurat Bantuan, Ribuan Korban Gempa Kekurangan Pasokan Medis – Halaman all

    PBB: Myanmar Darurat Bantuan, Ribuan Korban Gempa Kekurangan Pasokan Medis – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Badan PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) menyatakan kondisi korban gempa Myanmar memprihatinkan, ribuan orang dilaporkan kekurangan pasokan medis yang parah.

    Hal ini diungkap OCHA usai korban gempa Myanmar terus mengalami peningkatan sementara stok medis yang ada tak cukup untuk menangani para pasien.

    Kondisi ini semakin diperparah lantaran rusaknya jalan dan infrastruktur komunikasi, mengganggu mobilitas pengiriman alat medis termasuk peralatan trauma, kantong darah, obat bius, alat bantu, obat-obatan penting, dan tenda untuk petugas kesehatan.

    “Kekurangan parah pasokan medis menghambat upaya untuk menanggapi gempa bumi mematikan di Myanmar,” kata OCHA mengutip dari The Straits Times.

    “Gangguan telekomunikasi dan internet terus menghambat komunikasi dan operasi kemanusiaan. Jalan yang rusak dan puing-puing menghalangi akses kemanusiaan dan mempersulit penilaian kebutuhan,” imbuhnya.

    PBB mengatakan pihaknya sedang memobilisasi upaya tanggap darurat, bersama dengan organisasi mitra kemanusiaan, menyusul gempa bumi dahsyat yang melanda Myanmar pada 28 Maret.

    “Seiring dengan semakin meluasnya bencana ini, bantuan kemanusiaan yang mendesak sangat dibutuhkan untuk membantu mereka yang terkena dampak,” imbuh OCHA dalam sebuah pernyataan.

    Laporan media pemerintah mengungkap setidaknya saat ini  jumlah korban jiwa akibat gempa dahsyat di Myanmar telah bertambah menjadi 1.644 orang.

    Sementara 3.408 orang lainnya dilaporkan mengalami luka-luka, dengan angka orang hilang mencapai  139 jiwa.

    Evakuasi dengan Tangan Kosong

    Upaya penyelamatan telah dilakukan sejak Jumat kemarin, namun imbas kurangnya alat berat yang masuk ke daerah-daerah terdampak membuat masyarakat setempat harus melakukan upaya penanganan dengan tangan kosong.

    Dalam sebuah video viral yang tersebar di sosial media menunjukkan dua orang pria sedang memindahkan reruntuhan untuk mengeluarkan seorang wanita muda yang terjebak di antara dua lempengan beton.

    Tim penyelamat juga terlihat menarik seorang wanita hidup-hidup dari reruntuhan blok apartemen 12 lantai di Mandalay dengan tangan kosong.

    Sementara itu para korban selamat di Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar dilaporkan menggali sendiri reruntuhan bangunan dengan tangan kosong untuk menyelamatkan keluarga yang masih terjebak di puing-puing bangunan.

    Gempa terjadi di dekat Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar tak hanya menghancurkan gedung-gedung, namun juga membuat jembatan yang menghubungkan wilayah Ava dan Sagaing runtuh.

    Bahkan foto satelit dari Planet Labs PBC yang dianalisis oleh The Associated Press menunjukkan bahwa gempa merobohkan menara kontrol lalu lintas udara di Bandara Internasional Naypyitaw.

    Diprediksi sedikitnya 2.900 bangunan, 30 jalan, dan tujuh jembatan rusak akibat gempa bumi. 

    Junta Militer Tetapkan Status Darurat

    Usai guncangan gempa memicu kerusakan parah di sejumlah wilayah, Junta militer Myanmar langsung mengumumkan situasi darurat, Jumat (28/3/2025).

    Adapun status darurat ini ditetapkan untuk 6 wilayah diantaranya Sagaing, Mandalay, Bago, Magway, serta Shan bagian timur.

    Selain itu, junta militer juga turut memberlakukan status darurat di Naypyidaw, ibu kota yang menjadi kediaman bagi para pemimpin tertinggi junta.

    Untuk mempercepat proses evakuasi, bantuan internasional dan upaya penyelamatan terus ditingkatkan seiring dengan proses pemulihan di Myanmar dan Thailand pasca dilanda gempa dahsyat.

    Terbaru, tim bantuan dari Cina tiba dilaporkan tiba Myanmar menggunakan pesawat China Eastern Airlines untuk mengirimkan bantuan penting.

    Langkah serupa juga dilakukan India yang turut mengirimkan 15 ton bantuan kemanusiaan, termasuk tenda, kantong tidur, selimut, makanan siap saji, alat penyaring air, paket kebersihan, obat-obatan, serta perlengkapan medis.

    Sementara Kementerian Situasi Darurat Rusia mengirimkan dua pesawat yang membawa 120 tenaga ahli, termasuk dokter anestesi, psikolog, unit pencarian anjing pelacak (K9), serta tim penyelamat untuk membantu upaya pemulihan, menurut Kementerian Luar Negeri Rusia.

    (Tribunnews / Namira Yunia)

  • Panglima TNI Perintahkan Siapkan Pasukan Hingga Kapal Rumah Sakit Berangkat ke Myanmar – Halaman all

    Panglima TNI Perintahkan Siapkan Pasukan Hingga Kapal Rumah Sakit Berangkat ke Myanmar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto memerintahkan persiapan pasukan lengkap, termasuk kapal rumah sakit dan pesawat, untuk misi kemanusiaan pasca-gempa Magnitudo 7,7 di Myanmar.

    Panglima TNI, yang hadir dalam rapat virtual dengan Menko PMK pada Minggu (30/3/2025), memastikan bahwa TNI akan mengirimkan tim SAR, tim evakuasi medis, serta Tim Zeni.

    Tidak hanya itu, untuk memastikan bantuan sampai dengan cepat, kapal rumah sakit KRI dr Radjiman Wedyodiningrat  dan tiga pesawat C-130 Hercules turut disiapkan. 

    Bahkan, ada satu helikopter Super Puma dan tiga Heli Caracal yang juga siap diberangkatkan ke Myanmar untuk mendukung upaya penyelamatan dan pemulihan pasca-gempa.

    “Panglima TNI telah memerintahkan satuan yang akan terlibat misi kemanusiaan ini untuk mengecek dan menyiapkan personil, peralatan dan perlengkapan, serta alutsista yang akan digunakan,” kata Kristomei kepada Tribunnews.com pada Minggu (30/3/2025).

    Sementara itu, tim advance Indonesia sudah dijadwalkan berangkat pada Senin (31/3/2025) untuk segera membantu korban gempa yang telah menewaskan dan melukai ribuan orang.

    Gempa dengan magnitudo 7,7 yang melanda Myanmar dan Thailand ini mengakibatkan kerusakan parah di wilayah Mandalay, Myanmar, serta Bangkok, Thailand.

    Infrastruktur utama seperti Old Sagaing Bridge di Myanmar dilaporkan rusak, dan wilayah Bangkok telah ditetapkan sebagai zona darurat.

    Presiden Prabowo Subianto juga mengungkapkan belasungkawa mendalam atas bencana ini, dan menyatakan bahwa Indonesia siap memberikan segala bentuk dukungan untuk pemulihan di kedua negara yang terdampak.

    Selain misi kemanusiaan, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI terus memantau situasi WNI di wilayah yang terdampak.

    Hingga kini, Kemlu menyatakan belum ada laporan tentang WNI yang menjadi korban. Namun, pihaknya tetap berkoordinasi dengan KBRI Yangon dan Bangkok untuk memastikan keselamatan warga negara Indonesia di sana.

    Indonesia menunjukkan solidaritas luar biasa dengan mengirimkan pasukan lengkap untuk membantu negara tetangga yang sedang berduka. Misi ini bukan hanya menunjukkan kekuatan TNI, tetapi juga komitmen Indonesia untuk selalu siap dalam misi kemanusiaan di seluruh dunia.

     
     

  • PBB: Myanmar Darurat Bantuan, Ribuan Korban Gempa Kekurangan Pasokan Medis – Halaman all

    Wanita Selamat Setelah 30 Jam Terperangkap di Reruntuhan Apartemen Mandalay Pasca-Gempa Myanmar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang wanita terjebak di dalam reruntuhan sebuah apartemen Mandalay setelah gempa mengguncang wilayah tersebut pada Jumat (28/3/2025).

    Setelah terjebak selama 30 jam, tim penyelamat berhasil menyelamatkan wanita berusia 30 tahun tersebut dalam keadaan hidup pada hari Sabtu (29/3/2025).

    Wanita bernama Phyu Lay Khaing berhasil dibawa keluar dari Sky Villa Condominium oleh tim penyelamat dengan menggunakan tandu.

    Untuk mengecek kondisinya setelah terjebak, wanita tersebut segera dilarikan ke rumah sakit.

    Komunikasi Tak Putus meski Terjebak di Bawah Reruntuhan

    Kementerian Luar Negeri Taiwan (MOFA) mengatakan wanita berusia 30 tahun tersebut tetap menjalin komunikasi dengan sang suami saat terjebak.

    “Dia mampu tetap berkomunikasi dengan dunia luar di tengah upaya penyelamatan yang sedang berlangsung,” kata MOFA, dikutip dari Focus Taiwan.

    Sang suami, Ye Aung yang juga terjebak telah diselematkan terlebih dahulu.

    “Suaminya, yang bersamanya saat gempa terjadi, telah ditarik dari reruntuhan dan hanya menderita luka ringan,” tambahnya.

    Ye Aung mengaku dirinya tak menyangka jika sang istri berhasil ditemukan dengan kondisi masih hidup.

    “Awalnya saya tidak menyangka dia akan hidup,” kata Ye Aung kepada AFP, dikutip dari The Strait Times.

    Saat sang istri berhasil selamat, pria yang memiliki dua putra tersebut mengaku sangat senang.

    “Saya sangat senang mendengar kabar baik,” kata pria tersebut.

    Sebagai informasi, gempa berkekuatan 7,7 SR mengguncang Myanmar pada hari Jumat (28/3/2025).

    Gempa terjadi sekitar pukul 12.50 siang, waktu setempat di dekat Mandalay.

    Kemudian gempa susulan terjadi beberapa menit kemudian, berkekuatan 6,4 SR.

    Getaran gempa berkekuatan besar ini juga terasa hingga Thailand.

    Di Myanmar, gempa berkekuatan besar ini merobohkan bangunan, jambatan hingga merusak jalan.

    Setiap jalan khusunya di kota Mandalay, dipenuhi bangunan yang runtuh.

    Warga yang putus asa menunggu di luar rumah dan tempat usaha mereka yang rusak dan rata dengan tanah untuk menunggu tim penyelamat dan bantuan dari pemerintah, dikutip dari Al Jazeera.

    Gempa ini mengakibatkan listrik di kota berpenduduk lebih dari 1,5 juta jiwa ini padam.

    Oranng-orang berkerumun di sebuah pom bensin di Mandalay untuk mendapatkan bahan bakar.

    Toko-toko, restoran hingga kedai teh pun tutup akibat gempa.

    Sementara jumlah korban tewas akibat gempa bumi Myanmar telah meningkat menjadi 1.644 orang, dikutip dari The Guardian.

    Junta Myanmar mengatakan bahwa gempa ini mengakibatkan 3.408 orang terluka.

    Sekitar 139 orang masih dinyatakan hilang hingga saat ini.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Gempa di Myanmar

  • Tetangga RI Waspada, China Murka Langsung Kerahkan Pasukan

    Tetangga RI Waspada, China Murka Langsung Kerahkan Pasukan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Hubungan China dan Filipina kian memanas dalam pertarungan di Laut China Selatan. Militer China mengatakan telah melakukan patroli di area tersebut sejak Jumat (28/3) waktu setempat.

    Tindakan tersebut terjadi setelah Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth menegaskan kembali komitmen Washington terhadap Manila, yang membantah beberapa klaim Beijing di jalur perairan tersebut.

    Juru bicara Komando Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) menyinggung sikap Filipina yang kerap meminta bantuan negara asing untuk menyelenggarakan patroli bersama.

    Ia juga menyoroti Filipina yang dinilai secara ‘ilegal’ mengklaim wilayah Laut China Selatan, sehingga menimbulkan ketidakstabilan di perairan tersebut, dikutip dari Reuters, Sabtu (29/3/2025).

    Hegseth bertemu dengan mitranya Gilberto Teodoro dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr pada Jumat (28/3) kemarin di Manila. Kunjungan itu merupakan bagian dari lawatannya ke Asia. Nantinya, Hegseth juga akan bertandang ke Jepang.

    Pada hari yang sama, AS, Jepang, dan Filipina mengadakan latihan angkatan laut di Laut Cina Selatan. Kedutaan Besar Filipina di Beijing tidak segera menanggapi permintaan komentar melalui email.

    China mengklaim hampir seluruh Laut Cina Selatan yang dilalui perdagangan senilai US$3 triliun setiap tahunnya. Klaim itu tumpang tindih dengan klaim kedaulatan oleh Filipina, Indonesia, Malaysia, Vietnam, dan Brunei.

    China Larang Filipina Bermain Api

    Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri China memperingatkan Filipina agar tidak “bermain api” dengan memperdalam aliansi pertahanannya bersama AS. China mengklaim bahwa langkah tersebut dapat memperburuk ketegangan di kawasan Asia-Pasifik.

    China dan Filipina selama bertahun-tahun terlibat dalam sengketa wilayah di Laut China Selatan, yang beberapa kali berujung pada bentrokan antara angkatan laut kedua negara. Sebagai sekutu strategis, AS memiliki komitmen untuk melindungi Filipina berdasarkan perjanjian pertahanan bersama antara kedua negara.

    Sejak April 2023, militer AS telah menempatkan sistem rudal Mid-Range Capability (MRC), atau dikenal sebagai Typhon, di wilayah Filipina. Sistem rudal ini memiliki jangkauan hingga 1.000 mil (sekitar 1.600 km), yang membuat wilayah pesisir timur dan selatan China berada dalam jangkauannya.

    Hingga saat ini, tidak ada tanda-tanda bahwa AS akan menarik sistem rudalnya dari Filipina. Sebaliknya, kedua negara telah sepakat untuk mempertahankannya “tanpa batas waktu,” yang memicu kemarahan China. Beijing mengecam penempatan senjata strategis ofensif ini sebagai “langkah yang sangat berbahaya.”

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menyatakan bahwa segala bentuk kerja sama pertahanan dan keamanan Filipina dengan negara lain, termasuk AS, tidak boleh mengancam pihak ketiga atau merugikan kepentingan mereka.

    “Fakta telah berulang kali membuktikan bahwa tidak ada kebaikan yang muncul dari membuka pintu bagi pemangsa,” kata Guo pada Rabu (26/3) pekan ini.

    Guo juga mengomentari pernyataan Duta Besar Filipina untuk AS, Jose Manuel Romualdez, yang menyebut bahwa Filipina ingin memperkuat militernya melalui kerja sama dengan sekutu-sekutunya. Selain AS, Filipina juga meningkatkan kerja sama militer dengan Jepang dan Australia. Keempat negara telah menggelar latihan militer bersama di perairan sengketa.

    (fab/fab)

  • Israel Klaim Belum Berhasil Lobi Indonesia Agar Mau Tampung Warga Gaza, Reaksi Kemlu RI – Halaman all

    Israel Klaim Belum Berhasil Lobi Indonesia Agar Mau Tampung Warga Gaza, Reaksi Kemlu RI – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, ISRAEL – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menugaskan badan intelijen Mossad untuk mencari negara yang bisa menampung warga Gaza.

    Laporan terbaru menyebutkan Israel telah menghubungi Sudan, Somalia, Indonesia dan negara-negara lainnya untuk menerima pengungsi warga Gaza Palestina.

    Namun upaya tersebut belum membuahkan hasil.

    Demikian dikutip dari Times of Israel dikutip hari ini, Sabtu (29/3/2025).

    Media itu memberitakan bahwa beberapa negara telah mengkonfirmasi menerima sejumlah kecil warga Palestina yang sakit, kebanyakan anak-anak, untuk dirawat.

    Namun demikian  hingga saat ini belum ada negara yang setuju untuk menampung sejumlah besar warga Gaza.

    Didukung Donald Trump

    Upaya Israel ‘mengusir’ warga Gaza telah mendapat dukungan dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Bulan lalu, Trump mengumumkan rencananya agar Amerika Serikat mengambil alih Gaza dan merelokasi seluruh populasi dua juta orang.

    Meski belakangan dia  mengklarifikasi bahwa tidak ada warga Palestina yang akan diusir secara paksa.

    Trump juga menyangkal  rencana relokasi itu  sebagai pembersihan etnis di Gaza.

    Israel juga bersikeras bahwa warga Gaza tidak akan dipaksa pergi tetapi para pejabat belum menjelaskan bagaimana caranya warga Gaza pergi secara sukarela.

    Menurut situs berita Axios, AS tidak secara aktif berupaya memajukan rencana Trump.

    Sementara utusan AS untuk Timur Tengah Steve Witkoff malah  fokus pada pemulihan gencatan senjata dan kesepakatan penyanderaan antara Israel dan Hamas.

    Israel Klaim Telah Hubungi Indonesia dan Lainnya

    Israel klaim telah melakukan  pembicaraan dengan negara-negara Afrika Timur yang dilanda konflik, Somalia dan Sudan Selatan agar bisa menampung warga Gaza.

    “Termasuk berbicara dengan Indonesia dan negara-negara lain agar  menerima warga Palestina,” demikian Axios melaporkan, mengutip dua pejabat Israel dan seorang mantan pejabat AS.

    Namun media itu menyebut pembicaraan tersebut belum membuahkan hasil.

    Laporan sebelumnya telah menyebutkan Suriah , Sudan dan wilayah Somaliland yang memisahkan diri sebagai tujuan potensial untuk merelokasi warga Gaza yang sedang diincar AS dan Israel.

    Ditolak Palestina dan Dunia Arab

    Otoritas Palestina dan dunia Arab sebelumnya telah menolak keras upaya relokasi warga Gaza.

    Dengan alasan bahwa warga Palestina seharusnya diizinkan untuk tetap tinggal di Jalur Gaza.

    Memindahkan mereka ke tempat lain hanya akan memicu lebih banyak konflik dan ekstremisme di tempat lain.

    Bantahan Kemlu RI

    Jubir Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Rolliansyah Soemirat, memastikan pemerintah tidak pernah membahas rencana pemindahan warga Gaza ke Indonesia.

    Hal itu sekaligus menanggapi informasi yang beredar dari media asing.

    “Pemerintah Indonesia tidak pernah membahas dengan pihak manapun ataupun mendengar informasi tentang rencana pemindahan warga Gaza ke Indonesia yang disebut oleh beberapa media asing,” ujar Rolliansyah dalam keterangannya, Kamis (27/3/2025).

    Rolliansyah kembali menegaskan tidak ada satu pun kesepakatan pemerintah dengan pihak mana pun terkait wacana tersebut.

    “Dapat kami tegaskan bahwa tidak ada pembahasan apalagi kesepakatan antara Indonesia dengan pihak manapun mengenai hal tersebut,” jelasnya.

    Lebih lanjut, ia menambahkan saat ini pemerintah justru lebih mengedepankan rencana gencatan senjata antara Israel dan Palestina. Selain itu, desakan agar pembangunan kembali Gaza pasca penjajahan Israel.

    “Saat ini, Indonesia lebih memfokuskan dan mendorong terwujudnya Gencatan Senjata tahap II dan masuknya bantuan kemanusiaan, serta memastikan dimulainya rekonstruksi di Gaza,” pungkasnya.

     

  • Dompet Dhuafa Pimpin Diplomasi Kemanusiaan Indonesia untuk Palestina
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        29 Maret 2025

    Dompet Dhuafa Pimpin Diplomasi Kemanusiaan Indonesia untuk Palestina Nasional 29 Maret 2025

    Dompet Dhuafa Pimpin Diplomasi Kemanusiaan Indonesia untuk Palestina
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com –

    Dompet Dhuafa
    menginisiasi pertemuan penting dengan berbagai lembaga amil zakat dan organisasi kemanusiaan di Indonesia di Aula Sasana Budaya, Philanthropy Building, Jakarta Selatan, Rabu (26/03/2025).
    Pertemuan yang dihadiri oleh lebih dari 50 perwakilan lembaga zakat dan organisasi kemanusiaan itu menjadi wadah strategis dalam membangun sinergi dan memperkuat aksi nyata bagi Palestina.
    Sebelumnya, Dompet Dhuafa ditunjuk
    Kementerian Luar Negeri
    (Kemenlu) sebagai sekretariat lembaga-lembaga organisasi nonpemerintah (
    NGO
    ) Indonesia untuk Palestina dalam kampanye nasional bertajuk “Indonesia untuk Palestina”.
    Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa Republika Ahmad Juwaini menegaskan bahwa kolaborasi antara lembaga zakat, organisasi kemanusiaan, dan pemerintah menjadi kunci utama dalam memastikan bantuan yang efektif dan berkelanjutan bagi masyarakat Palestina.
    “Pembentukan Pasukan Diplomasi Kemanusiaan oleh Kemenlu menjadi langkah krusial dalam membawa isu Palestina ke panggung global. Dompet Dhuafa memainkan peran sentral sebagai sekretariat utama,” ucap Ahmad dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (29/3/2025).
    Sebagai sekretariat NGO Indonesia untuk Palestina, Dompet Dhuafa memiliki lima fungsi utama, yakni sebagai pusat data dan informasi NGO Indonesia yang membantu Palestina serta melakukan kampanye dan penggalangan dana bersama untuk membantu Palestina.
    Dompet Dhuafa juga bertugas memfasilitasi koordinasi, sinergi, dan kolaborasi antar-NGO untuk mendukung Palestina, memfasilitasi dukungan dan kerja sama dengan berbagai pihak dalam membantu Palestina, serta memperlancar dan mempercepat proses penyampaian bantuan untuk Palestina.
    “Dompet Dhuafa berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap bentuk bantuan dari masyarakat Indonesia dapat tersampaikan secara efektif dan memberikan dampak nyata bagi rakyat Palestina,” ujar Ahmad.
    Ketua Pengurus Forum Zakat (FOZ) Wildan Dewayana menyampaikan bahwa penunjukan Dompet Dhuafa sebagai pemimpin sekretariat adalah pilihan tepat mengingat pengalaman dan rekam jejaknya dalam aksi kemanusiaan internasional.
    “Saya kira sangat tepat Dompet Dhuafa ditunjuk sebagai Sekretariat NGO Indonesia untuk Palestina. Dengan beragam pengalaman dan kiprahnya dalam dunia kemanusiaan, kami yakin forum ini akan menjadi kekuatan yang besar bagi masyarakat Indonesia untuk Palestina,” tambahnya.
    Sebagai informasi, tim kemanusiaan Dompet Dhuafa yang memantau langsung situasi di Palestina melaporkan bahwa kondisi di Gaza semakin memburuk setelah gencatan senjata berakhir pada 18 Maret 2025.
    Serangan udara Israel kembali meningkat secara intensif sehingga memperparah blokade yang sudah ada dan semakin memperburuk akses bantuan kemanusiaan. Ribuan warga sipil menjadi korban. Sementara, komunitas internasional masih belum dapat menghentikan eskalasi kekerasan yang terus berlangsung.
    Berkaca dari kondisi tersebut, Direktur Timur Tengah Kemenlu Ahrul Tsani Faturahman menegaskan bahwa pemerintah Indonesia akan terus mendukung perjuangan Palestina melalui berbagai jalur diplomasi dan kerja sama dengan mitra internasional.
    Ia juga mendorong sekretariat NGO Indonesia untuk Palestina yang dikelola Dompet Dhuafa agar segera merancang langkah konkret dalam mendistribusikan bantuan ke Gaza.
    “Pemerintah Indonesia, melalui kerja sama dengan berbagai mitra strategis, berupaya untuk memastikan bahwa bantuan yang diberikan tidak hanya dalam bentuk darurat, tetapi juga bersifat jangka panjang, agar mampu membantu pemulihan masyarakat Gaza yang terkena dampak,” jelas Ahrul.
    Untuk diketahui, pertemuan tersebut menyoroti sejumlah poin utama, seperti strategi optimalisasi bantuan dalam kondisi blokade, upaya diplomasi kemanusiaan untuk mempermudah akses bantuan ke wilayah konflik, serta pemanfaatan teknologi dalam mempercepat distribusi bantuan.
    Diskusi itu juga menekankan peran masyarakat Indonesia dalam mendukung perjuangan Palestina melalui donasi, edukasi, dan kampanye kesadaran di media sosial.
    Perwakilan Direktorat Hak Asasi Kemanusiaan (HAM) dan Kemanusiaan Kemenlu Atu Yudhistira Indarto juga mengajak seluruh peserta diskusi untuk terus meningkatkan kepedulian terhadap krisis kemanusiaan yang terjadi di Palestina.
    Ia memaparkan sejumlah rencana Kemenlu untuk memberikan bantuan kepada Palestina. Rencana ini sangat memungkinkan untuk diikuti juga oleh lembaga-lembaga kemanusiaan dalam mengirimkan bantuan.
    Dia menyerukan NGO Indonesia untuk memanfaatkan berbagai jalur akses bantuan yang sudah ada melalui Mesir, Yordania, dan Turkiye, serta menjalin kerja sama dengan NGO internasional.
    “Kita sudah ada pintu-pintu masuk bantuan ke Palestina. Tinggal kita diskusikan lebih lanjut bagaimana kita menghimpun bantuan dari masyarakat Indonesia untuk kemudian disalurkan melalui pintu-pintu tersebut dan bantuan bisa sampai di tangan saudara-saudara kita di Palestina,” ucapnya.
    Kolaborasi antara berbagai elemen masyarakat dinilai menjadi langkah penting dalam memastikan bahwa bantuan yang diberikan dapat berkelanjutan dan memberikan manfaat jangka panjang bagi Palestina.
    Melalui kampanye bersama, para NGO pun meyakini dapat mencapai target penghimpunan sebesar 200 juta dollar AS atau setara Rp 3,27 triliun.
    Dana tersebut akan dialokasikan untuk berbagai kebutuhan mendesak, termasuk penyediaan layanan kesehatan, dan bantuan pangan, serta pembangunan infrastruktur dan masjid yang rusak akibat konflik berkepanjangan.
    Dengan kolaborasi yang semakin kuat, Dompet Dhuafa optimistis bahwa aksi kemanusiaan dari Indonesia dapat terus berlanjut dan memberikan dampak signifikan bagi Palestina.
    “Solidaritas kemanusiaan ini bukan hanya tentang memberikan bantuan, melainkan juga memastikan bahwa hak-hak rakyat Palestina tetap diperjuangkan. Dengan semangat kebersamaan, kita akan terus bergerak,” tutur Ahmad.
    Selanjutnya, para NGO akan mengembangkan rencana aksi konkret, termasuk strategi advokasi internasional, penggalangan dana yang lebih luas, serta mekanisme distribusi bantuan yang lebih efektif.
    Dengan dukungan dari masyarakat Indonesia, bantuan diharapkan dapat terus mengalir dan meringankan penderitaan rakyat Palestina di tengah situasi yang semakin sulit.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Melonjak! Korban Tewas Gempa Myanmar Kini Tembus 1.000 Orang, 2.376 Luka-luka – Halaman all

    Melonjak! Korban Tewas Gempa Myanmar Kini Tembus 1.000 Orang, 2.376 Luka-luka – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Korban tewas akibat gempa dahsyat berkekuatan magnitudo 7,7 yang mengguncang Myanmar pada Jumat (28/3/2025) mengalami lonjakan pada Sabtu (29/3/2025) per pukul 12.56 WIB.

    Dikutip dari media pemerintah MRTV, korban tewas tercatat mencapai 1.002 orang. Sementara korban luka-luka sebanyak 2.376 orang.

    Selain itu, dilaporkan pola adanya korban hilang yaitu 30 orang.

    “Korban tewas melonjak menjadi 1.002 orang dan 2.376 mengalami luka-luka. Selain itu, adapula 30 (orang) hilang,” demikian pernyataan resmi dari Pemerintahan Junta Militer.

    Sebelumnya, sekitar pukul 10.30 waktu setempat, jumlah korban tewas gempa Myanmar sempat dilaporkan sebanyak 694 orang dan 1.670 orang lainnya mengalami luka-luka.

    Di sisi lain, Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Joedha Nugraha, menuturkan pihaknya belum memperoleh informasi adanya WNI yang menjadi korban tewas hingga kini.

    “Hingga saat ini belum ada informasi korban WNI dari gempa di Myanmar,” katanya ketika dihubungi Sabtu siang.

    Sementara, pasca gempa dahsyat yang terjadi, junta militer menetapkan status darurat di enam wilayah, termasuk di Mandalay yang menjadi kota terbesar kedua di Myanmar.

    Tak cuma itu, pemimpin junta militer, Min Aung Hlaing, turut mengumumkan permintaan bantuan internasional usai gempa terjadi.

    “Saya secara pribadi telah mengunjungi beberapa lokasi yang terkena dampak untuk menilai situasinya. Saya ingin meminta semua orang untuk bergandengan tangan dan mendukung misi penyelamatan yang sedang berlangsung,” katanya, dikutip dari CNN.

    Dalam perkembangannya, Min menuturkan India bakal memberikan bantuan.

    “Saya ingin menyampaikan undangan terbuka kepada organisasi dan negara mana pun yang bersedia datang dan membantu orang-orang yang membutuhkan di negara kita,” ujarnya.

    China dan Rusia Kirim Tim Penyelamat

    China, Amerika Serikat (AS), dan Rusia bakal mengirim bantuan ke Myanmar pada hari ini.

    Dikutip dari Reuters, China mengirim 37 orang penyelamat dan disebut telah mendarat di bekas ibu kota Myanmar, Yangon, dengan membawa obat-obatan dan peralatan.

    Sementara, Rusia sudah mengirim 120 orang penyelamat berpengalaman sekaligus dokter dan anjing pelacak untuk melakukan pencarian korban.

    Di sisi lain, Presiden AS, Donald Trump, menuturkan pihaknya juga bakal mengirim bantuan ke Myanmar.

    “Ini benar-benar buruk, dan kami akan membantu. Kami telah berbicara dengan negara itu,” katanya di Ruang Oval.

    Sebagai informasi, gempa ini merupakan gempa ketiga terbesar yang pernah mengguncang kawasan itu dalam seabad terakhir, dan analisis USGS menempatkan episentrumnya hanya 10 mil dari jantung Mandalay, kota berpenduduk sekitar 1,5 juta orang. 

    Gempa susulan berkekuatan M 6,7  tercatat sekitar 11 menit kemudian, yang merupakan gempa pertama dari beberapa gempa besar yang terjadi setelah gempa pertama.

    Guncangan itu terasa hingga Bangladesh, Vietnam, Thailand, dan China bagian selatan.

    Bahkan, gempa tersebut sampai membuat Perdana Menteri (PM) Thailand, Paetongtar Shinawatra menyatakan Bangkok sebagai “daerah darurat” dan mendesak penduduk untuk mengungsi dari gedung-gedung tinggi jika terjadi gempa susulan.

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

  • Melonjak! Korban Tewas Gempa Myanmar Kini Tembus 1.000 Orang, 2.376 Luka-luka – Halaman all

    Korban Tewas Gempa Myanmar-Thailand Capai 700 Orang, Dilakukan Operasi Pencarian dan Penyelamatan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Setidaknya 700 orang tewas setelah gempa bumi berkekuatan 7,7 Skala Richter melanda dekat Mandalay di Myanmar dan mengguncang negara tetangga Thailand.

    Dilansir CNN, gempa bumi tersebut merupakan gempa bumi terbesar yang melanda Myanmar dalam lebih dari satu abad.

    Survei Geologi Amerika Serikat (AS) memperkirakan jumlah korban tewas dapat mencapai 10.000 orang.

    Kepala junta Myanmar, Min Aung Hlaing, mengunjungi Kota Mandalay pada Sabtu (29/3/2025) untuk memeriksa kerusakan akibat gempa bumi yang terjadi pada Jumat (28/3/2025).

    Mandalay, kota terpadat kedua di negara itu dengan sekitar 1,5 juta orang, adalah kota besar terdekat dengan episentrum gempa berkekuatan 7,7 Skala Richter hari Jumat, dan kerusakan luas telah dilaporkan di sana.

    Min Aung Hlaing, yang mengajukan permohonan bantuan asing yang jarang dilakukan setelah gempa terjadi, “mengunjungi Kota Mandalay dan akan terus berkeliling dan memeriksa kondisi kerusakan dan kerugian,” menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh junta.

    Dia sebelumnya telah berkeliling wilayah Mandalay dengan helikopter.

    “Operasi pencarian, penyelamatan, dan bantuan sedang dilakukan di masing-masing wilayah yang terkena dampak,” kata pernyataan itu.

    Sebelumnya, gempa bumi dahsyat yang mengguncang Myanmar pada Jumat itu, menyebabkan kerusakan parah di sebagian besar wilayah negara tersebut.

    Tingkat kematian, cedera, dan kerusakan yang terjadi belum jelas — terutama di Myanmar, yang tengah dilanda perang saudara, dan di mana informasinya dikontrol dengan ketat.

    “Jumlah korban tewas dan luka-luka diperkirakan akan meningkat,” kata kepala pemerintahan militer Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, Sabtu, dikutip dari AP News.

    Sementara, di Thailand, pihak berwenang di Bangkok mengatakan enam orang tewas, 22 orang cedera, dan 101 orang hilang dari tiga lokasi konstruksi, termasuk gedung tinggi.

    Mereka merevisi jumlah korban tewas pada Sabtu pagi dari 10 yang dilaporkan pada hari sebelumnya, dengan mengatakan beberapa orang yang terluka parah dilaporkan meninggal secara keliru.

    Gubernur Bangkok Chadchart Sittipunt mengatakan bahwa lebih banyak orang diyakini masih hidup di reruntuhan sementara upaya pencarian terus dilakukan pada Sabtu pagi.

    Sempat Terjadi Gempa Susulan

    Gempa berkekuatan 7,7 Skala Richter terjadi pada tengah hari, dengan episentrum di dekat Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar.

    Gempa susulan terjadi setelahnya, salah satunya berkekuatan 6,4 skala Richter.

    Myanmar berada di sabuk gempa bumi aktif, meskipun banyak gempa terjadi di daerah berpenduduk jarang, bukan di kota-kota seperti yang terdampak pada hari Jumat.

    Di Mandalay, gempa bumi dilaporkan merobohkan beberapa bangunan, termasuk salah satu biara terbesar di kota itu.

    Foto-foto dari ibu kota Naypyidaw memperlihatkan tim penyelamat sedang menarik korban dari reruntuhan beberapa bangunan yang digunakan untuk menampung pegawai negeri.

    GEMPA DI MYANMAR – Tangkapan layar YouTube Lumen Videos pada Jumat (28/3/2025). Foto ini memperlihatkan para penumpang di Bandara Mandalay Myanmar berjongkok dan berlindung di landasan pacu (Tangkapan layar YouTube Lumen Videos)

    Pemerintah Myanmar mengatakan darah sangat dibutuhkan di daerah-daerah yang paling terdampak.

    Di negara yang pemerintahan sebelumnya terkadang lambat menerima bantuan asing, Min Aung Hlaing mengatakan Myanmar siap menerima bantuan.

    Sebuah tim beranggotakan 37 orang dari provinsi Yunnan, Tiongkok, tiba di kota Yangon Sabtu pagi dengan detektor gempa, drone, dan perlengkapan lainnya, kantor berita resmi Xinhua melaporkan.

    Kementerian tanggap darurat Rusia mengirim dua pesawat yang membawa 120 penyelamat dan perlengkapan, menurut laporan dari kantor berita negara Rusia Tass.

    India mengirim tim pencarian dan penyelamatan dan tim medis serta selimut, terpal, perlengkapan kebersihan, kantong tidur, lampu tenaga surya, paket makanan, dan perlengkapan dapur.

    Kementerian luar negeri Malaysia mengatakan negara itu akan mengirim 50 orang pada hari Sabtu dan Minggu untuk membantu mengidentifikasi dan memberikan bantuan ke daerah-daerah yang paling parah terkena dampak.

    Perserikatan Bangsa-Bangsa mengalokasikan $5 juta untuk memulai upaya bantuan.

    Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Jumat bahwa AS akan membantu dalam upaya tanggap darurat, tetapi beberapa ahli khawatir tentang upaya ini mengingat pemotongan besar-besaran bantuan asing oleh pemerintahannya.

    Namun, dampak pemotongan besar-besaran bantuan luar negeri oleh pemerintahannya melalui Badan Pembangunan Internasional AS dan Departemen Luar Negeri kemungkinan akan diuji dalam respons apa pun terhadap bencana alam besar pertama dalam masa jabatan keduanya.

    Namun, di tengah gambar jalanan yang tertekuk dan retak serta laporan mengenai jembatan yang runtuh dan bendungan yang jebol, muncul kekhawatiran mengenai bagaimana tim penyelamat dapat menjangkau beberapa daerah di negara yang sudah dilanda krisis kemanusiaan.

    “Kami khawatir butuh waktu berminggu-minggu sebelum kami memahami sepenuhnya seberapa besar kerusakan yang disebabkan oleh gempa bumi ini,” kata Mohammed Riyas, direktur Komite Penyelamatan Internasional untuk Myanmar.

    GEMPA GUNCANG THAILAND – Tangkapan layar YouTube The Times and The Sunday Times pada Jumat (28/3/2025) yang menunjukkan sebuah gedung tinggi yang sedang dibangun runtuh akibat gempa Myanmar pada Jumat (28/3/2025). (Tangkapan layar YouTube The Times and The Sunday)

    Selanjutnya, di Thailand, sebuah gedung 33 lantai yang sedang dibangun runtuh menjadi awan debu di dekat pasar Chatuchak yang populer di Bangkok, dan para penonton terlihat berteriak dan berlarian dalam sebuah video yang diunggah di media sosial.

    Kendaraan di jalan bebas hambatan di dekatnya pun berhenti.

    Sirene meraung-raung di pusat kota ibu kota Thailand saat tim penyelamat bergegas ke reruntuhan.

    Di atas mereka, serpihan baja dan balok beton yang pecah, beberapa ditumpuk seperti panekuk, menjulang tinggi.

    Orang-orang yang terluka dilarikan dengan brankar, dan tempat tidur rumah sakit juga didorong keluar ke trotoar.

    “Ini adalah tragedi besar,” kata Wakil Perdana Menteri Suriya Juangroongruangkit setelah meninjau lokasi tersebut.

    Gempa bumi jarang terasa di wilayah metropolitan Bangkok, rumah bagi lebih dari 17 juta orang, banyak di antaranya tinggal di apartemen bertingkat tinggi.

    Voranoot Thirawat, seorang pengacara yang bekerja di pusat kota Bangkok, mengatakan bahwa ia pertama kali menyadari ada yang tidak beres saat melihat lampu yang bergoyang maju mundur.

    Kemudian ia mendengar bunyi derit bangunan, dan ia beserta rekan-rekannya berlari menuruni 12 anak tangga.

    “Seumur hidup saya, tidak pernah terjadi gempa bumi seperti ini di Bangkok,” katanya.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Gempa di Myanmar

  • Gempa Dahsyat Guncang Myanmar dan Thailand, Belum Ada WNI Jadi Korban

    Gempa Dahsyat Guncang Myanmar dan Thailand, Belum Ada WNI Jadi Korban

    PIKIRAN RAKYAT – Gempa berkekuatan magnitude 7.7 melanda Myanmar. Gempa juga dirasakan hingga ke wilayah tengah dan utara Thailand, termasuk Bangkok.

    Titik gempa berjarak 13 kilometer arah utara-barat laut dari Kota Sagaing, Myannmar pada Jumat, 28 Maret 2025, sekitar pukul 13.00 waktu setempat. Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia telah berkoordinasi dengan Kedutaan Besar RI di Yangon dan KBRI Bangkok.

    “Berdasarkan komunikasi dengan komunitas Indonesia, hingga saat ini belum terdapat informasi adanya korban WNI, baik di Myanmar dan di Thailand,” kata Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI Judha Nugraha dalam keterangan tertulis, Jumat sore.

    Untuk wilayah Myanmar, berdasarkan pantauan media setempat, titik gempa merusak sejumlah infrastruktur di Mandalay. Salah satunya melumpuhkan Old Sagaing Bridge yang menghubungkan Kota Mandalay dengan Sagaing Region. Pemerintah Myanmar juga sudah menetapkan status darurat bencana.

    KBRI Yangon tengah memantau dan berkoordinasi dengan otoritas dan komunitas Indonesia untuk mengidentifikasi WNI yang terdampak. Sejauh ini sejumlah WNI yang berada di wilayah Mandalay telah melaporkan dalam keadaan baik. Total WNI yang berada di Myanmar tercatat sekitar 250.

    Untuk wilayah Thailand, Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, telah menetapkan Bangkok sebagai zona darurat dan memerintahkan otoritas terkait untuk mengeluarkan peringatan nasional, pemberitahuan publik melalui SMS dan media, serta mobilitas militer.

    Bandara, rumah sakit, dan layanan transportasi juga disiagakan. Bangkok Metropolitan Authority telah merilis nomor hotline darurat 1555 melalui akun Facebook resminya untuk menerima laporan warga terdampak gempa. Sejauh ini, belum terdapat laporan adanya WNI di Thailand yang menjadi korban gempa. Total jumlah WNI yang tercatat menetapndi Thailand sejumlah 2.379 orang.

    “KBRI Yangon dan KBRI Bangkok menghimbau kepada para WNI utk tetap waspada atas gempa susulan dan segera menghubingi hotline KBRI jika menghadapi keadaan darurat,”  katanya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News