Kementrian Lembaga: Kemlu

  • Trump kepada Netanyahu: Jika Kau Punya Masalah dengan Erdogan, Selesaikan secara Rasional – Halaman all

    Trump kepada Netanyahu: Jika Kau Punya Masalah dengan Erdogan, Selesaikan secara Rasional – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menasehati sekutunya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, tentang penolakannya terhadap rencana penempatan pangkalan militer Turki yang baru di Suriah.

    Trump, yang menyatakan ia menyukai Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, meminta Netanyahu untuk menyelesaikan masalahnya dengan Erdogan secara rasional.

    “Masalah apa pun yang Anda hadapi dengan Turki, saya rasa saya dapat menyelesaikannya asalkan Anda bersikap masuk akal dalam permintaan Anda,” kata Trump kepada Netanyahu dalam pertemuan mereka di Gedung Putih pada Senin (7/4/2025).

    “Anda harus bersikap masuk akal. Kita semua harus bersikap masuk akal,” ujarnya.

    Sebelumnya, Netanyahu mengatakan dia membahas masalah Suriah dengan Trump selama pertemuan itu.

    Perdana menteri tersebut menekankan, “Israel tidak ingin melihat Turki menggunakan wilayah Suriah sebagai pangkalan untuk melawan kami.”

    “Kami membicarakan cara-cara untuk menghindari bentrokan ini,” tambahnya, seperti diberitakan Al Jazeera.

    Pada gilirannya, Trump memuji hubungannya dengan Erdogan dan menggambarkannya sebagai hubungan luar biasa.

    “Saya memiliki hubungan yang luar biasa dengan seorang pria bernama Erdogan. Saya mencintainya dan dia mencintai saya, dan hal ini membuat media marah,” kata Trump.

    Sebelumnya, Netanyahu mengatakan hubungan sekutunya dengan Turki dapat membantu Israel untuk mencegah krisis di kawasan itu.

    “Saya memberi tahu Netanyahu bahwa saya mampu menyelesaikan masalah apa pun antara Turki dan Israel terkait Suriah,” ujar Trump, seperti diberitakan Masry Alyoum.

    Setelah runtuhnya rezim Assad di Suriah pada bulan Desember tahun lalu, Trump memberikan ucapan selamat kepada Erdogan.

    Kelompok perlawanan yang berhasil menggulingkan rezim Assad kemudian merombak pemerintahan Suriah dan menggabungkan kelompok lainnya untuk bersatu di bawah kementerian pertahanan.

    Turki, yang diduga mendukung militan di Suriah, bersiap mengambil peran di negara tersebut setelah tumbangnya rezim Assad yang berkuasa selama 53 tahun.

    Pada Februari 2025, Turki dan pemerintah baru Suriah dikabarkan memulai pembicaraan mengenai perjanjian pertahanan bersama yang memungkinkan Turki untuk membangun pangkalan militer baru di Suriah tengah dan menggunakan wilayah udara negara itu.

    Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Turki menggambarkan Israel sebagai ancaman terbesar bagi keamanan regional.

    Namun, Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan mengatakan Turki tidak menginginkan konfrontasi apa pun dengan Israel di Suriah.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

  • Hamas Sebut 1 Jurnalis Tewas dalam Serangan Israel di Gaza

    Hamas Sebut 1 Jurnalis Tewas dalam Serangan Israel di Gaza

    Jakarta

    Hamas mengatakan serangan Israel di Gaza Selatan menewaskan seorang wartawan dan melukai sembilan lainnya. Sementara, militer Israel melaporkan serangan itu menargetkan seorang militan yang menyamar sebagai wartawan.

    Dilansir AFP, Selasa (8/4/2025), wartawan itu adalah salah satu dari sedikitnya 12 orang yang tewas dalam serangan Israel di wilayah Palestina pada hari Senin (7/4), menurut badan pertahanan sipil Gaza.

    Serangan udara menghantam sebuah tenda yang digunakan oleh wartawan di kota Khan Yunis di Gaza Selatan. Serangan itu menewaskan dua orang, kata juru bicara pertahanan sipil, Mahmud Bassal.

    Sembilan wartawan terluka dalam serangan itu, Bassal menambahkan.

    Kantor media pemerintah Hamas mengatakan wartawan Hilmi al-Faqaawi, yang bekerja untuk kantor berita lokal, tewas dalam serangan itu.

    Kementerian luar negeri Palestina yang berpusat di Ramallah menyebut pembunuhan Faqaawi sebagai bagian dari serangkaian kejahatan yang terus berkembang. Israel disebut memang menargetkan wartawan secara langsung, dalam upaya membungkam suara Palestina dan menghapus kebenaran.

    Sementara itu, militer Israel mengatakan pasukannya telah menyerang teroris Hamas Hassan Abdel Fattah Mohammed Aslih di daerah Khan Yunis, tanpa menyebutkan apakah ia telah terbunuh.

    Militer mengklaim Aslih beroperasi dengan kedok seorang wartawan dan memiliki perusahaan pers. Dikatakan Aslih telah menyusup ke wilayah Israel dan berpartisipasi dalam pembantaian berdarah yang dilakukan oleh organisasi teroris Hamas pada 7 Oktober.

    (azh/azh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Remaja Palestina-AS Ditembak Mati Pasukan Israel di Tepi Barat – Halaman all

    Remaja Palestina-AS Ditembak Mati Pasukan Israel di Tepi Barat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Beberapa pejabat Palestina mengatakan bahwa pasukan Israel telah menembak mati seorang remaja Palestina berkewarganegaraan AS di kota Turmus Aya, Tepi Barat pada hari Minggu (6/4/2025).

    Hal tersebut dikonfirmasi oleh wali kota Turmus Aya, Adeeb Lafi.

    Lafi mengatakan pada hari sebelumnya bahwa remaja tersebut adalah Omar Mohammad Rabea.

    Saat itu, remaja berusia 14 tahun itu bersama kedua temannya.

    Kemudian pemukim Israel menembak ketiga remaja ini saat berada di pintu masuk Turmus Aya.

    Tentara Israel mengonfirmasi bahwa satu dari 3 remaja tersebut meninggal dunia.

    Sehari setelahnya, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) memberikan pernyataan.

    Dalam pernyataan tersebut, IDF mengklaim bahwa mereka menembak seseorang yang melempar batu dan dianggap membahayakan warga sipil.

    “Selama kegiatan kontraterorisme di wilayah Turmus Aya, tentara Israel mengidentifikasi tiga orang yang melemparkan batu ke arah jalan raya, sehingga membahayakan warga sipil yang mengemudi,” kata tentara Israel dalam sebuah pernyataan, dikutip dari The New Arab.

    “Tentara melepaskan tembakan ke arah seseorang yang membahayakan warga sipil, menewaskan satu orang dan mengenai dua orang lainnya,” tambahnya.

    Mengetahui insiden ini, Kementerian Luar Negeri Palestina mengutuk hal tersebut.

    Menurut Kemenlu Palestina, insiden ini telah melanggar hukum.

    Tidak hanya itu, Kemenlu Palestina juga mengatakan bahwa insiden tersebut merupakan hasil dari ‘kekebalan hukum’ Israel yang terus berlanjut.

    “Kekebalan hukum Israel yang terus berlanjut sebagai kekuatan pendudukan ilegal mendorongnya melakukan kejahatan lebih lanjut,” demikian peringatannya, dikutip dari BBC.

    Ini adalah insiden terbaru di Tepi Barat di tengah konfrontasi dan kekerasan yang terjadi hampir setiap hari.

    Kekerasan pemukim dan bentrokan antara pasukan Israel dan warga Palestina terus berlanjut di Tepi Barat.

    Kamis lalu, kepala hak asasi manusia PBB mengatakan situasi di Tepi Barat ‘sangat mengkhawatirkan’.

    Mogok Kerja Massal di Tepi Barat

    Mogok kerja massal melanda kota-kota besar, kecil, dan kamp-kamp pengungsi di seluruh Tepi Barat yang diduduki pada hari Senin (7/4/2025).

    Aksi ini  sebagai bentuk solidaritas terhadap Gaza dan untuk menekan diakhirinya genosida yang dilakukan oleh Israel terhadap warga Palestina, dikutip dari Anadolu Anjansi.

    Toko-toko, sekolah, dan sebagian besar kantor administrasi publik ditutup di seluruh Tepi Barat.

    Pasukan nasional dan Islam Palestina mengeluarkan pernyataan pada hari Minggu yang menyerukan “serangan menyeluruh di semua bidang kehidupan di semua wilayah Palestina yang diduduki dan diaspora, bergabung dengan seruan solidaritas global untuk pemogokan umum di seluruh dunia pada hari Senin, dalam solidaritas dengan Gaza, dikutip dari Anadolu Anjansi.

    Salah seorang pemilik toko souvenir di Kota Tua Yerusalem mengatakan bahwa hari ini ia menutup tokonya sebagai aksi solidaritas.

    “Hari ini kami tutup untuk keluarga kami di Gaza, anak-anak kami di Gaza,” kata Imad Salman, 68 tahun, yang memiliki toko suvenir di Kota Tua Yerusalem, dikutip dari Arab News.

    “Di Yerusalem, di Tepi Barat, kami tidak bisa berbuat lebih dari apa yang kami lakukan di sini sekarang,” katanya kepada AFP.

    Di Yerusalem timur yang dianeksasi Israel, jalan Salaheddin yang biasanya ramai tampak kosong.

    Menurut seorang warga yang bernama Ahmed, mogok kerja ini sebagai aksi protes terhadap Trump dan Netanyahu.

    “Mogok kerja ini sebagai bentuk solidaritas dengan Gaza dan apa yang terjadi di sana, dan perang yang dilancarkan terhadap rakyat Palestina, baik oleh (Presiden AS Donald) Trump, (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu, pemerintah Israel, atau pemerintah Amerika,” kata Ahmed.

    Menurutnya, agresi ini harus segera dihentikan.

    “Perang ini harus dihentikan, pembunuhan dan penghancuran harus dihentikan, dan hanya perdamaian yang harus menang, perdamaian, dan tidak ada yang lain selain perdamaian,” katanya.

    Sejak dimulainya perang Gaza, kekerasan telah melonjak di Tepi Barat.

    Kekerasan di Tepi Barat telah menewaskan  909 warga Palestina di Tepi Barat sejak 7 Oktober 2023.

    Dari jumlah tersebut, termasuk 191 anak-anak dan lima orang penyandang disabilitas. 

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Tepi Barat dan Konflik Palestina vs Israel

  • Iran Siap Negosiasi Nuklir Lewat Oman, Tegaskan Sikap terhadap Ancaman AS – Halaman all

    Iran Siap Negosiasi Nuklir Lewat Oman, Tegaskan Sikap terhadap Ancaman AS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah Iran telah menegaskan bahwa pihaknya menolak negosiasi langsung dengan AS dan memilih untuk melakukan negosiasi tidak langsung.

    Oleh karena itu, saat ini Iran sedang  menunggu tanggapan dari Amerika Serikat terkait kemungkinan keterlibatan dalam perundingan tidak langsung untuk membahas kesepakatan nuklir.

    Hal tersebut disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmail Baghaei, dalam konferensi pers pada Senin (7/4/2025).

    “Kami telah menyampaikan posisi kami kepada AS dan sekarang menunggu tanggapan mereka untuk memasuki perundingan,” ujar Baghaei, dikutip dari Iran International.

    Meski Presiden AS Donald Trump sebelumnya menyerukan diplomasi langsung dengan Teheran, Iran mengisyaratkan bahwa format perundingan tidak langsung masih menjadi preferensi utama.

    Namun Baghei menegaskan bahwa ini dilakukan sembari membuka peluang perubahan pendekatan di masa mendatang.

    “Keputusan akan dibuat sesuai dengan kondisi dan pada waktu yang tepat,” tambah Baghaei.

    Ia juga mengonfirmasi bahwa telah berlangsung diskusi teknis antara kedua pihak,.

    Diskusi ini mencakup isu kerja sama nuklir serta kemungkinan keringanan sanksi yang selama ini membebani ekonomi Iran. 

    “Telah terjadi pertukaran pendapat dan konsultasi mengenai berbagai aspek masalah ini, termasuk beberapa rincian teknis,” jelasnya.

    Dalam pernyataan yang semakin memperkuat sinyal dimulainya kembali diplomasi, Baghaei menyebut Oman sebagai mediator potensial. 

    “Jika proses baru dimulai, Oman akan menjadi salah satu kandidat utama untuk tugas penting ini,” katanya, mengingatkan kembali pada peran Oman dalam memediasi normalisasi hubungan Iran-Saudi pada tahun 2023.

    Iran juga menunjukkan keterbukaan terhadap pengawasan internasional.

    Hal ini dimulai dari Iran telah menyetujui kunjungan Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, ke Teheran yang direncanakan pada akhir April.

    Langkah ini dinilai sebagai bentuk kesiapan Iran dalam menjalin kerja sama nuklir yang transparan.

    Sebelumnya, Trump mengatakan bahwa ia lebih suka mengadakan ‘pembicaraan langsung’ dengan Iran.

    “Saya rasa prosesnya lebih cepat dan Anda bisa memahami pihak lain dengan lebih baik dibandingkan jika Anda melalui perantara,” ungkapnya, dikutip dari Al-Arabiya.

    Namun dengan tegas, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan bahwa negosiasi tidak langsung tidak memiliki arti apa pun.

    “Negosiasi langsung tidak akan ada artinya dengan pihak yang terus-menerus mengancam akan menggunakan kekuatan yang melanggar Piagam PBB dan yang menyatakan posisi yang bertentangan dari berbagai pejabatnya,” tegas Araghci.

    Oleh karena itu, Araghci menegaskan bahwa Iran hanya ingin melakukan negosiasi tidak langsung dengan AS.

    “Kami tetap berkomitmen pada diplomasi dan siap mencoba jalur negosiasi tidak langsung,” tambahnya.

    Iran berulang kali menegaskan bahwa program nuklirnya hanya ditujukan untuk tujuan damai.

    Namun, meningkatnya ketegangan dengan Washington menyusul retorika keras dari Presiden Trump mendorong Iran untuk meningkatkan kesiapsiagaan militer.

    “Angkatan bersenjata kami menjaga dan meningkatkan kesiapan mereka dari waktu ke waktu untuk menghadapi skenario potensial apa pun,” tegas Baghaei.

    Merespons ancaman militer dari AS, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyatakan bahwa Iran akan memberikan “pukulan keras” terhadap setiap bentuk serangan.

    Sejak Trump kembali menjabat sebagai Presiden AS, pemerintahannya secara konsisten mengatakan bahwa Iran harus dicegah memperoleh senjata nuklir. 

    Iran menolak tuduhan tersebut dan menegaskan bahwa kegiatan nuklirnya semata-mata untuk tujuan sipil.

    Akan tetapi, pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa pada bulan lalu mengatakan bahwa Iran telah mempercepat produksi uraniumnya yang mendekati tingkat senjata.

    Pada tahun 2015, Iran mencapai kesepakatan dengan kekuatan dunia, termasuk Amerika Serikat, untuk mengekang program nuklirnya karena kekhawatiran negara itu berpotensi mengembangkan senjata nuklir.

    Namun keadaan berubah pada tahun 2018.

    Saat itu, Trump menjabat sebagai presiden AS  secara sepihak menarik diri dari perjanjian tersebut.

    Setelah menarik diri, Trump kemudian menjatuhkan sanksi terhadap Iran.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Donald Trump dan Iran

  • Pasukan Israel Tembak Mati Remaja Palestina Berkewarganegaraan AS

    Pasukan Israel Tembak Mati Remaja Palestina Berkewarganegaraan AS

    Jakarta

    Pasukan Israel menembak mati remaja Palestina di kota Turmus Ayya, Tepi Barat, Palestina. Sejumlah pejabat Palestina mengatakan remaja yang ditembak tersebut berkewarganegaraan Amerika Serikat.

    Dilansir Reuters dan CNN, Senin (7/4/2025), insiden ini adalah yang terbaru dalam gelombang kekerasan dan konfrontasi yang terjadi hampir setiap hari di wilayah Tepi Barat yang bergejolak. Wali kota Turmus Ayya, Adeeb Lafi, mengatakan kepada Reuters, bahwa Omar Mohammad Rabea (14) ditembak bersama dua remaja lainnya oleh seorang pemukim Israel di pintu masuk Turmus Ayya.

    Sementara dua anak laki-laki Palestina-Amerika lainnya, berusia 14 dan 15 tahun, terluka dalam insiden tersebut, menurut Lafi.

    Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Palestina mengutuk insiden tersebut sebagai “pembunuhan di luar hukum” yang dilakukan pasukan Israel saat melakukan penyerbuan di kota tersebut. Kemlu Palestina mengatakan insiden tersebut merupakan hasil dari “kekebalan hukum” Israel yang terus berlanjut.

    Lebih lanjut, tentara Israel dalam penjelasannya menyebut pihaknya melakukan penembakan karena melakukan pelemparan batu ke jalan raya. Hal itu karena dianggap membahayakan warga yang mengemudi.

    “Selama operasi kontraterorisme di wilayah Turmus Aya, tentara IDF mengidentifikasi tiga ‘teroris’ yang melemparkan batu ke arah jalan raya, sehingga membahayakan warga sipil yang mengemudi,” kata tentara Israel dalam sebuah pernyataan.

    “Tentara melepaskan tembakan ke arah teroris yang membahayakan warga sipil, menewaskan satu teroris dan mengenai dua teroris lainnya,” imbuhnya.

    (yld/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Habiskan Belasan Triliun dalam 3 Minggu, AS Masih Tak Becus Lemahkan Houthi – Halaman all

    Habiskan Belasan Triliun dalam 3 Minggu, AS Masih Tak Becus Lemahkan Houthi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Amerika Serikat (AS) dilaporkan masih gagal melemahkan kelompok Houthi di Yaman meski sudah menggelontorkan dana hampir $1 miliar atau Rp16,7 triliun dalam tiga minggu.

    Serangan-serangan AS hanya berdampak kecil terhadap kemampuan kelompok yang dibekingi oleh Iran itu.

    Dalam serangan tanggal 15 Maret lalu, AS sudah menggunakan rudal jarak jauh JASSM, JSOW, dan rudal Tomahawk.

    Di samping itu, AS mengerahkan pesawat pengebom siluman B-2 dan satuan tempur kapal induk lainnya untuk memerangi Houthi.

    Namun, tiga narasumber yang didapatkan CNN menyebut serangan-serangan AS masih berdampak kecil terhadap Houthi.

    Salah satu narasumber berujar, Kementerian Pertahanan (Kemenhan AS) barangkali akan meminta tambahan pendanaan dari Kongres AS untuk meneruskan operasi militer melawan Houthi. Namun, diperkirakan tambahan itu tidak akan diberikan.

    RUDAL BALISTIK – Tangkap layar Khaerni, Selasa (25/3/2025) menunjukkan peluncurkan rudal balistik kelompok Houthi dari Yaman yang menargetkan Tel Aviv, Israel. Houthi menegaskan, entitas Israel dan Israel menjadi sasaran serangan yang sah seiring dilakukannya lagi agresi militer Israel di Jalur Gaza. (khaberni/tangkap layar)

    Wakil Presiden AS J.D. Vance minggu lalu juga menyebut operasi militer itu sebagai suatu “kesalahan”.

    Para pejabat Staf Gabungan, Komando Pusat, Komando Indo Pasifi, dan Kementerian Luar Negeri tempo hari mengklaim serangan AS telah menewaskan beberapa pemimpin Houthi dan sejumlah fasilitas militernya.

    Akan tetapi, mereka mengakui, Houthi masih bisa memperkuat bunker pertahanannya dan menjaga gudang senjata di bawah tanah.

    Seorang pejabat keamanan mengatakan susah untuk mengetahui dengan pasti berapa senjata yang masih dimiliki Houthi.

    “Mereka sudah menghancurkan sejumlah fasilitas, tetapi belum berdampak pada kemampuan Houthi untuk terus menyerang kapal di Laut Merah atau menembak jatuh drone AS,” kata salah satu narasumber yang mengetahui operasi itu.

    Belum diketahui sampai kapan AS melanjutkan serangannya. Namun, Presiden AS Donald Trump mengatakan serangan itu bakal terus dilakukan hingga Houthi berhenti menyerang kapal.

    Meski AS sudah berminggu-minggu melancarkan serangan, Houthi tetap meluncurkan rudal dan drone di Laut Merah. Awal pekan kemarin Houthi juga kembali menjatuhkan drone mahal MQ-9 Reaper milik AS.

    Namun, seorang pejabat pertahanan AS lainnya mengatakan serangan rudal balistik Houthi ke Israel sudah berkurang setelah AS melancarkan operasi militer yang menargetkan Houthi. Dia mengatakan serangan AS membuat Houthi kesusahan berkomunikasi dan melakukan serangan akurat.

    Operasi militer besar AS terhadap Houthi turut membuat beberapa pejabat AS di Komando Indo Pasifik kecewa.

    Mereka mengeluh karena senjata jarak jauh dihabiskan oleh CENTCOM untuk menyerang Houthi. Padahal, senjata itu akan sangat penting jika perang melawan Tiongkok meletus.

    Seorang pejabat pertahanan lainnya merasa kekhawatiran itu dibesar-besarkan.

    “Kami mengerahkan amunisi presisi dalam setiap serangan. Kami punya wewenang untuk menggunakan kemampuan penuh pasukan kami di Timur Tengah untuk melawan Houthi,” kata dia.

    Adapun Houthi mulai menyerang kapal-kapal terafiliasi Israel di Laut Merah sebulan setelah perang di Jalur Gaza meletus. Houthi menyebutnya sebagai bentuk dukungan kepada rakyat Palestina.

    Lalu, AS dan Inggris melancarkan serangan militer ke Yaman untuk membantu Israel.

    Jumat lalu juru bicara Houthi, Yahya Saree, mengatakan pihaknya menargetkan kapal induk AS Harry S. Truman dan kapal perang yang mendampinginya.

    Saree menyebut Houthi akan terus memikul kewajibannya terhadap rakyat Palestina terlepas dari apa pun yang terjadi.

    Dikutip dari The Cradle, Kementerian Kesehatan Yaman mengatakan setidaknya ada 61 warga sipil yang tewas dan 139 lainnya terluka akibat serangan udara AS di Yaman sejak tanggal 15 Maret.

  • AS Umumkan Tarif Impor, Indonesia Justru Tanpa Dubes di Washington Selama 2 Tahun

    AS Umumkan Tarif Impor, Indonesia Justru Tanpa Dubes di Washington Selama 2 Tahun

    PIKIRAN RAKYAT – Di tengah pengumuman kebijakan tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, terungkap fakta bahwa posisi Duta Besar Republik Indonesia di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Washington DC, AS, telah kosong selama hampir dua tahun.

    Posisi Duta Besar Indonesia untuk AS telah kosong selama hampir dua tahun, terhitung sejak Rosan Roeslani menyelesaikan tugasnya pada 17 Juli 2023. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Rosan sebagai Wakil Menteri BUMN, yang menyebabkan ia tidak lagi menjabat sebagai Dubes Indonesia untuk AS.

    Usai Rosan menyelesaikan tugasnya pada 17 Juli 2023, Jokowi belum menetapkan siapa yang akan menjadi Dubes Indonesia untuk AS di Washington DC. Hingga saat ini, Prabowo Subianto, yang dilantik sebagai Presiden sejak 20 Oktober 2024, juga belum menunjuk nama untuk mengisi posisi tersebut.

    Menurut informasi dari situs resmi Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Indonesia telah menempatkan 21 orang sebagai Duta Besar di KBRI Washington DC.

    Dubes baru

    Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyatakan bahwa pemerintah harus segera menunjuk duta besar (dubes) Indonesia untuk AS. Penunjukan tersebut diperlukan untuk mempermudah negosiasi terkait kebijakan tarif impor terbaru yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump.

    Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi Indef, Andry Satrio Nugroho, memaparkan bahwa posisi Dubes RI untuk AS membutuhkan tokoh yang profesional dan berpengalaman karena tanggung jawabnya besar dalam memperjuangkan kepentingan nasional.

    “Kita butuh sosok yang paham diplomasi ekonomi dan berpengalaman dalam lobi dagang. Ini bukan posisi simbolik, ini garis depan pertahanan perdagangan Indonesia,” kata dia.

    Andry juga menyoroti lamanya kekosongan posisi Dubes Indonesia untuk AS, yaitu hampir dua tahun sejak Rosan Roeslani mengakhiri masa jabatannya pada 17 Juli 2023 setelah diangkat menjadi Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

    “Sudah hampir dua tahun kita tidak punya wakil di Washington, padahal Amerika Serikat mitra dagang kedua terbesar kita. Ini bukan sekadar kelalaian, tapi pengabaian terhadap kepentingan nasional,” ucapnya.

    Menurutnya, pemerintah harus segera menunjuk duta besar yang memiliki latar belakang kuat dalam bidang perdagangan dan investasi.***

     

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Iran Peringatkan 6 Negara Agar Tak Membantu AS, IRGC Incar 10 Pangkalan Militer Amerika di Teluk – Halaman all

    Iran Peringatkan 6 Negara Agar Tak Membantu AS, IRGC Incar 10 Pangkalan Militer Amerika di Teluk – Halaman all

    Iran Peringatkan 6 Negara Agar Tak Membantu AS, IRGC Incar 10 Pangkalan Militer Amerika di Asia Barat

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang pejabat senior Iran mengatakan,  Teheran telah memperingatkan enam negara bahwa mereka akan menghadapi “konsekuensi berat” jika mereka mendukung Washington dalam serangan militer terhadap Republik Iran, Reuters melaporkan, Minggu (6/4/2025).

    Enam negara yang mendapat peringatan dari Iran tersebut adalah Irak, Kuwait, Uni Emirat Arab (UEA), Qatar, Turki, dan Bahrain.

    “Iran telah mengeluarkan peringatan kepada Irak, Kuwait, UEA, Qatar, Turki, dan Bahrain bahwa segala dukungan terhadap serangan AS terhadap Iran, termasuk penggunaan wilayah udara atau wilayah mereka oleh militer AS selama serangan tersebut, akan dianggap sebagai tindakan permusuhan,” kata pejabat tersebut saat berbicara kepada Reuters dengan syarat anonim.

    Pejabat tersebut menekankan, tindakan membantu AS tersebut “akan menimbulkan konsekuensi yang serius bagi negara-negara tersebut,”.

    Dia juga menambahkan bahwa “Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei telah menempatkan angkatan bersenjata Iran dalam keadaan siaga tinggi.”

    Juru bicara pemerintah Irak, Kuwait, UEA, Qatar, dan Bahrain tidak segera menanggapi permintaan komentar.

    Kementerian Luar Negeri Turki dikutip mengatakan pihaknya tidak mengetahui adanya peringatan Iran, tetapi pesan tersebut dapat disampaikan melalui saluran lain.

    Pada tanggal 30 Maret, Presiden AS Donald Trump mengancam Iran dengan pemboman dan tarif sekunder jika Teheran tidak mencapai kesepakatan dengan Washington mengenai program nuklirnya.

    “Jika mereka tidak membuat kesepakatan, akan ada pengeboman,” kata Trump dalam wawancara telepon. “Itu akan menjadi pengeboman yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.”

    Gambar yang diambil pada 10 November 2019 menunjukkan bendera Iran di PLTN Bushehr Iran, selama upacara resmi untuk memulai pekerjaan pada reaktor kedua di fasilitas tersebut. (Atta Kenare/AFP)

    Iran Bersedia Berunding Secara Tidak Langsung

    Pejabat senior yang berbicara dengan Reuters menambahkan bahwa Iran menolak permintaan Presiden AS Donald Trump untuk perundingan langsung mengenai program nuklirnya.

    Namun, Iran ingin melanjutkan perundingan tidak langsung melalui Oman, tempat perundingan tidak langsung antara kedua negara telah berlangsung di masa lalu.

    “Pembicaraan tidak langsung menawarkan kesempatan untuk mengevaluasi keseriusan Washington tentang solusi politik dengan Iran,” kata pejabat itu.

    Selain mengeluarkan ancaman verbal terhadap Iran, Trump telah memerintahkan pembangunan militer besar-besaran di kawasan tersebut, termasuk pengiriman satu skuadron pembom B-52 ke pangkalan AS di Diego Garcia di Samudra Hindia.

    Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi menegaskan pada Minggu bahwa “kondisi untuk dimulainya kembali perundingan antara Teheran dan Washington mengenai program nuklir Iran didasarkan pada prinsip kepercayaan antara kedua negara,” katanya.

    “Kami siap melanjutkan dialog mengenai program nuklir kami dan pencabutan sanksi terhadap Iran, berdasarkan logika membangun kepercayaan,” kata Araghchi dalam pernyataan yang dilaporkan oleh Kantor Berita Fars Iran.

    Pangkalan militer Amerika Serikat Al-Tanf di Suriah. (npasyria)

    IRGC Incar 10 Pangkalan Militer AS

    Menyusul ancaman Trump, Ali Hajizadeh, komandan Divisi Dirgantara Garda Revolusi (IRGC), Iran secara langsung mengancam pangkalan AS di Asia Barat.

    “Amerika memiliki sekitar sepuluh pangkalan militer di kawasan itu – setidaknya di dekat Iran – dan 50.000 tentara,” kata Hajizadeh kepada TV pemerintah Iran pada hari Senin. 
    “Mereka seperti duduk di rumah kaca. Dan ketika Anda berada di rumah kaca, Anda tidak melempar batu ke orang lain.”

    Iran telah lama menampik klaim bahwa mereka berupaya memproduksi senjata nuklir, dengan mengatakan bahwa langkah tersebut tidak Islami karena ancaman yang ditimbulkan senjata tersebut terhadap warga sipil.

    Namun, para analis memperkirakan Iran dapat dengan cepat mengembangkan senjata nuklir jika ancaman AS dan Israel untuk mengebom dan menginvasi negara itu terus berlanjut.

     

    (oln/tc/*)

     

  • Sambut Jet-Jet AS, Unit Pertahanan Udara IRGC Iran Diizinkan “Tembak-Sesuka Hati” ke Penyusup – Halaman all

    Sambut Jet-Jet AS, Unit Pertahanan Udara IRGC Iran Diizinkan “Tembak-Sesuka Hati” ke Penyusup – Halaman all

    Sambut Jet-Jet AS, Unit Pertahanan Udara IRGC Iran Diizinkan “Tembak-Sesuka Hati” ke Penyusup

    TRIBUNNEWS.COM – Unit pertahanan udara Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) dilaporkan telah diberi izin untuk menembaki pesawat apa pun yang melanggar wilayah udara negara itu tanpa terlebih dahulu mengajukan izin ke perwira atasan.

    Kebijakan ‘fire at will’ ini muncul setelah Iran baru-baru ini mendapat ancaman pengeboman dari Amerika Serikat (AS) terkait negosiasi pengembangan nuklir.

    Menurut laporan, sebelumnya unit pertahanan udara IRGC memerlukan persetujuan dari perwira atasan sebelum mereka diizinkan melepaskan tembakan bahkan setelah mengidentifikasi pesawat musuh yang telah melanggar wilayah udara Iran.

    “Dalam kasus di mana unit pertahanan udara telah mengidentifikasi secara positif pesawat musuh yang melanggar wilayah udara kedaulatan Republik Iran, komandan unit pertahanan udara regional tidak memerlukan persetujuan dari atasan untuk mengebom target,” tulis laporan DSA, Minggu (6/4/2025).

    Laporan itu lebih lanjut menyatakan kalau, “Persetujuan untuk menembak (fire at will) adalah terhadap target yang melibatkan kendaraan udara tak berawak musuh”.

    “Unit pertahanan udara, baik di bawah naungan Korps Garda Revolusi Iran atau lainnya, telah ditempatkan pada tingkat siaga tertinggi untuk menghadapi gangguan apa pun dari pesawat asing,” kata laporan itu.

    Presiden AS, Donald Trump telah berulang kali memperingatkan tentang serangan terhadap Iran atas tuduhan bahwa negara Persia itu sedang berupaya mengembangkan senjata nuklir.
     
    Trump, yang telah membuktikan dirinya sebagai pendukung setia Israel sejak menjabat, memperingatkan bahwa jika “Iran tidak menyetujui perundingan yang ditawarkan, negaranya akan melancarkan serangan udara yang belum pernah terlihat sebelumnya.”

    Ancaman terbaru Trump – yang lebih eksplisit dan keras daripada pernyataan sebelumnya – muncul setelah ia mengirim surat ke Iran, yang isinya belum diungkapkan, yang menawarkan negosiasi mengenai program nuklir negara itu.

    Adapun Iran, mereka mengklaim bahwa program nuklirnya tidak mengancam pihak mana pun karena program tersebut ditujukan untuk menghasilkan listrik dan bukan untuk mengembangkan senjata nuklir.

    PERTAHANAN UDARA IRAN – Sistem pertahanan udara Khordad 15 Iran. Sistem persenjataan ini berjenis artileri sedang (medium to long range) rudal darat ke udara dan diklaim punya daya jelajah 600 kilometer.. (DSA/Tangkap Layar)

    Iran Balas Ancam Bombardir Pangkalan Militer AS di Kawasan

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmail Baghaei dilaporkan mengatakan kalau “ancaman terbuka untuk mengebom Iran oleh kepala negara merupakan kontradiksi yang jelas terhadap prinsip-prinsip dasar perdamaian dan keamanan internasional.”

    “Ancaman-ancaman seperti itu merupakan pelanggaran serius terhadap Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan juga melanggar peraturan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA). Terorisme hanya akan mengundang lebih banyak terorisme, sementara perdamaian akan melahirkan perdamaian. Amerika harus membuat pilihan.”

    Sementara itu, Panglima Pasukan Dirgantara Korps Garda Revolusi Iran, Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh, mengancam akan membombardir pangkalan militer AS di Timur Tengah yang menampung sekitar 50.000 tentaranya.

     “Orang yang tinggal di rumah kaca tidak boleh melempar batu ke orang lain. Amerika Serikat memiliki setidaknya 10 pangkalan militer dengan 50.000 personel di wilayah tersebut — yang berarti mereka sendiri tinggal di rumah kaca.”

    PESAWAT PENGEBOM – Manuver udara pesawat pengebom B-2 Spirit milik Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) dalam misi di kawasan Indo-Pasifik. Foto merupakan tangkapan layar dari situs militer DSA pada Kamis (27/3/2025). (DSA/Tangkap Layar)

    Dalam konteks eskalasi tersebut, selama beberapa hari terakhir, sejumlah besar pesawat pengebom  B-2 Spirit  dan pesawat tanker dilaporkan “berkumpul” di pulau Diego Garcia milik Inggris di Samudra Hindia, yang sering digunakan oleh militer AS untuk melancarkan serangan terhadap target di Timur Tengah.

    Citra satelit menunjukkan sedikitnya tujuh pesawat pengebom B-2 Spirit, tiga pesawat kargo C-17 dan 10 pesawat tanker Angkatan Udara AS telah dikirim ke pulau  Diego Garcia dalam 48 jam terakhir.

    Diego Garcia adalah pangkalan angkatan laut dan udara Inggris yang disewakan kepada Amerika Serikat, terletak di tengah Samudra Hindia.

    Tempat ini berfungsi sebagai pusat dukungan logistik penting bagi operasi militer Amerika Serikat di Asia Barat, Afrika Timur, dan  Asia Tenggara .

    Pangkalan militer  Amerika Serikat  di Diego Garcia memiliki landasan udara panjang, fasilitas peluncuran untuk pembom strategis (seperti B-52 dan B-2), pusat komunikasi global, dan pelabuhan untuk kapal perang dan kapal pendukung.

    Amerika Serikat juga mengambil tindakan untuk meningkatkan jumlah kapal induk yang ditempatkan di Timur Tengah menjadi dua, dengan mempertahankan satu kapal yang ada di kawasan tersebut dan mengirim kapal lain dari Indo-Pasifik, menurut pernyataan Pentagon.

    Kapal induk Carl Vinson akan bergabung dengan Harry S. Truman di Timur Tengah, “Untuk melanjutkan upaya menjaga stabilitas regional, mencegah tindakan agresif, dan melindungi kelancaran arus rute perdagangan di kawasan tersebut,” kata juru bicara Pentagon Sean Parnell dalam sebuah pernyataan.

    “Untuk melengkapi kehadiran maritim CENTCOM, Menteri Pertahanan juga telah mengarahkan pengerahan skuadron tambahan dan aset udara lainnya untuk lebih memperkuat kemampuan pertahanan dan dukungan udara kita di kawasan tersebut,” katanya.

    PESAWAT PENGEBOM – Pesawat pengebom B-2 Spirit milik Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) bersiap lepas landas dalam misi pengeboman yang dilaksanakan pada 2001 silam. Foto merupakan tangkapan layar dari situs militer DSA pada Kamis (27/3/2025). (DSA/Tangkap Layar)

    Diego Garcia dalam Jangkauan Rudal Iran

    Perkembangan terkini ini terjadi saat jet tempur AS semakin agresif menyerang  posisi Houthi  di Yaman, bersamaan dengan peringatan yang semakin lantang terhadap Iran atas dukungannya terhadap kelompok Houthi dan dugaan pengembangan senjata nuklirnya.

    Menanggapi laporan bahwa pesawat pengebom jarak jauh AS “berkumpul” di Diego Garcia, para pemimpin Iran memperingatkan bahwa mereka akan meluncurkan serangan rudal balistik dan pesawat tak berawak jarak jauh terhadap Diego Garcia, yang terletak di Kepulauan Chagos, jika Washington melancarkan tindakan militer terhadap negara Persia tersebut.
     
    Menurut media negara itu, Iran memiliki beberapa sistem persenjataan yang mampu menembaki pangkalan militer tersebut, yang terletak lebih dari 5.000 km dari negara Persia tersebut.

    “Iran memiliki persenjataan yang cukup untuk melancarkan serangan semacam itu (terhadap Diego Garcia) dari wilayahnya, termasuk versi terbaru rudal jarak menengah Khorramshahr dan pesawat tanpa awak bunuh diri Shahed-136B dengan jangkauan operasional 4.000 kilometer [2.485 mil],” media lokal Iran mengutip pernyataan pemimpinnya tersebut.

     

    (oln/dsa/*)

  • Iran Tolak Negosiasi Langsung dengan AS Soal Program Nuklir

    Iran Tolak Negosiasi Langsung dengan AS Soal Program Nuklir

    Jakarta

    Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menolak negosiasi langsung dengan Amerika Serikat dan menyebutnya sebagai “tidak berarti”. Hal ini disampaikan setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan ia lebih suka pembicaraan langsung dengan republik Islam tersebut.

    Bulan lalu, Trump meminta Teheran untuk mengadakan negosiasi mengenai program nuklirnya dengan Washington, tetapi mengancam akan mengebom Iran jika diplomasi gagal.

    Pada hari Kamis lalu, presiden AS tersebut mengatakan ia lebih suka mengadakan “pembicaraan langsung” dengan Iran.

    “Saya pikir itu berjalan lebih cepat dan Anda memahami pihak lain jauh lebih baik daripada jika Anda menggunakan perantara,” katanya.

    Namun pada hari Minggu (6/4), Araghchi mengatakan “negosiasi langsung tidak akan berarti apa-apa dengan pihak yang terus-menerus mengancam akan menggunakan kekerasan yang melanggar Piagam PBB dan yang menyatakan posisi yang bertentangan dari berbagai pejabatnya”.

    “Kami tetap berkomitmen pada diplomasi dan siap untuk mencoba jalur negosiasi tidak langsung,” tambahnya, menurut pernyataan kementerian luar negeri Iran.

    Sebelumnya pada hari Sabtu lalu, Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan negaranya bersedia untuk terlibat dalam dialog dengan AS “dengan kedudukan yang setara”.

    Ia juga mempertanyakan ketulusan Washington dalam menyerukan negosiasi, dengan mengatakan “jika Anda menginginkan negosiasi, lalu apa gunanya mengancam?”

    Diketahui bahwa negara-negara Barat, yang dipimpin oleh Amerika Serikat, selama beberapa dekade menuduh Teheran berusaha memperoleh senjata nuklir.

    Iran menolak tuduhan tersebut dan menegaskan bahwa aktivitas nuklirnya semata-mata ditujukan untuk tujuan sipil.

    Pada hari Sabtu, Hossein Salami, kepala Korps Garda Revolusi Islam, mengatakan negaranya “siap” untuk perang.

    “Kami sama sekali tidak khawatir tentang perang. Kami tidak akan menjadi pemrakarsa perang, tetapi kami siap untuk perang apa pun,” demikian kantor berita resmi Iran, IRNA melaporkan pernyataannya.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini