Kementrian Lembaga: Kemlu

  • Tiba di Rusia, Prabowo Disambut Wakil PM Denis Manturov

    Tiba di Rusia, Prabowo Disambut Wakil PM Denis Manturov

    Jakarta

    Presiden Prabowo Subianto tiba di St Petersburg, Rusia untuk melaksanakan kunjungan kenegaraan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin. Kedatangan Prabowo di Terminal VVIP Bandar Udara Internasional Pulkovo, St Petersburg, disambut Wakil Kepala Protokol Rusia Alexander Prusov dan Wakil Perdana Menteri (PM) Rusia Denis Manturov.

    Dikutip Antara, Rabu (18/6/2025), Prabowo sempat berbincang selama beberapa waktu dengan Prusov, setelah itu bersalaman dan merangkul Wakil PM Manturov. Turut menyambut kedatangan Prabowo, Menteri Luar Negeri RI Sugiono, yang juga belum lama tiba di St Petersburg setelah bertolak dari Moskow, Rusia.

    Prabowo dan Manturov lanjut mengikuti upacara penyambutan dari pasukan jajar kehormatan. Lagu kebangsaan Republik Indonesia Indonesia Raya pun dikumandangkan menyambut kedatangan Prabowo.

    Selepas itu, Prabowo lanjut menyalami satu per satu pejabat Pemerintah Rusia dan pejabat dari Pemerintah Republik Indonesia yang menyambut di bandara. Jajaran pejabat dari Pemerintah Rusia yang hadir di antaranya Gubernur St Petersburg Alexander Beglov, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Sergey Tolchenov, Direktur Asia 3 Kementerian Luar Negeri Rusia Lyudmila Vorobieva.

    Sementara itu, pejabat Pemerintah RI yang menyambut kedatangan Prabowo di bandara yakni Duta Besar RI untuk Rusia Jose Antonio Morato Tavares dan Atase Pertahanan KBRI Moskow Marsekal Pertama TNI Jatmiko Adi.

    Prabowo dan Manturov lanjut memeriksa pasukan dan keduanya lanjut melihat parade (defile) pasukan militer Rusia. Selepas itu Prabowo langsung naik kendaraan dan melanjutkan perjalanan ke hotel di pusat kota St Petersburg.

    Kunjungan kenegaraan dan pertemuan bilateral Prabowo dan Putin berlangsung pada hari kedua di St Petersburg. Dalam rangkaian itu, Prabowo akan lebih dulu berziarah ke taman makam pahlawan Piskarevskoye Memorial Cemetery, Kamis pagi.

    Di taman makam pahlawan itu, Presiden Prabowo akan memberi penghormatan kepada pahlawan-pahlawan Rusia yang gugur, kemudian meletakkan karangan bunga (laying wreath). Kemudian, Prabowo akan melanjutkan perjalanan ke Istana Constantine untuk kunjungan kenegaraan dan pertemuan bilateral dengan Putin.

    Dalam pertemuan bilateral dengan Putin, Prabowo akan didampingi sejumlah menteri Kabinet Merah Putih, di antaranya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.

    Kemudian, ada pula Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM sekaligus Kepala BPI Danantara Rosan Perkasa Roeslani, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, dan kemungkinan juga ada Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid, Menteri Pendidikan, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto, dan Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri.

    Selepas merampungkan seluruh agenda kenegaraan pada hari kedua, Prabowo akan menghadiri St Petersburg International Economic Forum 2025 sebagai pembicara utama, Jumat. Forum ekonomi tingkat dunia itu berlangsung pada 18-21 Juni dihadiri pelaku usaha, pemerintahan, masyarakat sipil, akademisi, think tank bidang ekonomi dan bisnis, serta media dari berbagai negara.

    Lawatan Prabowo ke St Petersburg pada 18-20 Juni 2025 merupakan kunjungan resmi pertamanya setelah menjabat sebagai Presiden RI. Walaupun demikian, Prabowo, saat masih sebagai presiden terpilih, juga telah berkunjung ke Moskow, Rusia, dan diterima oleh Putin pada 31 Juli 2024.

    (idn/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • AS Evakuasi Warganya dari Israel, Inggris Tarik Keluarga Staf Diplomatik

    AS Evakuasi Warganya dari Israel, Inggris Tarik Keluarga Staf Diplomatik

    Jakarta

    Perang Israel dan Iran terus membara menyusul saling serang terjadi dari kedua musuh bebuyutan tersebut. Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengumumkan rencana evakuasi warganya dari Israel.

    Dilansir AFP, Rabu (18/6/2025), duta besar AS untuk Israel mengumumkan rencana untuk mengevakuasi warga Amerika melalui udara dan laut saat perang Israel dengan Iran berkecamuk untuk hari keenam.

    Kedutaan sedang “mengerjakan penerbangan evakuasi & keberangkatan kapal pesiar” untuk “warga negara Amerika yang ingin meninggalkan Israel,” tulis Duta Besar Mike Huckabee di X.

    Sementara itu, anggota keluarga staf diplomatik Inggris di Israel telah “ditarik sementara” karena Iran dan Israel terus saling tembak, kata kementerian luar negeri Inggris pada Rabu (18/6).

    Keluarga staf yang bekerja di kedutaan Inggris di Tel Aviv dan konsulat di Yerusalem “ditarik sementara sebagai tindakan pencegahan”, kata Kantor Luar Negeri, seraya menambahkan bahwa staf di misi tersebut tetap tinggal.

    Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengatakan bahwa sedang mempertimbangkan apakah AS akan bergabung dengan serangan Israel terhadap Iran. Trump mengaku kesabarannya sudah habis.

    Berbicara saat menyaksikan pemasangan tiang bendera baru di Gedung Putih, Trump menambahkan bahwa kesabarannya “sudah habis” terhadap Iran dan mengulangi seruannya agar “menyerah tanpa syarat.”

    “Saya dapat memberi tahu Anda ini, bahwa Iran memiliki banyak masalah, dan mereka ingin berunding.”

    (rfs/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • China Evakuasi 700 Warganya dari Israel dan Iran, 1.000 Orang Lainnya Menyusul

    China Evakuasi 700 Warganya dari Israel dan Iran, 1.000 Orang Lainnya Menyusul

    JAKARTA – Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China mengatakan lebih dari 700 warga negaranya telah dievakuasi dari Israel dan Iran.

    Mengutip Al Jazeera, Rabu 18 Juni, sekitar 1.000 WN China lainnya sedang dalam proses ditempatkan ke “lokasi yang aman”.

    Kemenlu China menambahkan, sejauh ini tidak ada warga negaranya jadi korban tewas dalam perang Iran-Israel.

    Seperti diketahui, berdasarkan data Al Jazeera per hari ini, jumlah korban tewas akibat serangan Israel terhadap Iran telah meningkat menjadi lebih dari 240 orang, termasuk 70 di antaranya wanita dan anak-anak.

    Sementara lebih dari 24 orang tewas dalam serangan Iran ke Israel.

    Di Gaza, pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya 89 warga Palestina, termasuk 70 orang yang mencari bantuan makanan di kota Khan Younis sejak Selasa 17 Juni 2025.

    Tentara Israel menembaki kerumunan penduduk Palestina pencari bantuan yang putus asa kelaparan di jalan utama timur di kota selatan Khan Younis pada Selasa 17 Juni pagi.

    Peristiwa ini merupakan yang terbaru dalam gelombang pembantaian berkelanjutan sejak Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang didukung Israel dan Amerika Serikat meluncurkan operasi mendistribusikan makanan di Khan Younis tiga minggu lalu.

  • Hampir 800 Warga China Dievakuasi dari Iran

    Hampir 800 Warga China Dievakuasi dari Iran

    JAKARTA – Hampir 800 warga negara China telah dievakuasi dari Iran ke wilayah aman. Sementara 1.000 orang lainnya sudah dalam proses evakuasi.

    “Sampai saat ini, di bawah pengaturan dan koordinasi Kementerian Luar Negeri dan kedutaan besar serta konsulat China di Iran, dan dengan dukungan aktif dari negara-negara tetangga, 791 warga negara Tiongkok telah dipindahkan dari Iran ke daerah aman. Sementara lebih dari seribu lainnya saat ini sedang dalam proses evakuasi,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dilansir CNN, Rabu, 18 Juni.

    Negara-negara tetangga seperti Azerbaijan dan Turkmenistan, membantu warga negara Tiongkok di perlintasan perbatasan dan membantu mereka transit kembali ke China.

    “Beberapa warga negara China telah dievakuasi dengan selamat dari Israel,” kata Jiakun.

    Pada hari keenam konflik antara Israel dan Iran, negara-negara di seluruh dunia segera memberi tahu warga negara mereka di kawasan tersebut tentang cara mengatasi situasi yang meningkat.

    Sementara beberapa negara berupaya mengevakuasi warga negara mereka, yang lain menyarankan warganya untuk berlindung di tempat bermukim.

     

  • Aktivis Global March to Gaza Diculik dan Disiksa di Mesir, Krisis Hak Asasi Makin Terungkap

    Aktivis Global March to Gaza Diculik dan Disiksa di Mesir, Krisis Hak Asasi Makin Terungkap

    PIKIRAN RAKYAT – Gerakan solidaritas internasional bertajuk Global March to Gaza atau Global March to Gaza mendapat ujian berat di Mesir.

    Tiga aktivis internasional diculik dan diduga disiksa oleh aparat berpakaian sipil di ibu kota Kairo, di tengah gelombang penahanan, deportasi, dan intimidasi yang makin memburuk terhadap para pembela hak asasi manusia yang berupaya menyoroti krisis kemanusiaan di Jalur Gaza.

    Menurut pernyataan resmi dari penyelenggara aksi pada Selasa 17 Juni 2025, tiga peserta aksi—Jonas Selhi dan Huthayfa Abuserriya dari Norwegia, serta Saif Abukeshek, warga negara Spanyol keturunan Palestina yang juga salah satu koordinator utama pawai—diculik dari sebuah kafe oleh orang-orang bersenjata yang tidak mengidentifikasi diri mereka.

    “Mereka dibekap, dipukuli, dan diinterogasi secara paksa. Abukeshek menghadapi penyiksaan berat. Kami belum mengetahui keberadaannya hingga saat ini,” ujar Jonas Selhi dalam kesaksiannya setelah dideportasi kembali ke Norwegia.

    Sementara itu, Abuserriya juga telah dipulangkan ke negaranya. Namun nasib Abukeshek masih belum jelas, memicu keprihatinan global terhadap tindakan keras Mesir terhadap aktivis damai.

    Gelombang Represi Mesir

    Aksi Global March to Gaza diluncurkan bulan ini dan berhasil menghimpun lebih dari 4.000 aktivis dari lebih dari 80 negara, dengan tujuan mendekati perbatasan Rafah secara damai untuk menyoroti penderitaan rakyat Gaza akibat blokade dan agresi Israel penjajah yang terus berlanjut.

    Namun sejak mendarat di Mesir, puluhan peserta melaporkan pengalaman pahit: interogasi berjam-jam di bandara, penahanan sewenang-wenang, deportasi mendadak, dan larangan keras menuju Semenanjung Sinai—jalur darat utama menuju Gaza.

    “Kami menghadapi intimidasi sistematis, bahkan sebelum sempat bergerak menuju Rafah. Ini adalah bentuk pembungkaman terhadap aksi damai,” kata seorang aktivis asal Argentina yang meminta namanya tidak dipublikasikan demi keselamatan.

    Respons Pemerintah Mesir: Bungkam dan Membantah

    Hingga kini, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Luar Negeri Mesir belum memberikan tanggapan resmi atas tuduhan penculikan dan kekerasan terhadap aktivis asing tersebut. Reuters juga belum dapat memverifikasi secara independen kondisi penahanan yang dilaporkan oleh para peserta.

    Dua sumber keamanan Mesir yang dikutip oleh Reuters membantah adanya penyiksaan, dengan menyatakan bahwa “selama tahanan mematuhi prosedur keamanan, tidak ada perlakuan kekerasan.” Mereka juga mengakui bahwa sekitar 400 orang telah dideportasi dan kurang dari 30 orang masih ditahan.

    Namun, keterangan resmi ini bertentangan dengan testimoni para korban yang menggambarkan pengalaman penyiksaan fisik dan penculikan di ruang publik tanpa dasar hukum.

    “Kami Mendesak Pembebasan Segera”

    Dalam pernyataan resminya, panitia Global March to Gaza menyerukan tekanan internasional kepada pemerintah Mesir.

    “Kami mendesak pihak berwenang Mesir untuk segera membebaskan Saif Abukeshek dan semua peserta aksi yang ditahan lainnya,” ucap pernyataan tersebut.

    Kelompok ini juga menyatakan bahwa seluruh rencana berbasis Mesir telah ditangguhkan, dan pihaknya akan mengalihkan upaya untuk melakukan koordinasi baru dengan otoritas yang bersedia menghormati prinsip-prinsip kemanusiaan.

    Kontroversi Izin Rafah dan Ketakutan Rezim

    Kementerian Luar Negeri Mesir sebelumnya menyatakan bahwa perjalanan ke wilayah Rafah memerlukan persetujuan khusus demi alasan keamanan. Namun penyelenggara March to Gaza mengklaim bahwa mereka telah berusaha menempuh semua jalur koordinasi yang sesuai, termasuk komunikasi diplomatik dengan negara-negara peserta.

    “Kami tidak datang untuk bentrok. Kami datang membawa solidaritas dan kemanusiaan. Tapi yang kami temui justru represi, ketakutan, dan kekerasan,” tutur salah satu penyelenggara dari Prancis.

    Ketakutan pemerintah Mesir terhadap aksi massa pro-Palestina bukan hal baru. Rezim Abdel Fattah el-Sisi telah dikenal menekan berbagai bentuk demonstrasi, bahkan yang berfokus pada isu luar negeri, karena khawatir akan memicu gelombang ketidakstabilan dalam negeri.

    Gema Global: Semua Mata Tertuju ke Mesir

    Tagar #AllEyesOnEgypt kini mulai menggema di media sosial, menyusul viralnya kampanye All Eyes on Rafah yang mengungkap pembantaian warga sipil Palestina oleh Israel penjajah. Warganet di berbagai negara mulai menyerukan agar perhatian dunia tidak hanya tertuju pada Gaza, tapi juga pada negara-negara yang secara aktif menghambat solidaritas global.

    “Mesir telah menutup Rafah, memukul aktivis, dan mengusir suara-suara yang bersuara untuk Gaza. Ini bukan netralitas—ini keterlibatan dalam penindasan,” kata seorang akademisi asal Yordania di Twitter, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters.***

  • Negara-Negara G7 Dukung Israel, Tuding Iran Sumber Ketidakstabilan Timur Tengah

    Negara-Negara G7 Dukung Israel, Tuding Iran Sumber Ketidakstabilan Timur Tengah

    PIKIRAN RAKYAT – Ketegangan di Timur Tengah kembali meningkat setelah kelompok negara-negara industri maju G7 (Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serika) secara resmi menyatakan dukungannya terhadap Israel penjajah dan menyalahkan Iran sebagai biang ketidakstabilan kawasan.

    Dalam sebuah pernyataan bersama yang dirilis pada Senin malam waktu setempat, para pemimpin G7 menegaskan bahwa Israel penjajah memiliki hak untuk membela diri, di tengah perang udara yang memanas antara dua kekuatan besar Timur Tengah.

    “Kami menegaskan bahwa Israel memiliki hak untuk membela dirinya. Kami mengulangi dukungan kami untuk keamanan Israel,” ucap pernyataan resmi para pemimpin G7.

    Pernyataan tersebut muncul hanya beberapa hari setelah Israel penjajah melancarkan serangan udara ke wilayah Iran pada Jumat, yang oleh pemerintah Tel Aviv disebut sebagai tindakan pencegahan guna menghentikan potensi pengembangan senjata nuklir oleh Teheran.

    Serangan itu menyulut respons balasan dari Iran dan memicu konfrontasi bersenjata yang telah menewaskan ratusan orang, mayoritas warga sipil.

    Iran Dianggap Ancaman Regional

    Dalam pernyataan yang sama, G7 menegaskan sikap keras mereka terhadap Iran.

    “Iran adalah sumber utama ketidakstabilan dan teror di kawasan,” ujar para pemimpin G7.

    Kelompok ini juga menekankan bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir, seraya menambahkan bahwa komunitas internasional harus bersatu mencegah Teheran mengembangkan teknologi militer nuklir.

    Meskipun demikian, Iran membantah tuduhan tersebut dan menegaskan bahwa program nuklir mereka sepenuhnya untuk tujuan damai.

    “Kami tidak mencari senjata nuklir. Iran memiliki hak yang sah untuk mengembangkan teknologi nuklir untuk kepentingan sipil, termasuk pengayaan uranium,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, mengacu pada keikutsertaan Teheran dalam Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT).

    Di sisi lain, Israel penjajah, yang tidak tergabung dalam NPT, dikenal luas sebagai satu-satunya negara di Timur Tengah yang diyakini memiliki persenjataan nuklir, meski Tel Aviv tidak pernah secara resmi mengonfirmasi atau membantah hal tersebut.

    Korban Sipil Terus Bertambah

    Konflik bersenjata antara Iran dan Israel penjajah telah menyebabkan jatuhnya banyak korban jiwa. Pejabat Iran melaporkan lebih dari 220 orang tewas, mayoritas adalah warga sipil, akibat gempuran udara Israel penjajah.

    Di pihak lain, Israel penjajah melaporkan 24 warganya tewas dalam serangan balasan yang dilancarkan oleh pasukan Iran.

    “Situasi ini sudah sangat genting. Semua pihak harus menunjukkan pengendalian diri untuk mencegah konflik lebih luas,” tutur G7 dalam pernyataan mereka.

    G7 juga menyebut pentingnya penyelesaian damai atas konflik di Gaza sebagai bagian dari deeskalasi regional.

    G7 Minta Gencatan Senjata di Gaza

    Menyadari bahaya perluasan konflik, negara-negara G7 juga menyerukan gencatan senjata di Jalur Gaza. Sejak serangan Israel penjajah ke Gaza pada Oktober 2023, kawasan tersebut telah menjadi titik panas utama ketegangan Israel penjajah dengan negara-negara berpengaruh di dunia Muslim.

    “Kami mendesak agar penyelesaian krisis Iran mengarah pada deeskalasi permusuhan yang lebih luas di Timur Tengah, termasuk gencatan senjata di Gaza,” ucap pernyataan G7.

    Mereka juga menyatakan kesiapan untuk bekerja sama menjaga stabilitas pasar energi global yang turut terancam akibat eskalasi ini.

    AS Ikut Terseret?

    Sementara itu, Presiden AS Donald Trump disebut telah mempersingkat agendanya dalam KTT G7 di Kanada demi kembali ke Washington dan memantau situasi di Timur Tengah. Meskipun Amerika Serikat menegaskan tidak terlibat langsung dalam serangan Israel penjajah terhadap Iran, Trump mengakui bahwa pihaknya telah mengetahui rencana tersebut sebelumnya.

    “Kami sudah tahu tentang itu, dan saya pikir langkah Israel sangat unggul,”ucap Trump dalam pernyataan melalui media sosial.

    Ia bahkan memperingatkan warga di Teheran untuk segera mengungsi, mengindikasikan bahwa situasi bisa semakin memburuk dalam waktu dekat.

    “Semua orang harus segera mengevakuasi Teheran,” ujar Trump, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters.***

  • Pemerintah Malaysia Minta Warganya Segera Tinggalkan Iran

    Pemerintah Malaysia Minta Warganya Segera Tinggalkan Iran

    JAKARTA – Pemerintah Malaysia meminta warga negaranya yang saat ini masih berada di Iran untuk segera meninggalkan negara tersebut.

    Hal itu disampaikan Kementerian Luar Negeri Malaysia menyusul meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran.

    “Mengingat kondisi yang memburuk dengan cepat, semua warga negara Malaysia yang saat ini berada di Iran sangat didesak untuk segera meninggalkan negara tersebut dengan cara apa pun yang tersedia,” tulis keterangan Wisma Putra dilansir ANTARA, Selasa, 17 Juni. 

    Wisma Putra menyatakan Kementerian Luar Negeri Malaysia, melalui Kedutaan Besar Malaysia di Teheran, memantau situasi keamanan di Republik Islam Iran secara ketat.

    Upaya berkelanjutan itu semakin intensif menyusul tindakan agresi rezim Israel terhadap Iran pada 13 Juni, yang telah meningkatkan ketegangan di kawasan secara signifikan.

    Wisma Putra memandang situasi saat ini masih sangat tidak stabil dan dapat memburuk tanpa peringatan.

    “Keselamatan dan kesejahteraan warga negara Malaysia tetap menjadi prioritas utama kementerian. Saat ini, Kedutaan Besar terus berhubungan dengan semua warga negara Malaysia yang terdaftar di Iran,” jelas keterangan itu.

    Saat ini, semua warga negara Malaysia dinyatakan telah aman dan telah disarankan untuk meninggalkan negara tersebut tanpa penundaan.

    Kedutaan Besar akan terus memberikan bantuan konsuler yang diperlukan untuk memfasilitasi keberangkatan mereka.

    Wisma Putra meminta warga Malaysia menghubungi kedutaan di Teheran jika mengalami keadaan darurat.

     

  • Konflik Memanas, Kemlu Catat 386 WNI di Iran-194 di Israel

    Konflik Memanas, Kemlu Catat 386 WNI di Iran-194 di Israel

    Jakarta

    Konflik Iran dengan Israel semakin panas. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI mencatat ada total 580 warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Iran maupun Israel.

    “Dapat kami sampaikan berdasarkan data terakhir terdapat 386 warga negara Indonesia yang berada di Iran mayoritas berada di kota Qom, mereka ini adalah pelajar dan mahasiswa,” ujar Jubir Kemlu RI, Rolliansyah Soemirat, dalam konferensi persnya, Rabu (18/6/2025).

    “Kemudian tercatat oleh KBRI Aman terdapat 194 warga negara Indonesia yang berada di Israel, mayoritas adalah peserta magang pendidikan di kota Rafah di bagian selatan Israel,” tambahnya.

    Dia memastikan tak ada WNI yang menjadi korban atas konflik tersebut.

    “Dapat kami sampaikan bahwa dalam komunikasi KBRI Aman dan juga KBRI Teheran dengan WNI hingga saat ini tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban dalam konflik Iran dan Israel,” katanya.

    Lebih lanjut, Roy mengimbau kepada para WNI untuk menunda perjalanan ke Suriah hingga Lebanon. Dia menyebut Indonesia telah menetapkan status siaga di wilayah tersebut.

    “Bagi warga negara kita yang memiliki rencana penerbangan melewati wilayah timur tengah agar selalu memeriksa jadwal penerbangan terakhir ke maskapai masing-masing, antisipasi buka tutup wilayah udara yang dapat mengganggu jadwal penerbangan,” tambahnya.

    (azh/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Nasib WNI di Iran saat Perang Israel, Mensesneg: Siap Evakuasi

    Nasib WNI di Iran saat Perang Israel, Mensesneg: Siap Evakuasi

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Indonesia menyatakan terus melakukan pemantauan dan koordinasi terkait kondisi Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Iran, di tengah ancaman serangan Israel.

    Hal ini disampaikan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi saat menjawab pertanyaan wartawan di kompleks Istana Negara, Selasa (17/6/2025).

    “Belum, belum [dievakuasi]. Tentunya kita harus berkoordinasi, terutama saya dengan Pak Menlu, untuk memonitor saudara-saudara kita di sana,” ujar Prasetyo.

    Menurutnya, fokus utama saat ini adalah memastikan keselamatan WNI yang masih berada di wilayah Iran. Koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri terus dilakukan untuk menyusun langkah mitigasi dan rencana evakuasi apabila situasi memburuk. 

    “Kita harus memastikan saudara-saudara kita aman. Mengenai mitigasi dan rencana jika terjadi sesuatu, itu sudah kami tugaskan dan persiapkan,” tambahnya.

    Hingga kini, belum ada proses evakuasi resmi yang dilakukan, tetapi skema darurat sedang disiapkan sebagai antisipasi jika situasi keamanan di Iran memburuk dalam waktu dekat.

    Kementerian Luar Negeri sebelumnya menyatakan terdapat sejumlah WNI di Iran yang sebagian besar adalah pelajar dan pekerja. Pemerintah juga membuka jalur komunikasi darurat dan meminta masyarakat Indonesia di Iran untuk tetap tenang, waspada, dan mengikuti arahan dari perwakilan RI setempat.

    “Mengenai mitigasi-mitigasi dan rencana jika terjadi sesuatu itu kita tugaskan [segera],” kata Prasetyo.

  • Iran Harap Dukungan, Legislator PKS Sebut RI Bisa Bantu Lewat DK PBB

    Iran Harap Dukungan, Legislator PKS Sebut RI Bisa Bantu Lewat DK PBB

    Jakarta

    Anggota Komisi I DPR Fraksi PKS Sukamta merespons Duta Besar (Dubes) Iran untuk Indonesia, Mohammad Boroujerdi, yang berharap RI bisa memberi dukungan kepada pihaknya di tengah konflik dengan Israel. Sukamta menyebut RI bisa membantu lewat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB).

    “Dukungan yang diminta oleh Dubes Iran kepada Indonesia supaya bisa berperan aktif untuk penghentian perang ini perlu direspons pemerintah dengan proaktif mendorong Dewan Keamanan PBB untuk segera berupaya meredakan konflik antara Israel dan Iran,” kata Sukamta saat dihubungi, Rabu (18/6/2025).

    Selain itu, Sukamta menilai RI juga bisa mengingatkan sikap kebrutalan Israel kepada komunitas internasional. Ia menyebut RI perlu menyuarakan juga bahwa langkah Israel justru memperburuk keadaan.

    “Pemerintah Indonesia perlu mengingatkan komunitas internasional akan sikap Israel yang semakin agresif dan brutal dengan terus melakukan genosida di Palestina dan juga menyerang negara lain akan menyebabkan konflik semakin besar menyeret banyak negara lain,” ucapnya.

    Selain itu, Sukamta menyebut RI sebetulnya sudah bersikap terkait konflik Iran dan Israel. Kutukan dan tudingan sudah disamping oleh RI.

    “Pemerintah Indonesia melalui Kemlu sudah memberikan sikap dengan mengutuk serangan Israel ke Iran pada Jumat (13/6) dan menyebutnya sebagai pelanggaran hukum internasional yang serius. Ini sikap yang sudah tepat disampaikan, karena Indonesia anti penjajahan dan selalu mendorong adanya perdamaian,” jelas dia.

    Pernyataan Dubes Iran

    “Di awal pembicaraan saya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada pemerintah Republik Indonesia berkaitan dengan berbagai posisi dan pernyataan yang disampaikan, ujar Boroujerdi, di kediaman dinasnya, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (17/6).

    “Kami sudah beberapa kali ada interaksi dan pembicaraan dengan pihak Kementerian Luar Negeri dari Indonesia dan kami menyaksikan bahwa telah terjadi kutukan keras dan tegas yang disampaikan oleh pemerintah Indonesia,” katanya

    “Interaksi komunikasi terus berjalan antar-kementerian luar negeri antar para pejabat tinggi Iran dan Indonesia dan itu terus secara berkesinambungan,” ujar Boroujerdi

    (maa/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini