Kementrian Lembaga: Kemlu

  • Indonesia Berusaha Semaksimal Mungkin Mencari Solusi Damai Konflik Kamboja-Thailand, Kemlu: Ini Saudara Kita

    Indonesia Berusaha Semaksimal Mungkin Mencari Solusi Damai Konflik Kamboja-Thailand, Kemlu: Ini Saudara Kita

    JAKARTA – Menteri Luar Negeri RI Sugiono akan menghadiri ASEAN Ministerial Special Meeting yang rencananya digelar di Malaysia pekan depan, sebagai bagian dari upaya Indonesia menjadi jembatan penghubung di berbagai kesempatan.

    Berbicara dalam pertemuan dengan media di Jakarta, Juru Bicara I Kemlu RI Yvonne Mewengkang mengatakan, pertemuan yang akan digelar pada 22 Desember tersebut akan digunakan untuk membahas situasi konflik yang terjadi antar negara anggota ASEAN, Kamboja dan Thailand.

    Menyampaikan keprihatinan Indonesia atas terulangnya eskalasi Kamboja-Thailand, Yvonne mengatakan dalam konteks ASEAN di bawah keketuaan Malaysia, Indonesia selalu berkomitmen penuh sebagai salah satu anggota (untuk mendorong penyelesaian damai).

    “Ini our brothers (ini saudara kita), kita akan berusaha semaksimal mungkin terus mencari solusi peaceful terkait eskalasi konflik ini,” jelas Yvonne, Jumat (19/12).

    “Posisi Indonesia selalu menjadi brigde builder di setiap kesempatan selalu ada. Kita bukan hanya menjembatani berbagai kepentingan, tapi juga mencoba menawarkan solusi,” tegasnya.

    Ditambahkannya, pertemuan para menteri luar negeri ASEAN pekan depan juga akan membahas mengenai pengamat untuk penyelenggaraan Pemilu di Myanmar.

    Diketahui, junta Myanmar berencana menggelar Pemilu pada akhir Desember dan Januari mendatang. Myanmar sudah mengundang negara ASEAN untuk mengirim pemantau dalam pelaksanaan Pemilu.

    “Terkait observer (Pemilu), ini akan dibicarakan di pertemuan ministerial meeting, karena terakhir di KTT belum ada kesepakatan khusus,” kata Yvonne.

    Ketegangan kembali terjadi di perbatasan Kamboja dan Thailand awal bulan ini, kendati kedua negara sempat menandatangani perjanjian damai di Kuala Lumpur pada 26 Oktober, menyusul sengketa perbatasan yang berlangsung sejak lama.

    Dikutip dari Anadolu, korban tewas di kedua belah pihak sejak eskalasi terbaru pecah pada 7 Desember lalu telah mencapai 52 orang.

  • AS Restui Penjualan Senjata Terbesar ke Taiwan

    AS Restui Penjualan Senjata Terbesar ke Taiwan

    Jakarta

    Amerika Serikat menyetujui penjualan senjata senilai US$11,1 miliar atau sekitar Rp185 triliun yang dipesan Taiwan. Inilah paket persenjataan terbesar yang pernah diberikan Washington kepada pemerintah di Taipei. Persetujuan diumumkan Rabu (17/12) waktu setempat dan menjadi paket kedua di masa jabatan terbaru Presiden Donald Trump.

    Kementerian Pertahanan Taiwan menyebut paket tersebut mencakup delapan jenis sistem persenjataan, di antaranya platform peluncur roket HIMARS, meriam artileri swagerak M109, rudal antitank Javelin, drone kamikaze Altius, serta suku cadang berbagai sistem persenjataan lain. Seluruhnya dirancang untuk menambah daya rusak dengan biaya relatif rendah — inti dari konsep perang asimetris yang kini dikejar Taipei.

    “Amerika Serikat terus membantu Taiwan mempertahankan kemampuan bela diri yang memadai dan membangun daya tangkal kuat melalui keunggulan perang asimetris,” kata Kementerian Pertahanan Taiwan. Klaim itu, menurut mereka, menjadi fondasi stabilitas dan perdamaian kawasan.

    Paket penjualan ini masih berada pada tahap notifikasi ke Kongres AS. Secara teori, Kongres dapat memblokir atau mengubahnya, meski dukungan lintas partai terhadap Taiwan selama ini relatif solid.

    Pertahanan Taiwan sebagai kepentingan nasional

    Pentagon, dalam pernyataan terpisah, menegaskan penjualan senjata tersebut sejalan dengan kepentingan nasional, ekonomi, dan keamanan Amerika Serikat. Tujuannya adalah mendorong modernisasi militer Taiwan demi “kemampuan pertahanan yang kredibel” terhadap Cina.

    Atas pengaruh Washington, Taiwan dalam beberapa tahun terakhir mengubah doktrin militernya. Fokusnya bukan lagi adu kekuatan konvensional dengan Cina, melainkan memaksimalkan senjata-senjata kecil, lincah, dan presisi — mulai dari drone hingga roket jarak menengah.

    Bulan lalu, Presiden Taiwan Lai Ching-te mengumumkan rencana anggaran tambahan pertahanan sebesar US$40 miliar natau Rp668 triliun untuk periode 2026–2033. “Tidak ada ruang kompromi untuk keamanan nasional,” kata Lai kala itu.

    Beijing: AS bermain api

    Seperti lazimnya, Beijing menerbitkan kecaman. Kementerian Luar Negeri Cina menyebut penjualan senjata oleh AS bersifat “sangat merusak bagi perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.” Cina menuntut agar Amerika Serikat menghentikan seluruh transaksi persenjataan dengan Taipei.

    Namun begitu, analis militer meyakini sistem persenjataan tersebut bernilai strategis tinggi bagi Taiwan. Rupert Hammond-Chambers, Presiden Dewan Bisnis AS-Taiwan, menilai HIMARS — yang digunakan luas oleh Ukraina melawan Rusia—punya daya rusak yang krusial terhadap kekuatan invasi Cina.

    “Penjualan ini adalah rekor bantuan keamanan AS untuk Taiwan. Respons langsung terhadap ancaman Cina dan tuntutan Trump agar sekutu lebih serius membiayai pertahanan mereka sendiri,” ujarnya.

    Sinyal Politik di Washington

    Pengumuman ini muncul tak lama setelah kunjungan diam-diam Menteri Luar Negeri Taiwan Lin Chia-lung ke Washington pekan lalu untuk bertemu pejabat AS. Agenda pertemuan tak diungkap, dan Kementerian Luar Negeri Taiwan menolak berkomentar.

    Amerika Serikat memang tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan, namun menjadi pemasok senjata terpenting bagi pulau itu. Undang-undang AS mewajibkan Washington membantu Taiwan mempertahankan diri—kebijakan yang selama puluhan tahun menjadi sumber gesekan dengan Cina.

    Kecenderungan Trump yang gemar bertransaksi dan rencana pertemuannya dengan Presiden Cina Xi Jinping tahun depan sempat memicu kekhawatiran berkurangnya dukungan AS terhadap Taiwan. Namun para pejabat AS menegaskan sebaliknya: penjualan senjata justru akan ditingkatkan, bahkan melampaui periode pertama Trump, demi menahan laju Cina.

    Strategi keamanan nasional AS terbaru menegaskan tujuan mencegah konflik di Taiwan dengan “mempertahankan keunggulan militer” atas Cina di kawasan. Bagi Taipei, bahasa ini adalah sinyal dukungan yang menenangkan—meski bagi Beijing, ia kembali menjadi bara.

    Editor: Yuniman Farid

    (ita/ita)

  • China Marah, Desak AS Berhenti Jual Senjata ke Taiwan!

    China Marah, Desak AS Berhenti Jual Senjata ke Taiwan!

    Jakarta

    Pemerintah China marah dan mendesak Amerika Serikat untuk “segera berhenti” mempersenjatai Taiwan. Hal ini disampaikan pada Kamis (18/12) setelah Taipei mengatakan Washington telah menyetujui penjualan senjata senilai US$11 miliar ke pulau tersebut.

    “China mendesak Amerika Serikat untuk mematuhi prinsip satu-China… dan segera menghentikan tindakan berbahaya mempersenjatai Taiwan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun dalam konferensi pers, dilansir kantor berita AFP, Kamis (18/12/2025).

    Dia menambahkan bahwa Beijing akan mengambil “langkah-langkah tegas dan keras” untuk menjaga integritas wilayahnya.

    Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri AS mengumumkan pada Rabu (17/12) malam waktu setempat, bahwa Amerika Serikat menyetujui paket penjualan senjata ke Taiwan senilai hingga US$11 miliar. Persetujuan tersebut mencakup berbagai peralatan militer, mulai dari rudal, drone, hingga sistem artileri, yang ditujukan untuk memperkuat pertahanan Taiwan.

    Paket penjualan itu mencakup High Mobility Artillery Rocket System (HIMARS) dengan nilai hingga US$4,05 miliar, serta howitzer swa-gerak (self-propelled howitzers) senilai sekitar US$4 miliar. Kesepakatan ini menjadi salah satu upaya paling signifikan Washington dalam beberapa tahun terakhir untuk memperkuat kemampuan militer Taiwan di tengah meningkatnya tekanan China.

    Langkah tersebut menegaskan komitmen AS untuk terus mempersenjatai Taiwan, meskipun berisiko memperuncing hubungan yang sudah rapuh dengan Beijing.

    Penjualan senjata ini menjadi salah satu yang terbesar sepanjang sejarah kerja sama pertahanan antara AS dan Taiwan. Meski demikian, Departemen Luar Negeri AS menyatakan nilai akhir transaksi bisa lebih rendah, bergantung pada otoritas anggaran dan kebutuhan militer.

    Penjualan senjata ini masih membutuhkan persetujuan Kongres AS.

    Ini akan menjadi penjualan senjata AS yang kedua ke Taiwan sejak Presiden Donald Trump kembali menjabat pada Januari lalu, setelah penjualan komponen senilai US$330 juta pada November.

    “Ini adalah penjualan senjata kedua ke Taiwan yang diumumkan selama masa jabatan kedua pemerintahan Trump, sekali lagi menunjukkan komitmen kuat AS terhadap keamanan Taiwan,” kata Kementerian Luar Negeri Taiwan.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Cerita WNI Terpapar Kabut Beracun yang Selimuti Ibu Kota India

    Cerita WNI Terpapar Kabut Beracun yang Selimuti Ibu Kota India

    Jakarta

    Sekolah-sekolah di Delhi dan sekitarnya telah memindahkan kelas ke daring dan pembangunan konstruksi telah dilarang karena ibu kota India itu diselimuti kabut beracun yang berbahaya. Dua orang WNI menceritakan dampak yang mereka alami akibat kualitas udara yang buruk di kota itu.

    Pada Senin (15/12) pagi, kabut beracun menyelimuti Ibu kota India, Delhi, yang mempengaruhi jarak pandang dan mengakibatkan jadwal penerbangan dan kereta api tertunda.

    Indeks kualitas udara (AQI) di Delhi yang mengukur PM2.5, partikel halus yang dapat menyumbat paru-paru, dan polutan lainnya lebih dari 30 kali batas yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

    Paparan polusi tingkat ini dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, terutama pada anak-anak dan orang lanjut usia.

    Udara beracun adalah masalah yang berulang di Delhi dan pinggiran kotanya, terutama selama musim dingin.

    Masalah ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti emisi industri, knalpot kendaraan, penurunan suhu, kecepatan angin yang rendah, dan pembakaran jerami tanaman musiman di negara bagian tetangga.

    Dan pada Rabu (17/12), indeks kualitas udara di Delhi masuk dalam kategori parah.

    “Dibanding kualitas udara di Jakarta, ini di Delhi lebih parah. Terasa perih di mata kalau kita keluar dan terpapar udara di luar,” kata Dita kepada wartawan Riana Ibrahim yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Selasa (16/12).

    “Napas tidak enak dan berat, tenggorokan cepat gatal seperti mau batuk terus. Saya jadi gampang bersin alergi juga,” tambah Dita yang baru pindah ke Delhi pada Juni 2025.

    ‘Polusi udara merupakan pandemi kesehatan’

    Pada Senin (15/12) lalu, rata-rata Indeks Kualitas Udara (AQI) di Delhi mencapai 471, menurut aplikasi Safar milik pemerintah.

    Badan pengawas polusi India mengklasifikasikan tingkat AQI 101200 sebagai moderat, 201300 sebagai buruk, 301400 sebagai sangat buruk, dan di atas 400 sebagai parah.

    Aplikasi yang didukung pemerintah membatasi pembacaan hingga 500, meskipun pemantau swasta dan internasional sering mencatat tingkat yang jauh lebih tinggi.

    Pada Desember tahun lalu, situasi serupa juga terjadi.

    Kepala eksekutif global perusahaan teknologi udara IQAir, Frank Hammes memperingatkan tingkat polusi udara yang mengkhawatirkan merupakan pandemi kesehatan masyarakat.

    Kepada BBC, ia menjelaskan bagaimana udara beracun mempengaruhi segala hal mulai dari angka kematian hingga tingkat IQ.

    “Ini akan berdampak jauh lebih besar pada kesehatan masyarakat daripada Covid-19.”

    Kabut Pagi terlihat di salah-satu ruas jalan di Delhi, India, Minggu (14/12). (Vipin Kumar/Hindustan Times melalui Getty Images)

    Akibat situasi ini, Pemerintah India mengalihkan sekolah-sekolah di Delhi dan daerah sekitarnya ke pembelajaran daring.

    Kegiatan konstruksi juga dilarang sementara. Kabut beracun yang menyelimuti kota ini juga mengganggu visibilitas dan menunda penerbangan serta kereta api.

    Mahkamah Agung India juga mengeluarkan surat edaran pada Minggu, mengimbau pengacara dan pihak yang berperkara untuk hadir secara virtual dalam sidang.

    ‘Bawa alat nebulizer ke sekolah’

    Dita, warga negara Indonesia yang tinggal di Delhi, mengatakan, aturan sekolah secara daring yang dikeluarkan pemerintah “tidak berlaku untuk semua”.

    “Sekolah baru ditetapkan online hanya untuk nursery sampai grade 5, di atas grade 5 boleh dengan hybrid,” ujar Dita.

    “Itu juga baru diterapkan di akhir November saat AQI nggak turun dari 300+. Dan enggak semua sekolah menerapkan hybrid, termasuk sekolah anakku. Dia sekarang grade 11 dan sedang ada exam. Sampai bawa alat nebu ke sekolah dong,” ungkapnya

    Ia juga mengaku asmanya kambuh karena terpapar udara ketika harus tetap keluar rumah menjemput anaknya.

    “Kalau keluar pakai masker N95 dan di mobil juga taruh portable air purifier,” ujarnya.

    Ketika baru datang pada Juni 2025, cuaca masih panas tapi masuk ke perubahan menuju musim gugur.

    “Di India ditandai dengan hujan tiap hari di bulan Juni-Juli yang disebut Monsoon season. Jadi belum terlihat asap polusi karena masih banyak hujan,” tutur Dita.

    Menurut dia, asap dan kabut polusi tipis-tipis mulai muncul sejak akhir Oktober 2025.

    Sebelumnya, ada perayaan Diwali dan festivalnya yang dimulai 20 Oktober sampai seminggu lebih.

    “Asap pun makin tebal karena hampir seisi kota bakar petasan dan kembang api selama semingguan itu.”

    Sejak polusi tinggi dan AQI naik drastis, ia merasakan penanganan pemerintah sangat lambat.

    “Mereka malah menganggap asap akan reda karena musim dingin biasanya waktu buat petani bakar sisa tanaman di lahan, untuk lahan tanam baru (dari padi ke gandum),” kata Dita.

    “Tapi ternyata sampai ada demo dan protes, baru ada aturan khusus dan itu pun sekolah dan kantor masih offline di angka AQI tembus 500+. Tidak ada advice juga dari pemerintah soal penggunaan masker,” ujar Dita.

    Belakangan, pemerintah kota menerapkan kegiatan penyemprotan air smoke gun patroli keliling dari pagi sampai sore dengan menggunakan truk tangki air.

    Namun menurut Dita, tindak lanjut tersebut juga belum merata di berbagai wilayah.

    Dita membandingkan dengan kondisi di Jakarta yang juga penuh polusi.

    “Jakarta cenderung stabil tapi lembap dan bikin pengap. Polusi udara Delhi jauh lebih parah dan berdampak langsung, contohnya penderita sakit pernapasan makin banyak bahkan sekitar saya pada batuk dan bahkan asma.”

    Dita juga berkata Delhi merupakan kota dengan iklim subtropis dan Jakarta beriklim tropis.

    Dengan kondisi tersebut, kondisi Delhi lebih ekstrem dan kontras, bahkan sangat tidak ramah buat tubuh manusia.

    “Kalau gambaran di jalanan, langit keruh cenderung abu-abu kayak mau hujan tapi enggak ada hujan. Berasap dan kabut terutama pagi dan malam selama musim dingin ini.”

    Kabut tebal telah menyelimuti Delhi dalam beberapa hari terakhir. (Getty Images)

    Warga Negara Indonesia lainnya yang juga tinggal di Delhi, Leni, lebih dulu sampai pada Oktober 2024.

    Ia turut menjadi saksi kabut serupa pernah menyelimuti Delhi hingga banyak orang jatuh sakit.

    “AQInya pernah sampai 1000, bahkan di beberapa tempat ada yang lebih tinggi. Kabut polusi dengan jarak pandang cuma sampai ujung mobil kita sendiri. Kalau tahun ini, suhu lebih dingin dari pada tahun lalu. AQInya masih di kisaran paling tinggi sampai 700an,” kata Leni.

    Leni berpendapat kondisi udara memburuk hanya pada musim dingin.

    Hal ini juga disebabkan lokasi geografis dari Delhi yang berada seperti dalam cekungan.

    “Saat musim dingin dan tidak ada angin, maka polusi tidak bisa naik ke atas. Jadi mengendap. Ditambah pembakaran dari pabrik, sampah yang dibakar, dan polusi dari kendaraan nambah parah.”

    Selain penyemprotan air dari pemerintah, penanganan yang dilakukan Leni dan keluarga adalah memakai masker dan menggunakan air purifier di rumah.

    Untuk sekolah, pembelajaran hybrid diberlakukan di tempat anaknya belajar.

    Namun, tetap disarankan untuk masuk dengan alasan sudah terpasang 2 smoke air gun di sekolah dan air purifier di setiap kelas.

    “Tetap disarankan anak-anak menggunakan masker juga. Tapi berdasarkan imbauan pemerintahnya kelas anak saya diharuskan online mode dan ada kelas lainnya offline mode.”

    Sementara itu, baik Dita maupun Leni belum menerima tindak lanjut juga dari pemerintah Indonesia untuk warga negara yang terdampak.

    BBC telah mencoba menghubungi pihak Kementerian Luar Negeri, tapi belum memperoleh jawaban.

    Warga berkendara di tengah kabut asap tebal di New Delhi, 21 Oktober 2025. (Arun Sankar/AFP via Getty Images)

    ‘Penurunan kualitas udara’

    Penurunan tiba-tiba tingkat kualitas udara terjadi sejak Sabtu (13/12) setelah ibu kota India itu menunjukkan perbaikan selama seminggu terakhir, yakni ketika tingkat polusi berfluktuasi antara “buruk” dan “sangat buruk”.

    Pada Minggu (14/12), Komisi Pengelolaan Kualitas Udara India (CAQM) mengaktifkan tingkat tertinggi dari rencana tanggapan berjenjang (GRAP) untuk menangani polusi, meningkatkan dari “tingkat III” menjadi “tingkat IV” dalam rencana tersebut.

    Akibatnya, truk diesel tua dilarang masuk ke Delhi, aktivitas konstruksi dihentikan, dan sekolah-sekolah diinstruksikan untuk beralih ke kelas hybrid, dengan anak-anak usia lebih muda diwajibkan belajar secara daring.

    CAQM menyatakan bahwa penurunan kualitas udara terbaru disebabkan oleh tingkat kelembapan yang tinggi dan perubahan arah angin, yang mengurangi penyebaran polutan dan mendorong pembentukan kabut asap.

    Pihak berwenang telah memperingatkan warga, terutama anak-anak dan orang dengan kondisi jantung atau pernapasan, untuk tinggal di dalam ruangan dan diimbau mengenakan masker jika harus keluar.

    Paparan jangka panjang terhadap AQI yang parah dapat menyebabkan masalah pernapasan bahkan pada orang sehat.

    Lebih dari 200.000 kasus penyakit pernapasan akut tercatat di enam rumah sakit milik negara di Delhi pada periode 2022-2024.

    Saat itu, Delhi berjuang melawan peningkatan tingkat polusi, seperti yang dilaporkan pemerintah federal kepada parlemen awal bulan ini.

    Lihat juga Video ‘Dubes India soal Film ‘Taj Mahal An Eternal Love Story’: Penonton Indonesia akan Relate’:

    (ita/ita)

  • Kamboja Harus Umumkan Gencatan Senjata Lebih Dulu

    Kamboja Harus Umumkan Gencatan Senjata Lebih Dulu

    Jakarta

    Thailand menyatakan bahwa Kamboja harus menjadi pihak pertama yang mengumumkan gencatan senjata untuk menghentikan pertempuran antara kedua negara. Diketahui konflik mematikan berlangsung selama lebih dari seminggu di wilayah perbatasan.

    “Sebagai pihak agresor di wilayah Thailand, Kamboja harus mengumumkan gencatan senjata terlebih dahulu,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Maratee Nalita Andamo, kepada wartawan di Bangkok, dilansir AFP, Rabu (17/12/2025).

    Nalita juga menambahkan bahwa Kamboja juga harus bekerja sama dalam upaya pembersihan ranjau di perbatasan.

    Pertempuran yang kembali terjadi antara kedua negara tetangga di Asia Tenggara ini bulan ini telah menewaskan sedikitnya 34 orang. Termasuk tentara dan warga sipil, dan menyebabkan sekitar 800.000 orang mengungsi, kata para pejabat.

    Di Kamboja, total 17 warga sipil telah tewas, menurut kementerian dalam negeri. Masing-masing pihak saling menyalahkan atas provokasi bentrokan tersebut, mengklaim pembelaan diri dan saling tuding melakukan serangan terhadap warga sipil.

    Sementara, Presiden AS Donald Trump, yang ikut campur dalam konflik perbatasan awal tahun ini, pekan lalu mengklaim kedua negara telah menyetujui gencatan senjata yang dimulai Sabtu malam.

    Perdana Menteri Kamboja Hun Manet mengatakan negaranya mendukung inisiatif gencatan senjata Malaysia, ketua blok regional ASEAN, dengan partisipasi Washington.

    Kamboja, yang kalah persenjataan dan anggaran dari militer Bangkok, mengatakan pada hari Senin bahwa pasukan Thailand telah memperluas serangan mereka “jauh ke dalam” wilayah Kamboja.

    Phnom Penh menuduh pasukan Thailand membom provinsi Siem Reap, rumah bagi kuil Angkor yang berusia berabad-abad — daya tarik wisata utama negara itu — untuk pertama kalinya dalam putaran bentrokan terbaru.

    Pertempuran tersebut, dengan artileri, tank, dan jet Thailand, telah menewaskan 16 tentara Thailand, satu warga sipil Thailand, dan 15 warga sipil Kamboja, menurut para pejabat.

    (azh/azh)

  • Jenguk ke RS, PM Australia Sebut Ahmed al Ahmed Pahlawan Sejati

    Jenguk ke RS, PM Australia Sebut Ahmed al Ahmed Pahlawan Sejati

    Jakarta

    Perdana Menteri (PM) Australia, Anthony Albanese menemui Ahmed al Ahmed, pria yang merebut senjata dari pelaku penembakan di Pantai Bondi, Australia. Dia menyebut pria pemilik kios buah itu sebagai “pahlawan sejati Australia”.

    Ahmed kini dirawat di sebuah rumah sakit setelah menjalani operasi akibat luka tembak di lengan dan tangannya.

    Usai menjenguk Ahmed, Anthony Albanese menyebut pria asal Suriah itu sebagai “pahlawan sejati Australia”.

    Ahmed juga disebutnya “mewakili yang terbaik dari negara kita”.

    “Dia sangat rendah hati. Dia merenungkan proses berpikirnya saat melihat kekejaman itu terjadi. Dia pergi ke Bondi bersama teman dan kerabatnya,”ungkap perdana menteri.

    “Dia hanya ingin minum kopi, sesederhana itu, dan mendapati dirinya berada di saat orang-orang ditembak di depannya. Dia memutuskan untuk bertindak, dan keberaniannya adalah inspirasi bagi semua warga Australia.”

    Menurutnya, ibu dan ayah Ahmed sudah tiba di Australia setelah melakukan perjalanan dari Suriah.

    Apa yang dilakukan Ahmed al Ahmed?

    Dalam video yang beredar, Ahmed terlihat bersembunyi di balik sebuah mobil yang diparkir, lalu melompat keluar ke arah penyerang dan menjatuhkannya.

    Dia berhasil merebut senjata api dari tangan penyerang, mendorongnya ke tanah, lalu mengarahkan senjata tersebut ke pelaku.

    Penyerang kemudian mulai mundur kembali ke arah jembatan.

    Ahmed lalu menurunkan senjata itu dan mengangkat satu tangan ke udara, seolah menunjukkan kepada polisi bahwa ia bukan salah satu pelaku penembakan.

    Penyerang yang sama kemudian terlihat kembali berada di jembatan, mengambil senjata lain dan kembali melepaskan tembakan.

    Siapa Ahmed al Ahmed?

    Ahmed adalah seorang pemilik toko buah dan ayah dari dua anak.

    Dia dilaporkan masih dirawat di rumah sakit karena luka-luka.

    Ia telah menjalani operasi akibat luka tembak di lengan dan tangannya, kata keluarganya kepada 7News Australia.

    Sepupu Ahmed, Mustafa, mengatakan kepada 7News Australia pada Minggu malam: “Dia pahlawan, 100% dia pahlawan. Dia terkena dua tembakan, satu di lengannya dan satu di tangannya.”

    AFP via Getty ImagesPara pelayat berkumpul di sekitar karangan bunga di Paviliun Bondi, Sydney, Selasa (16/12), untuk mengenang para korban penembakan di Pantai Bondi.

    Dalam perkembangan terbaru, Senin (15/12) dini hari, Mustafa berkata: “Saya berharap dia akan baik-baik saja.”

    “Saya menjenguknya tadi malam. Dia dalam kondisi cukup baik, tapi kami masih menunggu keterangan dari dokter.”

    Apa perkembangan terbaru penyelidikan?

    Kepolisian Australia mengkonfirmasi bahwa para pelaku penembakan mematikan di Pantai Bondi pada Minggu (14/12) telah melakukan perjalanan ke Filipina pada November 2025..

    “Alasan mengapa mereka pergi, tujuan mereka, dan ke mana mereka pergi selama berada di sana, sedang diselidiki saat ini,” kata Komisaris Polisi New South Wales, Mal Lanyon.

    Sebelumnya, dilaporkan bahwa para pelaku penembakanyang diidentifikasi oleh media lokal sebagai Sajid Akram, 50, dan putranya Naveed, 24pergi ke Filipina untuk menerima “pelatihan bergaya militer”.

    Lanyon juga mengatakan dua bendera kelompok ISIS “buatan sendiri” dan alat peledak improvisasi (IED) ditemukan di dalam kendaraan yang digunakan oleh para pelaku.

    Keterangan ini muncul setelah Perdana Menteri (PM) Australia, Anthony Albanese, mengatakan serangan itu tampaknya “dimotivasi oleh ideologi ISIS”.

    15 orang meninggal ketika dua pelaku penembakan menargetkan orang-orang Yahudi yang menghadiri acara Hanukkah.

    Para korban meninggal termasuk seorang gadis berusia 10 tahun, seorang rabi kelahiran Inggris, seorang pensiunan petugas polisi, dan seorang penyintas Holokos.

    Sebelumnya, dua pria bersenjata yang menewaskan 15 orang di Pantai Bondi, Sydney, pada Minggu (14/12) telah diidentifikasi oleh media lokal sebagai Sajid Akram, 50 tahun, dan putranya, Naveed, 24 tahun.

    Polisi sebelumnya telah mengkonfirmasi bahwa para pelaku adalah ayah dan anak.

    Pria yang lebih tua meninggal di tempat kejadian, sementara putranya dalam kondisi kritis di rumah sakit.

    Kedua pria tersebut dilaporkan telah menyatakan kesetiaan kepada kelompok Negara Islam atau ISIS.

    Kepolisian New South Wales, Australia, mengatakan 15 orang, termasuk seorang gadis berusia 10 tahun, tewas dalam penembakan di Pantai Bondi pada Minggu (14/12).

    Serangan itu terjadi saat acara sedang berlangsung untuk menandai dimulainya Festival Hanukkah.

    Polisi mengatakan mereka memperlakukan kasus penembakan ini sebagai insiden teror.

    Kedua pelaku penembakan adalah ayah dan anaknya, ungkap polisi.

    Pria terduga pelaku berusia 50 tahun meninggal di tempat kejadian.

    Adapun anaknya yang berusia 24 tahun masih dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis.

    Perdana Menteri (PM) Australia, Anthony Albanese menyebut serangan itu sebagai “tindakan kejahatan murni” yang “dengan sengaja menargetkan” komunitas Yahudi.

    Siapa pelaku penembakan di Pantai Bondi?

    Para pelaku penembakan yang menargetkan komunitas Yahudi di acara Hanukkah di Pantai Bondi adalah ayah dan anaknya, kata para pejabat Australia.

    Lima belas orangtermasuk seorang gadis berusia 10 tahuntewas dalam serangan itu, yang oleh Perdana Menteri (PM) Australia, Anthony Albanese disebut sebagai “tindakan antisemitisme… [dan] terorisme di pantai kita”.

    Pelaku penembakan yang lebih tua, 50 tahun, meninggal setelah ditembak mati oleh polisi.

    Adapun anaknya, pria yang berusia 24 tahun, dalam kondisi kritis.

    Penembakan massal di Australia sangat jarang terjadi, dan serangan di Bondi adalah insiden paling mematikan di negara itu sejak pembantaian Port Arthur pada 1996.

    Ketika itu 35 orang tewas oleh seorang penembak tunggal.

    Polisi telah menyatakan insiden tersebut sebagai serangan teroris.

    BBCLokasi penembakan di Bondi Beach, Australia.

    Pihak berwenang Australia belum mengungkap lebih jauh soal identitas dan motif kedua pelaku, selain menyatakan bahwa mereka adalah ayah dan anak.

    Sang anak lahir dan besar di Australia, sementara ayahnya tiba di Australia pada 1998 dengan visa pelajar, kata Menteri Dalam Negeri Tony Burke.

    Burke menyebut, visa sang ayah kemudian dialihkan menjadi visa pasangan pada 2001, dan selanjutnya mendapatkan izin tetap permanen.

    Perdana Menteri Anthony Albanese menyebut sang anak yang berusia 24 tahun, sempat “diperiksa berdasarkan dugaan keterkaitannya dengan pihak lain.”

    Albanese tak memerinci “pihak lain” tersebut, seraya menambahkan bahwa pemeriksaan itu berlangsung pada Oktober 2019.

    “Hasil penilaian menyimpulkan tidak ada indikasi ancaman berkelanjutan atau risiko keterlibatannya dalam tindakan kekerasan.”

    Kedua pelaku disebut tinggal di Bonnyrigg, sebuah wilayah di barat daya Sydney yang berjarak sekitar satu jam perjalanan darat dari Pantai Bondi.

    Mereka tinggal di sebuah rumah bata satu lantai dengan pagar berwarna krem di bagian depan halaman.

    Alamat tersebut tercatat sebagai tempat tinggal ayah dan anak itu, tapi kedua pelaku kemudian berpindah ke sebuah properti sewaan jangka pendek di Campsie.

    Polisi meyakini di lokasi itulah serangan tersebut dipersiapkan.

    Di Bonnyrigg, para tetangga mengaku terkejut.

    “Anak perempuan saya berteriak, ‘Bu, lihat ke luar,’ lalu saya melihat banyak polisi, banyak mobil, sirene, dan pengeras suara yang memanggil mereka untuk keluar,” kata Lemanatua Fatu, yang tinggal di seberang rumah pelaku.

    “Lalu saya melihat beritanya saya pikir, ya, ampun, tidak mungkin itu mereka,” ujar Fatu.

    Ia pun mengaku sering melihat pelaku yang lebih muda membuang sampah.

    “Kami tinggal di sini seperti orang-orang biasa, ini lingkungan yang baik,” pungkas Fatu.

    Apa yang diketahui sejauh ini?

    Sekitar pukul 18:47 waktu setempat, Kepolisian New South Wales, Australia, menerima laporan bahwa terjadi penembakan di Archer Park, Pantai Bondi.

    Tak lama kemudian, polisi mengeluarkan pernyataan, yang isinya mendesak siapa pun yang berada di tempat kejadian agar berlindung.

    Warga juga diminta menghindari daerah tersebut.

    Video yang telah diverifikasi merekam ratusan orang meninggalkan pantai tersebut.

    Mereka berteriak dan terlihat berlari saat terdengar rentetan tembakan.

    Rekaman yang diverifikasi oleh BBC memperlihatkan dua penembak melepaskan tembakan dari sebuah jembatan kecil yang melintasi dari tempat parkir di Campbell Parade menuju Pantai Bondi.

    Video terpisah yang diverifikasi oleh BBC menunjukkan seorang saksi mata menangkap salah satu pelaku bersenjata, sebelum merebut senjatanya dan mengarahkannya kepada pelaku.

    Pelaku bersenjata itu kemudian mundur ke arah jembatan, dari mana penyerang lain menembak.

    Saksi mata tersebut kemudian diidentifikasi sebagai Ahmed al Ahmed, pemilik toko buah dan ayah dari dua anak.

    Keluarganya mengatakan kepada 7News Australia bahwa ia masih dirawat di rumah sakit setelah menjalani operasi akibat luka tembak di lengan dan tangannya.

    Ia digambarkan oleh Perdana Menteri New South Wales, Chris Minns, sebagai “pahlawan sejati”.

    “Saya tidak ragu bahwa banyak sekali orang yang selamat malam ini berkat keberaniannya,” kata Minns dalam konferensi pers.

    Dalam rekaman yang sama, seorang pria lainyang tampaknya terlukaterlihat melarikan diri dari tempat kejadian, saat polisi tiba dan mulai menembak ke arah para pelaku bersenjata.

    Video terverifikasi lainnya menunjukkan beberapa petugas polisi di jembatan yang sama.

    Salah satu petugas tampak memberikan upaya pertolongan pertama kepada seorang pria yang tergeletak, sementara seseorang berteriak “dia mati, dia mati”.

    Siapa Ahmed al Ahmed?

    Ahmed adalah seorang pemilik toko buah dan ayah dari dua anak.

    Dia dilaporkan masih dirawat di rumah sakit karena luka-luka.

    Ia telah menjalani operasi akibat luka tembak di lengan dan tangannya, kata keluarganya kepada 7News Australia.

    Sepupu Ahmed, Mustafa, mengatakan kepada 7News Australia pada Minggu malam: “Dia pahlawan, 100% dia pahlawan. Dia terkena dua tembakan, satu di lengannya dan satu di tangannya.”

    Dalam perkembangan terbaru pada Senin (15/12) dini hari, Mustafa berkata: “Saya berharap dia akan baik-baik saja.”

    “Saya menjenguknya tadi malam. Dia dalam kondisi cukup baik, tapi kami masih menunggu keterangan dari dokter.”

    Apa yang dilakukan Ahmed al Ahmed?

    Dalam video yang beredar, Ahmed terlihat bersembunyi di balik sebuah mobil yang diparkir, lalu melompat keluar ke arah penyerang dan menjatuhkannya.

    Ia berhasil merebut senjata api dari tangan penyerang, mendorongnya ke tanah, lalu mengarahkan senjata tersebut ke pelaku.

    Penyerang kemudian mulai mundur kembali ke arah jembatan.

    Ahmed lalu menurunkan senjata itu dan mengangkat satu tangan ke udara, seolah menunjukkan kepada polisi bahwa ia bukan salah satu pelaku penembakan.

    Penyerang yang sama kemudian terlihat kembali berada di jembatan, mengambil senjata lain dan kembali melepaskan tembakan.

    Seorang pria bersenjata lainnya juga terus menembak dari arah jembatan.

    Belum jelas siapa atau apa yang menjadi sasaran tembakan mereka.

    Paling banyak dibaca:

    Seorang perempuan dibawa petugas kesehatan, sementara dua polisi berjaga di lokasi penembakan. (AFP via Getty Images)

    Siapa saja korban tewas? Mulai rabi, penyintas holocaust, hingga bocah 10 tahun

    Seorang gadis berusia 10 tahun termasuk di antara 15 orang yang tewas dalam penembakan tersebut, menurut Kepolisian New South Wales.

    Usia para korban berkisar antara 10 hingga 87 tahun. Tidak ada detail lebih lanjut yang diberikan.

    Keluarga Rabbi Eli Schlanger, 41 tahun, kelahiran Inggris, telah memberi tahu BBC bahwa ia termasuk di antara yang tewas.

    Sepupu Schlanger, Rabbi Zalman Lewis, mengatakan bahwa ia “ceria, energik, penuh semangat, dan orang yang sangat ramah dan suka membantu orang lain”.

    “Dia benar-benar mencintai orang lain. Saya pikir itulah cara saya ingin mengingatnya,” ujarnya kepada program BBC Breakfast.

    Lewis mengatakan sepupunya baru-baru ini juga membuka sebuah pusat komunitas di Sydney bersama ayah mertuanya “untuk membantu orang lain, untuk menyebarkan kasih,” sebuah upaya yang disebutnya sangat ia banggakan.

    Ia menambahkan bahwa interaksi terakhirnya dengan sang sepupu adalah saat mengucapkan selamat atas kelahiran putra pertama Schlanger pada Oktober lalu.

    “Jika Eli masih bersama kami hari ini, dia akan mengatakan kepada orang-orang: ‘lakukan perbuatan baik, doakan para korban, doakan keluarga mereka,’” tambah Lewis.

    Media Israelmengutip Kementerian Luar Negeri Israelmelaporkan bahwa seorang warga negara Israel juga tewas.

    Warga negara Prancis, Dan Elkayam, juga telah diidentifikasi sebagai korban serangan tersebut.

    AFP via Getty ImagesSeorang perempuan membawa bayinya di kawasan Bondi Beach usai penembakan terjadi, dengan garis polisi yang sudah dibentangkan di lokasi kejadian.

    Dalam sebuah penghormatan yang dibagikan kepada X, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Nol Barrot mengatakan bahwa ia berduka bersama keluarga dan orang-orang terkasih Elkayam, komunitas Yahudi, dan warga Australia yang berduka.

    Menteri Kesehatan New South Wales, Ryan Park, mengatakan kepada ABC News pada Senin (15/12) bahwa beberapa orang “mengalami luka kritis, beberapa luka serius”.

    Park juga mengatakan empat anak dipindahkan ke Rumah Sakit Anak Sydney. Tidak jelas apakah anak yang meninggal termasuk dalam jumlah ini.

    Dua petugas polisi ditembak dan terluka selama insiden tersebut, menurut polisi.

    Mereka dilaporkan pada Minggu (14/12) dalam kondisi “mendekati kritis”.

    Ada pula Alex Kleytman, seorang penyintas holocaust yang ikut tewas dalam penembakan tersebut.

    Ia menghadiri acara itu bersama anak-anak dan cucu-cucunya, demikian laporan Chabad.

    Seorang anak berusia 10 tahun juga disebut polisi termasuk di antara para korban.

    Atas permintaan keluarga, sang bocah meminta untuk diidentifikasi sebagai Matilda.

    Dalam sebuah penggalangan dana untuk keluarganya, guru Matilda menggambarkannya sebagai “anak yang cerdas, ceria, dan penuh semangat, yang membawa cahaya bagi semua orang di sekitarnya.”

    Korban lainnya adalah Peter Meagher, mantan polisi dan relawan klub rugby setempat. Ia bekerja sebagai fotografer lepas dalam acara Hanukkah tersebut, menurut keterangan Randwick Rugby Club.

    Salah satu pelaku kantongi izin senjata untuk berburu

    Polisi mengatakan para pelaku penembakan adalah ayah dan anak berusia 50 dan 24 tahun, kata Komisaris Polisi New South Wales, Mal Lanyon, dalam konferensi pers pada Senin pagi.

    Pria berusia 50 tahun itu adalah pemegang izin senjata api.

    Dia dikaitkan dengan enam senjata api, yang semuanya diyakini telah digunakan dalam serangan di Pantai Bondi, kata Lanyon.

    Mal Lanyon, menambahkan bahwa pelaku penembakan di Pantai Bondi yang berusia 50 tahun mengantongi “lisensi kategori AB” sehingga “memberikan hak kepadanya untuk memiliki senjata laras panjang yang ia bawa.”

    “Terkait izin kepemilikan senjata api, registri senjata api melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap seluruh permohonan untuk memastikan seseorang layak dan patut memegang izin senjata api,” ujar Lanyon.

    Merujuk situs Servis NSW, kelayakan senjata untuk berburu di negara bagian itu bergantung pada lahan tempat berburu, jenis hewan yang akan diburu, dan alasan berburu.

    Salah satu alasan berburu yang diakui adalah untuk ‘rekreasi atau konsumsi pribadi’, demikian pernyataan Service NSW.

    Bagaimana perkembangan terbaru?

    Polisi telah menyatakan penembakan pada Minggu (14/12) sebagai serangan teror.

    Sejak Minggu malam hingga Senin, zona larangan masuk didirikan di sekitar lokasi kejadian.

    Polisi menggunakan peralatan khusus untuk memeriksa alat peledak improvisasi (IED) yang ditemukan di dalam mobil yang terkait dengan salah satu pelaku penembakan.

    Polisi juga meminta masyarakat untuk menghindari area tersebut.

    Dalam pidato yang disiarkan televisi, Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese menyebut penembakan itu sebagai “tindakan antisemitisme yang jahat”.

    Presiden Israel, Isaac Herzog menyebut penembakan itu sebagai “serangan yang sangat kejam terhadap orang Yahudi”.

    Adapun Raja Charlesyang merupakan kepala negara di negara Persemakmuran mengatakan dia “terkejut dan sedih atas serangan teroris antisemitisme yang paling mengerikan”.

    Pemerintah Australia akan perketat aturan senjata api

    Perdana Menteri Anthony Albanese mengatakan bahwa “perlunya undang-undang senjata api yang lebih ketat,” selepas insiden di Pantai Bondi.

    Pembahasan itu, disebut Albanese akan masuk dalam agenda rapat kabinet nasional yang dijadwalkan berlangsung pukul 16.00 waktu setempat.

    “Sore ini, pukul empat, saya akan mengajukan agenda kepada kabinet nasional mengenai pengetatan undang-undang senjata api, termasuk pembatasan jumlah senjata yang dapat digunakan atau dilisensikan untuk individu, serta peninjauan ulang izin dalam jangka waktu tertentu,” kata Albanese kepada media.

    “Keadaan seseorang bisa berubah. Seseorang juga bisa mengalami radikalisasi seiring waktu. Izin tidak seharusnya berlaku seumur hidup,” ujarnya.

    Getty ImagesPerdana Menteri Anthony Albanese (kiri) berbicara soal penembakan Pantai Bondi di kantor parlemen Australia pada 14 Desember 2025.

    Australia selama ini kerap mengklaim sebagai negara yang aman, dengan salah satu undang-undang senjata api paling ketat di dunia.

    Setelah pembantaian Port Arthur pada 1996, ketika 35 orang tewas di negara bagian Tasmania, pemerintah segera melakukan perubahan besar dan krusial terkait kepemilikan senjata api oleh warga sipil, khususnya senjata otomatis.

    Berdasarkan Firearms Act 1996, seseorang “tidak boleh memiliki atau menggunakan senjata api, senjata api terlarang, atau pistol kecuali jika orang tersebut diberi kewenangan melalui izin atau lisensi.”

    Seluruh pemilik senjata api yang memegang izin atau lisensi wajib terdaftar, demikian pernyataan Kepolisian dan Pemerintah New South Wales (NSW) di situs resmi mereka mengenai perolehan senjata api dan amunisi.

    Seorang lelaki komunitas Yahudi memegang kepala, dengan latar dua orang anggota polisi. (AFP via Getty Images)

    Apa itu Hanukkah?

    Hanukkah, atau Chanukah dalam bahasa Ibrani, sering disebut sebagai festival cahaya Yahudi.

    Tanggal Hanukkah berubah setiap tahun, tetapi selalu jatuh pada November atau Desember dan berlangsung selama delapan hari.

    Sebuah acara untuk menandai hari pertama perayaan tersebut sedang berlangsung di Pantai Bondi pada saat penembakan terjadi.

    Sebuah pamflet digital untuk acara tersebut, yang bernama Chanuka by the Sea 2025, menunjukkan bahwa acara tersebut dijadwalkan berlangsung di dekat taman bermain anak-anak di pantai mulai pukul 17:00 waktu setempat (06:00 GMT) pada Minggu.

    Diselenggarakan oleh pusat Yahudi Chabad of Bondi, acara tersebut direncanakan akan menampilkan hiburan langsung dan kegiatan “untuk semua usia”.

    Sekitar 1.000 orang dilaporkan hadir di acara tersebut.

    Berita ini akan diperbarui secara berkala.

    (ita/ita)

  • Dunia Mengutuk Penembakan Massal di Pantai Bondi Australia

    Dunia Mengutuk Penembakan Massal di Pantai Bondi Australia

    Sydney

    Penembakan massal terjadi di Pantai Bondi, Sydney, Australia, dan menyebabkan 15 orang tewas. Dunia pun mengutuk penembakan massal tersebut.

    Dirangkum detikcom, Senin (15/12/2025), pelaku penembakan yang merupakan ayah dan anak melepas tembakan ke arah kerumunan orang yang memadati Pantai Bondi untuk memulai perayaan Hanukkah pada Minggu (14/12) malam waktu setempat.

    Polisi mengkonfirmasi ayah berusia 50 tahun itu memiliki izin untuk memiliki enam senjata api yang mereka yakini digunakan dalam penembakan tersebut.

    Setidaknya, 15 orang tewas dan puluhan orang lainnya luka-luka dalam penembakan yang terjadi saat acara perayaan festival Yahudi, Hanukkah, tersebut. Otoritas Kesehatan New South Wales, seperti dikutip Sydney Morning Herald, menyebut 27 orang masih menjalani perawatan medis di berbagai rumah sakit di kota Sydney akibat penembakan massal tersebut.

    Sementara, Kepolisian Australia mengidentifikasi kedua pelaku penembakan sebagai seorang ayah yang bernama Sajid Akram (50) dan anak laki-lakinya, Naveed Akram (24). Kepolisian meyakini tidak ada pelaku lainnya dalam penembakan massal itu.

    Sajid Akram tewas ditembak polisi, sementara Naveed Akram dalam kondisi kritis. Berbagai negara kemudian menyampaikan kecaman terhadap pelaku dan peristiwa itu.

    RI Kutuk Penembakan Massal

    Pemerintah Indonesia mengecam penembakan massal di Pantai Bondi tersebut. Kementerian Luar Negeri RI juga menyampaikan duka dan rasa solidaritas untuk para korban.

    “Pemerintah Republik Indonesia mengutuk keras aksi kekerasan yang terjadi di Pantai Bondi, Sydney, pada 14 Desember 2025, yang mengakibatkan korban jiwa dan luka-luka,” tulis Kementerian Luar Negeri RI lewat akun X resminya, Selasa (15/12/2025).

    “Ungkapan belasungkawa kami yang mendalam kepada keluarga dan sahabat para korban, serta turut mendoakan para korban yang mengalami luka-luka. Indonesia menyampaikan rasa solidaritas kepada Pemerintah dan rakyat Australia di masa yang sulit ini,” ujar Kemlu.

    Arab Saudi Kecam Penembakan Massal

    Pemerintah Arab Saudi juga mengutuk serangan mematikan di Pantai Bondi. Saudi menyebut insiden tersebut sebagai ‘serangan teroris’.

    “Kerajaan menegaskan pendiriannya terhadap semua bentuk kekerasan, terorisme, dan ekstremisme,” kata Kementerian Luar Negeri Saudi dalam sebuah pernyataan, dilansir Al Arabiya, Senin (15/12/2025).

    “Belasungkawa tulus kepada keluarga para korban dan kepada pemerintah serta rakyat Australia, dan mendoakan agar para korban luka segera pulih,” imbuh kementerian.

    Trump Sebut Serangan Teroris Anti-Yahudi

    Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, turut mengecam penembakan massal yang menewaskan total 15 orang di Pantai Bondi. Menurutnya, peristiwa tersebut sebagai ‘serangan anti-Semit murni’.

    “Itu adalah serangan yang mengerikan, 11 orang tewas, 29 orang terluka parah. Dan itu jelas merupakan serangan anti-Semit,” kata Trump dalam perayaan Natal di Gedung Putih dilansir AFP, Senin (15/12).

    Seperti diketahui, otoritas setempat awalnya menyebut korban tewas berjumlah 11 orang. Jumlah korban tewas kemudian bertambah menjadi 15 orang.

    Netanyahu Salahkan PM Australia

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyalahkan Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese atas penembakan massal di Pantai Bondi. Netanyahu menuduh Albanese semakin ‘mengobarkan api antisemitisme’ dengan mengakui negara Palestina.

    Ini bukan pertama kalinya Netanyahu mengkritik Albanese. Netanyahu sebelumnya menyebut Albanese sebagai pemimpin yang lemah setelah Australia memberikan pengakuan resmi untuk negara Palestina pada September lalu.

    Dalam pidato yang berapi-api, seperti dilansir ABC News dan Sydney Morning Herald, Senin (15/12), Netanyahu mengatakan bahwa ‘antisemitisme adalah kanker’ dan ‘menyebar ketika para pemimpin tetap diam’.

    “Saya menyerukan kepada Anda untuk mengganti kelemahan dengan tindakan, sikap lunak dengan tekad. Sebaliknya, Perdana Menteri, Anda mengganti kelemahan dengan kelemahan dan sikap lunak dengan lebih banyak sikap lunak,” kata Netanyahu.

    Australia telah mengakui negara Palestina dalam rangkaian Sidang Umum PBB pada September lalu setelah Albanese mengumumkan rencana pengakuan itu pada 11 Agustus. Netanyahu, dalam pidatonya, menyinggung surat yang dikirimkannya kepada Albanese pada saat itu.

    “Saya menulis: ‘Seruan Anda untuk negara Palestina justru menyulut api antisemitisme. Itu memberikan hadiah kepada teroris Hamas. Itu memberikan keberanian kepada mereka yang mengancam orang Yahudi Australia dan mendorong kebencian terhadap Yahudi yang kini berkeliaran di jalanan Anda’,” ujar Netanyahu.

    Iran Kutuk Serangan di Pantai Bondi

    Pemerintah Iran mengutuk keras penembakan massal yang terjadi di Pantai Bondi, Sydney, Australia, pada Minggu (14/12) yang menargetkan acara perayaan Yahudi. Teheran menyebut penembakan itu sebagai ‘serangan kekerasan’.

    “Kami mengutuk serangan kekerasan di Sydney, Australia,” ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, dalam pernyataan via media sosial X, seperti dilansir AFP, Senin (15/12).

    “Teror dan pembunuhan manusia, di mana pun itu dilakukan, ditolak dan dikutuk,” tegas Baghaei

    Lihat juga Video ‘Detik-detik 2 Pelaku Penembakan di Australia Dilumpuhkan’:

    Halaman 2 dari 3

    (haf/haf)

  • Iran Kutuk Keras Penembakan Massal di Pantai Bondi

    Iran Kutuk Keras Penembakan Massal di Pantai Bondi

    Teheran

    Pemerintah Iran mengutuk keras penembakan massal yang terjadi di Pantai Bondi, Sydney, Australia, pada Minggu (14/12) yang menargetkan acara perayaan Yahudi. Teheran menyebut penembakan itu sebagai “serangan kekerasan”.

    “Kami mengutuk serangan kekerasan di Sydney, Australia,” ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, dalam pernyataan via media sosial X, seperti dilansir AFP, Senin (15/12/2025).

    “Teror dan pembunuhan manusia, di mana pun itu dilakukan, ditolak dan dikutuk,” tegas Baghaei.

    Penembakan massal di area Pantai Bondi, yang merupakan salah satu daya tarik wisata terbesar di Sydney, menewaskan sedikitnya 15 orang tewas dan melukai puluhan orang lainnya.

    Kepolisian Australia mengidentifikasi dua pelaku penembakan sebagai seorang ayah yang bernama Sajid Akram (50) dan anak laki-lakinya, Naveed Akram (24).

    Sajid tewas ditembak polisi di lokasi kejadian, sedangkan Naveed mengalami luka kritis dan kini berada di bawah penjagaan kepolisian di sebuah rumah sakit setempat. Otoritas Australia menyebut Sajid memiliki enam senjata api secara legal.

    Motif pasti di balik penembakan massal itu masih diselidiki. Namun diketahui bahwa penembakan itu terjadi selama acara tahunan “Hanukkah by the Sea” yang digelar oleh umat Yahudi di Pantai Bondi. Kepolisian setempat menyebut acara itu dihadiri lebih dari 1.000 orang.

    Kepolisian Australia telah menetapkan penembakan massal itu sebagai “insiden teroris” dan mengungkapkan bahwa pihaknya telah menemukan dugaan “peledak rakitan” di dalam sebuah kendaraan terkait pelaku yang ditemukan terparkir di dekat area pantai.

    Kutukan Iran untuk penembakan di Australia itu dilontarkan saat hubungan kedua negara memburuk secara signifikan sepanjang tahun ini. Pada Agustus lalu, Canberra menyalahkan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) atas dua serangan pembakaran pada tahun 2024 yang menargetkan komunitas Yahudi setempat.

    Serangan pembakaran itu menargetkan sebuah restoran kosher di Sydney dan sebuah sinagoge di Melbourne, namun tidak memicu korban jiwa.

    Menyusul serangan itu, pemerintah Australia menyatakan Duta Besar Iran sebagai persona non grata. Canberra hanya memberikan waktu seminggu kepada sang Duta Besar beserta tiga diplomat Teheran untuk meninggalkan negara tersebut.

    Otoritas Australia juga menarik pulang Duta Besarnya dari Teheran dan menangguhkan aktivitas kedutaannya di ibu kota Iran.

    Iran pada saat itu mengecam tindakan Australia dan bersumpah akan melakukan “tindakan balasan”.

    Kemudian pada November lalu, pemerintah Australia menetapkan IRGC sebagai kelompok sponsor teror. Kementerian Luar Negeri Iran mengecam langkah tersebut sebagai “tindakan yang menghina dan tidak dapat dibenarkan”, serta merupakan “pelanggaran terhadap aturan dan norma hukum internasional yang berkaitan dengan kedaulatan nasional negara”.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Delegasi Rusia Tiba di Washington, Persiapkan KTT G20 Presidensi AS

    Delegasi Rusia Tiba di Washington, Persiapkan KTT G20 Presidensi AS

    JAKARTA – Delegasi Rusia telah tiba di Washington, AS, untuk berpartisipasi dalam pertemuan sherpa G20 pertama di bawah presidensi AS. Pertemuan sherpa diisi perwakilan pemerintahan yang bertugas mempersiapkan KTT G20. 

    Duta Besar Luar Negeri Rusia Marat Berdyev mengatakan pihaknya akan berada di ibu kota AS mengikuti pertemuan ini hingga 16 Desember mendatang.

    “Amerika Serikat memulai kepresidenannya di G20 pada tahun 2026. Pada 15-16 Desember, pertemuan pertama para sherpa dan perwakilan keuangan anggota forum akan diadakan di Washington. Delegasi Rusia, yang dipimpin oleh Sherpa negara kita Svetlana Lukash, telah tiba di ibu kota AS,” tulis Berdyev di saluran Telegram-nya, dikutip dari Tass, Senin 15 Desember. 

    Ia menambahkan, dirinya akan “bergabung dengan delegasi pendamping sebagai sous-sherpa bersama para pejabat dari administrasi kepresidenan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Keuangan, dan kedutaan besar di Washington.”

    AS diketahui mengambil alih kepresidenan G20 untuk tahun 2026 pada tanggal 1 Desember 2025.

  • Taipan Pro-Demokrasi Jimmy Lai Divonis Bersalah di Hong Kong

    Taipan Pro-Demokrasi Jimmy Lai Divonis Bersalah di Hong Kong

    Jakarta

    Pengadilan Tinggi di Hong Kong pada Senin (15/12) menyatakan taipan pro-demokrasi Jimmy Lai bersalah atas dua dakwaan kolusi dengan pihak asing dan satu dakwaan penghasutan.

    Kritikus Beijing yang terkenal dan pendiri surat kabar Apple Daily itu ditangkap pada tahun 2020 berdasarkan undang-undang keamanan nasional yang diberlakukan oleh Cina setelah demonstrasi besar-besaran pro-demokrasi di Hong Kong setahun sebelumnya.

    Putusan tersebut dapat membuatnya menghabiskan sisa hidupnya di penjara. Lai menyatakan tidak bersalah atas semua dakwaan.

    Kebebasan berbicara dan kebebasan berkumpul di Hong Kong telah sangat dibatasi sejak Beijing mulai menggerus kebebasan sipil dan otonomi legislatif kota tersebut.

    Mereka yang mengkritik Cina atau pemerintah Hong Kong yang didukung Beijing menghadapi penangkapan dan penuntutan berdasarkan undang-undang keamanan.

    Apa yang dikatakan hakim?

    Hakim Esther Toh mengatakan bahwa bukti menunjukkan Lai telah mengajukan “undangan yang terus-menerus” kepada Amerika Serikat, dalam dugaan upaya untuk menjatuhkan pemerintah Cina.

    Banyak aktivis telah melarikan diri atau dipenjara. Partai oposisi pro-demokrasi terakhir yang tersisa di Hong Kong terpaksa membubarkan diri pada Juni 2025.

    Toh mengatakan pengadilan puas bahwa Lai adalah “otak utama” dari konspirasi-konspirasi tersebut dan bahwa satu-satunya kesimpulan yang masuk akal dari bukti adalah bahwa Lai mengupayakan kejatuhan Partai Komunis yang berkuasa.

    Linimasa persidangan Jimmy LaiLai mendirikan surat kabar Apple Daily yang kini telah ditutup pada tahun 1997Surat kabar Lai menjadi salah satu media yang paling kritis terhadap pemerintah di wilayah tersebutPada 2019, demonstrasi besar-besaran pro-demokrasi pecah di Hong KongCina memberlakukan undang-undang keamanan nasional sebagai tanggapan setahun kemudianLai ditangkap pada 2020Aset Lai dibekukan pada 2021, menyebabkan Apple Daily menghentikan operasinyaPersidangannya dimulai pada Desember 2023 dan berlangsung selama 160 hari, lebih dari dua kali lipat perkiraan awalPada Agustus, argumen akhir harus ditunda karena kekhawatiran atas kesehatannya, setelah ia melaporkan mengalami jantung berdebarKelompok advokasi media mengecam persidangan

    Lembaga pemantau kebebasan pers, Committee to Protect Journalists (CPJ), mengecam putusan tersebut dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah vonis.

    “Vonis terhadap Jimmy Lai adalah tindakan penganiayaan yang memalukan. Putusan ini menegaskan penghinaan total Hong Kong terhadap kebebasan pers, yang seharusnya dilindungi di bawah konstitusi mini kota tersebut, yaitu Basic Law,” kata Direktur Regional CPJ, Beh Lih Yi, di platform media sosial X.

    “Satu-satunya ‘kejahatan’ Jimmy Lai adalah menjalankan surat kabar dan membela demokrasi. Risiko ia meninggal akibat kondisi kesehatan yang buruk di penjara meningkat setiap hari, ia harus segera dipersatukan kembali dengan keluarganya,” tambahnya.

    Menjelang putusan, Reporters Without Borders mengatakan Lai telah “menjalani lima tahun di penjara dalam kondisi yang memprihatinkan hanya karena melakukan pekerjaannya sebagai pendiri salah satu media paling ternama dan independen di Hong Kong.”

    “Persidangan ini hanya dapat digambarkan sebagai sandiwara dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan supremasi hukum,” kata kelompok advokasi media tersebut.

    Taiwan, yang juga menghadapi tekanan besar dari Beijing, mengecam putusan itu dan menyerukan pembebasan Lai.

    “Putusan ini menjadi pernyataan kepada dunia bahwa kebebasan, demokrasi, dan independensi peradilan Hong Kong telah terkikis secara sistematis,” kata Dewan Urusan Daratan Utama Taiwan dalam sebuah pernyataan.

    Kementerian Luar Negeri Inggris dalam sebuah pernyataan mengecam vonis tersebut sebagai “bermotif politik.”

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris
    Diadaptasi oleh Rahka Susanto
    Editor: Yuniman Farid

    (ita/ita)