Kementrian Lembaga: Kementerian Perhubungan

  • KRL Buatan China Beroperasi, Kapasitas Angkut Naik 8 Persen – Page 3

    KRL Buatan China Beroperasi, Kapasitas Angkut Naik 8 Persen – Page 3

    KRL CLI-125 dikontrak pada 31 Januari 2024 dan tiba di Indonesia tepat setahun kemudian. Sebelum beroperasi, kereta ini telah menjalani serangkaian uji coba dan sertifikasi, termasuk uji jalan sejauh minimal 4.000 kilometer sesuai ketentuan Kementerian Perhubungan.

    KRL CLI-125 terdiri dari 12 kereta (SF12) dengan kapasitas sekitar 289 penumpang per kereta. Kehadiran armada baru ini diharapkan dapat mengurangi kepadatan penumpang, khususnya pada jam sibuk pagi (06.00–08.00) dan sore (16.00–20.00).

    Untuk tahap awal, dua trainset akan dioperasikan di lintas Bogor dan satu trainset di lintas Cikarang. Pemilihan dua lintas ini didasarkan pada volume penumpang tertinggi pada Januari–April 2025, yakni 48,6 juta penumpang di Bogor Line dan 26,5 juta di Cikarang Line.

    “Mudah-mudahan ini bisa mengurangi kepadatan, terutama di jam-jam sibuk yang selama ini dirasakan sangat padat dan berdesakan,” tutur Asdo.

     

  • Resmi! KRL Impor dari China Beroperasi Layani Jalur Bogor dan Cikarang

    Resmi! KRL Impor dari China Beroperasi Layani Jalur Bogor dan Cikarang

    Bisnis.com, JAKARTA — PT KAI Commuter resmi mengoperasikan tiga rangkaian kereta rel listrik (KRL) baru yang diimpor dari China untuk layanan Commuter Line Jabodetabek pada Minggu, 1 Juni 2025.

    Ketiga rangkaian tersebut diperuntukkan bagi lintas Commuter Line Bogor sebanyak dua rangkaian, dan satu rangkaian untuk Commuter Line Cikarang.

    Direktur Utama KAI Commuter, Asdo Artriviyanto mengatakan pengoperasian ini dilakukan setelah seluruh rangkaian KRL baru tersebut lulus uji sertifikasi keselamatan dan kelayakan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan, sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor PM 49 Tahun 2023 tentang Standar, Tata Cara Pengujian, dan Sertifikasi Kelaikan Kereta Api Kecepatan Normal dengan Penggerak Sendiri.

    “Mulai 1 Juni 2025 ini, KAI Commuter mulai mengoperasikan layanan pengganti dengan menggunakan tiga train set yang baru untuk lintas Bogor dan Cikarang. Pengoperasian sarana KRL baru ini menjawab harapan masyarakat untuk optimalisasi layanan Commuter Line Jabodetabek,” kata Asdo dalam keterangan resmi pada Minggu (1/6/2025). 

    Asdo mengatakan KRL baru ini merupakan generasi pertama yang dimiliki langsung oleh KAI Commuter dan diberi seri CLI-125. Nama ini merupakan singkatan dari Commuter Line Indonesia (CLI), dengan angka 1 menandakan generasi pertama, dan angka 25 menunjukkan tahun mulai operasional, yakni 2025. 

    Dilengkapi dengan teknologi terbaru, KRL seri CLI-125 mengusung sistem Train Control Monitoring System (TCMS) yang memusatkan kendali operasional untuk meningkatkan keselamatan dan efisiensi. Selain itu, sistem pintu otomatisnya dilengkapi teknologi Anti Trap guna mencegah risiko penumpang terjepit pintu saat naik atau turun kereta.

    Setiap rangkaian KRL memiliki panjang 20 meter dan lebar 3 meter per kereta, dengan formasi 12 kereta atau Stamformasi 12 (SF12). Desain eksterior bertemakan “Growing”, menampilkan garis lengkung merah putih yang mengarah ke atas, sebagai simbol komitmen KAI Commuter untuk terus tumbuh dan meningkatkan layanan.

    Pada bagian interior, KRL ini memiliki kapasitas angkut antara 250 hingga 300 orang per kereta. Kereta kabin menyediakan 42 tempat duduk, sementara kereta non-kabin menyediakan 54 tempat duduk. Setiap kereta dilengkapi dengan delapan pintu, empat di setiap sisi, guna mempercepat alur naik-turun penumpang.

    Untuk mendukung kenyamanan pengguna prioritas, tempat duduk dengan warna abu-abu ditempatkan dekat pintu. Terdapat pula area khusus untuk pengguna kursi roda yang terletak di kereta nomor 1 dan 12. Menyesuaikan dengan karakteristik daerah operasi, desain kursi juga menampilkan unsur budaya khas Jakarta, seperti gambar ondel-ondel dan tanjidor.

    “Karena dioperasikan di Jabodetabek, desain tempat duduk menampilkan gambar ondel-ondel dan tanjidor yang merupakan bagian dari sejarah kebudayaan Jakarta,” tambah Asdo.

    Selama tahap awal pengoperasian, Asdo mengatakan tim dari pihak manufacturer akan mendampingi sebagai troubleshooter, termasuk mendampingi masinis dan petugas perawatan sarana di Depo KRL untuk memastikan kelancaran operasional.

    Pengoperasian KRL baru ini juga menjadi bagian dari upaya KAI Commuter untuk menggantikan sarana lama yang akan masuk masa konservasi. Selain itu, sejumlah rangkaian lama dengan formasi 8 kereta (SF8) akan dikomposisikan ulang menjadi SF10 atau SF12 untuk meningkatkan kapasitas layanan.

    Di sisi lain, Manajer Public Relations KAI Commuter, Leza Arlan, menyampaikan harapan agar kehadiran KRL baru ini bisa meningkatkan kualitas pelayanan dan keselamatan bagi seluruh pengguna.

    “KAI Commuter mengimbau seluruh pengguna untuk menjaga fasilitas layanan yang tersedia di dalam kereta dengan tidak melakukan aksi vandalisme,” ujarnya.

    KAI Commuter juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang mendukung pengadaan sarana baru ini, mulai dari PT KAI, Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, Kementerian Perhubungan, hingga berbagai pemangku kepentingan lainnya.

    “KAI Commuter juga mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dan antusiasme masyarakat dalam menggunakan Commuter Line Jabodetabek sebagai transportasi utama yang efisien, ramah lingkungan, bebas macet, dan terjangkau dalam mobilitasnya,” tutup Leza.

  • Siap-Siap, 96 KRL Baru Asal China dan INKA Segera Beroperasi – Page 3

    Siap-Siap, 96 KRL Baru Asal China dan INKA Segera Beroperasi – Page 3

    Leza juga menambahkan KAI Commuter memesan sarana KRL baru sebanyak 27 trainset atau total sebanyak 324 unit kereta, baik yang diproduksi di dalam negeri oleh PT INKA (Persero) maupun kereta yang di produksi melalui pabrikan di luar negeri, CRRC Sifang.

    Seluruh sarana KRL baru ini akan menjalani uji coba parameter dan uji coba dinamis sesuai dengan Permenhub Nomor PM 49 Tahun 2023 tentang Standar, Tata Cara Pengujian, dan Sertifikasi Kelaikan Kereta Api Kecepatan Normal dengan Penggerak Sendiri oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan.

    Usai seluruh rangkaian menjalani uji coba, KAI Commuter akan mengoperasikannya. Uji coba diperlukan untuk memastikan aspek keselamatan saat dioperasikan.

     

     

  • AHY Beberkan Perkembangan Target Zero ODOL 2026, Sudah Ada Roadmap?

    AHY Beberkan Perkembangan Target Zero ODOL 2026, Sudah Ada Roadmap?

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPW) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menekankan pemerintah akan terus mengawal ketat dalam mewujudkan target Zero Over Dimension Over Load (ODOL) pada 2026.

    Dia menyatakan bahwa kebijakan ini menjadi bagian penting dari upaya menekan angka kecelakaan lalu lintas serta kerusakan jalan akibat kendaraan dengan muatan berlebih.

    “Ya, yang jelas kita akan terus mengawal kebijakan menuju Zero ODOL karena kita ingin benar-benar mengurangi kecelakaan akibat ODOL dan juga kerusakan jalan yang setiap tahun negara harus mengeluarkan puluhan triliun rupiah untuk memperbaiki jalan-jalan rusak,” ujarnya saat ditemui di Trans Studio Mall Cibubur, Sabtu (31/5/2025).

    Lebih lanjut, dia menekankan bahwa implementasi kebijakan Zero ODOL tidak bisa dilakukan secara sektoral. Menurutnya, kolaborasi antarinstansi merupakan syarat mutlak agar program ini berjalan efektif.

    “Penertiban dan enforcement terhadap kebijakan Zero ODOL ini tidak bisa oleh satu pihak saja, tidak bisa hanya dijalankan oleh Kementerian Perhubungan saja, tapi semua pihak harus terlibat, mulai dari kementerian terkait, lembaga, hingga kepolisian,” tegasnya.

    Terkait perkembangan peta jalan (roadmap) Zero ODOL, AHY menjelaskan bahwa prosesnya masih terus berlangsung.

    Dia  menyadari bahwa keberhasilan kebijakan ini tidak hanya bergantung pada aturan yang tegas, tetapi juga pada kesiapan seluruh ekosistem transportasi dan logistik.

    “Kita akan kawal terus. Ini masih berproses ya, karena di seluruh dunia ini perlu ada penyesuaian, regulasi dan juga sosialisasi,” tambahnya.

    Zero ODOL merupakan kebijakan pemerintah untuk melarang kendaraan angkutan barang yang melebihi batas dimensi dan beban. Kebijakan ini bertujuan menekan kerusakan infrastruktur jalan sekaligus meningkatkan keselamatan berkendara di jalan raya.

  • RI Kedatangan Banyak KRL Baru dari China

    RI Kedatangan Banyak KRL Baru dari China

    Jakarta

    Sebanyak 96 gerbong kereta rel listrik (KRL) baru siap untuk beroperasi dalam waktu dekat. KRL tersebut merupakan produk dari PT INKA (Persero) dan China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC).

    KAI Commuter mendatangkan secara bertahap sarana KRL baru dari INKA dan CRRC. Terbaru, telah didatangkan Train Set (TS) atau rangkaian ke-6 dan ke-7 dari CRRC, pada Jumat (23/5/2025) kemarin.

    Manager Public Relations KAI Commuter, Leza Arlan, mengatakan KAI Commuter kembali mendatangkan rangkaian KRL Baru TS No.6 dan TS No.7, atau rangkaian ke-3 dan ke-4 dari total delapan rangkaian pada kontrak pengadaan Sarana KRL Baru.

    “Hingga saat ini, KAI Commuter telah mendatangkan Sarana KRL Baru sebanyak 8 rangkaian KRL Baru. Setiap rangkaian ini terdiri dari 12 unit kereta atau total sebanyak 96 unit kereta,” ujar Leza, dalam keterangan tertulis, Sabtu (31/5/2025).

    Proses pengiriman sarana KRL baru untuk kebutuhan layanan Commuter Line di wilayah Jabodetabek telah dilakukan secara bertahap, mulai 30 Januari 2025 sampai dengan 22 Mei 2025. Hingga saat ini sudah 8 TS yang tiba, 7 TS dari CRRC dan 1 TS dari INKA.

    Leza juga menambahkan, KAI Commuter memesan sarana KRL baru sebanyak 27 trainset atau total sebanyak 324 unit kereta baik yang diproduksi di dalam negeri oleh PT INKA (Persero) maupun kereta yang di produksi melalui pabrikan di luar negeri.

    Seluruh sarana KRL baru ini akan menjalani uji coba parameter dan uji coba dinamis sesuai dengan Permenhub Nomor PM 49 Tahun 2023 tentang Standar, Tata Cara Pengujian, dan Sertifikasi Kelaikan Kereta Api Kecepatan Normal dengan Penggerak Sendiri oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan.

    KAI Commuter berharap, kedatangan sarana KRL baru ini dapat segera dioperasikan untuk layanan pengguna setelah selesai dilakukan uji coba untuk keselamatan dan kelayakan operasinya. Proses pengadaan sarana KRL baru ini juga merupakan salah satu upaya KAI Commuter dalam mengoptimalkan layanan kepada masyarakat, khususnya pengguna Commuter Line Jabodetabek.

    “Selain itu, proses pengadaan sarana KRL baru ini juga merupakan salah satu komitmen KAI Commuter dalam menjaga keselamatan dan kenyamanan pengguna Commuter Line,” kata Leza.

    (shc/fdl)

  • Kemenhub Siapkan Bus Pengganti yang Gagal Rampcheck Saat Libur Panjang

    Kemenhub Siapkan Bus Pengganti yang Gagal Rampcheck Saat Libur Panjang

    Jakarta, Beritasatu.com – Selama momen libur panjang peringatan Kenaikan Isa Almasih 2025, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Darat melaksanakan pengawasan ketat terhadap kelaikan angkutan penumpang. Jika ditemukan ada yang tidak laik jalan, Kemenhub menyiapkan pengganti di tempat.

    Lokasi pemeriksaan dilakukan di rest area Tol Jagorawi kilometer 45, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar). Pengawasan dilakukan untuk memastikan seluruh angkutan orang, khususnya bus pariwisata, telah memenuhi standar keselamatan dan laik jalan sebelum mengangkut penumpang.

    “Setiap bus yang beroperasi wajib memenuhi standar keselamatan demi melindungi penumpang dan pengguna jalan lainnya,” ujar Direktur Sarana dan Keselamatan Angkutan Jalan Yusuf Nugroho, Sabtu (31/5/2025).

    Dalam proses rampcheck, petugas menemukan satu bus yang tidak memenuhi kelengkapan dokumen penting, seperti STNK asli, KPS, dan KIR. Penumpangnya langsung dipindahkan ke bus pengganti yang disediakan Ditjen Perhubungan Darat, bus yang telah dipastikan laik jalan.

    Tindakan cepat ini mendapat apresiasi dari penumpang. Mereka menyambut baik inisiatif Kemenhub yang tidak hanya menindak pelanggaran, tetapi juga menjamin keselamatan penumpang secara langsung. “Ini bentuk pelayanan nyata untuk menjaga keamanan pengguna transportasi,” jelas Yusuf.

    Hasil inspeksi mencatat, dari 42 bus yang diperiksa (terdiri dari 40 bus pariwisata, satu bus AKAP, dan satu bus AJAP), 21 bus dinyatakan melanggar atau tidak laik jalan.

    Berikut temuan pelanggaran yang cukup serius, yaitu 14 bus tidak memiliki Kartu Pengawasan (KPS), lima bus tidak memiliki KIR dan enam unit memiliki KIR kedaluwarsa. Selain itu, satu bus menyimpang dari trayek seharusnya, tiga kasus pelanggaran terkait SIM, sembilan bus melanggar lebih dari satu jenis pelanggaran.

    “Ketika kendaraan tak dilengkapi dokumen seperti KIR, itu bukan sekadar administratif. Itu soal keselamatan penumpang,” tegas Direktur Lalu Lintas Jalan Ditjen Hubungan Darat Rudi Irawan.

    Pelanggaran ini mencerminkan masih lemahnya kepatuhan operator angkutan terhadap regulasi, khususnya yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 288 dan 304 yang mensyaratkan soal kewajiban kelengkapan dokumen kendaraan.

    Kemenhub menegaskan akan terus memperketat pengawasan dan menindak tegas operator yang abai terhadap keselamatan.

    Inspeksi keselamatan seperti ini diharapkan bisa terus dilakukan secara berkala dan masif, terutama di masa-masa liburan atau arus mudik, demi mewujudkan layanan transportasi yang aman, nyaman, dan terpercaya.

  • DJKA Gaet Investor untuk Dorong Pembangunan Rel Kereta Terpadu

    DJKA Gaet Investor untuk Dorong Pembangunan Rel Kereta Terpadu

    Jakarta, Beritasatu.com – Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan menyelenggarakan Investor Gathering bertema “Potensi Investasi Sektor Perkeretaapian di Indonesia” sebagai upaya mendorong kolaborasi dalam pembangunan infrastruktur kereta api di Tanah Air.

    Kegiatan ini sukses menarik perhatian puluhan investor potensial, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Acara juga dihadiri oleh lebih dari 150 peserta, termasuk perwakilan dari kementerian/lembaga, pemerintah daerah, serta pelaku industri transportasi.

    “Kami membuka pintu kolaborasi seluas-luasnya, baik dari dalam maupun luar negeri. Kami yakin sinergi antara pemerintah dan dunia usaha adalah kunci untuk mewujudkan ekosistem transportasi perkeretaapian yang terintegrasi dan berkelanjutan,” ujar Direktur Jenderal Perkeretaapian, Allan Tandiono, dalam keterangan tertulis, Jumat (30/5/2025).

    Allan juga menegaskan komitmen DJKA dalam memberikan kepastian regulasi, kemudahan perizinan, dan berbagai dukungan lainnya sesuai ketentuan yang berlaku.

    Selain itu, DJKA terus mendorong integrasi antarmoda dan pengembangan kawasan Transit Oriented Development (TOD) guna meningkatkan nilai ekonomi dari proyek-proyek perkeretaapian.

    Sementara itu, Direktur Jenderal Integrasi Transportasi dan Multimoda Kementerian Perhubungan Risal Wasal menyampaikan, peluang investasi strategis di sektor perkeretaapian nasional, terutama melalui skema pembiayaan inovatif seperti Public Private Partnership (PPP) atau Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).

    “Sesuai arahan Presiden Prabowo, pembangunan infrastruktur transportasi saat ini diarahkan agar tidak membebani APBN maupun APBD. Oleh karena itu, skema KPBU dapat menjadi solusi strategis untuk merealisasikan rencana pembangunan perkeretaapian di masa depan,” jelas Risal.

  • Bengkel Pesawat FL Technics Kantongi Izin Perawatan Boeing 737 MAX

    Bengkel Pesawat FL Technics Kantongi Izin Perawatan Boeing 737 MAX

    Bisnis.com, JAKARTA – FL Technics Indonesia, penyedia layanan Maintenance, Repair & Overhaul (MRO) pesawat, mendapatkan sertifikasi dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan untuk melakukan perawatan pesawat Boeing 737 MAX.

    Anak usaha Avia Solutions Group tersebut mendapatkan sertifikasi berdasarkan regulasi DGCA Part-145, yang mengizinkan perawatan line maintenance dan base maintenance untuk pesawat 737-8 dan 737-9 yang menggunakan mesin CFM LEAP-1B.

    Chairman FL Technics Indonesia, Martynas Grigas, mengatakan sertifikasi ini berlaku di dua fasilitas utama perusahaan yang berlokasi di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta (CGK) dan Bandara Ngurah Rai Bali (DPS).

    “Sertifikasi ini jadi langkah besar dalam pengembangan kemampuan teknis kami dan menunjukkan bahwa tim engineering kami siap menangani pesawat dengan teknologi terbaru, mulai dari sistem airframe, avionik, sampai powerplant,” ujar Grigas dalam siaran pers, Jumat (30/5/2025).

    Dia menambahkan pencapaian tersebut juga jadi bukti FL Technics siap mendukung operator yang sedang beralih ke pesawat yang lebih hemat bahan bakar. Selain itu turut memperkuat posisi sebagai partner MRO di Asia Tenggara.

    Menurutnya, pesawat Boeing 737 MAX makin banyak digunakan oleh maskapai di seluruh dunia, termasuk di Asia, karena punya keunggulan seperti lebih irit bahan bakar, emisi yang lebih rendah, dan jangkauan terbang yang lebih jauh.

    Hal tersebut sejalan dengan kebutuhan jangka panjang banyak maskapai baik maskapai full service maupun low cost carrier untuk mengoperasikan pesawat yang efisien dan ramah lingkungan. Kebutuhan akan layanan MRO tersertifikasi untuk mendukung pesawat 737 MAX menjadi terus meningkat.

    Selain pesawat 737 MAX, FL Technics Indonesia juga melayani berbagai tipe pesawat lainnya, mulai dari Boeing Classic, Next Generation (NG), hingga MAX, serta keluarga Airbus A320ceo dan A320neo.

    Adapun, untuk perawatan mesin, perusahaan juga telah tersertifikasi untuk menangani CFM56-3/5/7, V2500-A, LEAP-1A dan 1B, serta PW1100G, sehingga bisa menjangkau kebutuhan berbagai jenis armada maskapai di kawasan.

  • KAI Siap Operasikan 96 Unit KRL Baru, Meluncur di Jabodetabek

    KAI Siap Operasikan 96 Unit KRL Baru, Meluncur di Jabodetabek

    Bisnis.com, JAKARTA – KAI Commuter bersiap mengoperasikan 96 unit sarana KRL baru usai kembali mendatangkan rangkaian kereta dari PT INKA (Persero) dan China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC).

    Manager Public Relations KAI Commuter, Leza Arlan menjelaskan KRL baru tersebut yakni Train Set (TS) No.6 dan TS No.7, atau rangkaian ke-3 dan ke-4 dari total delapan rangkaian pada kontrak pengadaan Sarana KRL Baru dengan CRRC.

    Dia menjelaskan pemenuhan sarana KRL bertujuan penggantian rangkaian kereta yang akan memasuki masa konservasi atau penghentian operasional karena usia teknis kereta.

    “Hingga saat ini, KAI Commuter telah mendatangkan sarana KRL Baru sebanyak 8 rangkaian KRL Baru. Setiap rangkaian ini terdiri dari 12 unit kereta atau total sebanyak 96 unit kereta,” kata Leza dalam siaran pers, Jumat (30/5/2025).

    Dia menuturkan proses pengiriman sarana KRL baru untuk kebutuhan layanan Commuter Line di wilayah Jabodetabek telah dilakukan secara bertahap mulai 30 Januari 2025 sampai dengan 22 Mei 2025. Adapun, hingga saat ini sudah 8 TS yang tiba, 7 TS dari CRRC dan 1 TS dari INKA.

    Leza juga menambahkan bahwa KAI Commuter memesan sarana KRL baru sebanyak 27 trainset atau total sebanyak 324 unit kereta baik yang diproduksi di dalam negeri oleh PT INKA maupun kereta yang di produksi melalui pabrikan di luar negeri.

    Seluruh sarana KRL baru ini akan menjalani uji coba parameter dan uji coba dinamis sesuai dengan Permenhub Nomor PM 49/2023 tentang Standar, Tata Cara Pengujian, dan Sertifikasi Kelaikan Kereta Api Kecepatan Normal dengan Penggerak Sendiri oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan.

    KAI Commuter berharap kedatangan sarana KRL baru ini dapat segera dioperasikan untuk layanan pengguna setelah selesai dilakukan uji coba untuk keselamatan dan kelayakan operasinya. Proses pengadaan sarana KRL baru ini juga merupakan salah satu upaya KAI Commuter dalam mengoptimalkan layanan kepada masyarakat, khususnya pengguna Commuter Line Jabodetabek.

    “Selain itu, proses pengadaan sarana KRL baru ini juga merupakan salah satu komitmen KAI Commuter dalam menjaga keselamatan dan kenyamanan pengguna Commuter Line,” ujarnya.

  • Insiden Speedboat Terbalik di Telaga Sarangan, Ini Kata Disbudpar Magetan

    Insiden Speedboat Terbalik di Telaga Sarangan, Ini Kata Disbudpar Magetan

    Magetan (beritajatim.com) – Insiden speedboat mengangkut tiga wisatawan asal Semarang yang terbalik di Telaga Sarangan, pada Kamis (29/5/2025) mendapat perhatian serius dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Magetan. Dalam peristiwa tersebut, tas milik penumpang dilaporkan tenggelam, meskipun seluruh korban berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat.

    Eka Radityo, Kepala Bidang Pengelolaan Pariwisata Disbudpar Magetan, menegaskan bahwa insiden ini menjadi momentum penting untuk melakukan evaluasi menyeluruh, terutama terkait aspek keselamatan dan kelayakan operasional perahu wisata.

    “Pasti akan selalu ada evaluasi. Terutama menyangkut aspek keselamatan dan kelayakan. Sebenarnya kalau dari sisi keamanan sudah ada peningkatan. Karena sekarang seluruh penumpang dan pengemudi perahu wajib memakai pelampung. Kapasitas perahu juga dibatasi maksimal 4 orang penumpang. Sudah sering juga dilakukan pembinaan kepada paguyuban perahu. Terkait keselamatan dan kenyamanan,” ungkap Eka, Jumat (30/5/2025)

    Meski demikian, Eka mengakui bahwa realitas di lapangan kerap berbeda dari prosedur yang telah ditetapkan. Salah satu perhatian utama adalah kompetensi pengemudi perahu yang dinilai masih perlu ditingkatkan. Evaluasi terhadap keahlian serta kualifikasi resmi pengemudi perahu pun dianggap mendesak.

    “Cuma memang di lapangan kondisinya sering berbeda. Termasuk keahlian dan kompetensi pengemudi perahu juga perlu dievaluasi,” tambahnya.

    Dalam penanganan kejadian ini, petugas dari Lakeguard turut membantu proses evakuasi dan pencarian barang-barang milik penumpang yang hilang. Lebih lanjut, Eka juga menyinggung pentingnya surat keterangan kelayakan bagi pengemudi perahu yang diterbitkan oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan, Kementerian Perhubungan.

    “Sebenarnya itu surat keterangan kelayakan pengemudi. Yang menerbitkan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kementerian Perhubungan. Kebetulan pengemudi yang kecelakaan kemarin belum punya semacam SIM itu. Tapi sudah ada sanksi dari paguyuban perahu. Yang bersangkutan tidak boleh mengemudikan perahu lagi,” jelas Eka.

    Pihak Disbudpar memastikan bahwa evaluasi lanjutan akan terus dilakukan guna meningkatkan standar keselamatan di kawasan wisata Telaga Sarangan, salah satu destinasi unggulan di Jawa Timur. [fiq/beq]