Kementrian Lembaga: Kementerian Perhubungan

  • KPK dan Kemenhut Beda Data Soal Tambang Ilegal di Kawasan Hutan

    KPK dan Kemenhut Beda Data Soal Tambang Ilegal di Kawasan Hutan

    Bisnis.com, JAKARTA — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap temuan atas sejumlah tambang yang beroperasi di kawasan hutan, namun tidak memiliki izin Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan (PPKH) dari Kementerian Kehutanan (Kemenhut). Masalahnya, data jumlah perusahaan yang diduga beroperasi ilegal di kawasan hutan itu masih berbeda antarlembaga. 

    Awalnya, Ketua KPK Setyo Budiyanto menyebut kajian dari Kedeputian Pencegahan dan Monitoring serta Kedeputian Koordinasi dan Supervisi (Korsup) KPK mengungkap beberapa permasalahan terkait dengan perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) di kawasan hutan.

    Hasil kajian menunjukkan, ternyata tidak semua pemegang IUP itu memiliki izin untuk beroperasi di kawasan hutan. “Nah ini ada IUP yang kemudian dia memiliki PPKH, Pinjam Pakai Kawasan Hutan. Tapi ada yang tidak punya,” ujarnya pada konferensi pers bersama dengan tujuh kementerian di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (24/7/2025). 

    Setyo tidak memerinci lebih lanjut berapa tambang yang dimaksud olehnya diduga beroperasi ilegal di hutan. Namun demikian, dia menyebut ada total 9.009 tambang dengan kepemilikan IUP. Hanya lebih dari setengahnya yang diketahui aktif.

    Temuan itu berdasarkan kajian ataupun gerakan yang dilakukan oleh KPK sejak beberapa tahun lalu.   “IUP itu ada 9.000-an lah. Kemudian dari 9.000 itu yang aktif 4.252. Berarti sisanya 4.755 itu [ditemukan] enggak aktif,” terangnya.

    Untuk diketahui, pemerintah mengatur bahwa penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pertambangan dilakukan melalui pemberian Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan (PPKH). 

    Pada kesempatan yang sama, saat dikonfirmasi secara terpisah, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni masih enggan memberikan data yang dihimpun kementeriannya ihwal jumlah IUP yang beroperasi tanpa PPKH. 

    Raja Juli mengatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Kedeputian Pencegahan untuk melakukan rekonsiliasi data. Menurutnya, data soal luas lahan tambang yang beroperasi di kawasan hutan tanpa izin pun masih berbeda antar kementerian dan lembaga. 

    “Sementara, data yang kami miliki masih selisih sekitar 50.000 hektare dengan KPK, kami juga memiliki data berbeda dengan [BKPM, red],” ujarnya.

    Pria yang juga Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu menargetkan, kementeriannya bakal mengundang lagi KPK untuk rekonsiliasi data terkait dengan IUP tanpa PPKH itu. 

    “Apakah kesalahannya karena memang data yang belum komplit atau metodologinya, berdasarkan citra satelit, tingkat kepercayaannya berapa persen sehingga memiliki implikasi pada berapa luasan sebenarnya,” ujarnya. 

    Adapun hari ini KPK menyerahkan temuan hasil kajian pencegahan korupsi di sektor pertambangan kepada tujuh kementerian yaitu Kementerian Kehutanan, Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan serta Kementerian Perhubungan.

  • KPK Serahkan Temuan Potensi Korupsi Pertambangan ke ESDM hingga Kemenkeu

    KPK Serahkan Temuan Potensi Korupsi Pertambangan ke ESDM hingga Kemenkeu

    Bisnis.com, JAKARTA — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyerahkan sejumlah temuan yang berangkat dari pencegahan korupsi di sektor pertambangan, kepada tujuh kementerian.

    Temuan-temuan yang diberikan meliputi soal tumpang tindih perizinan hingga potensi pelanggaran. 

    Ketua KPK Setyo Budiyanto menyebut kajian yang dilakukan lembaganya itu sudah ada sejak 2009, atau saat kepemimpinan Antasari Azhar, berlangsung sampai dengan sekarang. Kajian itu meliputi temuan soal potensi-potensi korupsi yang berangkat dari masalah perizinan maupun pengelolaan. 

    “Di antaranya seperti informasi dan basis data, kemudian tumpang tindih perizinan, kemudian kegiatan penambangan yang tanpa izin, tanpa IUP, kemudian juga masalah ketidaksinkronan dan disparitas antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah,” ujar Setyo pada konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (24/7/2025). 

    Di sisi lain, kajian yang sudah dilakukan sejak 16 tahun yang lalu itu turut mencakup temuan ihwal rendahnya pemenuhan kewajiban perusahaan tambang yang harusnya dipenuhi. Baik secara keuangan maupun administrasi. 

    “Kemudian ada kaitan juga dengan masalah BBM, LPG, dan terakhir adalah disparitas harga antara pasar ekspor dan domestik,” tuturnya. 

    Ketua KPK jilid VI itu lalu menyebut telah menyerahkan kajian maupun temuan itu kepada tujuh kementerian, yakni Kementerian Kehutanan, Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan serta Kementerian Perhubungan. 

    Hasil kajian lalu akan ditindaklanjuti menjadi rencana aksi yang bakal dilakukan setiap kementerian itu.

    Meski demikian, kajian Kedeputian Pencegahan dan Monitoring itu juga, terang Setyo, sudah menghasilkan sejumlah keberhasilan. Baik dari masalah perizinan serta sistem informasi dan data. 

    Contohnya, berangkat dari kajian itu, kini pemerintah melalui kementerian-kementerian sudah memiliki sistem informasi dan data pertambangan seperti Minerba One Data Indonesia (MODI), Minerba One Map Indonesia (MOMI), integrasi geoportal, sistem pembayaran PNBP elektronik atau ePNBP, Sistem Informasi Mineral dan Batu Bara (SIMBARA), Sistem Informasi PNBP Online (SIMPONI) dan lain-lain. 

    Setyo mengakui bahwa sampai dengan saat ini pun penunggakan PNBP di sektor tambang masih mengalami tunggakan. Namun, dia mengeklaim besaran penerimaan negara di luar pajak itu sudah naik signifikan di sektor energi. 

    “Kemudian pelaksanaan penerimaan PNBP di sektor energi juga naik signifikan, dari yang Rp9 triliun di tahun 2013 menjadi Rp14 triliun, harapannya juga semakin tahun ini akan semakin meningkat. Itu beberapa keberhasilannya,” tuturnya.

    Mantan Direktur Penyidikan KPK itu lalu berpesan bahwa masalah pertambangan merupakan tanggung jawab lintas kementerian. Dia berharap agar ke depannya tidak ada lagi ego sektoral.

    “Tidak ada lagi yang bersifat sektoral, semuanya nanti bisa dilakukan secara sinergi antara kementerian dan tentunya melipatkan Komisi Pemberantasan Korupsi,” pungkasnya. 

  • Hari Anak Nasional, Maxim Luncurkan Kuis ‘Traffic Safety With Maxim’

    Hari Anak Nasional, Maxim Luncurkan Kuis ‘Traffic Safety With Maxim’

    Jakarta

    Memperingati Hari Anak Nasional, Maxim Indonesia meluncurkan program kuis daring bertajuk ‘Traffic Safety With Maxim’. Inisiatif edukasi ini dirancang untuk menanamkan pemahaman pentingnya keselamatan berlalu lintas pada anak-anak sejak usia dini.

    Development Director Maxim Indonesia, Dirhamsyah menjelaskan kuis ‘Traffic Safety With Maxim’ merupakan upaya untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya keselamatan di jalan sejak dini, sekaligus bagian dari kepedulian Maxim terhadap keselamatan anak-anak dalam berlalu lintas

    “Kami percaya bahwa edukasi yang menyenangkan dapat membentuk generasi yang lebih peduli dan bertanggung jawab di masa depan. Semoga langkah kecil ini membawa dampak besar bagi keselamatan bersama,” ujar Dirhamsyah dalam keterangan tertulis, Kamis (24/7/20250.

    Dirhamsyah menambahkan, kuis ini terdiri dari enam pertanyaan interaktif yang mencakup berbagai aspek tata cara keselamatan berlalu lintas mulai dari mengenali rambu-rambu hingga memahami etika menyeberang jalan. Di akhir permainan, peserta berkesempatan mendapatkan hadiah voucher saldo bonus perjalanan Maxim sebesar Rp200.000.

    Dengan mengemas pesan-pesan penting dalam format yang menarik, Maxim berharap dapat berkontribusi dalam menciptakan generasi penerus yang lebih sadar dan bertanggung jawab di jalan raya.

    Tuai Apresiasi dari Pemerintah

    Inisiatif ini mendapat sambutan baik dari pemerintah. Direktur Sarana dan Keselamatan Transportasi Jalan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Yusuf Nugroho menekankan momentum Hari Anak Nasional menjadi pengingat akan pentingnya pendidikan usia dini, termasuk dalam hal keselamatan.

    “Salah satu pilar utama keselamatan transportasi jalan adalah penggunaan kendaraan yang aman dan laik jalan, yang merupakan tanggung jawab Kementerian Perhubungan. Oleh karena itu, Kementerian Perhubungan sepenuhnya mendukung dan mendorong berbagai inisiatif yang dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang keselamatan dan keamanan berkendara,” katanya.

    “Kami mengapresiasi setiap upaya yang berkontribusi dalam membangun budaya transportasi yang aman dan terjamin bagi seluruh lapisan masyarakat,” pungkasnya.

    Sebagai informasi, kuis edukatif Maxim dapat diakses melalui tautan https://trafficreg.maximquiz.com/ dan melalui aplikasi Maxim.

    (ega/ega)

  • Langsung ke Pusat Kota, Kapal Cepat Banyuwangi-Denpasar Mulai Beroperasi

    Langsung ke Pusat Kota, Kapal Cepat Banyuwangi-Denpasar Mulai Beroperasi

    Liputan6.com, Banyuwangi Kapal cepat rute Banyuwangi-Denpasar mulai beroperasi layani penumpang dari Pantai Marina Boom, Banyuwangi menuju Pelabuhan Pulau Serangan, Denpasar, Bali, Rabu pagi (23/7/2025).  Kapal cepat ini menghubungkan langsung dua daerah wisata, yakni Banyuwangi, Jawa Timur dan Denpasar, Bali, dan langsung menuju pusat kota masing-masing wilayah.

    “Alhamdulillah, kapal cepat Banyuwangi-Denpasar resmi beroperasi. Ini menambah alternatif transportasi baru bagi masyarakat dan wisatawan. Terima kasih kepada Kementerian Perhubungan, Kementerian Pariwisata, dan Pemprov Jatim yang sangat mendukung keberadaan kapal cepat ini,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Rabu (23/7/2025).

    Kapal cepat tersebut berangkat dari dermaga Marina Boom Banyuwangi pukul 09.00 WIB, dan diperkirakan tiba di Denpasar pukul 11.30 WIB. Dari arah sebaliknya, kapal akan bertolak dari Pelabuhan Serangan, Denpasar pukul 14.00 WITA dan akan tiba di Banyuwangi sekitar 15.30 WIB. Kapal beroperasi setiap hari, kecuali Hari Selasa yang dijadwalkan untuk perawatan. Saat pemberangkatan perdana, kapal mengangkut sebanyak 50 penumpang dari Banyuwangi menuju Denpasar. Para penumpang berangkat dengan berbagai tujuan, mulai dari berwisata, keperluan bisnis, hingga urusan keluarga.

    Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur, Nyono mengatakan, semua aspek keselamatan sudah dicek. Mulai dari kondisi kapal, pelabuhan, dan cuaca. “Kapal cepat ini akan berlayar dengan waktu tempuh antara 2,5 jam hingga 3 jam. Dan langsung mencapai di jantung kota masing-masing. Jadi ini akan sangat menghemat waktu perjalanan dibandingkan apabila menyebrang dari Ketapang-Gilimanuk,” kata Nyono.

    Dengan kapal cepat ini waktu yang ditempuh jauh lebih singkat dibanding melalui penyeberangan Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk, dan dilanjutkan melalui jalur darat yang bisa memakan waktu hingga 5 jam. Nyono menyebut, sebanyak 50 penumpang ikut dalam pelayaran perdana ini menuju Bali, dari total kapasitas kapal yang mencapai 400 orang. Meski diisi sekitar 12,5 persen kursi. Menurutnya, respons masyarakat sudah cukup baik.

  • Dasco minta Komisi V DPR cek masalah kecelakaan kapal ke Kemenhub

    Dasco minta Komisi V DPR cek masalah kecelakaan kapal ke Kemenhub

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad meminta Komisi V DPR untuk mengecek sejumlah permasalahan kecelakaan kapal laut yang timbul akhir-akhir ini dengan berkomunikasi bersama Kementerian Perhubungan.

    Dasco mengaku belum bisa mendorong pemberian sanksi atau hal lainnya terkait timbulnya sejumlah kecelakaan kapal laut tersebut.

    “Jadi, sebelum kemudian kita meminta sanksi atau apapun, sebagai Pimpinan DPR, kami sudah minta komisi terkait untuk mengecek dulu,” kata Dasco di kompleks parlemen, Jakarta, Senin.

    Menurut dia, pembicaraan dengan Kemenhub diperlukan bagi DPR RI untuk bisa mengetahui faktor atau penyebab hingga timbulnya sejumlah kasus kecelakaan kapal laut.

    “Sehingga kita bisa tahu duduk masalah kenapa hal itu sampai terjadi,” katanya.

    Sebelumnya, Kapal Motor (KM) Barcelona 5 yang berlayar dari Pelabuhan Kabupaten Kepulauan Talaud menuju Pelabuhan Manado terbakar di sekitar perairan Pulau Talise, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Minggu (20/7).

    Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyebutkan seluruh penumpang kapal yang mengalami insiden kebakaran tersebut telah ditemukan, baik yang selamat maupun meninggal dunia.

    Kantor SAR Manado menyebutkan sebanyak 568 penumpang selamat dari peristiwa kebakaran tersebut, sedangkan tiga orang lainnya meninggal dunia.

    Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Puluhan Ribu Ojol Bakal Turun ke Jalan, Ini Tuntutannya

    Puluhan Ribu Ojol Bakal Turun ke Jalan, Ini Tuntutannya

    Jakarta: Sekitar 50 ribu pengemudi ojek online (ojol) berencana menggelar aksi demonstrasi di depan Istana Merdeka, Jakarta pada tanggal 21 Juli 2025. Menurut informasi yang beredar, aksi demo massal tersebut akan dimulai pada pukul 13.00 Wib. 

    Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojol Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono mengatakan aksi pada esok hari akan berlangsung lebih besar dari aksi-aksi sebelumnya. Selain di depan Istana Merdeka, aksi  korban aplikator juga akan dilakukan di sekitar gedung Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jalan Medan Merdeka Selatan.

    “Sebagai bentuk akumulasi kekecewaan para pengemudi online dan kurir online atas tidak tegas dan tidak responsifnya Kementerian Perhubungan serta Menteri Perhubungan yang membiarkan persoalan tuntutan aksi sebelumnya secara berlarut-larut,” kata dia di Jakarta, Minggu, 20 Juli 2025.

    Selain itu, saat aksi berlangsung ada imbauan kepada seluruh peserta demo untuk mematikan aplikasi secara massal. Artinya, konsumen akan kesulitan untuk memesan layanan ojol pada esok hari. 
     

     

    Tuntutan ojol

    Menurut Igun, aksi demo dilakukan karena pemerintah membuat suatu keputusan kontra produktif yaitu menaikkan tarif ojol hingga 15%. Tuntutan pada demonstrasi yang diberi nama “Aksi 217 Istana” itu antara lain agar pemerintah menghadirkan undang-undang transportasi online dan membuat peraturan tarif antar dan makanan.

    Kemudian, mereka juga meminta dilakukan audit investigatif aplikator dan menghapuskan sejumlah hal seperti multi-order atau pesanan dalam satu transaksi.

    “Patut dipertanyakan pemerintah saat ini pro kepada rakyat atau pro kepada pebisnis aplikator sehingga lima tuntutan dasar dari para pengemudi diabaikan berlarut-larut,” tegas dia.

    Igun mengatakan peserta aksi meliputi pengemudi online, kelompok pengguna transportasi online seperti pekerja, buruh, mahasiswa, pelajar dan masyarakat umum lainnya serta kelompok usaha UMKM.

    Jakarta: Sekitar 50 ribu pengemudi ojek online (ojol) berencana menggelar aksi demonstrasi di depan Istana Merdeka, Jakarta pada tanggal 21 Juli 2025. Menurut informasi yang beredar, aksi demo massal tersebut akan dimulai pada pukul 13.00 Wib. 
     
    Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojol Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono mengatakan aksi pada esok hari akan berlangsung lebih besar dari aksi-aksi sebelumnya. Selain di depan Istana Merdeka, aksi  korban aplikator juga akan dilakukan di sekitar gedung Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jalan Medan Merdeka Selatan.
     
    “Sebagai bentuk akumulasi kekecewaan para pengemudi online dan kurir online atas tidak tegas dan tidak responsifnya Kementerian Perhubungan serta Menteri Perhubungan yang membiarkan persoalan tuntutan aksi sebelumnya secara berlarut-larut,” kata dia di Jakarta, Minggu, 20 Juli 2025.

    Selain itu, saat aksi berlangsung ada imbauan kepada seluruh peserta demo untuk mematikan aplikasi secara massal. Artinya, konsumen akan kesulitan untuk memesan layanan ojol pada esok hari. 
     

     

    Tuntutan ojol

    Menurut Igun, aksi demo dilakukan karena pemerintah membuat suatu keputusan kontra produktif yaitu menaikkan tarif ojol hingga 15%. Tuntutan pada demonstrasi yang diberi nama “Aksi 217 Istana” itu antara lain agar pemerintah menghadirkan undang-undang transportasi online dan membuat peraturan tarif antar dan makanan.
     
    Kemudian, mereka juga meminta dilakukan audit investigatif aplikator dan menghapuskan sejumlah hal seperti multi-order atau pesanan dalam satu transaksi.
     
    “Patut dipertanyakan pemerintah saat ini pro kepada rakyat atau pro kepada pebisnis aplikator sehingga lima tuntutan dasar dari para pengemudi diabaikan berlarut-larut,” tegas dia.
     
    Igun mengatakan peserta aksi meliputi pengemudi online, kelompok pengguna transportasi online seperti pekerja, buruh, mahasiswa, pelajar dan masyarakat umum lainnya serta kelompok usaha UMKM.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

    (PRI)

  • Ojol Demo Besar-besaran & Offbid Massal Besok, Ini Tuntutannya

    Ojol Demo Besar-besaran & Offbid Massal Besok, Ini Tuntutannya

    Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Pengemudi Ojol Garda Indonesia mengungkap lima tuntutan utama yang akan disuarakan dalam aksi demonstrasi driver ojol yang bakal digelar besok Senin, 21 Juli 2025. 

    Aksi yang dinamakan Aksi 217 Korban Aplikator itu rencananya akan berlangsung di depan Istana Presiden dan beberapa titik di Jakarta. Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojol Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, menyampaikan aksi ini merupakan akumulasi kekecewaan dari para pengemudi transportasi online terhadap tidak adanya tindak lanjut konkret dari pemerintah atas permasalahan yang telah disampaikan sejak dua bulan terakhir.

    “Patut dipertanyakan pemerintah saat ini pro kepada rakyat atau pro kepada pebisnis aplikator sehingga lima tuntutan dasar dari para pengemudi diabaikan berlarut-larut,” kata Igun dalam keterangan resmi pada Minggu (20/7/2025). 

    Berikut 5 tuntutan ojol pada Aksi 217 Korban Aplikator:

        1.    Negara Hadirkan UU Transportasi Online/PERPPU

        2.    Driver 90% Aplikator 10% HARGA MATI

        3.    Pemerintah Buat Peraturan Tarif Antar Barang dan Makanan

        4.    Audit Investigatif Aplikator

        5.    Hapus Aceng, Slot, Hub, Multi Order, Member, Pengkotak-Kotakan dll. SEMUA DRIVER REGULER KEMBALI,”_ kata Igun.

    Igun menjelaskan, aksi tersebut rencananya melibatkan sekitar 50.000 pengemudi dari berbagai platform, mencakup ojek online roda dua (R2), taksi online roda empat (R4), serta kurir daring. 

    Lebih lanjut, dia menuturkan demo besar dan offbid massal besok dilakukan sebagai bentuk protes terhadap ketidakjelasan sikap pemerintah, khususnya Kementerian Perhubungan dan Presiden Prabowo Subianto.

    Menurutnya, aksi yang akan dilakukan besok berpotensi lebih besar dari sebelumnya dan mengundang berbagai elemen masyarakat yang terdampak oleh ketidakpastian aturan transportasi daring.

    Dia menyebut kelompok pengguna transportasi online seperti pekerja, buruh, mahasiswa, pelajar dan masyarakat umum lainnya serta kelompok Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) akan bersatu pada Aksi 217. 

    Igun juga menyayangkan sikap Menteri Perhubungan yang dinilai tidak sigap dan membiarkan isu ini berlarut hingga menyasar Presiden Prabowo Subianto. 

    “Sehingga masyarakat menilai bahwa kepemimpinan Presiden Prabowo dibuat tidak konkret dalam menyelesaikan permasalahan transportasi online yang seharusnya sudah dapat diselesaikan oleh Menteri Perhubungan pada l Mei 2025 lalu,” katanya.

    Lebih lanjut, Igun menyampaikan bahwa aksi 21 Juli besok bukan yang terakhir. Jika tidak ada tanggapan dari pemerintah, aksi lanjutan akan terus bergulir.

    “Selama Menteri Perhubungan serta Presiden tidak menanggapi tuntutan kami maka Aksi 217 bukan aksi terakhir, Agustus hingga Desember 2025 kami akan turun aksi massa secara bergelombang di seluruh Indonesia dengan berbagai aliansi pengemudi online se-Nusantara,” tutup Igun.

  • Besok, 50.000 Ojol Bakal Demo di Depan Istana Merdeka
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        20 Juli 2025

    Besok, 50.000 Ojol Bakal Demo di Depan Istana Merdeka Megapolitan 20 Juli 2025

    Besok, 50.000 Ojol Bakal Demo di Depan Istana Merdeka
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Asosiasi Pengemudi Ojol Garda Indonesia berencana menggelar aksi unjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, pada Senin (21/7/2025) pukul 13.00 WIB.
    Ketua Umum Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono mengatakan,
    demo ojol
    itu akan diikuti 50.000 pengemudi transportasi online, baik roda dua, roda empat dan kurir online.
    “(
    Demo ojol
    ) ini sebagai bentuk akumulasi kekecewaan pengemudi online dan kurir online atas tidak tegas dan tidak responsifnya Kementerian Perhubungan,” ujar Igun saat dikonfirmasi, Minggu (20/7/2025).
    Ia menilai pemerintah terkesan membiarkan keputusan aplikator yang dianggap merugikan pengemudi, seperti kenaikan tarif hingga 15 persen yang dinilai kontra-produktif.
    “Patut dipertanyakan pemerintah saat ini pro kepada rakyat atau pro kepada pebisnis aplikator sehingga 5 tuntutan dasar dari para pengemudi diabaikan berlarut-larut,” ucap Igun.
    Igun juga menyampaikan kekecewaannya terhadap pemerintah yang belum menunjukkan langkah konkret untuk menyelesaikan masalah transportasi daring.
    “Menuntut lima point tuntutan kepada Presiden Prabowo selama Menteri Perhubungan serta Presiden tidak menanggapi tuntutan kami maka Aksi 217 bukan aksi terakhir,” tuturnya.
    Adapun lima tuntutan pada demo ojol besok adalah sebagai berikut:
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Driver Ojol Demo Besar-besaran Besok 21 Juli, Bakal Offbid Massal!

    Driver Ojol Demo Besar-besaran Besok 21 Juli, Bakal Offbid Massal!

    Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Pengemudi Ojek Online (Ojol) Garda Indonesia mengungkap ribuan pengemudi transportasi online dari berbagai platform akan kembali turun ke jalan dalam aksi unjuk rasa besar-besaran pada Senin, 21 Juli 2025. 

    Aksi yang dinamakan “Korban Aplikator Kepung Istana Presiden dan Lumpuhkan Aplikasi Massal (Offbid Massal) Aksi 217” ini akan melibatkan sekitar 50.000 pengemudi ojek online roda dua (ojol), pengemudi mobil daring (R4), hingga kurir online.

    Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojol Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, mengatakan aksi tersebut merupakan bentuk akumulasi kekecewaan para driver ojolterhadap pemerintah yang dinilai tidak kunjung menindaklanjuti tuntutan mereka sejak aksi damai pada 20 Mei 2025 dan Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi V DPR RI.

    “Aksi 217 akan berlangsung lebih besar dari aksi-aksi sebelumnya sebagai bentuk akumulasi kekecewaan para pengemudi online dan kurir online atas tidak tegas dan tidak responsifnya Kementerian Perhubungan serta Menteri Perhubungan mewakili pemerintah dan Presiden Prabowo yang membiarkan persoalan tuntutan aksi sebelumnya secara berlarut-larut bahkan membuat suatu keputusan kontraproduktif yaitu menaikkan tarif ojol hingga 15%,” kata Igun dalam keterangan resmi pada Minggu (20/7/2025). 

    Igun mengimbau para pengguna layanan ojek online, taksi online, serta jasa kurir untuk menyesuaikan rencana aktivitas pada hari aksi, karena sebagian besar pengemudi akan melakukan mogok massal.

    Dia menjelaskan aksi tersebut dilakukan karena hingga saat ini tidak ada tindak lanjut konkret dari pihak pemerintah maupun aplikator terkait lima tuntutan utama yang selama ini mereka nilai diabaikan. 

    Berikut lima tuntutan driver Ojol:

    1. Pemerintah diminta segera menghadirkan regulasi dalam bentuk Undang-Undang atau Perppu tentang Transportasi Online. 

    2. Pembagian hasil yang lebih adil, yakni 90% untuk pengemudi dan 10% untuk aplikator

    3. Penetapan regulasi tarif pengantaran barang dan makanan oleh pemerintah

    4. Dilakukannya audit investigatif terhadap aplikator. 

    5. Penghapusan sistem-sistem yang disebut merugikan pengemudi, seperti sistem aceng, slot, hub, multi order, membership, serta pengkotak-kotakan.

    Igun juga mendesak agar seluruh pengemudi dikembalikan sebagai driver reguler. Dia juga mempertanyakan posisi pemerintah yang menurutnya belum menunjukkan keberpihakan terhadap rakyat kecil.

    Aksi ini tak hanya melibatkan pengemudi online, tetapi juga sejumlah elemen masyarakat lain yang merasa terdampak oleh kondisi transportasi daring saat ini, seperti pekerja, buruh, mahasiswa, hingga pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). 

    Jika dalam waktu dekat tidak ada tanggapan konkret dari pemerintah, Igun memastikan aksi serupa akan terus berlanjut secara nasional hingga akhir tahun.

    “Selama Menteri Perhubungan serta Presiden tidak menanggapi tuntutan kami maka Aksi 217 bukan aksi terakhir, Agustus hingga Desember 2025 kami akan turun aksi massa secara bergelombang di seluruh Indonesia dengan berbagai aliansi pengemudi online se-Nusantara,” kata Igun.

  • Komunitas Mitra Pengemudi Ojol Sebut Komisi Sehat Penopang Keberlanjutan

    Komunitas Mitra Pengemudi Ojol Sebut Komisi Sehat Penopang Keberlanjutan

    Jakarta: Belasan komunitas mitra pengemudi ojek online (ojol) wilayah Jabodetabek menyuarakan keberatan penurunan komisi dari 20 persen menjadi 10 persen.

    Ketua salah satu komunitas driver wanita Jakarta Timur, Siti Chodidjah, menyatakan struktur komisi yang sehat menjadi penopang keberlanjutan profesi, termasuk bagi para perempuan yang menggantungkan hidup dari platform online.

    “Sebagai ibu rumah tangga dan pekerja, saya butuh sistem yang stabil. Komisi 20 persen itu bukan beban, karena kami tahu manfaatnya. Kami ingin pemerintah dengar suara kami yang aktif, bukan dari pihak yang hanya bicara tapi sudah lama tidak bekerja di jalan,” kata Siti dalam keterangan pers, Sabtu, 19 Juli 2025.

    Siti menjelaskan skema 20 persen yang saat ini diterapkan masih layak, adil, dan memberikan keuntungan timbal balik baik untuk mitra maupun perusahaan aplikasi.
     
    Melalui pernyataan resmi yang dikirimkan ke Kementerian Perhubungan, para ketua komunitas menegaskan komisi 20 persen bukan sekadar angka, melainkan bagian dari sistem keberlanjutan layanan yang telah terbangun selama bertahun-tahun.

    Ketua URC Bekasi Bersatu, Hadi Darsono, menyatakan selama ini para mitra driver masih bisa menikmati berbagai manfaat dari skema komisi yang ada.

    “Kami sadar bahwa sistem yang kami nikmati sekarang tidak berdiri sendiri. Potongan komisi itu kembali ke kami dalam bentuk perlindungan dan dukungan. Kalau komisi dipaksa diturunkan drastis, siapa yang menjamin semua itu tetap ada,” jelas Hadi.
     

    Pernyataan serupa disampaikan Ketua Driver Ojol Klender, Indra Jaya, yang mengingatkan pekerjaan sebagai driver online bukan hanya soal mengantar penumpang atau makanan, tapi juga menjadi tulang punggung bagi banyak Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang bergantung pada layanan platform digital.

    “Layanan kami tidak berdiri sendiri. Mitra warung, restoran, hingga toko kelontong ikut hidup bersama kami. Kalau sistem ini diganggu, maka efeknya bisa seperti domino. Bukan cuma kami yang kena, tapi semua yang menggantungkan hidup pada ekosistem digital ini,” ungkap Indra.

    Sementara Ketua Komunitas Driver Online Grab, Ruli Gunawan, menyoroti pentingnya keberlanjutan inovasi teknologi dan fitur keamanan yang selama ini mendukung keseharian para driver. Ia menyebut potongan 20 persen adalah bagian dari investasi berkelanjutan agar platform tetap aman, andal, dan kompetitif.

    “Kami tidak ingin kembali ke zaman sebelum aplikasi. Sekarang kami punya panic button, pelacakan real-time, bahkan akses edukasi dan bantuan hukum. Semua itu ada karen sistem ini dibiayai dari komisi. Kalau dipangkas setengahnya, bagaimana Grab atau aplikator lain bisa bertahan dan terus melindungi kami?” bebernya.

    Ketua Komunitas Driver Online Shelter Grab MBH, Chris, menambahkan perubahan mendadak dalam struktur pendapatan bisa berdampak serius terhadap psikologi kerja mitra di lapangan. Ia menekankan bahwa mitra lebih membutuhkan kepastian daripada kebijakan populis yang bisa mengganggu ekosistem.

    “Kalau sistem promo hilang, bonus dikurangi, atau bantuan darurat dihentikan karena aplikasi kekurangan anggaran, siapa yang rugi? Kami juga. Jadi tolong jangan buat keputusan hanya karena tekanan politik sesaat,” ujar Chris.

    Jakarta: Belasan komunitas mitra pengemudi ojek online (ojol) wilayah Jabodetabek menyuarakan keberatan penurunan komisi dari 20 persen menjadi 10 persen.
     
    Ketua salah satu komunitas driver wanita Jakarta Timur, Siti Chodidjah, menyatakan struktur komisi yang sehat menjadi penopang keberlanjutan profesi, termasuk bagi para perempuan yang menggantungkan hidup dari platform online.
     
    “Sebagai ibu rumah tangga dan pekerja, saya butuh sistem yang stabil. Komisi 20 persen itu bukan beban, karena kami tahu manfaatnya. Kami ingin pemerintah dengar suara kami yang aktif, bukan dari pihak yang hanya bicara tapi sudah lama tidak bekerja di jalan,” kata Siti dalam keterangan pers, Sabtu, 19 Juli 2025.

    Siti menjelaskan skema 20 persen yang saat ini diterapkan masih layak, adil, dan memberikan keuntungan timbal balik baik untuk mitra maupun perusahaan aplikasi.
     
    Melalui pernyataan resmi yang dikirimkan ke Kementerian Perhubungan, para ketua komunitas menegaskan komisi 20 persen bukan sekadar angka, melainkan bagian dari sistem keberlanjutan layanan yang telah terbangun selama bertahun-tahun.
     
    Ketua URC Bekasi Bersatu, Hadi Darsono, menyatakan selama ini para mitra driver masih bisa menikmati berbagai manfaat dari skema komisi yang ada.
     
    “Kami sadar bahwa sistem yang kami nikmati sekarang tidak berdiri sendiri. Potongan komisi itu kembali ke kami dalam bentuk perlindungan dan dukungan. Kalau komisi dipaksa diturunkan drastis, siapa yang menjamin semua itu tetap ada,” jelas Hadi.
     

     
    Pernyataan serupa disampaikan Ketua Driver Ojol Klender, Indra Jaya, yang mengingatkan pekerjaan sebagai driver online bukan hanya soal mengantar penumpang atau makanan, tapi juga menjadi tulang punggung bagi banyak Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang bergantung pada layanan platform digital.
     
    “Layanan kami tidak berdiri sendiri. Mitra warung, restoran, hingga toko kelontong ikut hidup bersama kami. Kalau sistem ini diganggu, maka efeknya bisa seperti domino. Bukan cuma kami yang kena, tapi semua yang menggantungkan hidup pada ekosistem digital ini,” ungkap Indra.
     
    Sementara Ketua Komunitas Driver Online Grab, Ruli Gunawan, menyoroti pentingnya keberlanjutan inovasi teknologi dan fitur keamanan yang selama ini mendukung keseharian para driver. Ia menyebut potongan 20 persen adalah bagian dari investasi berkelanjutan agar platform tetap aman, andal, dan kompetitif.
     
    “Kami tidak ingin kembali ke zaman sebelum aplikasi. Sekarang kami punya panic button, pelacakan real-time, bahkan akses edukasi dan bantuan hukum. Semua itu ada karen sistem ini dibiayai dari komisi. Kalau dipangkas setengahnya, bagaimana Grab atau aplikator lain bisa bertahan dan terus melindungi kami?” bebernya.
     
    Ketua Komunitas Driver Online Shelter Grab MBH, Chris, menambahkan perubahan mendadak dalam struktur pendapatan bisa berdampak serius terhadap psikologi kerja mitra di lapangan. Ia menekankan bahwa mitra lebih membutuhkan kepastian daripada kebijakan populis yang bisa mengganggu ekosistem.
     
    “Kalau sistem promo hilang, bonus dikurangi, atau bantuan darurat dihentikan karena aplikasi kekurangan anggaran, siapa yang rugi? Kami juga. Jadi tolong jangan buat keputusan hanya karena tekanan politik sesaat,” ujar Chris.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

    (PRI)