Kementrian Lembaga: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

  • Hari Dongeng Nasional, Penghargaan Berharga untuk Pak Raden

    Hari Dongeng Nasional, Penghargaan Berharga untuk Pak Raden

    Liputan6.com, Yogyakarta – Hari Dongeng Nasional diperingati setiap 28 November. Peringatan ini bertepatan dengan hari kelahiran sosok legenda dongeng Indonesia, Drs Suyadi atau Pak Raden.

    Hari Dongeng Nasional merupakan perayaan tahunan yang bertujuan untuk menghargai dongeng sebagai kekayaan budaya lisan Indonesia. Dongeng memberikan banyak manfaat untuk anak, seperti melatih perkembangan kognitif, menambah kosakata baru, meningkatkan imajinasi, membuka wawasan baru, mengajarkan kecerdasan sosial dan emosional, serta mempererat hubungan anak dan orangtua.

    Dongeng umumnya memuat cerita yang tidak benar-benar terjadi, terutama tentang kejadian zaman dulu maupun cerita tentang hewan. Dongeng merupakan kisah fiktif yang mengandung nilai-nilai moral.

    Hari Dongeng Nasional ditetapkan pertama kali oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada 2015. Peringatan ini diawali atas inisiatif masyarakat untuk menghidupkan kembali dongeng dan cerita anak.

    Kemendikbud pun mengapresiasi dan mendukung inisiatif tersebut. Hari Dongeng Nasional kemudian dideklarasikan oleh Kemendikbud bersama Forum Dongeng Nasional dan komunitas lainnya pada 28 November 2015 di Perpustakaan Kemendikbud, Jakarta.

    Deklarasi Hari Dongeng Nasional dilakukan serentak di berbagai kota. Puluhan pendongeng, komunitas dongeng, serta komunitas literasi secara sukarela mendukung inisiatif ini.

    Hari Dongeng Nasional tak bisa dipisahkan dari sosok Pak Raden. Pak Raden adalah sosok multitalenta yang pandai mendongeng dan melukis.

    Kecintaannya pada anak-anak dan dunia pendidikan anak pun berhasil menginspirasi banyak orang. Pak Raden menjadi idola para pendongeng modern Indonesia.

    Pak Raden lahir di Puger, Kabupaten Jember, Jawa Timur pada 28 November 1932. Setelah menyelesaikan studi di Fakultas Seni Rupa di Institut Teknik Bandung (ITB) Bandung, Pak Raden pun meneruskan studi animasi di Prancis pada 1961 hingga 1963.

    Sejak mahasiswa, ia sudah menghasilkan sejumlah karya berupa buku cerita anak bergambar dan film pendek animasi. Selain membuat ilustrasi, ia juga mempunyai kemampuan menulis ceritanya sendiri.

    Dari sekian banyak karyanya yang telah menjadi teman masa kecil bagi beberapa generasi bangsa, dua di antaranya adalah Si Unyil dan Laptop Si Unyil. Hingga akhir hayatnya, Pak Raden terus berpartisipasi, berkontribusi, dan berjuang dalam menghadirkan dongeng di tengah masyarakat.

    Tak heran jika sosoknya kemudian dikenang melalui perayaan Hari Dongeng Nasional setiap 28 November.

     

    Penulis: Resla

  • Produktivitas RI Saat Ini Setara Korsel Tahun 1996

    Produktivitas RI Saat Ini Setara Korsel Tahun 1996

    Jakarta

    Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan level produktivitas pekerja di Indonesia pada 2024 masih tergolong rendah. Level itu bahkan tertinggal 28 tahun dari Korea Selatan (Korsel).

    “Level produktivitas Indonesia saat ini setara dengan level produktivitas Korea Selatan di tahun 1996 atau 1997,” kata Staf Ahli Pengeluaran Negara Kemenkeu, Sudarto dalam acara Social Security Summit 2024 di Hotel Bidakara Jakarta, Selasa (26/11/2024).

    Berdasarkan data yang dipaparkan Sudarto, produktivitas atau output per jam kerja di Korsel pada 2024 mencapai skor 1.200. Sementara di Indonesia, level produktivitas tenaga kerja pada 2024 berada pada skor 400-an.

    Skor yang dicapai Indonesia itu sama dengan skor yang berhasil diraih negeri ginseng pada 1996. Fakta ini dianggap cukup memilukan, sebab pada tahun 1960 level produktivitas tenaga kerja Indonesia dan Korsel masih sama yakni di bawah 200.

    Sudarto menyebut kerja keras saja tidak cukup. Produktivitas tenaga kerja harus ditingkatkan dan ini merupakan pekerjaan rumah bersama semua pemangku kebijakan dan masyarakat.

    “Kami sepakat bahwa jaminan sosial motonya adalah Kerja Keras Tanpa Cemas, benar sekali itu, tapi jangan kita kerja keras saja, produktivitas harus kita tingkatkan, itu penting banget,” ucapnya.

    Pemerintah sendiri mengalokasi anggaran pendidikan sebesar Rp 700 triliun pada 2025. Anggaran itu diharapkan bisa digunakan sebaik-baiknya untuk meningkatkan produktivitas sumber daya manusia (SDM).

    “Anggaran pendidikan kita Rp 700 triliun di 2025, mohon kita sama-sama semuanya baik dari Kemenaker, Kemendikbud atau yang lainnya, mari kita gunakan dana anggaran tadi sebaik-baiknya sehingga ICOR yang 6,2 bisa kita turunkan sehingga dengan ICOR yang lebih rendah, dengan nilai investasi yang relatif sama, kita menghasilkan output yang lebih besar,” pungkasnya.

    (acd/acd)

  • Hari Guru Nasional 2024: Ini Tanggal, Tema, dan Kegiatan untuk Menghormati Sang Pahlawan Pendidikan

    Hari Guru Nasional 2024: Ini Tanggal, Tema, dan Kegiatan untuk Menghormati Sang Pahlawan Pendidikan

    Jakarta, Beritasatu.com – Bulan November diperingati sebagai bulan untuk menghormati para pahlawan pendidikan. Peringatan Hari Guru Nasional ditetapkan setiap 25 November berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 1994.

    Tanggal ini dipilih karena bertepatan dengan hari berdirinya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada 25 November 1945.

    Pada tahun ini, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah mengeluarkan pedoman untuk merayakan peringatan Hari Guru Nasional. Berikut ini tema dan kegiatan yang bisa dilakukan pada Hari Guru Nasional 2024.

    Tema Hari Guru Nasional 2024
    Perayaan Hari Guru Nasional pada tahun ini mengangkat tema “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Terpilihnya tema tersebut merupakan bentuk dukungan dan apresiasi pada para guru hebat Indonesia. Tema ini juga merupakan doa agar profesi guru di Indonesia lebih dihargai dan bermartabat.

    Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah juga menyiapkan logo untuk merayakan Hari Guru Nasional 2024. Logo tersebut bisa diunduh lewat laman resmi www.kemdikbud.go.id.

    Kegiatan Hari Guru Nasional 2024
    Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah lewat pedomannya mengadakan upacara bendera di kantor pusat pukul 08.00 WIB yang akan disiarkan langsung lewat saluran YouTube Kemendikbud. Tidak hanya itu, instansi pusat, daerah, satuan pendidikan, serta kantor perwakilan Indonesia di luar negeri juga diimbau untuk mengadakan upacara bendera.

    Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah juga mengimbau para instansi yang disebut tadi mengadakan kegiatan untuk memeriahkan perayaan hari guru. Kegiatan tersebut dinilai sebagai bentuk apresiasi bagi para guru atas jasanya pada anak-anak Indonesia.

    Sudah sepatutnya perayaan Hari Guru Nasional 2024 diselenggarakan dengan kegiatan yang positif juga meriah. Guru merupakan pahlawan pendidikan tanpa jasa yang membersamai para anak Indonesia dalam tumbuh kembangnya.

  • Dinilai Banyak Menimbulkan Kerugian, Komisi X RI Dorong Kemendikbud Ristek Hapus Zonasi pada PPDB Berikutnya

    Dinilai Banyak Menimbulkan Kerugian, Komisi X RI Dorong Kemendikbud Ristek Hapus Zonasi pada PPDB Berikutnya

    JABAR EKSPRES  – Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Habib Syarief Muhammad, mendorong Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) untuk segera menghapus sistem zonasi pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di tahun ajaran berikutnya.

    Hal ini disampaikan Syarief saat ditemui oleh Jabar Ekspres di Jalan Wastukencana, Kota Bandung, Rabu (20/11).

    Dalam pernyataannya, Syarief menyebut bahwa sistem PPDB dengan menggunakan sistem zonasi selama ini dinilai banyak menimbulkan kerugian, khususnya bagi orang tua calon siswa baru yang ingin mendaftarkan anaknya ke sekolah tujuan.

    Bahkan, tak menutup kemungkinan, ia juga mengungkapkan bahwa sistem zonasi selama ini masih menimbulkan kecurangan dalam penerimaan siswa baru.

    “Ini kan tidak jelas, dan kenapa tiap tahun selalu muncul masalah zonasi? Itu karena memang masih banyak masalah. Itu saja kesimpulan kami (Komisi X). Logika kami sangat sederhana,” ujarnya.

    Maka dari itu, agar persoalan ini dapat segera teratasi, Syarief meminta pemerintah, khususnya Kemendikbud Ristek, untuk segera mengevaluasi bahkan menghapus penerapan zonasi dalam proses PPDB berikutnya.

    “Alternatifnya ada tiga, yang pertama zonasi tetap ada seperti sekarang dengan berbagai kekurangannya, yang kedua zonasi yang disempurnakan dengan pembenahan-pembenahan, dan yang ketiga dihapus sama sekali,” ucapnya.

    “Tapi nampaknya untuk dihapus, pihak pemerintah sendiri masih berpikir, apakah akan kembali dengan model lama dengan UN-nya (Ujian Nasional). Tapi itu juga masih dalam pertimbangan-pertimbangan yang cukup mendalam,” sambungnya.

    Dengan adanya dorongan ini, Syarief berharap pemerintah dapat segera mengevaluasi bahkan menghapus penerapan sistem zonasi dalam proses PPDB.

    “Kemarin kami sudah ajukan kepada kementerian (Kemendikbud Ristek) bahwa zonasi ini mohon ada semacam kebijakan yang agak sedikit cepat. Dan Menteri janji, Januari (2025) akan ada kebijakan khusus untuk mengkaji apakah zonasi masih tetap diteruskan atau tidak,” pungkasnya.

  • Suara Merdu Rista Bikin Dokter Tompi Ingin Berikan Operasi Plastik Gratis: Mau Bantuin OP Bibirnya

    Suara Merdu Rista Bikin Dokter Tompi Ingin Berikan Operasi Plastik Gratis: Mau Bantuin OP Bibirnya

    TRIBUNJATIM.COM- Musisi yang juga dokter spesialis bedah plastik rekonstruksi dan estetik, dokter Tompi kini sedang mencari sosok Rista Junianti.

    Sebab, Rista Junianti memiliki suara yang bagus di tengah keterbatasan di bagian bibirnya.

    Pencarian dr Tompi ini bermula saat Rista sedang menyanyikan lagu Mahalini berjudul Mati-matian.

    Suara merdunya menuai pujian dari warganet.

    Video Rista Junianti diunggah di Instagram @indomusikgram.

    Kondisi Rista Junianti mendapat perhatian dari dr Tompi.

    Dokter Tompi berniat untuk memberikan operasi gratis.

    “Kl ada yg kenal, bs tlg kontak dia ya #sy mau bantuin op bibirnya FREE,” tulis Tompi lewat akun @dr_tompi.

    Komentar Tompi tersebut langsung mendapat dukungan dari netizen.

    Tak sedikit yang langsung memberitahu Rista ke Instagram pribadinya @ristajuniantisumahi.

    @ma****: Kakak dpt komen dr dr tompi kak…..ayo cepet dm dr tompi kaka….

    @hom*******: Kak , km d komen dr Tompi mau dikasih free oprasi

    @res****: Kak..cepat dm dr tompi kak

    @har*********: Kaaak mau di cariin @dr_tompi mau di operasi

    Banyak juga netizen yang menandai akun dr Tompi di postingan Rista.

    Sampai  berita ini dirilis, belum diketahui respons Rista terkait tawaran Dokter Tompi.

      

     
      

    Sosok Dokter Tompi

    Tompi lahir pada 22 September 1978 (45 tahun) di Lhokseumawe, Aceh.

    Teuku Adifitrian yang lebih dikenal dengan nama Tompi adalah seorang penyanyi, dokter, dan pembawa acara asal Indonesia.

    Tompi menekuni hobi bernyanyinya dengan bergabung dengan sanggar tari.

    Di sanggar itu, ia dilatih bernyanyi dan bermain alat musik, salah satunya gendang.

    Karakter vokalnya yang khas dipengaruhi oleh nyanyian tradisional Aceh, hingga akhirnya ia hijrah ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikannya.

    Ia pun tampil bernyanyi di berbagai acara di kampusnya dan sejumlah kafe.

    Tompi pun terjun ke dunia tarik suara pada 2003 dengan merilis debut album bertajuk Cherooke.

    Setelah itu, namanya pun melejit dan dikenal publik sebagai penyanyi jazz.

    Saat ini, ia telah menelurkan sembilan album.

    Beberapa lagunya yang menjadi hits berjudul “Tak Pernah Setengah Hati”, “Selalu Denganmu”, dan “Sedari Dulu”.

    Selain berkarier sebagai penyanyi, Tompi juga berprofesi sebagai seorang dokter bedah plastik.

    Ia merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

    Menurut pria asal Aceh ini, bernyanyi bukanlah sebuah alih profesi baginya, tetapi pekerjaan sampingan yang menyenangkan.

    Tompi juga berhasil meraih beberapa penghargaan, salah satunya adalah di ajang AMI Award untuk Karya Produksi Kroncong/Kroncong Temporer/Stambul/Langgam Terbaik.

    Pria yang juga menggeluti dunia fotografi ini lalu melebarkan sayapnya menjadi sutradara film dan debut lewat film komedi berjudul Pretty Boys yang tayang pada 19 September 2019 lalu.

    Bicara kehidupan pribadi, Tompi menikah dengan Arti Indira pada tahun 2006 yang juga seorang dokter spesialis gizi klinik.

    Tompi dan Arti Indira telah dikaruniai tiga orang anak. 

    Dokter Tompi pernah komentari soal senioritas di dunia dokter

    Kasus meninggalnya dokter muda mahasiswi PPDS Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang menjadi sorotan.

    Tak terkecuali bagi dokter sekaligus penyanyi Teuku Adifitrian alias Tompi.

    Ia buka suara soal senioritas di dunia kedokteran dan rumah sakit (RS) di Indonesia.

    Menurut Tompi, senioritas di lingkungan tersebut bak sulit untuk dihilangkan.

    Menurut Tompi yang merupakan dokter spesialis bedah plastik, situasi dan lingkungan di rumah sakit selama ini membuat banyak tenaga kesehatan muda mengeluh.

    Namun, banyak tenaga kesehatan muda itu, baik dokter maupun perawat segan untuk mengoreksi tradisi yang ada.

    “Seberapa banyak sih nakes junior yang brani menyampaikan kritik/ketidaksetujuan akan sesuatu yang berlangsung di RS-dunia praktek kedeokteran?” tulis Tompi di akun X-nya, dikutip Senin (19/8/2024).

    Tompi menyebut, selama ini hanya sedikit tenaga kesehatan yang berani mengoreksi berbagai hal yang dirasa tak ideal.

    Itu pun, lanjut Tompi, sungguh dengan hati-hati agar tak mengalami konsekuensi buruk.

    “Kalo pun brani menegur bunyi nya akan penuh dengan ‘ijin meyampaikan… atau maaaf kl bs …’,” lanjut Tompi.

    Tompi menjelaskan, rasa segan atau takut dari banyaknya tenaga kesehatan atas situasi yang tak mengenakkan itu lantaran ada tekanan dari senior atau petinggi di lingkungan RS atau tempat praktik dokter tersebut.

    “Knp jadi takut? Krn bgitu ada yg brani bunyi dianggap keras kepala, dosanya diungkit2 dan jadi terkucilkan. Yang setuju angkat tangan,” kata Tompi.

    Ada pun, pernyataan Tompi ini menanggapi peristiwa seorang mahasiswi yang mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di program studi Universitas Diponegoro RSUP Dr Kariadi, Semarang, Jawa Tengah, yang diduga bunuh diri akibat dirundung atau di-bully senior.

    Sebelumnya, seorang mahasiswi PPDS Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jawa Tengah (Jateng) ditemukan tewas di kamar kosnya, pada Senin (12/8/2024) malam.

    Peristiwa ini sendiri menjadi perhatian nasional. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan mencabut Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktik (SIP) dokter senior yang terbukti melakukan praktik perundungan (bullying) yang berakibat pada kematian.

    Kemenkes juga meminta Universitas Diponegoro dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk memperbaiki sistem PPDS.

    Diketahui sebelumnya, kasus kematian dokter muda dr Aulia Risma Lestari (30) menguak sejumlah fakta.

    Kini beredar buku unthulektomi berisi pedoman dokter residen.

    Dalam buku tersebut menyebutkan tugas junior ke senior, bahkan tertulis sistem hirarki.

    Namun yang menjadi perhatian, aturan dalam buku tersebut terkesan seperti bullying.

    Sebelumnya diberitakan, dr Aulia mengakhiri hidup di kosnya di Kota Semarang, Senin (12/8/2024), saat melakukan tugas belajar di RSUP Dr Kariadi.

    Kematian dokter muda mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) program studi anestesi FK Undip ini menjadi sorotan dan perhatian.

    Kini kematian dr Aulia pun viral di media sosial.

    Banyak netizen mengungkap sejumlah foto terkait dugaan perundungan atau bullying yang menimpa mahasiswa PPDS.

    Salah satu foto yang menyedot perhatian dan viral adalah buku yang diduga merupakan pedoman dokter residen.

    Buku pedoman tersebut bersampul merah yang bertuliskan Unthulektomi.

    Beberapa isi buku pedoman tersebut adalah adat dan kebiasaan juga hirarki dalam PPDS.

    Misalnya mahasiswa semester 1 hanya boleh bertanya ke mahasiswa di atasnya.

    ”Hirarki bertanya,tanggung jawab,tugas: smtr 1 -> smtr 2 -> smtr 3,dst” tulis aturan dalam buku.

    Selain itu dituliskan juga bahwa junior harus datang lebih dulu dari senior, juga untuk makan lebih belakangan.

    Aturan lainnya yang tertulis dalam buku berjudul Unthulektomi tersebut adalah dilarang banyak bertanya dan yang penting manut.

    Junior pun tertulis harus siap menerima tugas ekstra dari senior.

    Selain itu juga dicantumkan perihal junior yang harus datang lebih dulu dari senior.

    Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) saat ini sedang melakukan investigasi terkait bullying atau perundungan yang terjadi pada tingkat PPDS.

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi sendiri membenarkan adanya tradisi perundungan dalam dunia pendidikan kedokteran.

    “Bullying ini di Indonesia sudah sangat lama terjadi. Banyak masukan saya terima,” ujarnya.

    Budi Gunadi pun menegaskan perilaku bullying tersebut harus diselesaikan,

    “Ini fenomena yang besar, yuk kita putuskan, kita hentikan kebiasaan ini,” ujarnya.

    Sosok Aulia Risma dokter PPDS Anestesi Undip yang ditemukan meninggal dunia di kosnya (Istimewa via Tribun Jateng)

    Berdasarkan keterangan pihak kepolisian, dr Aulia Risma Lestari diduga mengakhiri hidupnya karena merasa berat mengikuti pelajaran dan tak kuat menghadapi seniornya.

    Ini pun diperkuat dari keterangan ibu korban maupun hasil temuan buku harian dr Aulia di kamar kosnya.

    “Nah, dia sempat enggak kuat, begitu istilahnya, otaknya sudah ambyar urusan pelajarannya berat.”

    “Urusan sama seniornya berat,” jelas Kapolsek Gajahmungkur, Kompol Agus Hartono, kepada Tribun Jateng, Rabu (14/8/2024).

    Menurut dia, dokter asal Tegal ini diduga menenangkan diri menggunakan obat anestesi.

    Obat tersebut disuntikan sedikit ke lengannya.

    “Dicek masih ada sisa campuran obat.”

    “Informasi dokter, obat itu seharusnya lewat infus.”

    “Tetapi ini disuntikan sedikit di lengannya agar bisa tidur,” ujarnya.

    Pernyataan resmi itulah yang kemudian sejumlah pihak bereaksi termasuk Kementerian Kesehatan.

    Selembar kertas elektronik dari Kementerian Kesehatan itu pun menjadi viral. 

    Dalam surat yang dikeluarkan Kemenkes bernomor TK.02.02/D/44137/2024 pada 14 Agustus 2024 dan ditandatangani Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes, dr Azhar Jaya, berisikan tentang penghentian Program Anestesi Undip di RSUP dr Kariadi Semarang.

    Berikut isi surat resmi Dirjen Layanan Kesehatan Kemenkes yang dikirimkan ke Direktur Utama RSUP dr Kariadi Semarang.

    Sehubungan dengan dugaan terjadinya perundungan di Program Studi Anestesi Universitas Diponegoro yang ada di RSUP dr Kariadi, yang menyebabkan terjadinya bunuh diri pada salah satu peserta didik Prodi Anestesi Universitas Diponegoro. 

    Maka disampaikan kepada Saudara untuk menghentikan sementara Program Studi Anestesi di RSUP dr Kariadi sampai dengan dilakukannya investigasi dan langkah- langkah yang dapat dipertanggungjawabkan oleh jajaran Direksi Rumah Sakit Kariadi dan FK Undip. 

    Penghentian program studi sementara tersebut terhitung mulai tanggal surat ini dikeluarkan.

    dr Aulia dan surat Kemenkes (via Tribun Jateng)

    Terpisah, Ketua Umum Ikasma Tegal, dr Tafakurrozak, mengecam kasus perundungan PPDS Undip dan RSUP dr Kariadi Semarang.

    Bahkan pihaknya secara terang-terangan menyebut jika yang dialami dr Aulia bukan kasus yang pertama, sebelumnya juga pernah terjadi.

    Bahkan korban sebelumnya juga merupakan alumni SMA Negeri 1 Tegal.

    Atas kondisi inilah, Ikatan Alumni SMA Negeri 1 (Ikasma) Tegal mengecam perundungan yang diduga mengakibatkan dokter PPDS Anestesi Fakultas Kedokteran Undip Semarang mengakhiri hidupnya pada Senin (12/8/2024).

    ARL diketahui merupakan warga Kota Tegal dan seorang dokter di RSUD Kardinah Kota Tegal. 

    Almarhumah juga merupakan alumni SMA Negeri 1 Tegal angkatan 2011.

    dr Tafakurrozak prihatin terhadap kasus perundungan di dunia pendidikan kedokteran.

    Pada April 2024, ada juga alumni SMA Negeri 1 Tegal yang mengalami perundungan saat sedang menjalani PPDS Gizi Klinis di Undip dan RSUP dr Kariadi Semarang. 

    Dia menilai, perundungan tersebut sudah tidak zamannya, justru seperti mewariskan sifat kerja rodi, feodal, atau kolonialisme.

    “Ini zaman sudah berubah, pendidikan sudah harus mengutamakan sisi kemanusiaan.”

    “Tidak dengan bullying atau perundungan yang dilakukan senior atau konsulen,” katanya kepada Tribun Jateng, Rabu (14/8/2024).

    Tafakurrozak mengatakan, pihaknya mengapresiasi langkah Kemenkes RI yang memberhentikan sementara PPDS Anestesi Undip di RSUP dr Kariadi Semarang. 

    Dia mendorong Kemenkes untuk menindaklanjutinya dengan investigasi. 

    Ikasma Tegal juga siap mendampingi keluarga korban untuk melaporkan ke pihak berwajib dengan mencarikan pengacara.

    Pihaknya melalui jaringan alumni juga siap melaporkan kasus tersebut ke Kapolri RI.

    “Kami mengharapkan keluarga untuk melaporkannya secara hukum, ini karena kehilangan nyawa. Laporkan kepada aparat berwenang dan Ikasma Tegal akan mendampingi dan mencarikan lawyer,” jelasnya.

    Ketua Umum Ikasma Tegal, dr Tafakurrozak (TRIBUN JATENG/FAJAR BAHRUDDIN ACHMAD)

    Kontak bantuan
    Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tidak ada orang yang membantu.

    Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.

    Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada. Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling. Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:

    https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling

    Berita viral lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Polda Riau Didesak Buka Kembali Kasus Dugaan Ijazah Palsu Oknum Anggota DPRD Kabupaten Siak

    Polda Riau Didesak Buka Kembali Kasus Dugaan Ijazah Palsu Oknum Anggota DPRD Kabupaten Siak

    Pekanbaru, Beritasatu.com – Tim advokat dari Kantor Hukum Rupina Br Sembiring di Jakarta mendesak Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Riau untuk membuka kembali kasus yang pernah diadukannya pada 2021 lalu. Pengaduan masyarakat (dumas) itu terkait dugaan pemalsuan ijazah yang dilakukan oleh salah satu oknum anggota DPRD di Kabupaten Siak.

    Untuk membuka kasus itu, Rupina mengatakan, pihaknya telah mengantongi sejumlah bukti baru yang telah diserahkan ke Ditreskrimum Polda Riau.

    “Kami mengajukan kembali atas dumas tahun 2021, pada saat itu dinyatakan tidak merupakan tindak pidana. Hari ini kami menemukan bukti baru dan kami menyerahkan novum itu. Hari ini kami minta bantuan hukum kepada polda agar mohon diatensi untuk kapolda. Ini untuk kepentingan masyarakat Siak dan ditinjau kembali atas pengaduan kami,” kata Rupina kepada wartawan, seusai menyerahkan bukti ke Ditreskrimum Polda Riau, Selasa (19/11/2024).

    Dijelaskan Rupina, pihaknya melaporkan oknum di DPRD Kabupaten Siak terkait dugaan atas penggunaan gelar. Adapun bukti yang diserahkan kepada penyidik yakni surat dari Kopertis wilayah empat Bandung.

    “Universitas tersebut di wilayah Bekasi, Jawa Barat. Maka untuk pembuktiannya itu apakah memang pendidikannya itu masuk dalam wilayah empat Kota Bandung,” beber Rupina.

    Selain itu, pihaknya juga mengantongi surat pernyataan resmi dari Kemendikbud. “Jadi kita sudah serahkan semua bukti kita hari ini yang sebelumnya tidak ada dan dinyatakan 263 itu bukan merupakan tindak pidana,” lanjutnya.

    Dia menduga, oknum anggota DPRD tersebut menggunakan ijazah palsu. “Atas dugaan tersebut, kami melakukan investigasi ke wilayah Bandung terhadap data-data yang kita dapatkan, maka kita lakukan pengecekan ke wilayah Bandung,” pungkasnya.

    Dikonfirmasi terpisah, Kabid Humas Polda Riau, Kombes Anom Karibianto mengatakan, jika memang benar ditemukan adanya bukti baru, maka pihaknya akan melakukan gelar perkara untuk menentukan bisa atau tidaknya kasus tersebut dibuka kembali dan dimulainya penyelidikan baru.

    “Untuk novum (bukti) baru dari ijazah itu, direktur reserse kriminal umum belum menerima novum baru itu. Misalkan nanti ada novum baru, penyidik akan meneliti novum barunya itu apakah bersesuaian dengan penyidikan yang kemarin dilaksanakan,” katanya.

    Jika sesuai, ujarnya, nanti digelar perkara. “Kalau digelar perkara disepakati novum tersebut bisa diterima untuk menjadi bukti baru, nanti kasusnya akan dibuka kembali, dilaksanakan lidik kembali,” beber Kombes Anom Karabianto.

    Tim advokat Rupina Br Sembiring memperlihatlan sejumlah bukti baru yang diserahkan ke Ditreskrimum Polda Riau, terkait kasus dugaan ijazah palsu anggota DPRD Kabupaten Siak, Selasa 19 November 2024.
     

  • Rekomendasi Wisata Sejarah di Surabaya

    Rekomendasi Wisata Sejarah di Surabaya

    Liputan6.com, Surabaya – Kota Surabaya menjadi salah satu destinasi tepat bagi wisatawan yang ingin berwisata sejarah. Sebagai kota yang memegang peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, Kota Pahlawan ini memiliki banyak spot wisata sejarah yang wajib dikunjungi.

    Beberapa situs bersejarah di Surabaya menyimpan makna dan sejarah mendalam, sehingga mampu menambah wawasan para wisatawan. Mengutip dari kemenparekraf.go.id, berikut rekomendasi wisata sejarah Surabaya:

    1. Gedung Internatio

    Gedung Internatio berlokasi di Krembangan Selatan, Kota Surabaya. Lokasinya tak jauh dari Jembatan Merah.  

    Dahulu, gedung ini bernama Internationale Crediet-en Handels-Vereeniging. Tempat ini merupakan tempat pengelolaan perdagangan di era kolonial Belanda.

    Gedung Internatio juga pernah menjadi markas tentara sekutu saat awal datang ke Surabaya. Pada 30 Oktober 1945, gedung ini menjadi lokasi baku tembak dengan rakyat Surabaya yang menjadi awal peristiwa besar 10 November 1945.

    2. Gedung Siola

    Gedung Siola berlokasi di Jalan Tunjungan, Kecamatan Genteng, Surabaya. Pada 2015, gedung ini resmi ditetapkan sebagai museum di Surabaya.

    Gedung Siola merupakan salah satu saksi sejarah pertempuran 10 November 1945. Awalnya, bangunan ini digunakan sebagai lokasi perusahaan tekstil terkenal milik investor Inggris yang dibangun pada 1877.

    Selanjutnya, gedung ini sempat diambil alih oleh pihak Jepang dan berganti nama menjadi Toko Chiyoda. Pada 10 November 1945, gedung ini dijadikan markas pertahanan arek-arek Surabaya.

    Setelah perang berakhir, gedung ini sempat terbengkalai. Kemudian pada 1950, Presiden Soekarno menjadikan gedung ini sebagai salah satu aset Pemerintah Kota Surabaya.

    3. Hotel Majapahit

    Hotel Majapahit berlokasi di Jalan Tunjungan No.65, Genteng, Surabaya. Bangunan hotel ini menjadi saksi sejarah penting.

    Pada 19 September 1945, hotel ini menjadi tempat perobekan warna biru di bendera Belanda menjadi bendera Merah Putih. Awalnya, hotel ini bernama L.M.S Hotel yang didirikan pada 1910 oleh Sarkies bersaudara.

    Hotel ini mengalami pergantian nama beberapa kali, mulai dari Hotel Oranje, Hotel Yamato, Hotel Hoteru, hingga kini menjadi Hotel Majapahit. Saat ini, Hotel Majapahit telah ditetapkan sebagai bangunan Cagar Budaya Nasional oleh Kemendikbud.

    4. Jembatan Merah

    Jembatan Merah bukanlah jembatan wisata biasa. Jembatan ini menjadi saksi perjuangan rakyat Surabaya saat berperang melawan musuh dalam peristiwa 10 November 1945.

    Jembatan Merah berada tepat di atas Kali Mas. Jembatan ini menjadi penghubung daerah Surabaya bagian timur dan barat yang dibuat pada era Jenderal Daendels.

     

  • Unwahas Ajari Warga Ngareanak Kendal Terapkan Zero Waste pada Olahan Pisang – Espos.id

    Unwahas Ajari Warga Ngareanak Kendal Terapkan Zero Waste pada Olahan Pisang – Espos.id

    Perbesar

    ESPOS.ID – Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang bekerja sama dengan perangkat Desa Ngareanak, Kendal, melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat berupa pelatihan diversifikasi produk olahan pisang, Juli-Desember 2024. (Istimewa/Unwahas)

    Esposin, KENDAL – Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang bekerja sama dengan perangkat Desa Ngareanak, Kabupaten Kendal, telah sukses melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat bertajuk Diversifikasi Produk Olahan Pisang dalam Upaya Menuju Zero-Waste Management pada Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga sejak Juli hingga Desember 2024. 

    Acara ini berlangsung di Aula Kantor Desa Ngareanak dan dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk pelaku usaha lokal, ibu rumah tangga, serta pemuda desa. Pengabdian ini merupakan hibah Kemendikbud Ristekdikti Batch I tahun Anggaran 2024.

    Promosi
    Transaksi Melalui BRImo Makin Mudah dan Aman dengan Fitur QRIS Transfer

    Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pelatihan praktis dalam pengelolaan limbah pangan, khususnya dalam memanfaatkan bahan baku pisang secara maksimal melalui diversifikasi produk olahan.

    Dengan semangat zero waste, masyarakat diajarkan teknik pengolahan kulit dan buah pisang menjadi berbagai produk bernilai ekonomi tinggi seperti keripik pisang, tepung pisang, hingga bahan olahan pakan ternak.

    Konsep zero waste yang diterapkan dalam program ini difokuskan pada pengolahan menyeluruh bagian pisang. Jika selama ini kulit pisang sering dianggap limbah, melalui pelatihan ini, masyarakat didorong untuk mengolah kulit pisang menjadi keripik sehat dan bahan baku tambahan yang potensial.

    Tidak hanya mengurangi limbah, kegiatan ini juga membuka peluang baru untuk meningkatkan pendapatan keluarga.

    Menurut Fandy Indra Pratama, salah satu pemateri dari Unwahas, pendekatan ini merupakan solusi berkelanjutan untuk menghadapi tantangan ekonomi dan lingkungan di era modern.

    “Kami ingin membangun kesadaran bahwa pengelolaan limbah pangan bisa menjadi peluang bisnis yang ramah lingkungan, sekaligus meningkatkan ekonomi lokal,” ujarnya seperti dikutip dari keterangan resmi, Sabtu (16/11/2024).

    Acara ini mendapat sambutan hangat dari perangkat desa dan masyarakat setempat. Kepala Desa Ngareanak menyampaikan rasa terima kasih atas inisiatif Universitas Wahid Hasyim.

    “Pelatihan ini sangat bermanfaat, terutama bagi ibu-ibu rumah tangga yang ingin meningkatkan pendapatan melalui produk kreatif berbasis pangan lokal,” ungkapnya.

    Salah satu peserta, Ibu Wuryati, mengungkapkan dirinya kini lebih optimistis untuk memulai usaha kecil-kecilan. “Selain belajar cara membuat produk olahan, kami juga diberikan tips pemasaran agar bisa menjualnya ke pasar yang lebih luas,” jelanys. 

    Menurut Sekertaris Desa Ngareanak, Udiawan, program ini sangat membantu masyarakat tidak hanya untuk mengolah kulit pisang tetapi ada juga mesin-mesin lain yang diberikan kepada UPPKS Sejahtera yang dapat membantu pengolahan ceriping pisang agar produk menjadi lebih baik.

    Melalui program ini, Universitas Wahid Hasyim berharap masyarakat Desa Ngareanak dapat terus mengembangkan inovasi berbasis pangan lokal.

    Keberhasilan kegiatan ini menjadi contoh nyata kolaborasi antara institusi pendidikan dan masyarakat untuk menciptakan solusi terhadap tantangan sosial-ekonomi sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.

    Dengan semangat kebersamaan, Desa Ngareanak telah menunjukkan bahwa perubahan dimulai dari langkah kecil, seperti memanfaatkan pisang hingga ke kulitnya. Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Indonesia.

     

    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram “Solopos.com Berita Terkini” Klik link ini.

  • Internet Masuk Pulau, Siswa SD Bisa Melek Informasi

    Internet Masuk Pulau, Siswa SD Bisa Melek Informasi

    Kepulauan Anambas

    Pemerataan akses internet menjadi salah satu hal yang sedang digenjot oleh pemerintah. Tujuannya adalah untuk mempermudah konektivitas di seluruh wilayah Indonesia.

    Selain itu, akses internet dan teknologi informasi yang memadai juga akan memberikan dampak yang signifikan bagi pendidikan. Di antaranya bisa mendorong pertumbuhan dan kemajuan pembangunan.

    Apalagi, sejak pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI atau Kemendikbud (sekarang Kemendikdasmen) memperkenalkan Kurikulum Merdeka. Kurikulum tersebut mengharuskan siswa dan guru beradaptasi dengan teknologi yang menggunakan internet.

    Hal ini turut dialami di sebuah SD yang terletak di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Tepatnya, di SDN 005 Lembah Rewak, Desa Rewah, Kecamatan Jemaja, Kabupaten Kepulauan Anambas.

    “Awalnya di dunia pendidikan untuk internet ini mungkin agak lumayan aneh. Tapi kami dari Kurikulum Merdeka mengajarkan kami betapa pentingnya (penggunaan) internet itu,” ujar Kepala Sekolah SDN 005 Lembah Rewak Rosnilawati kepada detikcom, beberapa waktu lalu.

    “Apalagi di sekolah kami sebelumnya kan kami belum menggunakan internet. Dampaknya bagi siswa kami, bagi guru, sangat banyak,” sambungnya.

    Dikatakan Rosnilawati, internet hadir di SD tersebut sejak 2019 namun hanya sebatas 2G yang hanya sebatas bisa telepon dan SMS saja. Sehingga, ia mengaku merasa ‘asing’ dengan pembelajaran melalui internet.

    Internet Masuk Pulau, Siswa SD Bisa Melek Informasi Foto: Dok. Rifkianto Nugoroho/detikcom

    Adapun layanan internet dihadirkan oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI) melalui program Aksi (akses internet) yang menyediakan infrastruktur berteknologi fiber optic, radio link, serta VSAT (satelit). Kemudian, sekitar 2021-2022 akses 4G baru masuk ke Desa Rewak.

    “Itu mungkin jaringan di internet di sini agak aneh dekat kami. Kenapa aneh? Karena kami dulu belum menggunakan 4G,” kata Rosnilawati.

    Rosnilawati mengatakan guru maupun siswa menggunakan internet untuk kegiatan belajar mengajar melalui internet. Biasanya, mereka menggunakan internet untuk mencari ilmu-ilmu baru dan diimplementasikan dalam kegiatan di sekolah.

    “Pembelajaran di dalam kelasnya, kalau menggunakan internet kadang-kadang guru itu download dulu materinya. Baru kita masukkan di infocusnya,” tutur Rosnilawati.

    Rosnilawati mengatakan pihaknya terus menggalakkan penggunaan internet untuk siswa. Apalagi, kegiatan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) sudah wajib diterapkan di setiap sekolah, tak terkecuali di wilayah 3T.

    “Jadi kami dari pihak guru sudah harus membiasakan anak menggunakan internet. Jadi mau tidak mau saya bikin program (untuk menggunakan internet),” kata Rosnilawati.

    Di tengah keterbatasan sarana-prasarana, Rosnilawati mengatakan pihaknya berupaya semaksimal mungkin agar siswa tidak tertinggal. Adapun program yang dimaksud yaitu penggunaan laptop bagi seluruh siswa secara bergilir di sekolah.

    “Mungkin hari Senin di kelas 3, nanti di hari Selasa di kelas 2 (programnya). Sistem pembagian hari penggunaannya,” kata Rosnilawati.

    Rosnilawati juga menceritakan kendala Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) saat pandemi COVID-19. Saat itu, ia dan guru-guru SDN 005 Lembah Rewak harus berusaha ekstra dalam menyampaikan bahan ajar.

    “Itu kami pembelajaran BDR (Belajar dari Rumah). BDR ini kami pihak sekolah menggunakan grup WhatsApp,” ungkap Rosnilawati.

    Selain terkendala waktu, Rosnilawati mengatakan banyak orang tua yang kurang memiliki kesadaran akan pentingnya internet untuk PJJ. Oleh karenanya, ia harus ‘jemput bola’ agar siswa-siswa tersebut tetap belajar.

    “Jadi kami harus bisa, nih cakap ‘Bu, kalau jika tak punya HP Android, ibu harus ke tetangga sebelah tanyakan tugas anak-ibu yang terdekat’. Jadi kan tak mesti satu orang anak punya satu (HP),” kenangnya.

    “Tapi alhamdulillah, walaupun orang itu menggunakan WhatsApp, sudah sangat membantu. Tapi kalau tidak, guru harus rumah-rumah masing-masing siswa,” imbuh Rosnilawati.

    Internet Masuk Pulau, Siswa SD Bisa Melek Informasi Foto: Dok. Rifkianto Nugoroho/detikcom

    Mewakili guru-guru dan para siswa, Rosnilawati sangat bersyukur dengan adanya BAKTI Aksi ini. Sebab, akses internet yang diberikan oleh BAKTI Aksi sangat membantu mereka.

    “Itu sangat membantu kami bahkan, bukan sikit (sedikit). Sangat membantu kami di daerah perdesaan ini,” kata Rosnilawati.

    “Dengan adanya BAKTI Aksi ini sangat membantu. Jadi, kami merasa kerja kami lebih dipermudah,” tambahnya.

    Dalam kesempatan yang sama, wali kelas 5 SDN 005 Lembah Rewak Salawati menerapkan pembelajaran dengan internet kepada 10 orang murid di kelasnya.

    “Menyampaikan materi pakai laptop dan pakai infocus dan dibantu speaker sebagai pengeras suara, kadang pakai HP juga. Biasanya untuk men-download materi-materi pembelajaran,” kata Salawati.

    Selain sebagai wali kelas, Salawati juga berperan sebagai guru pembimbing kesenian sekaligus Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat SD. Ia pun menggunakan internet sebagai sarana untuk mencari referensi.

    “Saya bisa mengakses pembelajaran seni tari dari internet itu sendiri. Saya memperlihatkan video apa yang ingin kita tampilkan untuk 17-an, jenis tariannya seperti apa,” ujar Salawati.

    “Kebetulan soal-soal OSN untuk itu menggunakan internet. Soal-soal yang didapat itu langsung dari pusat di Jakarta. Mereka secara online melaksanakan latihan itu melalui komputer,” tambahnya ketika bercerita soal dirinya sebagai pembimbing OSN.

    Salawati pun merasa sangat terbantu dengan adanya akses internet. Hal ini dikarenakan ia bisa mengakses berbagai macam informasi untuk diajarkan kepada para siswa.

    “Jadi dengan mudahnya ada internet ini, kita bisa mencari informasi. Jadi selain dari buku referensi yang kita dapat, dari internet juga banyak sekali manfaat yang didapatkan dari situ,” tutur Salawati.

    detikcom bersama BAKTI Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengadakan program Tapal Batas untuk mengulas perkembangan ekonomi, wisata, infrastruktur, dan pemerataan akses internet di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Ikuti terus berita informatif, inspiratif, unik dan menarik dari program Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!

    (akn/ega)

  • Universitas Sugeng Hartono Sosialisasi Chatbot Stunting Care di Sukoharjo – Espos.id

    Universitas Sugeng Hartono Sosialisasi Chatbot Stunting Care di Sukoharjo – Espos.id

    Perbesar

    ESPOS.ID – Universitas Sugeng Hartono mengadakan sosialisasi aplikasi chatbot inovatif bernama “Stunting Care” bagi kader posyandu di Desa Madegondo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Selasa (12/11/2024). (Istimewa)

    Esposin, SUKOHARJO – Universitas Sugeng Hartono mengadakan sosialisasi aplikasi chatbot inovatif bernama “Stunting Care” bagi kader posyandu di Desa Madegondo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo. Kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk mencegah stunting di tingkat desa. 

    Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Desa Madegondo, Bidan Desa, Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan Grogol, Koordinator Kader Posyandu Melati Desa Madegondo, serta sekitar 65 kader dari kelompok posyandu Melati 1 hingga Melati 10. Para peserta antusias mengikuti kegiatan yang berlangsung di Balai Desa Madegondo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, pada Selasa (12/11/2024). 

    Promosi
    BRI Cetak Laba Bersih Rp45,36 Triliun di Triwulan III 2024

    Acara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan implementasi Hibah Pengabdian Kepada Masyarakat melalui program Pemberdayaan Masyarakat Pemula (PMP) yang didanai oleh Direktorat Riset dan Teknologi Pengabdian Masyarakat (DRTPM) Kemendikbud RI Tahun Anggaran 2024. 

    Proyek ini bertujuan memperkuat kapasitas kader posyandu dalam teknik komunikasi antarpribadi dan media konseling berbasis Artificial Intelligence (AI) sebagai strategi pencegahan stunting. 

    Tim pelaksana terdiri dari Etik Sulistyorini, SST., M.Kes sebagai ketua, didukung oleh anggota tim Fitria Hayu Palupi, SST., M.Kes dan Mgr. Inz Nimas Ratnasari, S.Kom, serta dua mahasiswa Universitas Sugeng Hartono, yaitu Lefiyana dari Program Studi Gizi dan Maulana Ilham dari Program Studi Informatika.

    Aplikasi chatbot “Stunting Care” adalah hasil kolaborasi antara pakar kesehatan dan teknologi untuk memberikan informasi seputar kesehatan anak khususnya dalam upaya pencegahan stunting. Chatbot ini memanfaatkan kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi pertanyaan pengguna, memberikan jawaban yang relevan, dan terus beradaptasi untuk memperbaiki respons di masa mendatang. 

    Dengan integrasi AI dan teknologi mobile, chatbot ini tidak hanya berfungsi sebagai alat informasi tetapi juga sebagai pendukung interaksi yang lebih personal bagi para pengguna, terutama kader posyandu, dalam memberikan informasi yang tepat dan komprehensif bagi masyarakat.

    Chatbot “Stunting Care” memiliki fitur-fitur yang dirancang untuk memudahkan kader posyandu dalam menyampaikan edukasi seputar gizi anak, pola makan yang sehat, dan pentingnya pencegahan stunting. Teknologi ini dirancang agar bisa digunakan melalui perangkat mobile berbasis Android maupun iOS, serta memiliki versi web untuk memaksimalkan aksesibilitas di berbagai kondisi. 

    Selain itu, aplikasi ini terhubung dengan sistem manajemen kesehatan sehingga data yang diperoleh bisa menjadi bahan analisis bagi lembaga kesehatan setempat dalam mengembangkan strategi pencegahan stunting berbasis data.

    Kegiatan sosialisasi ini diawali dengan sambutan dari Kepala Desa Madegondo yang menyatakan dukungan penuh terhadap pengembangan aplikasi berbasis teknologi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. 

    Sambutan berikutnya disampaikan oleh ketua tim pengabdian, Etik Sulistyorini yang menjelaskan bahwa chatbot ini dikembangkan dengan tujuan untuk membantu kader posyandu memberikan layanan informasi yang lebih baik kepada masyarakat serta menjadi solusi inovatif dalam mengatasi berbagai permasalahan kesehatan masyarakat di tingkat desa.

    Sesi selanjutnya adalah pengenalan fitur aplikasi “Stunting Care” yang disampaikan oleh Nimas Ratnasari sebagai anggota tim pengembang. Para kader mendapatkan penjelasan rinci mengenai fitur-fitur utama chatbot seperti cara melakukan input pertanyaan, memahami jawaban yang diberikan, dan bagaimana chatbot terus belajar untuk menghasilkan respons yang semakin akurat. 

    Tim juga menjelaskan cara aplikasi chatbot menyesuaikan jawaban berdasarkan jenis pertanyaan yang diajukan seperti informasi tentang pola makan anak, cara mendeteksi risiko stunting, dan panduan langkah-langkah preventif yang dapat dilakukan oleh orang tua.

    Pada sesi demonstrasi, peserta mencoba langsung aplikasi chatbot dengan bimbingan dari tim pengembang. Setiap kader melakukan simulasi interaksi dengan chatbot melalui ponsel pintar yang telah diinstal aplikasi “Stunting Care”. 

    Kader mencoba bertanya seputar permasalahan kesehatan anak yang sering ditemui seperti cara meningkatkan berat badan anak, pola makan untuk bayi usia tertentu, hingga rekomendasi nutrisi harian. Chatbot merespons setiap pertanyaan dengan jawaban yang relevan dan informatif serta dilengkapi dengan anjuran tindakan preventif yang dapat dilakukan.

    Dalam Sesi praktik, para kader menyampaikan masukan dan pengalaman dalam menggunakan chatbot “Stunting Care.” Beberapa kader menyampaikan kekaguman terhadap aplikasi ini karena sangat memudahkan dalam memberikan informasi kesehatan secara cepat dan tepat kepada masyarakat. Kader posyandu mengakui bahwa aplikasi ini dapat menghemat waktu sekaligus meningkatkan kepercayaan masyarakat karena informasinya berbasis data dan diperbaharui secara berkala. 

    Selain itu, beberapa peserta memberikan saran agar chatbot ini dilengkapi dengan fitur tambahan, seperti reminder jadwal pemberian makanan tambahan dan artikel singkat tentang gizi anak. Tim pengembang menyambut baik masukan tersebut dan berkomitmen untuk terus mengembangkan aplikasi ini sesuai dengan kebutuhan para kader di lapangan.

    Dengan adanya kegiatan ini, Universitas Sugeng Hartono berharap agar aplikasi “Stunting Care” dapat memperkuat upaya pencegahan stunting di tingkat desa melalui penguatan kapasitas kader posyandu dalam memberikan konseling berbasis teknologi. 

    Kepala Desa Madegondo mengungkapkan harapannya bahwa aplikasi ini bisa menjadi model inovasi untuk desa-desa lain dalam mendukung program nasional penurunan angka stunting.

    Dia juga mengapresiasi Universitas Sugeng Hartono atas inisiatif dan kontribusinya dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.

    Sebagai langkah lanjutan, Universitas Sugeng Hartono berencana untuk melakukan evaluasi dan pendampingan kepada para kader dalam menggunakan aplikasi ini secara efektif serta mengadakan pelatihan lanjutan jika diperlukan. 

    Dengan begitu, kader posyandu akan semakin mahir dalam memanfaatkan teknologi digital sebagai alat bantu informasi kesehatan dan diharapkan menjadi mitra utama masyarakat dalam menciptakan generasi bebas stunting.

    Dengan adanya “Stunting Care” diharapkan desa-desa di Kabupaten Sukoharjo, khususnya Madegondo dapat menjadi pelopor dalam pengaplikasian teknologi kesehatan bagi masyarakat desa. Inovasi ini diharapkan mampu mengedukasi masyarakat akan pentingnya kesehatan dan gizi anak, serta membantu mewujudkan generasi muda yang sehat, bebas dari stunting, dan siap bersaing di masa depan.

    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram “Solopos.com Berita Terkini” Klik link ini.