Sampaikan Pesan Hari Juang Kartika, KSAD: TNI Pertahanan Terakhir
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal
TNI
Maruli Simanjuntak mengingatkan bahwa TNI adalah garda pertahanan terakhir di Indonesia.
Hal ini disampaikan sebagai pesan memperingati Hari Juang Kartika atau Hari Juang TNI Angkatan Darat yang diperingati setiap tanggal 15 Desember.
“Jadi memang pertahanan terakhirnya itu adalah TNI,” kata KSAD ditemui di GOR Nanggala, Cijantung, Jakarta Timur, Minggu (15/12/2024) malam.
Di sisi lain, ia juga mengingatkan soal sosok Panglima Jenderal Besar Sudirman yang merupakan tokoh TNI Angkatan Darat.
Menurutnya, sosok kepahlawanan Sudirman harus selalu diingat oleh para prajurit
TNI AD
.
“Banyak, banyak sekali kepahlawanan beliau. Terutama ngomong tentang TNI Angkatan Darat, yang beliau dulu masih Angkatan Darat,” ungkap mantan Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) ini.
Untuk diketahui,
Hari Juang Kartika TNI AD
menjadi tonggak sejarah bagi TNI Angkatan Darat dalam berjuang merebut kemerdekaan Indonesia.
Perjuangan itu digambarkan dalam peristiwa Palagan Ambarawa atau biasa disebut sebagai Hari Infanteri.
Mengutip dari situs resmi Kemendikbud, pertempuran Ambarawa merupakan upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang terjadi pada tanggal 20 November sampai 15 Desember 1945.
Kala itu terjadi pertempuran antara pasukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang didukung oleh rakyat Indonesia melawan pasukan Sekutu Inggris.
Ambarawa menjadi daerah strategis hingga kemudian dijadikan rebutan. Pasalnya, jika Ambarawa jatuh ke tangan Sekutu, maka Yogyakarta dan Surakarta menjadi sasaran daerah selanjutnya.
Pertempuran Ambarawa dimulai ketika ada insiden di Magelang setelah mendaratnya Brigade Artileri Divisi India ke-23 di Semarang pada 20 Oktober 1945.
Mereka masuk ke wilayah RI untuk menangani masalah tawanan perang bangsa Belanda yang sedang ditawan di penjara Ambarawa dan Magelang.
Namun, kedatangan pasukan Sekutu Inggris disusupi oleh orang-orang NICA yang kemudian mempersenjatai bekas tawanan itu hingga kemudian terjadi pertempuran antara pasukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan pasukan gabungan Sekutu Inggris dan NICA.
Untuk tahun 2024 ini, Hari Juang Kartika ini mengusung Tema “TNI AD Bersatu Dengan Alam Membangun NKRI”.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Kementrian Lembaga: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
-
/data/photo/2024/12/15/675ed2b2153e5.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Sampaikan Pesan Hari Juang Kartika, KSAD: TNI Pertahanan Terakhir
-

Sorotan pada Anggaran Pembangunan Fasilitas Pendidikan
JAKARTA – Empat atap bangunan kelas SDN Gentong, Gading Rejo, Pasuruan, Jawa Timur runtuh. Seorang siswa dan satu guru meninggal. Sebelas lainnya terluka dan dirawat. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengirim tim investigasi merespons petaka tersebut.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim memastikan pihaknya akan segera mendalami penyebab runtuh. “Saya sudah mengirim tim dari inspektorat jenderal untuk pergi ke sana dan menginvestigasi,” kata Nadiem kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (6/11/2019).
“Ini merupakan suatu tragedi yang sangat menyedihkan dan saya sudah berbicara dengan wakil wali kota di situ,” tambahnya yang ditemui usai rapat dengan Komisi X.
Menurut Nadiem, investigasi adalah langkah awal untuk mencegah peristiwa semacam terjadi. Ia juga berkomitmen untuk mendukung pemerintah setempat untuk menyelesaikan persoalan sarana dan prasarana pendidikan di daerah.
Sorotan pada eksekusi anggaran
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian menyoroti tingginya anggaran yang digelontorkan negara untuk membangun fasilitas. Runtuhnya kelas di SDN Gentong tentu jadi pertanyaan.
“Harus kita selidiki, di mana akar missed-nya? Apakah pihak sekolah yang tidak melaporkan kondisi bangunan sekolah yang sudah tidak layak, atau dari dinas pendidikan kota yang belum menindaklanjuti laporan,” kata Hetifah.
Hetifah menjelaskan, sekolah dasar merupakan tanggung jawab pemerintah kota. Namun, banyak juga program bantuan dari pemerintah pusat, dalam bentuk dana alokasi khusus, misalnya.
“Semua stakeholder pendidikan harus proaktif dalam mengajukan dan melaksanakan perbaikan sekolah-sekolah yang kurang layak. Baik dari pihak pemerintah kota, pihak sekolah, maupun orangtua murid,” tuturnya.
Yanti Sriyulianti, pakar pendidikan yang juga penggagas Sekolah Aman menduga petaka ini terjadi karena bangunan yang telah lapuk. Kejadian ini juga harus jadi penggerak otoritas mengecek seluruh kondisi bangunan sekolah di seluruh Nusantara.
“Menurut standar sarana prasarana Permendikbud, kekuatan bangunan adalah 20 tahun … Pada 2016, kami dari DPR sudah membuat Panja Sarana Prasarana Pendidikan Dasar. Pada saat itu, kami mengevaluasi rencana perbaikan Sarpras yang masih jauh dari kebutuhan dan meminta pemerintah mempercepat proses pembangunan sekolah rusak dengan dana dari sumber-sumber lain seperti DBH dan PAD,” kata Yanti, dihubungi VOI, Rabu (6/11/2019).
Di tahun 2018, kata Hetifah, pihaknya sudah mengalokasikan anggaran sebesar Rp1,7 triliun untuk rehabilitasi ruang kelas, dan Rp765 miliar untuk renovasi. Jumlah tersebut ditargetkan menjangkau 22.446 ruang kelas dan 1.179 sekolah.
“Semua stakeholder pendidikan harus proaktif dalam mengajukan dan melaksanakan perbaikan sekolah-sekolah yang kurang layak. Baik dari pihak pemerintah kota, pihak sekolah, maupun orangtua muri,” katanya.
Hetifah menegaskan, kuatnya struktur bangunan menjadi hal yang penting bagi penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Menurut standar sarana prasarana Permendikbud, kekuatan bangunan adalah 20 tahun.
“Gedung ini masih berusia dua tahun. Seharusnya, jika dibangun dengan baik, gedung ini masih memenuhi standar kelayakan. Perlu dilakukan investigasi lebih lanjut mengenai penyebab ambruknya bangunan sekolah tersebut. Perlu diselidiki, apakah memang ada terjadi gagal konstruksi sejak awal. Pihak-pihak terkait harus bertanggung jawab ” jelasnya.
-

Prabowo Rayu Nadiem Jadikan Pelajar untuk Komponen Cadangan Pertahanan
JAKARTA – Kementerian Pertahanan (Kemenhan) memantapkan langkah untuk melanjutkan amanat Undang-Undang Pengelolaan Sumber Daya Nasional (PSDN) terkait dengan bela negara. UU tersebut disahkan saat Ryamizard Ryacudu menjadi menteri pertahanan.
Kemenhan yang kini dipimpin Prabowo Subianto akan menggandeng Kementerian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud) yang dikepalai Nadiem Makarim untuk merelisasikan komponen cadangan dalam pertahanan negara. Prabowo berencana menyerap kompenen cadangan untuk pertahanan negara dari tingkat sekolah menengah pertama (SMP) hingga univeristas. Namun, fokusnya pada tingkat universitas.
“Iya tentunya harus kita ikut sertakan. Karena dalam kompetensi cadangan, itu juga menyangkut pembentukan kekuatan cadangan kita, yang akan mengandalkan kekuatan rakyat. Terutama para golongan terdidik, S3, S2, dan S1. Lalu golongan mahasiswa,” ujar Prabowo, usai rapat kerja dengan Komisi I, di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 11 November 2019.
Prabowo menegaskan, bela negara di Indonesia tidak bersifat seperti wajib militer seperti di beberapa negara. Bela negara di Indonesia, sifatnya sukarela bagi masyarakat yang bersedia ikut serta terlibat dalam menjaga pertahanan negara Insonesia.
“Saya kira dalam UU kita tidak sampai (wajib) di situ, Tapi lebih bersifat komponen cadangan. Nanti pada saatnya akan kita tampilkan,” tuturnya.
Konsep ini, kata Prabowo sudah lama terjadi sejak 1945 dan sudah teruji secara sejarah. Prabowo tinggal melakukan pemutakhiran, modernisasi, dan penyesuaian dengan kondisi bangsa saat ini.
Saat rapat dengan Komisi I DPR, Prabowo mengatakan, sistem pertahanan Indonesia terdiri dari militer dan nirmiliter, fisik dan nonfisik. Pertahanan militer fisik itu terdiri dari komponen utama, cadangan dan pendukung. Untuk kategori utama, itu merujuk TNI. Sedangkan komponen non militer berasal dari unsur lain, dan perannya dipegang oleh di luar kementerian pertahanan. Sebabnya, Prabowo ingin berkomunikasi dengan Kemendikbud untuk urusan ini.
Dia mencontohkan, Amerika Serikat memiliki sumber perwira yang jumlahnya sedikit. Sementara, untuk memenuhi kebutuhan pertahanan lainnya, negara ini memanfaatkan sumber komponen cadangan.
“Perwira dari akademi militer mungkin 20 persen. Sedangkan, 80 persen adalah perwira cadangan dari universitas.”
-

Cagub Sulsel Tebar Klaim Punya Riwayat Berhasil Tangani Pendidikan Anak, Bagaimana Faktanya?
Pada 2023, ATS di Makassar 9.291 anak. Rinciannya, ada 2.018 Drop Out (DO) di Sekolah Dasar (SD), 1.016 DO di Sekolah Menengah Pertama (SMP), 1.211 DO di SMA, 2.311 tidak lanjut SMP, dan 2.535 tidak lanjut SMA.
Data tersebut merujuk pada Pangkalan Data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) per 1 November 2023.
Berdasarkan data Kemdikbud, jumlah anak yang putus sekolah di Sulawesi Selatan pada tahun 2023 adalah 1.613 orang
Di tahun yang sama, menurut Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata lama sekolah anak di Sulsel hanya delapan tahun. Menunjukkan anak usia sekolah di Sulsel kebanyakan hanya menempuh jenjang pendidikan SD, sementara jenjang selanjutnya banyak yang putus sekolah.
Data terbaru, untuk tahun 2024, per September ada sekitar 140.017 ATS di Sulsel.
Salah satu orang tua yang anaknya putus sekolah adalah Muhammad. Ia warga Pulau Kodingareng, Kecamatan Kepulauan Sangkarrang, Makassar.
Dua anaknya tidak menyelesaikan sekolah dasar dan menengah. Anak pertamanya, Muhardi kandas di kelas 5 SD. Anak keduanya, Muliana setelah lulus SMP tidak lagi melanjutkan SMA.
“Saya memang yang suruh anakku berhenti. Dimana mau saya carikan uang,” kata Muhammad.
Cerita Muhammad dan data di atas, menunjukkan efektivitas program Revolusi Pendidikan Danny perlu dipertanyakan. Begitu pula dengan Sekolah Pintar Sudirman.
Sekolah Pintar ini, membekali sejumlah TV pintar di sekolah-sekolah di Sulsel. Harapannya dijadikan media belajar.
“Jadi televisi di sekolah itu terpakai. Biasa digunakan untuk media belajar, presentasi, dan juga nonton video,” kata Alfi, siswa SMA Negeri 10 Bulukumba.
-

Apa Arti Panggilan Gus? Ini Penjelasannya dalam Bahasa Jawa-Tradisi Pesantren
Jakarta –
Panggilan “Gus” merupakan panggilan khas budaya Jawa yang ditujukan pada anak laki-laki, terutama yang berasal dari keluarga terhormat, seperti putra kiai atau ulama. Dalam tradisi pesantren, istilah ini diberikan sebagai bentuk penghormatan.
Lantas, apa sebenarnya arti dari kata “Gus” dalam bahasa dan budaya Jawa, serta bagaimana penggunaannya sebagai tradisi sapaan di lingkungan pesantren?
Menurut hasil pencarian dalam Kamus Bahasa Jawa-Indonesia Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (KBJI Kemdikbud), secara etimologis, asal-usul kata “Gus” berasal dari bahasa Jawa, yakni dari kata “Bagus“. Kata “Gus” artinya panggilan kepada anak laki-laki.
Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI V Kemdikbud), kata “Gus” diartikan sebagai (1) nama julukan atau nama panggilan untuk anak laki-laki; (2) nama panggilan untuk (putra) ulama, kiai, atau orang yang dihormati; atau (3) panggilan untuk anak lelaki putra kiai atau pemilik pesantren.
Dalam lingkungan pesantren, penggunaan “Gus” memiliki kedudukan terhormat. Panggilan “Gus” bahkan diyakini memiliki keistimewaan dibanding panggilan titel lain. Sebagaimana dijelaskan oleh Wakil Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Afifuddin Muhajir, dilansir NU Online.
Panggilan “Gus” dalam Nahdlatul Ulama (NU) sendiri merupakan panggilan yang istimewa, khususnya di kalangan masyarakat Jawa yang sering diperuntukkan bagi putra seorang kiai. Di daerah lain juga ada tradisi panggilan istimewa kepada anak kiai seperti “lora”, “ajengan”, “buya”, “anre”, atau “aang”.
Sementara dalam jurnal Makna Sapaan di Pesantren: Kajian Linguistik-Antropologis yang ditulis Millatuz Zakiyah (2018), seiring berjalannya waktu, panggilan “Gus” untuk putra kiai tidak terbatas oleh umur. Panggilan ini tetap disematkan walau putra kiai tersebut sudah tidak kecil lagi.
Dalam perkembangannya, panggilan “Gus” pun melebar dan digunakan sebagai simbol ketokohan seseorang dari sisi agama. Walau bukan anak kiai, seseorang yang memiliki pemahaman agama yang mendalam juga bisa saja dipanggil “Gus”.
(wia/imk)
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/977128/original/089772800_1441342574-20150904-SMPN-49-Jakarta3.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kudus Bakal Punya Perpustakaan Keren Demi Tingkatkan Budaya Literasi
Liputan6.com, Kudus – Literasi bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat dan organisasi profesi. Hal itu diutarakan Plt Kepala Perpusnas E Aminudin Azis saat bertemu Pj Bupati Kudus Hasan Chabibie beberapa waktu lalu. Lebih lanjut Azis mengatakan, pembangunan literasi menjadi pondasi penting bagi keberhasilan pembangunan sumber daya manusia, terutama dalam menghadapi tantangan Indonesia Emas 2045.
“Mari kita bergotong-royong untuk membangun literasi ini. Tidak bisa dipungkiri, tingkat kecakapan literasi di Indonesia masih rendah, dan kita harus bekerja sama untuk mengubahnya,” tegasnya.
Dia menyebut bahwa penyebab rendahnya tingkat literasi masyarakat adalah kurangnya akses terhadap buku yang sesuai dengan minat pembaca. Oleh karena itu, Perpusnas bersama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terus berupaya menyediakan buku-buku berkualitas yang dapat memenuhi kebutuhan literasi masyarakat.
“Kami juga mendorong gerakan penyediaan buku bermutu yang akan memperkaya minat baca masyarakat. Semakin banyak buku yang tersedia, semakin mudah bagi masyarakat untuk memilih bacaan yang sesuai dengan minat mereka,” katanya.
Sebagai bagian dari upaya Peningkatan literasi, Perpusnas mendistribusikan sebanyak 1.000 judul buku untuk perpustakaan desa/kelurahan, komunitas, dan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) untuk memperluas jangkauan bahan bacaan hingga ke daerah-daerah terpencil.
“Mulai tahun 2024, kami akan menargetkan 10.000 lokus baca di desa dan TBM. Program ini diharapkan dapat memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat, terutama di daerah-daerah yang masih terbatas aksesnya terhadap sumber daya pendidikan,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama juga diserahkan bantuan 1.000 judul buku, untuk 14 perpustakaan desa/kelurahan, dan empat TBM di Kabupaten Kudus. Tak hanya itu, Perpusnas juga menyerahkan bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Penugasan Subbidang Perpustakaan Daerah TA 2025 sebesar Rp10,65 miliar kepada Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
-

SMK Bhakti Praja Batang Terapkan TEFA untuk Penuhi Kebutuhan Industri KITB
TRIBUNJATENG.COM,BATANG- SMK Bhakti Praja Batang terus berinovasi dalam mencetak pelajar berkompeten di bidang mekanik melalui penerapan Teaching Factory (TEFA).
Program ini didukung penuh oleh Kemendikbud RI, khususnya untuk kompetensi Teknik Mekanik Industri (TMI) dan Teknik Sepeda Motor (TSM), guna memenuhi kebutuhan tenaga kerja di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB).
Kepala SMK Bhakti Praja Batang, Riyanto, menjelaskan bahwa pembelajaran berbasis pabrik ini dirancang untuk melatih siswa agar siap bekerja dan memenuhi kebutuhan pasar, terutama dalam penyediaan peralatan mekanik.
“Kami mendapat bantuan TEFA Skema Pengimbasan Tahap 3 Tahun 2024, yang digunakan untuk menambah peralatan praktik di TMI dan TSM. Ini adalah langkah penting untuk menjawab tantangan di era digitalisasi, dengan kemampuan produksi massal,” ujarnya, Senin (2/12/2024).
Selain itu, Kemendikbud RI juga memberikan bantuan peningkatan kapasitas pelajar untuk menjadi tenaga mekanik andal, khususnya dalam kompetensi teknik sepeda motor.
“Mereka disiapkan untuk memberikan pelayanan servis sepeda motor berkualitas dengan tarif terjangkau,” tambah Riyanto.
Ketua Yayasan Bhakti Praja Korpri Batang, Retno Dwi Irianto, menambahkan bahwa metode pembelajaran berbasis pabrik ini adalah langkah strategis untuk menyiapkan pelajar SMK Bhakti Praja agar siap memenuhi kebutuhan pasar.
“Kami menyiapkan siswa sesuai kebutuhan di KITB, sehingga mereka memiliki kompetensi yang dibutuhkan pasar,” jelasnya.
Tenaga mekanik yang dihasilkan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan KITB, yang memerlukan sekitar 30 persen tenaga kerja di bidang teknik industri dan lainnya sebanyak 700 orang.
“Kami sudah berkomunikasi dengan KITB untuk memastikan anak-anak memiliki kompetensi yang dibutuhkan, dengan memanfaatkan aplikasi Batangcareer,” terang Retno.
Pengawas Cabang Dinas XIII Disdikbud Jateng, Nurhayatno, mengapresiasi penerapan pola pembelajaran berbasis pabrik ini.
Menurutnya, siswa tidak hanya memerlukan teori, tetapi juga praktik langsung untuk mempersiapkan mereka terjun ke dunia kerja yang sesungguhnya.
“Pendidik juga harus disiapkan kompetensinya melalui magang, agar mumpuni saat mengajarkan praktik kepada siswa,” ujarnya.
Program serupa juga dirasakan manfaatnya oleh SMK Jejaring, seperti SMK PGRI, SMK Muhammadiyah Pekalongan, dan SMK Petarukan.
-

Kunci Jawaban Buku Tematik 6 Kelas 5 SD Halaman 75 76 77 Subtema 2 Pembelajaran 1 Konduksi Panas
Kunci Jawaban Buku Tematik 6 Kelas 5 SD Halaman 75 76 77 Subtema 2 Pembelajaran 1 Konduksi Panas
TRIBUNJATENG.COM – Berikut kunci jawaban tema 6 Kelas 5 SD halaman 75 76 77 subtema 2 pembelajaran 1 tentang perpindahan kalor di sekitar kita.
Kunci jawaban ini bisa digunakan orangtua untuk mengoreksi jawaban anak.
Namun itu yang perlu dipahami adalah beberapa soal adalah pertanyaan terbuka.
Artinya, siswa bisa mempunyai jawaban berbeda dengan yang ada di kunci jawaban ini.
Berikut kunci jawaban Buku Tematik Tema 6 Kelas 5 SD / MI Subtema 2 pembelajaran 1 halaman 75 76 77 yang dikutip dari Buku Guru dan Siswa serta beberapa sumber:
Halaman 75
2. Buatlah daftar hal-hal penting yang kamu temui pada setiap paragraf di dalam bacaan. Gunakan
tabel berikut untuk menuliskannya. Gunakanlah kalimat lengkap dan kata-kata baku dengan tepat.*Paragraf Pertama
Hal-hal penting dalam bacaan :Perpindahan kalor secara konduksi disebut juga perpindahan kalor secara hantaran
Pada peristiwa perpindahan kalor secara konduksi, yang berpindah hanya energi kalornya saja
Umumnya, perpindahan kalor secara konduksi terjadi pada zat padat.*Paragraf Kedua
Hal-hal penting dalam bacaan :Peristiwa konduksi dapat diumpamakan dengan kegiatan memindah buku secara estafet
Ketika memindahkan buku, hanya buku saja yang berpindah, sedangkan teman-teman yang memindahkan buku tidak ikut berpindah
Pada peristiwa konduksi, hanya kalor yang berpindah, zat perantaranya tetap*Paragraf Ketiga
Hal-hal penting dalam bacaan :Saat membuat teh panas dan sebagian sendok masuk ke dalam teh panas, maka salah satu ujung sendok akan terasa panas
Perpindahan kalor secara konduksi, kalor akan berpindah dari benda bersuhu tinggi menuju benda yang suhunya lebih rendah*Paragraf Keempat
Hal-hal penting dalam bacaan :Peristiwa konduksi dapat dijumpai pada saat memasah
Pada saat menggoreng, ujung spatula akan terasa panas walaupun ujungnya tidak bersentuhan dengan api kompor*Paragraf Kelima
Hal-hal penting dalam bacaan :Setrika listrik menggunakan prinsip perpindahan panas secara konduksi
Panas dari elemen akan berpindah ke bagian alas besi setrika yang tebal2. Gambarkanlah cara perpindahan panas secara konduksi menurut pemahamanmu berdasarkan
keterangan pada bacaan….Peristiwa konduksi yang berpindah hanya energi kalornya saja sedangkan zat perantara tidak ikut berpindah. Pada perpindahan kalor secara konduksi, kalor akan berpindah dari benda bersuhu tinggi menuju benda yang suhunya lebih rendah
3. Tuliskanlah beberapa contoh peristiwa perpindahan panas secara konduksi berdasarkan bacaan di
atas! Lalu tambahkanlah beberapa contoh serupa yang kamu jumpai dalam kehidupan sehari-hari!
Contoh Perpindahan panas secara konduksi berdasarkan bacaan :– Saat membuat teh panas dengan sendok yang dicelupkan sebagian ke dalamnya, saat memegang salah satu ujung sendok, maka ujung sendok terasa panas
– Pada saat menggoreng, ujung spatula akan terasa panas walaupun ujungnya tidak bersentuhan dengan api kompor
Pada setrika panas dari elemen akan berpindah ke bagian alas besi setrika yang tebalContoh perpindahan panas secara konduksi yang kamu temui dalam kehidupan sehari-hari :
– Knalpot akan panas ketika mesin motor dihidupkan
– Pinggiran wajan akan ikut terasa panas, saat wajan bagian tengah dipanaskan dengan api kompor
– Sendok yang digunakan mengaduk kopi panas akan terasa ikut panas
– Logam pegangan kembang api akan ikut panas saat kembang api menyala
– Tutup panci akan terasa panas saat panci digunakan untuk memasak
– Mentega akan meleleh ketika diletakkan di wajan yang dipanaskan
Halaman 76
5. Catatlah apa yang kamu rasakan.
Lama kelamaan ujung sendok akan terasa hangat
Halaman 77
Setelah melakukan kegiatan di atas, jawablah pertanyaan berikut sebagai panduan membuat kesimpulan.
Jawablah pertanyaan berikut!
1. Apayang kamu rasakan setelah memegang sendok yang dimasukkan dalam air hanga?
Lama kelamaan ujung sendok akan terasa hangat
2. Mengapa ujung sendok yang kamu pegang terasa panas?
Panas berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah3. Termasuk peristiwa apakah perpindahan panas pada percobaan ini? Mengapa disebut demikian?
Konduksi. Karena panas berpindah tanpa diikuti dengan perpindahan zat perantaranya
Kesimpulan :
Peristiwa penghantaran panas di mana zat perantaranya tidak ikut berpindah disebut KONDUKSI
Dalam peristiwa perpindahan secara Konduksi, energi yang berpindah hanya energi kalornya saja, sedangkan zat perantaranya tidak ikut berpindah. Kalor akan berpindah dari benda dengan suhu tinggi menuju benda dengan suhu lebih rendah.
Sumber buku: Karitas Diana, Fransiska.2017. Tema 6 Panas dan Perpindahannya. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Buku Siswa SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
*) Disclaimer: Artikel ini hanya ditujukan kepada orang tua untuk memandu proses belajar anak.

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5037612/original/056068100_1733399541-Foto___Motif_detil_dari_Kain_Songket_Silungkang__shutterstock_ilhamabdi_.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)