Kementrian Lembaga: Kementerian Luar Negeri

  • Gencatan Senjata di Gaza Diperpanjang Lagi hingga Jumat

    Gencatan Senjata di Gaza Diperpanjang Lagi hingga Jumat

    Jakarta, CNN Indonesia

    Gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina, akan diperpanjang hingga Jumat (1/12) setelah Israel dan kelompok Hamas menemui kesepakatan.

    Israel dan Hamas sepakat gencatan senjata diperpanjang untuk kedua kalinya setelah ditengahi oleh Qatar yang menjadi mediator.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed Al Ansari mengatakan Israel dan Hamas sepakat untuk memberikan jeda kemanusiaan di Gaza.

    “Pihak Palestina dan Israel mencapai kesepakatan untuk memperpanjang gencatan senjata kemanusiaan di Jalur Gaza selama satu hari tambahan dengan kondisi yang sama sebelumnya,” kata Majed Al Ansari dalam sebuah pernyataan, dilansir AFP, Kamis (30/11).

    “Yaitu, gencata senjata dan masuknya bantuan kemanusiaan dalam kerangka mediasi bersama Qatar,” lanjutnya.

    Di detik-detik terakhir berakhirnya gencatan senjata tambahan, perpanjangan akhirnya disepakati oleh Israel dan Hamas pada hari ini, Kamis (30/11).

    Militer Israel akhirnya mengumumkan bahwa gencatan senjata dengan Hamasakan berlanjut jelang menit-menit masa jeda pertempuan keduanya berakhir pada Kamis pagi pukul 07.00 waktu lokal atau 12.00 WIB.

    “Gencatan senjata akan berlanjut mengingat upaya para mediator untuk melanjutkan proses pembebasan sandera, dan bentuk patuhi ketentuan perjanjian,” bunyi pernyataan militer Israel (IDF) seperti dikutip Al Jazeera.

    Sebelumnya, Israel dan Hamas dikabarkan sepakat memperpanjang gencatan senjata untuk setidaknya 24 jam ke depan hingga Jumat (1/12).

    Pada Senin (27/11), kedua belah pihak sepakat memperpanjang gencatan senjata selama dua hari hingga akhirnya diperpanjang lagi hari ini.

    Dalam perjanjian, Hamas sepakat membebaskan ratusan sandera yang ditahan secara bertahap, sementara Israel juga sepakat membebaskan warga Palestina yang telah ditahan bertahun-tahun di penjara.

    Perpanjangan gencatan senjata yang kedua kali ini sempat terancam batal setelah Hamas mengklaim Israel menolak tawaran pembebasan sandera tambahan.

    Hamas juga telah memerintahkan pasukannya untuk siaga tempur menyusul belum ada tanda dari Israel menyetujui perpanjangan gencatan senjata.

    Kesepakatan gencatan senjata ini muncul usai puluhan hari Israel melancarkan agresi ke Palestina sejak 7 Oktober.

    Selama agresi, Israel menggempur warga dan objek sipil seperti rumah sakit dan sekolah. Imbas serangan mereka, lebih dari 15.000 warga Palestina meninggal dunia, termasuk 6 ribu anak-anak dan 4 ribu perempuan.

    (pra/pra)

  • 30 Tahanan Palestina Dibebaskan Israel Jelang Akhir Gencatan Senjata

    30 Tahanan Palestina Dibebaskan Israel Jelang Akhir Gencatan Senjata

    Jakarta, CNN Indonesia

    Sebanyak 30 tahanan Palestina dibebaskan oleh pasukan militer Israel di hari terakhir perpanjangan gencatan senjata pada Rabu (29/11) malam waktu setempat.

    Dikutip dari Al Jazeera, layanan Penjara Israel (Israeli Prison Service/IPS) mengatakan tahanan Palestina itu dibebaskan dari Penjara Ofer yang berada di dekat kota Ramallah.

    Salah satu tahanan yang dibebaskan pada malam itu termasuk aktivis Ahed Tamimi. Ia merupakan aktivis berusia 22 tahun yang ditangkap oleh Israel di Tepi Barat pada 6 November lalu.

    Para tahanan Palestina itu langsung disambut oleh anggota keluarganya saat tiba di Ramallah yang diantar menggunakan bus dari Komite Palang Merah Internasional (ICRC).

    Keluarga tahanan itu memeluk hingga menangis ketika menyambut kepulangan anggota keluarga mereka.

    Sebelum para tahanan Palestina itu dibebaskan, sempat ada penundaan selama beberapa jam karena adanya bentrokan di luar penjara.

    Di sisi lain, juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar selaku mediator kesepakatan mengungkapkan terdapat 16 sandera yang dibebaskan dari Gaza oleh kelompok Hamas.

    Sepuluh sandera di antaranya merupakan satu anak warga negara Belanda, tiga warga negara Jerman, satu warga negara Amerika Serikat, dan warga Israel.

    Selain 10 sandera tersebut, empat warga negara Thailand juga turut dilepaskan kelompok Hamas.

    Dilansir Al Jazeera, militer Israel mengatakan pasukannya telah menerima pelepasan sandera tersebut di perbatasan Kerem Shalom. Palang Merah juga telah mengonfirmasi pembebasan sandera ini.

    “Tim kami telah memindahkan dan menyerahkan [sandera] kepada pihak berwenang Israel,” demikian laporan Al Jazeera.

    Sebelum 14 sandera di atas, Hamas juga sudah membebaskan dua perempuan warga negara Rusia. Keduanya tidak termasuk dalam kesepakatan pertukaran sandera dan tahanan Hamas dengan Israel.

    Nasib gencatan senjata di Gaza belum diketahui setelah perpanjangan dua hari tambahan berakhir pada Kamis (29/11) pukul 07.00 waktu setempat.

    Perundingan yang melibatkan Israel-Hamas serta mediator utama Qatar dengan AS dan Mesir, difokuskan pada lamanya perpanjangan dan pertukaran sandera dengan tahanan Israel.

    (pra/pra)

  • Jelang Akhir Gencatan Senjata, Hamas Bebaskan 16 Sandera dari Gaza

    Jelang Akhir Gencatan Senjata, Hamas Bebaskan 16 Sandera dari Gaza

    Jakarta, CNN Indonesia

    Lima anak di bawah umur dan lima perempuan dibebaskan oleh kelompok Hamas dari Gaza pada Rabu (29/11) malam waktu setempat.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar selaku mediator kesepakatan menyebut di antara 10 sandera yang dibebaskan ada satu anak warga negara Belanda, tiga warga negara Jerman, satu warga negara Amerika Serikat, dan warga Israel.

    Selain 10 sandera tersebut, empat warga negara Thailand juga turut dilepaskan kelompok Hamas.

    Dilansir Al Jazeera, militer Israel mengatakan pasukannya telah menerima pelepasan sandera tersebut di perbatasan Kerem Shalom. Palang Merah juga telah mengonfirmasi pembebasan sandera ini.

    “Tim kami telah memindahkan dan menyerahkan [sandera] kepada pihak berwenang Israel,” demikian laporan Al Jazeera.

    Sebelum 14 sandera di atas, Hamas juga sudah membebaskan dua perempuan warga negara Rusia. Keduanya tidak termasuk dalam kesepakatan pertukaran sandera dan tahanan Hamas dengan Israel.

    Selain pembebasan sandera, saat ini nasib gencatan senjata di Gaza juga hampir mendekati waktu-waktu terakhir pada Rabu (29/11) malam waktu setempat.

    Mediator kesepakatan disebut masih berupaya mencari perpanjangan kedua gencatan senjata, karena jeda pertempuran akan berakhir dalam beberapa jam.

    Perundingan yang melibatkan Israel-Hamas serta mediator utama Qatar dengan AS dan Mesir, difokuskan pada lamanya perpanjangan dan pertukaran sandera dengan tahanan Israel.

    (dan/dna)

    [Gambas:Video CNN]

  • Menteri Israel Ancam Ubrak-abrik Pemerintah Jika Agresi Gaza Berhenti

    Menteri Israel Ancam Ubrak-abrik Pemerintah Jika Agresi Gaza Berhenti

    Jakarta, CNN Indonesia

    Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir mengancam akan memecah belah pemerintah jika Tel Aviv tidak memulai kembali agresi ke Jalur Gaza Palestina.

    Ancaman itu diutarakan Ben-Gvir menyusul gencatan senjata di Jalur Gaza antara Israel dan milisi Hamas Palestina yang diperpanjang dua hari hingga Kamis (30/11).

    “Menghentikan perang = menghancurkan pemerintah,” kata Ben-Gvir dalam sebuah pernyataan pada Rabu (29/11).

    Ben-Gvir dan partainya, Otzma Yehudit, memegang enam kursi dalam koalisi pemerintah, dengan tiga menteri berada di kabinet beranggotakan 38 orang ini.

    Dikutip dari Times of Israel, ancaman pembelotan Ben-Gvir ini diprediksi tidak akan mempengaruhi kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dengan asumsi pemerintah tetap mendapat dukungan dari Partai Persatuan Nasional yang dipimpin Benny Gantz.

    Ben-Gvir juga menjadi satu dari tiga menteri kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang menolak keras gencatan senjata dengan Hamas di Jalur Gaza. Dua menteri lainnya juga berasal dari partai yang sama dengan Ben-Gvir.

    Namun, Israel tetap menyepakati gencatan senjata dengan Hamas pada pekan lalu dengan bantuan Qatar, Amerika Serikat, dan Mesir.

    Ben-Gvir merupakan salah satu menteri Israel yang sangat anti-Palestina. Ia dikenal kontroversial lantaran tak segan melontarkan komentar-komentar yang menyulut kemarahan warga Palestina.

    Ben-Gvir pernah menuai kecaman karena seenaknya mengunjungi Masjid Al Aqsa di Yerusalem.

    Ia pernah berseteru dengan model internasional, Bella Hadid, yang mengkritik unggahan media sosialnya. Dilansir dari Al Jazeera, Ben-Gvir menyebut Bella Hadid sebagai pembenci Israel dan menggambarkannya sebagai sosok yang rasialis.

    Ben-Gvir juga ditahan pada 2007 karena mengungkapkan hasutan rasis kepada orang-orang Arab dan mendukung kelompok yang dianggap teroris oleh Israel serta Amerika Serikat.

    Kementerian Luar Negeri Otoritas Palestina menuturkan bahwa terpilihnya Ben-Gvir menciptakan bencana pada konflik Palestina-Israel, dikutip dari Reuters.

    Pada perang Hamas-Israel kali ini, Ben-Gvir juga membuat keputusan kontroversial dengan memaksakan agenda supremasi Yahudinya. Agenda ini melonggarkan pembatasan senjata bagi warga Israel sehingga mereka dapat dengan mudah dapat memiliki senjata api untuk ikut berperang.

    Agresi Israel ke Jalur Gaza sejak 7 Oktober lalu telah menewaskan lebih dari 15 ribu orang, termasuk 6.150 anak-anak dan 4.000 perempuan.

    (rds/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Qatar Tampung Hamas dan Pangkalan Militer AS, Kini Mediator di Gaza

    Qatar Tampung Hamas dan Pangkalan Militer AS, Kini Mediator di Gaza

    Jakarta, CNN Indonesia

    Qatar menjadi mediator di antara Israel dan kelompok Hamas untuk melakukan gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina.

    Namun, Qatar sebetulnya memiliki hubungan persahabatan, baik dengan Amerika Serikat dan Hamas.

    Qatar menjadi negara yang memiliki pangkalan militer Amerika Serikat terbesar di Timur Tengah. Pangkalan Udara Al Udeid yang berada di sebelah barat Doha, bisa menampung lebih dari 11.000 pasukan yang dilengkapi dengan jet tempur.

    Sedangkan, pangkalan militer terbesar kedua Amerika Serikat berlokasi di Bahrain, bernama Aktivitas Dukungan Angkatan Laut Bahrain (NSA Bahrain).

    Pangkalan militer itu bisa menampung lebih dari 8.500 pasukan dan pegawai departemen pertahanan, 78 komando penyewa, serta pasukan gabungan koalisi.

    Di sisi lain, Qatar juga memiliki hubungan dengan kelompok Hamas. Kelompok tersebut memiliki kantor politik yang berlokasi di Doha.

    Seorang pejabat Qatar mengatakan kantor politik Hamas didirikan pada 2012 melalui koordinasi dengan pemerintah Amerika Serikat untuk membuka jalur komunikasi.

    “Kantor politik Hamas sering digunakan dalam upaya mediasi utama yang dikoordinasikan di berbagai pemerintahan AS untuk menstabilkan situasi di Gaza dan Israel,” ungkap pejabat tersebut, seperti diberitakan France24 beberapa waktu lalu.

    Selama ini, kantor politik Hamas di Qatar juga digunakan oleh Ismail Haniyeh, pemimpin kelompok tersebut, sebagai tempat tinggal dan mengasingkan diri.

    Meski demikian, Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani juga mengatakan kantor politik Hamas digunakan sebagai sarana berkomunikasi untuk menciptakan perdamaian di antara negaranya dengan Palestina.

    Selain itu, pemerintah Qatar juga sudah bertahun-tahun memberikan bantuan keuangan yang disalurkan ke Jalur Gaza. Bantuan ini bisa mengalir setelah berkoordinasi dengan Israel, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan Amerika Serikat.

    Qatar menjadi mediator kesepakatan antara Israel dan kelompok Hamas untuk melakukan gencatan senjata di Jalur Gaza. Sejauh ini, gencatan senjata sudah memasuki tahap kedua.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed-Al-Ansari mengatakan kesepakatan telah dicapai untuk memperpanjang gencatan senjata.

    Gencatan senjata tahap kedua ini berlaku pada 28 dan 29 November, mengikuti tahap pertama yang berlangsung selama empat hari, tepatnya pada 24-27 November lalu.

    Hamas sejauh ini telah membebaskan 69 dari total sekitar 200 sandera. Sementara itu, Israel telah membebaskan sekitar 150 warga Palestina yang menjadi tahanan, mayoritas perempuan dan anak-anak.

    Sejak agresi Israel ke Palestina pada 7 Oktober lalu dan berlangsung hingga 49 hari, jumlah warga Palestina yang tewas mencapai 14.800 orang. Akibat agresi ini, ratusan ribu orang juga telah mengungsi.

    (cpa/pra)

  • Erdogan Desak PBB Seret Israel ke Pengadilan Internasional

    Erdogan Desak PBB Seret Israel ke Pengadilan Internasional

    Jakarta, CNN Indonesia

    Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan Israel harus bertanggung jawab di pengadilan internasional, atas kejahatan perang yang dilakukan di Gaza.

    Hal ini disampaikan Erdogan saat melakukan percakapan telepon dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Antonio Guterres.

    Kantor Kepresidenan Turki membeberkan bahwa dalam percakapan itu, Erdogan dan Guterres membahas “harapan komunitas internasional mengenai serangan ilegal Israel”.

    Keduanya juga membahas akses bantuan kemanusiaan ke wilayah Gaza, dan upaya untuk perdamaian abadi.

    “Selama panggilan telepon tersebut, Presiden Erdogan mengatakan bahwa Israel tanpa malu-malu terus menginjak-injak hukum internasional, hukum perang, dan hukum kemanusiaan internasional,” demikian pernyataan kantor kepresidenan Turki.

    “Israel harus bertanggung jawab atas kejahatan yang dilakukannya di hadapan dunia,” lanjut pernyataan itu, dilansir Reuters.

    Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan Menteri Luar Negeri Hakan Fidan akan menghadiri pertemuan Dewan Keamanan PBB di New York.

    Turki mengecam keras serangan Israel di Gaza dan terus menyerukan gencatan senjata penuh untuk memungkinkan diskusi mengenai solusi dua negara terhadap konflik Israel-Palestina yang lebih luas.

    Erdogan menyebut serangan Israel di Gaza sebagai genosida dan menuduh Israel sebagai “negara teror”. Namun Israel menolak tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa mereka bertindak untuk membela diri.

    Saat ini Israel dan kelompok Hamas sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata di Gaza, demi membebaskan lebih banyak sandera dan tahanan Palestina.

    Gencatan senjata ini akan berakhir pada Rabu (29/11) waktu setempat. Namun dunia internasional telah mendesak agar gencatan senjata ini dapat ditetapkan permanen sehingga memungkinkan pemulihan situasi kemanusiaan bagi warga Palestina di Gaza.

    (dna/dan)

    [Gambas:Video CNN]

  • Apa ‘Deal’ Baru Israel-Hamas sampai Gencatan Senjata Diperpanjang?

    Apa ‘Deal’ Baru Israel-Hamas sampai Gencatan Senjata Diperpanjang?

    Jakarta, CNN Indonesia

    Israel dan kelompok Hamas Palestina sepakat memperpanjang gencatan senjata di Jalur Gaza Palestina selama dua hari hingga Kamis (30/11). 

    Israel dan Hamas akhirnya menyepakati gencatan senjata pada pekan lalu setelah sebulan lebih berperang sejak 7 Oktober lalu. Dalam kesepakatan awal, keduanya sepakat menerapkan empat hari gencatan senjata.

    Sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata tersebut, Hamas dan Israel juga sepakat saling membebaskan sandera dan tahanan Palestina.

    Setelah berjalan hampir empat hari, Israel dan Hamas pun sepakat memperpanjang gencatan senjata selama dua hari hingga Kamis (30/11).

    Apakah ada kesepakatan baru antara Hamas-Israel hingga sepakat memperpanjang gencatan senjata?

    Sejauh ini, Israel belum mengumumkan secara resmi perpanjangan gencatan senjata. Namun, Qatar, sebagai mediator kesepakatan ini mengatakan perpanjangan gencatan senjata berlaku setelah mendapat tawaran baru dari Hamas. 

    Tawaran baru dari Hamas itu adalah pembebasan lebih banyak sandera. Dalam kesepakatan gencatan senjata awal, Israel dan Hamas memang sepakat mempertimbangkan gencatan senjata jika ada pembebasan sandera lebih banyak lagi.

    Israel dan Hamas sepakat akan ada tambahan satu hari gencatan senjata untuk setiap pembebasan 10 sandera tambahan.

    “Dan kami mendapat konfirmasi dari Hamas bahwa 20 sandera tambahan akan dibebaskan dalam dua hari,” ujar Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed Al Ansari, dikutip Middle East Eye.

    Dia kemudian berujar, “Di sisi Palestina, itu berarti 60 warga Palestina akan dibebaskan dari penjara-penjara Israel.”

    Israel dan Hamas sebelumnya sepakat gencatan senjata pada 24 hingga 27 November.

    Perjanjian itu mencakup jeda pertempuran, lebih banyak bantuan yang masuk, hingga pertukaran sandera atau tahanan.

    Menyoal pertukaran sandera, berdasarkan kesepakatan itu, Hamas membebaskan 50 sandera dan Israel 150 tahanan Palestina dari berbagai penjara di negara tersebut.

    Pertukaran itu berlangsung secara bertahap selama empat hari. Di tiga hari pertama, per hari Hamas membebaskan 13 warga Israel dan 11 orang di hari keempat, demikian dikutip Al Jazeera.

    Hamas juga membebaskan sandera asing yang terdiri dari 17 warga Thailand, satu warga Filipina, dan satu orang berkewarganegaraan ganda Israel-Rusia.

    Pembebasan warga asing itu tak termasuk dalam kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas.

    Israel sementara itu, membebaskan 39 tahanan per hari selama tiga hari saat gencatan senjata. Di hari keempat mereka melepas 33 tahanan Palestina.

    Dengan demikian, total sandera yang akan dibebaskan dari hari pertama gencatan senjata hingga besok, 28 November, adalah 70 sandera Israel dan 210 tahanan Palestina.

    Gencatan senjata ini berlangsung usai 48 hari Israel melancarkan agresi ke Palestina.

    Selama operasi, mereka menyerang warga dan objek sipil seperti sekolah hingga rumah sakit. Imbas serangan Israel, lebih dari 14.800 warga di Palestina meninggal.

    Selama gencatan senjata, Israel juga terpantau masih melakukan penyerangan di Gaza dan Tepi Barat.

    (isa/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Alasan Gencatan Senjata Israel Hamas di Jalur Gaza Diperpanjang

    Alasan Gencatan Senjata Israel Hamas di Jalur Gaza Diperpanjang

    Jakarta, CNN Indonesia

    Israel dan kelompok Hamas Palestina resmi memperpanjang gencatan senjata selama dua hari terhitung sejak Selasa (28/11) dini hari waktu Gaza.

    Perpanjangan gencatan senjata ini disebut-sebut untuk membebaskan lebih banyak sandera atau tahanan dari Gaza dan Israel.

    Pentolan Hamas Ghazi Hamid mengatakan kesepakatan perpanjangan ini telah tertulis dalam perjanjian. Perpanjangan gencatan senjata disepakati lantaran kedua belah pihak setuju membebaskan lebih banyak tahanan dan sandera dari masing-masing pihak.

    “Itu [kemungkinan perpanjangan gencatan senjata] tertulis dalam perjanjian, jika Hamas membebaskan lebih banyak sandera, akan ada lebih banyak gencatan senjata,” kata Hamid kepada Al Jazeera.

    Hamid berharap gencatan senjata ini bisa terus diperpanjang hingga perang berakhir.

    Dia juga menyebut harapan itu mendapat dukungan dari berbagai pihak seperti Qatar, Mesir, dan sejumlah negara Barat.

    “Kami ingin mengakhiri perang. Kami sedang gencatan senjata sementara, tapi kami mencoba memperpanjang,” ujar dia.

    Sementara itu, Israel belum memberikan komentar resmi soal perpanjangan gencatan senjata.

    Namun sebelum resmi diperpanjang, pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memberi sinyal persetujuan atas rencana ini.

    Di kesempatan terpisah, Israel juga menegaskan akan berusaha semaksimal mungkin untuk membebaskan seluruh sandera. meski mereka juga berambisi memusnahkan hamas.

    “Kami akan kembali dengan kekuatan penuh untuk mencapai tujuan kami: melenyapkan Hamas, memastikan Gaza tak seperti semula, dan tentu saja pembebasan semua sandera kami,” ujar Netanyahu.

    Pengumuman perpanjangan gencatan senjata ini muncul dari mediator Israel-Hamas yakni Qatar.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al Ansari, mengatakan kedua pihak sepakat menambah hari untuk jeda kemanusiaan.

    “Pemerintah Qatar mengumumkan bahwa, sebagai bagian dari proses mediasi yang berlangsung, kesepakatan telah tercapai untuk memperpanjang jeda kemanusiaan selama tambahan dua hari di Jalur Gaza,” ungkap Al Anshari.

    Gencatan senjata pertama Israel dan Hamas berlangsung pada 24-27 November.

    Kesepakatan itu mencakup jeda pertempuran, lebih banyak bantuan kemanusiaan yang masuk, hingga pertukaran tahanan.

    Menyoal pertukaran tahanan, Hamas sepakat membebaskan 50 sandera Israel, dan pemerintahan Zionis sepakat melepas 150 tahanan Palestina.

    Selama gencatan senjata fase pertama, Hamas melepas 39 warga Israel dan ditukar 117 tahanan Palestina.

    Sebagai bagian dari negosiasi Qatar, Hamas juga membebaskan sandera warga asing yakni 17 warga negara Thailand, satu warga Filipina, dan satu orang kewarganegaraan ganda Rusia-Israel.

    (isa/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Gencatan di Gaza Diperpanjang sampai 4 Komandan Hamas Dibunuh Israel

    Gencatan di Gaza Diperpanjang sampai 4 Komandan Hamas Dibunuh Israel

    Jakarta, CNN Indonesia

    Gencatan senjata di Jalur Gaza Palestina diperpanjang masih menjadi sorotan berita global. Kabar empat komandan sayap bersenjata Hamas tewas selama berperang dengan Israel sejak 7 Oktober lalu juga menjadi perhatian.

    Berikut kilas berita internasional pada Senin (27/11):

    Gencatan Senjata Diperpanjang 48 Jam, 20 Sandera Dibebaskan dari Gaza

    Israel dan Hamas sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata selama dua hari atau 48 jam di Gaza, terhitung mulai Senin (27/11) waktu setempat.

    Kesepakatan yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir ini dicapai, usai masa gencatan senjata tahap pertama yang dimulai sejak Jumat (24/11) lalu, resmi berakhir pada Senin.

    Dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera, juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed Al-Ansari mengatakan akan ada 10 sandera Israel yang akan dibebaskan dari Gaza per harinya.

    Kabinet Perang Israel Terpecah Gegara Anggaran Agresi ke Gaza Bengkak

    Kabinet perang Israel dilaporkan terpecah usai para menterinya berdebat kusir soal pengaturan anggaran agresi militer ke Jalur Gaza Palestina yang kian bengkak.

    Salah satu menteri dalam kabinet perang Israel, Benny Gantz, memperingatkan para pejabat bahwa kegagalan negara mengalihkan semua dana diskresioner koalisi untuk kebutuhan perang bakal menyebabkan partainya, Persatuan Nasional, menentang anggaran perang yang telah diusulkan.

    Ancaman itu diutarakan Gantz, eks menteri pertahanan Israel, dalam rapat kabinet perang pada Minggu (26/11).

    4 Komandan Top Brigade Al Qassam Hamas Tewas Dibunuh Tentara Israel

    Sayap militer Hamas Palestina, Brigade Al Qassam, mengatakan empat pemimpinnya telah terbunuh akibat agresi Israel ke Jalur Gaza sejak 7 Oktober lalu.

    Salah satu dari empat komandan Brigade Al Qassam itu merupakan komandan top sayap bersenjata tersebut yakni anggota Dewan Militer sekaligus komandan Brigade di utara Gaza, Ahmed Al Ghandour.

    “Brigade Al Qassam berduka atas (kepergian) sekelompok pemimpin yakni Komandan Ahmed Al Ghandour yang dikenal sebagai Abu Anas, anggota Dewan Militer dan komandan Brigade Utara dan pemimpin lainnya; Wael Rajab, Raafat Salman, dan Ayman Siam,” bunyi pernyataan Brigade Al Qassam seperti dikutip kantor berita Turki, Anadolu, pada Minggu (26/11).

    (rds/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Gencatan Senjata Diperpanjang 48 Jam, 20 Sandera Dibebaskan dari Gaza

    Gencatan Senjata Diperpanjang 48 Jam, 20 Sandera Dibebaskan dari Gaza

    Jakarta, CNN Indonesia

    Israel dan Hamas sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata selama dua hari atau 48 jam di Gaza, terhitung mulai Senin (27/11) waktu setempat.

    Kesepakatan yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir ini dicapai, usai masa gencatan senjata tahap pertama yang dimulai sejak Jumat (24/11) lalu, resmi berakhir pada Senin.

    Dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera, juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed Al-Ansari mengatakan akan ada 10 sandera Israel yang akan dibebaskan dari Gaza per harinya.

    “Kami mendapat konfirmasi dari Hamas bahwa 20 sandera tambahan akan dibebaskan dalam dua hari ke depan,” kata Al-Ansari kepada Al Jazeera.

    Dia mengatakan, “Di pihak Palestina, itu berarti sekitar 60 warga Palestina akan dibebaskan dari penjara Israel.”

    Dia juga menyebut pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza akan terus berlanjut, demikian juga dengan jeda pertempuran.

    Sebelumnya Israel setuju untuk menambah satu hari gencatan senjata bagi setiap 10 sandera yang dibebaskan Hamas dari Gaza.

    Sebagai imbalannya, jumlah tahanan Palestina yang akan dibebaskan berjumlah tiga kali lipat dari sandera yang dilepas dari Gaza.

    Pada MInggu (26/11), Hamas membebaskan 17 orang termasuk seorang anak berusia empat tahun sehingga total sandera yang sudah dibebaskan dari Gaza total 58 orang.

    Sementara itu Israel telah membebaskan 117 tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel, selama gencatan senjata ini.

    (dna/dna)