Kementrian Lembaga: kementerian kkp

  • Peneliti IOJI: Tak ada daratan di petak SHGB pagar laut Tangerang

    Peneliti IOJI: Tak ada daratan di petak SHGB pagar laut Tangerang

    ini membuktikan bahwa di area yang diterbitkan SHGB-nya itu memang dari dulu tidak pernah ada daratan

    Jakarta (ANTARA) – Peneliti Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI) menyatakan bahwa berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, tidak ditemukan adanya daratan di petak-petak yang sebelumnya terbit Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) di kawasan pagar laut perairan Kabupaten Tangerang, Banten.

    “Jadi dari pemeriksaan yang kami lakukan ini membuktikan bahwa di area yang diterbitkan SHGB-nya itu memang dari dulu tidak pernah ada daratan,” kata Senior Analyst IOJI Imam Prakoso dalam diskusi bertajuk ‘Momentum Perbaikan Tata Kelola Pesisir: Pagar Laut Dibongkar, What’s Next?’ di Jakarta, Rabu.

    Dalam paparan pada diskusi tersebut, awalnya Imam menunjukkan peta yang bersumber dari Kementerian ATR/BPN yang juga menunjukkan letak Desa Kohod, di mana menjadi salah satu daerah yang memiliki SHGB soal pagar laut Tangerang.

    “Itu kalau kita klik atau kita cek itu adalah Sertifikat Hak Guna Bangunan. Jadi di situ ada wilayah seluas 370 hektare dan terdiri atas 263 bidang atau kotak-kotak SHGB,” ujarnya.

    Peta tersebut kemudian sempat viral setelah terjadi penyegelan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terhadap pagar laut di perairan tersebut pada Kamis (9/1).

    “Dan orang jadi bertanya ini petak-petak ini kan lokasinya berada di perairan, petak-petak SHGB ini. Kemudian muncul pertanyaan, apa boleh mengeluarkan SHGB di wilayah perairan begitu?” terang Imam.

    Kala itu, ada yang berpendapat bahwa SHGB di perairan itu tidak boleh, tapi ada pula yang berpendapat boleh hanya dalam bentuk izin penggunaan wilayah perairan dari KKP berupa Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (PKKPRL).

    “Ada juga yang berpendapat bahwa SHGB itu boleh kalau di situ dulunya itu adalah daratan, artinya ada tanah yang lenyap atau tanah yang tenggelam di situ dahulu,” jelasnya.

    Sehingga atas atas pertanyaan-pertanyaan itu, lanjut Imam, IOJI kemudian mencari tahu fakta-fakta dari waktu ke waktu apakah wilayah itu dahulu daratan atau memang perairan.

    Dia mengatakan bahwa pihaknya kemudian melakukan pengecekan melalui Satelit Landsat di mana satelit itu memang sering dipakai untuk mengamati bentang alam di permukaan Bumi.

    Dengan menggunakan teknik penginderaan jauh, Indeks Perbedaan Air Dinormalisasi (Normalized Difference Water Index/NDWI) pihaknya bisa membedakan mana yang laut, mana yang darat atau mana yang perairan, mana yang daratan utamanya di SHGB pagar laut Tangerang.

    “Pada 2024 jelas itu merupakan wilayah perairan atau laut begitu. Nah pagar laut di situ juga terlihat samar-samar dari citra satelit, tapi kita bisa amati garis-garisnya beberapa di antaranya begitu,” katanya.

    “Di sini tidak ditemukan daratan yang luas, seluas area petak-petak tadi di tahun 2024. Kemudian kita coba ‘flashback’ dari tahun-tahun sebelumnya. Jadi Landsat ini sebetulnya dia konstelasinya mulai mengorbit sejak tahun 1982,” tambahnya.

    Selanjutnya, setelah pihaknya memeriksa bahwa foto citra satelit yang representatif untuk Desa Kohod mulai ada di tahun 1988 dari Landsat. Diketahui, Satelit Landsat merupakan milik Amerika Serikat yang tersedia untuk publik.

    Peta itu lalu dioverlay dengan garis pantai yang dikeluarkan oleh Badan Informasi Geospasial edisi tahun 2022. Lalu ditemukan bahwa pada tahun 1988, wilayah tersebut rupanya laut bukan darat.

    “Kalau kita lihat sedikit ada daratan memang yang menjorok ke utara, tapi itu tidak berada di utara Kohod, agak di sebelah barat begitu. Itu dulu ada daratan di situ, di tahun 1988. Makanya itu agak menjorok ke lebih utara dibandingkan dengan garis pantainya begitu,” kata dia.

    Dia menyebutkan bahwa posisi itu terus sama dengan kondisi di tahun 2010, 2015, 2020, 2022 bahkan hingga 2024

    “Kemudian kami memeriksa di tahun 2024. Nah ini jelas, lebih jelas karena citra-citranya mungkin kualitasnya lebih bagus, memang di tempat-tempat petak-petak SHGB itu dulu laut,” ucap dia.

    Menurut dia, memang akan ada kemungkinan sedikit perubahan garis pantai, tapi akan tidak mencapai yang seluas yang ditampilkan di peta ATR/BPN.

    “Memang ada daratan yang mungkin nanti lambat laun akan terkena abrasi tapi itu tidak signifikan. Jadi, temuan kami ini untuk konfirmasi apa yang sudah kita dengar dari pemberitaan, memang demikian keadaannya,” kata Imam.

    Di tempat yang sama, Program Director IOJI Andreas Aditya Salim mengatakan bahwa berdasarkan Permen KP Penyelenggaraan Penataan Ruang Laut, Pasal 36, disebutkan 1 mil pertama dari garis pantai itu diprioritaskan untuk perlindungan ekosistem, perikanan tradisional, akses umum, pantai umum, pertahanan keamanan.

    “Kok bisa HGB terbit? Kalau kemudian itu mau bangun pangkalan militer, kita masih bisa paham lah, oke karena ada alasan pertahanan keamanan, tapi kok ini pasalnya sudah ada, masih juga terbit HGB,” kata Andreas.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Bakamla Gagalkan Upaya Mafia Lobster Internasional Selundupkan Benih Lewat Perairan Kepulauan Seribu

    Bakamla Gagalkan Upaya Mafia Lobster Internasional Selundupkan Benih Lewat Perairan Kepulauan Seribu

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

    TRIBUNJAKARTA.COM, KEPULAUAN SERIBU – Badan Keamanan Laut (Bakamla) menggagalkan upaya penyelundupan benih lobster di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta Utara.

    Sedikitnya 60 ribu ekor benih lobster senilai Rp 1,05 miliar diamankan dalam operasi yang berlangsung Selasa (11/3/2025) dinihari.

    Dalam pengungkapan ini, Bakamla menemukan sebuah perahu kayu tanpa awak yang terombang-ambing di tengah laut.

    Saat diperiksa, petugas menemukan dua koper mencurigakan di dalam perahu tersebut.

    Setelah dibuka, salah satu koper berisi 22 kantong plastik yang penuh dengan benih lobster, sementara koper lainnya kosong dan diduga sebagai wadah cadangan.

    Operasi ini merupakan hasil penyelidikan selama empat bulan oleh tim gabungan Bakamla, BAIS TNI, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

    Berdasarkan pemetaan intelijen, tim mendeteksi adanya pola penyelundupan benih lobster melalui jalur laut.

    Kasubdit Penyelenggara Operasi Direktorat Operasi Laut Bakamla Kolonel David Hastiadi menjelaskan, modus operandi yang digunakan mafia benih lobster ini adalah meninggalkan perahu tanpa awak di laut.

    Perahu tersebut kemudian diduga kuat akan dijemput oleh komplotan yang masih diselidiki itu sebelum akhirnya dikirim ke luar negeri melalui jalur udara.

    “Jadi pada saat nanti kapal itu datang, kemungkinan karena lalu lintas di sini kapal sangat tinggi, ada kemungkinan dia ketika melihat kami bergerak, dia langsung pergi,” kata David dalam konferensi pers di perairan Kepulauan Seribu, Selasa petang.

    Penyelundupan benih lobster ini berpotensi merugikan negara hingga miliaran rupiah setiap tahunnya.

    Pasalnya, harga benih lobster di pasar gelap internasional sangat tinggi, terutama di negara-negara Asia Tenggara.

    Setelah diamankan, seluruh benih lobster langsung dikembalikan ke habitatnya di perairan Kepulauan Seribu, tepatnya di sekitar Pulau Onrust.

    Proses pelepasan dilakukan oleh petugas Bakamla serta Kementerian Kelautan dan Perikanan guna memastikan kelangsungan hidup biota laut yang dilindungi ini.

    Sementara itu, tim Bakamla masih memburu jaringan penyelundup yang terlibat dalam kasus ini.

    Para pelaku diperkirakan merupakan bagian dari sindikat perdagangan ilegal yang telah lama beroperasi. 

    “Karena sudah lama kita melaksanakan pemantauan, kita pasti akan menelusuri pemilik kapal ini, kemudian siapa yang membawa benih lobster ini,” pungkas David.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Respons Menhan soal Status TNI Aktif Seskab Teddy

    Respons Menhan soal Status TNI Aktif Seskab Teddy

    Respons Menhan soal Status TNI Aktif Seskab Teddy
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Menteri Pertahanan (Menhan)
    Sjafrie Sjamsoeddin
    menyatakan ada 15 kementerian/lembaga yang bisa dijabat oleh prajurit aktif Tentara Nasional Indonesia (TNI).
    Hal ini disampaikan Menhan saat ditanya wartawan mengenai status Sekretaris Kabinet (Seskab) Letkol Teddy Indra Wijaya yang masih aktif sebagai perwira TNI.
    Sjafrie menyebutkan bahwa anggota TNI yang ingin menjabat di luar 15 kementerian/lembaga tersebut harus pensiun.
    “Masuk enggak dalam kategori itu? Kalau termasuk di luar 15 kategori itu ya terkena (pensiun dini),” kata Sjafrie saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (11/3/2025).
    Berdasarkan Undang-Undang TNI, ada 15 kementerian/lembaga yang dapat dihuni oleh perwira
    TNI aktif
    tanpa perlu mengundurkan diri.
    Kementerian/lembaga itu adalah kementerian/lembaga yang membidangi Korbid Polkam, Pertahanan Negara, Setmil Pres, Intelijen Negara, Sandi Negara, dan Lemhannas.
    Kemudian, Dewan Pertahanan Nasional (DPN), SAR Nasional, Badan Narkotika Nasional (BNN), Kementerian Kelautan dan Perikanan, BNPB, BNPT, Keamanan Laut, Kejagung, dan Mahkamah Agung.
    Menhan pun enggan menjawab secara lugas mengenai status Teddy sebagai Seskab yang masih merupakan TNI aktif.
    Ia menegaskan bahwa hanya prajurit TNI yang berada di luar 15 kementerian/lembaga tersebut yang harus pensiun.
    “Saya tidak melihat spesifik, tapi saya akan menyampaikan bahwa jabatan tertentu kementerian/lembaga itu harus pensiun dulu,” kata Sjafrie.
    Sebagai informasi, Seskab Teddy belakangan menjadi sorotan publik lantaran pangkatnya naik dari Mayor menjadi Letkol.
    Sementara itu, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menegaskan bahwa anggota TNI aktif yang menjabat di kementerian/lembaga pemerintahan harus pensiun dini atau mengundurkan diri.
    Namun, pada Oktober 2024 lalu, pihak TNI Angkatan Darat menyebut Teddy tak perlu mengundurkan diri dari TNI meski ditunjuk jadi Seskab.
    Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen Wahyu Yudhayana beralasan, jabatan Seskab yang disandang oleh Teddy termasuk dalam kategori penugasan di luar struktur TNI AD.
    “Ini statusnya adalah penugasan di luar struktur sehingga tidak perlu menyelesaikan dinas aktifnya atau pensiunan itu tidak perlu,” ujar Wahyu saat dihubungi
    Kompas.com
    , Senin (21/10/2024).
    Menurut Wahyu, jabatan Seskab pada masa pemerintahan saat ini tidak lagi setara menteri, tetapi berada di bawah Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg). 
    Dengan demikian, posisi Seskab bisa dijabat oleh perwira aktif, seperti halnya anggota TNI-Polri yang bertugas di Sekretaris Militer Presiden (Setmilpres).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Isi Jabatan Sipil, Menhan Sebut Seskab Teddy Harus Pensiun dari TNI

    Isi Jabatan Sipil, Menhan Sebut Seskab Teddy Harus Pensiun dari TNI

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin buka suara ihwal status TNI Letnan Kolonel (Letkol) Teddy Indra Wijaya lantaran menjabat sebagai Sekretaris Kabinet (Seskab).

    Namun, dia tak menjelaskan secara gamblang soal status Letkol Teddy. Dia hanya menyebut bila jabatannya tidak masuk dalam 15 K/L yang memperbolehkan TNI tetap aktif, maka harus pensiun.

    “Masuk tidak dalam kategori itu? Kalau di luar kategori itu ya terkena, pensiun dulu baru melanjutkan pekerjaan,” katanya seusai rapat kerja dengan Komisi I DPR RI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (11/3/2025).

    Sebelumnya dalam rapat bersama Komisi I DPR, Sjafrie menampilkan materi berupa revisi Pasal 47 dalam Undang-Undang TNI, yang menunjukkan ada 15 K/L yang memperbolehkan TNI tetap aktif. Jika di luar itu, maka harus pensiun.

    Adapun, jumlah jabatan sipil ini bertambah dari sebelumnya yang hanya 10 K/L. Lima tambahan itu di antaranya Kementerian Kelautan dan Perikanan, BNPB, BNPT, Bakamla, dan Kejaksaan Agung.

    Berikut 15 K/L yang memperbolehkan TNI tetap aktif:

    1. Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam)

    2. Kementerian Pertahanan

    3. Sekretariat Militer Presiden

    4. Badan Intelijen Negara (BIN)

    5. Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN)

    6. Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas)

    7. Dewan Pertahanan Nasional (DPN)

    8. Badan SAR Nasional

    9. Badan Narkotika Nasional (BNN)

    10. Kementerian Kelautan dan Perikanan

    11. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

    12. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)

    13. Badan Keamanan Laut (Bakamla)

    14. Kejaksaan Agung

    15. Mahkamah Agung

  • Indonesia-Vietnam sepakat penguatan kerja sama perikanan

    Indonesia-Vietnam sepakat penguatan kerja sama perikanan

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Indonesia dan Vietnam sepakat memperkuat kerja sama bilateral pada sektor perikanan untuk budi daya komoditas lobster (udang karang), tuna hingga rumput laut.

    “Kerja sama perikanan termasuk yang diperkuat, khususnya pada bidang pengembangan budi daya lobster, tuna, dan rumput laut,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

    Ia mengatakan bahwa penguatan kerja sama bilateral menjadi kemitraan strategis komprehensif, bertepatan dengan peringatan 70 tahun hubungan diplomatik dua negara.

    Peningkatan kerja sama budi daya ditandai dengan penandatangan dokumen Implementing Arrangement (IA) antara Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Direktorat Perikanan dan Pengawasan Kementerian Pertanian dan Lingkungan Hidup.

    Dalam penandatanganan tersebut, dokumen diperlihatkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dan Wakil Menteri Pertanian dan Lingkungan Hidup Vietnam Phung Duc Tien kepada Presiden RI Prabowo Subianto dan Sekretaris Jenderal Komite Sentral Partai Komunis Viet Nam (PKV) Tô Lâm pada acara kenegaraan di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/3).

    “Dengan penguatan kerja sama ini, akan mendekatkan pada cita-cita bersama menjadikan Indonesia dan Vietnam sebagai juara penghasil produk perikanan di kawasan,” ujar Trenggono.

    Kedua belah pihak sepakat melakukan pertukaran informasi terkait regulasi dan data akuakultur, meningkatkan kerja sama dalam teknologi budi daya, perdagangan, dan pemasaran produk perikanan, serta mendorong investasi dan kemitraan antara pelaku usaha di sektor ini.

    Kerja sama juga mencakup aspek pendidikan dan pelatihan, termasuk pertukaran pejabat pemerintah serta ilmuwan dalam rangka pengembangan kapasitas sumber daya manusia di bidang akuakultur.

    Sebagai mekanisme pelaksanaan, kedua belah pihak akan membentuk Kelompok Kerja Sama Bersama, yang bertemu secara rutin setidaknya sekali dalam setahun untuk meninjau perkembangan kerja sama dan menyusun langkah-langkah strategis ke depan.

    Perjanjian berlaku selama lima tahun sejak tanggal penandatanganan dan dapat diperpanjang melalui kesepakatan tertulis antara kedua belah pihak.

    Sebelum acara kenegaraan di Istana Negara, Menteri Trenggono dan Wakil Menteri Phung Duc Tien melakukan pertemuan bilateral di Kantor KKP, Jakarta Pusat pada hari yang sama.

    Pertemuan keduanya membahas rencana pengembangan bersama budi daya perikanan di Indonesia.

    Menteri Trenggono menjelaskan telah membangun modeling budi daya rumput laut ramah lingkungan 50 hektare di Wakatobi, Sulawesi Tenggara.

    Proses budi daya tidak lagi menggunakan plastik sebagai pelampung rumput laut, melainkan batok kelapa sehingga aman bagi ekosistem.

    Indonesia saat ini menjadi produsen rumput laut terbesar kedua di dunia dengan rata-rata produksi lebih dari 9 juta ton per tahun.

    Guna meningkatkan daya saing rumput laut, pemerintah Indonesia sedang mengembangkan program hilirisasi sehingga produk yang dihasilkan menjadi lebih beragam dengan nilai jual lebih tinggi.

    Selain rumput laut, sambung Menteri Trenggono, di wilayah timur Indonesia juga tengah dikembangkan budi daya tuna oleh swasta.

    “Kami menunjukkan komitmen dalam mengelola sumber daya perikanan berkelanjutan. Potensi kami sangat besar, dan kami ingin memaksimalkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga keberlanjutan ekosistem,” ungkapnya.

    Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian dan Lingkungan Hidup Vietnam Phung Duc Tien mengatakan penguatan kerja sama dalam pengembangan perikanan yang berkelanjutan, sejalan dengan hubungan baik antara kedua negara.

    Dia juga meminta dukungan dari pemerintah Indonesia untuk mendorong kerja sama lebih dalam dan nyata dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan perdagangan perikanan.

    Pada pertemuan tersebut, keduanya juga sepakat bersama-sama memerangi praktik penyelundupan benih bening lobster.

    Pemerintah Vietnam diakui Wamen Phung Duc Tien telah mengambil langkah tegas dalam memberantas praktik penangkapan ikan ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak diatur.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Iskandar Zulkarnaen
    Copyright © ANTARA 2025

  • RI & Vietnam Bentuk Tim buat Kembangkan Budidaya Lobster-Rumput Laut

    RI & Vietnam Bentuk Tim buat Kembangkan Budidaya Lobster-Rumput Laut

    Jakarta

    Pemerintah Indonesia dan Vietnam menyepakati penguatan kerjasama perikanan, khususnya pada bidang pengembangan budidaya lobster, tuna, dan rumput laut.

    Peningkatan kerjasama budidaya ditandai dengan penandatangan dokumen Implementing Arrangement (IA) antara Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Direktorat Perikanan dan Pengawasan Kementerian Pertanian dan Lingkungan Hidup Vietnam.

    Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Sakti Wahyu Trenggono mengatakan penguatan kerjasama ini menjadikan Indonesia dan Vietnam sebagai pemimpin penghasil produk perikanan. Momentum tersebut juga turut disaksikan oleh Presiden RI Prabowo Subianto dan Sekretaris Jenderal Komite Sentral Partai Komunis Viet Nam (PKV) Tô Lâm di Istana Negara, Jakarta, pada Senin (10/3/2025) petang.

    “Dengan penguatan kerjasama ini, akan mendekatkan pada cita-cita bersama menjadikan Indonesia dan Vietnam sebagai juara penghasil produk perikanan di kawasan,” kata Menteri Trenggono dalam keterangan resmi, Selasa (11/3/2025).

    Lebih lanjut, kerja sama ini juga menyepakati untuk melakukan pertukaran informasi terkait regulasi dan data akuakultur, meningkatkan kerja sama dalam teknologi budidaya, perdagangan, dan pemasaran produk perikanan, serta mendorong investasi dan kemitraan antara pelaku usaha di sektor ini. Kerjasama juga mencakup aspek pendidikan dan pelatihan, termasuk pertukaran pejabat pemerintah serta ilmuwan dalam rangka pengembangan kapasitas sumber daya manusia di bidang akuakultur.

    Sebagai mekanisme pelaksanaan, kedua belah pihak akan membentuk Kelompok Kerja Sama Bersama, yang bertemu secara rutin setidaknya sekali dalam setahun untuk meninjau perkembangan kerjasama dan menyusun langkah-langkah strategis ke depan. Perjanjian berlaku selama lima tahun sejak tanggal penandatanganan dan dapat diperpanjang melalui kesepakatan tertulis antara kedua belah pihak.

    Sebelum momentum tersebut Trenggono bertemu dengan Wakil Menteri Phung Duc Tien di Kantor KKP, pada Senin siang. Pertemuan tersebut membahas rencana pengembangan bersama budidaya perikanan di Indonesia.

    Trenggono menjelaskan Indonesia telah membangun modeling budidaya rumput laut ramah lingkungan seluas 50 hektare di Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Proses budidaya tidak lagi menggunakan plastik sebagai pelampung rumput laut, melainkan batok kelapa sehingga aman bagi ekosistem.

    Indonesia saat ini menjadi produsen rumput laut terbesar kedua di dunia dengan rata-rata produksi lebih dari 9 juta ton per tahun. Untuk meningkatkan daya saing rumput laut yang dihasilkan, pemerintah Indonesia sedang mengembangkan program hilirisasi sehingga produk yang dihasilkan menjadi lebih beragam dengan nilai jual lebih tinggi. Selain rumput laut, sambung Menteri Trenggono, di wilayah timur Indonesia juga tengah dikembangkan budidaya tuna oleh pihak swasta.

    “Kami menunjukkan komitmen dalam mengelola sumber daya perikanan berkelanjutan. Potensi kami sangat besar, dan kami ingin memaksimalkannya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga keberlanjutan ekosistem,” jelas Trenggono.

    Sementara itu, Wakil Menteri Phung Duc Tien mengatakan penguatan kerja sama dalam pengembangan perikanan yang berkelanjutan, sejalan dengan hubungan baik antara kedua negara. Dia juga meminta dukungan dari pemerintah Indonesia untuk mendorong kerja sama lebih dalam dan nyata dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan perdagangan perikanan.

    Pada pertemuan tersebut, keduanya juga sepakat bersama-sama memerangi praktik penyelundupan benih bening lobster. Pemerintah Vietnam diakui Wamen Phung Duc Tien telah mengambil langkah tegas dalam memberantas praktik penangkapan ikan ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak diatur (IUU Fishing).

    Lihat juga Video: Terungkap Penyelundupan Benih Lobster Senilai Rp 9 M Lewat Bandara Juanda

    (kil/kil)

  • Wamen Christina Dukung Lulusan BPPP Tegal Bersaing di Level Internasional

    Wamen Christina Dukung Lulusan BPPP Tegal Bersaing di Level Internasional

    loading…

    Wakil Menteri (Wamen) Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Christina Aryani mengunjungi Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Tegal, Jawa Tengah, Senin (10/3/2025). Foto/Istimewa

    JAKARTA – Wakil Menteri (Wamen) Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Christina Aryani mengunjungi Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Tegal, Jawa Tengah, Senin (10/3/2025). Wamen Christina meninjau sejumlah fasilitas, sekaligus berdiskusi dengan sejumlah peserta pelatihan di balai milik Kementerian Kelautan dan Perikanan itu.

    Christina mengaku senang terhadap proses pembelajaran dan kelengkapan fasilitas yang ada di BPPP Tegal. Apalagi, banyak lulusan BPPP Tegal diakui di level internasional dan bekerja di luar negeri.

    “Tak hanya lulusan, akreditasi dari BPPP Tegal juga diakui di level internasional. Kami sangat senang,” ujarnya ditemui usai meninjau fasilitas.

    Dia menuturkan, fokus ke depan adalah peserta, lulusan, dan masyarakat yang ikut pelatihan di BPPP Tegal semakin bisa didayagunakan untuk mendapat pekerjaan di luar negeri. “Tentunya sesuai dengan kompetensi yang dipelajari di BPPP Tegal,” ujar politikus Partai Golkar ini.

    Christina mengungkapkan, ke depan, pihaknya serius membuka peluang lulusan BPPP bekerja di Spanyol sebagai ABK (deckhand). “Dan kami akan mengikutkan teman-teman dari balai, agar spesifikasi dan kompetensi yang diperlukan oleh user (pengguna, red) di Spanyol betul-betul sesuai dengan apa yang dapat disiapkan BPPP Tegal. Kami optimis bisa bekerja sama lebih baik lagi dengan UPT yang ada dibawah naungan Kementerian Kelautan dan Perikanan,” kata Christina.

    Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan Kementerian KKP I Nyoman Radiarta menuturkan, kehadiran Wamen Christina di BPPP Tegal merupakan tindak lanjut dari Memorandum of Understanding (MoU) dua kementerian yang ditandatangani beberapa waktu lalu.

    “Apa yang disampaikan Bu Wamen sangat relevan sekali. BPPP Tegal menyiapkan secara teknis tenaga andal di bidang kelautan dan perikanan,” katanya.

    Nantinya, kata Nyoman, akan ada penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) antara BPPSDMKP dengan 4 Dirjen di Kementerian P2MI. “Semoga ini menjadi kolaborasi untuk mendukung dan menyiapkan calon tenaga migran lebih kompeten di luar negeri,” pungkasnya.

    (rca)

  • Advokat Ini Sebut Nusron Wahid Lindungi Kepentingan Aguan, Tantang Gunting Satu Per Satu Sertifikat Laut Tangerang

    Advokat Ini Sebut Nusron Wahid Lindungi Kepentingan Aguan, Tantang Gunting Satu Per Satu Sertifikat Laut Tangerang

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Advokat Akhmad Khozinuddin mengaku tak percaya jika sertifikat tanah yang berada di atas laut Tangerang telah dibatalkan. Ia menyebut pemerintah telah bohong.

    “DPR juga dibihongi oleh menteri,” kata Akhmad dalam YouTube Abraham Samad Speak Up, dikutip Sabtu (8/3/2025).

    Akhmad merupakan pengacara yang terlibat dalam sertifikat dan pagar laut di Tangerang. Ia menyoroti kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (BPB).

    “Saya melihat menteri itu mengambil posisi dua kepentingan. Satu sisi ia ingin mengambil benefit politik dukungan masyarakat dengan seolah-olah menindaklanjuti dengan berbagai tindakan,” jelasnya.

    Namun di satu sisi, ia menilai menteri tersebut juga ingin menyelamatkan kepentingan oligarki. Dalam hal ini Aguan atau Agung Sedayu Group

    “Sisi lain, ia juga sebenarnya berupaya menyelamatkan kepentingan oligarki. Dimana terbacanya penyelamatannya,” terangnya.

    Menurutnya, ada dua pernyataan menteri yang sama. Pertama Sakti Wahyu Trenggono Menteri KKP, yang kedua Nusron Wahid Menteri ATR/BPN.

    “Apa yang sama dari mereka? Dua-duanya kompak mengklasifikasi bahwa tanah yang ada di laut itu adalah tanah musnah.Padahal kalau itu dikatakan tanah musnah, itu membenarkan bahwa dulunya itu tanah daratan. Terkena abrasi kemudian tanah musnah,” imbuhnya.

    “Padahal kalau kita setuju nomenklatur tanah musnah. Berarti pemegang hak dalam hal ini anak usaha PT Agung Sedayu Grup itu,” tambahnya.

    Dalam penyelesaian sertifikat laut. Ia mengatakan ada upaya menyelematkan sertifikat tersebut.

  • Proyek Marina Internasional KEK Kura Kura Bali `on the track` 

    Proyek Marina Internasional KEK Kura Kura Bali `on the track` 

    Sumber foto: Eko Sulestyono/elshinta.com.

    Proyek Marina Internasional KEK Kura Kura Bali `on the track` 
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 06 Maret 2025 – 19:34 WIB

    Elshinta.com – PT Bali Turtle Island Development (BTID) mengutamakan keamanan dan keselamatan dalam menyiapkan lingkungan kerja proyek yang kondusif di Lokasi Pembangunan Marina Internasional di KEK Kura Kura Bali.

    Sebagai bentuk keseriusan dalam menjaga keamanan dan keselamatan, BTID berkordinasi dengan Pengawas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Polairud dan Satpol PP Provinsi Bali, yang akan turun langsung mendukung pengawasan selama satu bulan ke depan dalam bentuk sosialisasi kepada masyarakat dan pendampingan dalam pemasangan rambu- rambu peringatan di darat dan di laut.

    Pendampingan pemasangan rambu-rambu peringatan darat dan laut ini dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh aktivitas konstruksi infrastruktur marina di area proyek berjalan aman dan tertib, sesuai regulasi, dan tidak mengganggu keamanan dan keselamatan bagi masyarakat yang ketepatan melintas.

    Menindaklanjuti pelepasan pelampung pada Senin lalu, hari ini, 6 Maret 2025, BTID bersama instansi terkait resmi memasang rambu-rambu peringatan keamanan dan keselamatan di lokasi proyek infrastruktur Marina Internasional.

    Sesuai anjuran dan arahan dari instansi yang berwenang, pemasangan ini disaksikan langsung oleh perwakilan dari berbagai instansi, menegaskan komitmen bersama dalam memastikan seluruh aktivitas di kawasan berjalan lancar dan sesuai peraturan dan perundangan yang berlaku.

    Rambu-rambu peringatan laut dan darat ini bukan hanya sekedar prosedur standar, tetapi juga agar semua pihak semakin memahami pentingnya keamanan dan keselamatan di sekitar proyek dan tetap dapat menjalankan aktivitasnya dengan nyaman tanpa insiden atau kecelakaan kerja. 

    “Perlu diingat, penanda peringatan keamanan ini fungsinya untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, nelayan di Serangan, bahwa kondisi di area ini harus hati-hati. 
    Lokasi ini cukup curam juga, ada palung dan sebagainya. Maka untuk keselamatan nelayan, ada penanda ini,” kata Putu Sumardiana, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali pada saat meninjau lokasi area Marina, Kamis (6/3).

    Keberadaan rambu-rambu ini juga membantu memitigasi resiko di area konstruksi dan memastikan lingkungan kerja tetap aman bagi semua.

    “Pentingnya ada tanda rambu- rambu dipasang disini, untuk memberi peringatan bahwa areal ini cukup berbahaya. Nantinya juga akan ada lebih banyak lagi kegiatan konstruksi alat-alat berat yang berlalu lalang, baik di darat maupun di air,” kata Zakki Hakim, Kepala Komunikasi BTID seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Eko Sulestyono, Kamis (6/3).

    Upaya ini didukung oleh berbagai pemangku kepentingan yang turut hadir dalam pemasangan rambu-rambu keselamatan, di antaranya Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), Pengawas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Administrator KEK, Satpol PP Provinsi Bali, Lurah Serangan, Ketua LPM Desa Serangan, dan perwakilan instansi terkait lainnya.

    BTID selama ini rutin menjalin komunikasi dengan kelompok masyarakat yang merupakan bagian dari 13 kelompok nelayan dan mewakili sekitar 400 nelayan pesisir, laut lepas, terumbu karang, dan rumput laut.

    Semua pihak yang ditemui, termasuk semua Kepala Lingkungan (Kaling) Desa Serangan dan perwakilan kelompok nelayan, memahami pentingnya keamanan dan keselamatan selama proses konstruksi marina internasional.

    Perwakilan para Nelayan Serangan ini mengatakan bahwa selama ini mereka tetap dapat mengakses mayoritas dari sekitar 20 km total garis pantai Pulau Serangan, termasuk area KEK Kura Kura Bali.

    Dari pemantauan yang didapat selama ini, hanya ada sekitar delapan nelayan pesisir dari 400 nelayan yang rutin masuk KEK untuk menjala atau menjaring di area perairan dekat konstruksi Marina, pada musim tertentu.

    BTID juga mengajak semua pihak, termasuk masyarakat sekitar, untuk bersama-sama menjaga ketertiban serta mendukung kelancaran proyek ini. Keselamatan adalah tanggung jawab bersama, agar pembangunan berjalan dengan optimal.

    Dengan pengelolaan yang tertib, aman, dan sesuai regulasi, proyek Marina Internasional di KEK Kura Kura Bali akan menghadirkan infrastruktur maritim internasional. 

    Pembangunan ini juga akan berdampak positif bagi perekonomian daerah, membuka lapangan kerja, serta memperkuat sektor pariwisata berkualitas di Bali dan Indonesia.

    Kura Kura Bali adalah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk Pariwisata Berkualitas dan Industri Kreatif, yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia pada April 2023, dan dikelola oleh PT Bali Turtle Island Development (BTID) sebagai Master Developer.

    Dengan luas 498 hektare, Kura Kura Bali adalah destinasi dengan semangat Bali modern yang mengintegrasikan kekayaan warisan budaya Bali yang berakar pada filosofi Tri Hita Karana, yaitu mewujudkan harmoni antara manusia, alam, dan spiritualitas.

    Dengan fokus pada gaya hidup marina, komunitas berbasis pengetahuan, dan pencapaian kualitas hidup secara menyeluruh, Kura Kura Bali menciptakan peluang untuk era baru pariwisata, industri inovatif, dan well-being yang holistik.

    Berdasarkan penghormatan terhadap tradisi dan didorong oleh perencanaan yang matang, Kura Kura Bali berupaya membentuk masa depan di mana budaya dan modernitas hidup berdampingan dan menjadi pemimpin dalam pembangunan yang bertanggung jawab untuk memberikan nilai berkelanjutan bagi komunitas lokal dan global.

    Sumber : Radio Elshinta

  • KKP Pastikan Stok Ikan Aman saat Ramadan dan Lebaran

    KKP Pastikan Stok Ikan Aman saat Ramadan dan Lebaran

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperkirakan prognosa produksi ikan mencapai 3,06 juta ton pada periode Januari—Maret 2025. Angka prognosa produksi ikan ini dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan Ramadan dan Idulfitri 2025.

    Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Budi Sulistyo mengatakan prognosa itu meliputi 1,47 juta ton dari perikanan tangkap dan 1,59 juta ton ikan budidaya.

    Bahkan, KKP juga memperkirakan akan terjadi peningkatan kebutuhan ikan konsumsi selama bulan Ramadan dan Idulfitri.

    “Memasuki H-7 Ramadan 2025 hingga H+3 Idulfitri diperkirakan kebutuhan ikan akan meningkat di 7,3%, dari 0,79 juta ton pada Februari 2025 menjadi 0,85 juta ton pada Maret 2025,” kata Budi dalam konferensi pers, Rabu (5/4/2025).

    Dengan demikian, estimasi kebutuhan ikan selama periode Ramadan sampai menjelang Idulfitri mencapai 1,64 juta ton, atau mengalami kenaikan sebesar 2,52% pada Maret 2025. Dia menjelaskan bahwa proyeksi ini berdasarkan pada analisis konsumsi ikan berbagai sumber asupan protein selama bulan Ramadan.

    “Berdasarkan data tersebut, maka KKP meyakini pasokan ikan cukup dan aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama bulan Ramadan dan Idulfitri,” tekannya.

    Di samping itu, KKP juga memantau kondisi stok ikan di 255 cold storage, dengan stok mencapai 20.996 ton dan siap diserap pasar pada H-7. Sementara itu, estimasi stok pada Maret diperkirakan meningkat menjadi 42.271 ton menjelang H-3 Idulfitri.

    Adapun, kondisi stok ikan pada Maret 2025 diperkirakan meningkat adalah sebesar 49,6% dibanding Februari tahun 2025.

    Selama Ramdan dan lebaran 2025, ungkap Budi, komoditas utama yang didominasi stok ikan di cold storage di antaranya ikan cakalang sebanyak 6.512 ton, tuna 5.801 ton, layang 1.112 ton, udang 1.041 ton, dan tongkol 999 ton. Selain itu, juga ada cumi-cumi dan makara mengalami peningkatan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga.

    “Secara umum, harga rata-rata ikan di tingkat cold storage menunjukkan kenaikan 5,5%. Bagi nelayan juga bagus, ini adalah saatnya kita merayakan Ramadan bersama, ikan ada, nelayan pun juga dapat rezeki yang cukup,” tuturnya.

    Berdasarkan pantauan KKP, harga rata-rata ikan cakalang dibanderol Rp23.000 per kilogram, tuna Rp18.000 per kilogram, ikan layang Rp22.000 per kilogram, dan tongkol Rp19.000 per kilogram.

    Kemudian, harga rata-rata ikan kembung Rp30.000 per kilogram, cumi Rp54.000 per kilogram, ikan tenggiri Rp50.000 per kilogram, ikan bawal Rp45.000 per kilogram, dan ikan makarel Rp18.000 per kilogram.

    Dari perikanan budidaya, kata Budi, harga rata-rata adalah udang Rp100.000 per kilogram, ikan bandeng Rp25.000 per kilogram, gurame Rp30.000 per kilogram, dan nila Rp29.000 per kilogram.

    “Secara keseluruhan, harga ini menjelang lebaran tetap terjangkau dan stabil,” ungkapnya.

    Lebih lanjut, Budi mengatakan KKP memastikan ketersediaan dan optimalisasi sarana dan prasarana rantai dingin serta kendaraan berpendingin untuk mendukung distribusi ikan di daerah. Hal ini dilakukan untuk menjamin ketersediaan stok ikan.

    “Kami juga melakukan pemantauan berkala terhadap stok dan harga ikan di sentra produksi pengolahan dan di sentra distribusi,” tuturnya.