Kementrian Lembaga: Kementerian ESDM

  • Realisasi B40 Capai 12,11 Juta KL per November 2025, Negara Hemat Devisa Rp107 Triliun

    Realisasi B40 Capai 12,11 Juta KL per November 2025, Negara Hemat Devisa Rp107 Triliun

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa realisasi pemanfaatan Biodiesel B40 telah mencapai 12,11 juta kiloliter (KL) hingga 6 November 2025.

    Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi menyampaikan bahwa capaian tersebut setara dengan 77,8% dari target pemanfaatan B40 pada 2025, yaitu sebesar 15,6 juta KL.

    Menurut Eniya, pemanfaatan B40 hingga November 2025 berhasil menghemat devisa negara sekitar Rp107,2 triliun. Program ini dinilai mampu menekan impor solar sekaligus meningkatkan nilai tambah minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) senilai Rp16,89 triliun.

    Selain itu, B40 diklaim mampu menyerap 1,52 juta tenaga kerja dan menekan emisi gas rumah kaca (GRK) hingga 32,2 juta ton CO2.

    “Program B40 memberikan banyak masukan, sehingga pengawasan diperketat. Pelaksanaan hingga Desember 2025 akan dikawal sebaik mungkin,” ujar Eniya dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XII DPR RI, Selasa (11/11/2025).

    Lebih lanjut, Eniya menyampaikan bahwa pemerintah tengah menguji coba laboratorium B50 dan menargetkan implementasinya dapat dimulai pada semester II 2026.

    “Enam bulan ke depan, kami akan melakukan pengujian spesifik di lapangan terkait persiapan B50,” tambahnya.

    Uji coba lanjutan ini mencakup uji teknis, road test, kajian kecukupan dan keberlanjutan dana, ketersediaan CPO, serta peningkatan infrastruktur pendukung.

    Dengan langkah ini, pemerintah berharap transisi dari B40 ke B50 dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat maksimal bagi industri serta perekonomian nasional.

  • Shell Plc Bakal Kembali Masuk Investasi Hulu Migas RI: Joint Study dengan Kufpec

    Shell Plc Bakal Kembali Masuk Investasi Hulu Migas RI: Joint Study dengan Kufpec

    Bisnis.com, JAKARTA — Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengungkapkan perkembangan rencana Shell Plc untuk kembali berinvestasi di sektor hulu migas Indonesia.

    Djoko menyebut, perusahaan asal Inggris itu saat ini telah melakukan joint study dengan Kuwait Foreign Petroleum Exploration Company (Kufpec). Joint study tersebut dilakukan untuk lima lapangan migas.

    “Dia sudah join sama Kufpec 50:50, dia mengajukan proposal ke Ditjen Migas [Kementerian ESDM]. Ada dua offshore, tiga onshore, kalau tidak salah,” ujar Djoko di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (11/11/2025).

    Dia menambahkan bahwa saat ini Ditjen Migas sedang mengevaluasi kepastian wilayah kerja (WK) migas yang diminati Shell untuk eksplorasi.

    Sebelumnya, Deputi Eksplorasi, Pengembangan, & Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Rikky Rahmat Firdaus memberi sinyal bahwa Shell bakal kembali berinvestasi di hulu migas RI pada November 2025.

    Rikky menuturkan, Shell tertarik kembali ke sektor hulu migas Indonesia karena banyak temuan lapangan baru, terutama di area lepas pantai dan laut dalam (deepwater). Menurutnya, temuan tersebut relevan dengan kompetensi Shell, yakni pengeboran minyak lepas pantai dan laut dalam.

    “Dengan temuan semua yang ada, kami sangat berharap nanti di bulan November kami ajak lagi Shell untuk benar-benar hadir di Indonesia,” ucap Rikky dalam acara Bisnis Indonesia Forum, Kamis (9/10/2025).

    Dia menambahkan, Shell sempat ragu untuk kembali masuk ke sektor hulu migas RI. Namun, pihaknya berhasil meyakinkan perusahaan asal Eropa itu. Menurut Rikky, Shell akan kembali karena prospek migas di Tanah Air memiliki daya tawar yang cukup baik.

    “Kita punya daya tawar yang cukup baik. Kita akan tetap bertemu, dan jadi Shell kan juga banyak entitasnya, jadi ini tone positif bagi rekan-rekan,” ujarnya.

    Kabar kembalinya Shell ke sektor hulu migas RI telah berembus sejak awal 2025. Shell disebut tengah menjajaki peluang di lapangan WK eksis, yang berarti perusahaan tersebut akan berinvestasi di wilayah kerja yang saat ini juga dikelola kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) lain. Saat itu, SKK Migas masih mengurusi evaluasi minat area yang dikaji Shell.

  • Canda Anggota DPR Fraksi PDIP: Bahlil Bisa Jadi Wapres

    Canda Anggota DPR Fraksi PDIP: Bahlil Bisa Jadi Wapres

    Canda Anggota DPR Fraksi PDIP: Bahlil Bisa Jadi Wapres
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Anggota Komisi XII DPR Fraksi PDI-P Yulian Gunhar menyebut Menteri ESDM Bahlil Lahadalia bisa jadi Wakil Presiden (Wapres) suatu saat nanti, mengingat posisinya yang juga sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
    Hal tersebut terjadi saat Komisi XII DPR menggelar rapat bersama
    Kementerian ESDM
    di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (11/11/2025).
    Mulanya, Yulian mengungkit betapa “seksinya” isu yang bisa dibawa oleh seorang Menteri ESDM, seperti BBM, listrik, hingga Freeport.
    Ketika pemerintah berhasil mengakuisisi saham Freeport sebesar 51 persen, maka itu adalah bukti bagi rakyat bahwa negara hadir.
    “Negara hadir untuk memberikan apresiasi, wah hebat ini. Walaupun kita enggak tahu ujungnya seperti apa. Tapi kalau ini Pak dibikin secara riil, ya mudah-mudahan Pak Bahlil bukan hanya periode ini saja jadi menteri,” kata Yulian.
    Menurut Yulian, jika Bahlil tidak menjadi menteri lagi, ke depannya Bahlil mungkin bisa menjadi Wapres.
    Akan tetapi, Yulian mengatakan ucapannya ini hanya candaan semata.
    “Ke depan bisa jadi menteri lagi. Bahkan kalau Ketua Umum Partai ini bisa jadi Wapres barang ini. Itu cuman
    jokes-
    nya saja,” ucap Yulian.
    Bahlil pun langsung bereaksi dengan tersenyum sambil geleng-geleng kepala.
    “Sekali lagi, kami mengapresiasi. Tapi kami mengkoreksi, mengkritisi bukan karena ini masalah pribadi atau apapun. Tapi ini suatu kebijakan yang kami harapkan, Pak Menteri, di bawah kepemimpinan Pak Menteri Bahlil, Kementerian ESDM ini lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat,” imbuhnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • ESDM tugaskan PLN serap Rp4,35 triliun percepat realisasi anggaran

    ESDM tugaskan PLN serap Rp4,35 triliun percepat realisasi anggaran

    Sekitar Rp4,35 triliun yang itu menjadi penugasan ke PLN untuk listrik desa dan penyambungan listrik gratis

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menugaskan PT PLN (Persero) untuk menyerap anggaran tambahan sebanyak Rp4,35 triliun guna mempercepat realisasi anggaran.

    “Sekitar Rp4,35 triliun yang itu menjadi penugasan ke PLN untuk listrik desa dan penyambungan listrik gratis,” ucap Bahlil dalam Rapat Kerja Komisi XII DPR RI di Kompleks Parlemen RI Senayan Jakarta, Selasa.

    Realisasi anggaran Kementerian ESDM per 10 November 2025 sebesar 31,12 persen dari pagu anggaran sebesar Rp14,1 triliun.

    Bahlil menjelaskan Kementerian ESDM mulanya memperoleh anggaran sekitar Rp8,3 triliun sebelum dipangkas karena efisiensi hingga menjadi Rp7,8 triliun.

    Apabila persentase realisasi anggaran dihitung dari pagu awal maka realisasi anggaran Kementerian ESDM sudah mencapai 62,86 persen per 10 November 2025.

    Akan tetapi, lanjut dia, seiring berjalan waktu, Kementerian ESDM mendapat anggaran tambahan pada Agustus, sehingga pagu untuk Kementerian ESDM naik menjadi Rp14,1 triliun untuk membiayai program-program strategis Kementerian ESDM, seperti bantuan pemasangan baru listrik (BPBL).

    “Karena anggarannya baru muncul di bulan Agustus, maka September-Oktober baru kami melakukan tender. Nah, sekarang baru penyerapannya kurang lebih sekitar 2,48 persen di bulan November,” ucap Bahlil.

    Untuk menyerap anggaran tersebut, Bahlil menugaskan PLN. Dalam waktu yang pendek, Bahlil meyakini PLN bisa menyerapnya sebab sudah memiliki infrastruktur yang memadai.

    “Di prognosa, kami rencanakan untuk di 2025 Desember itu bisa mencapai 92 persen,” kata Bahlil.

    Adapun rincian pagu anggaran Kementerian ESDM per unit, yakni Rp646,4 miliar untuk Sekretariat Jenderal (realisasi 68,95 persen); Inspektorat Jenderal sebesar Rp128,1 miliar (realisasi 67,81 persen); Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi sebesar Rp5,367 triliun (realisasi 33,84 persen).

    Lebih lanjut, terdapat Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan dengan pagu sebesar Rp4,35 triliun (realisasi 3,21 persen); Direktorat Jenderal Mineral dan Batu bara sebesar Rp768 miliar (realisasi 61,16 persen); Setjen Dewan Energi Nasional sebesar Rp64,6 miliar (realisasi 75,88 persen); Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia ESDM sebesar Rp576,7 miliar (realisasi 80,97 persen).

    Lalu, terdapat Badan Geologi dengan pagu anggaran sebesar Rp1,599 triliun (realisasi 33,63 persen); BPH Migas sebesar Rp159,1 miliar (realisasi 77,06 persen); Ditjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi sebesar Rp366 miliar (realisasi 52,49 persen); dan Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) dengan pagu anggaran sebesar Rp77,2 miliar (realisasi 81,36 persen).

    Pewarta: Putu Indah Savitri
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kepala SKK Migas ungkap Shell ajukan proposal joint study di 5 WK

    Kepala SKK Migas ungkap Shell ajukan proposal joint study di 5 WK

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Djoko Siswanto mengungkapkan perusahaan migas raksasa dunia, yakni Shell, mengajukan proposal untuk melakukan joint study atau studi bersama di 5 wilayah kerja (WK) migas Indonesia.

    “Top! Dia (Shell) sudah join (gabung) bersama KUFPEC (Kuwait Foreign Petroleum Exploration Company) 50:50, sudah mengajukan proposal ke Dirjen Migas (Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi),” ucap Djoksis, sapaan akrab Djoko Siswanto, ketika dijumpai setelah rapat kerja bersama Komisi XII DPR RI di Kompleks Parlemen RI, Jakarta, Selasa.

    Mitra Shell, yakni KUFPEC, merupakan perusahaan hulu migas internasional yang bergerak di bidang eksplorasi, pengembangan, dan produksi minyak mentah dan gas alam di luar wilayah Negara Kuwait. KUFPEC merupakan anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Kuwait Petroleum Corporation.

    Djoksis mengungkapkan, melalui kerja samanya dengan KUFPEC, Shell sudah mengajukan permohonan untuk melakukan joint study di 2 WK offshore (lepas pantai) dan 3 WK onshore (darat) kepada Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Laode Sulaeman.

    Saat ini, lanjut Djoksis, Kementerian ESDM masih melakukan evaluasi terhadap proposal tersebut.

    “Ini sedang dievaluasi oleh Dirjen Migas,” kata Djoksis.

    Ihwal proposal Shell, Dirjen Migas Kementerian ESDM Laode Sulaeman pun menyampaikan sudah menerima proposal tersebut.

    Laode mengatakan proposal yang diterima dari Shell akan dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, sebelum diumumkan kepada publik.

    Pewarta: Putu Indah Savitri
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 6 Hal yang Diketahui Tentang Bobibos, Bensi Ramah Lingkungan Karya Anak Bangsa

    6 Hal yang Diketahui Tentang Bobibos, Bensi Ramah Lingkungan Karya Anak Bangsa

    Jakarta: Belakangan ini, nama Bobibos mendadak ramai diperbincangkan publik Indonesia. Produk ini disebut sebagai bahan bakar minyak (BBM) karya anak bangsa yang memiliki angka oktan tinggi dan ramah lingkungan.

    Bobibos  pertama kali diperkenalkan ke publik pada awal November 2025. Produk ini dikembangkan oleh tim peneliti dalam negeri dan diklaim mampu menyaingi bahkan melampaui performa bensin beroktan tinggi komersial yang beredar di pasar. 

    Diklaim sebagai bahan bakar nabati (biofuel) dengan oktan tinggi yang ramah lingkungan, Bobibos  disebut-sebut siap menjadi alternatif BBM fosil di Indonesia. Berikut sejumlah fakta menarik tentang BBM viral tersebut:
    1. Diciptakan dari Riset Panjang 10 Tahun

    ​Bobibos ini tidak ujug-ujug muncul, tetapi merupakan buah riset intensif yang diklaim telah dilakukan selama 10 tahun oleh M. Ikhlas Thamrin bersama timnya. Inovasi ini berawal dari kegelisahan terhadap tingginya ketergantungan Indonesia pada energi impor dan masalah kenaikan harga BBM.

    “Kami ingin membuktikan bangsa ini bisa mandiri melalui inovasi. Setelah lebih dari satu dekade riset, akhirnya kami menghadirkan bahan bakar yang murah, aman, dan beremisi rendah,” ujar Ikhlas, dikutip Jumat, 7 November 2025.
    2. Filosofi Nama ​Bobibos
    ​Bobibos merupakan akronim dari Bahan Bakar Original Buatan Indonesia, Bos! Penciptanya bertekad membuktikan bahwa Indonesia mampu mandiri energi melalui ilmu pengetahuan dan pemanfaatan sumber daya lokal.

    3. Bobibos Diklaim Memiliki RON 98
    ​Salah satu klaim paling mencengangkan dari Bobibos  adalah angka oktan (Research Octane Number/RON) yang dimilikinya. Bobibos diklaim memiliki angka RON mendekati 98, menjadikannya setara dengan BBM premium kelas atas seperti Pertamax Turbo atau V-Power Nitro+.

    ​Bahan bakar ini diklaim kompatibel untuk mesin bensin maupun diesel tanpa perlu modifikasi mesin dan sudah diuji jalan pada berbagai jenis kendaraan (mulai dari motor hingga bus). Bobibos  hadir dalam dua jenis: cairan putih untuk mesin bensin dan cairan merah untuk mesin diesel.
     

     

    4. Emisi Dinyatakan Hampir Nol
    Bobibos menantang dominasi BBM fosil dengan keunggulan utama, yakni dampak terhadap lingkungan.

    ​Bahan bakar ini diklaim menghasilkan emisi gas buang (CO2) hingga 70% lebih rendah dan kadar emisi yang mendekati nol, membuat pembakarannya sangat bersih. Asap yang dihasilkan disebut-sebut tanpa bau khas bahan bakar fosil.

    Hal ini didapat dari proses pembakaran yang lebih sempurna berkat bahan bakar nabati murni. Jika benar terbukti dalam uji resmi, hal ini dapat menjadi terobosan besar menuju transportasi rendah karbon di Indonesia.
    5. Terbuat dari Bahan Nabati yang Bisa Ditanam di Indonesia

    Keunikan Bobibos terletak pada bahan bakunya yang sepenuhnya berasal dari alam Indonesia. Bobibos  terbuat dari tanaman penghasil minyak nabati berlemak tinggi yang mudah ditemukan dan tumbuh subur di berbagai wilayah Indonesia.

    Konsep Bobibos tidak hanya mendukung kemandirian energi, tetapi juga ketahanan pangan nasional, karena tanaman bahan bakunya dapat dibudidayakan di lahan persawahan, memberikan manfaat ekonomi ganda bagi petani. 

    Konsep ini juga mendukung energi hijau dan memanfaatkan potensi agrikultur nasional, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap impor minyak mentah.
    6. Belum Tersedia di SPBU, Masih Dalam Proses Sertifikasi

    Meski sudah ramai diperbincangkan publik dan viral di media sosial, Bobibos belum dijual secara bebas di SPBU umum. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa bahan bakar tersebut belum memiliki sertifikasi resmi untuk peredaran massal dan masih dalam tahap pengujian mutu dan keamanan.

    Produk BBM harus melalui serangkaian tahapan evaluasi dan sertifikasi resmi dari Kementerian ESDM dan lembaga terkait seperti LEMIGAS, yang membutuhkan waktu minimal 8 bulan, untuk memastikan keamanan dan spesifikasi teknisnya.

    Inovasi Bobibos ini membuka harapan baru bagi transisi energi hijau Indonesia menuju kemandirian energi yang berkelanjutan.

    (Sheva Asyraful Fali)

    Jakarta: Belakangan ini, nama Bobibos mendadak ramai diperbincangkan publik Indonesia. Produk ini disebut sebagai bahan bakar minyak (BBM) karya anak bangsa yang memiliki angka oktan tinggi dan ramah lingkungan.
     
    Bobibos  pertama kali diperkenalkan ke publik pada awal November 2025. Produk ini dikembangkan oleh tim peneliti dalam negeri dan diklaim mampu menyaingi bahkan melampaui performa bensin beroktan tinggi komersial yang beredar di pasar. 
     
    Diklaim sebagai bahan bakar nabati (biofuel) dengan oktan tinggi yang ramah lingkungan, Bobibos  disebut-sebut siap menjadi alternatif BBM fosil di Indonesia. Berikut sejumlah fakta menarik tentang BBM viral tersebut:
    1. Diciptakan dari Riset Panjang 10 Tahun

    ​Bobibos ini tidak ujug-ujug muncul, tetapi merupakan buah riset intensif yang diklaim telah dilakukan selama 10 tahun oleh M. Ikhlas Thamrin bersama timnya. Inovasi ini berawal dari kegelisahan terhadap tingginya ketergantungan Indonesia pada energi impor dan masalah kenaikan harga BBM.

    “Kami ingin membuktikan bangsa ini bisa mandiri melalui inovasi. Setelah lebih dari satu dekade riset, akhirnya kami menghadirkan bahan bakar yang murah, aman, dan beremisi rendah,” ujar Ikhlas, dikutip Jumat, 7 November 2025.

    2. Filosofi Nama ​Bobibos
    ​Bobibos merupakan akronim dari Bahan Bakar Original Buatan Indonesia, Bos! Penciptanya bertekad membuktikan bahwa Indonesia mampu mandiri energi melalui ilmu pengetahuan dan pemanfaatan sumber daya lokal.

    3. Bobibos Diklaim Memiliki RON 98
    ​Salah satu klaim paling mencengangkan dari Bobibos  adalah angka oktan (Research Octane Number/RON) yang dimilikinya. Bobibos diklaim memiliki angka RON mendekati 98, menjadikannya setara dengan BBM premium kelas atas seperti Pertamax Turbo atau V-Power Nitro+.
     
    ​Bahan bakar ini diklaim kompatibel untuk mesin bensin maupun diesel tanpa perlu modifikasi mesin dan sudah diuji jalan pada berbagai jenis kendaraan (mulai dari motor hingga bus). Bobibos  hadir dalam dua jenis: cairan putih untuk mesin bensin dan cairan merah untuk mesin diesel.
     

     

    4. Emisi Dinyatakan Hampir Nol
    Bobibos menantang dominasi BBM fosil dengan keunggulan utama, yakni dampak terhadap lingkungan.
     
    ​Bahan bakar ini diklaim menghasilkan emisi gas buang (CO2) hingga 70% lebih rendah dan kadar emisi yang mendekati nol, membuat pembakarannya sangat bersih. Asap yang dihasilkan disebut-sebut tanpa bau khas bahan bakar fosil.
     
    Hal ini didapat dari proses pembakaran yang lebih sempurna berkat bahan bakar nabati murni. Jika benar terbukti dalam uji resmi, hal ini dapat menjadi terobosan besar menuju transportasi rendah karbon di Indonesia.
    5. Terbuat dari Bahan Nabati yang Bisa Ditanam di Indonesia

    Keunikan Bobibos terletak pada bahan bakunya yang sepenuhnya berasal dari alam Indonesia. Bobibos  terbuat dari tanaman penghasil minyak nabati berlemak tinggi yang mudah ditemukan dan tumbuh subur di berbagai wilayah Indonesia.
     
    Konsep Bobibos tidak hanya mendukung kemandirian energi, tetapi juga ketahanan pangan nasional, karena tanaman bahan bakunya dapat dibudidayakan di lahan persawahan, memberikan manfaat ekonomi ganda bagi petani. 
     
    Konsep ini juga mendukung energi hijau dan memanfaatkan potensi agrikultur nasional, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap impor minyak mentah.
    6. Belum Tersedia di SPBU, Masih Dalam Proses Sertifikasi

    Meski sudah ramai diperbincangkan publik dan viral di media sosial, Bobibos belum dijual secara bebas di SPBU umum. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa bahan bakar tersebut belum memiliki sertifikasi resmi untuk peredaran massal dan masih dalam tahap pengujian mutu dan keamanan.
     
    Produk BBM harus melalui serangkaian tahapan evaluasi dan sertifikasi resmi dari Kementerian ESDM dan lembaga terkait seperti LEMIGAS, yang membutuhkan waktu minimal 8 bulan, untuk memastikan keamanan dan spesifikasi teknisnya.
     
    Inovasi Bobibos ini membuka harapan baru bagi transisi energi hijau Indonesia menuju kemandirian energi yang berkelanjutan.
     
    (Sheva Asyraful Fali)
     

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (RUL)

  • Kementerian ESDM catat realisasi PNBP Rp200 triliun meski harga turun

    Kementerian ESDM catat realisasi PNBP Rp200 triliun meski harga turun

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) per 10 November 2025 mencapai Rp200,66 triliun atau 78,74 persen dari target sebesar Rp254,83 triliun, meskipun saat ini beberapa harga komoditas mengalami penurunan, seperti komoditas batu bara.

    “Alhamdulillah dari target APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) kita sudah bisa realisasikan sebesar 78,74 persen dari target PNBP,” ucap Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam rapat kerja bersama Komisi XII DPR RI di Jakarta, Selasa.

    Bahlil optimistis target PNBP yang termaktub di dalam APBN 2025 sebesar Rp254,83 triliun bisa tercapai, meskipun saat ini harga komoditas mengalami penurunan, seperti turunnya harga komoditas batu bara, komoditas mineral, serta asumsi harga minyak yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan asumsi makro di APBN 2025.

    “Kami tidak mau menjadikan penurunan harga ICP (harga minyak mentah Indonesia/Indonesian Crude Price) dan harga mineral itu untuk mengurangi target pendapatan negara,” kata Bahlil.

    Sebab, lanjut dia, negara sedang membutuhkan banyak anggaran untuk pembiayaan, termasuk sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

    Atas dasar kesadaran tersebutlah, Kementerian ESDM tetap berupaya untuk merealisasikan target PNBP yang termaktub di APBN.

    Diinformasikan, harga batu bara acuan (HBA) periode pertama November turun jadi 103,75 dolar AS per ton dari yang sebelumnya 109,74 dolar AS per ton pada periode kedua Oktober 2025.

    Sementara itu ekspor komoditas batu bara sejak Januari hingga Juli 2025 juga menurun sebesar 21,74 persen menjadi 13,82 miliar dolar AS, sebagaimana yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

    Padahal, pada periode yang sama di tahun 2024, kinerja ekspor komoditas batu bara ini tercatat sebesar 17,66 miliar dolar AS.

    Pewarta: Putu Indah Savitri
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Langkah Strategis Pemerintah Bangkitkan Industri Petrokimia Nasional

    Langkah Strategis Pemerintah Bangkitkan Industri Petrokimia Nasional

    Jakarta

    Indonesia tengah memasuki babak baru dalam perjalanan menuju kemandirian energi dan industri bernilai tambah tinggi. Di bawah arahan pemerintah, sektor minyak dan gas bumi (migas) kini tidak hanya dipandang sebagai sumber energi, tetapi juga sebagai fondasi strategis bagi kebangkitan industri petrokimia nasional. Langkah ini menjadi bagian penting dari visi besar hilirisasi, mengubah sumber daya alam menjadi kekuatan ekonomi berdaya saing global.

    Semangat ini mencerminkan optimisme pemerintah dalam memanfaatkan potensi besar yang dimiliki Indonesia. Di tengah transisi energi global, Indonesia tidak ingin sekadar menjadi konsumen teknologi, tetapi juga menjadi produsen bahan baku industri yang bernilai tinggi. Pemerintah, bersama BUMN energi seperti Pertamina, terus mendorong investasi dan inovasi di sektor hilirisasi migas untuk menciptakan ekosistem industri petrokimia yang kuat dan berkelanjutan.

    Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM, Todotua Pasaribu, menegaskan pentingnya pergeseran paradigma ini. Menurutnya, hilirisasi migas bukan hanya soal ketahanan energi, melainkan juga tentang menciptakan nilai tambah yang mampu mengubah wajah ekonomi nasional.

    “Kami melihat migas ini strategis. Selain berbicara ketahanan energi, kita juga bicara penetrasi kita ke dalam industri petrokimia,” ujarnya, dikutip dari Antara, Selasa (11/11/2025).

    Todotua menilai bahwa investasi di sektor hilirisasi migas harus diarahkan pada proyek-proyek yang memiliki daya saing tinggi di pasar global. Data terbaru menunjukkan, realisasi investasi nasional pada kuartal II 2025 mencapai Rp475 triliun, meningkat dari Rp465 triliun pada kuartal sebelumnya – pertanda meningkatnya kepercayaan investor terhadap arah kebijakan hilirisasi pemerintah.

    Namun, pemerintah tidak berhenti pada wacana. Komitmen tersebut kini diwujudkan melalui proyek besar Lotte Chemical Indonesia (LCI) New Ethylene Project di Cilegon, Banten. Dengan nilai investasi mencapai lebih dari USD 3,9 miliar, proyek ini menjadi simbol nyata bahwa hilirisasi migas Indonesia sedang menapaki jalan menuju industri petrokimia global.

    Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), fasilitas tersebut mampu mengolah 3.200 kiloton naphtha per tahun, didukung LPG hingga 50%, untuk menghasilkan berbagai produk turunan penting seperti etilena, propilena, HDPE, LLDPE, dan PP – bahan baku utama bagi industri plastik, kimia, dan manufaktur modern.

    Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa proyek LCI menjadi momentum penting dalam sejarah hilirisasi energi nasional.

    “Hari ini membuktikan bahwa hilirisasi Indonesia tidak hanya kita bangun hilirisasi mineral dan batubara, tapi juga sudah mulai beranjak ke hilirisasi minyak dan gas bumi,” tegasnya.

    Manfaat proyek ini sangat signifikan. Selain menekan impor produk petrokimia hingga USD 1,4 miliar per tahun, LCI juga membuka peluang ekspor sekitar USD 600 juta serta memperluas lapangan kerja di sektor energi dan manufaktur. Dengan begitu, hilirisasi bukan hanya memperkuat struktur industri, tetapi juga memberikan dampak ekonomi nyata bagi masyarakat.

    Sementara itu, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) ESDM, Laode Sulaeman, menekankan pentingnya strategi jangka panjang dalam pemanfaatan gas untuk industri nasional.

    “Pemanfaatan gas akan dimaksimalkan melalui strategi hilirisasi industri, peralihan bahan bakar dari turunan minyak ke gas, pengembangan jaringan pipa gas transmisi yang saling terhubung, serta pembangunan virtual pipeline cluster,” paparnya.

    Dengan arah kebijakan yang semakin jelas dan dukungan kuat dari pemerintah serta Pertamina, hilirisasi migas kini melangkah mantap menuju kebangkitan industri petrokimia nasional. Dari kilang di Cilegon hingga rencana proyek baru di berbagai wilayah, Indonesia perlahan mentransformasikan sumber daya alamnya menjadi kekuatan industri yang bernilai tinggi dan berdaya saing global.

    Lebih dari sekadar upaya ekonomi, langkah ini mencerminkan keyakinan baru bangsa – bahwa Indonesia mampu berdiri di garis depan industri petrokimia dunia melalui inovasi, investasi, dan kolaborasi berkelanjutan.

    Dengan semangat optimisme dan kerja nyata, pemerintah dan Pertamina terus menapaki jalan panjang menuju kemandirian energi dan kejayaan industri petrokimia Indonesia.

    Tonton juga video “Kilang Pertamina Internasional Beberkan Inovasi Demi Kedaulatan Energi”

    (ega/ega)

  • Muncul BBM Baru Bobibos RON 98, Bisa Beli di Mana?

    Muncul BBM Baru Bobibos RON 98, Bisa Beli di Mana?

    Jakarta

    Muncul BBM baru bernama Bobibos yang diklaim punya RON 98. Bisa dibeli di mana BBM Bobibos?

    BBM Bobibos lagi jadi perbincangan hangat di media sosial. BBM ini diklaim dibuat sepenuhnya menggunakan nabati. Angka oktannya 98 setara dengan BBM sekelas Pertamax Turbo.

    BBM Bobibos itu diluncurkan pada 2 November 2025. Tapi, buat kamu yang penasaran, BBM Bobibos ini belum bisa dibeli secara bebas.

    “Sementara ini kita belum menjual, kita lagi proses dan kita akan sesegera mungkin untuk produksi dan kita akan membikin satu piloting manufakturing, menghadirkan produksi di daerah Jawa. InsyaAllah nanti seluruhnya kita berharap pabrik produksi kita ini kan menyebar di seluruh wilayah provinsi Indonesia,” ungkap Founder BOBIBOS M Ikhlas dalam unggahan video di akun Instagram.

    Ikhlas juga berharap masyarakat bisa menjadi distributor untuk menjual BBM Bobibos. Namun skemanya belum diungkap lebih jelas.

    “Bagaimana energi ini bisa menjadi bagian dari masyarakat untuk berhak untuk menjadi distributor,” sambungnya lagi.

    Bobibos dalam unggahan di Instagramnya juga menyebut masih berkoordinasi dengan pemerintah untuk mendapatkan arahan sesuai regulasi sebelum bahan bakar diproduksi massal sekaligus dipasarkan secara luas. Soal harganya pun belum terungkap. Namun disebut-sebut harganya terjangkau meski kandungan RON-nya tinggi.

    “Bobibos melakukan peluncuran untuk memberi kabar gembira kepada masyarakat bahwa telah ditemukan bahan bakar berbasis nabati dengan kualitas standar internasional, harga terjangkau, irit pemakaian, dan ramah lingkungan,” begitu penjelasannya.

    BBM Bobibos punya dua jenis bahan bakar yakni bensin dan solar. Kedua jenis BBM itu sepenuhnya dibuat menggunakan tumbuhan. Bobibos juga diklaim sudah diuji di beberapa model mobil dan motor seperti Honda BeAT, Toyota Alphard, hingga Nissan Navara bermesin diesel. Hasilnya, mobil disebut bisa menyala dan hanya mengeluarkan sedikit asap.

    Menanggapi kemunculan Bobibos, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Laode Sulaeman mengapresiasi inovasi yang dilakukan dalam menghadirkan BBM ramah lingkungan. Namun menurut Laode untuk bisa menghadirkan BBM yang layak digunakan masyarakat membutuhkan waktu dan tahapan yang panjang.

    “Tapi seperti yang saya jelaskan, untuk menguji suatu BBM lalu menjadi bahan bakar, itu minimal 8 bulan, baru kita putuskan apakah ini layak atau tidak,” ujar Laode dikutip detikFinance.

    Laode menjelaskan saat ini BBM Bobibos itu baru mengajukan usulan uji laboratorium. Pun dengan hasilnya juga belum bisa diketahui.

    “Dan kalau minta uji berarti kan hasilnya laporan hasil uji, bukan sertifikasi ya. Ini saya perlu luruskan, biar tidak terjadi simpang siur. Kemarin saya juga dapat, oh sudah disertifikasi. Saya luruskan di sini bahwa ini belum disertifikasi,” terang Laode.

    (dry/din)

  • ESDM Harap Larangan Smelter Intermediate Dorong Investasi Produk Jadi

    ESDM Harap Larangan Smelter Intermediate Dorong Investasi Produk Jadi

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berharap pembatasan izin investasi pembangunan smelter nikel yang memproduksi produk antara (intermediate) tertentu dapat menarik investor untuk produk jadi.

    Adapun larangan pembangunan smelter baru itu tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2025 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.

    Dalam beleid yang ditandatangani Presiden Prabowo Subianto pada 5 Juni 2025 itu, industri pembuatan logam dasar bukan besi yang memiliki izin usaha industri (IUI) tak diperbolehkan membangun proyek smelter baru yang khusus memproduksi produk intermediate, seperti nickel matte, mixed hydroxide precipitate (MHP), feronikel (FeNi), dan nickel pig iron (NPI).

    Dirjen Mineral dan Batu bara (Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno menyatakan, pelarangan pembangunan smelter baru yang memproduksi produk intermediate itu diharapkan menarik gelombang investor baru.

    Adapun produk hilir yang dimaksud seperti baja tahan karat, nikel sulfat, atau bahkan barang jadi.

    “Harapannya kan gitu. Harapannya kan sampai ke produk jadi,” ujar tri di Kompleks Parlemen, Jakarta (10/11/2025).

    Selain itu, dia juga berharap pembatasan pembangunan smelter baru dapat mendorong harga nikel global. Sebab, hal ini bisa menjaga pasokan nikel.

    Maklum, belakangan harga nikel kini anjlok hampir 40% dibandingkan dengan 5 sampai 7 tahun lalu, dari level US$38.000 per ton menjadi US$15.000 per ton.

    Anjloknya harga nikel itu tak lepas dari maraknya smelter di Tanah Air. Sayangnya, menjamurnya smelter tidak diimbangi dengan permintaan yang stabil di pasar global.

    “Supaya multiplier effect-nya itu lebih panjang rantainya. Kan tujuan hilirisasi kan itu. Untuk menciptakan nilai tambah atau multiplier effect yang lebih tinggi,” imbuh Tri.

    Sebelumnya, pemerintah resmi membatasi izin investasi baru untuk pembangunan pabrik pemurnian atau smelter nikel yang memproduksi produk antara tertentu di Indonesia. Kebijakan ini berpotensi berdampak pada proyek-proyek yang direncanakan setelah 2027.

    Kebijakan baru ini sebenarnya telah diterbitkan sejak Juni 2025, tetapi baru belakangan ini menjadi topik pembahasan di pasar.

    Dalam PP Nomor 28 tahun 2025, pemerintah meminta komitmen perusahaan smelter untuk melanjutkan kegiatan hilirisasi yang tidak berhenti pada produk antara (intermediate) bijih nikel.

    “Dalam hal menjalankan kegiatan pemurnian nikel dengan teknologi pirometalurgi memiliki dan menyampaikan surat pernyataan tidak memproduksi NPI, FeNi, dan nickel matte,” demikian tertulis dalam lampiran 1.F 3534 beleid tersebut.

    Masih dalam lampiran yang sama, pemerintah juga membatasi investasi baru pembangunan smelter dengan teknologi hidrometalurgi atau berbasis high pressure acid leach (HPAL) yang hanya memproduksi MHP. Adapun, MHP umumnya menjadi bahan baku baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

    “Dalam hal menjalankan kegiatan pemurnian nikel dengan teknologi hidrometalurgi, memiliki dan menyampaikan tidak memproduksi mixed hydroxide precipitate [MHP],” demikian bunyi lampiran itu.