Kementrian Lembaga: Kementerian ESDM

  • Diskon Tarif Listrik Bakal Gerus Pendapatan PLN pada 2025

    Diskon Tarif Listrik Bakal Gerus Pendapatan PLN pada 2025

    Jakarta, FORTUNE – PT PLN (Persero) mengungkap tantangan pada awal 2025 akibat kebijakan pemberian diskon 50 persen tarif listrik untuk pelanggan selama dua bulan, yaitu Januari dan Februari 2025.

    Potongan harga tersebut diberikan seiring kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen mulai tahun depan. Diskon Tarif Listrik menyasar pelanggan rumah tangga dengan daya di bawah 2.200 volt ampere (VA).

    Direktur Keuangan PLN, Sinthya Roesly, mengatakan kebijakan itu berpotensi menurunkan pendapatan perusahaan hingga Rp5 triliun per bulan, sehingga bila dilakukan dua bulan mencapai Rp10 triliun. Meski demikian, secara keseluruhan kondisi keuangan PLN akan tetap terjaga, dan perusahaan itu siap menjalankan program dimaksud pada 2025.

    “Ini kami sikapi karena ada penurunan pendapatan dari pelanggan sebesar Rp5 triliun per bulan di Januari dan Februari,” kata Sinthya kepada pers, Jumat (27/12).

    Meski kebijakan ini bertujuan membantu masyarakat, terutama golongan pelanggan rumah tangga kecil, PLN perlu menjaga aspek keuangan perusahaan agar tetap stabil.

    Menurut Sinthya, koordinasi dengan pihak-pihak terkait, termasuk Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menjadi langkah utama demi mengatasi dampak kebijakan ini.

    “Kami harus menyikapi kebijakan ini dengan sebaik-baiknya. Koordinasi dengan para pemangku kepentingan menjadi kunci agar aspek keuangan PLN tetap terjaga, sesuai arahan yang telah diberikan oleh Wakil Menteri ESDM,” kata Sinthya.

    Dia menyatakan kondisi keuangan PLN telah mampu melewati tahun 2024 dengan baik berkat pengawasan ketat dari Kementerian BUMN dan pengelolaan keuangan yang hati-hati.

    “Insya Allah kinerjanya juga dapat terjaga dengan baik,” ujarnya.

    Stimulus menyasar 81,4 juta pelanggan PLN

    Dalam kesempatan terpisah, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengatakan diskon tarif listrik 50 persen ditujukan bagi 81,4 juta pelanggan PLN yang memakai daya di bawah 2.200 VA.

    Perinciannya, pelanggan dengan daya 450 VA mencapai 24,6 juta, 900 VA 38 juta, 1.300 VA 14,1 juta, dan 2.200 VA 4,6 juta. 

    “Artinya, dari total pelanggan rumah tangga kami adalah 84 juta ini menyasar pada 97% diskon 50% pelanggan rumah tangga kami untuk bulan Januari dan bulan Februari,” kata Darmawan saat konferensi pers Paket Stimulus Ekonomi untuk Kesejahteraan, Senin (16/12).

    Darmawan mengatakan diskon akan berlaku secara otomatis saat pelanggan hendak membayar. Dia mencontohkan, pelanggan yang membayar listrik dengan pulsa tadinya Rp100.000 untuk kWh tertentu, nanti hanya tinggal membayar Rp50.000. Hal serupa juga berlaku untuk skema pascabayar. 

     

  • MIND ID dan Inalum Bakal IPO, Kapan? – Page 3

    MIND ID dan Inalum Bakal IPO, Kapan? – Page 3

    Sebelumnya, Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso meminta dukungan Komisi XII DPR RI untuk membatasi pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel baru, menyusul jumlah smelter yang terus meningkat di dalam negeri.

    Hendi berharap pembatasan ini diharapkan dapat mengatasi potensi over suplai nikel yang dapat mengganggu pasar global. Adapun pembatasan ini terutama ditujukan untuk smelter nikel kelas dua, yang menghasilkan produk seperti Nickel Pig Iron (NPI) dan Ferro Nikel (FeNi).

    “Kami berharap agar ada dukungan di sisi tata kelola, mohon adanya pembatasan jumlah smelter yang dilakukan, karena banyaknya jumlah smelter ini kami khawatirkan akan membuat over supply dari sisi pasar dunia,” kata Hendi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XII DPR RI, di Jakarta, Rabu (4/12/2024).

    Ia menilai jumlah smelter yang berlebihan dapat berisiko menyebabkan pasokan berlebih atau over supply, yang pada gilirannya akan menurunkan harga jual produk turunan nikel di pasar internasional.

    “Karena kalau over supply seperti yang sudah terjadi di feronikel, harganya jatuh, karena over supply yang secara tidak langsung dan tidak sengaja mungkin dilakukan. Sehingga sekarang harga Feronikel itu hampir tidak bisa menutup biaya produksi,” ujarnya.

    Sebelumnya, dalam rangka mempertimbangkan supply dan demand biji nikel, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bakal membatasi pembangunan pabrik pemurnian mineral (smelter) nikel kelas II.

    Diketahui, Pemerintah akan mengkaji secara komprehensif kebijakan ini, terutama untuk proses nikel yang ada di Indonesia, baik nikel berkadar rendah (limonite) maupun nikel berkadar tinggi (saprolite).

  • Bencana Alam Terdahsyat di Indonesia, Ada yang Tewaskan Hampir Seluruh Penduduk

    Bencana Alam Terdahsyat di Indonesia, Ada yang Tewaskan Hampir Seluruh Penduduk

    Jakarta: Indonesia terletak di pertemuan tiga lempeng tektonik besar, yakni lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik. Akibatnya, bencana alam kerap kali melanda negara ini.
     
    Sepanjang sejarah, Indonesia telah mengalami banyak peristiwa bencana alam besar, seperti gunung berapi, gempa bumi, dan tsunami. Peristiwa memilukan ini menorehkan luka mendalam bagi bangsa.
     
    Bencana Alam Terbesar yang Terjadi di Indonesia
    Dikutip dari situs Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), berikut adalah beberapa bencana alam terbesar yang pernah terjadi di Indonesia:

     

     

    1. Letusan Gunung Toba
    Mengutip situs Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Danau Toba dulunya merupakan supervulcano dan gunung api yang sudah tidak aktif. Dipercaya sekitar 74.000 lalu, letusan Gunung Api Toba meluluhlantahkan sebagian besar umat manusia.
     
    Letusan dahsyat ini diperkirakan menciptakan awan abu vulkanik yang menyelimuti sebagian besar belahan bumi utara, menyebabkan pendinginan global dan perubahan iklim yang signifikan. Sementara itu, hanya 5.000-10.000 orang saja yang berhasil selamat dari bencana ini.
     
    2. Gempa dan Tsunami Aceh (2004)
    Bencana gempa dan tsunami Aceh yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 merupakan salah satu bencana alam paling mematikan dalam sejarah modern. Gempa berkekuatan 9,1 skala Richter memicu tsunami besar yang menghantam wilayah Aceh. Dampaknya bahkan sampai ke sejumlah negara.
     
    Menurut data Bank Dunia, ada 169.000 jiwa korban meninggal dari Indonesia, sementara total keseluruhan korban mencapai 230.000 jiwa di negara-negara terdampak seperti Sri Lanka, India, Bangladesh, Thailand, Maladewa, Malaysia, dan Somalia.
     
    3. Letusan Gunung Tambora (1815)
    Puncak letusan eksplosif itu terjadi pada 10 April 1815. Bencana alam dahsyat ini menyebabkan bumi mengalami tahun tanpa musim panas pada 1816 dan menelan korban sebanyak 80.000 jiwa.

     

     

    4. Letusan Gunung Krakatau (1883)
    Letusan Gunung Krakatau Purban dipercaya sebagai letusan eksplosif terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah Indonesia, yang mengakibatkan Pulau Jawa dan Sumatra. Puncak letusan terjadi pada 27 Agustus 1883.
     
    Letusan dahyat yang terdengar sampai ke Australia itu diduga setara dengan ledakan bom berkekuatan 200 megaton. Kejadian ini menewaskan lebih dari 36.000 orang dan mendinginkan seluruh suhu Bumi selama beberapa bulan.
     
    5.. Gempa Yogyakarta (2006)
    Pada 27 Mei 2006, gempa gempa bumi berkekuatan 5,9 SR mengguncang Yogyakarta dan sekitarnya. Karena terjadi sekitar pukul 05.53 pagi, banyak warga yang masih terlelap sehingga berakhir terjebak di dalam rumah yang roboh.
     
    Sebanyak lebih dari 5.800 orang meninggal dan 20.000 lainnya terluka. Sementara itu, sejumlah bangunan dan infrastruktur hancur, termasuk situs bersejarah Candi Prambanan.
     
    6. Gempa, Tsunami, dan Likuifaksi di Palu dan Donggala (2018)
    Pada 28 September 2018, wilayah di Sulawesi Tengah Kabupaten Donggala dan Kota Palu sebesar 7,4 SR, dengan kedalaman 10 km. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sempat mengeluarkan peringatan tsunami. Nahas, gelombang tsunami setinggi enam meter terlanjur menyapu Kota Palu sebelum warga menyelamatkan diri ke dataran tinggi.
     
    Bencana likuifasi juga terjadi sehingga tanah melarut dan membawa semua yang berada di atasnya. Disebutkan bahwa jumlah korban tewas mencapai 2.045 orang dalam bencana ini.

     

    7. Letusan Gunung Merapi (1930)
    Menurut Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Gunung Merapi tercatat telah meletus lebih dari 80 kali sejak abad ke-17, dengan selang waktu empat tahun antar letusan.
     
    Letusan terbesar terjadi pada tahun 1930. Ketika itu, awan panas turun di lereng 20 kilometer ke arah barat, menghancurkan 23 desa dan menewaskan 1.369 warga. Delapan puluh tahun kemudian, tepatnya pada 5 November 2010, letusan kembali terjadi.
     
    Abu vulkanik tidak hanya menutupi wilayah Yogyakarta, tetapi juga mencapai beberapa wilayah di Provinsi Jawa Barat. BNPB menyebutkan, jumlah korban tewas di Merapi sebanyak 275 orang, termasuk pengurus Mba Marijan alias Ki Thraxo Hargo.
     
    8. Gempa Sumatra Barat (2009)
    Gempa bumi yang terjadi di Sumatera Barat pada tanggal 30 September 2009 merupakan bencana alam yang menghancurkan. Gempa berkekuatan 7,6 skala Richter mengakibatkan lebih dari 1.115 orang meninggal dunia, 2.32 terluka, dan 279.000 bangunan mengalami kerusakan.

     

    Jakarta: Indonesia terletak di pertemuan tiga lempeng tektonik besar, yakni lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik. Akibatnya, bencana alam kerap kali melanda negara ini.
     
    Sepanjang sejarah, Indonesia telah mengalami banyak peristiwa bencana alam besar, seperti gunung berapi, gempa bumi, dan tsunami. Peristiwa memilukan ini menorehkan luka mendalam bagi bangsa.
     
    Bencana Alam Terbesar yang Terjadi di Indonesia
    Dikutip dari situs Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), berikut adalah beberapa bencana alam terbesar yang pernah terjadi di Indonesia:
     
     

     

    1. Letusan Gunung Toba

    Mengutip situs Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Danau Toba dulunya merupakan supervulcano dan gunung api yang sudah tidak aktif. Dipercaya sekitar 74.000 lalu, letusan Gunung Api Toba meluluhlantahkan sebagian besar umat manusia.
     
    Letusan dahsyat ini diperkirakan menciptakan awan abu vulkanik yang menyelimuti sebagian besar belahan bumi utara, menyebabkan pendinginan global dan perubahan iklim yang signifikan. Sementara itu, hanya 5.000-10.000 orang saja yang berhasil selamat dari bencana ini.
     

    2. Gempa dan Tsunami Aceh (2004)

    Bencana gempa dan tsunami Aceh yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 merupakan salah satu bencana alam paling mematikan dalam sejarah modern. Gempa berkekuatan 9,1 skala Richter memicu tsunami besar yang menghantam wilayah Aceh. Dampaknya bahkan sampai ke sejumlah negara.
     
    Menurut data Bank Dunia, ada 169.000 jiwa korban meninggal dari Indonesia, sementara total keseluruhan korban mencapai 230.000 jiwa di negara-negara terdampak seperti Sri Lanka, India, Bangladesh, Thailand, Maladewa, Malaysia, dan Somalia.
     

    3. Letusan Gunung Tambora (1815)

    Puncak letusan eksplosif itu terjadi pada 10 April 1815. Bencana alam dahsyat ini menyebabkan bumi mengalami tahun tanpa musim panas pada 1816 dan menelan korban sebanyak 80.000 jiwa.
     
     

     

    4. Letusan Gunung Krakatau (1883)

    Letusan Gunung Krakatau Purban dipercaya sebagai letusan eksplosif terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah Indonesia, yang mengakibatkan Pulau Jawa dan Sumatra. Puncak letusan terjadi pada 27 Agustus 1883.
     
    Letusan dahyat yang terdengar sampai ke Australia itu diduga setara dengan ledakan bom berkekuatan 200 megaton. Kejadian ini menewaskan lebih dari 36.000 orang dan mendinginkan seluruh suhu Bumi selama beberapa bulan.
     

    5.. Gempa Yogyakarta (2006)

    Pada 27 Mei 2006, gempa gempa bumi berkekuatan 5,9 SR mengguncang Yogyakarta dan sekitarnya. Karena terjadi sekitar pukul 05.53 pagi, banyak warga yang masih terlelap sehingga berakhir terjebak di dalam rumah yang roboh.
     
    Sebanyak lebih dari 5.800 orang meninggal dan 20.000 lainnya terluka. Sementara itu, sejumlah bangunan dan infrastruktur hancur, termasuk situs bersejarah Candi Prambanan.
     

    6. Gempa, Tsunami, dan Likuifaksi di Palu dan Donggala (2018)

    Pada 28 September 2018, wilayah di Sulawesi Tengah Kabupaten Donggala dan Kota Palu sebesar 7,4 SR, dengan kedalaman 10 km. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sempat mengeluarkan peringatan tsunami. Nahas, gelombang tsunami setinggi enam meter terlanjur menyapu Kota Palu sebelum warga menyelamatkan diri ke dataran tinggi.
     
    Bencana likuifasi juga terjadi sehingga tanah melarut dan membawa semua yang berada di atasnya. Disebutkan bahwa jumlah korban tewas mencapai 2.045 orang dalam bencana ini.
     

    7. Letusan Gunung Merapi (1930)

    Menurut Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Gunung Merapi tercatat telah meletus lebih dari 80 kali sejak abad ke-17, dengan selang waktu empat tahun antar letusan.
     
    Letusan terbesar terjadi pada tahun 1930. Ketika itu, awan panas turun di lereng 20 kilometer ke arah barat, menghancurkan 23 desa dan menewaskan 1.369 warga. Delapan puluh tahun kemudian, tepatnya pada 5 November 2010, letusan kembali terjadi.
     
    Abu vulkanik tidak hanya menutupi wilayah Yogyakarta, tetapi juga mencapai beberapa wilayah di Provinsi Jawa Barat. BNPB menyebutkan, jumlah korban tewas di Merapi sebanyak 275 orang, termasuk pengurus Mba Marijan alias Ki Thraxo Hargo.
     

    8. Gempa Sumatra Barat (2009)

    Gempa bumi yang terjadi di Sumatera Barat pada tanggal 30 September 2009 merupakan bencana alam yang menghancurkan. Gempa berkekuatan 7,6 skala Richter mengakibatkan lebih dari 1.115 orang meninggal dunia, 2.32 terluka, dan 279.000 bangunan mengalami kerusakan.
     
     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (WAN)

  • Pengusaha Ungkap Pengaruh Pembatasan Produksi Nikel Terhadap Bisnis Smelter

    Pengusaha Ungkap Pengaruh Pembatasan Produksi Nikel Terhadap Bisnis Smelter

    Bisnis.com, JAKARTA – Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Industri Pengolahan dan Pemurnian Indonesia (AP3I) Haykal Hubeis mengungkapkan pengaruh pembatasan produksi nikel RI terhadap bisnis smelter.

    Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebelumnya disebut berencana mengurangi kuota produksi bijih nikel dari 272 juta ton menjadi 150 juta ton pada tahun depan. 

    Hal ini bertujuan untuk mendongkrak harga nikel di pasaran. Adapun diskusi mengenai besarnya potensi pemangkasan kuota sedang berlangsung di dalam pemerintahan.

    Menurut Haykal, pembatasan produksi nikel berpotensi menaikkan biaya operasional produksi. Hal ini terjadi lantaran operasional smelter bakal berkurang, sementara ongkos tetap tinggi.

    “[Pembatasan produksi nikel] jelas berdampak pada sisi operasional dimana besar kemungkinan biaya operasional akan tinggi,” kata Haykal kepada Bisnis, Kamis (26/12/2024). 

    Dari sisi pendapatan, kata dia, pembatasan produksi nikel berpotensi menurunkan income. Sebab, produksi dibatasi dan ada potensi untuk menyesuaikan jumlah tenaga kerja.

    Oleh karena itu, Haykal mengingatkan pemerintah mempertimbangkan adanya masa transisi sebelum melakukan pembatasan produksi nikel.

    Menurutnya, hal ini penting untuk memastikan bahwa semua smelter baik yang berskala besar maupun menengah punya waktu untuk menyesuaikan di internal masing-masing.

    “Sebab kemampuan dan kekuatan [bisnis perusahaan smelter] berbeda satu sama lain,” imbuh Haykal.

    Lebih lanjut, Haykal mengamini pembatasan produksi nikel positif jika tujuannya untuk menjaga harga di pasar global. Selain itu, pembatasan itu juga penting jika tujuannya untuk menjaga umur tambang supaya lebih lama, atau meminimalkan potensi dampak lingkungan.

    Namun, dia mengingatkan pembatasan produksi nikel itu jangan jadi intervensi pemerintah terhadap pasar. Haykal menyebut, jika pemerintah malah intervensi, akan mengganggu kepercayaan investor.

    “Jika dilihat sebagai bentuk intervensi pemerintah terhadap pasar maka ceritanya akan berbeda di mata para investor,” kata Haykal.

    Sementara itu, Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung tak membantah ataupun membenarkan wacana mengurangi kuota produksi bijih nikel dari 272 juta ton menjadi 150 juta ton pada tahun depan. 

    Dia hanya mengatakan, pihaknya akan mengkaji terlebih dahulu rencana produksi nikel yang diajukan perusahaan-perusahaan tambang lewat rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB).

    “Pembatasan ini sesuai dengan rencana perusahaan, mereka akan menyampaikan RKAB, itu sesuai RKAB mereka, pasok ke mana. Jadi justru ini yang akan kami lihat lebih dahulu,” tutur Yuliot saat ditemui di Medan, Sumatera Utara, Senin (23/12/2024).

    Di sisi lain, Yuliot menuturkan, pemerintah akan tetap menggenjot hilirisasi nikel guna meningkatkan nilai tambah di dalam negeri. Dia juga memastikan kebutuhan nikel untuk industri domestik harus tetap terpenuhi.

    “Program hilirisasi untuk memberikan nilai tambah dalam negeri itu tetap akan berjalan. Jadi nanti untuk nikel kita harus lihat hilirisasinya sejauh mana dan menfaat bagi industri, termasuk rantai pasok yang ada harus mencukupi,” jelas Yuliot. 

  • Wamen BUMN Pastikan Listrik PLN Aman Selama Nataru

    Wamen BUMN Pastikan Listrik PLN Aman Selama Nataru

    Jakarta, CNN Indonesia

    Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Aminuddin Ma’ruf memastikan sistem kelistrikan nasional dalam kondisi aman dan andal dalam menghadapi perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).

    Aminuddin menyampaikan hal tersebut saat melakukan peninjauan ke Gardu Induk 150 kV Cilegon Lama, Cilegon bersama Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo pada Selasa (24/12).

    “Kami sudah mendapatkan laporan dari Pak Dirut PLN, ketersediaan sistem pasokan kelistrikan nasional aman. Dari sektor hulu sampai hilir, dari pasokan energi primer nasional aman, kemudian pembangkit juga dalam keadaan optimal, transmisi juga siap, sampai disiapkan juga posko untuk pengaduan responsif cepat,” tutur Aminuddin.

    Ia mengapresiasi PLN telah memastikan sistem kelistrikan nasional berada dalam kondisi optimal selama periode liburan ini.

    Pasalnya, kondisi kelistrikan yang baik dan andal sangat penting agar seluruh masyarakat dapat merayakan libur Natal dan tahun baru dengan nyaman bersama keluarga.

    “Kami minta kepada teman-teman PLN untuk terus siaga, memastikan pasokan listrik selama periode Nataru ini tetap aman dan lancar. Terutama untuk melayani saudara-saudara kita yang merayakan Natal dan juga tempat-tempat umum yang merupakan konsentrasi keramaian publik, sehingga masyarakat dapat merayakan Natal dan liburan di tahun baru dengan nyaman bersama keluarga,” tutur Aminuddin.

    Dalam kesempatan tersebut, Darmawan menyampaikan komitmen pihaknya untuk memastikan pasokan listrik kepada masyarakat aman. Untuk mengeksekusi komitmen tersebut, perusahaan menyiapkan seluruh lini operasional dari hulu ke hilir untuk menghadapi Nataru tahun ini.

    “Sesuai dengan arahan dari Bapak Presiden Prabowo Subianto dan arahan langsung dari Kementerian BUMN maupun Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), kami diminta untuk betul-betul melayani saudara-saudara kita yang merayakan Hari Raya Natal dan juga liburan Tahun Baru,” terangnya.

    Darmawan mengatakan ketersediaan pasokan listrik nasional saat ini dalam kondisi aman. Perusahaan juga terus memastikan keseimbangan antara pasokan listrik dan demand di setiap wilayah dapat berjalan baik.

    “Untuk nasional, beban puncak sekitar 39 gigawatt (GW). Daya mampu pasok yang kami siapkan adalah 53 GW. Artinya reserve margin yang tersedia cukup ideal, sehingga sistem kita secara keseluruhan cukup andal,” tutur Darmawan.

    Lebih lanjut, perusahaan juga menyiapkan 4.336 posko siaga dengan dukungan 81.591 personel yang siap siaga di seluruh Indonesia.

    Posko ini dihadirkan untuk memberikan respons cepat atas segala potensi gangguan kelistrikan yang mungkin terjadi selama periode Nataru.

    “Kami telah mengerahkan personel siaga yang terdiri dari petugas pembangkit, transmisi, distribusi, gardu induk, dan petugas di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Kami juga menyiagakan special force khusus pekerjaan dalam kondisi bertegangan yang akan menjaga keandalan listrik seantero Indonesia,” pungkas Darmawan.

    (lom/sfr)

  • Menilik Cadangan Nikel RI di Tengah Wacana Pembatasan Produksi 2025

    Menilik Cadangan Nikel RI di Tengah Wacana Pembatasan Produksi 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Komoditas mineral andalan Indonesia yakni nikel kembali menjadi perbincangan. Kali ini, pemerintah berencana membatasi produksi nikel mulai tahun depan.

    Dilansir dari Bloomberg, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) disebut berencana mengurangi kuota produksi bijih nikel dari 272 juta ton menjadi 150 juta ton pada tahun depan.

    Hal ini bertujuan untuk mendongkrak harga nikel di pasaran. Diskusi mengenai besarnya potensi pemangkasan kuota sedang berlangsung di dalam pemerintahan. Lantas, seberapa besar cadangan nikel Indonesia?

    Data mengenai pasokan nikel RI tertuang dalam Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 132.K/GL.01/MEM.G/2024 tentang Neraca Sumber Daya dan Cadangan Mineral dan Batu Bara Nasional Pada Tahun 2023. 

    Berdasarkan beleid tersebut, pasokan nikel berada dalam tabel Neraca Sumber Daya dan Cadangan Mineral Logam Termasuk Mineral Radioaktif. 

    Adapun tabel itu mengungkapkan total cadangan nikel Indonesia tercatat sebanyak 5.325.790.841 ton bijih dan 56.117.187 ton logam.

    Sementara, total sumber daya nikel Indonesia mencapai 18.550.358.128 ton untuk bijih dan 184.606.736 ton untuk logam.
     
    Sedangkan, cadangan terkira sebanyak 3.423.289.094 ton bijih dan 35.910.615 ton logam. Adapun, cadangan terbukti sebanyak 1.902.501.747 ton untuk bijih dan 20.206.573 ton untuk logam.

    Dengan besaran sumber daya dan cadangan tersebut, menurut Kementerian ESDM, umur cadangan nikel saprolite diperkirakan tinggal 13 tahun dan cadangan nikel limonit 33 tahun.

    Pembatasan Produksi Nikel

    Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung tak membantah ataupun membenarkan wacana mengurangi kuota produksi bijih nikel dari 272 juta ton menjadi 150 juta ton pada tahun depan. Dia hanya mengatakan, pihaknya akan mengkaji terlebih dahulu rencana produksi nikel yang diajukan perusahaan-perusahaan tambang lewat rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB). 

    “Pembatasan ini sesuai dengan rencana perusahaan, mereka akan menyampaikan RKAB, itu sesuai RKAB mereka, pasok ke mana. Jadi justru ini yang akan kami lihat lebih dahulu,” tutur Yuliot saat ditemui di Medan, Sumatera Utara, Senin (23/12/2024).

    Di sisi lain, Yuliot menuturkan, pemerintah akan tetap menggenjot hilirisasi nikel guna meningkatkan nilai tambah di dalam negeri. Dia juga memastikan kebutuhan nikel untuk industri domestik harus tetap terpenuhi. 

    “Program hilirisasi untuk memberikan nilai tambah dalam negeri itu tetap akan berjalan. Jadi nanti untuk nikel kita harus lihat hilirisasinya sejauh mana dan menfaat bagi industri, termasuk rantai pasok yang ada harus mencukupi,” jelas Yuliot.

    Langkah pembatasan produksi secara signifikan disebut kemungkinan akan ditentang oleh Kementerian Keuangan dan Kementerian Investasi karena akan berdampak pada pendapatan pajak dan juga akan berisiko berdampak buruk pada investasi di sektor nikel.

    Maklum, nikel selama ini masih menjadi penopang kinerja ekspor nonmigas RI. Lihat saja, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nikel sebagai komoditas penopang kinerja ekspor nonmigas pada November 2024. 

    BPS mencatat nilai ekspor nonmigas pada November 2024 mencapai US$22,69 miliar. Angka ini turun 1,67% jika dibanding bulan sebelumnya yang mencapai US$23,08 miliar.  

    Menurut BPS, penurunan nilai ekspor itu terjadi lantaran nilai ekspor bijih logam dan kerak abu, minyak hewan/nabati, serta tembaga dan barang daripadanya yang anjlok. 

    Kendati demikian, BPS mencatat realisasi ekspor nonmigas November 2024, lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu yang cuma sebesar US$20,71 miliar. Adapun, capaian ini berkait kinerja ekspor nikel.

  • Pertamina Jamin Kualitas Pertamax: Masyarakat Tak Perlu Cemas

    Pertamina Jamin Kualitas Pertamax: Masyarakat Tak Perlu Cemas

    Jakarta

    Pertamina menjamin kualitas dari bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax. Masyarakat pun masih banyak yang memilih BBM Pertamax tersebut.

    Diketahui, belum lama ini sempat viral video yang menarasikan kerusakan komponen mobil karena penggunaan Pertamax. Namun, Pertamina memastikan kualitas Pertamax telah memenuhi spesifikasi yang ditentukan. Hasil uji juga menyatakan kerusakan mobil bukan disebabkan oleh Pertamax.

    Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari, menjelaskan pengujian kandungan Pertamax telah dilakukan oleh Lemigas. Hasil dari uji ini menunjukkan bahwa kualitas Pertamax telah memenuhi standar yang ditetapkan, sehingga masyarakat tidak perlu merasa cemas.

    “Hasil uji laboratorium dari Lemigas menyatakan bahwa produk Pertamax on spec sesuai ketentuan Dirjen Migas. Masyarakat tidak perlu khawatir dengan kualitas Pertamax,” tegas Heppy dalam keterangan resminya.

    Sebagai informasi, Pertamina Patra Niaga adalah anak perusahaan Pertamina yang fokus pada sektor distribusi, sedangkan Lemigas merupakan lembaga di bawah Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM yang bertugas melakukan pengujian produk migas.

    Masyarakat pun tak khawatir menggunakan BBM jenis Pertamax. Banyak pengguna kendaraan yang memakai Pertamax.

    “Pernah dengar soal Pertamax bisa menimbulkan lumpur, baik lewat video-video singkat di sosial media ataupun postingan foto-foto, tapi kayaknya itu kasuistis saja. Rasanya kebanyakan BBM Pertamax yang dibeli di SPBU Pertamina itu tidak mengalami masalah. Kalau saya memilih langsung ke SPBU yang besar, karena kalau ngisi di eceran seperti botolan ya kita tidak tahu mereka nyampurin apa gitu. Kalau saya sih tetap pakai Pertamax karena memang itu yang direkomendasikan. Apalagi untuk mobil tahun produksi yang agak muda jadi ya tetap pede saja pakai dan selama ini juga tidak ada masalah di mobil saya,” kata Adelia, pengguna Pertamax untuk mobil Mitsubishi Xpander-nya.

    Indra, pengguna Honda CR-V 2020 juga tetap memakai Pertamax. Menurutnya, selama menggunakan bahan bakar tersebut, dia tidak pernah mengalami masalah pada mobilnya.

    “Kalau saya sih tetap pakai Pertamax, toh performa mobil saya juga tidak mengalami masalah dan memang butuh spesifikasi bahan bakar itu. Lagi pula ketersediaannya di berbagai wilayah sangat luas. Selama itu ngisi BBM di SPBU Pertamina yang besar rasanya aman-aman saja,” ujarnya.

    Serambi MyPertamina

    Pertamina Patra Niaga memberikan kenyamanan untuk masyarakat yang melakukan perjalanan libur di periode Natal dan Tahun Baru 2025 (Nataru). Pertamina Patra Niaga memberikan layanan tambahan Serambi MyPertamina di berbagai titik rest area dan lokasi pelabuhan dan bandara. Layanan ini tersedia sejak 17 Desember 2024 hingga 5 Januari 2025.

    Heppy Wulansari mengatakan Pertamina Patra Niaga memberikan layanan tambahan untuk mendukung kelancaran perjalanan selama masa Natal dan Tahun Baru 2024/2025.

    “Kami memberikan layanan tambahan untuk membuat perjalanan masyarakat semakin lancar dan aman selama masa Nataru 2024/2025,” jelas Heppy dalam keterangan tertulis.

    Masyarakat yang bepergian saat masa Nataru 2024/2025 bisa memanfaatkan layanan Serambi My Pertamina, antara lain musala, nursery room, konsultasi kesehatan, barbershop, area santai, kursi pijat, playground, game console, dan snack. Dengan sederet layanan tersebut, pelanggan bisa beristirahat dengan maksimal sebelum melanjutkan perjalanan ke tujuan.

    Lokasi Serambi My Pertamina:Rest Area Tol

    Rest Area KM

    43 A ruas Tol Jakarta MerakRest Area KM 57 A ruas Tol Jakarta CikampekRest Area KM 379 A ruas Tol Pemalang BatangRest Area KM 260 B ruas Tol Pemalang PejaganRest Area KM 725 A ruas Tol Surabaya MojokertoRest Area KM 66 A ruas Tol Malang Pandaan

    Bandara & Pelabuhan serta Lokasi Wisata

    Bandara Kualanamu MedanPelabuhan Bakauheni LampungBandara Sultan Mahmud Badaruddin II PalembangKawasan Wisata PangandaranBandara Juanda SurabayaBandara I Gusti Ngurah Rai DenpasarBandara Sepinggan BalikpapanBandara Sultan Hasanuddin MakassarBandara Sam Ratulangi ManadoBandara Sentani JayapuraBandara Pattimura Ambon.

    (rgr/lth)

  • Bahlil Dorong Izin Pembangunan SPBUN untuk Kesejahteraan Nelayan

    Bahlil Dorong Izin Pembangunan SPBUN untuk Kesejahteraan Nelayan

    Jakarta, CNN Indonesia

    Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan komitmennya untuk mempercepat perizinan pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN). Langkah ini untuk kesejahteraan para nelayan di seluruh pesisir negeri.

    Demikian disampaikan Bahlil saat meninjau langsung penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk masyarakat pesisir di SPBUN 68.76103, Manggar Baru, Balikpapan, Kalimantan Timur.

    Tinjauan ini sekaligus memastikan ketercukupan kebutuhan BBM bagi nelayan berjalan lancar menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.

    “Setelah ke kilang, hari ini saya juga mengunjungi lokasi SPBU Nelayan untuk memastikan ketersediaan BBM bagi nelayan menjelang Natal dan Tahun Baru. Dan saya senang sekali melihat kondisi masyarakat di sini,” ujar Bahlil usai meninjau Refinery Unit V Balikpapan dikutip Rabu (25/12).

    Dalam kunjungannya, Bahlil mendengarkan langsung aspirasi para nelayan yang berharap adanya tambahan pasokan BBM untuk kebutuhan mereka.

    Menanggapi hal tesebut, pemerintah pun berkomitmen akan mempersingkat proses perizinan pembangunan SPBUN agar kebutuhan energi di kawasan pesisir dapat segera terpenuhi.

    “Ada permohonan dari mereka yang harus kita lakukan, termasuk memperpendek birokrasi pengajuan untuk pembangunan SPBU. Saya dapat memahami perasaan mereka, karena keluarga saya kan nelayan juga,” kata Bahlil.

    Menteri Investasi periode 2021-2024 ini menegaskan bahwa perhatian pemerintah terhadap kebutuhan nelayan bukan hanya soal akses energi, tetapi juga sebagai bentuk dukungan terhadap keberlanjutan mata pencaharian masyarakat pesisir.

    Keberadaan SPBUN di Balikpapan sendiri dinilai Bahlil sangat memberikan manfaat langsung bagi nelayan.

    Anggota Kelompok Usaha Bersama (KUB) Nelayan Bersatu, Erwan (43) menyebutkan, program ini telah membantu mengatasi kendala akses BBM. Namun, Erwan berharap kuota yang ada dapat ditambah agar para nelayan bisa lebih sering melaut.

    “Kami dari KUB Nelayan Bersatu merasakan manfaat keberadaan SPBU ini. Namun, kami minta ditambah kuotanya agar kami dapat melaut dua kali sebulan,” ujar Erwan.

    Untuk memenuhi kekurangan BBM, sambung Erwan, para nelayan terkadang membeli stok dari rekan mereka yang tidak melaut. “Kami membeli dari nelayan yang tidak melaut dengan harga yang sama dengan SPBUN. Ini agar kami bisa melaut dua kali sebulan untuk mendapat hasil yang lebih baik,” tambah Erwan.

    Untuk diketahui, SPBUN merupakan inisiatif pemerintah untuk mempermudah akses BBM bagi nelayan di seluruh Indonesia. Hingga saat ini, sebanyak 415 SPBUN telah dibangun di berbagai wilayah pesisir.

    Berdasarkan data Kementerian ESDM, penyaluran Jenis BBM Tertentu (JBT) Solar di SPBUN 68.76103 Balikpapan hingga November 2024 mencapai 895 kiloliter atau 91,42 persen dari total kuota sebesar 979 kiloliter.

    Hal ini menunjukkan upaya pemerintah dalam memenuhi kebutuhan energi nelayan terus berjalan sesuai target. Bagi pemerintah, percepatan pembangunan SPBUN diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi kesejahteraan nelayan sekaligus meningkatkan ketahanan energi nasional sesuai arahan Presiden RI Prabowo Subianto dalam Asta Cita.

    (inh/inh)

  • Urgensi Transformasi Ekonomi di Kalimantan Timur (Bagian V)
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        25 Desember 2024

    Urgensi Transformasi Ekonomi di Kalimantan Timur (Bagian V) Regional 25 Desember 2024

    Urgensi Transformasi Ekonomi di Kalimantan Timur (Bagian V)
    Doktor ekonomi dari UNU-MERIT/Maastricht University (Belanda). Alumni generasi pertama beasiswa LPDP master-doktor. Pernah bekerja di ASEAN Secretariat, Indonesia Mengajar, dan konsultan marketing. Saat ini berkiprah sebagai akademisi, peneliti, dan konsultan. Tertarik dengan berbagai topik ekonomi, pembangunan berkelanjutan, pembangunan internasional, Asia Tenggara, monitoring-evaluasi, serta isu interdisiplin. Bisa dihubungi di https://www.linkedin.com/in/aripmuttaqien/
    PADA
    tulisan sebelumnya telah dijelaskan potensi
    Kalimantan Timur
    di sektor agro dan agroindustri.
    Sesuai dengan klasifikasi neraca ekonomi, sub-sektor yang mendukung agro-industri antara lain (1) industri pengolahan tembakau, (2) industri kayu, barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari mambu, rotan dan sejenisnya, (3) industri furnitur, dan (4) industri karet, barang dari karet dan plastik.
    Selanjutnya, sektor industri pengolahan atau manufaktur lainnya juga perlu didorong untuk lebih berkembang. Hal ini penting karena struktur perekonomian perlu berubah untuk mempercepat transformasi ekonomi.
    Berdasarkan dari klasifikasi neraca perekonomian, jenis industri manufaktur adalah (1) industri pengolahan hasil pertambangan, (2) industri makanan dan minuman, (3) industri tekstil dan pakaian jadi, (4) industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki, (5) industri kertas dan barang dari kertas, (6) industri kimia, farmasi dan obat tradisional, (7) industri barang galian bukan logam, (8) industri barang logam; komputer, barang elektronik, optik; dan peralatan listrik, (9) industri mesin dan perlengkapan, (10) industri alat angkutan, dan (11) industri pengolahan lainnya, jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan.
    Kelompok manufaktur tersebut memberikan kontribusi sebesar Rp 146 triliun atau 17,3 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
    Jika digabungkan dengan industri manufaktur lain (yang lebih dekat ke agro-industri), maka kontribusi total menjadi Rp 150 triliun atau 17,7 persen terhadap PDRB.
    Dari seluruh industri manufaktur di Kalimantan Timur, sub-sektor pengolahan batu bara dan minyak dan gas (migas) memberikan kontribusi terbesar, yaitu sebesar Rp 82 triliun atau 9,8 persen dari PDRB.
    Ini menunjukkan bahwa lebih dari separuh kontribusi sektor manufaktur di provinsi ini berasal dari pengolahan batu bara dan migas.
    Selanjutnya, industri kimia menempati posisi penting, dengan kontribusi Rp 30 triliun atau 3,6 persen terhadap PDRB.
    Industri makanan minuman menyumbang Rp 24 triliun atau 2,8 persen terhadap PDRB. Selain itu, industri lain memiliki kontribusi yang cenderung lebih kecil.
    Hilirisasi sektor pertambangan dapat menjadi salah satu fokus utama dalam transformasi ekonomi di Kalimantan Timur, asalkan tetap memperhatikan prinsip pembangunan berkelanjutan.
    Saat ini, bauran energi masih didominasi energi fosil. Ke depan, penggunaan energi terbarukan harus terus ditingkatkan untuk mendukung kebutuhan industri dan mendukung transisi menuju ekonomi yang lebih ramah lingkungan.
    Ketersediaan energi yang memadai merupakan salah satu syarat utama untuk mendukung berdirinya industri secara masif.
    Kalimantan Timur memiliki potensi produksi gas yang signifikan, meskipun produksi gas mengalami penurunan dalam satu dekade terakhir.
    Gas alam bisa menjadi jembatan menuju energi terbarukan. Setidaknya, mengurangi ketergantungan terhadap sumber energi lain yang lebih polutif.
    Pengolahan hasil tambang di provinsi ini mencakup batu bara, minyak bumi, gas alam, serta berbagai hasil tambang lainnya, yang dapat mendukung pengembangan sektor industri secara lebih luas.
    Program hilirisasi batu bara secara besar-besaran perlu dipercepat untuk mendukung transformasi ekonomi di Kalimantan Timur.
    Pada pertengahan tahun 2024, Kementerian ESDM telah memberikan persetujuan untuk beberapa proyek hilirisasi batu bara yang melibatkan perusahaan-perusahaan dengan lahan operasional di Kalimantan Timur.
    Program ini bertujuan meningkatkan nilai tambah batu bara melalui berbagai inovasi. Contohnya, gasifikasi batu bara menjadi metanol yang berpotensi diolah lebih lanjut menjadi amonia.
    Selain itu, terdapat pengembangan produksi semi kokas, pengolahan batu bara menjadi dimetil eter (DME), serta teknologi underground coal gasification (USG).
    Upaya ini diharapkan dapat memperluas manfaat ekonomi sekaligus menciptakan industri yang lebih bernilai tinggi.
    Kebijakan transisi energi secara bertahap bertujuan untuk menciptakan keseimbangan antara kepentingan lingkungan dan aspek sosial.
    Transisi energi penuh tetap menjadi tujuan utama, tapi pelaksanaannya harus mempertimbangkan faktor sosio-ekonomi, seperti keberlanjutan lapangan kerja dan ketergantungan masyarakat terhadap sektor pertambangan. Transformasi ini tetap harus dilakukan secara bertahap.
    Berdasarkan data geospasial dari Kementerian ESDM, selain batu bara, Kalimantan Timur memiliki berbagai potensi tambang lainnya seperti emas, perak, bijih besi, intan, dan timah.
    Potensi emas tersebar di Paser, Kutai Barat, dan Mahakam Ulu, sedangkan bijih besi banyak ditemukan di Paser dan Kutai Timur. Potensi seng terdapat di Berau, sementara platina berada di Kutai Timur.
    Hilirisasi untuk jenis barang tambang lain juga dapat dilakukan, termasuk memanfaatkan potensi dari provinsi tetangga.
    Sebagai contoh, Sulawesi Selatan memiliki mangan, kromit, bijih besi, dan perak, sementara Sulawesi Barat memiliki mangan, emas, dan timbal.
    Sulawesi Tengah dikenal dengan potensi kromit, bijih besi, dan nikel, sedangkan Kalimantan Selatan memiliki emas dan bijih besi.
    Khusus untuk hilirisasi nikel, Kalimantan Timur telah memulai langkah strategis ini dengan pabrik yang berlokasi di Kutai Kartanegara.
    Hilirisasi nikel memberikan nilai tambah yang signifikan, mengingat Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia.
    Selain nikel, Kalimantan Timur memiliki potensi besar untuk hilirisasi hasil tambang lainnya. Keunggulan utama provinsi ini adalah kemampuan mendukung industri berbasis hasil tambang dan produk kimia, didukung oleh pasokan energi yang cukup, terutama dari gas alam.
    Saat ini industri yang sudah eksis adalah pengilangan minyak bumi dan gas, serta berbagai industri kimia, terutama di kawasan industri di wilayah timur.
    Transformasi ekonomi di Kalimantan Timur membutuhkan langkah strategis dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam dan sektor industri yang sudah eksis secara optimal, serta tidak serta merta mematikan industri dan sektor perekonomian yang sudah ada.
    Prosesnya harus dilakukan secara bertahap dengan memperhatikan kesiapan sosio-ekonomi.
    Hilirisasi sektor pertambangan, pengembangan energi terbarukan, dan diversifikasi industri manufaktur harus berjalan seiring untuk menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan.
    Dengan dukungan potensi gas alam, sumber daya tambang yang beragam, serta lokasi strategis, Kalimantan Timur memiliki peluang besar untuk melakukan transformasi ekonomi.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Wamen ESDM jamin ketersediaan energi di Sumatera Utara aman

    Wamen ESDM jamin ketersediaan energi di Sumatera Utara aman

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Pantau Satgas Nataru Pertamina

    Wamen ESDM jamin ketersediaan energi di Sumatera Utara aman
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 24 Desember 2024 – 21:11 WIB

    Elshinta.com – Jelang libur Natal dan Tahun Baru 2024-2025, Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, Yuliot melakukan kunjungan kerja untuk memantau kesiapan Satuan Tugas Natal dan Tahun Baru (Satgas Nataru) Pertamina di Medan, Sumatera Utara, pada Senin, 23 Desember 2024. 

    Dalam kunjungannya Yuliot didampingi oleh Kepala BPH Migas Erika Retnowati,  Direktur Manajemen Risiko Subholding Commercial & Trading PT Pertamina Patra Niaga Rahman Pramono Wibowo dan Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Freddy Anwar. Dalam kesempatan ini, Wamen ESDM melakukan peninjauan di beberapa titik, diantaranya Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) Agung Sarana Terminal, Fuel Terminal Medan Group, dan SPBU Pertamina 11.201.101. 

    Pada Nataru kali ini, diprediksi permintaan BBM dan LPG akan meningkat khususnya di wilayah Medan dan Sumatera Utara. Kepada awak media, setelah kunjungan di Fuel Terminal Medan Group, Wamen ESDM Yuliot mengungkap ketersediaan BBM dan LPG selama periode Nataru ini dalam keadaan aman. 

    “Kami dari posko nasional Kementerian ESDM melakukan pengecekan lapangan terhadap ketersediaan BBM dan LPG. Alhamdulillah ini aman untuk ketersediaan dalam rangka Natal 2024 dan menyambut Tahun Baru 2025. Ketersediaan distribusi dilakukan secara baik sehingga ketersediaan BBM dan LPG, relatif aman,” ujar Yuliot seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Diurnawan, Selasa (24/12). 

    Jaminan ketersediaan energi tersebut telah disiapkan Pertamina dengan penguatan stock baik dari produk BBM maupun LPG, serta memastikan seluruh proses distribusi dapat berjalan dengan baik.

    “Kita menambah stok BBM di seluruh stasiun pengisian, karena adanya penambahan permintaan rata-rata sebanyak 5% dari suply normal. Stok sudah ditambah dari suplai normal, sehingga tidak akan ada kelangkaan,” ujar Yuliot. 

    Sementara Direktur Manajemen Risiko Subholding Commercial & Trading PT Pertamina Patra Niaga Rahman Pramono Wibowo mengatakan Pertamina Patra Niaga juga menyiapkan layanan khusus untuk menjamin kelancaran distribusi energi di Sumatera Bagian Utara. 

    “Di Sumatera Utara kami mengoperasikan 287 SPBU Siaga di jalur strategis, 7 titik Modular Kiosk Pertamina Siaga serta 45 unit mobil tangki stand-by untuk memastikan distribusi BBM tetap lancar di titik-titik pusat keramaian perayaan Natal dan Tahun Baru. Selain itu, terdapat 32 unit motorist yang siap melayani pengantaran BBM ke lokasi saat kondisi emergency,” jelas Rahman.

    Selain BBM, Rahman menyampaikan bahwa untuk memenuhi kebutuhan LPG, Pertamina Patra Niaga pun telah menyiapkan 87 SPPBE LPG Siaga, 932 agen LPG (PSO & NPSO) Siaga, 37.236 pangkalan LPG PSO siaga dan 7.206 pangkalan LPG NPSO siaga di wilayah tersebut. 

    Freddy Anwar menambahkan bahwa dalam masa satgas yang tengah berjalan ini, Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut telah mensiagakan seluruh sarana fasilitasnya seperti di Fuel Terminal, Integrated Terminal dan Aviation Fuel Terminal. 

    “Seluruh sarfas Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut kami pastikan berfungsi dengan optimal dalam memenuhi kebutuhan energi bagi masyarakat khususnya di Sumatera Utara dan umumnya di seluruh wilayah operasi kami di Sumbagut (Aceh, Kepri, Riau, Sumbar dan Sumut)”, terang Freddy Anwar.

    Dalam rangkaian kunjungan, selain menyapa pengunjung yang sedang mengisi BBM, Wamen ESDM bersama Direktur Manajemen Risiko Subholding Commercial & Trading PT Pertamina Patra Niaga Rahman Pramono Wibowo juga memberikan bingkisan kepada awak mobil tangki, dan pekerja di SPBU sebagai bentuk apresiasi atas upaya mereka dalam memenuhi kebutuhan energi BBM dan elpiji untuk masyarakat di Medan, Sumatera Utara. 

    Di tempat terpisah VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengungkapkan bahwa seluruh upaya tersebut dilakukan oleh Pertamina bersama Satgas Nataru dan seluruh pihak terkait untuk menjaga ketersediaan energi serta demi memberikan layanan terbaik untuk masyarakat di seluruh Indonesia.

    “Ini merupakan layanan untuk masyarakat dalam rangka Nataru agar bisa berjalan lancar. Semoga dengan upaya ini masyarakat yang beribadah bisa menjalankannya dengan baik bersama keluarga. Masyarakat yang menikmati libur Natal dan Tahun Baru bisa berwisata dengan aman dan nyaman,” ungkap Fadjar. 

    Pertamina sebagai pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina. 

    Sumber : Radio Elshinta