Kementrian Lembaga: Kementerian ESDM

  • Kementerian ESDM Dirikan Posko Dapur Umum di Bireuen

    Kementerian ESDM Dirikan Posko Dapur Umum di Bireuen

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia membentuk Tim ESDM Siaga Bencana yang dikerahkan bersama Emergency Response Team (ERT) dari berbagai perusahaan sektor ESDM untuk memberikan bantuan cepat, termasuk mendirikan dapur umum yang memenuhi kebutuhan pangan para pengungsi di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. 

    “Dapur umum di posko-posko pengungsian sudah beroperasi penuh, baik di Sumatra Barat dan Utara sejak tanggal 2 Desember 2025 untuk membantu kebutuhan makan harian masyarakat di beberapa kecamatan terdampak bencana, baik di Sumatra Barat, Sumatra Utara, maupun Aceh,” ujar Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Penyelesaian Permasalahan Hukum Sektor ESDM selaku Ketua Tim Energi dan Sumber Daya Mineral Siaga Bencana Rudy Sufahriadi ditemui usai Rapat Tindaklanjut Pasca Kunjungan Menteri ESDM Di Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat, Jumat (5/12/2025), dikutip dari siaran pers.

    Rudy menjelaskan bahwa keberadaan dapur umum sangat krusial karena jumlah pengungsi yang harus diberi makan mencapai ratusan bahkan ribuan orang.

    “Dalam situasi darurat seperti ini, kebutuhan makanan dengan gizi yang memadai sangat krusial, terutama bagi anak-anak, orang tua, dan ibu hamil dan menyusui. Dapur umum yang dibangun Tim ESDM Siaga Bencana memastikan mereka menerima makanan yang layak dan mencukupi,” ujar Rudi.

    Khusus daerah Bireuen mendapat perhatian khusus menteri ESDM, dapur umum tersebut dilengkapi ketersediaan liquefied petroleum gas (LPG) di Desa Punjot, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen. Posko ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pangan harian pengungsi setempat secara berkelanjutan selama masa darurat.

    Untuk diketahui, Tim ESDM Siaga Bencana dibentuk untuk menjalankan misi kemanusiaan sesuai amanat Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Operasi mereka di Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh fokus pada percepatan evakuasi, pemulihan akses, pelayanan medis, serta distribusi logistik ke wilayah terdampak banjir dan longsor.

    Kehadiran tim ERT dari berbagai perusahaan, termasuk dukungan perusahaan baru, memperkuat upaya SAR, kesehatan, logistik, dan penggunaan alat berat di lapangan.

  • Bahlil Turun Langsung Pastikan Percepatan Pemulihan Kelistrikan di Aceh

    Bahlil Turun Langsung Pastikan Percepatan Pemulihan Kelistrikan di Aceh

    Jakarta

    Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia turun langsung meninjau sejumlah titik terdampak bencana Aceh untuk memastikan percepatan pemulihan kelistrikan berjalan optimal. Langkah ini adalah respons pasca 12 tower Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) PLN roboh diterjang banjir bandang dan longsor akhir November lalu.

    Bireuen menjadi salah satu wilayah yang disambangi Bahlil. Sebelumnya, sebanyak 5 tower SUTT 150 kilovolt (kV) Bireuen – Arun roboh. Tower transmisi tersebut berperan sentral sebagai penghubung akses listrik dari pembangkit Arun dan Nagan Raya ke sejumlah wilayah di Aceh.

    “Memang banyak daerah yang kena banjir dan masih banyak daerah yang terisolir. Di samping itu, banyak infrastruktur listrik kita, termasuk tower-tower transmisi roboh. Ini sangat memprihatinkan dan kita fokus untuk perbaiki secepatnya,” ujar Bahlil, dalam keterangan tertulis, Jumat (05/12/2025).

    Ia menjelaskan, proses pemulihan kelistrikan pascabencana Aceh mempunyai tantangan yang cukup besar, khususnya di sisi pendistribusian material perbaikan dan mobilisasi personel. Akses ke titik-titik lokasi tower SUTT terdampak mayoritas terputus dan hanya dapat dilalui menggunakan helikopter.

    “Hari ini kami meninjau beberapa tower induk yang strategis yang harus kita segera pasang. Tapi mobilisasi materialnya sangat susah, semuanya pakai heli. Dan saya bersama Direktur Utama (Dirut) PLN, Dirut Pertamina, kita akan clear-kan tentang pasokan BBM (avtur) dan bagaimana untuk bisa mempercepat agar listrik bisa nyala,” ucap Bahlil.

    Foto: Dok. PLN

    Bahlil juga mengapresiasi atas upaya PLN dalam pemulihan kelistrikan di Aceh. Dirinya menegaskan pentingnya kerja kolaboratif dan gotong royong lintas sektoral agar suplai listrik untuk masyarakat terdampak kembali pulih.

    “Saya apresiasi atas kerja keras dari PLN. Mereka kerja sudah sangat luar biasa. Sekarang waktunya kita kerja untuk Ibu Pertiwi. Jangan kenal lelah. Saya tahu medannya tidak gampang, dari helikopter tadi saya lihat sendiri betapa beratnya. Tetapi ini panggilan untuk mengabdi kepada negara dan mengurus rakyat,” kata Bahlil.

    Sementara itu, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menegaskan bahwa pihaknya siap menjalankan arahan Pemerintah melalui Kementerian ESDM untuk mempercepat proses pemulihan kelistrikan pascabencana Aceh. Darmawan menjelaskan bahwa pihaknya terus bekerja 24 jam nonstop untuk memastikan agar suplai listrik di Bumi Serambi Mekah segera pulih.

    Foto: Dok. PLN

    “Kami mengerahkan seluruh sumber daya yang kami miliki dan all out untuk mempercepat penormalan sistem kelistrikan pascabencana Aceh sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto. Dengan dukungan pemerintah, TNI, Polri, dan masyarakat, kami optimistis pemulihan kelistrikan Aceh dapat segera dituntaskan dan masyarakat bisa kembali menikmati layanan listrik dengan aman dan andal,” tegasnya.

    Selain meninjau titik-titik lokasi pembangunan tower darurat di wilayah Bireuen, Bahlil juga mengunjungi daerah terdampak dan Posko Siaga Bencana di Desa Blang Panjo sekaligus menyerahkan bantuan kemanusiaan. Bantuan paket sembako berupa 700 kilogram (kg) beras, 700 kg gula, dan 1.400 liter minyak goreng disalurkan untuk masyarakat terdampak di wilayah tersebut.

    (anl/ega)

  • 100 Ribu Barel BBM dari Pertamina Dikirim ke SPBU Shell!

    100 Ribu Barel BBM dari Pertamina Dikirim ke SPBU Shell!

    Jakarta

    Pertamina Patra Niaga menyampaikan telah memasok 100 ribu barel Bahan Bakar Minyak (BBM) murni atau base fuel ke jaringan SPBU milik Shell Indonesia.

    “Penyaluran kepada Shell Indonesia menegaskan bahwa Pertamina Patra Niaga tidak hanya siap memenuhi kebutuhan BBM untuk jaringan SPBU Pertamina, tetapi juga menjadi mitra strategis bagi operator SPBU swasta. Untuk Shell Indonesia penyaluran kali ini 100 MB,” kata Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun dalam keterangan tertulis, Jumat (5/12/2025).

    Roberth menyampaikan bahwa suplai ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam menjaga amanah kolaborasi yang diamanahkan oleh Kementerian ESDM, sekaligus untuk menjaga ketahanan dan distribusi energi untuk Indonesia.

    Secara keseluruhan, Pertamina Patra Niaga telah menyalurkan 430 ribu barel ke seluruh SPBU swasta. Di mana sebelumnya telah memasok BBM ke jaringan SPBU BP-AKR dan Vivo.

    “sehingga total suplai kepada seluruh SPBU Swasta yakni BP-AKR, Vivo, dan Shell Indonesia mencapai 430 MB menunjukkan kapasitas suplai kami yang kuat, responsif, dan mampu menjawab kebutuhan energi nasional,” ujar Roberth.

    Roberth menambahkan mekanisme penyediaan pasokan kepada Shell Indonesia dengan menggunakan prosedur sesuai dengan aturan yang berlaku dan menjunjung tinggi mekanisme compliance serta governance secara Business to Business (B2B).

    Dengan niat baik, transparansi serta sesuai dengan praktik prektik Good Corporate Governance, Pertamina Patra Niaga dan Shell Indonesia berkomitmen memastikan ketersediaan BBM serta distribusi energi dan memberikan pelayanan kepada masyarakat.

    Proses B2B dari sisi jumlah kebutuhan berdasarkan volume permintaan, pelaksanaan tender supplier yang dilakukan dengan aspek GCG dan konfirmasi berulang dengan customer, pelaksanaan join Surveyor, sampai dengan mekanisme open book untuk negosiasi aspek komersial dilaksanakan, sampai akhirnya proses bongkar dilaksanakan dan diterima BU Swasta untuk disalurkan kepada masyarakat.

    “Komoditi BBM yang dipasok kepada BU Swasta yang dalam hal ini Shell Indonesia telah memenuhi seluruh requirements yang dimintakan dari BU Swasta sebagai bentuk komitmen tindak lanjut atas arahan pemerintah”, tambah Roberth.

    Roberth menegaskan, kolaborasi dengan BU Swasta menjadi bukti nyata bahwa menjaga energi adalah kerja bersama. Dengan semangat gotong royong, layanan energi diharapkan semakin merata, adil, dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia.

    (hrp/hns)

  • Terkuak! 23 Tambang Tersebar di Aceh, Sumut, Sumbar

    Terkuak! 23 Tambang Tersebar di Aceh, Sumut, Sumbar

    Jakarta

    Kementerian ESDM mengungkapkan ada 23 aktivitas pertambangan berupa Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan Kontrak Karya yang tersebar di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

    Juru Bicara Kementerian ESDM Dwi Anggia mengatakan izin-izin pertambangan tersebut diterbitkan pemerintah daerah pada periode 2010 hingga 2020. Aktivitas pertambangan tersebut berupa komoditas emas, bijih besi, pasir, dan tembaga.

    “Ada tuh total 23 ya untuk ketiga provinsi itu. Ada IUP ada Kontrak Karya,” ujar Dwi Anggia saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (5/12/2025).

    Selanjutnya Kementerian ESDM akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap aktivitas tambang di tiga provinsi tersebut. Hal ini merupakan respons dari adanya banjir dan longsor di tiga wilayah tersebut yang diduga menyebabkan kerusakan lingkungan.

    Jika terbukti telah menyebabkan kerusakan lingkungan izin pertambangan akan dicabut

    “Iya (Seluruhnya akan dievaluasi). Clear dari pak Menteri kalau ada perusahaan yang melakukan aktivitas merusak lingkungan akan dievaluasi sesuai dengan aturan yang berlaku. Bahkan jika mungkin dibekukan bahkan sampai dicabut izinnya jika memang terbukti melakukan aktivitas pertambangan yang berdampak kerusakan lingkungan,” terang Anggia.

    Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bakal menindak tegas pelaku penambangan yang terbukti melanggar ketentuan pertambangan yang berlaku.

    Menurut Bahlil, kegiatan pertambangan adalah salah satu cara perbaikan taraf kehidupan ekonomi masyarakat bukan mendatangkan bencana. Namun jika yang terjadi malah merusak lingkungan, maka hal tersebut harus ditindak tegas.

    “Ini menyedihkan. Saya pastikan akan menindak tegas para penambang yang bekerja serampangan tidak sesuai ketentuan, jika benar musibah ini terjadi akibat kegiatan pertambangan,” kata Bahlil dalam keterangan tertulis, Kamis (4/12/2025).

    Jika terbukti banjir dan longsor ini terjadi imbas penambangan yang serampangan, Bahlil meminta kondisi ini harus disudahi karena tidak boleh ada kegiatan pertambangan menyebabkan kerusakan lingkungan.

    Bahlil menekankan pentingnya mitigasi bencana agar tidak lagi terjadi. “Tidak boleh ada lagi kejadian bencana yang memakan korban 770 jiwa dan ribuan masyarakat mengungsi,” ujarnya.

    Tonton juga video “Bahlil Sebut Banjir di Sumbar Bukan karena Tambang, Aceh-Sumut Masih Dicek”

    (hrp/hns)

  • Menteri ESDM siap evaluasi aktivitas tambang pascabencana di Sumatera

    Menteri ESDM siap evaluasi aktivitas tambang pascabencana di Sumatera

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan siap melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kegiatan pertambangan yang diduga menjadi salah satu faktor pemicu banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

    “Di Sumatera Barat, di Aceh pun kita lagi melakukan pengecekan. Kalau di Sumut, tim evaluasi, kita lagi melakukan evaluasi,” kata Bahlil dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Jumat.

    “Jadi, nanti setelah tim evaluasi, baru saya akan cek dampak dari tambang ini ada atau tidak. Tetapi, saya pastikan, kalau ada tambang atau IUP yang bekerja tidak sesuai dengan kaidah aturan yang berlaku, kita akan memberikan sanksi tegas,” imbuhnya.

    Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa pemerintah tidak akan ragu menindak perusahaan pertambangan yang tidak melaksanakan kaidah pertambangan yang baik dan berpotensi menimbulkan kerusakan lingkungan maupun kerugian bagi masyarakat.

    “Sebagai Menteri ESDM, saya ingin menegaskan bahwa saya tidak akan pandang bulu. Ini saya bawa Dirjen Minerba, untuk memberikan tindakan bagi semua perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan, yang tidak menaati atau tidak menjalankan sesuai dengan aturan yang ada. Harus sesuai standar proses pertambangan yang sudah disyaratkan dalam aturan,” kata Bahlil.

    Menurut dia, Kementerian ESDM siap menjatuhkan sanksi hingga pencabutan izin usaha pertambangan bagi badan usaha yang terbukti melanggar ketentuan yang berlaku.

    Berdasarkan data Kementerian ESDM, terdapat empat pemegang kontrak karya (KK) dan 19 izin usaha pertambangan (IUP) komoditas logam di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

    Di Aceh, tercatat satu KK komoditas emas yang terbit pada 2018, serta tiga IUP emas yang berlaku sejak 2010 dan 2017.

    Provinsi tersebut juga memiliki tiga IUP komoditas besi yang terbit pada 2021-2024, tiga IUP bijih besi DMP yang terbit pada 2011-2020, serta dua IUP bijih besi yang berlaku dalam rentang 2012-2018.

    Selain itu, terdapat satu KK komoditas timbal dan seng yang wilayah kerjanya meliputi Aceh dan Sumatera Utara, berlaku sejak 2018.

    Di Sumatera Utara juga tercatat dua KK emas DMP yang terbit pada 2017 dan 2018, serta satu IUP tembaga DMP yang mulai berlaku pada 2017.

    Sementara itu, di Sumatera Barat terdapat empat IUP komoditas besi yang terbit pada 2019 dan 2020, satu IUP bijih besi yang berlaku sejak 2013, satu IUP timah hitam yang berlaku sejak 2020, serta satu IUP emas yang mulai berlaku pada 2019.

    Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • ESDM minta Pertamina distribusikan BBM pakai motor ke tempat terisolir

    ESDM minta Pertamina distribusikan BBM pakai motor ke tempat terisolir

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia meminta Pertamina untuk mendistribusikan bahan bakar minyak (BBM) menggunakan jerigen dan diangkut menggunakan sepeda motor ke tempat-tempat terisolir imbas bencana banjir dan tanah longsor di Sumatera.

    “Pak Menteri minta kepada Dirut Pertamina (Simon Aloysius Mantiri) dan juga Dirut Pertamina Patra Niaga (Mars Ega Legowo) untuk memastikan distribusi menggunakan jerigen kecil, sehingga bisa diangkut menggunakan motor,” ucap Juru Bicara Kementerian ESDM Dwi Anggia di Jakarta, Jumat.

    Menurut Anggia, langkah tersebut diyakini sebagai solusi untuk mendistribusikan BBM di tempat-tempat terisolir.

    “Sejumlah daerah hanya bisa diakses menggunakan jalan-jalan kecil, bahkan jembatan kecil,” ujarnya.

    Situasi tersebut tidak memungkinkan mobil tangki milik Pertamina untuk mengantarkan BBM di wilayah-wilayah terdampak bencana.

    “Tapi kami memahami kebutuhan masyarakat dalam kondisi krisis ini. Pemerintah berusaha semaksimal mungkin agar bisa menyediakan energi untuk masyarakat yang terdampak,” kata Anggia.

    Pemerintah bersama PT Pertamina (Persero) mempercepat pemulihan pasokan dan distribusi energi di wilayah terdampak banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat dengan memanfaatkan jalur udara dan laut untuk melompati akses jalan yang terputus.

    Pewarta: Putu Indah Savitri
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • ESDM: Pemulihan listrik di Aceh 52 persen, Sumbar capai 99 persen

    ESDM: Pemulihan listrik di Aceh 52 persen, Sumbar capai 99 persen

    Perbaikan infrastruktur listrik, terutama di tiga provinsi yang terdampak, Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat, sudah berproses

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyampaikan pemulihan pasokan tenaga listrik di wilayah Aceh yang terdampak banjir bandang dan tanah longsor mencapai 52 persen, di Sumatera Utara 87 persen, dan Sumatera Barat mencapai 99 persen.

    “Perbaikan infrastruktur listrik, terutama di tiga provinsi yang terdampak, Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat, sudah berproses,” ucap Juru Bicara Kementerian ESDM Dwi Anggia ditemui di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Jumat.

    Anggia menyampaikan dari 1,4 juta pelanggan PLN di Aceh yang terdampak bencana, sebanyak 52 persen atau sekitar 759 ribu pelanggan sudah bisa mengakses listrik.

    Kementerian ESDM menargetkan sambungan listrik untuk 700 ribu pelanggan PLN lainnya bisa pulih pada Sabtu (6/12), melalui pemulihan jaringan kelistrikan di Kabupaten Bireuen dan kawasan Arun, Aceh.

    Kedua wilayah tersebut, tutur Anggia, berperan dalam menyinari sebagian besar wilayah Aceh dan Sumatera Utara.

    “Bireuen dan Arun itu kan menyinari sebagian besar wilayah Sumatera Utara dan Aceh, itu yang langsung diperbaiki,” kata dia.

    Kemudian, untuk wilayah Sumatera Utara, dari 544 ribu pelanggan yang terdampak, sebanyak 473 ribu pelanggan sudah bisa mengakses listrik, atau sekitar 87 persen.

    “Untuk Sumatera Barat ini praktis tidak separah dua provinsi lainnya, dari 270 ribuan pelanggan yang terdampak, kurang lebih 268 ribuan pelanggan sudah bisa akses listrik. (Pemulihannya) 99 persen,” kata Anggia.

    Anggi mengatakan pemerintah terus berupaya untuk memulihkan jaringan kelistrikan di wilayah terdampak bencana banjir dan tanah longsor yang meliputi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

    Mobilisasi peralatan, kata dia, dilakukan melalui jalur udara dan diturunkan ke titik-titik pembangunan infrastruktur.

    “SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) kan di tengah hutan, ya untuk menyambungkan semua wilayah Aceh itu. Itu yang dikejar oleh Pak Menteri (ESDM Bahlil Lahadalia) untuk diselesaikan oleh PLN,” kata Anggia.

    Pewarta: Putu Indah Savitri
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pemerintah-Pertamina pulihkan pasokan energi Sumatera via laut-udara

    Pemerintah-Pertamina pulihkan pasokan energi Sumatera via laut-udara

    ada beberapa yang pakai pesawat, ada beberapa juga yang pakai rakit. Kayak di Aceh, di Bireuen itu rakit

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah bersama PT Pertamina (Persero) mempercepat pemulihan pasokan dan distribusi energi di wilayah terdampak banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat dengan memanfaatkan jalur udara dan laut untuk melompati akses jalan yang terputus.

    Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia meninjau langsung kondisi SPBU dan titik pengungsian di Sibolga didampingi Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri, serta Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra.

    “Mobilisasinya untuk ke daerah-daerah yang tidak bisa dijangkau karena jalan putus, jembatan putus. Tapi sekarang kita pakai cara, ada beberapa yang pakai pesawat, ada beberapa juga yang pakai rakit. Kayak di Aceh, di Bireuen itu rakit. Untuk muat, naik,” kata Bahlil berdasarkan keterangannya, Jakarta, Jumat.

    Ia memastikan bahwa pasokan bahan bakar minyak (BBM) dan LPG secara umum cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Namun, akses distribusi di sejumlah wilayah menggunakan jalur darat masih terkendala akibat kerusakan infrastruktur.

    Bahlil mengimbau SPBU di wilayah terdampak memperpanjang jam layanan, termasuk membuka operasional 24 jam jika diperlukan, guna mendukung operasional alat berat, ambulans, distribusi logistik dan evakuasi warga.

    Sementara itu, Pertamina mengerahkan berbagai sumber daya, yaitu BBM untuk alat berat membuka akses jalan, LPG untuk dapur umum, serta avtur bagi pesawat logistik dan evakuasi yang dioperasikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

    Untuk wilayah terisolasi seperti Bener Meriah dan Aceh Tengah, Pertamina menerbangkan BBM melalui pesawat perintis.

    Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri menegaskan komitmen perusahaan untuk mendukung pemenuhan energi masyarakat di tengah situasi darurat dan pemulihan sosial.

    “Pertamina berkomitmen untuk terus menjaga peran dalam penanganan darurat, penyediaan energi, serta pemulihan sosial masyarakat di seluruh wilayah terdampak bencana di Indonesia,” kata Simon.

    Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra menambahkan bahwa SPBU di Sibolga telah kembali beroperasi meskipun kondisi akses belum normal seluruhnya.

    “Di tengah keterbatasan akses, kami terus memastikan masyarakat tetap mendapatkan energi hingga menerbangkan BBM ke daerah terisolir seperti Sibolga, Bener Meriah dan Aceh Tengah,” tutur Mars Ega.

    Pemulihan distribusi energi dilaksanakan secara terkoordinasi antara Pertamina, Kementerian ESDM, pemerintah daerah, BPH Migas, TNI AU dan instansi terkait lain.

    Upaya ini diharapkan bisa menjaga ketersediaan BBM dan LPG serta mendukung percepatan rehabilitasi infrastruktur di wilayah terdampak bencana.

    Pewarta: Aria Ananda
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Panggilan Darurat dari Sumatera: Pemerintah Gamang Tetapkan Bencana Nasional?
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        5 Desember 2025

    Panggilan Darurat dari Sumatera: Pemerintah Gamang Tetapkan Bencana Nasional? Nasional 5 Desember 2025

    Panggilan Darurat dari Sumatera: Pemerintah Gamang Tetapkan Bencana Nasional?
    Sejak 2006 berkecimpung di dunia broadcast journalism, dari Liputan6 SCTV, ANTV dan Beritasatu TV. Terakhir menjadi produser eksekutif untuk program Indepth, NewsBuzz, Green Talk dan Fakta Data
    GUBERNUR
    Aceh, Muzakir Manaf, menyamakan banjir yang menerjang provinsinya sebagai tsunami kedua. Itu momen terkelam dalam sejarah Aceh sejak bergabung dengan republik Indonesia–gempa dahsyat dengan skala yang “menyundul” Skala Richter di akhir 2004 silam.
    Kini, “tsunami” itu berulang, tapi dari sebab lain: Diduga paduan faktor alam dan ulah manusia.
    “Aceh seakan mengalami tsunami kedua. Tugas kita adalah melayani mereka yang terdampak. Tidak boleh ada jeda kemanusiaan di lapangan,” kata Mualem, begitu gubernur Aceh itu karib disapa (
    Antara
    , 2/12/2025).
    Skala dampak banjir di tanah rencong menjangkau 18 kabupaten/kota, tersebar di 226 kecamatan serta 3.310 desa (gampong). Hingga 4 Desember 2025, sebanyak 277 orang meninggal di Aceh. Sedikitnya 193 korban hilang dan 1.800 luka-luka.
    Bukan hanya Aceh, banjir serupa menghumbalang Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Data terakhir, korban meninggal di Sumut mencapai 299 orang, korban hilang 159 orang dan 610 luka-luka.
    Adapun di Sumatera Barat, sebanyak 200 orang meninggal, 212 orang lainnya masih hilang dan 111 orang luka-luka. Total warga terdampak banjir besar di Aceh, Sumut, dan Sumbar menembus 3,3 juta jiwa (
    Liputan6.com
    , 4/12/2025).
    Banjir besar itu juga meluluhlantakkan infrastruktur seperti jembatan, fasilitas pendidikan, rumah ibadah, kantor hingga rumah warga.
    Data di atas menggambarkan betapa daruratnya bencana di tiga provinsi itu. Panggilan yang mestinya mendesak pemerintah pusat di Jakarta merespons dengan sigap dan supercepat.
    Terlebih dalam bencana ini, terindikasi ada kejahatan korporasi dan manusia di balik banjir dan longsor. Pemandangan kayu gelondongan di sejumlah titik lokasi banjir memberi kabar tentang adanya ulah manusia di balik bencana ini. Menteri Lingkungan Hanif Faisol mulai mengakui soal ini.
    “Ada indikasi pembukaan-pembukaan kebun sawit yang menyisakan log-log. Karena memang kan
    zero burning
    , sehingga kayu itu tidak dibakar, tapi dipinggirkan,” ujar Hanif Faisol (
    Kompas.com
    , 3/12/2025).
    Sang menteri melanjutkan, “Ternyata banjirnya yang cukup besar, mendorong itu (gelondongan kayu) menjadi bencana berlipat-lipat.”
    Dalam UU 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana, bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah

    longsor.
    Sementara bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.
    Bencana di Sumatera kali ini adalah kombinasi antara faktor alam (curah hujan ekstrem) dengan kerusakan ekologi yang diduga karena ulah manusia, khususnya korporasi.
    Daya rusaknya mencekam. Tak salah jika menteri Lingkungan Hidup bilang “bencana berlipat-lipat”. Maksudnya, dampak banjir itu ke mana-mana, sangat merusak, luas dan parah.
    Namun, mengapa pemerintah tak lekas menetapkannya sebagai bencana nasional? Apakah perlu data dan informasi lagi untuk menggedor Jakarta bertanggung jawab?
    Sebagian kepala daerah telah melempar handuk atau bendera putih, tanda tak sanggup. Mengapa Jakarta masih kagok dan gamang?
    Kemarin adalah masa lalu, hari ini adalah kenyataan, dan esok adalah masa depan. Korban banjir membutuhkan kehadiran pemerintah untuk menghadapi kenyataan pahit ini.
    Mereka perlu diyakinkan bahwa masa depannya bisa ditegakkan. Namun, tak mungkin mereka membangun rumah, sekolah, tempat ibadah, jembatan hingga infrastruktur publik lainnya dengan swadaya.
    Negara perlu hadir lewat pemerintah terdekat. Ketika pemerintah terdekat tak sanggup, Jakarta harus menanggung beban.
    Negeri kita punya UU 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana. Pasal 51 ayat 1 menyebutkan, “Penetapan status darurat bencana dilaksanakan oleh pemerintah sesuai dengan skala bencana.”
    Ayat 2 menorehkan siapa yang harus bertanggung jawab. Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk skala nasional dilakukan oleh presiden, skala provinsi dilakukan oleh gubernur, dan skala kabupaten/kota dilakukan oleh bupati/wali kota.
    Sudah waktunya Presiden Prabowo Subianto mengambil tanggung jawab. Saat ini tak penting lagi memberi “cap” bantuan presiden untuk beras atau kebutuhan pokok untuk korban banjir di Sumatera.
    Kini dibutuhkan seorang komandan yang menggerakkan tim dari Jakarta untuk turun ke lokasi bencana.
    Data dan informasi dihimpun untuk menggerakkan pekerjaan raksasa ini. Skala prioritas dibuat paling penting menyelamatkan manusia.
    Mereka yang berada di pengungsian tak boleh lapar. Tak boleh lagi ada cerita korban banjir, seperti di Sibolga, Sumatera Utara yang berebut makanan di minimarket. Sebelumnya diberitakan “menjarah”.
    Jangan lagi ada penjabat yang dengan enteng bicara, ”
    Banjir Sumatera
    cuma besar di media sosial”. Korban banjir di Sumatera memanggil. Panggilan mereka darurat, terkait nyawa yang tak ada “penggantinya di toko”.
    Pemerintah pusat punya duit kok. Dana makan bergizi gratis (MBG) tidak seluruhnya terserap tahun ini. Untuk program ini Badan Gizi Nasional (BGN) pernah minta dana tambahan hingga berjumlah Rp 171 triliun.
    Dari dana teralokasi tahun ini, bisa dikembalikan ke kas negara jika tak sanggup diserap. Pemerintah harus tahu mana yang lebih darurat dan mana yang harus ditangguhkan.
    Ini bukan masa normal. Bertindak
    business as usual
    tidak cukup. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa harus lentur. Menurut dia, saat ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih memiliki lebih dari Rp 500 miliar dana siap pakai. Apakah itu cukup?
    Keadaan dan situasi lapangan yang berbicara. Satu yang pasti, anggaran penanganan bencana justru turun pada RAPBN 2026 menjadi Rp 491 miliar. Padahal di APBN 2025 masih Rp 2,01 triliun (
    CNBCIndonesia.com
    , 1/12/2025).
    Negara ini berada di lintasan “cincin api Pasifik”. Indonesia rentan dengan gempa bumi. Pada 2004 silam, negeri kita telah berpengalaman menangani bencana superbesar: Tsunami Aceh dan lalu Nias.
    Seyogianya pengalaman itu tidak bikin pemerintah kagok dan gagap lagi. Itu menimpa ujung Sumatera di masa Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kala.
    Di masa itu pemerintah terpaksa dan harus rela membentuk Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh dan Nias.
    Duet militer dan sipil itu juga memobilisasi bantuan internasional karena super dahsyatnya kerusakan akibat tsunami dan gempa bumi saat itu.
    Dalam lima tahun BRR bekerja, badan ini menghabiskan Rp 74 triliun untuk merehabilitasi dan rekonstruksi Aceh dan Nias. BRR membangun 134.000 rumah, 3.600 kilometer jalan dan 1.400 gedung sekolah.
    Apakah badan semacam BRR ini diperlukan untuk menjawab masalah saat ini?
    Menurut saya, iya. Itu merupakan bentuk kehadiran negara. Skala masalah dan kerjanya mungkin tak sebesar di Aceh 2004. Namun ingat, banjir akhir November 2025 ini memorakporandakan tiga provinsi di Sumatera.
    Untuk saat ini, yang paling penting adalah segera menetapkan status bencana nasional di Sumatera. Wakil rakyat di DPR jangan hanya menyerahkan urusan ini kepada presiden.
    Sebaliknya, DPR harus di depan dalam memberikan saran kepada presiden untuk menyatakan status bencana nasional di Sumatera.
    Korban banjir menunggu bantuan, daerah yang aksesnya terputus perlu segera dibuka, kerusakan infrastruktur yang massal harus segera dibangun.
    Sementara itu, mulai sekarang layak dikaji ulang keserakahan bangsa ini dalam mengeruk alam. Dalam siaran pers bertajuk “Dari Hulu yang Robek ke Kampung yang Tenggelam: Banjir Sumatera dan Ledakan Izin Ekstraktif”, Jatam mengingatkan hal yang sudah lama tidak didengar.
    Mengutip data Kementerian ESDM, Jatam memperlihatkan bahwa Sumatera telah diperlakukan sebagai zona pengorbanan untuk tambang minerba, mineral dan batu bara. Di pulau ini, ada 1.907 wilayah izin usaha pertambangan minerba aktif dengan total luas 2.458.469,09 hektare.
    Kepadatan izin ini terkonsentrasi di Bangka Belitung (443 izin), Kepulauan Riau (338), Sumatera Selatan (217), Sumatera Barat (200), Jambi (195), dan Sumatera Utara (170).
    Sementara provinsi lain seperti Lampung, Bengkulu, Aceh, dan Riau juga dijejali puluhan hingga ratusan izin di darat maupun laut.
    Menurut Jatam, luasan dan sebaran konsesi ini berarti jutaan hektare jaringan hutan, kebun rakyat, dan lahan basah yang dulu berfungsi sebagai penyangga air kini berubah menjadi area galian, infrastruktur tambang, dan jalur angkut, yang melemahkan kemampuan DAS untuk menahan dan mengalirkan air secara perlahan.
    Tekanan terhadap ekosistem Sumatera tidak berhenti pada tambang minerba. Sedikitnya 28 proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) beroperasi atau dikembangkan di pulau ini, dengan sebaran terbesar di Sumatera Utara sebanyak 16 titik, diikuti Bengkulu (5 PLTA), Sumatera Barat (3), Lampung (2), dan Riau (2).
    Negeri ini harus mengkaji ulang tentang pembangunan yang bertumpu pada industri ekstraktif.
    Saya ingin ulang lagi pernyataan Bjorn Hettne dalam buku “Teori Pembangunan dan Tiga Dunia” (1990). Di buku ini, ia menyebut pembangunan adalah salah satu gagasan yang tertua dan terkuat dari semua gagasan Barat (baca: Eropa).
    Unsur utamanya, kata Hettne, tak lain metafora pertumbuhan. Pembangunan sesuai dengan metafora ini dipahami sebagai organisme, imanen, terarah, kumulatif, dan bertujuan.
    Sumatera hari ini adalah kisah pembangunan yang kehilangan arah. Saat alam rusak, cuma soal waktu ia bakal memukul balik manusia.
    Bencana Sumatera
    bukan semata karena faktor alam, tapi juga karena ulah manusia–kepanjangan tangan dari korporasi–yang serakah.
    Sesuatu yang digugat dan tidak dikehendaki oleh Presiden Prabowo ketika berulang-ulang mengucapkan ‘Serakahnomics’ di sejumlah kesempatan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • LPG Mulai Masuk ke Wilayah Terdampak Bencana Banjir Sumatera

    LPG Mulai Masuk ke Wilayah Terdampak Bencana Banjir Sumatera

    Jakarta

    Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama PT Pertamina (Persero) memasok LPG ke wilayah-wilayah terdampak bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

    Dalam hal ini, wilayah terdampak bencana di Bireun, Aceh dan Tapanuli Tengah, Sumatera Utara (Sumut) merupakan dua daerah yang relatif sulit dijangkau untuk distribusi LPG.

    “Untuk kebutuhan LPG masyarakat Sibolga dan Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, kita akan ambil dari hub Sumatera Barat yang tadinya itu dari Dumai agar lebih cepat,” kata Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dikutip dari keterangan tertulis Kementerian ESDM, Kamis (4/11/2025).

    Ia menjelaskan akibat terputusnya jembatan di Bireun, pasokan LPG di wilayah terdampak Aceh bagian utara akan dikirim melalui dua jalur. Pertama, dari sisi utara melalui kapal yang memuat skid tank dari terminal LPG Arun (Lhokseumawe) ke Banda Aceh.

    Sementara jalur kedua adalah pengiriman melalui sisi selatan dan barat Aceh dengan mengirimkan tabung isi dari Sumut serta menyiapkan gudang darurat (gudang emergency) di Aceh Barat. Untuk pasokan LPG pertama sudah tiba hari ini.

    “Kapal akan tiba di Lhokseumawe Kamis hari ini dan akan tiba di Banda Aceh Jumat besok,” lanjut Bahlil.

    Sementara pasokan LPG kebutuhan masyarakat Sibolga, Tapanuli Tengah, dan Nias, pengiriman juga akan dilakukan melalui dua jalur.

    Pertama melalui jalur laut menggunakan skid tank dan pengiriman tabung isi dari Teluk Kabung, Sumatera Barat, ke Nias, Sibolga, dan Tapteng. Kedua melalui jalur darat, lewat Pakpak Bharat ke Tapteng-Sibolga.

    “Pengiriman pertama sudah tiba kemarin melalui dua jalur alternatif ini,” jelas Bahlil.

    Dengan langkah-langkah tersebut, pemerintah berharap dapat mengurangi beban masyarakat terdampak bencana yang terisolir, khususnya di Provinsi Sumatera Utara dan Aceh.

    (igo/hns)