Kementrian Lembaga: Kementerian BUMN

  • Geruduk Istana Naik 200 Bus, 10.000 Buruh Sritex Gelar Aksi Damai 14-15 Januari di Jakarta – Halaman all

    Geruduk Istana Naik 200 Bus, 10.000 Buruh Sritex Gelar Aksi Damai 14-15 Januari di Jakarta – Halaman all

    Para buruh Sritex mengajukan dua tuntutan, yakni keberlangsungan kerja karyawan di perusahaan itu dan kelangsungan usaha Sritex sebagai badan usaha.

    Tayang: Jumat, 3 Januari 2025 13:23 WIB

    dok. Kompas/Labib Zamani

    Buruh Sritex membentangkan spanduk Selamatkan Kami Pak Prabowo di acara doa bersama di Lapangan Serba Guna kompleks PT Sritex Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (27/12/2024).(KOMPAS.com/Labib Zamani) 

     

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani 

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Status pailit PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) telah berkekuatan hukum tetap atau Inkrah berdasarkan putusan Mahkamah Agung menolak kasasi kepailitan perusahaan tersebut.

    Koordinator Serikat Pekerja Sritex Group Slamet Kaswanto, mengatakan pihaknya telah melaksanakan rapat koordinasi (rakor) mengenai rencana aksi damai tersebut.

    “Sesuai hasil rakor hari ini terkait rencana aksi buruh Sritex ke Jakarta akan kami laksanakan pada hari Selasa – Rabu, tanggal 14-15 Januari 2025,” tutur Slamet dalam keterangan, Jumat (3/12/2024).

    Massa aksi yang akan terlibat setidaknya ada 10.000 orang. Keseluruhan buruh Sritex akan menuju Jakarta menggunakan 200 bus.

    “Estimasi massa 10.000 dan estimasi menggunakan armada 200 bus menuju Jakarta,” terang Slamet.

    Rencananya aksi damai akan mendatangi Istana Presiden, DPR RI, Mahkamah Agung, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Ketenagakerjaan dan Kementerian BUMN.

    Ada dua tuntutan yang akan disampaikan para buruh Sritex, yakni keberlangsungan kerja karyawan di perusahaan itu dan kelangsungan usaha Sritex sebagai badan usaha.

     

     

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’4′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Tak Cuma Boeing, Garuda Buka Peluang Beli Pesawat dari China

    Tak Cuma Boeing, Garuda Buka Peluang Beli Pesawat dari China

    Jakarta, CNN Indonesia

    Garuda Indonesia membuka peluang untuk membeli pesawat selain dari perusahaan Amerika Serikat (AS), The Boeing Company. Salah satunya
    dari perusahaan China Commercial Aircraft Corp of China Ltd. (Comac).

    Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Wamildan Tsani Panjaitan mengatakan pihaknya sedang menjalin pembicaraan dengan Comac.

    “Sampai sekarang itu masih menjadi kajian kami. Kalau komunikasi sudah dimulai, tapi kan sampai betul-betul pesawatnya kita operasikan prosesnya masih panjang sekali,” katanya dalam konferensi pers di kantor Kementerian BUMN, Kamis (2/1).

    Wamildan mengatakan Garuda Indonesia menargetkan penambahan 20 pesawat pada 2025 di mana dua pesawat merek Boeing akan datang Januari ini. Meski begitu, ia tak menyebut secara rinci merek seluruh 20 pesawat yang akan ditambah tahun ini.

    Ia hanya mengatakan dunia penerbangan internasional memang sedang kesulitan mencari pesawat yang baru maupun bekas.

    “Kalau pertanyaan tadi mereknya apa, jadi hal ini sudah menjadi hal yang terjadi di dunia saat ini betapa sulitnya kita akan mencari pesawat yang available baik baru maupun yang second. Tentunya ini bukan menjadi pilihan tetapi dengan semangat bahwa kita ingin tetap merampingkan jumlah pesawat yang ada, tentunya kita akan memaksimalkan pesawat apa, jenis apa yang akan kita peroleh selama tahun 2025,” katanya.

    Sebelumnya, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan jumlah pesawat Garuda Indonesia memang sangat kurang. Jumlah pesawat Garuda Group berkurang dari 150 unit sebelum pandemi menjadi hanya 90 unit saat ini.

    “Berarti kan kurang memang pesawat kita. Nah, karena kurang pesawat, wajar kalau misalnya BUMN juga mencari celah, apakah bisa ada penambahan pesawat,” katanya.

    Terkait sumber dana untuk penambahan armada, Arya masih belum bisa memastikan. Sumbernya bisa campuran dari keuangan Garuda dan didukung oleh Kementerian BUMN

    “Nah, nanti kita akan carikan cara bagaimana dengan misalnya tadi kan Pak Dirut sudah katakan bahwa ada kombinasi antara kemampuan finansialnya Garuda dengan dorongan dari kita. Kami masih nunggu proposal dari Garuda,” katanya.

    (fby/agt)

  • Bos Garuda (GIAA) Buka Suara soal Peluang Pakai Pesawat China Comac

    Bos Garuda (GIAA) Buka Suara soal Peluang Pakai Pesawat China Comac

    Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) Wamildan Tsani Panjaitan mengatakan, pihaknya masih melakukan penjajakan terkait potensi penggunaan pesawat dari produsen China, Commercial Aircraft Corp of China Ltd. (Comac). 

    Wamildan mengeklaim pihaknya telah melakukan komunikasi dengan Comac terkait peluang ini. Namun, untuk mengoperasikan pesawatnya masih membutuhkan proses panjang. 

    “Saya belum bisa jawab, tapi komunikasi sudah mulai, tetapi kalau sampai betul-betul pesawatnya kita operasikan kan itu masih cukup panjang,” kata Wamildan di Kementerian BUMN, Kamis (2/1/2024). 

    Adapun, GIAA berencana menambah setidaknya 20 pesawat sepanjang 2025. Pada Januari, GIAA akan kedatangan dua pesawat Boeing dan satu pesawat akan beroperasi pada Februari mendatang. 

    Pada pemberitaan Bisnis sebelumnya, perusahaan pesawat komersial China, Comac dikabarkan tengah menjalin pembicaraan dengan Garuda Indonesia untuk memasarkan pesawat jet C919 berlorong tunggal.  

    Mengutip Bloomberg, Comac telah berdiskusi dengan beberapa petinggi maskapai penerbangan salah satunya Wamildan Tsani Panjaitan, Direktur Utama GIAA. Comac disebut memiliki peluang besar sebagai pemasok pesawat mengingat GIAA sedang mencari 70 pesawat baru. 

    “Garuda Indonesia sedang mencari hingga 70 pesawat baru dan juga berbicara dengan Boeing Co. dan Airbus SE. Keterlambatan pengiriman pesawat, terutama karena masalah rantai pasokan dan mogok kerja di Boeing, meningkatkan peluang Comac untuk memperoleh pesanan,” seperti dikutip Bloomberg, Selasa (24/12/2024).

  • Erick Thohir Minta Garuda cs Siap Hadapi Lonjakan Penumpang di Lebaran 2025

    Erick Thohir Minta Garuda cs Siap Hadapi Lonjakan Penumpang di Lebaran 2025

    Jakarta

    Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengingatkan maskapai Garuda Indonesia, Citilink, Pelita Air, pengelola bandara Angkasa Pura dan Airnav untuk mempersiapkan diri menghadapi lonjakan penumpang pada periode lebaran 2025 yang jatuh pada Maret 2025.

    Dalam hal ini ia memanggil Direktur Utama (Dirut) Garuda Indonesia, Dirut Citilink, Dirut Pelita Air, dan Dirut Angkasa Pura dan Dirut Airnav di Kementerian BUMN, Kamis (2/1/2024)

    “Persiapan tentu untuk lebaran. Karena memang kan Nataru mungkin tanggal 4 ini sudah terjadi penurunan penumpang. Tetapi kalau kita ingat nanti ada Ramadan, lebaran ini kan di bulan Maret kita harus antisipasi,” katanya.

    Antisipasi tersebut lantaran, Erick memprediksi jumlah penumpang pesawat pada periode lebaran 2025 meningkat 5 kali lipat dibandingkan pada periode Natal dan Tahun Baru 2024/2025.

    “Jadi saya minta tadi dari airport, dari penerbangan mulai coba merencanakan dengan masing-masing jumlah pesawat yang dimiliki. Supaya pada saat Lebaran ini kita bisa antisipasi yang hari ini sudah baik lebih baik lagi. Karena dibandingkan Nataru ini kita mungkin bisa 5 kali lipat,” katanya.

    Ditempat yang sama, Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Wamildan Tsani Pandjaitan menargetkan penambahan jumlah pesawat untuk tahun 2025 sebanyak 20 pesawat.

    Adapun pada Januari 2025 ini Garuda Indonesia Garuda akan kedatangan dua pesawat baru dengan merek Boeing.

    “Jadi Januari ini kita kedatangan dua pesawat lagi Boeing, dan di Februari nanti kita operasikan satu lagi tambahan (jenis) 737. Harapannya nanti total sampai 2025 kita bisa mencapai sampai 20 pesawat,” ungkapnya.

    Sementara itu, PT Pelita Air Service bakal mengoperasikan 18 pesawat tahun 2025. Adapun tahun ini, Pelita Air juga menargetkan penambahan enam unit pesawat dari jumlah total 12 pesawat saat ini.

    Direktur Utama Pelita Air, Dendy Kurniawan menuturkan, unit pesawat yang ditambah bermerek Airbus. Dari total enam unit tambahan, kata Dandy, dua di antaranya pesawat wide body atau berbadan besar dengan kapasitas penumpang lebih banyak.

    “Jadi bukan rencana sudah pasti tinggal menunggu datang, itu tambahan lagi enam. Jadi akan 18 pesawat kita operasikan di 2025. Nah kami ini terus menambah pesawat juga, dan yang kami sedang cari adalah yang wide body. Dua unit wide body yang pesawat yang besar,” kata Dandy.

    (kil/kil)

  • Berkaca Kecelakaan Jeju Air, Erick Minta Pesawat Garuda Cs Dievaluasi

    Berkaca Kecelakaan Jeju Air, Erick Minta Pesawat Garuda Cs Dievaluasi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta pesawat milik Garuda Indonesia, Citilink, dan Pelita Air dievaluasi imbas kecelakaan pesawat yang terjadi di sejumlah negara beberapa waktu terakhir.

    Salah satunya kecelakaan Pesawat Jeju Air jenis Boeing 737-800 di Korea Selatan (Korsel).

    Hal itu disampaikan Erick usai mengumpulkan bos Garuda Indonesia, Citilink, Pelita Air, AirNav, dan Angkasa Pura di kantor Kementerian BUMN, Kamis (2/1).

    “Kita review memastikan bagaimana kondisi pesawat-pesawat terbang yang dimiliki maskapai ini supaya benar-benar kita jaga,” kata Erick.

    Tak hanya memberikan arahan kepada maskapai, Erick juga meminta agar Angkasa Pura memastikan kondisi bandara aman.

    Kemudian untuk AirNav, ia minta untuk mengantisipasi kondisi-kondisi tak wajar dalam lalu lintas penerbangan. Pasalnya beberapa kecelakaan pesawat terjadi karena faktor di luar pesawat seperti tabrakan burung ke pesawat atau bird strike.

    “Kita sampaikan ke AirNav untuk early warning kalau memang ada hal-hal yang kita bisa antisipasi,” sambungnya.

    Sebelumnnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan pihaknya telah melakukan langkah antisipasi imbas kecelakaan sejumlah pesawat.

    Salah satunya dengan pengecekan di Garuda Maintenance Facility (GMF) yakni anak usaha Garuda Indonesia yang bergerak di bidang pemeliharaan, perbaikan, dan pemeriksaan pesawat terbang.

    Jika ditemukan kondisi tak wajar pada pesawat Garuda, Citilink, maupun Pelita Air, sambungnya, maka akan langsung dilakukan perbaikan.

    “Di GMF hal-hal yang ireguler itu dianalisis dan langsung ada proses perbaikan. Safety menjadi nomor satu, kita pastikan pesawat Garuda, Citilink, Pelita layak terbang. GMF terus menjaga kelayakan dan safety pesawat-pesawat kita,” katanya.

    (fby/agt)

  • Erick Thohir Yakin Bisa Gencet Harga Tiket Pesawat pada Mudik Lebaran 2025

    Erick Thohir Yakin Bisa Gencet Harga Tiket Pesawat pada Mudik Lebaran 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berupaya keras menekan atau menurunkan harga tiket maskapai penerbangan pada mudik Lebaran 2025. Upaya itu dilakukan Menteri Erick Thohir, lantaran dinilai sukses menurunkan harga tiket pesawat di libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

     Erick Thohir berpendapat sangat memungkinkan menekan harga tiket pada periode mudik Lebaran 2025, setelah pemerintah  sukses menurunkan harga tiket pesawat pada periode libur Nataru.

    “Kita sekarang sudah luar biasa dengan Nataru. Bahkan, tadi ada statement dari Pak Menko (Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan) dan Pak Mendagri,” ungkap Menteri Erick Thohir soal penurunan harga tiket pesawat saat periode mudik Lebaran 2025 di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/1/2024).

    Erick Thohir mengungkapkan, untuk menurunkan harga tiket pesawat di dalam negeri, diperlukan kolaborasi antara seluruh stakeholder.

    Untuk BUMN terkait, baik Garuda Indonesia, Citilink hingga Angkasa Pura Indonesia, hanya sebagian kecil yang mendukung berjalannya kebijakan atau supporting system.

    Erick Thohir menegaskan, pemerintah akan mengupayakan penurunan harga tiket pesawat regional. Namun dirinya tidak berjanji, lantaran setiap kebijakan harus melewati kajian mendalam.

    “Saya belum bisa bicara soal tiket turun 10 persen saat Lebaran, karena itu tentu konteksnya perlu kajian yang lebih dalam,” ungkap Menteri Erick Thohir yang berupaya untuk menurunkan harga tiket pesawat di mudik Lebaran 2025.

    Seperti diketahui sebelumnya, sejumlah maskapai seperti Garuda Indonesia, Citilink, hingga Pelita Air sukses menurunkan harga tiket pesawat pada periode libur Nataru.

    Adapun, tiket pesawat rute dalam negeri mampu ditekan hingga 9 hingga 11 persen.

  • Bos Garuda Indonesia Buka Suara soal Isu Pembelian Pesawat COMAC Asal China – Page 3

    Bos Garuda Indonesia Buka Suara soal Isu Pembelian Pesawat COMAC Asal China – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta PT Garuda Indonesia (Persero) buka suara terkait pemberitaan yang menyebutkan rencana pembelian armada pesawat tipe C919 dari perusahaan asal China, Commercial Aircraft Corporation of China (COMAC). Saat ini, COMAC disebut-sebut bakal menjadi pesaing kuat Boeing hingga Airbus.

    Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Wamildan Tsani Panjaitan mengaku pihaknya telah melakukan komunikasi dengan perusahaan Comac.

    “Nanti kita lihat ya. Kalau komunikasi sudah dimulai. Kalau komunikasi sudah dimulai,” ujar Wamildan dalam sesi doorstop perihal Safety Penerbangan dan Persiapan Lebaran 2025 di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/1).

    Wamildan menekankan bahwa proses komunikasi tersebut masih belum pada tahap rencana pembelian armada buatan Comac tersebut.

    Ia menyebut masih terdapat sejumlah prosedur yang harus dilalui perusahaan untuk akhirnya bisa mendatangkan armada pesawat baru.

    “Tetapi kan kalau sampai betul-betul pesawatnya kita operasikan kan itu masih prosesnya panjang sekali,” tegasnya.

    Wamildan menyebut, pada Januari 2025 akan kedatangan sebanyak dua unit armada tambahan baru dari perusahaan Boeing. Dengan ini, total armada pesawat yang dimiliki Garuda Indonesia mencapai 20 unit.

    “Jadi Januari ini kita kedatangan 2 pesawat lagi Boeing. Dan di Februari nanti kita operasikan 1 lagi tambahan 737. Harapannya nanti total sampai 2025 kita bisa mencapai sampai 20 pesawat,” ucapnya.

    Namun, ia tidak menyebut armada yang didatangkan tersebut merupakan pembelian baru atau sistem sewa.

    Pesawat Asal China

    Sebelumnya, Produsen pesawat asal China, Commercial Aircraft Corporation of China (COMAC) kembali menerbangkan pesawat C919 buatannya ke luar negeri. Melansir Channel News Asia, Senin (19/2/2024) C919 melakukan penerbangan tinjauan perdana di Singapura pada Minggu (18/2).

     

     

  • Pelita Air Bakal Kedatangan 6 Pesawat Anyar Tahun Ini

    Pelita Air Bakal Kedatangan 6 Pesawat Anyar Tahun Ini

    Bisnis.com, JAKARTA – Maskapai Grup Pertamina, PT Pelita Air Service menyebutkan akan kedatangan 6 pesawat baru sepanjang 2025. 

    Direktur Utama Pelita Air Service Dendy Kurniawan mengatakan PAS sedang menunggu kedatangan 6 pesawat dari Airbus yang dijadwalkan tiba tahun ini. 

    “Tahun ini sudah pasti, jadi bukan rencana, tinggal tunggu datang tambahan 6 [pesawat] lagi,” kata Dendy di Kementerian BUMN, Kamis (2/1/2025). 

    Dendy menjelaskan pesawat anyar tersebut merupakan jenis Wide Body. Nantinya, pesawat tersebut digunakan untuk mendukung PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) dalam penerbangan Haji dan Umrah. 

    Adapun saat ini pihaknya mengoperasikan 12 pesawat, dengan tambahan 6 pesawat lagi maka sampai dengan akhir tahun Pelita Air akan mengoperasikan 18 pesawat. 

    Sebelumnya, Pelita Air kedatangan pesawat baru jenis Airbus A320-200 yang langsung beroperasi pada Kamis (21/11/2024).  Berdasarkan informasi resmi, Pelita Air kedatangan pesawat dengan nomor registrasi PK-PWM. Pesawat tersebut merupakan pesawat ke-12 yang dioperasikan oleh Pelita Air. 

    Berdasarkan informasi resmi, Pelita Air kedatangan pesawat dengan nomor registrasi PK-PWM. Pesawat tersebut merupakan pesawat ke-12 yang dioperasikan oleh Pelita Air.  

    Sementara itu, sepanjang 2024, PAS melakukan penambahan sebanyak 3 pesawat. 

    Ekspansi

    Sebelumnya, Pelita Air Service berencana melakukan ekspansi ke rute internasional yaitu Singapura dan Bangkok sebagai penerbangan reguler. 

    Direktur Komersial Pelita Air Service Asa Perkasa menjelaskan saat ini pihaknya merencanakan penambahan rute internasional Jakarta – Singapura. Rute ini ditargetkan beroperasi pada 2024. 

    “Kenapa Singapura, karena saat ini [market] yang terbesar, mudah-mudahan tahun ini. Saya harapkan tahun ini Singapura, tahun depan Bangkok dalam hal ini sebagai reguler flight,” kata Asa Perkasa. 

    Sementara untuk rute Jakarta – Bangkok, Pelita Air masih akan memantau perkembangan pasar. Rencananya rute ini akan direalisasikan pada 2025 mendatang. 

    Asa mengklaim jika saat ini rute domestik milik Pelita Air sudah banyak dan akan dapat dikembangkan untuk ekspansi ke rute internasional. 

    Terbaru, Pelita Air membuka rute penerbangan baru Jakarta-Kendari-Jakarta (langsung) dengan melakukan penerbangan perdana dari Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta Jakarta (CGK) ke Bandara Halu Oleo Kendari (KDI).

    Pembukaan rute penerbangan baru ini merupakan pembukaan rute baru kedua pada April ini setelah sebelumnya Pelita Air membuka rute penerbangan nonstop Jakarta-Aceh-Jakarta pada 3 April 2024. 

  • Menteri BUMN Targetkan Konsolidasi GIAA, Citilink, Pelita Rampung Pertengahan 2025

    Menteri BUMN Targetkan Konsolidasi GIAA, Citilink, Pelita Rampung Pertengahan 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan konsolidasi PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA), PT Pelita Air Service dan PT Citilink Indonesia masuk dalam roadmap dan ditargetkan rampung dalam enam bulan ke depan. 

    Erick Thohir mengatakan konsolidasi maskapai BUMN ini dilakukan dengan memperhatikan sinergi restrukturisasi dan ekosistem industri penerbangan. 

    “Ini [konsolidasi] bagian roadmap yang 6 bulan ke depan. Ya ini [selesai] 6 bulan,” kata Erick di Kementerian BUMN, Kamis (2/1/2025). 

    ET juga mengklaim jika seluruh layanan tiap maskapai akan tetap berjalan karena menggunakan mekanisme B2B. 

    Pada pemberitaan Bisnis sebelumnya, Erick Thohir memberikan kabar terbaru mengenai perkembangan penggabungan usaha atau merger perusahaan-perusahaan BUMN. 

    Erick menyebut salah satu ide yang juga muncul adalah mengkonsolidasikan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) dengan maskapai lain. Erick menuturkan merger BUMN ini akan dibahas pada rapat pimpinan pekan depan bersama dengan wakil menteri BUMN. Erick menuturkan pihaknya akan terus mengefisiensikan BUMN yang ada.  

    “Saya baru akan rapatkan di Rapim minggu depan, sama wamen semua, dan progress-nya nanti akan kami ajukan ke bapak presiden,” ujar Erick di Jakarta, Rabu (1/1/2025).  

    Erick juga menjelaskan masih akan mengkaji BUMN mana yang akan lebih dulu dimerger. Menurut Erick, pihaknya masih memerlukan pendalaman dari merger tersebut.

    Diketahui, Garuda Indonesia mencatatkan pertumbuhan jumlah penumpang menjadi sebanyak 11,53 juta penumpang sepanjang semester I/2024, naik sebesar 27,40% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. 

    Perinciannya adalah penumpang pesawat Garuda Indonesia sebanyak 5,27 juta naik 45,17% serta pesawat Citilink sebanyak 6,27 juta atau naik 15,49%. 

    Garuda Indonesia secara bertahap berhasil mengimplementasikan sejumlah langkah strategis optimalisasi kinerja baik dari aspek layanan dan aspek operasional, termasuk menghadirkan rangkaian inisiatif yang dapat meningkatkan performa kinerja Perusahaan 

  • Tinggal Dua Bulan, Erick Thohir Minta Maskapai dan Bandara Petakan Kebutuhan Angkutan Lebaran – Halaman all

    Tinggal Dua Bulan, Erick Thohir Minta Maskapai dan Bandara Petakan Kebutuhan Angkutan Lebaran – Halaman all

     

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Lebaran Idul Fitri 2025 dipastikan akan berlangsung pada bulan Maret mendatang. Artinya tinggal dua bulan sebelum dimulainya masa angkutan lebaran tahun ini.

    Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, meminta pihak maskapai dan bandara mulai memetakan kebutuhan angkutan lebaran.

    “Persiapan untuk lebaran, karena memang Nataru mungkin tanggal 4 ini sudah terjadi penurunan peak. Tetapi kalau kita ingat nanti ada Ramadhan, lebaran ini ada di bulan Maret kita harus antisipasi,” tutur Erick dalam konferensi pers di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Kamis (2/1/2025).

    Menteri BUMN meminta pihak penyelenggara penerbangan, pengelola bandara, hingga maskapai mulai memetakan kebutuhan angkutan lebaran tahun ini.

    “Jadi saya minta airport dan maskapai penerbangan mulai coba memapping dengan masing-masing jumlah pesawat yang dimiliki,” ungkap Erick.

    Pemetaan ini sebagai upaya mengantisipasi kebutuhan angkutan untuk masyarakat yang dipastikan akan lebih banyak ketimbang masa angkutan Natal dan Tahun Baru.

    “Supaya pada saat lebaran ini kita bisa antisipasi yang hari ini (angkutan Nataru) sudah baik menjadi lebih baik lagi. Dibandingkan Nataru ini, kita mungkin bisa lima kali lipat saat lebaran,” imbuhnya.

    Dengan perkiraan kenaikan jumlah masyarakat yang akan bergerak saat lebaran, antisipasi lonjakan perlu dilakukan mulai sekarang.

    “Artinya ini benar-benar suatu lonjakan yang kita harus lakukan antisipasi mulai sekarang,” ucap Erick.