Kementrian Lembaga: Kementan

  • Bentuk Brigade Pangan, Wamentan Sebut Petani Muda Bisa Punya Penghasilan Rp 10 Juta Per Bulan

    Bentuk Brigade Pangan, Wamentan Sebut Petani Muda Bisa Punya Penghasilan Rp 10 Juta Per Bulan

    Jakarta, Beritasatu.com – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengungkapkan petani generasi muda bisa memiliki penghasilan Rp 10-20 juta per bulan. Hal ini dinilai dapat tercapai melalui program Brigade Pangan yang diinisiasi Kementerian Pertanian (Kementan).

    Dia menjelaskan, Brigade Pangan merupakan program kelompok usaha bidang pertanian yang beranggotakan 15 orang. Masing-masing kelompok akan mengoordinasikan lahan pertanian dengan luas wilayah mencapai 200 hektare (ha). Program ini bertujuan menciptakan sektor pertanian yang menguntungkan.

    “Brigade Pangan adalah cara kita bertransformasi. Jadi ada satu lahan 200 hektare, yang kerja 15 orang di food estate. Alatnya disiapkan oleh pemerintah. Kemudian, cetak sawah baru. Kita terapkan metode-metode itu,” ungkap Sudaryono dalam wawancara khusus program “Beritasatu Special” BTV di kantor Kementan, Senin (11/11/2024).

    Program Brigade Pangan ini menerapkan sistem keuntungan bagi hasil dengan komposisi 80:20 atau 70:30%. Misalnya, 80% atau 70% keuntungan untuk pemilik lahan, sedangkan 20% atau 30% untuk 15 orang pekerja dan pengampu, seperti BUMN, Kementan atau Bank Himbara.

    “Hitungan kita, satu orang bisa mendapatkan penghasilan minimal 10 juta setiap bulan. Itu minimal. Asal dia tuh betul-betul mau gitu ya. Ini mekanisasi ya, tentu saja tidak manual. Walaupun mekanisasi kan tetap betul-betul sama. Bisa Rp 10 juta, Rp 15 juta, Rp 20 juta, satu orang,” katanya.

    Menurut Sudaryono, program ini memberi banyak keuntungan bagi negara. Di satu sisi, petani muda memiliki penghasilan yang cukup. Di sisi lain, produktivitas pangan lokal juga meningkat.

    “Kita juga kampanyekan itu. Brigade Pangan kita sudah ada di 24 lokasi, di banyak provinsi dan kabupaten, plus di tempat-tempat cetak sawah kita. Kita laksanakan itu. Dari lulusan politeknik pertanian kita, lulusan SMK Pertanian, dari mana-mana. Banyak yang tertarik juga. Bahkan laporan yang saya terima, sudah ada 20.000 orang tertarik,” paparnya.

  • Manfaatkan Dana Desa, Kementan Gencarkan Urban Farming

    Manfaatkan Dana Desa, Kementan Gencarkan Urban Farming

    Jakarta, Beritasatu.com – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengungkapkan pihaknya tengah menggencarkan konsep urban farming dalam program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Program ini merupakan bentuk kerja sama Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT).

    “Bersama dengan kepala desa, kita sudah berkumpul dengan Kementerian Desa. Di Kemendes, ada anggaran dana desa yang 20%-nya untuk penyiapan ketahanan pangan bergizi. Dari 20% itu kita harapkan mendukung program Kawasan Rumah Pangan Lestari,” ungkap Sudaryono, dalam wawancara khusus program “Beritasatu Special” BTV di kantor Kementan, Senin (11/11/2024).

    Sudaryono menjelaskan, melalui program KRPL ini, masyarakat diberdayakan agar dapat menyediakan sumber pangan dan gizi dengan beternak dan bertani di pekarangan rumah.

    “Urban farming itu artinya memanfaatkan setiap jengkal lahan yang kita punya. Di kota, bisa. Dengan peralon orang bisa panen sawi,” ujarnya.

    Tanaman, seperti cabai, tomat, bumbu-bumbu, buah-buahan, dan timun bisa juga ditanam di rumah. Selain itu juga beternak ayam, ayam petelur, ayam potong, dan kambing.

    Menurutnya, program ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi masyarakat rumah tangga, serta memperkuat ketahanan pangan lokal demi menyokong progam makan bergizi gratis.

    Sudaryono menilai, konsep urban farming ini mudah diterapkan oleh masyarakat. Menurutnya, pertanian merupakan sektor yang mudah ditekuni oleh berbagai kalangan.

    “Saya kira tidak ada yang tidak bisa. Itu tadi, pertanian itu adalah satu industri yang caranya itu enggak rumit. Tinggal mau kerjakan. Contohnya banyak, di YouTube ada, di TikTok ada. Hanya mau atau enggak,” katanya.

  • Bentuk Brigade Pangan, Wamentan Sebut Petani Muda Bisa Punya Penghasilan Rp 10 Juta Per Bulan

    Impor Susu Tembus 80%, Wamentan Ancam Cabut Izin Industri yang Tak Serap Produksi Peternak Lokal

    Jakarta, Beritasatu.com – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengungkapkan 80% kebutuhan susu sapi dalam negeri terpenuhi oleh impor. Merespons ini, Kementerian Pertanian (Kementan) menetapkan sanksi pencabutan izin bagi industri pengolahan susu yang tak menyerap susu dari peternak sapi perah lokal.

    “Susu kita ini, dari kebutuhan 100%, baru 20% yang bisa kita sediakan dari peternak lokal. Pada 1997 dahulu impornya 40%. Lama-lama gapnya makin gede, sekarang 80% impor. Kalau dibiarkan, lama-lama impor semua,” ungkapnya dalam wawancara khusus program “Beritasatu Special” BTV di kantor Kementan, Senin (11/11/2024).

    Menanggapi permasalahan ini, Sudaryono mengungkapkan, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman telah mempertemukan peternak sapi perah, pengepul, dan industri pengolahan susu. Dalam mediasi tersebut, semua pihak sepakat untuk menyerap produksi susu dalam negeri secara maksimal.

    “Jadi, nanti Pak Menteri akan tinjau. Tadi antara semua dunia usaha, industri pengolahan, pengepul, dan petani susu sudah dikumpulkan semua. Sudah dibuatkan edaran dan surat keputusan industri pengolahan susu wajib hukumnya menerima susu dari peternak lokal,” jelasnya.

    Dengan ini, Sudaryono berharap sebagian besar kebutuhan susu sapi dalam negeri akan terpenuhi oleh peternak sapi perah lokal. Dia menegaskan, apabila industri pengolahan susu tidak menyerap susu lokal maka izin impornya akan dicabut.

    “Kalau enggak diserap susu lokalnya, maka kebutuhan dia yang lain untuk impor dan lain-lain, kita akan cabut. Tadi sudah sepakat, sudah salaman. Nah, kita ingin dorong sebanyak mungkin. Jadi enggak ada batasan-batasan. Selama peternak itu bisa memproduksi susu, maka wajib hukumnya itu harus ambil semua,” tegasnya.

    Sudaryono menyampaikan, dengan langkah ini pemerintah optimistis susu dari peternak sapi perah lokal akan lebih terserap. Apalagi, kata dia, Presiden Prabowo Subianto juga telah menyiapkan program makan bergizi gratis yang akan menyerap susu dari peternak lokal.

    “Pemerintah itu ada di tengah, kita membela rakyat. Peternak kita belain dan mereka harus juga sesuai dengan aturan dong, enggak boleh nakal-nakal juga. Industri juga harus kita belain, tetapi mereka ini enggak boleh atas nama efisiensi, atas nama kualitas, dan lain-lain, terus enggak mau serap. Ini dua-duanya harus jaga semua,” ujarnya.

  • Aksi Peternak Buang Susu, Kementan Tangguhkan Izin Impor Lima Perusahaan Susu

    Aksi Peternak Buang Susu, Kementan Tangguhkan Izin Impor Lima Perusahaan Susu

    Jakarta: Aksi sejumlah peternak yang membuang susu akibat keterbatasan penyerapan ini memicu respons tegas dari Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman. Ia mengambil lankah penangguhan izin impor lima perusahaan susu.

    “Ada lima perusahaan impornya kami tahan dulu izinnya sampai semua kondusif seluruh Indonesia,” kata Amran dalam konferensi pers di kantor Kementan, Jakarta Selatan, Senin 11 November 2024.

    Baca juga: Aksi Kecewa, Peternak di Jatim Buang Ribuan Liter Susu Segar

    Amran menegaskan pembuangan susu itu lantaran pembatasan penyerapan susu dalam negeri oleh industri. Amran bahkan mengancam pencabutan izin permanen bagi perusahaan-perusahaan jika masih enggan menyerap susu sapi dari peternak lokal.

    “Kalau dari lima ada yang masih mencoba (tidak serap susu lokal), aku cabut izinnya dan tidak boleh impor lagi. Itu ketegasan kami dari kementerian, karena kami tidak ingin antara peternak dengan industri tidak bergandengan tangan,” imbuhnya.

    Sebelumnya sejumlah peternak di berbagai daerah melakukan pembuangan susu hasil produksi sendiri. Mereka menuding kebijakan pembatasan oleh industri sebagai biang kerok.

    Di antaranya di Boyolali, Jawa Tengah. Para peternak mengepresikan protes dengan melakukan mandi susu.

    Jakarta: Aksi sejumlah peternak yang membuang susu akibat keterbatasan penyerapan ini memicu respons tegas dari Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman. Ia mengambil lankah penangguhan izin impor lima perusahaan susu.
     
    “Ada lima perusahaan impornya kami tahan dulu izinnya sampai semua kondusif seluruh Indonesia,” kata Amran dalam konferensi pers di kantor Kementan, Jakarta Selatan, Senin 11 November 2024.
     
    Baca juga: Aksi Kecewa, Peternak di Jatim Buang Ribuan Liter Susu Segar
    Amran menegaskan pembuangan susu itu lantaran pembatasan penyerapan susu dalam negeri oleh industri. Amran bahkan mengancam pencabutan izin permanen bagi perusahaan-perusahaan jika masih enggan menyerap susu sapi dari peternak lokal.
     
    “Kalau dari lima ada yang masih mencoba (tidak serap susu lokal), aku cabut izinnya dan tidak boleh impor lagi. Itu ketegasan kami dari kementerian, karena kami tidak ingin antara peternak dengan industri tidak bergandengan tangan,” imbuhnya.
     
    Sebelumnya sejumlah peternak di berbagai daerah melakukan pembuangan susu hasil produksi sendiri. Mereka menuding kebijakan pembatasan oleh industri sebagai biang kerok.
     
    Di antaranya di Boyolali, Jawa Tengah. Para peternak mengepresikan protes dengan melakukan mandi susu.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (DHI)

  • Kompolnas Akui Penanganan Kasus Gratifikasi Firli Bahuri Belum Banyak Kemajuan

    Kompolnas Akui Penanganan Kasus Gratifikasi Firli Bahuri Belum Banyak Kemajuan

    Bisnis.com, JAKARTA – Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) akui bahwa perkara yang melibatkan eks Ketua KPK Firli Bahuri masih belum mendapatkan kemajuan.

    Ketua Kompolnas, Budi Gunawan menyebut bahwa tim penyidik Polda Metro Jaya akan mengedepankan aspek pembuktian terkait perkara dugaan suap atau gratifikasi yang melibatkan tersangka Firli Bahuri. 

    Menurut pria yang akrab disapa BG, tidak mudah untuk menemukan bukti dari perkara gratifikasi tersebut. Maka dari itu, BG minta masyarakat untuk bersabar dan menunggu proses penanganan perkara tersebut.

    “Kita akan mengikuti dinamikanya seperti apa terkait Pak Firli ini. Kita kedepankan aspek pembuktian, karena itu kita tahu itu semua tidak mudah. Kita tunggu saja ya perkembangannya ke depan, akan kita sampaikan secara terbuka,” tuturnya di Kantor Kemenko Polkam Jakarta, Senin (11/11/2024).

    BG meyakini bahwa Polda Metro Jaya akan bekerja secara profesional untuk mengusut tuntas perkara dugaan tindak pidana suap atau gratifikasi tersebut.

    “Kita tunggu saja. Kita harus menghargai proses penegakan hukum yang dilakukan Polri,” katanya.

    Dalam perkara ini, penyidik Ditreskrimsus Polda Metro Jaya telah memeriksa 37 saksi mulai dari anggota Polri, KPK, Kementan RI hingga sipil. 

    “Terhadap penanganan perkara dugaan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 36 Jo 65 UU KPK RI dengan terlapor FB. Total yang telah diperiksa 37 dan dua ahli hukum,” tutur Ade Safri. 

    Sebagai informasi, Firli juga diduga telah melakukan perbuatan melawan hukum yang diatur dalam Pasal 12 e dan atau Pasal 12B dan atau Pasal 11 UU Tipikor Juncto Pasal 65 KUHP.  

    Ancaman maksimal dalam perkara tersebut hukuman penjara seumur hidup. Adapun, dalam kasus ini kepolisian telah memeriksa 123 saksi dan telah meminta keterangan kepada 11 ahli.

  • Izin Impor Susu 5 Perusahaan Ditahan, Pengusaha Buka Suara

    Izin Impor Susu 5 Perusahaan Ditahan, Pengusaha Buka Suara

    Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Industri Pengolahan Susu (AIPS) angkat bicara terkait dengan adanya 5 perusahaan pengolahan susu yang ditahan rekomendasi impornya oleh pemerintah.

    Direktur Eksekutif AIPS, Sonny Effendi mengatakan 5 perusahaan tersebut sebagian merupakan anggota dari asosiasi. Namun, dia tak dapat menjabarkan perusahaan mana saja yang dimaksud.

    Dia mengungkap kelima perusahaan tersebut bisa mendapatkan kembali rekomendasi impor apabila membuat kesepakatan dengan peternak atau pengepul susu segar lokal.

    “Pak Menteri minta 5 perusahaan tersebut diskusi dengan koperasi atau pengepul untuk membahas kesepakatan setelah itu izin impor akan diberikan,” kata Sonny kepada Bisnis, Senin (11/11/2024). 

    Untuk diketahui, penahanan izin impor susu segar dilakukan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) terhadap perusahaan yang tidak menyerap susu dari peternak sapi perah rakyat.

    Langkah itu dilakukan usai adanya aksi pembuangan susu oleh peternak sapi perah lantaran tidak diserap oleh industri pengolah susu (IPS).

    Sonny menerangkan bahwa serapan minim susu segar lokal dari industri disebabkan adanya standar kualitas keamanan pangan yang tak terpenuhi.

    “Ada pengujian kualitas dan pemalsuan sebelum susu segar diterima. Dari 84 KUD hanya sebagian kecil yang mempunyai gap thd standard kualitas dan keamanan pangan,” tuturnya.

    Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran mengatakan penahanan rekomendasi impor untuk lima perusahaan ini dilakukan hingga suasana kembali kondusif. Sementara, rekomendasi impor sejumlah perusahaan lainnya telah dilepas oleh Kementan.

    “Kalau dari lima ada yang masih mencoba, aku cabut izinnya dan tidak boleh impor lagi,” kata Amran dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Senin (11/11/2024).

    Amran menyebut bahwa kelima perusahaan ini telah membuat pernyataan dan ditandatangani bersama. Selanjutnya, pemerintah akan melakukan evaluasi selama satu hingga dua minggu ke depan.

    “Kalau sudah sepakat, sudah damai, saya kira sudah selesai,” ujarnya.

  • Jadi Bapak Petani Milenial, Wamentan Sudaryono Yakin Sektor Pertanian Menjanjikan

    Jadi Bapak Petani Milenial, Wamentan Sudaryono Yakin Sektor Pertanian Menjanjikan

    Jakarta, Beritasatu.com – Semangat Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono dalam meningkatkan regenerasi petani muda membawa dirinya dijuluki sebagai Bapak Petani Milenial. Gelar ini disepakati oleh ratusan petani muda dalam Konsolidasi Nasional Petani Milenial yang digelar di Kota Semarang, Jawa Tengah.

    Sudaryono menyampaikan, dirinya selalu meyakinkan generasi muda bahwa pertanian adalah sektor yang menjanjikan. Dia mengaku optimistis dapat menumbuhkan kembali semangat mengelola sektor pertanian kepada generasi mendatang.

    “Bagi saya, kami punya perhatian terhadap itu. Kita punya bonus demografi, kita punya anak muda,” ungkap Sudaryono, dalam wawancara khusus program “Beritasatu Special” BTV di kantor Kementan, Senin (11/11/2024).

    Menurut Sudaryono, sektor pertanian merupakan sektor yang mudah dikelola. Sektor ini juga memiliki fokus-fokus bidang yang luas, yang dapat diisi oleh banyak tenaga generasi muda Indonesia.

    “Tentu saja bertani itu tidak melulu menanam padi, kedelai, dan jagung. Walaupun kita harapkan juga kalau bisa mengarah ke sana untuk swasembada pangan itu bisa lebih baik. Petani milenial itu bisa juga ke holtikultura, buah-buahan, cabai-cabaian, terong, dan sayur,” jelasnya.

    Sudaryono menjelaskan, sektor pertanian juga memilki dua jenis kegiatan yang bisa ditekuni, yakni on-farm dan off-farm.

    On-farm merupakan kegiatan yang dilakukan di lahan pertanian, seperti usaha tani tanaman pangan, hortikultura, usaha ternak, usaha ikan, dan usaha perkebunan. Sementara, off-farm adalah kegiatan yang dilakukan di luar lahan pertanian, seperti pemrosesan dan pengemasan tanaman pangan dan ternak

    “Sektor on-farm itu di lahan, off-farm itu pengolahannya, packaging-nya, ekspor dan lain-lain. Itu juga menjanjikan,” katanya.

    Sudaryono mengungkapkan, sejauh ini Kementan juga telah mengambil peran untuk mengedukasi dan membina petani muda agar tidak hanya berkutat bertani di lahan, tetapi bisa mencoba menggeluti sektor pertanian di luar lahan.

    “Sudah kita bina, ada yang ekspor pengolahan gula aren, ekspor kelapa, itu program pertanian di sisi off-farm. Kemudian dari sisi on-farm ada yang budidaya jahe, pala, lada. Jadi yang on-farm maupun off-farm itu menjanjikan,” pungkasnya.

    Selain membina petani on-farm, Kementan juga berkomitmen membina pelaku pertanian off-farm agar dapat meningkatkan skala bisnisnya.

    “Saya lagi minta kepada Kepala Badan Pendidikan Kementan untuk memonitor. Harus ada dua indikator prestasinya yaitu jumlah petani mudanya bertambah, plus existing yang sudah ada secara kalkulasi perekonomian, bisnisnya harus naik. Omzet harus naik, laba harus naik. Kita harus bina ke sana,” ujarnya.

     

  • Kementan Geber Optimalisasi Lahan dan Cetak Sawah untuk Perkuat Ketahanan Pangan

    Kementan Geber Optimalisasi Lahan dan Cetak Sawah untuk Perkuat Ketahanan Pangan

    Jakarta, Beritasatu.com -Kementerian Pertanian (Kementan) memperkuat ketahanan pangan untuk mendukung program makan bergizi gratis (MBG) dengan mencetak lahan persawahan baru dan memaksimalkan penggunaan lahan.

    “Sebagai bagian upaya memperkuat ketahanan pangan nasional, Kementan mengoptimalkan lahan tidur atau lahan yang belum digunakan,” ujar Dirjen Tanaman Pangan Kementan Yudi Sastro, dalam acara bertema “Makan Bergizi Gratis, Pasokan Pangan Cukupkah?” secara virtual di Jakarta, Senin (11/11/2024).

    Dia mengatakan, program ini melibatkan pemerintah daerah dan masyarakat setempat untuk mengolah lahan-lahan tidur menjadi lahan pertanian yang produktif.

    Selain itu, menurutnya, Kementan juga fokus pada pembukaan sawah baru di wilayah dengan sumber air cukup dan tingkat kesuburan tanah tinggi, seperti di Sumatera, Kalimantan, dan Papua.

    Kementan menargetkan pembukaan sawah baru seluas 3 juta hektare dalam 4 tahun mendatang. Langkah ini diharapkan mampu menambah cadangan beras nasional dan menjaga kestabilan harga beras di pasaran.

    Pada kesempatan yang sama, Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nita Yulianis menjelaskan, cadangan pangan pemerintah (CPP) berperan dalam menyeimbangkan pasokan pangan nasional, khususnya menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pangan pokok dalam situasi darurat, bencana, dan saat terjadi lonjakan harga.

    “Kebijakan ini juga mendukung agenda besar memperkuat ketahanan pangan yang dicanangkan pemerintah, termasuk program makan bergizi gratis,” ujarnya.

    Menurut Bapanas, program makan bergizi gratis sebagai bagian memperkuat ketahanan pangan merupakan bagian dari solusi untuk mengatasi masalah gizi buruk, terutama di daerah yang memiliki indeks ketahanan pangan rendah.

    “Program ini tidak hanya menekankan pada pemenuhan gizi seimbang tetapi juga meningkatkan konsumsi pangan lokal, seperti ubi, sagu, dan ikan lokal, sesuai dengan potensi daerah masing-masing,” jelasnya.

  • Langkah Polri Dukung Program Swasembada Pangan dan Makan Bergizi Gratis

    Langkah Polri Dukung Program Swasembada Pangan dan Makan Bergizi Gratis

    Jakarta, Beritasatu.com – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membeberkan langkah mendukung program prioritas pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka 5 tahun ke depan, yakni swasembada pangan dan makan bergizi gratis. Salah satunya, Polri sudah meneken nota kesepahaman atau MoU dengan Kementerian Pertanian (Kementan).

    “Kami telah bekerja sama dan membuat MoU dengan Kementan sesuai dengan apa yang disampaikan bapak presiden dalam gugus strategi transformasi, pangan, energi, dan air merupakan syarat utama dari kemandirian dan kedaulatan sebuah negara,” ujar Listyo saat rapat kerja dengan Komisi III DPR, di gedung DPR, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (11/11/2024).

    Listyo mengatakan jajarannya sudah melakukan sejumlah langkah mendukung kedua program tersebut, seperti mulai membuat program pekarangan pangan bergizi. Menurut dia, dalam program tersebut, Bhabinkamtibmas sebagai motor dan edukasi sosialisasi tentang produksi pangan di pekarangan.

    Selain itu, kata dia, Polri mengelola dan memanfaaatkan lahan-lahan yang tidak terpakai bekerja sama dengan Kementan untuk ditanam jagung dan ubi. Polri juga membuat kolam-kolam ikan dan peternakan.

    Listyo menambahkan, pihaknya juga melakukan pengawasan secara ketat soal distribusi pupuk, sarana dan prasarana pertanian serta hasil pangan. Menurut dia, hal tersebut penting agar distribusi hal-hal tersebut tetap sasaran dan pada akhirnya berdampak positif bagi program swasembada pangan.

    “Kemudian untuk memperkuat kami juga melakukan rekrutmen khusus terhadap personel Polri yang kami ambil dan memiliki kompetensi di bidang pertanian, di bidang peternakan, perikanan, gizi dan kesehatan masyarakat. Ini sebagai upaya kita untuk betul-betul bisa mendukung program tersebut,” tegasnya.

    Listyo mengatakan Polri memiliki SMK Bhayangkara yang akan menyediakan kurikulum untuk mendukung program swasembada pangan dan makan bergizi gratis. Menurut dia, kurikulumnya nanti dirancang untuk memperkuat pendidikan terkait swasembada pangan, makan bergizi gratis serta pendidikan advokasi.

    Polri, kata dia melakukan pengawalan terkait dengan kegiatan perizinan, mempercepat penyelesaian sengketa lahan dan mencegah potensi konflik pada sektor energi untuk mendukung program hilirisasi yang dicanangkan oleh pemerintah.

  • Wamentan Undang Petani Milenial Asal Bantul yang Ciptakan Teknologi Siram Sawah Pakai AI

    Wamentan Undang Petani Milenial Asal Bantul yang Ciptakan Teknologi Siram Sawah Pakai AI

    Jakarta, Beritasatu.com – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) SSudaryono akan mengundang seorang petani milenial asal Kretek, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang menciptakan teknologi menyiram sawah menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

    Menurut Sudaryono, inovasi ini dapat meningkatkan produktivitas pertanian. “Ya, saya mau coba, nanti saya minta, saya ingin undang. Kita ingin cek, kita mau lihat sebetulnya berapa sih biayanya, dan lain-lain berapa efisiensinya,” ungkapnya, dalam wawancara eksklusif bersama BTV program “Beritasatu Special” di kantor Kementan, Senin (11/11/2024).

    Sudaryono menilai, inovasi baru pemanfaatan teknologi AI bagi sektor pertanian ini layak diimplementasikan lebih luas kepada seluruh petani di Indonesia, khususnya petani muda.

    “Walaupun kita juga sudah menerapkan di beberapa tempat yang lain, saya kira ya itu hal yang baiklah untuk kita,” tuturnya.

    Lebih lanjut Sudaryono mengungkapkan, Kementan akan membuka peluang untuk memberi pendampingan serius kepada petani-petani yang memiliki inovasi teknologi pertanian.

    “Yang berprestasi kita undang, termasuk dari 3.000 petani milenial yang sudah berhasil, kita bina. Champion-champion-nya mau saya undang. Saya ingin champion-champion yang lebih besar, dan kita memerlukan champion-champion baru,” ucapnya.

    Sebagai informasi, belakangan viral di media sosial, Anto Harmoko seorang petani yang sukses mengembangkan AI untuk metode penyiraman tanamannya. Dengan perangkat berbasis Android, ia memanfaatkan Google Assistant untuk menyiram lahan pertaniannya dari jarak jauh.

    Hanya melalui instruksi suara, Anto mampu mengendalikan jaringan pipa air di lahan pertaniannya. Metode ini membuat pengairan lebih efisien, yakni meminimalisasi terbuangnya air dan tenaga sumber daya manusia.