Partai Prima Kembali Kukuhkan Dukungan untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Ketua Umum Partai Rakyat Adil Makmur (Prima)
Agus Jabo
menekankan kembali komitmen partainya untuk mendukung pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Hal tersebut Agus Jabo sampaikan dalam acara Harlah ke-4 Prima di Jakarta Pusat, Minggu (1/6/2025).
“Kongres ke-2 ini hanya memutuskan dua hal. Pertama, Prima mengukuhkan kembali dukungan, serta ingin mengamankan program Presiden dan Wakil Presiden Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran, agar program-program pemerintah tersebut secepatnya bisa dinikmati oleh rakyat,” ujar Agus Jabo.
Hanya saja, Agus Jabo menekankan pihaknya belum membahas Pemilu 2029, mengingat waktunya masih jauh.
Lagipula, kata dia, tidak etis jika tiba-tiba ada yang membahas pemilu, padahal orang itu masih bekerja untuk Presiden.
“Kongres ini hanya melengkapi syarat-syarat formal yang nanti akan didaftarkan ke Kementerian Hukum. karena ada beberapa pejabat Partai Prima yang harus menjalankan tugas negara sehingga tidak menjalankan tugas-tugas kepartaian,” tuturnya.
Agus Jabo pun menyatakan akan langsung menyusun sejumlah nama untuk pengurus partai di dewan pimpinan pusat untuk didaftarkan ke Kementerian Hukum.
Di pemerintahan, Agus menjabat sebagai wakil menteri sosial. Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg) Juri Ardiantoro pun sempat berkelakar tentang Partai Prima yang tetap ikut berkuasa di pemerintahan meskipun tidak mengikuti Pemilu 2024.
Buktinya, ketua umum partai serta simpatisannya banyak yang menduduki posisi penting di Kabinet Merah Putih pimpinan Presiden Prabowo Subianto.
“Ketua umumnya (Agus Jabo) menjabat sebagai wakil menteri Sosial, menduduki kursi pemerintahan. Simpatisan partai ini banyak sekali di pemerintahan. Ada Bung Mugi (Wamen HAM), Bung Pigai (Menteri HAM), Bung Nezar (Wamenkomdigi), Bung Budiman (Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan), Bung Faisol Riza (Wamenperin),” ujar Juri.
Menurut Juri, fenomena ini patut ditulis dalam sejarah politik Indonesia. Sebab jika mengikuti tren yang ada, modal bagi partai untuk mendapat kursi di parlemen dan bahkan pemerintahan cukup membuat pusing.
Namun, Prima justru bisa mendapat posisi tanpa mengeluarkan modal pemilu.
“Ternyata yang berkuasa sekarang ini bukan cuma Gerindra, tapi juga Partai Prima. Mungkin kalau dicari di belahan dunia mana pun, partai yang tidak ikut pemilu (tapi) ikut berkuasa, mungkin hanya ada di sini,” kata dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Kementrian Lembaga: Kemensos
-
/data/photo/2025/05/28/6836c5caf068e.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Partai Prima Kembali Kukuhkan Dukungan untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran Nasional 1 Juni 2025
-
/data/photo/2025/06/01/683c39bbac5c7.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
9 Juri Ardiantoro: Partai Prima Paling Beruntung di Dunia, Tak Ikut Pemilu, tetapi Ikut Berkuasa Nasional
Juri Ardiantoro: Partai Prima Paling Beruntung di Dunia, Tak Ikut Pemilu, tetapi Ikut Berkuasa
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg) Juri Ardiantoro mengatakan bahwa Prima merupakan partai paling beruntung di dunia saat ini.
Sebab, Prima tidak ikut berkompetisi di
Pemilu 2024
, tetapi ikut berkuasa di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Juri lantas membeberkan nama-nama anggota dan simpatisan Prima yang saat ini ada di pemerintahan.
Hal tersebut disampaikan Juri dalam acara Kongres Harlah ke-4 Prima di Jakarta Pusat, Minggu (1/6/2025).
“Ketua umumnya (Agus Jabo) menjabat sebagai wakil menteri Sosial, menduduki kursi pemerintahan. Simpatisan partai ini banyak sekali di pemerintahan. Ada Bung Mugi (Wamen HAM), Bung Pigai (Menteri HAM), Bung Nezar (Wamenkomdigi), Bung Budiman (Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan), Bung Faisol Riza (Wamenperin),” ujar Juri.
“Ternyata yang berkuasa sekarang ini bukan cuma Gerindra, tapi juga
Partai Prima
. Mungkin kalau dicari di belahan dunia mana pun, partai yang tidak ikut pemilu (tapi) ikut berkuasa, mungkin hanya ada di sini,” sambungnya.
Menurut Juri, fenomena Prima yang memiliki banyak kursi di pemerintahan padahal tidak ikut pemilu perlu ditulis dalam sejarah politik Indonesia.
Dia lantas mengajak semua pihak yang ikut pemilu menghitung berapa modal dan kepusingan yang mereka dapat untuk berjuang demi pemerintahan.
“Ini patut ditulis dalam sejarah politik Indonesia. Partai tidak ikut pemilu, tapi ikut berkuasa. Bayangkan kalau kalkulasi teman-teman dipakai, berapa modal ikut pemilu, berapa pusing kita dapatkan. Maka partai paling beruntung di dunia ini sekarang adalah Partai Prima,” jelas Juri.
Sementara itu, Juri enggan menyebut Prima sebagai partai kecil, melainkan partai yang baru tumbuh.
Dia juga mendoakan suatu saat nanti Ketum Prima Agus Jabo bisa menjadi Wapres, bukan hanya Wamensos.
“Saya kebetulan salah satu yang banyak bergaul dengan teman-teman aktivis 80, 90-an. Jadi kita tahu para pejabat ini dulunya seperti apa. Bung Pigai dulu kayak apa, Bung Mugi dulu kayak apa, Bung Jabo kayak apa. Jangankan makan pakai nasi, makan mi saja patungan. Dimasak di atas bungkus kemudian bagi-bagi dengan teman yang lain. Sekarang jadi wamen bagi-bagi mi ke masyarakat Indonesia,” imbuhnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Pancasila perkokoh moral bangsa di tengah tantangan zaman
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. (ANTARA/HO-Biro Adpim Jatim)
Khofifah: Pancasila perkokoh moral bangsa di tengah tantangan zaman
Dalam Negeri
Editor: Novelia Tri Ananda
Minggu, 01 Juni 2025 – 14:07 WIBElshinta.com – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan bahwa Pancasila memiliki peran sentral dalam memperkokoh moral bangsa di tengah gempuran tantangan zaman, baik dari dalam negeri maupun dari dinamika global yang terus berkembang.
Khofifah menekankan bahwa tema nasional peringatan tahun ini, “Memperkokoh Ideologi Pancasila Menuju Indonesia Raya”, merupakan panggilan sejarah untuk menjaga arah kebangsaan Indonesia agar tetap kokoh di tengah dinamika zaman.
“Pancasila adalah kompas moral bangsa. Di tengah disrupsi teknologi, krisis iklim, dan polarisasi geopolitik dunia, kita harus kembali pada akar nilai-nilai kebangsaan yang telah dirumuskan para pendiri bangsa,” ujar Khofifah dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Minggu.
Khofifah mengingatkan bahwa tantangan terhadap keutuhan bangsa tidak hanya berasal dari luar, melainkan juga dari dalam, seperti menguatnya sentimen identitas sempit, rendahnya literasi digital yang memicu penyebaran hoaks dan disinformasi, serta meningkatnya kesenjangan sosial.
Menurutnya, Pancasila bukan hanya sekadar ideologi negara, melainkan juga kekuatan hidup yang membimbing masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menjadi benteng dari ekstremisme dan pragmatisme yang merusak nilai-nilai luhur.
“Tantangan ideologis saat ini bersifat cair dan masif, termasuk infiltrasi budaya global yang berpotensi mengikis semangat gotong royong dan meningkatkan individualisme serta konsumerisme, terutama di kalangan generasi muda,” katanya.
Untuk menghadapi hal tersebut, Khofifah mendorong penguatan nilai-nilai Pancasila secara sistematis melalui berbagai sektor, seperti pendidikan karakter di sekolah, narasi kebangsaan di ruang digital, hingga afirmasi kebijakan yang mengedepankan keadilan sosial.
“Jika kita ingin mewujudkan Indonesia Raya sebagaimana cita-cita para pendiri bangsa, kita harus mulai dari hal-hal mendasar, seperti membangun keadilan, menghargai perbedaan, dan memperkuat solidaritas. Nilai-nilai tersebut merupakan ruh dari Pancasila,” ucapnya.
Sebagai Ketua Umum Dewan Pembina Pimpinan Pusat (PP) Muslimat Nahdlatul Ulama, Khofifah juga menekankan pentingnya peran kaum ibu dan generasi muda dalam mentransmisikan nilai-nilai Pancasila, mulai dari lingkungan keluarga hingga ruang-ruang publik, termasuk media sosial.
“Pancasila bukan hanya menjadi urusan negara, tetapi juga tanggung jawab seluruh warga negara. Nilai-nilai Pancasila harus hidup di tengah keluarga, sekolah, tempat ibadah, hingga dunia maya,” ujar mantan Menteri Sosial itu.
Di akhir pernyataannya, Khofifah mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus merawat semangat kebangsaan sebagai bagian dari upaya menjaga martabat dan kekuatan bangsa di tengah percaturan global.
“Jayalah Pancasila, jayalah Indonesia,” tutur Khofifah.
Sumber : Antara
-

Mensos Menemui Orang Tua Calon Siswa Sekolah Rakyat di Wonosobo
Wonosobo, Beritasatu.com – Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf melakukan pertemuan dengan orang tua calon siswa sekolah rakyat di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Minggu (1/6/2025). Selain memastikan kesiapan bangunan sekolah, kunjungan ini bertujuan memastikan program sekolah rakyat untuk masyarakat miskin dan miskin ekstrem tepat sasaran.
Hal itu disampaikan Mensos Saifullah Yusuf usai berdialog dengan puluhan orang tua calon siswa sekolah rakyat. Dalam kunjungan tersebut, ia menemukan sejumlah keluarga calon siswa memang termasuk kategori kurang mampu.
“Kita tadi mendalami profil dari orang tua calon siswa. Dalam kesempatan itu kita temukan memang ada keluarga yang butuh bantuan negara,” kata Mensos Saifullah, Minggu (1/6/2025).
“Ini merupakan salah satu langkah pemerintah untuk membantu atau meningkatkan kualitas hidup kepada masyarakat yang tidak terbawa dalam proses pembangunan,” tambahnya.
Pelaksanaan sekolah rakyat di Wonosobo, sementara menempati gedung balai latihan kerja (BLK) sambil menunggu pembangunan gedung permanen yang kini masih dalam proses. Khusus di Wonosobo, program ini berlaku untuk jenjang sekolah menengah kejuruan (SMK) dengan empat rombongan belajar yang terdiri atas 100 siswa, anak-anak dari keluarga kurang mampu.
“Ada orang tua yang penghasilannya per bulan kurang dari Rp 1 juta bahkan hanya sekitar Rp 400.000 hingga Rp 500.000, yang bekerja sebagai buruh serabutan. Jika tidak ada pekerjaan, mereka mencari rumput atau melakukan aktivitas lain yang menghasilkan sekitar Rp 50.000 per hari,” jelas Mensos Saifullah lagi.
-

Khofifah: Pancasila perkokoh moral bangsa di tengah tantangan zaman
Surabaya (ANTARA) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan bahwa Pancasila memiliki peran sentral dalam memperkokoh moral bangsa di tengah gempuran tantangan zaman, baik dari dalam negeri maupun dari dinamika global yang terus berkembang.
Khofifah menekankan bahwa tema nasional peringatan tahun ini, “Memperkokoh Ideologi Pancasila Menuju Indonesia Raya”, merupakan panggilan sejarah untuk menjaga arah kebangsaan Indonesia agar tetap kokoh di tengah dinamika zaman.
“Pancasila adalah kompas moral bangsa. Di tengah disrupsi teknologi, krisis iklim, dan polarisasi geopolitik dunia, kita harus kembali pada akar nilai-nilai kebangsaan yang telah dirumuskan para pendiri bangsa,” ujar Khofifah dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Minggu.
Khofifah mengingatkan bahwa tantangan terhadap keutuhan bangsa tidak hanya berasal dari luar, melainkan juga dari dalam, seperti menguatnya sentimen identitas sempit, rendahnya literasi digital yang memicu penyebaran hoaks dan disinformasi, serta meningkatnya kesenjangan sosial.
Menurutnya, Pancasila bukan hanya sekadar ideologi negara, melainkan juga kekuatan hidup yang membimbing masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menjadi benteng dari ekstremisme dan pragmatisme yang merusak nilai-nilai luhur.
“Tantangan ideologis saat ini bersifat cair dan masif, termasuk infiltrasi budaya global yang berpotensi mengikis semangat gotong royong dan meningkatkan individualisme serta konsumerisme, terutama di kalangan generasi muda,” katanya.
Untuk menghadapi hal tersebut, Khofifah mendorong penguatan nilai-nilai Pancasila secara sistematis melalui berbagai sektor, seperti pendidikan karakter di sekolah, narasi kebangsaan di ruang digital, hingga afirmasi kebijakan yang mengedepankan keadilan sosial.
“Jika kita ingin mewujudkan Indonesia Raya sebagaimana cita-cita para pendiri bangsa, kita harus mulai dari hal-hal mendasar, seperti membangun keadilan, menghargai perbedaan, dan memperkuat solidaritas. Nilai-nilai tersebut merupakan ruh dari Pancasila,” ucapnya.
Sebagai Ketua Umum Dewan Pembina Pimpinan Pusat (PP) Muslimat Nahdlatul Ulama, Khofifah juga menekankan pentingnya peran kaum ibu dan generasi muda dalam mentransmisikan nilai-nilai Pancasila, mulai dari lingkungan keluarga hingga ruang-ruang publik, termasuk media sosial.
“Pancasila bukan hanya menjadi urusan negara, tetapi juga tanggung jawab seluruh warga negara. Nilai-nilai Pancasila harus hidup di tengah keluarga, sekolah, tempat ibadah, hingga dunia maya,” ujar mantan Menteri Sosial itu.
Di akhir pernyataannya, Khofifah mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus merawat semangat kebangsaan sebagai bagian dari upaya menjaga martabat dan kekuatan bangsa di tengah percaturan global.
“Jayalah Pancasila, jayalah Indonesia,” tutur Khofifah.
Pewarta: Willi Irawan
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2025 -
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5236379/original/083723900_1748501252-1000858698.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Mensos: Pendidikan Jalan Teruji untuk Memutus Kemiskinan – Page 3
Ia menambahkan bentuk perhatian pemerintah bukan hanya dengan menyalurkan bantuan sosial bagi masyarakat, tapi juga melalui inisiasi Sekolah Rakyat, sebuah ruang pendidikan berasrama tanpa biaya, yang khusus ditujukan untuk anak-anak dari keluarga miskin ekstrem.
Menurut dia, gebrakan jalur pendidikan menjadi kunci penting mengangkat derajat sosial perekonomian generasi mendatang.
“Kami gerakkan para pendamping sosial untuk tidak hanya menyalurkan bantuan, tapi mengantar 10 keluarga per tahun keluar dari kemiskinan, bukan sekadar keluar dari data penerima, tapi benar-benar naik kelas dalam kehidupan. Karena bansos itu sementara, tapi berdaya itu selamanya. Bantuan hanyalah awal. Tujuan kita adalah kemandirian,” jelas Gus Ipul.
Gus Ipul pun mendorong para lulusan sarjana Universitas Islam Jember (UIJ) untuk mandiri.
“Gunakan ilmu kalian untuk hadir di tengah masyarakat, bukan sekadar di atas panggung seminar. Bangun UMKM, ajari masyarakat digitalisasi, dampingi anak-anak desa belajar. Jangan hanya mengejar profesi, tapi kejarlah makna dan kontribusi. Yang tak hanya mencari pekerjaan, tapi menciptakan penghidupan bagi banyak orang,” kata Gus Ipul.
-
.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Hari Lansia Nasional, Gus Ipul bacakan puisi di Jember
Mensos di Hari Lansia Nasional di Jember, Sabtu (31/5/2025). Foto: Kemensos RI
Hari Lansia Nasional, Gus Ipul bacakan puisi di Jember
Dalam Negeri
Editor: Nandang Karyadi
Sabtu, 31 Mei 2025 – 13:02 WIBElshinta.com – Suasana bahagia dan penuh kehangatan menyelimuti Alun-Alun Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu (31/5/2025) pagi, saat Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) membacakan puisi berjudul “Lansia Bahagia, Indonesia Sejahtera” di hadapan 4.000 lanjut usia yang hadir dalam puncak peringatan Hari Lanjut Usia Nasional.
Puisi yang dibacakan Gus Ipul bukan sekadar rangkaian kata, melainkan penghormatan tulus atas jasa para lansia yang telah menjadi tiang penyangga keluarga dan bangsa. Ia mengajak seluruh masyarakat menjadikan kebahagiaan lansia sebagai ukuran kesejahteraan bangsa. “Karena jika lansia tersenyum, berarti negeri ini sedang baik-baik saja,” kata Gus Ipul, di depan ribuan lansia yang memadati alun-alun.
Dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Elshinta, turut hadir dalam acara tersebut Bupati Jember, Muhammad Fawait, yang memberikan apresiasi atas perhatian Pemerintah Pusat terhadap kesejahteraan lansia di daerah.
Peringatan Hari Lanjut Usia Nasional di Jember dimulai dengan senam pagi bersama yang meriah dan penuh semangat. Meski usia tak lagi muda, para lansia tampak antusias mengikuti gerakan senam dengan penuh kegembiraan.
Selain itu, acara juga diisi dengan berbagai kegiatan sosial seperti bakti sosial, layanan kesehatan khusus lansia termasuk operasi katarak dan donor darah, serta pemberian bantuan hidup layak bagi lansia.
Gus Ipul menegaskan bahwa negara hadir bukan hanya untuk generasi muda, tetapi juga untuk memastikan para lansia menikmati masa tua dengan tenang, sehat, dan bahagia. “Mari kita jaga mereka sebagaimana dulu mereka menjaga kita,” ujarnya menutup pembacaan puisi.
Berikut puisi yang dibacakan Gus Ipul:
“Lansia Bahagia, Indonesia Sejahtera”
Di tangan renta tersimpan cerita, Tentang kerja keras tanpa pamrih demi keluarga. Tentang malam-malam tanpa tidur, demi anak bisa sekolah, Tentang doa yang terus hidup, meski tubuh mulai lelah.
Kini, izinkan kami memanjakan mereka guna menikmati senja,
Dengan cinta, bukan luka.
Dengan pelukan, bukan kesepian. Dengan hormat, bukan pengabaian.
Mari kita jaga mereka sebagaimana dulu mereka menjaga kita. Karena bahagia mereka adalah ukuran kemanusiaan kita.
Karena jika lansia tersenyum, berarti negeri ini sedang baik-baik saja.
Lansia bahagia, Indonesia sejahtera.
Penulis: Hutomo Budi/Ter
Sumber : Radio Elshinta

/data/photo/2023/05/14/6460d3cf1d067.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)