Kementrian Lembaga: Kemensos

  • Fenomena LGBT di Yogyakarta, Mensos Gus Ipul: Perlu Edukasi Agama

    Fenomena LGBT di Yogyakarta, Mensos Gus Ipul: Perlu Edukasi Agama

    Sleman, Beritasatu.com – Munculnya fenomena komunitas LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender) yang marak di media sosial dan terpantau cukup aktif di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), turut mendapat sorotan dari Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul.

    Dalam pernyataannya, Gus Ipul mengaku belum mengetahui secara rinci persoalan grup LGBT yang ramai di platform, seperti Facebook. Namun, ia menekankan pendekatan edukatif berbasis nilai keagamaan sangat penting untuk menghadapi fenomena ini.

    “Saya belum mengikuti, tetapi kita harus melakukan edukasi kepada masyarakat lewat sekolah-sekolah, lewat pondok pesantren agama melarang LGBT. Itu keyakinan kita,” kata Gus Ipul kepada Beritasatu.com, Kamis (17/7/2025).

    Gus Ipul menyebut, perilaku menyimpang harus dicegah penyebarannya, bukan dengan konfrontasi melainkan dengan pendidikan dan pemahaman yang kuat. Ia bahkan membuka peluang adanya program rehabilitasi sebagai salah satu bentuk penanganan.

    Ia menegaskan, pemerintah tidak bisa bergerak sendiri dalam menyikapi isu LGBT. Kolaborasi lintas elemen sangat dibutuhkan, termasuk dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan lembaga pendidikan. 

    “Pemerintah akan bekerja sama dengan tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat, dan stakeholder untuk memberikan edukasi serta pemahaman,” pungkasnya.

    Sebelumnya, keberadaan grup-grup LGBT seperti “Gay Jogja”, “Gay & Bi Jogja Community”, dan “Gay Sleman Jogja” yang memiliki ribuan anggota, memicu reaksi beragam dari publik. Polresta Yogyakarta bahkan telah mengaktifkan patroli siber dan melakukan pemetaan terhadap aktivitas grup-grup daring tersebut.

    Fenomena ini menjadi peringatan bagi banyak pihak penguatan karakter, pemahaman agama, dan nilai sosial harus diperkuat untuk membentengi generasi muda dari informasi yang dianggap menyimpang.

  • Fenomena LGBT di Yogyakarta, Mensos Gus Ipul: Perlu Edukasi Agama

    Lulus PKH, 1.000 Keluarga di DIY Tak Lagi Terima Bansos

    Sleman, Beritasatu.com – Sebanyak 1.000 keluarga penerima manfaat (KPM) program keluarga harapan (PKH) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dinyatakan lulus atau graduasi dari program bantuan sosial. Mereka dinilai sudah mandiri secara ekonomi dan tidak lagi bergantung pada bantuan pemerintah.

    Menurut Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, para eks penerima PKH ini akan beralih ke program pemberdayaan, agar tetap sejahtera dan tidak kembali menjadi penerima bansos. 

    “Mereka siap untuk tidak lagi menerima bansos, tetapi ingin berada di program pemberdayaan,” kata Gus Ipul kepada Beritasatu.com, Kamis (17/7/2025).

    Kemensos akan tetap melakukan pengawalan intensif terhadap KPM yang sudah lulus dari PKH. Tujuannya agar mereka tidak mengalami kemunduran ekonomi. “Aset, akses, dan kemampuan mereka ditingkatkan lewat program pemberdayaan. Ini penting agar mereka tidak turun kelas,” tambahnya.

    Dari total 1.000 KPM yang digraduasi, 35,8% berlatar belakang pendidikan SMA, 34,2% lulusan SMP, dan 25,4% lulusan SD. Menariknya, 84,5% KPM telah menerima bansos lebih dari lima tahun.

    Sementara itu, 4,2% lulus setelah 3-5 tahun, 9,7% setelah 1-3 tahun, dan 1,6% bahkan lulus dalam waktu kurang dari setahun. Kemensos menargetkan agar ke depan masa penerimaan bansos maksimal hanya lima tahun, dengan peningkatan kualitas pemberdayaan.

    Para lulusan PKH banyak yang telah memiliki usaha mandiri, di antaranya, peternakan mencapai 39,7%, jasa dan perdagangan 27%, makanan dan minuman 25,4%, kerajinan dan menjahit 6,3%, dan pertanian 1,6%. 

    Menurut Kemensos, mayoritas eks KPM kini berpenghasilan di atas UMK wilayah masing-masing, menandakan keberhasilan PKH dalam mendorong kemandirian ekonomi.

  • Kisah Ikhsan, Siswa Sekolah Rakyat yang Ingin Jadi Bupati untuk Bangun Rumah Sakit

    Kisah Ikhsan, Siswa Sekolah Rakyat yang Ingin Jadi Bupati untuk Bangun Rumah Sakit

    Kisah Ikhsan, Siswa Sekolah Rakyat yang Ingin Jadi Bupati untuk Bangun Rumah Sakit
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Setiap anak berhak memiliki cita-cita meski terlahir dari keluarga sederhana. Bagi Ikhsan Fajar Susandi (16), siswa
    Sekolah Rakyat
    Menengah Atas (SRMA) 20 Sleman, Yogyakarta, mimpi itu bukan sekadar angan.
    Di hadapan Menteri Sosial (
    Mensos
    ) Saifullah Yusuf, ia berani menyampaikan keinginannya menjadi bupati. 
    Bukan untuk kebanggaan pribadi, melainkan demi satu tujuan, yaitu membangun fasilitas kesehatan di daerahnya.
    Kesempatan Ikhsan untuk menyampaikan cita-citanya itu terjadi saat kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SRMA 20 Sleman, Yogyakarta, Rabu (16/7/2025).
    “Cita-citamu ingin jadi apa?” tanya
    Gus Ipul
    , sapaan akrab Mensos, dalam siaran persnya, Kamis (17/7/2025).
    “Ingin jadi bupati,” jawab Ikhsan yang disambut tepuk tangan meriah dari teman-teman sekelasnya.
    Menjabat sebagai ketua kelas, jiwa kepemimpinan Ikhsan sudah terlihat sejak dini. Ia bercita-cita menjadi
    bupati
    agar dapat membangun rumah sakit di kampung halamannya.
    “Dua tahun lalu, menjelang Lebaran, tetangga saya yang menderita kanker di lutut meninggal dunia karena sulit mendapat perawatan. Sejak itu saya ingin bangun rumah sakit agar warga tidak lagi kesulitan,” katanya.
    Ikhsan tinggal di Clapar III, Kelurahan Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kulon Progo. Di daerah itu, banyak lansia kesulitan mengakses layanan kesehatan karena jarak yang jauh.
    “Jadi saya harap kalau berkesempatan jadi bupati, bisa bangun fasilitas kesehatan yang memadai,” katanya.
    Ikhsan berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya bekerja sebagai buruh bangunan, sedangkan ibunya membuat dan menjual tempe benguk, makanan khas Kulon Progo berbahan dasar koro benguk yang difermentasi.
    “Kalau penghasilan ibu dari berjualan, biasanya bersih per dua hari Rp 50.000 kalau ramai,” ujar Ikhsan.
    Ikhsan berharap pendidikan di Sekolah Rakyat dapat membuka jalan untuk mengubah nasib keluarganya.
    Sejak mengikuti MPLS pada Senin (14/7/2025), ia semakin percaya diri karena merasa didukung oleh lingkungan sekolah yang ramah dan penuh semangat.
    “Yang saya rasakan, pertama itu saya deg-degan karena belum tahu tempatnya seperti apa. Seiring berjalannya waktu, jadi tahu orang-orangnya ramah, guru-gurunya juga ramah,” ujar Ikhsan.
    Cita-cita untuk membantu sesama juga datang dari Mutiara Hanifah (16), siswi lainnya yang ingin menjadi dokter demi membantu orang-orang di sekitarnya.
    “Karena di sekitar itu banyak yang sakit, kebetulan ibu saya juga lagi sakit,” tuturnya. 
    Perempuan yang akrab disapa Muti itu berasal dari keluarga yang kurang mampu. Ayahnya bekerja sebagai buruh harian lepas dengan penghasilan tidak menentu. 
    Muti tinggal bersama kedua orangtua dan dua saudaranya di rumah kontrakan di daerah Sleman, Yogyakarta.
    Dengan adanya Sekolah Rakyat, ia berharap dapat membantu meringankan beban kedua orangtuanya.
    “Mereka (orangtua) masih ada tanggungan adik saya yang masih kecil. Saya ingin membanggakan orangtua, ingin membuat mereka tersenyum kembali,” ucap Muti sembari meneteskan air mata. 
    Selain ingin membantu orangtua, Muti merasa lingkungan Sekolah Rakyat sangat mendukung.
    Ia mengaku nyaman karena mendapatkan teman-teman yang baik dan guru-guru yang perhatian.
    “Teman-temannya baik, bisa diajak solid. Kami sudah menganggap jadi satu saudara. Untuk gurunya juga baik dan perhatian, terus fasilitasnya sudah cukup baik juga,” tuturnya. 
    Sebagai informasi, SRMA 20 Sleman memiliki 75 siswa dengan jenjang pendidikan SMA.
    Untuk mendukung pendampingan siswa, terdapat 14 wali asuh yang bertugas selama 24 jam, dibantu oleh dua wali asrama.
    Sementara itu, proses pembelajaran dijalankan oleh 17 guru dengan berbagai mata pelajaran untuk memberikan pendidikan yang layak kepada para siswa.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Daftar Penerima Bansos Terbaru 2025, Cek Apakah Namamu Masih Ada!

    Daftar Penerima Bansos Terbaru 2025, Cek Apakah Namamu Masih Ada!

    Bisnis.com, JAKARTA – Berikut cara cek daftar penerima bantuan sosial (bansos) terbaru 2025.

    Saat ini, pemerintah sedang melakukan pembaruan data penerima bansos agar lebih tepat sasaran. Hal ini dilakukan karena banyak rekening penerima bansos terindikasi dengan judi online (judol).

    Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf alias Gus Ipul mengatakan, setidaknya terdapat kasus 571.410 Nomor Induk Kependudukan (NIK) penerima bansos terindikasi sebagai pemain judol.

    “Tindakannya macam-macam, bisa disanksi, bisa enggak dapat lagi. Bisa juga dia mungkin untuk sementara di-blacklist, macam-macam itu yang kita lakukan nanti,” terangnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (15/7/2025).

    Meski begitu, lanjutnya, Kemensos masih mengecek dulu dan terus berkonsultasi dengan PPATK sebelum mengambil tindakan lebih lanjut.

    “Kita lihat sekarang ini mereka benar-benar main apa enggak. Ini dimanfaatkan untuk mereka sendiri atau dimanfaatkan oleh orang lain. Kemudian yang kedua, dia itu sendiri apa bagian dari jaringan. Jadi kita masih banyak yang akan konsultasi lagi dengan PPATK,” ujarnya.

    Nah, berikut ini cara cek apakah nama anda masih termasuk dalam penerima bantuan sosial (bansos) yang diberikan pemerintah saat ini.

    Cara Cek Daftar Penerima Bansos Terbaru 2025

    1. Cara Cek Nama Penerima Bansos PKH Via Website

    Buka situs resmi https://cekbansos.kemensos.go.id melalui browser di HP atau komputer/laptop
    Masukkan data wilayah sesuai dengan KTP, meliputi Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan
    Masukkan nama penerima sesuai KTP dari calon penerima bansos PKH
    Masukkan kode captcha yang tampil di layar. Jika tidak jelas, klik tombol “Refresh” untuk mendapatkan kode baru
    Klik tombol “Cari Data” dan tunggu proses pencarian data. Sistem akan menampilkan status apakah nama tersebut terdaftar sebagai penerima Bansos PKH 2025 atau tidak
    Setelah mengikuti langkah-langkah tersebut akan muncul informasi tentang nama penerima, wilayah domisili, jenis bantuan yang diterima (misalnya PKH, BPNT, dll.), status penyaluran (sudah atau belum disalurkan), dan periode penyaluran.

    2. Cara Cek Nama Penerima Bansos PKH Via Aplikasi

    Unduh aplikasi “Cek Bansos Kemensos” di Google Play Store/Apple App Store dan unduh aplikasinya
    Jika baru pertama kali menggunakan aplikasi ini, buat akun dengan memasukkan nomor KTP (NIK), Kartu Keluarga (KK), nama lengkap, nomor HP aktif, email aktif, foto KTP dan swafoto
    Setelah mendaftar, Anda akan diminta melakukan verifikasi OTP yang dikirim ke nomor HP
    Masuk ke aplikasi Cek Bansos Kemensos dengan menggunakan NIK dan kata sandi yang telah dibuat
    Pilih menu “Cek Bansos”, masukkan wilayah dan nama sesuai KTP
    Aplikasi akan menampilkan apakah Anda termasuk penerima Bansos PKH 2025

    Itulah 2 cara cek nama penerima bansos terbaru pada 2025.

  • Sekolah Rakyat dan SLB Berdampingan di Bandung, Bentuk Lingkungan Pendidikan Inklusif – Page 3

    Sekolah Rakyat dan SLB Berdampingan di Bandung, Bentuk Lingkungan Pendidikan Inklusif – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 9 Kota Bandung resmi beroperasi di kawasan Sentra Wiyata Guna, Jalan Pajajaran, Kota Bandung. Sekolah tersebut berdiri berdampingan dengan Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) A Pajajaran, tanpa mengganggu aktivitas pembelajaran siswa berkebutuhan khusus.

    Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial, Supomo, menegaskan bahwa kehadiran SRMP tidak mempengaruhi kenyamanan kegiatan belajar-mengajar di SLB.

    “Gedung Sekolah Rakyat menggunakan bangunan terpisah. Bahkan saat ini lebih nyaman karena sudah selesai renovasi,” ujar Supomo, Rabu (16/7/2025).

    Supomo juga memastikan bahwa meski gedung SLB berada di lahan milik Sentra Wiyata Guna yang dikelola Kemensos, aktivitas belajar siswa SLB tetap berjalan seperti biasa tanpa hambatan.

    SRMP 9 Kota Bandung memulai kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada Senin, 14 Juli 2025. Kepala Sekolah SRMP 9, Setia Nugraha, menyampaikan bahwa sekolah menerima 50 peserta didik pada tahun ajaran ini, terdiri atas 30 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Para siswa tinggal di asrama dan mengikuti program pendidikan yang menekankan pada kemandirian dan karakter.

    “Anak-anak kami latih untuk hidup mandiri. Di asrama, mereka dibiasakan bangun pagi, ibadah di masjid, olahraga, dan mengikuti pembelajaran seperti SMP pada umumnya. Bedanya, di Sekolah Rakyat ini ada tambahan pendidikan karakter, kebangsaan, penguasaan bahasa, dan keterampilan digital,” jelas Setia.

    Ia menambahkan, siswa juga dikenalkan nilai-nilai kebersamaan melalui kehidupan berasrama. “Tujuannya membentuk pribadi unggul, berkarakter, dan siap bersaing,” katanya.

     

    Kementerian Pekerjaan Umum menargetkan penyelesaian pembangunan fisik tahap pertama Sekolah Rakyat sebagai bagian dari program nasional untuk memutus rantai kemiskinan. Pada tahap 1A, sebanyak 63 hingga 64 sekolah ditargetkan selesai paling lambat …

  • Sekolah Rakyat, Revolusi Duafa Pasukan Thariq bin Ziyad

    Sekolah Rakyat, Revolusi Duafa Pasukan Thariq bin Ziyad

    Jakarta – Tanggal 14 Juli 2025, sebuah gerakan senyap merayap di 63 titik di sejumlah daerah di Tanah Air. Laksana titik api membara yang membakar barisan bukit jerami. Asap putih pembakaran muncul tipis-tipis. Isyarat genderang revolusi jiwa tengah bergolak dari kedalaman nurani yang meronta. Dari gejolak jiwa yang datang menyambut tantangan masa depan. Bagaikan gelegak jiwa Panglima Perang Thariq Bin Ziyad saat pertama menjejak semenanjung Iberia.

    Gejolak jiwa setelah ia memerintahkan segenap pasukannya membakar kapal-kapal perang yang membawa mereka dari Maroko menuju Isbania. “Wahai pasukanku! Ke manakah kalian hendak melarikan diri? Musuh di depanmu dan lautan ganas di belakang siap menelan? Demi Allah! Tak ada keselamatan bagi kalian kecuali dalam keberanian dan keteguhan hati. Timbanglah situasi kalian saat ini; berdiri di sini bagai anak-anak yatim yang terlontar ke dunia!”

    “Di depan sana, kalian akan segera bertemu musuh yang kuat. Mengepung kalian dari segala penjuru bagaikan gelombang samudera yang bergejolak. Maka buanglah segala ketakutan dari hati kalian. Percayalah, kemenangan akan menjadi milik kita dan percayalah musuh-musuh tak akan mampu bertahan menghadapi serangan kita. Jika aku terbunuh sebelum mendekati (Roderick, Raja Isbania), maka jangan kalian bersusah hati karena diriku!”

    “Tetaplah bertempur seolah aku masih hidup di tengah kalian. Sebab, musuh-musuh kita akan langsung kehilangan daya dan perlawanan saat melihat raja mereka jatuh. Mereka pastilah akan lari kocar-kacir. Namun jika aku terbunuh setelah kita berhasil menewaskan raja mereka itu, (maka) tunjuklah seseorang di antara kalian, yang di dalam dirinya terdapat jiwa keberanian dan kecakapan pengalaman, mampu memimpin kalian dalam situasi genting ini,” seru Thariq.

    Pasukan Duafa

    Barisan muda kaum duafa itu jumlahnya ribuan. Menyebar di seluruh Indonesia. Bergerak dengan kaki penuh energi. Pergi dengan tangan tergenggam. Pergi dengan dada mengembang. Berteriak dengan lantang, suaranya bertenaga. Dilepas bersama gelombang doa. Diharap kembali penuh kemenangan. Kembali dengan semangat baru, jiwa baru, dan penuh percaya diri. Kembali lewat peta jalan hidup baru. Peta yang mampu menaklukkan badai kehidupan.

    Laskar duafa muda yang lahir dari keluasan hati orang tua yang tiada memiliki tanah selain tanah Tuhan. Orang tua yang keringatnya asin akibat tiada hari tanpa berenang di lautan kehidupan nan garang. Orang tua yang tulang dan otot-ototnya mengeras akibat melawan terjangan angin malam nan kejam. Orang tua yang ujian hidupnya tak pernah ada dalam pelajaran di sekolah manapun. Orang tua yang lupa cara menanyakan nasib kepada Mikail.

    Tanggal 14 Juli 2025, semangat juang Thariq Bin Ziyad seperti muncul kembali di langit Nusantara. Seorang jenderal dari Dinasti Umayyah, yang memimpin penaklukan Andalusia pada tahun 711 M. Ia dikenal karena keberanian, strategi militer, dan pidatonya yang membakar semangat juang pasukan sebelum pertempuran. Penaklukan ini menandai awal dari periode kekuasaan Islam yang berlangsung selama berabad-abad di Semenanjung Iberia. Kini Thariq di sini.

    Suaranya menggelegar, bak membakar kesadaran kita. Menggugah anak-anak Indonesia yang sekian tahun hidup dalam batin terkungkung. Terkungkung akibat jalan hidup yang terlalu terjal untuk batas kemampuan mereka. Kini, melalui gagasan Presiden Prabowo Subianto, suara Thariq Bin Ziyad, datang lagi menyemangati pasukan yang tak punya pilihan selain maju. Menoleh ke belakang, hanya akan melihat masa lalu yang mengintai dan siap menerkam.

    Wong Cilik

    Dengan menyitir pernyataan mantan gubernur Jawa Timur, Mohammad Noer soal kaum duafa, Menteri Sosial RI, Saifullah Yusuf, sering mengutipnya bak sebuah mantra. “Agawe Wong Cilik Melu Gemuyu.” (membuat rakyat kecil ikut tertawa). Ungkapan ini disampaikan di SU Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Maret 1973, sebagai Ketua Fraksi Utusan Daerah. Sejak itu ia sering disebut dengan “gubernurnya rakyat kecil”. Ia akrab disapa dengan Cak Noer.

    Dengan redaksi yang lebih sederhana, Presiden Prabowo Subianto mengutip pernyataan itu saat pelantikan dirinya, 20 Oktober 2024 lalu. “Wong cilik iso gemuyu.” Dan empat kata ini juga yang selalu menjadi pengantar setiap kali Mensos menjelaskan bisnis proses serta tugas dan fungsi Kemensos lewat konsep “12 PAS”. Kelompok sasaran utama kesejahteraan sosial. Kelompok ini meliputi semua lapisan masyarakat yang membutuhkan perhatian khusus.

    “Kefakiran itu mendekatkan kepada kekufuran,” begitu sering disitir para guru. Namun begitu, semua orang paham bahwa kefakiran adalah perantara yang dikirim Tuhan agar bisa menjadikannya ladang beramal saleh. Ke mana pun pergi, semua perangkat dan aparatur negara, dan terutama Kementerian Sosial, membawa misi perlindungan, jaminan, rehabilitasi, dan pemberdayaan sosial. “Jangan pernah abai terhadap tugas dan fungsi ini.”

    Sejak 14 Juli 2025 lalu, misi dipertajam pendekatannya. Didekatkan langsung ke jantung permasalahan. Permasalahan kemiskinan yang akut. Laksana gelegar suara Thariq Bin Ziyab, kini teriakan para Kepala Sekolah yang telah menjalani masa retreat, para guru yang sudah menerima materi pelajaran khas, para tenaga kependidikan yang telah dilatih khusus, para siswa yang terpilih karena tekad ingin mendobrak kebekuan nasib, berbaiat tak kan mundur walau selangkah.

    Doa dalam Diam

    Hari itu, Senin 14 Juli 2025, Pelan tapi pasti. Derap langkah kaki dan batin ribuan duafa muda. Atas dasar niat yang kuat, tekad yang menjulang, semangat yang bergelora, memancangkan tiang nasib di masa depan. Mereka bersiap menyeberangi sungai kehidupan yang curam. Menuju Sekolah Rakyat. Sungai yang belum ditaklukkan. Satu yang pasti, diam-diam dari pelosok negeri, ada doa bersama yang mengalir deras, sederas gelombang elektromagnetik.

    Doa para orang tua, doa para handai taulan, doa para tetangga, doa para guru, doa seluruh anak bangsa, turut serta melepas laskar duafa bak Thariq melepas pasukannya ke medan tempur. Hari itu, bangsa Indonesia bersatu dalam doa demi Sekolah Rakyat. “Duhai Tuhan! Menyayangi fakir miskin adalah titah-Mu. Kuatkan kami untuk membersamai mereka. Kuatkan anak-anak kami. Kuatkan kami dalam segala keadaan. Kuatkan bangsa kami di saat belajar patuh dan taat pada firman-Mu.”

    Ishaq Zubaedi Raqib, Staf Khusus Menteri Sosial RI

    (anl/ega)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Cerita Adit Pilih Jaga Palang Kereta untuk Sambung Hidup, Tolak Ikut Sekolah Rakyat
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        16 Juli 2025

    Cerita Adit Pilih Jaga Palang Kereta untuk Sambung Hidup, Tolak Ikut Sekolah Rakyat Megapolitan 16 Juli 2025

    Cerita Adit Pilih Jaga Palang Kereta untuk Sambung Hidup, Tolak Ikut Sekolah Rakyat
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Faktor ekonomi masih menjadi penyebab utama yang membuat sejumlah anak di Jakarta
    putus sekolah
    .
    Ketiadaan biaya pada akhirnya membuat sejumlah anak terpaksa bekerja demi memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti yang dialami Aditya (16), warga yang tinggal di bantaran Kali Ciliwung, Jalan Tenaga Listrik, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
    Di usianya yang baru menginjak 16 tahun, Aditya sudah menjadi tulang punggung bagi keluarganya.
    “Aku terakhir sekolah di Palembang pas sekolah dasar, setelah itu aku tidak sekolah karena enggak ada biaya,” ujarnya kepada
    Kompas.com
    di area Jakarta Pusat, Rabu (16/7/2025).
    Kini, Aditya harus membantu kedua orangtuanya untuk menutupi kebutuhan hidup dan membayar utang keluarga.
    Setiap hari, ia berjaga di sebuah palang pintu rel kereta api tanpa pembatas, menjaga kendaraan yang melintas agar tetap aman.
    Ia mengungkapkan bahwa keluarganya tengah terlilit utang, termasuk untuk membayar biaya kontrakan yang mereka tinggali.
    “Parkir aja Bang setiap hari, ini kan relnya enggak ada pembatasnya. Jadi saya yang berjaga di sini, dan uangnya dikumpulkan untuk sehari-hari dan bayar hutang,” imbuhnya.
    Meski telah memikul beban besar sejak muda, Aditya tetap semangat untuk membahagiakan keluarganya.
     
    Namun, ketika ditanya apakah ingin melanjutkan pendidikan melalui
    Sekolah Rakyat
    , ia menolak. Meski program itu gratis, ia lebih memilih bekerja demi kelangsungan hidup keluarganya.
    “Enggak mau, mau cari duit aja, karena buat bayar hutang,” kata dia.
    Aditya bercerita bahwa ia sudah mulai bekerja sejak pukul 06.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB.
    Dari hasil kerja tersebut, ia mendapatkan uang yang jumlahnya tak selalu menentu.
    “Enggak tentu (uang yang didapat), terkadang sehari bisa Rp 60 ribu, terkadang bisa RP 30 ribu, tapi kan itu lumayan,” ungkap dia.
    Sebelumnya diberitakan, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menjelaskan, Sekolah Rakyat adalah program pemerintah yang hadir sebagai upaya mengedepankan kesetaraan kesempatan pendidikan bagi seluruh anak-anak di Indonesia.
    Program tersebut diselenggarakan oleh pemerintah bukan untuk memperlihatkan adanya kesenjangan sosial.
    “Sekolah Rakyat mengedepankan kesetaraan kesempatan, bukan kesenjangan sosial. Sekolah Rakyat menumbuhkan solidaritas, bukan kompetisi yang timpang,” ujar Gus Ipul dalam sambutan Pembukaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah Rakyat Tahun Ajaran 2025/2026 di Sentra Terpadu Inten Soeweno, Cibinong, Kabupaten Bogor, Senin (14/7/2025).
    Sekolah Rakyat merupakan strategi besar Presiden Prabowo Subianto untuk memutus rantai kemiskinan di Indonesia. Ia yakin, Sekolah Rakyat dapat menghasilkan anak-anak cerdas yang tidak kalah hebatnya dengan anak-anak dari sekolah umum.
    “Untuk menjalin pendidikan yang bermutu untuk anak keluarga miskin dan miskin ekstrem, dan tidak boleh ada yang tertinggal dalam pendidikan,” ujar Gus Ipul.
    Pada Senin (14/7/2025), pemerintah resmi memulai operasi Sekolah Rakyat di 63 titik dengan peserta didik mencapai 6.130 siswa.
    Targetnya, total 100 titik Sekolah Rakyat dapat beroperasi pada tahun ajaran 2025/2026, di mana 37 titik tambahan dijadwalkan akan dibuka pada akhir Juli 2025.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ombudsman pantau Sekolah Rakyat pastikan pendidikan kelompok rentan

    Ombudsman pantau Sekolah Rakyat pastikan pendidikan kelompok rentan

    kehadiran Ombudsman sangat penting karena bisa mendeteksi detail setiap layanan yang berjalan. Masukan-masukan ini akan kami integrasikan ke dalam indikator capaian sebagai upaya perbaikan berkelanjutan

    Jakarta (ANTARA) – Anggota Ombudsman Johanes Widijantoro memantau langsung pelaksanaan program Sekolah Rakyat di Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Profesi (Pusdiklatbangprof) Kementerian Sosial (Kemensos), Jakarta, Rabu, untuk memastikan program berjalan sesuai standar pelayanan publik sekaligus mendukung perluasan akses pendidikan bagi kelompok masyarakat rentan.

    “Program ini sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kapasitas masyarakat, terutama kelompok rentan, agar lebih berdaya dan memiliki akses yang setara terhadap pelayanan publik,” ujar Johanes.

    Selain memastikan mutu pelaksanaan, Ombudsman juga mengidentifikasi potensi malaadministrasi yang dapat muncul dalam penyelenggaraan program sosial itu.

    Dia menegaskan bahwa setiap program sosial harus benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat, berjalan transparan, dan bebas dari malaadministrasi.

    Johanes pun mengapresiasi upaya Pusdiklatbangprof dalam memperluas akses pendidikan, khususnya bagi masyarakat yang belum terwadahi dalam sistem pendidikan formal.

    Ia berharap Sekolah Rakyat mampu menjadi solusi kesenjangan pendidikan sekaligus memutus rantai kemiskinan, sehingga para peserta didik dapat meraih kesuksesan dan berkontribusi bagi bangsa.

    “Semoga Sekolah Rakyat bisa menjadi jawaban bagi kesenjangan pendidikan dan membantu memutus rantai kemiskinan. Harapan saya, anak-anak yang belajar di sini kelak bisa sukses dan berbakti untuk bangsa,” ucap dia.

    Dalam kunjungannya, Johanes berdialog dengan Kepala Pusdiklatbangprof Kemensos Hasim beserta jajarannya. Dia meninjau kualitas materi, metode pembelajaran, serta sarana dan prasarana yang digunakan dalam pelaksanaan Sekolah Rakyat.

    Hasim pun menyambut baik kehadiran Ombudsman dalam proses pemantauan. Ia menilai keterlibatan Ombudsman bukan hanya sebagai bentuk pengawasan, melainkan juga sebagai kontribusi penting dalam meningkatkan kualitas layanan publik secara menyeluruh.

    Menurutnya, masukan dari Ombudsman akan menjadi acuan dalam penyusunan indikator capaian program ke depannya.

    Bagi dirinya, kehadiran Ombudsman sangat penting karena bisa mendeteksi detail setiap layanan yang berjalan.

    “Masukan-masukan ini akan kami integrasikan ke dalam indikator capaian sebagai upaya perbaikan berkelanjutan,” ujar Hasim dalam kesempatan yang sama.

    Melanjutkan penjelasannya, dia mengungkapkan bahwa saat ini Sekolah Rakyat baru diikuti sekitar 100 siswa, namun pihaknya menargetkan peningkatan signifikan pada tahun depan, dengan jumlah peserta mencapai 1.000 siswa dari jenjang SD hingga SMA.

    Dia optimistis target tersebut dapat tercapai melalui peningkatan kualitas program dan kerja sama lintas lembaga.

    “Kami yakin dengan dukungan berbagai pihak, target ini dapat tercapai,” tuturnya.

    Pewarta: Agatha Olivia Victoria
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Jutaan Data Direvisi, Cek Apakah Namamu Masuk Penerima Bansos di Sini!

    Jutaan Data Direvisi, Cek Apakah Namamu Masuk Penerima Bansos di Sini!

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah memperbarui data penerima bantuan sosial (bansos) yang dinilai sebagai keluarga mampu.

    Menteri Sosial Saifullah Yusuf menyampaikan bahwa sebanyak delapan juta orang dikeluarkan dari data penerima bantuan iuran (PBI) BPJS Kesehatan.

    “Dalam rangka (penyaluran) bansos tepat sasaran, delapan juta lebih dinonaktifkan dari penerima bantuan iuran ini,” kata Menteri Sosial Saifullah Yusuf saat rapat dengar pendapat dengan Komisi IX DPR RI membahas data PBI JKN berdasarkan DTSEN, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (16/7), dikutip dari Antaranews.

    Sehingga setelah dicoret, nama-nama tersebut tidak berhak lagi menerima bantuan sosial dari pemerintah.

    Menurut dia, pencoretan data penerima PBI ini merupakan implementasi dari diterapkannya Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).

    DTSEN tersebut digunakan sebagai panduan data penyaluran bansos karena penyaluran bansos selama ini yang dinilai tidak tepat sasaran.

    Nah, berikut ini cara cek apakah nama anda masih termasuk dalam penerima bantuan sosial (bansos) yang diberikan pemerintah saat ini.

    Cara Cek Daftar Penerima Bansos Terbaru 2025

    1. Cara Cek Nama Penerima Bansos PKH Via Website

    Buka situs resmi https://cekbansos.kemensos.go.id melalui browser di HP atau komputer/laptop
    Masukkan data wilayah sesuai dengan KTP, meliputi Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan
    Masukkan nama penerima sesuai KTP dari calon penerima bansos PKH
    Masukkan kode captcha yang tampil di layar. Jika tidak jelas, klik tombol “Refresh” untuk mendapatkan kode baru
    Klik tombol “Cari Data” dan tunggu proses pencarian data. Sistem akan menampilkan status apakah nama tersebut terdaftar sebagai penerima Bansos PKH 2025 atau tidak
    Setelah mengikuti langkah-langkah tersebut akan muncul informasi tentang nama penerima, wilayah domisili, jenis bantuan yang diterima (misalnya PKH, BPNT, dll.), status penyaluran (sudah atau belum disalurkan), dan periode penyaluran.

    2. Cara Cek Nama Penerima Bansos PKH Via Aplikasi

    Unduh aplikasi “Cek Bansos Kemensos” di Google Play Store/Apple App Store dan unduh aplikasinya
    Jika baru pertama kali menggunakan aplikasi ini, buat akun dengan memasukkan nomor KTP (NIK), Kartu Keluarga (KK), nama lengkap, nomor HP aktif, email aktif, foto KTP dan swafoto
    Setelah mendaftar, Anda akan diminta melakukan verifikasi OTP yang dikirim ke nomor HP
    Masuk ke aplikasi Cek Bansos Kemensos dengan menggunakan NIK dan kata sandi yang telah dibuat
    Pilih menu “Cek Bansos”, masukkan wilayah dan nama sesuai KTP
    Aplikasi akan menampilkan apakah Anda termasuk penerima Bansos PKH 2025

    Itulah 2 cara cek nama penerima bansos terbaru pada 2025.

  • BST Tidak Cair Padahal Terdaftar? Cek 5 Kemungkinan Masalahnya

    BST Tidak Cair Padahal Terdaftar? Cek 5 Kemungkinan Masalahnya

    Jakarta

    Bantuan Sosial Tunai (BST) merupakan salah satu program pemerintah yang dirancang untuk membantu meringankan beban ekonomi masyarakat. Namun ada kalanya bansos ini tak kunjung cair meski dirinya terdaftar sebagai penerima bantuan.

    Berbagai program bansos sangat bergantung pada sistem pendataan yang digunakan pemerintah untuk menyeleksi penerima yang memenuhi syarat, yakni Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

    Sayang dalam pelaksanaannya masih banyak masyarakat yang mengeluh lantaran nama mereka tercantum di DTKS, tapi hingga saat ini tidak atau bahkan belum pernah mendapat bansos.

    Melansir situs resmi Desa Tenggulang Baru Provinsi Sumatra Selatan, berikut beberapa kemungkinan masalah penyebab bansos tidak cair beserta langkah penyelesainnya:

    1. NIK valid namun tidak ditemukan di Dispendukcapil

    Langkah Penyelesaian: Update KK (kartu keluarga) ke Dispendukcapil. Beberapa kasus yang telah terjadi, ditemukan bahwa KK tidak sinkron antara Dukcapil daerah dan di pusat.

    2. NIK ganda

    Langkah Penyelesaian: Lakukan perbaikan data melalui operator SIKS-NG di desa/kelurahan/distrik masing – masing wilayah.

    3. NIK Penerima bantuan dinyatakan meninggal oleh Dukcapil

    Langkah Penyelesaian: Jika sesuai dengan kondisi lapangan, dapat diusulkan untuk dihapus dari data SIKS-NG, namun jika berbeda maka lakukan usulan perbaikan data di Dukcapil setempat.

    4. NIK Ditemukan namun beda nama di Dukcapil (NIK dipakai orang yang berbeda)

    Langkah Penyelesaian: Lakukan perbaikan data diri di Dukcapil dengan membawa data pendukung.

    5. Belum Melakukan Update Data

    Dari beberapa kasus diatas, penerima bansos yang namanya tertera dalam DTKS hendaknya melakukan perbaikan data atau memperbaharui data yang valid di Dispendukcapil setempat secara mandiri agar tidak mempengaruhi proses pemberian bantuan sosial oleh pemerintah.

    Jika penerima bantuan enggan memperbaiki data dasar tersebut karena berbagai macam alasan ada baiknya untuk melaporkan atau menyampaikan hal tersebut kepada pihak desa/kelurahan agar oleh pemerintah setempat diusulkan untuk dihapus dari daftar usulan calon penerima bansos.

    Cara Daftar Ulang atau Mengajukan Nama di DTKS

    Bagi masyarakat yang merasa berhak mendapat bantuan ini namun tidak terdaftar, segera daftarkan diri di aplikasi cek bansos. Berikut ini adalah cara daftar menjadi peserta bansos yang bisa kamu lakukan menggunakan HP:

    1. Unduh aplikasi “Cek Bansos” di HP
    2. Masuk ke “Daftar usulan”
    3. Klik “Tambah Usulan”
    4. Isi data diri yang ingin diusulkan PKH, kemudian pilih jenis bansos PKH
    5. Setelah langkah-langkah di atas, tunggu proses verifikasi dan validasi

    Jika berdasarkan hasil verifikasi dan validasi yang bersangkutan sudah benar berhak mendapatkan bansos, ke depan penerima akan menerima pencairan bantuan.

    Kemudian jika ada perubahan data seperti berpindah tempat tinggal atau ada anggota keluarga baru, yang bersangkutan dapat update data DTKS agar haknya tidak dicabut pemerintah.

    Dalam catatan detikcom yang melansir dari situs resmi Falkutas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, berikut langkah-langkah update data kependudukan di DTKS:

    – Datangi kantor desa/kelurahan atau RT/RW setempat
    – Bawa KTP, KK, dan dokumen pendukung lainnya
    – Sampaikan maksud untuk memperbarui data DTKS
    – Petugas akan menginput data melalui aplikasi SIKS-NG
    – Tunggu proses verifikasi dan validasi dari Dinas Sosial

    Tonton juga video “Mensos Tanggapi soal ODGJ Dapat Bansos Seumur Hidup” di sini:

    (igo/fdl)