Kementrian Lembaga: Kemensos

  • Denny Sumargo Pernah Tawarkan Bantuan Rp 300 Juta, tetapi Agus Salim Menolak

    Denny Sumargo Pernah Tawarkan Bantuan Rp 300 Juta, tetapi Agus Salim Menolak

    Jakarta, Beritasatu.com – Aktor Denny Sumargo (Densu) pernah menawarkan bantuan sebesar Rp 300 juta untuk biaya operasi mata Agus Salim. Namun, tawaran tersebut ternyata ditolak oleh korban penyiraman air keras itu. Hal itu diungkapkan oleh pegiat sosial, Pratiwi Noviyanthi atau Teh Novi saat live bersama Bunda Corla.

    Teh Novi yang juga pendiri Yayasan Rumah Peduli Kemanusiaan, menjelaskan bahwa Agus merasa uang yang  akan diberikan oleh Denny Sumargo tersebut tidak cukup untuk menutupi biaya hidup dan pengobatan matanya di Singapura.

    Teh Novi merasa sangat kecewa dengan penolakan tersebut, mengingat uang Rp 300 juta yang ditawarkan Densu berasal dari kantong pribadinya, bukan dari yayasan.

    “Namun, dia (Agus Salim) menolak. Katanya, uang itu enggak cukup buat pengobatan di Singapura. Dia hanya mau operasi mata di Singapura, bukan di Indonesia,” ujar Teh Novi dalam siaran langsung TikTok bersama Bunda Corla, pada Jumat (29/11/2024).

    Mendengar hal itu, Bunda Corla langsung memberikan komentar dengan nada gemas. Ia mengatakan, Agus terlalu sombong menolak bantuan dari Denny Sumargo.

    “Waduh, sombongnya. Sombong banget. Kok ada orang yang sudah tertimpa musibah tetapi masih sombong begitu? Ya Allah, sombong banget,” jelas Bunda Corla.

    Fakta baru tersebut memicu berbagai respons dari netizen. Salah satu dari netizen mengatakan, Agus ingin berobat ke Singapura menggunakan BPJS kesehatan.

     “Agus maunya ke Singapura pakai BPJS,” kata TikTok @mi****.

    Hingga kini permasalahan terkait donasi untuk Agus Salim masih belum menemukan jalan keluar. Pada 29 November 2024, Pratiwi Noviyanthi dan Denny Sumargo bertemu dengan Kementerian Sosial (Kemensos) untuk mencari solusi.

    Denny Sumargo menyatakan, dia bertemu dengan Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau akrab disapa Gus Mensos karena situasi yang semakin tidak kondusif. 

    “Kami memenuhi undangan Pak Menteri hari ini demi kebaikan bersama,” terang Densu.

    Setelah pertemuan dengan Gus Mensos, Densu mengungkapkan bahwa Kemensos kemungkinan besar akan bertemu dengan Agus untuk membahas solusi terkait donasi Rp 1,5 miliar tersebut. Meskipun tawaran bantuan Denny Sumargo Rp 300 juta untuk Agus Salim berujung ditolak.

  • Dibentak Farhat Abbas Saat Bertemu Agus Salim, Teh Novi: Tolong Hargai Wanita

    Dibentak Farhat Abbas Saat Bertemu Agus Salim, Teh Novi: Tolong Hargai Wanita

    Jakarta, Beritasatu.com  – Pratiwi Noviyanthi atau akrab disapa Teh Novi, menyampaikan pesan menohok kepada pengacara Farhat Abbas setelah dirinya dibentak dalam pertemuan mediasi dengan pihak Agus Salim belum lama ini.

    Dalam mediasi tersebut, Farhat Abbas terlihat sangat emosi dan arogan, bahkan membentak dan menunjuk Teh Novi di hadapan banyak orang serta awak media.

    Lebih lanjut, Teh Novi pun meminta pengacara tersebut agar lebih menghargai wanita dan tidak sembarangan membentaknya.

    “Pesan saya untuk Pak Farhat Abbas. Sekali lagi, tolong hargai wanita. Bagaimanapun, dia (Farhat) kan lahir dari rahim perempuan, masa iya dia bentak-bentak (perempuan) dengan cara seperti itu?” jelas Teh Novi saat mengunjungi kantor Kementerian Sosial (Kemensos) di Salemba, Jakarta Pusat, pada Jumat (29/11/2024).

    Teh Novi menilai, sikap arogan seperti yang dilakukan oleh Farhat Abbas sangat tidak pantas ditunjukkan oleh seorang pengacara. Apalagi, kala itu Novi datang sebagai tamu yang memenuhi undangan dari Agus Salim dan Farhat Abbas.

    “Itu sangat tidak etis, apalagi seorang pengacara. Saya kan bukan siapa-siapa, dan saya datang sebagai tamu yang diundang,” ujar Teh Novi yang sempat dibentak oleh Farhat Abbas.

    Selain itu, Teh Novi juga mengungkapkan dirinya sudah merasa lelah dengan polemik kasus donasi Agus Salim yang terus berjalan dan belum mendapatkan titik terang. Menurutnya, masih banyak hal yang perlu ia urus di yayasan miliknya.

    Teh Novi mengaku, di yayasan ia memiliki anak asuh dan orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) yang memerlukan perhatian dari dirinya. Namun, waktu dan energinya terkuras habis hanya untuk meluruskan kasus donasi untuk Agus Salim.

    “Saya lelah banget. Sudah hampir dua bulan berjalan. Saya juga punya anak asuh, merawat ODGJ, dan masih ada kegiatan sosial yang harus tetap dijalankan,” katanya.

    Sebagaimana diketahui, Teh Novi kian menjadi sorotan setelah memutuskan untuk walk out dalam mediasi dengan pihak Agus Salim. Pemilik Yayasan Rumah Peduli Kemanusiaan tersebut memilih mundur karena tidak sepakat dengan isi klausul dalam surat kesepakatan.

    Suasana mediasi sempat memanas setelah pengacara Agus Salim, Farhat Abbas membentak dan menunjuk-nunjuk Teh Novi dan timnya sehingga membuat mantan pramugari itu merasa sakit hati, hingga memilih keluar dari ruangan pertemuan.

  • Ingin Bicara dari Hati ke Hati

    Ingin Bicara dari Hati ke Hati

    GELORA.CO – Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyatakan rencananya untuk menemui Agus Salim demi mencari titik terang atas polemik pengumpulan donasi yang hingga kini masih belum menemukan penyelesaian.

    Hal ini disampaikan Gus Ipul saat menerima kunjungan Youtuber Denny Sumargo dan Pratiwi Noviyanti di Kementerian Sosial (Kemensos). Dalam pertemuan itu, dia menegaskan komitmennya untuk mendalami masalah ini secara langsung.

    “Iya (bertemu Agus), kalau misalnya ketemu di sini boleh, saya datang ke rumahnya juga boleh. Kami ingin bicara dari hati ke hati,” kata Gus Ipul dikutip dari Antara Jumat, 29 November 2024. 

    Menurut Gus Ipul, konflik ini timbul akibat salah paham dan kurangnya pemahaman terkait aturan pengelolaan donasi. Ia menilai bahwa semua pihak awalnya memiliki niat baik untuk membantu masyarakat yang membutuhkan. Namun, perbedaan pandangan justru menimbulkan perdebatan di ruang publik.

    “Saya dengan Pak Wamensos mengajak semua teman-teman, termasuk Mas Agus Salim dan juga para pengacara, mari kita duduk bersama, mari kita bicara. Yang terbaik adalah mencarikan solusi,” ujarnya.

    Gus Ipul juga menyoroti pentingnya pemahaman terhadap regulasi terkait pengumpulan uang dan barang (PUB). Sebagai ranah Kementerian Sosial, kegiatan ini diatur dalam Undang-undang No. 9 Tahun 1961 serta Permensos No. 8 Tahun 2021. Ia menyebut banyak kegiatan donasi yang telah memiliki izin resmi, tetapi tidak sedikit yang masih belum memenuhinya.

    “Nah ke depan Mas Densu, Mbak Novi, bantu kami untuk ikut mensosialisasikan bahwa ini harus ada proses yang harus dilewati, dan itu tidak sulit,” tambahnya.

    Selain itu, pengelola donasi diwajibkan membuat laporan pertanggungjawaban. Untuk pengumpulan dana di atas Rp500 juta, laporan tersebut harus diaudit oleh akuntan publik guna memastikan transparansi. Mensos juga mendorong penggunaan media sosial sebagai sarana melaporkan hasil dan penyaluran donasi, demi menjaga kepercayaan masyarakat.

    “Selain dapat izin, nanti ada pertanggungjawaban uang yang sudah didapat atau barang yang sudah didapat itu dipergunakan untuk apa. Kemudian, perlu diaudit, baik oleh pihak yang berwenang maupun oleh masyarakat secara luas,” tandasnya.

    Saifullah menegaskan bahwa semangat gotong royong dan solidaritas sosial masyarakat Indonesia adalah modal besar yang harus dijaga. Untuk itu, pengumpulan donasi perlu dilakukan dengan tata kelola yang baik agar kesetiakawanan ini tetap terpelihara sesuai dengan aturan yang berlaku.

  • Cara Mensos Sambut Hari Disabilitas Nasional

    Cara Mensos Sambut Hari Disabilitas Nasional

    Jakarta: Menteri Sosial Saifullah Yusuf menginisiasi kampanye inklusif bertema ‘Setara Berkarya’. Kampanye itu menegaskan kesetaraan bagi penyandang disabilitas, untuk terus berkarya dan setara dengan masyarakat lain.

    “Kesadaran di tengah masyarakat sangat dibutuhkan untuk memastikan penyandang disabilitas mendapatkan akses, kesempatan, fasilitas, dan peluang yang setara untuk berkontribusi lebih besar dalam kemajuan bangsa Indonesia,” kata Mensos dalam keterangan yang dikutip Jumat, 29 November 2024. 

    Hal tersebut diungkap Mensos menjelang Hari Disabilitas Nasional pada 3 Desemner 2024. Menurut dia, kesadaraan masyarakat amat penting untuk penyandang disabilitas.

    Mensos yakin kampanye ini dapat diperkuat, dengan mengedepankan kesetaraan, pemberdayaan, dan kolaborasi. Menurut dia, kampanye Setara Berkarya akan mempercepat terciptanya ekosistem yang lebih inklusif di Indonesia

    “Pentingnya menciptakan ekosistem yang mendukung penyandang disabilitas agar mereka dapat memperoleh hak-haknya dan merasa nyaman di mana pun berada,” kata dia.
     

    Kampanye yang menekankan pentingnya kesetaraan dan pemberdayaan ini disambut antusias netizen. Khususnya parapemerhati isu inklusivitas. 

    Kampanye ini dimulai dengan peluncuran video inspiratif di media sosial resmi Kemensos. Video tersebut menampilkan kolaborasi antara penyandang disabilitas dan non-disabilitas, menegaskan bahwa semua individu memiliki hak yang setara untuk berkarya. 

    Kementerian Sosial RI melalui media sosial resminya juga mendorong partisipasi publik dalam berbagai kegiatan interaktif, seperti #InklusiVlogChallenge dan DuetTikTok bersama Yana Mulyana. 

    Agenda lain yakni “Live Mural #SetaraBerkarya” di TamanIsmail Marzuki sejak 25 November 2024. Kegiatan ini melibatkan penyandangdisabilitas dan seniman lokal dalam menciptakan mural yang menggambarkan semangat kesetaraan dan keberagaman.

    Sementara itu, rangkaian acara utama Hari Disabilitas Internasional 2024 berlangsung pada 1-3 Desember di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Beragam workshop interaktif juga akan digelar, termasuk menggambar, mewarnai, make-up bersama penyandang disabilitas, serta kelas bahasa isyarat untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang inklusivitas. 

    Sebagai puncak acara pada 3 Desember 2024, konser “Setara Berkarya” akan menghadirkan kolaborasi antara penyandang disabilitas dan Tohpati Orchestra, sebuah persembahan yang merayakan kreativitas dan kontribusi mereka bagi masyarakat. 

    Hari Disabilitas Internasional 2024 menjadi momentum penting untuk merayakan keberagaman, memperkuat solidaritas, dan membuka peluang setara bagi semua—termasuk penyandangdisabilitas—untuk bersama-sama berkarya dan berkontribusi bagi bangsa.

    Jakarta: Menteri Sosial Saifullah Yusuf menginisiasi kampanye inklusif bertema ‘Setara Berkarya’. Kampanye itu menegaskan kesetaraan bagi penyandang disabilitas, untuk terus berkarya dan setara dengan masyarakat lain.
     
    “Kesadaran di tengah masyarakat sangat dibutuhkan untuk memastikan penyandang disabilitas mendapatkan akses, kesempatan, fasilitas, dan peluang yang setara untuk berkontribusi lebih besar dalam kemajuan bangsa Indonesia,” kata Mensos dalam keterangan yang dikutip Jumat, 29 November 2024. 
     
    Hal tersebut diungkap Mensos menjelang Hari Disabilitas Nasional pada 3 Desemner 2024. Menurut dia, kesadaraan masyarakat amat penting untuk penyandang disabilitas.
    Mensos yakin kampanye ini dapat diperkuat, dengan mengedepankan kesetaraan, pemberdayaan, dan kolaborasi. Menurut dia, kampanye Setara Berkarya akan mempercepat terciptanya ekosistem yang lebih inklusif di Indonesia
     
    “Pentingnya menciptakan ekosistem yang mendukung penyandang disabilitas agar mereka dapat memperoleh hak-haknya dan merasa nyaman di mana pun berada,” kata dia.
     

     
    Kampanye yang menekankan pentingnya kesetaraan dan pemberdayaan ini disambut antusias netizen. Khususnya parapemerhati isu inklusivitas. 
     
    Kampanye ini dimulai dengan peluncuran video inspiratif di media sosial resmi Kemensos. Video tersebut menampilkan kolaborasi antara penyandang disabilitas dan non-disabilitas, menegaskan bahwa semua individu memiliki hak yang setara untuk berkarya. 
     
    Kementerian Sosial RI melalui media sosial resminya juga mendorong partisipasi publik dalam berbagai kegiatan interaktif, seperti #InklusiVlogChallenge dan DuetTikTok bersama Yana Mulyana. 
     
    Agenda lain yakni “Live Mural #SetaraBerkarya” di TamanIsmail Marzuki sejak 25 November 2024. Kegiatan ini melibatkan penyandangdisabilitas dan seniman lokal dalam menciptakan mural yang menggambarkan semangat kesetaraan dan keberagaman.
     
    Sementara itu, rangkaian acara utama Hari Disabilitas Internasional 2024 berlangsung pada 1-3 Desember di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Beragam workshop interaktif juga akan digelar, termasuk menggambar, mewarnai, make-up bersama penyandang disabilitas, serta kelas bahasa isyarat untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang inklusivitas. 
     
    Sebagai puncak acara pada 3 Desember 2024, konser “Setara Berkarya” akan menghadirkan kolaborasi antara penyandang disabilitas dan Tohpati Orchestra, sebuah persembahan yang merayakan kreativitas dan kontribusi mereka bagi masyarakat. 
     
    Hari Disabilitas Internasional 2024 menjadi momentum penting untuk merayakan keberagaman, memperkuat solidaritas, dan membuka peluang setara bagi semua—termasuk penyandangdisabilitas—untuk bersama-sama berkarya dan berkontribusi bagi bangsa.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ADN)

  • Wamensos Audiensi dengan PB SEMMI, Usulkan Nama Pahlawan

    Wamensos Audiensi dengan PB SEMMI, Usulkan Nama Pahlawan

    Jakarta

    Wakil Menteri Sosial (Wamensos), Agus Jabo Priyono melakukan audiensi dengan Pengurus Besar Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (PB SEMMI) di kantor Kementerian Sosial (Kemensos), Jakarta pada Jumat (29/11). Dalam audiensi tersebut, mereka berdiskusi soal Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) hingga usulan nama pahlawan nasional.

    Mengawali audiensi, Sekjen PB SEMMI, Ahmad mengusulkan nama tokoh Sarekat Islam yang belum ditetapkan sebagai pahlawan. Mereka menilai nama tokoh yang mereka usulkan dianggap luar biasa.

    “Ada dua nama yang kami usulkan. Kami berharap semoga nama yang kami usulkan bisa ditetapkan sebagai pahlawan. Nama yang diusulkan Abdoel Moethalib Sangadji dan Arudjikartawinata,” kata Ahmad pada audiensi tersebut dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (29/11/2024).

    Lalu Ketua Bidang Perhubungan dan Imigrasi PB SEMMI, Suhendar mengatakan pihaknya sudah berkomunikasi langsung dengan cucu dari Arudjikartawinata. Menurutnya, pemberitaan soal Arudjikartawinata memang tidak ada di Indonesia. Tapi, jejak Arudjikartawinata malah didapat dari luar negeri.

    “Ini mau kita seminarkan setelah launching buku tentang Arudjikartawinata,” kata Suhendar.

    Pada kesempatan yang sama, Ketua Bidang Kemahsiswaan dan Kepemudaan PB SEMMI, Muhammad mengusulkan hal lain di luar persoalan nama pahlawan. Ia mengusulkan agar Kemensos membentuk satuan tugas (Satgas) alokasi anggaran.

    Menanggapi usulan nama pahlawan, Wamensos, Agus menjelaskan usulan tokoh tersebut juga harus diusulkan dari daerah. Ia meminta agar proses yang sedang berjalan terus diikuti.

    “Memang yang punya kewenangan Kemensos yang akan diusulkan ke Presiden,” katanya.

    “Dari data tunggal akan ditemukan siapa saja yang berhak menerima dan tidak berhak menerima. Begitu jadi, data tersebut akan didistribusikan ke kementerian lainnya, sehingga bisa digunakan untuk kerja mereka,” katanya.

    (prf/ega)

  • Mensos Gus Ipul: Uang Donasi Dipakai Bukan untuk Berobat, Donatur Tentu Kecewa

    Mensos Gus Ipul: Uang Donasi Dipakai Bukan untuk Berobat, Donatur Tentu Kecewa

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf, yang akrab disapa Gus Ipul, buka suara terkait polemik uang donasi yang melibatkan Agus Salim dan Pratiwi Noviyanthi. Hingga kini, kasus tersebut masih menjadi perhatian publik tanpa solusi yang jelas.

    Gus Ipul menegaskan uang donasi dari masyarakat, terutama mereka yang mampu secara finansial, harus digunakan sesuai tujuan awal. Ia mengingatkan, jika dana tersebut disalahgunakan, para donatur berhak menempuh jalur hukum.

    “Kalau uang donasi digunakan bukan untuk keperluan berobat, tentu donatur akan kecewa. Bila donatur tidak setuju, maka hal ini dapat menjadi perkara hukum,” ujar Gus Ipul dalam pernyataannya yang dikutip dari kanal YouTube pada Jumat (29/11/2024).

    Lebih lanjut, Mensos mengimbau masyarakat agar tidak bermain-main dengan dana donasi yang dipercayakan oleh donatur. Ia menegaskan bahwa donasi bertujuan meringankan beban penerima, terutama dalam pengobatan yang membutuhkan biaya besar.

    “Donasi itu bukan untuk keperluan pribadi,” tegasnya.

    Untuk menghindari kesalahpahaman di masa depan, Gus Ipul menyampaikan rencana untuk memperkuat aturan terkait pengelolaan dana donasi. Aturan tersebut diharapkan dapat melindungi dana yang diberikan para donatur agar benar-benar sampai kepada penerima manfaat.

    “Oleh karena itu, tata kelola sangat penting. Kami ingin duduk bersama dan berdiskusi secara mendalam untuk mencari solusi terbaik. Ini adalah langkah tabayun yang baik,” ujarnya.

    Gus Ipul juga mengakui bahwa kasus antara Agus Salim dan Pratiwi Noviyanthi mencerminkan kurangnya pemahaman masyarakat mengenai aturan terkait donasi. Ia menyoroti pentingnya sosialisasi agar masyarakat mengetahui prosedur yang benar, termasuk pertanggungjawaban dana donasi.

    “Sosialisasi memang masih kurang. Banyak yang belum tahu soal aturan donasi. Dalam aturan, selain harus mendapat izin, penggunaan dana juga harus dipertanggungjawabkan dan diaudit, baik oleh pihak berwenang maupun masyarakat,” tambahnya.

    Polemik ini bermula saat Agus Salim, korban penyiraman air keras di Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, melaporkan Pratiwi Noviyanthi ke Polda Metro Jaya terkait dana donasi sebesar Rp 1,5 miliar. Laporan tersebut didaftarkan dengan nomor LP/B/6330/X/2024/SPKT/Polda Metro Jaya pada Sabtu (19/10/2024).

    Dalam laporan itu, Agus Salim mengacu pada Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2024 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), serta Pasal 27 A, Pasal 310 KUHP, dan Pasal 311 KUHP juncto Pasal 45 ayat (4).

  • Menteri Sosial Saifullah Yusuf: Uang Donasi Dipakai Bukan untuk Berobat, Donatur Bisa Tempuh ke Jalur Hukum

    Menteri Sosial Saifullah Yusuf: Uang Donasi Dipakai Bukan untuk Berobat, Donatur Bisa Tempuh ke Jalur Hukum

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Sosial Saifullah Yusuf menegaskan, agar masyarakat jangan bermain soal uang donasi yang dikirimkan oleh donatur. Saifullah Yusuf menyebut, apabila uang donasi disalahgunakan maka donatur bisa menempuh lewat jalur hukum.

    Menteri Sosial Saifullah Yusuf menjelaskan terkait adanya uang donasi yang dikirimkan dari masyarakat yang memiliki kategori keuangan yang mampu.

    Ungkapan dari menteri sosial itu muncul setelah ramai polemik Agus Salim dengan Pratiwi Noviyanthi yang hingga kini belum menemukan titik terang.

    “Adanya donasi itu kan agar memudahkan seseorang atau mengurangi beban seseorang untuk melakukan pengobatan yang sifatnya membutuhkan biaya besar. Makanya, ada donasi. Donasi itu bukan untuk keperluan pribadi,” jelas Menteri Sosial Saifullah Yusuf dikutip dari channel YouTube, Jumat (29/11/2024).

    Saifullah Yusuf menegaskan, apabila uang donasi digunakan bukan untuk berobat maka bisa dilakukan melalui jalur hukum.

    “Kalau uang donasi digunakan bukan untuk berobat, tentu orang yang memberikan donasi akan kecewa. Kalau donaturnya tidak mau, maka ini bisa menjadi perkara ke jalur hukum,” tegasnya.

    Ia menyebut, agar tidak terjadi kesalahpahaman di masa mendatang. Pihaknya akan membuat aturan yang kuat untuk melindungi uang donasi yang dikirimkan dari para donatur yang ingin membantu orang yang membutuhkan.

    “Oleh karenanya, tata kelola itu sangat penting. Makanya, kami ingin duduk bersama. Saya boleh ke rumahnya, atau di sini silakan saja. Kami ingin bertemu untuk bicara dari hati ke hati, apalagi ini adalah hal yang baik, ini tabayun. Nantinya, kita identifikasi mana yang menjadi point penting islah demi mendapatkan solusi terbaik,” jelasnya.

    Saifullah Yusuf mengakui, polemik antara Agus Salim dengan Pratiwi Noviyanthi merupakan bagian ketidaktahuan terkait aturan uang donasi.

    “Harus kita akui bahwa sosialisasi kami kurang. Kita juga harus akui banyak orang belum tahu soal aturan donasi. Dalam aturan itu tentu ada pertanggungjawaban selain dapat izin. Maka, uang yang didapat itu untuk apa, kemudian perlu di audit baik pihak berwenang maupun oleh masyarakat,” tandasnya.

  • Konflik Agus Salim dan Pratiwi Noviyanthi, Menteri Sosial Saifullah Yusuf: Uang Donasi untuk Berobat Bukan Buat Keperluan Pribadi

    Konflik Agus Salim dan Pratiwi Noviyanthi, Menteri Sosial Saifullah Yusuf: Uang Donasi untuk Berobat Bukan Buat Keperluan Pribadi

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul buka suara perihal polemik uang donasi antara Agus Salim dengan Pratiwi Noviyanthi. Gus Ipul menegaskan, uang donasi digunakan untuk berobat.

    “Paling utama Mas Agus harus sembuh. Kenapa? Karena uang donasi untuk berobat. Karena itu niat baik awalnya,” tegas Menteri Sosial Saifullah Yusuf dikutip dari channel YouTube, Jumat (29/11/2024).

    Menteri Sosial Saifullah Yusuf menjelaskan terkait adanya uang donasi yang dikirimkan dari masyarakat yang memiliki kategori keuangan yang mampu.

    “Adanya donasi itu kan untuk memudahkan seseorang atau mengurangi beban seseorang untuk melakukan pengobatan yang sifatnya membutuhkan biaya besar. Makanya, ada donasi. Donasi itu bukan untuk keperluan pribadi,” jelasnya.

    “Sekali lagi, tujuan orang mengirim uang untuk donasi ke Mas Agus untuk apa? Tentu jawabannya adalah buat berobat karena itu paling utama,” tuturnya.

    Ia menegaskan, agar polemik Agus Salim dan Pratiwi Noviyanthi fokus pada pengobatan bukan untuk keperluan pribadi.

    “Kalau uang donasi digunakan bukan untuk berobat, tentu orang yang memberikan donasi akan kecewa. Kalau donaturnya tidak mau, maka ini bisa menjadi perkara,” tegasnya.

    Menurutnya, apa yang terjadi pada polemik Agus Salim dan Pratiwi Noviyanthi merupakan bagian dari ketidak mengertinya masyarakat terhadap adanya uang donasi.

    “Karena satu dan lain hal, akhirnya menimbulkan kesalahpahaman. Diawali dari kesalahpahaman sehingga menimbulkan diskusi publik. Kalau tidak duduk bersama maka akan menimbulkan fitnah. Saya mengajak semua pihak, termasuk Mas Agus Salim dan pengacaranya untuk duduk bersama agar persoalan ini menemukan jalan terang,” tandasnya.

  • Denny Sumargo dan Pratiwi Noviyanthi Temui Menteri Sosial Saifullah Yusuf, Ada Apa?

    Denny Sumargo dan Pratiwi Noviyanthi Temui Menteri Sosial Saifullah Yusuf, Ada Apa?

    Jakarta, Beritasatu.com – Selebritas Denny Sumargo dan Pratiwi Noviyanthi (Novi) datang menemui Menteri Sosial Saifullah Yusuf di kantor Kementerian Sosial (Kemensos). Kehadiran keduanya sebagai upaya menyelesaikan polemik donasi untuk Agus Salim yang menjadi korban penyiraman air keras oleh karyawannya.

    Pria yang akrab disapa Densu dan Pratiwi Noviyanthi menghadiri undangan dari Menteri Sosial Saifullah Yusuf, lantaran situasi yang kian memanas atas donasi Rp 1,5 miliar yang dikumpulkan untuk Agus Salim.

    “Saya pikir situasinya sudah tidak kondusif. Jadi, perlu hadir karena punya tanggung jawab menjaga keutuhan kita semua dalam usaha kebaikan. Menteri menyambut baik niat ini,” ungkap Denny Sumargo kepada awak media di Kawasan Salemba, Jakarta, Jumat (29/11/2024).

    Denny Sumargo mengatakan, kedatangannya bersama Novi sebagai pendiri Yayasan Rumah Peduli Kemanusiaan yang menggalang dana bagi Agus diperlukan agar kasus donasi ini tidak terus menjadi perbincangan masyarakat.

    “Kemensos akan memanggil beberapa pihak, termasuk Agus untuk mengarahkan penyelesaian terbaik. Semua demi kebaikan Agus,” tambahnya.

    Sementara itu, Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengikuti perkembangan polemik yang terjadi antara pihak Pratiwi Noviyanthi dan Denny Sumargo menghadapi pihak Agus Salim melalui para pengacaranya.

    “Kami akan terus mempelajari apa yang terjadi dalam beberapa hari ini terkait pengumpulan uang dan barang itu yang kalau dalam undang-undang maka persoalan ini menyangkut wilayah kerja Kemensos,” jelasnya.

    Gus Ipul menyebut, polemik antara Agus Salim dengan Pratiwi Noviyanthi hanya sebatas miskomunikasi di antara keduanya.

    “Saya melihat semua berawal dari niat baik untuk membantu saudara lainnya yang membutuhkan. Namun, karena ada satu dan lain hal kemudian menimbulkan kesalahpahaman. Nah, itu yang ingin diluruskan kembali tentang niat semula agar bisa saling membantu dan tidak menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat,” ujarnya.

    Menteri sosial itu menyatakan, pihaknya siap melakukan mediasi terhadap Agus Salim dan Pratiwi Noviyanthi agar masalahnya bisa cepat selesai.

    “Kami akan duduk bersama, sehingga bisa menemukan titik terang. Karena, kami ingin bicara dari hati ke hati agar terjadi hal yang baik,” jelasnya.

    “Paling utama Mas Agus harus sembuh jangan masuk dalam kontroversi. Kenapa? Karena berobat paling utama. Kami minta semua tahan diri, jangan terlalu banyak bicara agar masalahnya bisa cepat selesai,” tandasnya.

    Sebelumnya, polemik antara kubu Pratiwi Noviyanthi dengan kubu Agus Salim terus berlanjut. Agus Salim dan Pratiwi Noviyanthi sempat melakukan mediasi untuk mencari jalan terbaik.

    Namun saat mediasi, Pratiwi Noviyanthi memutuskan keluar lantaran tidak setuju dengan permintaan pihak Agus Salim dengan tidak melibatkan Denny Sumargo dalam perdamaian mereka dan uang donasi harus diberikan kepada Agus.

    Padahal, sejumlah donatur dan masyarakat meminta tidak perlu memberikan donasi kepada Agus Salim karena dianggap terlalu banyak drama.

  • Janji Pengacara Agus Salim Beri Rp 3 M ke Denny Sumargo Jika Siram Air Keras ke Matanya: Saya Hajar

    Janji Pengacara Agus Salim Beri Rp 3 M ke Denny Sumargo Jika Siram Air Keras ke Matanya: Saya Hajar

    TRIBUNJATIM.COM – Pengacara baru korban penyiraman air keras, Agus Salim menyenggol artis Denny Sumargo dan YouTuber Denny Sumargo atau Densu.

    Bahlan pengacara bernama Alvin Lim itu berjanji akan memberi uang Rp 3 miliar.

    Sebelumnya, dalam keterangan pers terbarunya, Alvin Lim mengurai alasannya ingin ikut membela Agus.

    Ternyata Alvin Lim tak terima dengan aksi Teh Novi yang menarik kembali donasi Rp1,3 miliar dari Agus.

    Alvin Lim juga kesal dengan aksi Denny Sumargo yang bak menghalang-halangi uang donasi miliaran tersebut kembali ke pangkuan Agus.

    Padahal seperti diketahui, alasan Teh Novi menarik kembali donasi Rp1,3 miliar tersebut dari Agus karena curiga adanya penyalahgunaan dana.

    Sedangkan alasan Denny Sumargo selalu turut campur dalam donasi Agus karena dialah yang memprakarsai penggalangan donasi untuk Agus.

    “Saya memantau kasus ini sudah lumayan lama, dan ini sebenarnya perkara simpel. Saya membela berdasarkan hukum saja, saya enggak melihat satu bintang film, satu petugas sosial siapa, enggak ada,” pungkas Alvin Lim dikutip  dari Youtube cumi cumi indigo, Jumat (29/11/2024) via TribunBogor.

    Menurut Alvin Lim, Novi tidak berhak mengambil lagi uang donasi miliaran yang telah diberikan untuk Agus.

    Sebab donasi tersebut sifatnya sukarela.

    “Ini orang kalau memberikan donasi, sifatnya sukarela atau ada kondisionalnya? ini yang harus dijawab oleh para donatur, yang harus dijawab Densu, harus dijawab Novi,” ujar Alvin Lim.

    “Terlepas dari etika orang itu suka atau enggak dengan tabiat Agus atau apa, itu harus dikesampingkan. Kalau kita niatnya mau membantu, harus ikhlas dan sukarela. Jadi ketika sudah diberikan, kepemilikan itu bukan milik yayasan. Karena donatur dengan sadar ketika memberikan uang tersebut untuk Agus, bukan untuk yayasan,” sambungnya.

    Kesal dengan sosok Novi dan Densu yang bak memusuhi Agus, Alvin Lim pun menantang dua pihak tersebut.

    Alvin Lim menantang Teh Novi untuk menyiram air keras ke matanya sendiri.

    Hal itu dilakukan Alvin Lim disinyalir lantaran gusar Agus dapat perundungan gara-gara kasus donasi.

    “Saya tantang Novi, saya punya mobil hampir Rp3 miliar. Saya kasih Novi kalau dia berani siram mata dia pakai air keras. Berani enggak? Saya kasih Rp3 miliar, enggak usah Rp1,3 miliar,” imbuh Alvin Lim.

    Bahkan diungkap Alvin Lim, ia bersedia memberikan mobil mewahnya ke Novi asal bisa melakukan tantangannya.

    “Pikirkan uang itu, lebih penting mana uang atau kesehatan. Kalau dia (Novi) bilang lebih penting uang, saya kasih dua kali lipat. Bukan Rp1,3 miliar, tuh mobil Mercy baru saya, saya kasih ke dia (Novi), tapi disiram mata dia dua-duanya pakai air keras,” tantang Alvin.

    Bukan cuma Teh Novi, Alvin Lim juga menantang Denny Sumargo.

    Alvin ingin tahu apakah Densu berani atau tidak menyiram matanya sendiri pakai air keras.

    “Saya tantangin. Densu berani kayak begitu? Jadi jangan pikir uang melevelisasi orang itu dari uang aja. Eh yang lebih kaya dari dia banyak,” pungkas Alvin Lim.

    Tak cuma itu, Alvin Lim juga mengaku akan melawan habis-habisan pihak Novi dan Densu.

    “Saya dan kurang lebih 100 lawyer, saya akan hajar habis Novi, saya akan hajar habis Densu kalau dia ikut-ikutan,” ucap Alvin Lim.

    Rupanya, Densu sudah menonton cuplikan video saat Alvin Lim menantangnya dan Teh Novi.

    Karenanya dalam akun media sosialnya, Densu memberikan respon setelah mengetahui tantangan tersebut.

    Disuruh menyiram matanya pakai air keras, Densu mengaku tidak berani.

    Densu pun membubuhkan emoji jenaka di komentar akun TikTok galeri.acak.

    “Gak berani bang,” kata Densu usai ditantang Alvin Lim.

    Tak cuma itu, Densu juga merespon ucapan Alvin Lim yang mengaku punya uang miliaran untuk membayar Teh Novi dan Densu jika mau melakukan tantangannya.

    Diungkap Densu, lebih baik uang miliaran tersebut diberikan saja oleh Alvin ke Agus.

    “Uang 3 miliarnya kasih ke Agus aja bang,” imbuh Densu.

    Update Kasus Donasi Agus Salim

    Akhirnya ratusan donatur yang telah berdonasi untuk Agus Salim korban penyiraman air keras bertindak tegas usai menunjuk pengacara Pablo Benua sebagai kuasa hukum mereka.
     
    Selaku perwakilan 537 donatur Agus Salim, Pablo Benua mengurai siasat para donatur untuk menyelesaikan konflik donasi ini.

    Yakni para donatur resmi menggugat tiga pihak ke Pengadilan Negeri Tangerang dalam gugatan perdata.

    “Penggugat merupakan klien kami, penggugat adalah koordinator mewakili 8 ribu donatur yang sudah memberikan kami kuasa langsung ada 537 donatur dengan kuasa elektronik,” kata Pablo Benua dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan Intens Investigasi, Jumat (29/11/2024).

    Diungkap Pablo, pihaknya tidak berpihak pada siapapun dalam gugatan tersebut.

    Terlebih pihak donatur resmi melaporkan tiga pihak sekaligus, yakni Agus Salim, Denny Sumargo dan yayasan milik Teh Novi.

    “Posisi kami tidak berpihak kepada siapapun, kami tugasnya di sini hanya meluruskan. Karena tergugatnya adalah Agus Salim sebagai tergugat satu. Tergugat duanya ada Denny Sumargo kami juga ikut sertakan karena kebaikan. Kebaikan Denny Sumargo yang memperkenalkan Agus di ruang publik di medianya sehingga ada bentuk pertanggugnjawabkan Denny Sumargo hal tersebut,” ungkap Pablo.

    “Tergugat ketiga, kita mengarah kepada yayasan rumah peduli kemanusiaan, karena saat ini uang ada di yayasan. Ada juga turut tergugat Kemensos sendiri,” sambungnya.

     Ikut menggugat Denny Sumargo, Pablo mengungkap alasan para donatur.

    “Kenapa Denny Sumargo ingin ikut serta di dalam perdamaian itu karena didesak oleh para donatur, karena ada beban moral Denny Sumargo dengan donatur. Itulah hebatnya Denny Sumargo yang harus kita acungi jempol,” ujar Pablo Benua.

    Perihal tujuan dari gugatan tersebut, Pablo mengaku ingin agar permasalahan soal donasi Agus bisa terselesaikan dengan baik.

    Bagi Pablo, satu-satunya tempat untuk menyelesaikan polemik donasi Agus adalah di pengadilan.

    “Ini adalah solusi daripada perselisihan yang selama ini sudah sangat mengganggu sekali. Kita ingin menyudahi hal ini dengan cara menguji persoalan tersebut di pengadilan. Saya yakin semua pihak sepakat bahwa tempat untuk menguji suatu perselisihan adalah pengadilan,” kata Pablo Benua.

    “Bahkan pihaknya Agus sendiri beberapa kali mengucapkan bahwa yang berhak menentukan uang donasi akan digunakan sebagai apa adalah pengadilan, jadinya kita lakukan (gugatan resmi),” sambungnya.

    “Yang kita gugat itu Agus Salim, kedua Densu, dan yayasan, tiga orang ini berseteru bersama dengan yayasan, sehingga kami ingin meluruskan. Jadi konsep kami menggugat untuk menguji persoalan, bukan siapa yang salah siapa yang benar. Tujuan kami yang utama adalah menyelesaikan persoalan tersebut melalui pengadilan,” imbuh Pablo lagi.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com