Kementrian Lembaga: kemenperin

  • Vietnam Gunakan Bahan Bakar Etanol buat Tingkatkan Impor AS

    Vietnam Gunakan Bahan Bakar Etanol buat Tingkatkan Impor AS

    Jakarta

    Etanol sedang menjadi perbincangan hangat di Indonesia. Sebabnya, pemerintah Indonesia akan mewajibkan penggunaan etanol 10% dalam bahan bakar dalam dua hingga tiga tahun mendatang.

    Menilik Vietnam, negara tetangga ini sudah mulai menerapkan bensin campuran etanol 10% (E10) mulai tahun ini. Selain efisiensi, tujuan lainnya adalah untuk meningkatkan angka impor Vietnam dari Amerika Serikat.

    Mengutip Reuters, Vietnam berencana beralih sepenuhnya ke bensin campuran etanol mulai tahun depan, membuka peluang bagi negara Asia Tenggara itu untuk mengimpor lebih banyak etanol dan jagung dari Amerika Serikat.

    Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Vietnam telah mengajukan proposal kepada pemerintah untuk beralih ke E10 – campuran bensin dengan bioetanol hingga 10% – menurut dokumen kementerian yang ditinjau oleh Reuters. Saat ini, campuran tersebut menggunakan standar bensin tanpa timbal RON95 dan RON92.

    Peralihan ini juga dipandang sebagai langkah strategis untuk membuka jalur impor etanol dan jagung AS sekaligus membantu menyeimbangkan neraca perdagangan Vietnam terhadap Amerika Serikat, pasar ekspor utamanya.

    “Ini adalah salah satu solusi cepat dan efektif untuk meningkatkan impor barang dari Amerika Serikat, sehingga mengurangi surplus,” kata dokumen itu. Tahun lalu, Amerika Serikat mencatat defisit perdagangan sebesar USD 123 miliar dengan Vietnam, salah satu defisit terbesar terhadap satu negara.

    Untuk memperlancar impor etanol, Vietnam sudah memotong tarif impor etanol dari 10% menjadi 5%. Beberapa waktu lalu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga telah menyatakan Vietnam dapat mengimpor produk AS tanpa tarif.

    Vietnam, yang mengonsumsi kurang dari 30 juta ton produk minyak bumi per tahun, juga berencana meningkatkan impor produk AS lainnya, seperti pesawat terbang, LNG, minyak mentah, dan produk pertanian.

    Data bea cukai Vietnam menunjukkan impor dari AS selama tujuh bulan pertama tahun ini naik 22,7% menjadi USD 10,54 miliar. Namun impor etanol serta jagung belum tercantum secara spesifik di data tersebut.

    Vietnam sendiri memiliki enam pabrik etanol dengan kapasitas gabungan 600.000 m³ per tahun, yang baru bisa memenuhi sekitar 40% kebutuhan produksi bensin E10.

    Dokumen pemerintah juga menyebutkan bahwa penggunaan bensin E10 akan membantu mengurangi emisi karbon dan sesuai dengan target net zero Vietnam. Pada COP26 di Glasgow, Vietnam berkomitmen menjadi netral karbon pada 2050.

    (lua/rgr)

  • DPR minta aparat tindak impor tekstil ilegal rugikan industri nasional

    DPR minta aparat tindak impor tekstil ilegal rugikan industri nasional

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Lamhot Sinaga meminta kepada aparat penegak hukum maupun kementerian/lembaga terkait untuk menindak tegas aksi impor tekstil ilegal yang merugikan industri tekstil nasional.

    Menurut dia, impor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) ilegal ke wilayah Indonesia sudah menjadi permasalahan yang serius, karena jumlahnya diperkirakan mencapai 28 ribu kontainer setiap tahunnya. Selain memukul industri nasional, hal itu juga mengakibatkan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran di sektor padat karya tersebut.

    “Masuknya puluhan ribu kontainer tekstil ilegal ini sudah menembus titik kritis. Ini bukan hanya soal perdagangan, tapi soal kelangsungan hidup industri nasional,” kata Lamhot di Jakarta, Kamis.

    Dia menegaskan, salah satu akar persoalan yang memperparah masuknya barang ilegal adalah kawasan berikat yang tidak lagi optimal menjalankan fungsi utamanya.

    Seharusnya, kata dia, kawasan berikat berperan sebagai fasilitas pendukung ekspor dan tempat bagi perusahaan memproduksi barang untuk tujuan pasar luar negeri dengan kemudahan fiskal. Namun dalam praktiknya, sejumlah kawasan tersebut justru beralih fungsi menjadi jalur distribusi barang impor ke pasar domestik.

    “Fungsi kawasan berikat sudah melenceng jauh dari semangat awalnya. Banyak yang tidak lagi fokus untuk mendukung ekspor, tapi justru menjadi pintu masuk bagi produk impor yang akhirnya membanjiri pasar dalam negeri,” katanya.

    Ia menilai pengawasan terhadap kawasan berikat harus diperketat dan dievaluasi secara menyeluruh, termasuk mekanisme pelaporan barang masuk dan keluar. Karena itu, dia juga meminta pemerintah melalui Kementerian Perindustrian dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk melakukan audit menyeluruh terhadap kawasan berikat yang diduga menyalahgunakan izin.

    “Kawasan berikat itu awalnya dimaksudkan untuk menunjang ekspor, bukan malah menjadi tempat distribusi barang impor ke dalam negeri. Ini penyimpangan fungsi yang harus segera dibenahi,” katanya.

    Berdasarkan data Asosiasi Produsen Synthetic Fiber Indonesia (APSyFI), menurut dia, ada sekitar 60 perusahaan tekstil nasional telah menutup usahanya dalam dua tahun terakhir akibat tekanan berat dari barang impor ilegal dan kebijakan yang dinilai terlalu longgar terhadap produk luar. Salah satu yang terdampak serius adalah PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) yang resmi menghentikan operasionalnya.

    Selain itu, menurut dia, dalam kurun dua tahun terakhir, sekitar 250.000 pekerja kehilangan mata pencaharian di sektor TPT.

    “Ini bukan sekadar angka statistik. Di baliknya ada keluarga-keluarga yang kehilangan penghasilan. Kalau kondisi ini tidak segera dibenahi, industri tekstil kita bisa mati perlahan,” kata dia.

    Karena itu, dia meminta agar pemerintah segera melakukan koordinasi lintas kementerian dan lembaga, termasuk Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Keuangan, serta aparat penegak hukum. Ia menilai pengawasan di pintu masuk tidak cukup jika tidak diikuti dengan pengawasan berlapis di kawasan berikat dan jalur distribusi dalam negeri.

    “Persoalan ini tidak bisa ditangani parsial. Harus ada langkah menyeluruh, termasuk penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku dan oknum yang bermain di balik impor ilegal,” katanya.

    Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Menko Airlangga Bongkar Kelanjutan Subsidi Motor Listrik – Page 3

    Menko Airlangga Bongkar Kelanjutan Subsidi Motor Listrik – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, buka suara terkait wacana subsidi motor listrik untuk 2025 yang masih belum menemui titik terang. 

    Padahal, tinggal tersisa kurang dari tiga bulan sebelum berganti tahun ke 2026. Menko menegaskan, bahwa program subsidi motor listrik tidak diusulkan dalam masuk dalam program pemerintah.

    “Tahun depan tidak diusulkan,” ujar Airlangga saat ditemui usai menghadiri acara New Economic Order Indonesia’s Largest Investment Forum di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (9/10/2025).

    Sebelumnya, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, pihaknya telah menyiapkan skema pemberian subsidi motor listrik, dan bersurat kepada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

    Alhasil, keputusan akhir akan berada di bawah komando Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.

    “Tanya ke Lapangan Banteng aja, tanya ke Lapangan Banteng,” kata Menperin seraya menekankan saat ditemui di Kantor Kementerian P2MI/BP2MI, Jakarta, Rabu (8/10/2025).

    “Kita sudah kirim surat, kita sudah siap skemanya. Sekarang tinggal bolanya di Lapangan Banteng,” dia menegaskan.

     

     

     

  • Ironi Negeri Kaya Gas, Industri Teriak Pasokan Gas Murah Seret

    Ironi Negeri Kaya Gas, Industri Teriak Pasokan Gas Murah Seret

    Bisnis.com, JAKARTA – Persoalan pasokan dan mahalnya harga gas masih menjadi persoalan yang membuat pelaku industri waswas. Keterbatasan pasokan gas murah dinilai dapat menekan produktivitas manufaktur dan memunculkan risiko deindustrialisasi.

    Pelaku usaha mengeluhkan bahwa alokasi kuota gas murah atau harga gas bumi tertentu (HGBT) saat ini untuk industri di bagian barat Jawa dibatasi di kisaran 60%-65% dan bagian timur sebesar 50%-55% dari total kuota yang diberikan. Selebihnya, pelaku usaha mesti membayar dengan harga gas hasil regasifikasi LNG senilai US$15,3 per million British thermal unit (MMBtu)

    Adapun, pemerintah telah memberikan alokasi kuota gas murah untuk tujuh sektor industri, seperti pupuk, petrokimia, oleokimia, baja, keramik, kaca, dan sarung tangan karet yang tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 76.K/MG.01/MEM.M/2025.

    HGBT dibedakan berdasarkan pemanfaatan gas bumi sebagai bahan bakar sebesar US$7 per MMBtu dan untuk bahan baku sebesar US$6,5 per MMBtu.

    Terbatasnya pasokan gas murah tak lepas dari menyusutnya pasokan gas pipa di wilayah strategis seperti Sumatra bagian tengah, Sumatra bagian selatan, Lampung, dan Jawa bagian barat lantaran penurunan alamiah produksi blok migas dan belum ditemukannya sumber gas baru.

    Di sisi lain, infrastruktur gas pipa di wilayah defisit pasokan belum tersambung sepenuhnya dengan sumber-sumber yang masih memiliki pasokan berlebih. Alhasil, suplai gas pipa yang berkurang disiasati dengan pasokan gas alam cair alias LNG.

    Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Saleh Husin mengatakan, harga gas yang terlalu tinggi dapat membuat industri nasional kehilangan daya saing. Pasalnya, gas bumi merupakan komponen penting dalam proses produksi industri pengolahan, seperti pupuk, baja, semen, farmasi, keramik, tekstil, hingga makanan dan minuman. 

    “Kalau harga gas terlalu tinggi, bisa-bisa beberapa industri lari ke negara tetangga yang energinya lebih kompetitif,” kata Saleh dalam agenda Diskusi Kadin di Jakarta, Selasa (7/10/2025).

    Menurut Saleh, apabila industri dikenai harga gas regasifikasi LNG mencapai US$16,77 per MMBtu, maka banyak pelaku industri berisiko menutup operasi atau memindahkan pabrik ke negara tetangga yang menawarkan harga energi lebih murah.

    Bahkan, kondisi ini juga dapat memicu lonjakan impor produk jadi, mengancam industri dalam negeri, serta menurunkan kontribusi sektor manufaktur terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

    Di samping itu, Saleh menegaskan bahwa keberlanjutan pasokan energi, termasuk gas bumi, menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 8%.

    “Untuk tumbuh 8%, industri harus tumbuh lebih dulu. Tanpa industri yang kuat, ekonomi tidak akan mencapai target itu,” tuturnya.

    Pelaku usaha berharap pemerintah segera mengambil langkah strategis, termasuk memperbolehkan industri untuk mengimpor gas dengan mekanisme terukur, agar industri nasional tetap tangguh, efisien, dan kompetitif di pasar global.

    Opsi Impor Gas

    Pelaku industri pun ramai-ramai mengusulkan impor gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) sebagai solusi sementara untuk memenuhi kebutuhan industri. Impor gas dilakukan dalam periode terbatas sambil menunggu pasokan dalam negeri untuk industri mencukupi.

    “Misalnya, di dalam negeri terbatas ya mungkin Pak Dirjen [Migas ESDM] ini dimungkinkan untuk para pelaku industri ini boleh mengimpor gas untuk kebutuhan industri, bukan kebutuhan importir umum,” kata Saleh.

    Agar kebijakan impor gas berjalan efektif dan tidak menimbulkan distorsi, Kadin meminta pemerintah menyiapkan payung hukum dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP) yang menjamin kepastian pasokan dan distribusi gas bagi industri.

    “Sektor industri membutuhkan kepastian kebijakan yang berkelanjutan. PP ini juga harus membuka ruang bagi industri untuk mengimpor gas secara mandiri dan membangun infrastruktur jaringan gas di kawasan industri,” ujarnya.

    Senada, Ketua Umum Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB) Yustinus Gunawan mengatakan, pihaknya mendukung terbukanya keran impor gas untuk memastikan industri tetap berproduksi. 

    “Kami melihatnya impor LNG ini salah satu solusi untuk mengurangi kelangkaan gas. Kedua, juga ada pembanding bagaimana komposisi cost itu bisa dari banyak pihak, jangan single source jadi keragaman sumber itu sangat penting, multisourcing,” ujar Yustinus dalam kesempatan terpisah. 

    Lebih lanjut, Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian Sri Bimo Pratomo mengatakan, opsi impor LNG juga dapat dilakukan dengan mengambil pasokan gas dari Amerika Serikat (AS). 

    Pasalnya, harga gas dari AS dinilai murah yakni sebesar US$3,43 per MMBtu. Dengan impor gas dari AS, dia juga menilai hal ini dapat melancarkan negosiasi penurunan tarif resiprokal AS terhadap produk Indonesia senilai 19%. 

    “Kalau kita bisa ya usulan kementerian kita usulkan kalau bisa kita impor dari Amerika tentu nanti akan dapet sebaliknya mungkin dari 19% ini bisa diturunkan lagi tarif resiprokal kita ke Amerika sehingga produk-produk kita ini akan bisa berdaya saing ke Amerika dan mungkin di dalam negeri juga bisa meningkat daya saingnya,” pungkasnya

    Sementara itu, Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) meminta pemerintah untuk mempertimbangkan kebijakan domestic market obligation (DMO) untuk pasokan gas guna memastikan kebutuhan industri terpenuhi sebelum diekspor. 

    “Kami berharap bahwa pemerintah juga memikirkan selain tadi disinggung berkaitan dengan izin impor, tapi kami juga menyoroti juga ekspor kita kenapa kita tidak memberlakukan seperti batu bara ada DMO, siapa tahu itu bisa diterapkan untuk energi gas,” kata Ketua Umum Asaki Edy Suyanto.

    Produksi Gas Domestik Diklaim Masih Mencukupi

    Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut, pemerintah masih memprioritaskan produksi gas domestik untuk memenuhi kebutuhan nasional. Alhasil, usulan impor gas alam cair alias LNG untuk industri belum dapat direalisasikan. 

    Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Laode Sulaeman mengatakan, pihaknya memahami kondisi permintaan gas domestik yang terus meningkat. Namun, dia menilai ketersediaan gas dalam negeri masih dapat memenuhi kebutuhan pasar. 

    “Namun, pada saat ini memang kebijakan pemerintah memandang ketahanan energi, itu sedapat mungkin kita menahan impor saat ini ya,” kata Laode.

    Laode memastikan pihaknya akan menampung dan menghormati masukan atau usulan yang dilayangkan dari pelaku industri. Namun, keputusan pemerintah saat ini masih bulat untuk tidak membuka keran impor LNG. 

    “Jadi kita menghormati ini masukan dari kawan-kawan industri. Tadi juga Pak Saleh [WKU Kadin Bidang Perindustrian] menyampaikan bahwa ada opsi untuk kita impor. Tapi masukan tadi kita tampung dulu,” tuturnya. 

  • Kemenperin Usul Buka Keran Impor Gas Industri, Berpeluang Tekan Tarif AS

    Kemenperin Usul Buka Keran Impor Gas Industri, Berpeluang Tekan Tarif AS

    Jakarta

    Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengusulkan realisasi impor gas dari Amerika Serikat (AS) untuk mendukung kebutuhan industri dalam negeri. Langkah ini juga diharapkan dapat berdampak pada penurunan tarif impor AS hingga di bawah 19%.

    Adapun usulan impor ini selaras dengan keluhan para pelaku industri yang kerap kekurangan pasokan program gas murah atau Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT). Kondisi ini membuat para pelaku industri pengolahan harus membeli gas dengan harga pasar cukup tinggi, mencapai US$ 16,77 per MMBTU, sehingga menambah beban operasional.

    Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin, Sri Bimo Pratomo, mengatakan Amerika merupakan salah satu penghasil gas bumi terbesar di dunia. Saat ini harga gas di AS pada bulan Oktober ini rata-rata mencapai US$ 3,43 per MMBTU.

    Angka tersebut jauh di bawah harga pasaran gas RI, bahkan di bawah harga gas program HGBT yang mencapai US$ 7 per MMBTU. Sedangkan harga rata-rata mingguan untuk LNG kargo di Asia Timur sebesar US$ 11,35 per MMBTU, lalu di titik Title Transfer Facility (TTF) Belanda untuk Eropa sebesar US$ 11,14 per MMBTU.

    “Ini kita hubungkan dengan tarif resiprokal Trump. Kalau kita bisa, usulan Kemenperin, kalau bisa kita impor dari Amerika tentu nanti akan dapat timbal baliknya. Mungkin dari 19% ini bisa diturunkan lagi tarif resiprokal kita dari Amerika,” kata Bimo, dalam acara FGD di Menara Kadin, Jakarta Selatan, Selasa (7/10/2025).

    Menurutnya, usulan ini juga selaras dengan arahan dari Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian untuk meningkatkan impor produk-produk asal AS sebagai salah satu upaya untuk menurunkan tarif. Dengan langkah ini, Bimo menilai produk-produk asal RI bisa bersaing di AS dan industri dalam negeri juga turut diperkuat.

    Di samping itu, Bimo juga mengakui adanya penurunan volume HGBT dan jumlah industri yang mendapatkan alokasi gas murah itu sejak tahun 2021. Dalam Keputusan Menteri ESDM 76K/2025, volume HGBT hanya sebesar 57% dari volume HGBT Kepmen 91K/2021.

    Lalu berdasarkan bahan paparan yang disajikan Bimo, tercatat pada tahun 2021 alokasi HGBT mencapai 1.253,36 Billion British Thermal Units per Day (BBTUD) dengan realisasi 87,06%.

    Angkanya mengalami penurunan pada 2023 dengan alokasi 1.221,12 BBTUD dan realisasi 86,64%. Lalu pada tahun 2024, alokasinya anjlok menjadi hanya 890,24 BBTUD dan realisasinya di angka 82,43%.

    “Ini mungkin satu fakta juga, dari sisi suplainya sangat kurang sekali. Kemudian rendahnya serapan gas oleh industri pengguna ini umumnya kalau kami dapat laporan dari teman-teman industri ataupun asosiasi adanya fluktuasi harga di atas HGBT dan gangguan penyaluran oleh badan usaha niaga migas,” ujarnya.

    Bimo mengatakan, kondisi ini membuat industri tidak dapat beroperasi dengan maksimal dan tidak mencapai target produksi. Contohnya industri keramik, kini utilisasinya menurun jadi di bawah angka 60%.

    (shc/kil)

  • Apple Segera Buka Pre-Order iPhone 17, 17 Pro & 17 Air di Indonesia

    Apple Segera Buka Pre-Order iPhone 17, 17 Pro & 17 Air di Indonesia

    Bisnis.com, JAKARTA – Distributor resmi produk Apple di Indonesia (iBox, Era Space, hingga Digimap) segera membuka pemesanan awal (preorder) untuk seri iPhone teranyar, yaitu iPhone 17, iPhone 17 Air, dan iPhone 17 Pro, dan iPhone 17 Pro Max. 

    Keterangan preorder seri iPhone 17 disampaikan iBox, Era Space, dan Digimap melalui situs resmi mereka secara serentak mulai Sabtu (4/10/2025). 

    Berdasarkan pantauan Bisnis di website iBox Indonesia, distributor tersebut membuka sesi pendaftaran bagi konsumen yang ingin melakukan preorder iPhone 17, iPhone 17 Air, iPhone 17 Pro, dan iPhone 17 Pro Max.

    “Bersiap untuk preorder iPhone generasi terbaru. Daftar sekarang untuk mendapatkan informasi resmi hingga penawaran spesial seputar pre-order iPhone generasi terbaru hanya untukmu,” tulis iBox dalam situs resmi, Sabtu (4/10/2025). 

    Sebelum pemesanan preorder seri iPhone 17, iBox meminta konsumen untuk mengisi beberapa poin data pribadi, antara lain:

    1. Nama Lengkap

    2. Alamat Email

    3. No Handphone

    4. Varian iPhone yang diminati: iPhone 17, iPhone 17 Air, iPhone 17 Pro, atau iPhone 17 Pro Max.

    Nantinya, pembelian seri iPhone 17 dapat dilakukan secara online (melalui situs resmi atau e-commerce) yang telah ditunjuk serta online & pick up atau pesan online, ambil langsung di toko terdekat pilihan konsumen. 

    iBox juga telah menyematkan foto-foto produk iPhone 17, iPhone 17 Air, iPhone 17 Pro, atau iPhone 17 Pro Max di situs mereka. Sayangnya, label atau keterangan harga jual masih belum ditayangkan dan hanya ditulis ‘segera tersedia’. 

    Meski belum ada pengumuman resmi, namun melansir Antara, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan bahwa produk terbaru Apple tersebut bisa mulai dipasarkan di Indonesia pada awal Oktober 2025.

    Kepala Pusat Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) Kemenperin Heru Kustanto menyatakan bahwa pihak Apple sebelumnya sudah mengajukan berkas untuk memperoleh sertifikat tingkat komponen dalam negeri (TKDN) iPhone 17.

    Setelah mendapatkan sertifikat TKDN dari Kemenperin, pihak Apple akan mengantongi izin edar dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dan Perizinan Impor (PI) dari Kementerian Perdagangan.

    “Paling cepat tiga minggu. Awal Oktober barangnya sudah ada di Indonesia,” katanya dilansir dari Antara.

    Meski sudah ada kisi-kisi tentang jadwal peluncurannya, namun hingga kini belum ada prakiraan harga mengenai iPhone 17 series.

    Di pasar Amerika, iPhone 17 256GB dihargai 799 dolar atau sekitar Rp13 jutaan. Namun untuk pasar Indonesia, harga iPhone 17 series diprediksi lebih mahal.

    Pasalnya penjualan iPhone di Indonesia akan ditambah dengan pajak dan bea impor. Diprediksi harga penjualannya menyentuh angka Rp15-17 jutaan untuk seri paling rendah.

    Angka ini didapat dari pola-pola sebelumnya, di mana iPhone 15 memiliki harga Rp16 jutaan saat pertama kali dirilis di Indonesia.

    Kemudian iPhone 16 dibanderol harga mulai Rp14,9 juta saat mulai dijual resmi di Indonesia pada April 2025 lalu.

    Berikut daftar harga iPhone 17 series yang diperkenalkan di pasar global (AS) pada 9 September 2025

    iPhone 17

    iPhone 17 256GB: 799 dollar AS atau Rp13 jutaan
    iPhone 17 512GB: 999 dollar AS atau Rp 16,4 juta

    iPhone 17 Air

    iPhone 17 Air 256GB: 999 dollar AS atau Rp16,4 juta
    iPhone 17 Air 512GB: 1.199 dollar AS atau Rp19,7 juta
    iPhone 17 Air 1 TB: 1.399 dollar AS atau Rp23 juta

    iPhone 17 Pro

    iPhone 17 Pro 256GB: 1.099 dollar AS atau Rp18 jutaan
    iPhone 17 Pro 512GB: 1.299 dollar AS atau Rp21,3 juta
    iPhone 17 Pro 1 TB: 1.499 dollar AS atau Rp24,6 juta

    iPhone 17 Pro Max

    iPhone 17 Pro Max 256GB: 1.199 dollar AS atau Rp19,7 juta
    iPhone 17 Pro Max 512GB: 1.399 dollar AS atau Rp23 jutaan
    iPhone 17 Pro Max 1TB: 1.599 dollar AS atau Rp26,3 juta
    iPhone 17 Pro Max 2TB: 1.999 dollar AS atau Rp32,8 juta.

  • Kemenperin perkuat promosi jenama lokal pacu daya saing industri batik

    Kemenperin perkuat promosi jenama lokal pacu daya saing industri batik

    Penguatan branding batik menjadi sangat penting agar batik Indonesia semakin dikenal, diminati, dan memiliki daya saing kuat, baik di pasar domestik maupun internasional

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus melakukan promosi jenama (brand) batik daerah guna meningkatkan daya saing industri batik nasional di tengah ketatnya persaingan global.

    “Penguatan branding batik menjadi sangat penting agar batik Indonesia semakin dikenal, diminati, dan memiliki daya saing kuat, baik di pasar domestik maupun internasional,” ucap Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

    Sebagai upaya untuk memacu penguatan branding bagi pelaku IKM, Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin pada bulan lalu telah menyelenggarakan Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik (SNIKB) VII 2025.

    SNIKB VII 2025 hadir sebagai respons terhadap tantangan globalisasi serta pentingnya memperkuat posisi batik, bukan hanya sebagai warisan budaya bangsa, tetapi juga sebagai produk unggulan yang berdaya saing di pasar internasional.

    Kepala BSKJI Kemenperin Andi Rizaldi menyampaikan batik bukan sekadar produk tekstil, melainkan manifestasi seni, filosofi, dan peradaban yang telah mengakar kuat dalam identitas bangsa Indonesia.

    Andi menyampaikan, tantangan yang dihadapi industri batik saat ini tidaklah ringan. Batik harus mampu bersaing dengan produk tekstil dari negara lain serta menghadapi perubahan tren fesyen global yang sangat dinamis.

    Menurut Andi, untuk menjawab tantangan tersebut, strategi branding yang visioner dibutuhkan untuk memacu daya saing, dan guna mewujudkan hal ini pihaknya berkomitmen untuk memperkuat promosi jenama lokal.

    “Branding yang kuat tidak hanya berlaku bagi batik, tetapi juga untuk seluruh ekosistem industri kerajinan nasional yang merupakan tulang punggung perekonomian rakyat,” ujarnya.

    Kemenperin mencatat ekspor industri batik sudah mencapai 7,63 juta dolar AS pada triwulan I 2025. Ini berasal dari 214 sentra batik di 11 provinsi dari total 47 ribu unit usaha batik.

    Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Telkomsel Raih Penghargaan dari Kemenperin Berkat Inovasi “5G in The Box”

    Telkomsel Raih Penghargaan dari Kemenperin Berkat Inovasi “5G in The Box”

    Bisnis.com, JAKARTA – Telkomsel berhasil meraih Penghargaan Rintisan Teknologi Industri 2025 dari Kementerian Perindustrian Republik Indonesia dalam kategori Teknologi Jasa Industri, atas inovasi 5G in The Box. Penghargaan ini diumumkan dalam acara resmi yang diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) di Jakarta International Convention Center (17/9), bertepatan dengan agenda Indonesia 4.0 Conference and Expo 2025, sebagai bentuk apresiasi terhadap lebih dari 60 pelaku industri yang berhasil menghadirkan teknologi rintisan yang berdampak nyata bagi kemajuan industri nasional.

    Melalui unit bisnis Telkomsel Enterprise, Telkomsel menghadirkan beragam solusi digital yang dirancang untuk menjawab kebutuhan spesifik berbagai sektor bisnis. Jaringan andal Telkomsel kini dapat dimanfaatkan secara optimal oleh industri manufaktur, serta sektor lainnya seperti pertambangan, logistik, dan akselerasi digitalisasi kawasan industri, yang membutuhkan konektivitas privat, cepat, dan aman untuk mendukung operasional strategis dan efisiensi bisnis.

    Menanggapi kebutuhan tersebut, Telkomsel memperkenalkan inovasi 5G in The Box, perangkat jaringan seluler 4G/5G yang bersifat private, portable, independent, dan secure, serta dapat diimplementasikan secara cepat dan fleksibel di berbagai lokasi. Teknologi ini dirancang untuk menjawab tantangan keterbatasan infrastruktur yang diperlukan oleh pelaku industri untuk memiliki jaringan dengan jangkauan yang luas, andal dan aman, dengan fitur portable, edge computing terintegrasi, dan layanan jaringan prioritas dengan Enhanced Mobile Broadband, Ultra-Reliable Low Latency Communications, dan Massive Machine-Type Communications.

    Direktur Sales Telkomsel, Stanislaus Susatyo, menyatakan, “Penghargaan ini menjadi bukti nyata bahwa inovasi teknologi yang relevan dan berdampak dapat mempercepat transformasi digital industri Indonesia. ‘5G in The Box’ adalah wujud komitmen Telkomsel dalam mendukung hal tersebut, khususnya sektor Manufaktur, Pertambangan, serta Transportasi & Logistik, selaras dengan visi dan strategi utama Making Indonesia 4.0 dan visi Indonesia Emas 2045.”

    Inovasi 5G in The Box adalah perangkat jaringan seluler 4G/5G yang bersifat private, portable, independent, secure, dan dapat diimplementasikan cepat dan fleksibel di berbagai lokasi.

    Dengan mobilitas tinggi, solusi 5G in The Box sangat cocok untuk digunakan di lokasi pabrik, pergudangan, area pertambangan, wilayah terpencil, area rawan bencana, hingga acara berskala besar yang membutuhkan jaringan privat sementara. Solusi ini telah terbukti meningkatkan efisiensi operasional sektor logistik hingga 25% dengan mengurangi waktu proses pengiriman, mengurangi limbah dan biaya operasional secara substansial dengan meningkatkan pemanfaatan material hingga 80%, serta mendukung prinsip industri hijau dan berkontribusi positif terhadap lingkungan melalui pengurangan penggunaan kertas hingga 40%.

    “Melalui inovasi ‘5G in The Box’, Telkomsel memperkuat perannya sebagai mitra strategis bagi para pelaku industri dalam menghadirkan konektivitas yang andal, aman, dan fleksibel. Solusi ini kami hadirkan untuk menjawab kebutuhan bisnis yang terus berkembang, sekaligus mendukung keberlanjutan operasional dengan dampak yang nyata di sektor-sektor strategis seperti manufaktur, pertambangan, serta transportasi dan logistik,” tutup Satyo.

    Telkomsel, sebagai penyedia layanan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia, terus memperkuat posisinya dalam menghadirkan jaringan yang andal, cepat, dan aman, termasuk teknologi 5G yang kini telah menjangkau puluhan kota di seluruh Indonesia. Dengan lebih dari 3.000 BTS 5G yang telah beroperasi dan jutaan pelanggan yang telah menikmati layanan ini, Telkomsel berkomitmen untuk mendukung transformasi digital nasional secara inklusif dan berkelanjutan.

  • Inovasi 5G in The Box Telkomsel Sabet Penghargaan dari Kemenperin

    Inovasi 5G in The Box Telkomsel Sabet Penghargaan dari Kemenperin

    Jakarta, CNBC Indonesia – Telkomsel meraih Penghargaan Rintisan Teknologi Industri 2025 dari Kementerian Perindustrian dalam kategori Teknologi Jasa Industri, atas inovasi 5G in The Box. Penghargaan ini bertepatan dengan agenda Indonesia 4.0 Conference and Expo 2025, sebagai bentuk apresiasi terhadap lebih dari 60 pelaku industri yang berhasil menghadirkan teknologi rintisan berdampak bagi kemajuan industri nasional.

    Melalui unit bisnis Telkomsel Enterprise, Telkomsel menghadirkan beragam solusi digital yang dirancang untuk menjawab kebutuhan spesifik berbagai sektor bisnis. Jaringan andal Telkomsel kini dapat dimanfaatkan secara optimal oleh industri manufaktur, serta sektor lainnya seperti pertambangan, logistik, dan akselerasi digitalisasi kawasan industri, yang membutuhkan konektivitas privat, cepat, dan aman untuk mendukung operasional strategis dan efisiensi bisnis.

    Menanggapi kebutuhan tersebut, Telkomsel memperkenalkan inovasi 5G in The Box, perangkat jaringan seluler 4G/5G yang bersifat private, portable, independent, dan secure, serta dapat diimplementasikan secara cepat dan fleksibel di berbagai lokasi. Teknologi ini dirancang untuk menjawab tantangan keterbatasan infrastruktur yang diperlukan oleh pelaku industri untuk memiliki jaringan dengan jangkauan yang luas, andal dan aman, dengan fitur portable, edge computing terintegrasi, dan layanan jaringan prioritas dengan Enhanced Mobile Broadband, Ultra-Reliable Low Latency Communications, dan Massive Machine-Type Communications.

    “Penghargaan ini menjadi bukti bahwa inovasi teknologi yang relevan dan berdampak dapat mempercepat transformasi digital industri Indonesia. ‘5G in The Box’ adalah komitmen Telkomsel dalam mendukung hal tersebut, khususnya sektor manufaktur, pertambangan, serta transportasi dan logistik, selaras dengan visi dan strategi utama Making Indonesia 4.0 dan visi Indonesia Emas 2045,” ungkap Direktur Sales Telkomsel, Stanislaus Susatyo, dikutip Kamis (2/10/2025).

    Dia menjelaskan solusi 5G in The Box cocok untuk digunakan di lokasi pabrik, pergudangan, area pertambangan, wilayah terpencil, area rawan bencana, hingga acara berskala besar yang membutuhkan jaringan privat sementara. Solusi ini terbukti meningkatkan efisiensi operasional sektor logistik hingga 25% dengan mengurangi waktu proses pengiriman, mengurangi limbah dan biaya operasional secara substansial dengan meningkatkan pemanfaatan material hingga 80%, serta mendukung prinsip industri hijau dan berkontribusi positif terhadap lingkungan melalui pengurangan penggunaan kertas hingga 40%.

    “Melalui inovasi ‘5G in The Box’, Telkomsel memperkuat perannya sebagai mitra strategis bagi para pelaku industri dalam menghadirkan konektivitas yang andal, aman, dan fleksibel. Solusi ini kami hadirkan untuk menjawab kebutuhan bisnis yang terus berkembang, sekaligus mendukung keberlanjutan operasional dengan dampak yang nyata di sektor-sektor strategis seperti manufaktur, pertambangan, serta transportasi dan logistik,” tutur Satyo.

    “Telkomsel, sebagai penyedia layanan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia, terus memperkuat posisinya dalam menghadirkan jaringan yang andal, cepat, dan aman, termasuk teknologi 5G yang kini menjangkau puluhan kota di seluruh Indonesia. Dengan lebih dari 3.000 BTS 5G yang beroperasi dan jutaan pelanggan yang menikmati layanan ini, Telkomsel berkomitmen untuk mendukung transformasi digital nasional secara inklusif dan berkelanjutan,” tambahnya.

    (rah/rah)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Inovasi 5G In The Box Telkomsel Raih Penghargaan dari Kemenperin

    Inovasi 5G In The Box Telkomsel Raih Penghargaan dari Kemenperin

    Jakarta

    Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memberikan penghargaan Rintisan Teknologi Industri 2025 kepada Telkomsel dalam kategori Teknologi Jasa Industri, atas inovasi 5G in The Box. Penghargaan ini diumumkan dalam acara resmi di Jakarta International Convention Center, Rabu (17/9).

    Kegiatan ini bertepatan dengan agenda Indonesia 4.0 Conference and Expo 2025, sebagai bentuk apresiasi terhadap lebih dari 60 pelaku industri yang berhasil menghadirkan teknologi rintisan yang berdampak nyata bagi kemajuan industri nasional.

    Direktur Sales Telkomsel Stanislaus Susatyo menyebutkan penghargaan tersebut adalah bukti nyata bahwa inovasi teknologi yang relevan dan berdampak dapat mempercepat transformasi digital industri Indonesia.

    “‘5G in The Box’ adalah wujud komitmen Telkomsel dalam mendukung hal tersebut, khususnya sektor Manufaktur, Pertambangan, serta Transportasi & Logistik, selaras dengan visi dan strategi utama Making Indonesia 4.0 dan visi Indonesia Emas 2045.” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (2/10/2025).

    Telkomsel melalui unit bisnis Telkomsel Enterprise menghadirkan beragam solusi digital untuk berbagai sektor. Jaringan andal yang dimiliki kini dapat dimanfaatkan oleh industri manufaktur, pertambangan, logistik, hingga kawasan industri yang membutuhkan konektivitas privat, cepat, dan aman.

    Untuk menjawab kebutuhan tersebut, Telkomsel meluncurkan inovasi 5G in The Box. Teknologi ini berupa perangkat jaringan 4G/5G yang private, portable, independent, dan secure, serta dapat diimplementasikan secara cepat dan fleksibel di berbagai lokasi.

    Fitur di dalamnya mencakup portable network, edge computing terintegrasi, hingga layanan jaringan prioritas. Dengan begitu, pelaku industri bisa mendapatkan jaringan luas, andal, dan aman melalui layanan eMBB, URLLC, dan mMTC.

    Dengan mobilitas tinggi, 5G in The Box cocok digunakan di pabrik, gudang, area tambang, wilayah terpencil, daerah rawan bencana, hingga acara berskala besar. Solusi ini bahkan terbukti meningkatkan 25% efisiensi sektor logistik dan mengurangi biaya operasional dengan peningkatan pemanfaatan material hingga 80%.

    Selain itu, inovasi ini juga mendukung prinsip industri hijau. Dampaknya terlihat dari pengurangan penggunaan kertas hingga 40%, yang berkontribusi positif terhadap kelestarian lingkungan.

    Satyo menambahkan, melalui ‘5G in The Box’, Telkomsel memperkuat perannya sebagai mitra strategis bagi para pelaku industri dalam menghadirkan konektivitas yang andal, aman, dan fleksibel.

    “Solusi ini kami hadirkan untuk menjawab kebutuhan bisnis yang terus berkembang, sekaligus mendukung keberlanjutan operasional dengan dampak yang nyata di sektor-sektor strategis seperti manufaktur, pertambangan, serta transportasi dan logistik,” pungkasnya.

    Telkomsel terus memperkuat jaringan 5G yang kini telah menjangkau puluhan kota di Indonesia. Dengan lebih dari 3.000 BTS 5G aktif dan jutaan pelanggan, Telkomsel berkomitmen mendorong transformasi digital nasional secara inklusif dan berkelanjutan.

    (anl/ega)