Kementrian Lembaga: kemenparekraf

  • Sandiaga Uno instruksikan relawannya menangkan RIDO 

    Sandiaga Uno instruksikan relawannya menangkan RIDO 

    Jakarta (ANTARA) – Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menginstruksikan relawan Rumah SandiUno Indonesia (RSI) untuk memenangkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) di Pilkada Jakarta 2024.

    “Perintah Pak Sandi adalah kami mendukung dan memenangkan pasangan RIDO. Karena itu, dalam waktu yang singkat ini, dengan pengalaman kami di Pilgub 2016-2017, akan terulang kembali,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) RSI, Denny H. Suryo Prabowo dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

    RSI adalah salah satu relawan yang turut mengantarkan pasangan Anies Rasyid Baswedan dan Sandiaga Salahuddin Uno menjadi gubernur dan wakil gubernur Jakarta 2017-2022.

    “Kalau kami sudah hadir, Pak Sandi Uno juga pasti hadir. Karena beliau adalah ketua dewan pembina kami. Secara konkret itu nanti Pak Sandi sendiri yang akan terjun. Tentu kami dari simpul beliau akan turun langsung dan besok juga akan mulai bergerak,” ujarnya.

    Sementara itu, cagub DKI Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil mengatakan bahwa saat ini pasangan RIDO memiliki dua tokoh yang berpengalaman sebagai wakil gubernur di era Anies, yakni Sandiaga Uno dan Ahmad Riza Patria atau Ariza.

    Keduanya, merupakan sosok yang sudah terbukti mampu menjalankan tugas sebagai pemimpin di Jakarta.

    Ariza menyertai pasangan Ridwan Kamil-Suswono sejak awal. Dia kini menjadi Ketua Tim Pemenangan pasangan RIDO .

    Sementara Sandi Uno dan relawan RSI secara tegas menyatakan bergerak dan bekerja keras memenangkan RIDO pada hari pemilihan 27 November 2024.

    Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta telah menetapkan paslon Ridwan Kamil-Suswono nomor urut 1, Dharma Pongrekun-Kun Wardana nomor urut 2 dan Pramono Anung-Rano Karno nomor urut 3 pada Pilkada DKI Jakarta.

    Pewarta: Syaiful Hakim
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2024

  • Mengenal Marit yang Mencari Berkah di Upacara Labuh Sesaji Yadnya Kasada
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        21 November 2024

    Mengenal Marit yang Mencari Berkah di Upacara Labuh Sesaji Yadnya Kasada Surabaya 21 November 2024

    Mengenal Marit yang Mencari Berkah di Upacara Labuh Sesaji Yadnya Kasada
    Editor
    KOMPAS.com –

    Yadnya Kasada
    adalah salah satu upacara adat suku Tengger yang dilakukan setiap tahun di
    Gunung Bromo
    .
    Upacara Yadnya Kasada dilakukan setiap bulan Kasada hari ke-15 dalam penanggalan tradisional suku Tengger.
    Dalam ritualnya, terdapat prosesi ngelabuh atau melempar sesaji atau ongkek ke kawah Gunung Bromo sebagai bentuk persembahan.
    Sesaji yang dilempar ke dalam kawah sangat beragam, bisa berupa hasil bumi, hewan ternak, dan juga uang.
    Disinilah dapat terlihat sebuah kearifan lokal, di mana para
    Marit
    berusaha mencari berkah dari sesaji yang dilemparkan.
    Marit adalah sebutan bagi orang-orang yang sengaja mengumpulkan barang-barang atau sesaji (ongkek) yang dilabuh dengan cara dilempar ke kawah Gunung Bromo pada upacara Yadnya Kasada.
    Keberadaan para Marit ini cukup mencuri perhatian karena mereka akan terlihat bersiap di bibir kawah menanti sesaji untuk dilemparkan.
    Beberapa orang yang melihatnya mungkin akan merasa ngeri, karena para Marit ini berpijak di dinding kawah yang miring dan terjal seperti tengah menantang maut.
    Terlebih ketika sesaji mulai dilempar, para Marit akan mulai berlarian untuk mengambil atau menangkapnya seperti tanpa rasa takut.
    Bahkan ada juga Marit yang sengaja membawa jaring yang dipasang pada tongkat atau bambu yang panjang sebagai alat bantu.
    Para Marit yang berasal dari sekitar wilayah Bromo biasanya sudah datang sejak sehari sebelum acara dilaksanakan.
    Mereka akan bermalam dengan membuat tenda darurat di dekat bibir kawah, di dekat beton pembatas yang sudah dipasang oleh petugas.
    Setelah upacara ngelabuh dilakukan, para Marit juga masih terlihat hingga siang hari untuk mengais sesaji yang bisa dibawa pulang.
    Selain menangkap sesaji yang dilempar ke kawah, para Marit ini juga ada yang mengais rezeki di pelataran Astana yang berada tepat sebelum anak tangga menuju kawah Gunung Bromo.
    Hal ini karena ada beberapa warga suku Tengger yang menyuguhkan sesaji di Astana, sehingga ada juga Marit yang berburu rezeki di sana.
    Meski aksi Marit saat mengambil sesaji di tepi kawah terlihat berbahaya, namun ternyata di balik itu mereka memegang keyakinan bahwa ada yang melindunginya.
    Dikutip dari laman Pemkab Probolinggo, sebagian besar dari Marit percaya dan yakin bahwa mereka mendapatkan perlindungan dari Sang Hyang Widhi dan para leluhurnya.
    Sehingga tidak heran jika para Marit tetap berani dan tak bergeming walaupun dalam kondisi hujan bahkan erupsi sekalipun.
    Hal ini seperti diungkap salah satu Marit, Agus Sugianto yang berasal dari Pasuruan.
    “Ndak pernah takut jatuh atau celaka, karena kami yakin dijaga oleh Mbah Bromo. Karena sebelumnya kami juga selalu meminta ijin terlebih dahulu untuk mencari rezeki yang halal dan barokah di sekitar kawah Bromo,” ungkapnya.
    Saat itu, ia sudah tujuh tahun menjalani profesi sebagai Marit pada setiap Yadnya Kasada.
    Selama itu pula Agus mengaku tidak pernah tergelincir atau terjatuh yang kemudian dapat mencelakainya.
    Dikutip dari SuryaMalang.com, sebenarnya ada beberapa aturan yang harus dipatuhi Marit pada saat mengambil sesaji di kawah Gunung Bromo.
    Yang pertama, sesaji yang dilempar peserta upacara harus menyentuh tanah dulu sebelum bisa diambil.
    Berikutnya, Marit tidak boleh berebut atau meminta sesaji kepada peserta upacara sebelum prosesi larung.
    Aktivitas para Marit ini memang seperti telah menjadi kearifan lokal yang ditemukan pada upacara Yadnya Kasada.
    Dilansir dari Antara (17/06/2022), Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Probolinggo, Bambang Suprapto menjelaskan bahwa keberadaan Marit memang sangat lekat dengan Yadnya Kasada yang dilakukan masyarakat Tengger di Gunung Bromo.
    “Marit sudah ada seiring dengan adanya ritual Yadnya Kasada karena masyarakat Tengger secara turun temurun juga meyakini setiap sesaji yang sudah dilabuh itu juga memiliki berkah tersendiri, terlebih lagi yang berupa hasil bumi,” katanya.
    Beberapa hasil bumi yang didapat oleh Marit memang kemudian ditanam kembali di ladang dengan kepercayaan bahwa hasil panennya akan lebih baik dari tahun sebelumnya.
    Hal ini sesuai keyakinan warga suku Tengger, bahwa keberkahan dari japa mantra yang sebelumnya dibacakan oleh para Rama dukun sebelum sesaji di labuh di kawah Gunung Bromo salah satunya adalah pengharapannya atas kesuburan bumi.
    Lebih lanjut, menurut Bambang halyang dilakukan Marit bukanlah usaha untuk mencari keuntungan dengan mengumpulkan sesaji sebanyak-banyaknya.
    Menurutnya sesaji yang didapat Marit bukan untuk dimakan atau dijual, melainkan untuk dikembangkan lagi.
    Terkait aktivitas Marit pada upacara Yadnya Kasada, Bambang juga memberikan sedikit himbauan.
    Salah satunya adalah agar Marit menjaga etika karena seharusnya labuh sesaji itu baru boleh diambil ketika sudah menyentuh tanah.
    Sehingga sesaji yang dilempar oleh peserta upacara tidak direbut dan dipaksakan, apalagi sampai harus membuat alat berupa jaring tangkap dan sebagainya.
    Bambang juga menjelaskan bahwa himbauan ini sebenarnya sudah sering disampaikan atau diinformasikan, hanya saja beberapa orang seperti tidak menghiraukan.
    Walau begitu Bambang tetap berharap bahwa keberadaan Marit ini menjadi penanda berkahnya perayaan Yadnya Kasada.
    Sumber:

    kemenparekraf.go.id
      

    repositori.kemdikbud.go.id
     

    referensi.data.kemdikbud.go.id
       

    probolinggokab.go.id
      

    suryamalang.tribunnews.com
     

    jatim.tribunnews.com
      
     
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Fesbul 2024, Film Pendek Indonesia Menuju Panggung Dunia

    Fesbul 2024, Film Pendek Indonesia Menuju Panggung Dunia

    Jakarta: Malam Anugerah Festival Bulanan (Fesbul) 2024 yang digelar di The Ballroom, Djakarta Theatre XXI, Minggu, 17 November 2024, menjadi momentum gemilang bagi sineas film pendek Indonesia. Ajang ini menegaskan film pendek merupakan bagian penting dari ekonomi kreatif dan berpotensi besar menjadi pilar ekonomi nasional.

    Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamenekraf), Irene Umar, dalam sambutannya menekankan nilai tak ternilai dari kreativitas para sineas.

    “Harga sebuah kreativitas itu tidak ternilai. Produk ekonomi kreatif, seperti film pendek, mencerminkan kerja keras yang layak diapresiasi. Pemerintah akan terus memberikan platform untuk mendukung karya-karya ini agar mampu bersaing secara global,” ujar Irene disambut tepuk tangan meriah dari para sineas dan undangan.

    Irene Umar juga mendorong sineas untuk terus berinovasi dan mengedepankan prinsip berkelanjutan, yaitu profit, people, and planet.

    “Film pendek memiliki peran penting dalam menyampaikan pesan dan menjadi sumber mata pencaharian. Saya berharap sineas Indonesia berani mengambil kesempatan ini untuk tampil di panggung global,” tambahnya.

    Di tempat yang sama, Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Fabien Penone, turut mengapresiasi capaian ini. Ia menyebut perfilman adalah salah satu prioritas hubungan bilateral Indonesia dan Prancis.

    “Film pendek Indonesia menunjukkan keberagaman dan kreativitas yang luar biasa. Kehadirannya di Clermont-Ferrand International Short Film Festival membuktikan bahwa sineas Indonesia sudah setara dengan sineas dunia,” ungkap Fabien.

    Malam Anugerah Fesbul 2024 dimeriahkan oleh berbagai penampilan, mulai dari video Fesbul Rewind, tari tradisional, hingga pertunjukan musik dari Lightcraft, Allstar, dan Float. Acara ini juga dihadiri sejumlah aktor dan aktris terkenal, seperti Morgan Oey, Marissa Anita, Asmara Abigail, dan Emir Mahira.

    Pendiri Fesbul, Abdul Manaf, menyampaikan harapannya agar industri film pendek terus mendapatkan perhatian dan dukungan.

    “Industri film pendek itu seperti roller coaster, penuh tantangan. Tapi tetaplah percaya dunia film adalah masa depan yang menjanjikan,” ujarnya.

    Malam itu, Fesbul 2024 tidak hanya menjadi panggung penghargaan, tetapi juga pengakuan atas semangat dan dedikasi sineas Indonesia.

    Fesbul bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), telah berlangsung sejak 2021. Program bertujuan menemukan film pendek terbaik dari sepuluh lokasi fokus (lokus) di seluruh Indonesia. Dari 1.905 film pendek yang terkumpul, dipilih 20 finalis untuk bersaing menuju lima terbaik.

    Ajang ini telah membawa film pendek Indonesia ke panggung internasional, termasuk The Cannes Film Festival 2023 dan Clermont-Ferrand International Short Movie Festival 2024. Pada edisi tahun ini, lima film pendek terbaik diumumkan sebagai berikut:

    Last Chicken on Earth – Produksi Cinemahameru (Lokus 3: DKI Jakarta, Jawa Timur)
    Realita Merajut Cita – Produksi Prodi Film & Televisi UPI (Lokus 2: Banten, Jawa Barat)
    No UFO Sightings in a Third World Country – Produksi Sunshower Films (Lokus 9: Aceh, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Sumatera Barat)
    In the Never Ending Whirl of a Reel – Produksi Never-Ending Pictures (Lokus 3: DKI Jakarta, Jawa Timur)
    Kontapati – Produksi Asaloka Films (Lokus 1: DI Yogyakarta, Jawa Tengah).

    Jakarta: Malam Anugerah Festival Bulanan (Fesbul) 2024 yang digelar di The Ballroom, Djakarta Theatre XXI, Minggu, 17 November 2024, menjadi momentum gemilang bagi sineas film pendek Indonesia. Ajang ini menegaskan film pendek merupakan bagian penting dari ekonomi kreatif dan berpotensi besar menjadi pilar ekonomi nasional.
     
    Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamenekraf), Irene Umar, dalam sambutannya menekankan nilai tak ternilai dari kreativitas para sineas.
     
    “Harga sebuah kreativitas itu tidak ternilai. Produk ekonomi kreatif, seperti film pendek, mencerminkan kerja keras yang layak diapresiasi. Pemerintah akan terus memberikan platform untuk mendukung karya-karya ini agar mampu bersaing secara global,” ujar Irene disambut tepuk tangan meriah dari para sineas dan undangan.
    Irene Umar juga mendorong sineas untuk terus berinovasi dan mengedepankan prinsip berkelanjutan, yaitu profit, people, and planet.
     
    “Film pendek memiliki peran penting dalam menyampaikan pesan dan menjadi sumber mata pencaharian. Saya berharap sineas Indonesia berani mengambil kesempatan ini untuk tampil di panggung global,” tambahnya.
     
    Di tempat yang sama, Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Fabien Penone, turut mengapresiasi capaian ini. Ia menyebut perfilman adalah salah satu prioritas hubungan bilateral Indonesia dan Prancis.
     
    “Film pendek Indonesia menunjukkan keberagaman dan kreativitas yang luar biasa. Kehadirannya di Clermont-Ferrand International Short Film Festival membuktikan bahwa sineas Indonesia sudah setara dengan sineas dunia,” ungkap Fabien.
     
    Malam Anugerah Fesbul 2024 dimeriahkan oleh berbagai penampilan, mulai dari video Fesbul Rewind, tari tradisional, hingga pertunjukan musik dari Lightcraft, Allstar, dan Float. Acara ini juga dihadiri sejumlah aktor dan aktris terkenal, seperti Morgan Oey, Marissa Anita, Asmara Abigail, dan Emir Mahira.
     
    Pendiri Fesbul, Abdul Manaf, menyampaikan harapannya agar industri film pendek terus mendapatkan perhatian dan dukungan.
     
    “Industri film pendek itu seperti roller coaster, penuh tantangan. Tapi tetaplah percaya dunia film adalah masa depan yang menjanjikan,” ujarnya.
     
    Malam itu, Fesbul 2024 tidak hanya menjadi panggung penghargaan, tetapi juga pengakuan atas semangat dan dedikasi sineas Indonesia.
     
    Fesbul bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), telah berlangsung sejak 2021. Program bertujuan menemukan film pendek terbaik dari sepuluh lokasi fokus (lokus) di seluruh Indonesia. Dari 1.905 film pendek yang terkumpul, dipilih 20 finalis untuk bersaing menuju lima terbaik.
     
    Ajang ini telah membawa film pendek Indonesia ke panggung internasional, termasuk The Cannes Film Festival 2023 dan Clermont-Ferrand International Short Movie Festival 2024. Pada edisi tahun ini, lima film pendek terbaik diumumkan sebagai berikut:

    Last Chicken on Earth – Produksi Cinemahameru (Lokus 3: DKI Jakarta, Jawa Timur)
    Realita Merajut Cita – Produksi Prodi Film & Televisi UPI (Lokus 2: Banten, Jawa Barat)
    No UFO Sightings in a Third World Country – Produksi Sunshower Films (Lokus 9: Aceh, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Sumatera Barat)
    In the Never Ending Whirl of a Reel – Produksi Never-Ending Pictures (Lokus 3: DKI Jakarta, Jawa Timur)
    Kontapati – Produksi Asaloka Films (Lokus 1: DI Yogyakarta, Jawa Tengah).

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ALB)

  • Mengenal Upacara Adat Malabot Tumbe, Tradisi Unik di Banggai Sulawesi Tengah

    Mengenal Upacara Adat Malabot Tumbe, Tradisi Unik di Banggai Sulawesi Tengah

    Liputan6.com, Banggai – Masyarakat Adat Batui di Kabupaten Banggai, Luwuk, Sulawesi Tengah, memiliki tradisi unik yang rutin digelar setiap tahun. Adalah upacara adat malabot tumbe yang bakal kembali digelar pada 1-4 Desember 2024.

    Mengutip dari eventdaerah.kemenparekraf.go.id, tradisi ini berupa aktivitas mengirimkan telur burung maleo sebagai simbol kehadiran dan keberlanjutan budaya mereka. Masyarakat Adat Batui di Kabupaten Banggai mengirimkan telur burung maleo tersebut ke Kerajaan Banggai di Banggai.

    Tradisi ini melibatkan tiga kabupaten sekaligus, yakni Kabupaten Banggai Laut, Kabupaten Banggai, dan Kabupaten Banggai Kepulauan. Adapun pusat adat pengantaran telur burung maleo berlangsung di Keraton Kerajaan Banggai.

    Keraton Kerajaan Banggai terletak di Kabupaten Banggai Laut. Umumnya, acara ini akan dihadiri oleh seluruh elemen masyarakat setempat.

    Acara semakin meriah karena dihadiri oleh pemangku adat, pemangku pemerintahan, dan pelajar dari seluruh Kabupaten Banggai Laut. Upacara tersebut juga diramaikan dengan berbagai kegiatan, termasuk pergelaran musik tradisional baode, ridan, dan toluni.

    Bukan itu saja, acara semakin meriah dengan kegitan seru memancing tradisional. Ada pula karnaval bakar ikan.

    Upacara ini sebenarnya digelar sebagai bentuk syukur atas panen telur burung maleo. Upacara ini sekaligus menjadi momen untuk saling mempererat tali persaudaraan.

    Upacara dilakukan dengan cara mengumpulkan telur burung maleo oleh perangkat adat. Selanjutnya, telur yang dibungkus daun pohon palem tersebut dibawa dan diarak ke rumah ketua adat dengan iringan genderang dan dikawal oleh pasukan adat.

    Setelah tiba di Kerajaan Banggai, telur-telur tersebut akan dibagikan kepada keluarga Kerajaan yang berhak.

    Upacara adat malabot tumbe yang telah dilakukan secara turun temurun sejak zaman Kerajaan Banggai ini hingga kini masih dipegang teguh oleh masyarakat Adat Batui dan Banggai. Tradisi ini bahkan telah ditetapkan sebagai warisan budaya sejak 2015.

    Tak hanya sebagai kekayaan budaya setempat, upacara adat malabot tumbe juga mampu mempererat hubungan antar-kabupaten. Masyarakat setempat pun senantiasa mampu melestarikan nilai-nilai tradisional berkat adanya tradisi ini.

     

    Penulis: Resla

  • Rekomendasi Wisata Pantai di Mamuju

    Rekomendasi Wisata Pantai di Mamuju

    Liputan6.com, Mamuju – Mamuju di Sulawesi Barat memiliki keindahan pantai dan laut yang luar biasa. Berwisata ke Mamuju akan memberikan pengalaman menyenangkan dan tak terlupakan.

    Bagi para pencinta pulau eksotis dan pantai dengan laut biru, Mamuju menjadi destinasi yang tepat. Selain itu, Mamuju juga menawarkan wisata edukasi di hutan mangrove. Mengutip dari eventdaerah.kemenparekraf.go.id, berikut rekomendasi wisata pantai Mamuju:

    1. Pulau Karampuang

    Pulau Karampuang berlokasi di Kecamatan Simboro Kepulauan, Pulau Karampuang. Untuk sampai ke sini, wisatawan bisa menggunakan perahu motor.

    Pulau ini menjadi salah satu pulau eksotis yang populer di kalangan wisatawan. Salah satu daya tariknya adalah keindahan terumbu karang bawah lautnya. Wisatawan juga bisa melakukan berbagai aktivitas seru, salah satunya scuba diving sambil menikmati keindahan bawah laut Pulau Karampuang.

    2. Pantai Manakarra

    Pantai Manakarra terletak di Jalan Yos Sudarso, Kota Mamuju. Destinasi wisata populer ini bisa diakses tanpa biaya alias gratis. Pantai ini menjadi tempat terbaik menikmati momen matahari terbenam di Mamuju.

    3. Pantai Ujung Bulo

    Pantai Ujung Bulo juga menjadi salah satu lokasi wisata terbaik untuk melihat eksotisme Mamuju. Pantai Ujung Bulo menawarkan kejernihan air laut berwarna biru yang memanjakan mata.

    Menariknya lagi, keindahan pantai ini didukung oleh deretan perbukitan hijau di sekitar pantai. Pantai Ujung Bulo juga dilengkapi dengan warung makan dan gazebo. Beberapa menu makanan yang bisa dicoba, di antaranya ikan, udang, kerang laut, dan aneka seafood lainnya.

    4. Wisata Mangrove Saluleang Bebanga

    Wisata mangrove di Saluleang bisa menjadi alternatif wisata pantai di Mamuju. Destinasi wisata yang berlokasi di Kelurahan Bebanga ini menawarkan wisata hutan mangrove yang asri.

    Tak hanya sebagai destinasi wisata, keberadaan wisata mangrove Saluleang ini juga menjadi salah satu cara yang dilakukan masyarakat untuk menjaga kelestarian alam laut. Destinasi wisata ini juga menjadi sarana edukasi yang memungkinkan wisatawan untuk belajar lebih dalam tentang mangrove.

     

    Penulis: Resla

  • Rekomendasi Wisata Pantai di Kepulauan Bangka Belitung

    Rekomendasi Wisata Pantai di Kepulauan Bangka Belitung

    Liputan6.com, Bangka Belitung – Sudah bukan rahasia lagi bahwa pantai di Kepulauan Bangka Belitung memang menyimpan eksotisme pemandangan yang menghipnotis. Kepulauan Bangka Belitung yang pernah menjadi lokasi syuting film Laskar Pelangi ini memiliki deretan pantai indah yang sayang untuk dilewatkan.

    Keindahan alam dan kawasan pantai di sini memang menjadi daya tarik bagi wisawatan lokal maupun mancanegara. Mengutip dari eventdaerah.kemenparekraf.go.id, berikut rekomendasi wisata pantai Bangka Belitung:

    1. Pantai Tanjung Kalian

    Pantai Tanjung Kalian berlokasi di Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung. Pantai ini memiliki keunikan berupa obyek bersejarah kapal perang.

    Kapal perang yang kandas di era Perang Dunia II tersebut menjadi daya tarik tersendiri di pantai ini. Selain itu, ada juga mercusuar setinggi 65 meter yang telah berdiri sejak 1862.

    2. Pantai Tanjung Tinggi

    Pantai Tanjung Tinggi berlokasi di Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung, Bangka Belitung. Pantai ini pernah menjadi salah satu lokasi syuting film Laskar Pelangi.

    Popularitas Pantai Tanjung Tinggi pun semakin melejit di kalangan wisatawan. Pantai ini menyuguhkan keindahan karang laut yang banyak ditemukan di sekitar area pantai.

    Menariknya lagi, wisatawan bisa berkesempatan menemukan ikan-ikan kecil yang berenang di antara karang saat bermain di pinggir pantai. Pantai ini memiliki ombak lautan yang tenang, sehingga sangat cocok untuk berbagai kegiatan, mulai dari berenang, snorkeling, atau berkeliling dengan perahu.

    3. Pulau Batu Berlayar

    Pulau Batu Berlayar menawarkan pemandangan wisata pantai yang menarik. Sesuai namanya, di pulau ini terdapat batu granit berukuran besar yang menjadi daya tarik utama.

    Saat laut sedang pasang, batu-batuan granit tersebut seolah terlihat sedang berlayar. Adapun saat surut, batu-batuan dan pasir terlihat begitu jelas dan bisa dikunjungi wisatawan secara langsung.

    4. Pantai Tanjung Kelayang

    Satu lagi destinasi wisata pantai di Kepulauan Bangka Belitung yang tak boleh dilewatkan, yakni Pantai Tanjung Kelayang. Kawasan ini mempunyai pesona keindahan pasir putih yang menawan. Kawasan perairan di sekitar Tanjung Kelayang memiliki ombak laut yang tenang, sehingga cocok untuk berenang, snorkeling, atau berperahu.

     

    Penulis: Resla

  • Rekomendasi Wisata Sejarah di Surabaya

    Rekomendasi Wisata Sejarah di Surabaya

    Liputan6.com, Surabaya – Kota Surabaya menjadi salah satu destinasi tepat bagi wisatawan yang ingin berwisata sejarah. Sebagai kota yang memegang peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, Kota Pahlawan ini memiliki banyak spot wisata sejarah yang wajib dikunjungi.

    Beberapa situs bersejarah di Surabaya menyimpan makna dan sejarah mendalam, sehingga mampu menambah wawasan para wisatawan. Mengutip dari kemenparekraf.go.id, berikut rekomendasi wisata sejarah Surabaya:

    1. Gedung Internatio

    Gedung Internatio berlokasi di Krembangan Selatan, Kota Surabaya. Lokasinya tak jauh dari Jembatan Merah.  

    Dahulu, gedung ini bernama Internationale Crediet-en Handels-Vereeniging. Tempat ini merupakan tempat pengelolaan perdagangan di era kolonial Belanda.

    Gedung Internatio juga pernah menjadi markas tentara sekutu saat awal datang ke Surabaya. Pada 30 Oktober 1945, gedung ini menjadi lokasi baku tembak dengan rakyat Surabaya yang menjadi awal peristiwa besar 10 November 1945.

    2. Gedung Siola

    Gedung Siola berlokasi di Jalan Tunjungan, Kecamatan Genteng, Surabaya. Pada 2015, gedung ini resmi ditetapkan sebagai museum di Surabaya.

    Gedung Siola merupakan salah satu saksi sejarah pertempuran 10 November 1945. Awalnya, bangunan ini digunakan sebagai lokasi perusahaan tekstil terkenal milik investor Inggris yang dibangun pada 1877.

    Selanjutnya, gedung ini sempat diambil alih oleh pihak Jepang dan berganti nama menjadi Toko Chiyoda. Pada 10 November 1945, gedung ini dijadikan markas pertahanan arek-arek Surabaya.

    Setelah perang berakhir, gedung ini sempat terbengkalai. Kemudian pada 1950, Presiden Soekarno menjadikan gedung ini sebagai salah satu aset Pemerintah Kota Surabaya.

    3. Hotel Majapahit

    Hotel Majapahit berlokasi di Jalan Tunjungan No.65, Genteng, Surabaya. Bangunan hotel ini menjadi saksi sejarah penting.

    Pada 19 September 1945, hotel ini menjadi tempat perobekan warna biru di bendera Belanda menjadi bendera Merah Putih. Awalnya, hotel ini bernama L.M.S Hotel yang didirikan pada 1910 oleh Sarkies bersaudara.

    Hotel ini mengalami pergantian nama beberapa kali, mulai dari Hotel Oranje, Hotel Yamato, Hotel Hoteru, hingga kini menjadi Hotel Majapahit. Saat ini, Hotel Majapahit telah ditetapkan sebagai bangunan Cagar Budaya Nasional oleh Kemendikbud.

    4. Jembatan Merah

    Jembatan Merah bukanlah jembatan wisata biasa. Jembatan ini menjadi saksi perjuangan rakyat Surabaya saat berperang melawan musuh dalam peristiwa 10 November 1945.

    Jembatan Merah berada tepat di atas Kali Mas. Jembatan ini menjadi penghubung daerah Surabaya bagian timur dan barat yang dibuat pada era Jenderal Daendels.

     

  • Prabowo Minta Harga Tiket Pesawat Turun jelang Libur Nataru

    Prabowo Minta Harga Tiket Pesawat Turun jelang Libur Nataru

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto meminta kepada jajaran kementerian agar harga tiket pesawat bisa turun sebelum libur Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025.

    Hal itu disampaikan oleh Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenparekraf, Dwi Marhen Yono.

    “Jadi, kemarin Pak Presiden mintanya, pokoknya Nataru sudah harus ada penurunan [harga tiket pesawat], bagaimanapun upayanya,” ujar Marhen saat ditemui di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (16/11/2024).

    Lebih lanjut dia mengatakan, seluruh jajaran kementerian saat ini tengah menyusun formulasi harga tiket pesawat agar menguntungkan semua pihak, baik pelanggan maupun pihak maskapai.

    Sebab, menurutnya, para perusahaan maskapai penerbangan saat ini tengah berupaya menambal utang yang cukup besar sejak pandemi Covid-19, sehingga jika harga tiket dipangkas terlalu banyak akan membebani maskapai.

    “Sedangkan masyarakat ketika harga tiket ini terlalu tinggi juga enggak happy lah. Jadi, kita mencari tengah-tengah bagaimana mereka tetap dapat profit, tetapi masyarakat juga mengalami penurunan harga tiket,” katanya.

    Menurutnya, ada beberapa faktor penyebab kenaikan harga tiket pesawat, salah satunya yaitu ketidakseimbangan jumlah penumpang dan ketersediaan unit pesawat (supply and demand).

    Marhen mengatakan, jumlah pesawat yang beroperasi di Indonesia pada periode sebelum pandemi mencapai 700 unit, sedangkan saat ini jumlah pesawat yang beroperasi hanya sekitar 300 unit.

    Sementara  itu, jumlah penumpang pesawat sudah kembali ke level normal mencapai 120 juta orang, sehingga kapasitas penerbangan Indonesia saat ini belum pulih seperti pra-pandemi Covid-19.

    “Selain faktor supply demand, itu harga avtur kita juga masih belum kompetitif. Kemudian onderdil juga agak mahal, sewa pesawat juga. Otomatis harga tiketnya menjadi mahal,” jelasnya.

    Oleh sebab itu, Marhen mengatakan Presiden Prabowo memberi arahan agar harga tiket pesawat saat Nataru bisa mulai berangsur-angsur turun, bahkan hingga 2025 mendatang.

  • Temui Menteri Riefky, Pelaku Ekonomi Kreatif Curhat Soal Tantangan yang Dihadapi di Indonesia

    Temui Menteri Riefky, Pelaku Ekonomi Kreatif Curhat Soal Tantangan yang Dihadapi di Indonesia

    TRIBUNJAKARTA.COM – Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (MenEkraf/KaBekraf) Teuku Riefky Harsya mendorong sinergi pelaku ekonomi kreatif dengan pemerintah untuk memperkuat ekosistem Ekonomi Kreatif di Indonesia.

    Ia menjelaskan bahwa kolaborasi antarsubsektor ekonomi kreatif dengan kementerian lain, seperti Kementerian Kebudayaan, Kementerian Perindustrian, serta Kementerian Komunikasi dan Digital sangat penting untuk mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional (new engine of growth).

    Hal itu dikatakan Menteri Riefky saat bertemu dengan para Praktisi Ekonomi Kreatif yang berlangsung di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Kamis (14/11/2024).

    MenEkraf Teuku Riefky didampingi WamenEkraf Irene Umar menyampaikan bahwa pemerintah membutuhkan masukan dari para pemangku kepentingan, khususnya pelaku ekonomi kreatif

    “Kami terbuka untuk bersama-sama mendefinisikan subsektor mana yang lebih berfokus pada ekonomi kreatif, perindustrian, atau kebudayaan. Dengan demikian, kita dapat menyinergikan langkah untuk mengurai kebingungan yang selama ini dirasakan oleh komunitas. Karena tentu saja kita ingin ekonomi kreatif menjadi kekuatan baru Ekonomi Indonesia,” ujar MenEkraf Riefky.

    Praktisi Ekonomi Kreatif ini menghimpun lebih dari 200 pegiat dari berbagai subsektor ekonomi kreatif. Tim ini bertujuan mendorong narasi pentingnya ekonomi sirkular yang melibatkan budaya dan ekonomi kreatif secara langsung dan berkesinambungan.

    Sinergi antara pemerintah dan seluruh subsektor ekonomi kreatif dinilai sangat penting untuk mengoptimalkan potensi industri ini. Sinergi yang baik dapat mengurangi distorsi dan deviasi antara kegiatan para pelaku ekonomi kreatif dan arah kebijakan pemerintah.

    “Kondisi saat ini bisa dikatakan belum ideal. Ada distorsi dan deviasi antara apa yang dilakukan kawan-kawan pelaku ekonomi kreatif dan kebijakan yang dirumuskan pemerintah. Sekarang, yang ingin kami diskusikan adalah bagaimana menyinergikan kedua hal tersebut,” ujar Gupta Sitorus, pendiri Museum Boga Indonesia sekaligus pendiri Indonesia Dessert Week, yang mewakili subsektor kuliner.

    Dalam kesempatan tersebut, pelaku ekonomi kreatif juga menyampaikan pandangan dan masukan mengenai hambatan atau kendala yang dihadapi, mulai dari hulu hingga hilir. 

    Beberapa isu yang dibahas meliputi klasterisasi subsektor ekonomi kreatif di luar 17 subsektor yang telah ada serta penyusunan rencana strategis yang lebih komprehensif. Selain itu, dibahas pula usulan penggunaan Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebagai alternatif indikator penilaian performa, selain kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan nilai tambah.

    “Poin-poin pengukuran lain, seperti CAGR, dapat digunakan untuk menilai kemajuan ekonomi kreatif suatu negara. Selain laju PDB, penting juga untuk melihat kontribusi subsektor terhadap bidang lainnya, seperti desain,” kata Ritchie Ned Hansel, Ketua Asosiasi Desain Grafis Indonesia.

    Menanggapi hal tersebut, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar, yang berlatar belakang seorang pengusaha, menyampaikan pemahaman terhadap tantangan yang dihadapi pelaku ekonomi kreatif. Ia menegaskan, masukan yang diterima akan menjadi catatan penting untuk tindak lanjut ke depan.

    “Dengan latar belakang dari sektor swasta, saya memahami perjuangan ini. Kami telah berdiskusi dengan Bappenas untuk mendata isu-isu yang ada. Hal ini diperlukan agar kita dapat bekerja sama dalam menempatkan ekonomi kreatif sebagai mesin pertumbuhan baru yang membawa kita menuju Indonesia Emas,” ujar Irene Umar.

    Sementara itu, Ketua Komite Ekraf Jakarta Diaz Hensuk yang hadir dalam pertemuan tersebut optimis Kemenekraf saat ini bisa menjadi fasilitator yang sangat baik bagi para pelaku Ekraf.

    “Menurut saya dengan waktu yang baru 25 hari, dengan pertemuan ini saya sangat bisa melihat harapan yang ada. Pak Menteri dan Bu Wamen saya kira bisa jadi fasilitator yang sangat-sangat baik untuk semua pelaku ekraf,” ungkap Diaz Hensuk

    Pertemuan ini turut dihadiri oleh  Svida Alisjahbana, Pendiri Jakarta Fashion Week; Ivan Chen, Pendiri Anantarupa Studio; Primo Rizky, Direktur Asosiasi Desainer Grafis Indonesia; Okky Tirto, Dewan Penasihat Aliansi Budaya Rakyat; serta sejumlah undangan lainnya.

    Turut mendampingi Direktur Industri Kuliner, Kriya, Desain, dan Fesyen Kemenparekraf/Baparekraf, Yuke Sri Rahayu, serta Direktur Pemasaran Pariwisata Regional II Kemenparekraf/Baparekraf, Cecep Rukendi.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Pantai Mengening di Bali: Daya Tarik, Aktivitas, dan Harga Tiket
                
                    
                        
                            Denpasar
                        
                        14 November 2024

    Pantai Mengening di Bali: Daya Tarik, Aktivitas, dan Harga Tiket Denpasar 14 November 2024

    Pantai Mengening di Bali: Daya Tarik, Aktivitas, dan Harga Tiket
    Editor
    KOMPAS.com

    Pantai Mengening
    terletak di Desa Cemagi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali.
    Pantai Mengening yang merupakan salah satu obyek wisata baru yang mendunia dan memiliki suasana yang tenang.
    Tempat wisata ini dapat menjadi salah satu agenda wisata saat berkunjung ke Bali, terutama jika menginginkan suasana tenang dengan keindahan pemandangan alam.
    Pantai Mengening merupakan pantai yang masih alami dan unik. Jika diperhatikan, garis pantai dan struktur alamnya mirip dengan obyek wisata Tanah Lot.
    Kawasan Pantai Mengening didominasi dengan bebatuan atau karang yang terlihat di tengah laut dan mampu memecah ombak sebelum tiba di pantai.
     
    Pemandangan tersebut terlihat sangat indah dan alami.
    Pasir Pantai Mengening berwarna hitam dan terlihat cantik terkena siraman matahari di siang hari.
    Aktivitas Pantai Mengening yang dapat dilakukan oleh pengunjung antara lain, refreshing, memancing, dan menikmati keindahan sunset.
    Area pantai juga memiliki deretan kafe-kafe yang unik, yang siap memanjakan
    pengunjung dengan hidangan lezat dan suasana yang khas.
    Tersedia juga villa-villa pribadi yang menawarkan kenyamanan untuk menginap.
    Keindahan pemandangan alam Pantai Mengening juga cocok sebagai destinasi foto prewedding.
    Selain sebagai wisata alam, Pantai Mengening digunakan sebagai tempat sembahyang umat Hindu. Terdapat pura yang berada di atas pantai tersebut.
    Salah satu upacara yang diselenggarakan di kawasan Pantai Mengening, antara lain melasti.
    Tidak ada tiket masuk untuk menikmati keindahan Pantai Mengening.
    Pengunjung hanya akan dikenakan tarif parkir sebesar Rp 2.000 untuk sepeda motor dan Rp 5.000 untuk kendaraan roda empat.
    Harga tiket dapat berubah sewaktu-waktu.
    Jarak tempuh Bandara Ngurah Rai menuju Pantai Mengening sekitar 26,4 kilometer dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam 23 menit.
    Perjalanan dapat melalui Jalan Bypass Ngurah Rai, Jalan Sunset Road, Jalan Mertanadi,

    Jalan Raya Kerobokan, Jalan Raya Semer, dan Jalan Raya Anyar
    Perjalanan dilanjutkan melalui Jalan Raya Canggu, Jalan Raya Pererenan Tanah Lot, Jalan By Pass Tanah Lot, Jalan Pantai Seseh, Jalan Pantai Mengening, Jalan Pratu Rai Madra.
    Pantai Mengening juga tidak terlalu jauh dari Tanah Lot. 
    Jarak tempuh Pantai Mengening menuju Tanah Lot sekitar 8,6 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 19 menit. 
    Perjalanan dapat melalui Jalan By Pass Tanah Lot dan Jalan Tanah Lot. 
    Sumber:
    jadesta.kemenparekraf.go.id
    bams.jambiprov.go.id
    www.google.com/maps
    www.cemagi-badung.desa.id
     
     
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.