Kementrian Lembaga: Kemenkes

  • Menkes Pastikan Hoax! Vaksin TBC Baru Bukan dari Singapura, Akan Diproduksi di RI

    Menkes Pastikan Hoax! Vaksin TBC Baru Bukan dari Singapura, Akan Diproduksi di RI

    Jakarta

    Indonesia termasuk salah satu negara yang mengikuti uji klinis vaksin tuberkulosis (TBC) baru besutan Bill Gates. Lebih dari dua ribu orang sudah menerima suntikan vaksinasi TBC bernama M72 dan tengah dipantau efikasinya.

    Hal ini memicu pro-kontra, salah satunya termasuk kekhawatiran Indonesia hanya dijadikan ‘kelinci percobaan’. Bahkan, narasi viral yang beredar di media sosial, mengaitkan produksi vaksin TBC baru akan dilakukan di Singapura karena sudah tersedia pabrik vaksin, sementara Indonesia hanya menjadi lokasi uji coba.

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin jelas membantah anggapan tersebut. Pabrik vaksinasi besutan Bill Gates sendiri masih berlokasi di AS, meski Bill Gates belakangan mendirikan kantor di Singapura.

    “Salah besar, nggak ada itu pabrik vaksin di Singapura, Hoax. Pabrik vaksinnya ini masih dibikin di Amerika. Nah sekarang dengan kita clinical trial, kita akan Bio Farma nanti diminta mendampingi supaya bikinnya jangan di tempat lain,” terang Menkes Budi pasca ditemui di kawasan Jakarta Timur, Jumat (9/5/2025).

    Vaksin Bakal Gratis?

    Mengingat kasus baru dan kematian TBC di Indonesia relatif tinggi, Menkes Budi membuka kemungkinan vaksinasi TBC baru akan masuk dalam program pemerintah. Meski begitu, ia belum merinci lebih lanjut sasaran dan kemungkinan kelompok prioritas yang bisa lebih dulu mendapatkan vaksin TBC M72.

    “Nanti rencana kita, karena ini kan burdennya paling tinggi, meninggal paling banyak dibandingkan malaria, DBD, semua penyakit menular, ini yang penyakit pembunuh paling banyak, itu nanti kita akan masukkan program, cuma itu nanti begitu sudah jadi Insya Allah 2028 nih, masih jamannya saya, akan selesai di 2029,” pungkas dia.

    (naf/kna)

  • Dokter Anak Protes Kolegium Diambil Alih, Menkes: Orang Lama Kehilangan “Power”

    Dokter Anak Protes Kolegium Diambil Alih, Menkes: Orang Lama Kehilangan “Power”

    Dokter Anak Protes Kolegium Diambil Alih, Menkes: Orang Lama Kehilangan “Power”
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menilai, dokter yang mempersoalkan pengambilalihan kolegium oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) adalah dokter-dokter yang merasa kehilangan kekuasaan.
    Hal ini disampaikan Budi merespons sikap sejumlah
    dokter anak
    yang menentang pengambilalihan kolegium menjadi di bawah Kemenkes.
    “Nah, memang yang lama-lama, mungkin dulu kehilangan kekuasaan karena kolegium kan punya
    regulatory power
    ya,” ujar Budi di Kantor Kelurahan Rambutan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Jumat (9/5/2025).
    Budi menuturkan, dahulu pemilihan ketua kolegium hanya ditentukan oleh suara dari sekelompok elite senior dalam organisasi profesi.
    “Yang mengeluh adalah orang-orang yang lama, yang dulu memiliki
    power
    untuk menentukan, sekarang pemilihnya dilakukan oleh seluruh termasuk yang muda,” kata dia.
    Namun, sejak kolegium di bawah naungan Kemenkes, semua dokter memiliki kesempatan untuk memilih.
    “Jadi yang tadinya hanya ditentukan oleh 10 orang, sekarang ditentukan oleh 2.000 orang. Nah, 10 orang ini yang marah,” kata dia.
    Menkes justru heran, mereka yang menentang kolegium malah tidak memberikan tanggapan ketika ditemukan adanya kasus
    bullying
    hingga pemerkosaan di ruang lingkup kesehatan.
    “Seperti
    bullying
    kan, banyak sekali kejadian, mereka enggak berani mereka ngomong sampai ada yang meninggal, sampai ada yang diperkosa,” ucap dia.
    Persoalan kolegium ini muncul ke permukaan setelah sejumlah dokter anak dimutasi oleh Kemenkes.
    Ketua Umum Ikatan
    Dokter Anak
    Indonesia  (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso menyebut mutasi tersebut adalah bentuk hukuman karena IDAI menolak pengambilalihan kolegium oleh Kemenkes.
    “Jadi menurut saya ini sebuah pola menghukum sikap IDAI yang konsisten menolak kolegium yang dibentuk oleh Kementerian Kesehatan,” kata Piprim di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (7/5/2025).
     
    Sementara itu, Staf Khusus Menteri Bidang Dukungan Strategis Organisasi Kementerian Kesehatan Rendi Witular menuturkan, dahulunya kolegium memang dipegang oleh organisasi profesi yang dikuasai elite-elite tertentu.
    Namun UU Kesehatan mengatur bahwa kolegium dipegang oleh Kemenkes karena mengatur standar pelayanan yang menyangkut hajat hidup masyarakat.
    “Sebelumnya itu di bawah organisasi profesi, orangnya itu-itu saja dikuasai elite-elite tertentu. Karena (kolegium) menentukan kurikulum, standar pelayanan, segala macam, ya kan harusnya kewenangannya pemerintah untuk mengatur,” kata Rendi kepada
    Kompas.com
    , Rabu (7/5/2025).
    “Enggak bisa kita serahkan standar untuk hajat hidup orang-orang yang begini kepada organisasi profesi,” sambungnya.
    Sebagai informasi, kolegium dalam konteks UU Kesehatan mengatur tentang standar pelayanan, kurikulum, dan hal-hal lain terkait cabang ilmu kesehatan.
    Kolegium juga menetapkan standar pemenuhan satuan kredit profesi untuk tenaga medis dan kesehatan, seperti yang diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Kesehatan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sudah 2 Ribu Warga RI Disuntik Vaksin TBC ‘Bill Gates’, Menkes Ungkap Kondisinya

    Sudah 2 Ribu Warga RI Disuntik Vaksin TBC ‘Bill Gates’, Menkes Ungkap Kondisinya

    Jakarta

    Vaksin TBC baru besutan Bill Gates diuji coba di Indonesia, Zambia, Kenya, hingga Malawi. Total ada 2.095 peserta uji klinis tiga vaksin TBC di Indonesia, terbanyak dari Jawa Barat.

    Uji klinis ini melibatkan para peneliti di Universitas Padjajaran juga Universitas Indonesia. Targetnya diharapkan rampung dan bisa digunakan sebelum 2029.

    “Dan ini sudah disuntikkan sejak November 2024,” tegas Menkes Budi pasca ditemui di Ciracas, Jakarta Timur, Jumat (9/5/2025).

    “Kalau (efek samping) Itu langsung dilakukan pada saat itu juga dan sampai sekarang, tidak ada sama sekali yang masuk bahwa mereka ada bermasalah, karena itu tadi, pertanyaan seperti ini itu banyak dilakukan di clinical trial level 1 yang 3 tahun, 4 tahun yang lalu sudah dilakukan,” lanjut Menkes.

    Mungkinkah Efikasinya 100 Persen?

    Membutuhkan waktu hitungan tahun untuk memastikan apakah vaksin TBC baru M72 berhasil menekan kemungkinan jatuh sakit hingga bergejala parah pada semua kelompok. Termasuk angka efikasi atau kemanjuran vaksin dari berapa lama perlindungan bertahan pasca disuntikkan.

    Meski begitu, Menkes tidak bisa mengklaim efikasi mencapai 100 persen, berkaca pada banyak vaksin yang sudah lebih dulu diproduksi.

    Bila berhasil, kemungkinan besar Indonesia menjadi negara terdepan yang ikut memproduksi vaksin bekerja sama dengan Bio Farma. Menkes juga membantah adanya narasi pabrik vaksin TBC baru diproduksi di Singapura.

    “Salah besar, nggak ada itu pabrik vaksin di Singapura, Hoax. Pabrik vaksinnya ini masih dibikin di Amerika,” lanjutnya.

    “Intinya sekarang dengan kita clinical trial, kita akan minta Bio Farma mendampingi supaya bikinnya jangan tempat lain, bikinnya di Indonesia,” pungkas dia.

    (naf/up)

  • Uji Klinis Vaksin TBC Bill Gates: 2 Ribu Orang Disuntik Sejak 2024, Terbanyak di Jabar

    Uji Klinis Vaksin TBC Bill Gates: 2 Ribu Orang Disuntik Sejak 2024, Terbanyak di Jabar

    Jakarta

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut uji klinis vaksin tuberkulosis (TBC) M72 di Indonesia sudah masuk tahap ketiga. Total 2.095 peserta sudah mendapatkan suntikan vaksin M72 sejak November 2024, terbanyak di Jawa Barat.

    Secara berkala, hasil dari pemberian vaksinasi akan dipantau untuk melihat atau memperkirakan efikasi vaksinasi. Keuntungan Indonesia terlibat dalam uji klinis vaksin TBC besutan Bill Gates, juga termasuk produksi vaksinasi yang bisa dilakukan lebih awal.

    Hal ini diperlukan di tengah Indonesia masih menjadi negara dengan beban kasus TBC kedua tertinggi di dunia, setelah India.

    “Vaksin itu ada clinical trial 1, 2 dan 3, cilincial trial 1 ditentukan vaksin ini aman atau tidak, dan ini sudah dilakukan dua tiga tahun lalu, jadi sudah pasti aman, clinical trial 3 ngecek efektivitasnya dari 100 yang diobatin, yang tidak tertular, tidak jatuh sakit berapa,” terang Menkes Budi pasca ditemui di kawasan Jakarta Timur, Kamis (9/5/2025).

    “Itu sudah disuntikkan sejak November, kalau ada apa efek samping langsung dilakukan saat itu juga, sampai sekarang tidak ada sama sekali yang masuk bahwa mereka bermasalah,” tandasnya.

    Bantah soal Kelinci Percobaan

    Indonesia menjadi salah satu lokasi uji klinis vaksin TBC, tidak lantas berkaitan dengan kelinci percobaan. Hal ini berkaca pada program vaksinasi malaria. Saat itu, Indonesia tidak terlibat secara langsung dalam pembuatan vaksinasi.

    Walhasil, vaksin tersebut tidak efektif diberikan pada warga Indonesia, dan hanya ampuh di genetik Afrika. Indonesia disebut Menkes tidak ingin kehilangan kesempatan yang sama.

    “Ini bukan seperti kelinci percobaan seperti itu, Indonesia berpartisipasi karena Indonesia pasiennya banyak yang meninggal, kita waktu malaria nggak ikut, pas sudah ketemu tuh vaksinnya ternyata vaksin khusus,” jelasnya.

    “Cocoknya pasien genetik afrika jadi vaksin malaria hanya cocok di afrika, Indonesia nggak, padahal kan kita banyak juga kasusnya,” pungkas dia.

    (naf/kna)

  • Menkes Pastikan Hoax! Vaksin TBC Baru Bukan dari Singapura, Akan Diproduksi di RI

    Tak Cuma Indonesia, Ini Negara yang Jadi Tempat Uji Klinis Vaksin TBC Bill Gates

    Jakarta

    Indonesia telah menyelesaikan proses rekrutmen partisipan untuk uji klinik fase 3 kandidat vaksin Tuberkulosis (TBC) M72 yang didanai Bill Gates. Sebanyak 2.095 partisipan dari kelompok usia remaja dan dewasa telah direkrut untuk berpartisipasi dalam studi global uji klinis vaksin tersebut.

    Selain Indonesia, vaksin TBV baru ini juga dilaksanakan di Afrika Selatan, Kenya, Zambia, dan Malawi. Kandidat vaksin ini telah dikembangkan sejak awal tahun 2000 dan menunjukkan profil keamanan yang baik dalam studi sebelumnya.

    Dikutip dari laman Kemenkes RI, total partisipan uji klinik fase 3 ini berjumlah 20.081 orang dari lima negara. Afrika Selatan menjadi kontributor terbesar dengan 13.071 partisipan, diikuti Kenya (3.579), Indonesia (2.095), Zambia (889), dan Malawi (447).

    Di Indonesia, kegiatan ini dilaksanakan di berbagai institusi medis terkemuka, termasuk RSUP Persahabatan, RS Islam Cempaka Putih Jakarta, RS Universitas Indonesia (RSUI), Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK UNPAD) Bandung, dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).

    “Pelaksanaan uji klinik dimulai pada 3 September 2024, dan rekrutmen partisipan secara resmi telah selesai per 16 April 2025,” kata Aji Muhawarman, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan RI.

    Seluruh pelaksanaan uji klinik vaksin M72 di Indonesia diawasi secara ketat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Kementerian Kesehatan RI, serta para ahli vaksin TBC nasional dan global.

    “Keterlibatan Indonesia dalam riset ini mencerminkan komitmen kuat dalam mendukung upaya global pemberantasan TBC, penyakit menular yang masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia,” pungkas Aji.

    Saksikan juga video “Menteri Wihaji Ungkap Strategi Indonesia Perangi Stunting” di sini:

    (kna/kna)

  • Menkes Jelaskan Alasan Indonesia Jadi Negara Uji Coba Vaksin TBC Bill Gates

    Menkes Jelaskan Alasan Indonesia Jadi Negara Uji Coba Vaksin TBC Bill Gates

    JAKARTA – Indonesia ditunjuk menjadi negara uji coba vaksin tuberkulosis atau TBC yang dikembangkan oleh Bill Gates melalui Bill & Melinda Gates Foundation. Hal ini disampaikan oleh Presiden Prabowo Subianto saat menerima kunjungan Bill Gates di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Rabu, 7 Mei.

    Pertanyaannya, mengapa Indonesia mau menjadi salah satu negara uji coba vaskin TBC? Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mangatakan, jumlah kasus TBC di Indonesia mencapai 809 ribu kasus pada tahun 2023 dan lebih dari 724 ribu kasus pada tahun 2022.

    Untuk itu, kata Menkes, Indonesia membutuhkan vaksin M72 atau vaksin TBC. Menkes mengungkapkan vaksin TBC baru ini tengah diuji di tujuh negara, termasuk Indonesia, India dan Afrika.

    Uji coba tahap 3 ini merupakan fase penentu untuk mengevaluasi keamanan dan efektivitas vaksin sebelum diproduksi massal.

    Menkes juga menyinggung pentingnya vaksin dalam memutus rantai penyebaran penyakit menular, sebagaimana terbukti dalam pandemi COVID-19. Simak informasi selengkapnya di VOI.id.

  • Dedi Mulyadi Bantah Akan Buat Kebijakan Vasektomi Jadi Syarat Terima Bansos – Page 3

    Dedi Mulyadi Bantah Akan Buat Kebijakan Vasektomi Jadi Syarat Terima Bansos – Page 3

    Dedi mengungkapkan rencana kebijakan KB itu dalam rapat koordinasi bidang kesejahteraan rakyat bertajuk “Gawé Rancagé Pak Kadés jeung Pak Lurah” di Pusdai Jawa Barat, yang dihadiri oleh Mensos Saifullah Yusuf, Mendes PDT Yandri Susanto, Mendukbangga/Kepala BKKBN Wihaji, Menkes Budi Gunadi Sadikin, dan perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), guna meminta dukungan.

    Dalam rapat tersebut, Dedi mengatakan, KB pria berupa vasektomi (Metode Operasi Pria/MOP) akan menjadi syarat untuk penerimaan bantuan sosial, mengingat dari temuannya banyak keluarga prasejahtera ternyata memiliki banyak anak, padahal kebutuhan tidak tercukupi.

    “Pak Menteri, saya tidak tahu kok rata-rata keluarga miskin itu anaknya banyak. Sementara orang kaya susah punya anak. Sampai bayi tabung bayar Rp2 miliar tetap tidak punya anak. Saya pernah menemukan satu keluarga punya 22 anak, punya 16 anak. Saya di Majalengka bertemu dengan anak-anak yang jualan kue di alun-alun. Akhirnya saya bertemu dengan orang tuanya yang lagi di kontrakan. Bapaknya ada, anaknya jualan kue. Ternyata sudah punya 10 anak dan ternyata ibunya lagi hamil lagi yang ke-11,” ucap Gubernur Jawa Barat.

    Dedi menyebut rencana tersebut bertujuan agar pemberian bantuan pemerintah, termasuk dari provinsi, lebih merata dan tidak terfokus pada satu pihak atau satu keluarga saja.

    “Jangan sampai kesehatannya dijamin, kelahirannya dijamin, tetapi negara menjamin keluarga itu-itu juga. Yang dapat beasiswa, yang bantuan melahirkan, perumahan keluarga, bantuan nontunai keluarga dia, nanti uang negara mikul di satu keluarga,” ucapnya.

    Dedi menekankan bahwa ke depan data penerima bansos harus terintegrasi dengan data kependudukan. Lebih spesifik lagi, dalam data kependudukan tersebut harus memuat data peserta KB, terutama KB laki-laki.

    “Jadi, ketika nanti kami menurunkan bantuan, dicek terlebih dahulu. Sudah ber-KB atau belum? Kalau sudah ber-KB, boleh terima bantuan. Jika belum ber-KB, KB dahulu. KB-nya harus KB laki-laki, KB pria. Ini serius,” katanya.

     

  • Kemenkes Sebut Bill Gates Bahas Kerja Sama Kesehatan dan Makan Bergizi Gratis – Halaman all

    Kemenkes Sebut Bill Gates Bahas Kerja Sama Kesehatan dan Makan Bergizi Gratis – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pendiri Microsoft sekaligus tokoh filantropi dunia, Bill Gates, baru-baru ini melakukan kunjungan ke Indonesia dan bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (7/5/2025).

    Dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kunjungan ini bertujuan menjalin kerja sama lebih erat antara Gates Foundation dan pemerintah Indonesia. 

    Termasuk dalam sektor kesehatan dan program Makan Bergizi Gratis (MBG).Kedatangan Bill Gates disambut langsung oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

    Pertemuan tersebut membahas berbagai program kolaborasi yang diantaranya peningkatan pelayanan kesehatan. 

    Untuk penguatan sektor kesehatan, Gates Foundation telah memberikan hibah sebesar 159 juta dolar AS kepada Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

    Dari total hibah tersebut, sebesar 82,7 persen atau sekitar 131,8 juta dolar AS difokuskan untuk sektor kesehatan.

    Program-program kesehatan yang mendapat dukungan dari Gates Foundation meliputi vaksinasi dan imunisasi, riset kesehatan, dan eliminasi penyakit menular seperti tuberkulosis.

    Selain itu, dukungan juga diarahkan pada penguatan koordinasi lintas sektor, pengendalian konsumsi tembakau, serta peningkatan pelayanan kesehatan primer dan pengendalian penyakit lainnya.

    Gates Foundation juga turut mendukung pemanfaatan teknologi di bidang kesehatan guna memperluas akses layanan dan meningkatkan efektivitas intervensi.

    “Kemitraan kami dengan Indonesia dan mitra lokal seperti Bio Farma mencerminkan komitmen bersama untuk memajukan kemajuan baik di tingkat regional maupun global,” kata Bill Gates dilansir, Kamis (8/5/2025). 

    Presiden Prabowo dan Bill Gates juga turut dalam diskusi meja bundar bersama para pemimpin filantropi Indonesia. Salah satu topik yang turut menjadi perhatian dalam pertemuan itu adalah program MBG dan Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang menjadi inisiatif prioritas pemerintahan Prabowo.

    Bill Gates menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan program MBG dan menilai bahwa program tersebut berpotensi menciptakan multiplier effect terhadap perekonomian nasional dan pembangunan sosial.

    Intervensi nutrisi seperti MBG akan memberikan dampak jangka panjang, khususnya terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

    Terkait cek kesehatan gratis, program ini berlaku untuk seluruh masyarakat Indonesia sebagai bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC), atau Quick Win, Presiden Prabowo Subianto di seluruh Puskesmas di Indonesia. 

    Cek kesehatan gratis hari ini sudah dimulai, baik untuk bayi baru lahir, balita, dewasa, maupun lansia. CKG dilaksanakan berdasarkan siklus hidup masyarakat, dengan fokus utama pada tiga momentum pelaksanaan.

    CKG ulang tahun, CKG sekolah, dan CKG khusus untuk ibu hamil dan balita. CKG ulang tahun telah dimulai sejak 10 Februari 2025 dan hingga kini sudah diikuti oleh lebih dari 4,5 juta penduduk Indonesia. 

    Pemeriksaan kesehatan sudah dilakukan terhadap anak usia 0-6 tahun serta masyarakat usia 18 tahun ke atas. Pemeriksaan kesehatan ini dilakukan di Puskesmas dan klinik yang telah bekerja sama.

    Masyarakat bisa mendapatkan CKG dalam kurun waktu mulai dari hari ulang tahun + 30 hari.  Selain itu, CKG sekolah akan dilaksanakan mulai Juli 2025, yang bertepatan dengan tahun ajaran baru. Pemeriksaan ini akan menyasar anak usia 7-17 tahun yang berada di sekolah-sekolah.

  • Uji Klinik Global Vaksin TBC M72 Masuki Tahap Kunci, Indonesia Libatkan 2.095 Partisipan – Halaman all

    Uji Klinik Global Vaksin TBC M72 Masuki Tahap Kunci, Indonesia Libatkan 2.095 Partisipan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Indonesia telah menyelesaikan proses rekrutmen partisipan untuk uji klinik fase 3 kandidat vaksin Tuberkulosis (TBC) M72. Sebanyak 2.095 partisipan dari kelompok usia remaja dan dewasa telah direkrut untuk berpartisipasi dalam studi global yang juga dilaksanakan di Afrika Selatan, Kenya, Zambia, dan Malawi.

    Uji klinik ini bertujuan mengevaluasi keamanan dan efektivitas vaksin M72 dalam mencegah TBC paru pada individu dewasa dengan infeksi TB laten yang tidak terinfeksi HIV. Kandidat vaksin ini telah dikembangkan sejak awal tahun 2000 dan menunjukkan profil keamanan yang baik dalam studi sebelumnya. Di Indonesia, kegiatan ini dilaksanakan di berbagai institusi medis terkemuka.

    Termasuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), RS Universitas Indonesia (RSUI), RSUP Persahabatan, RS Islam Cempaka Putih di Jakarta. Serta Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK UNPAD) di Bandung, Jawa Barat. Pelaksanaan uji klinik dimulai pada 3 September 2024, dan rekrutmen partisipan secara resmi telah selesai per 16 April 2025.

    Total partisipan uji klinik fase 3 ini berjumlah 20.081 orang dari lima negara. Afrika Selatan menjadi kontributor terbesar dengan 13.071 partisipan, diikuti Kenya (3.579), Indonesia (2.095), Zambia (889), dan Malawi (447).

    Hingga saat ini, terdapat sekitar 15 kandidat vaksin TBC yang sedang dikembangkan secara global.  Diantaranya, M72 menjadi yang paling maju karena telah mencapai fase 3, yakni tahap terakhir sebelum vaksin dapat digunakan secara luas.

    Pengembangan vaksin ini didukung oleh Gates Foundation, dan diharapkan seluruh rangkaian uji klinik selesai pada akhir tahun 2028.

    “Uji klinik merupakan tahapan krusial dalam proses pengembangan vaksin untuk memastikan keamanan, efektivitas, serta mengidentifikasi potensi efek samping sebelum digunakan oleh masyarakat,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Aji Muhawarman Kamis (8/5/2025).

    Proses uji klinik vaksin dilakukan secara bertahap. Dimulai dari uji praklinik pada hewan, kemudian fase 1 pada sejumlah kecil partisipan manusia (20–50 orang).

    Fase 2 pada kelompok yang lebih besar (200–300 orang), hingga fase 3 yang melibatkan puluhan ribu partisipan lintas negara. Fase 3 menjadi pondasi utama dalam proses evaluasi regulator sebelum vaksin mendapatkan izin edar.

    Seluruh pelaksanaan uji klinik vaksin M72 di Indonesia diawasi secara ketat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Kementerian Kesehatan RI, serta para ahli vaksin TBC nasional dan global.

     

  • Wamenperin Sebut Penyeragaman Bungkus Rokok Tak Jadi Diterapkan – Halaman all

    Wamenperin Sebut Penyeragaman Bungkus Rokok Tak Jadi Diterapkan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Reza menyebut wacana penyeragaman bungkus rokok batal diterapkan.

    Faisol mengatakan Kementerian Kesehatan juga telah menyetujui pembatalan penyeragaman bungkus rokok.

    “Kebetulan saya membahas secara khusus dengan Wakil Menteri Kesehatan supaya industri rokok berjalan dengan baik. Beliau terbuka, termasuk misalnya penyeragaman bungkus rokok itu tidak akan terjadi,” ungkap Faisol, Kamis (8/5/2025).

    Faisol mengatakan hingga saat ini, aturan terkait rokok masih dalam pembahasan.

    Menurutnya, industri rokok sudah berkontribusi besar terhadap penerimaan negara melalui pajak dan cukai.

    Sehingga, pemerintah memberikan perhatian agar industri rokok berjalan dengan baik.

    “Kita paham industri rokok menyumbang besar sekali kepada PDB melalui pajak dan lain-lain,” tegas Faisol.

    Di sisi lain, Faisol memahami isu kesehatan yang selama ini menjadi perhatian Kementerian Kesehatan dan beberapa lembaga kesehatan global. 

    “Dua hal tersebut harus bisa dicarikan jalan keluar supaya dua-duanya bisa jalan,” kata dia.

    Wamenperin juga menyoroti peredaran rokok ilegal. 

    Produsen rokok ilegal didorong untuk mendirikan perusahaan secara resmi dan mengedarkan rokok secara legal.

    Sebelumnya diketahui, wacana penyeragaman kemasan rokok atau plain packaging sempat menguat.

    Tujuannya antara lain untuk mengurangi daya tarik visual tembakau dan meningkatkan efektivitas peringatan kesehatan bergambar.

    Selain itu, upaya itu juga bertujuan meningkatkan motivasi perokok untuk berhenti.

    Tetapi, sejumlah kekhawatiran muncul.

    Antara lain dengan kemasan seragam, peredaran rokok ilegal bisa semakin meningkat.

    Tujuan Kemasan Polos Menurut Kemenkes

    Sementara itu pada sebuah diskusi yang diselenggarakan di Jakarta, 20 Februari 2025 lalu, Ketua Tim Kerja Pengendalian Penyakit Akibat Tembakau, Direktorat P2PTM Kementerian Kesehatan RI, Benget Saragih menuturkan, kebijakan standarisasi kemasan diyakini bisa menekan peredaran rokok ilegal.

    Hal ini berkaca pada puluhan negara yang telah menerapkan kebijakan serupa.

    “Bahwa dengan standarisasi kemasan akan marak rokok ilegal.  Dan buktinya Australia malah bisa mengendalikan dengan baik. Jadi itu hanya framing,” kata dia.

    Ia memaparkan, Australia telah merealisasikan standarisasi kemasan sejak 2012.

    Negeri Kangguru itu menerapkan plain packaging dengan tampilan 75 persen gambar peringatan kesehatan di bagian depan dan 90 persen gambar peringatan di bagian belakang.

    “Pemerintah mengatur standarnya, tapi bukan kemasan polos yang menghilangkan mereknya. Masih tetap ada merek rokoknya.”

    “Coba lihat kemasan yang ada di Indonesia sekarang. Menampilkan warna warni, yang memberi kesan keren dan menarik anak-anak mencoba rokok,” urai Benget.

    Standarisasi kemasan bertujuan untuk mengurangi daya tarik pada rokok, meningkatkan efektivitas peringatan merokok hingga mengurangi dampak ekonomi yang diakibatkan oleh penyakit tidak menular seperti jantung dan kanker.

    Serta membantu menurunkan angka perokok berat.

    “Jadi perokok itu takut, oh berbahaya kalau tetap merokok. Begitu juga anak-anak. Karena tadi merokok itu faktor risiko menyebabkan penyakit tidak menular seperti jantung dan kanker,” tutur dia.

     (Tribunnews.com/Gilang Putranto, Rina Ayu Panca Rini)