Kementrian Lembaga: Kemenkes

  • SPSL berupaya tingkatan kualitas pendidikan melalui program TJSL

    SPSL berupaya tingkatan kualitas pendidikan melalui program TJSL

    Kami berharap dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mencetak Generasi Emas Indonesia yang tidak hanya tangguh, tetapi juga berdaya saing tinggi

    Jakarta (ANTARA) – PT Pelindo Solusi Logistik (SPSL) terus menunjukkan keterlibatannya dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia melalui berbagai program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL).

    Program ini menjadi bagian dari dukungan SPSL terhadap agenda pembangunan nasional, khususnya Astacita ke-4 yakni memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas, produktif dan berdaya saing global.

    Direktur Keuangan, SDM, & Manajemen Risiko SPSL Herman Susilo menjelaskan seluruh program ini dirancang sebagai bentuk tanggung jawab sosial, dan menjadi bagian strategis dalam menyiapkan SDM masa depan.

    “Kami percaya bahwa pendidikan adalah fondasi utama untuk menciptakan generasi muda tangguh dan kompetitif. SPSL hadir untuk menjembatani akses, meningkatkan relevansi, dan mendukung tumbuhnya kompetensi yang dibutuhkan industri ke depan,” kata Herman seperti dikutip siaran pers perusahaan di Jakarta, Jumat.

    Dijelaskan, program-program TJSL SPSL ini berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada tujuan SDGs ke-4 yaitu Pendidikan Berkualitas (Quality Education).

    Sejak berdirinya, serangkaian program telah diinisiasi dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan.

    Program tidak hanya berupa bantuan biaya pendidikan, tetapi juga peningkatan kapasitas dan penyediaan sarana pendukung dan penyelenggaraan acara sharing session kepada para siswa sekolah menengah.

    Dikatakan, SPSL memberikan Paket B gratis bagi 30 penerima manfaat untuk mendorong pemerataan akses pendidikan setara SMP bagi masyarakat yang belum menyelesaikan pendidikan formal yang berdomisili di sekitar wilayah kerja perusahaan, di Kelurahan Kalibaru.

    Selanjutnya, pelatihan soft skill dan sertifikasi kompetensi berbasis BNSP juga diberikan secara gratis guna meningkatkan kesiapan angkatan kerja muda menghadapi dunia kerja yang kompetitif.

    Dalam melaksanakan program, katanya, SPSL juga berkolaborasi dengan institusi pendidikan agar program yang dilakukan dapat memberi dampak yang maksimal.

    SPSL menggandeng Program Studi Teknik Kelautan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB) melaksanakan program Beasiswa Pelindo Juara.

    Beasiswa ini diperuntukkan bagi mahasiswa berprestasi yang sedang melakukan penulisan tugas akhir yang terkait dengan bisnis perusahaan.

    Upaya peningkatan kualitas pendidikan vokasi juga dilakukan melalui pemberian alat penunjang pendidikan berupa dental unit portable dan meja bur portable kepada Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Kemenkes Palembang.

    Fasilitas ini akan digunakan dalam pelaksanaan ujian akhir berbasis Objective Structured Clinical Examination (OSCE) guna mendukung pembelajaran yang sesuai dengan standar kompetensi industri kesehatan.

    SPSL juga turut mengambil peran aktif dalam menumbuhkan minat dan wawasan generasi muda terhadap peran BUMN di sektor logistik dan pelabuhan melalui program “Pelindo Mengajar”.

    Dalam kegiatan ini, siswa SMA diperkenalkan pada konsep ESG (Environmental, Social, and Governance) serta praktik keberlanjutan perusahaan, termasuk pengelolaan limbah botol plastik melalui vending machine yang hasil olahannya dikonversi menjadi produk pakai yang bermanfaat.

    Muhammad Dawud Septiawan, selaku salah satu penerima beasiswa, juga menyampaikan apresiasinya kepada SPSL atas Program Beasiswa Pelindo Juara.

    “Semoga output dari program beasiswa ini bisa bermanfaat umumnya bagi maritim di Indonesia dan SPSL pada khususnya, dan semoga ini menjadi gerbang awal untuk kita ke depan lebih berprestasi, terampil, dan dapat bersaing di dunia kerja,” ujar Dawud.

    Hal senada juga disampaikan Rosikin, salah satu peserta pelatihan yang saat ini telah menerima sertifikat kelulusan pelatihan soft skill dan sertifikasi BNSP.

    “Program ini sangat bermanfaat untuk bekal kami dalam memasuki dunia kerja. Alhamdulillah saat ini saya telah mendapatkan pekerjaan. Saya berharap ke depannya semoga program ini akan terus ada dan semoga saudara-saudara kami yang membutuhkan juga bisa mendapatkan kesempatan yang sama,” kata Rosikin.

    Pada 2025, SPSL juga berkomitmen untuk melanjutkan dan memperluas implementasi berbagai program pendidikan yang dapat memberikan dampak langsung kepada penerima manfaat.

    Serangkaian program ini diarahkan untuk meningkatkan literasi, membangun motivasi serta mencetak generasi muda yang adaptif dan siap menghadapi tantangan masa depan.

    Sebagai subholding BUMN Kepelabuhanan Pelindo, SPSL juga terus berupaya untuk menjalankan amanat dalam mendukung program pembangunan berkelanjutan yang merata di seluruh Indonesia dengan memberikan manfaat pada ekonomi, sosial, lingkungan serta hukum dan tata kelola dengan prinsip yang lebih terintegrasi, terarah, terukur dampaknya serta dapat dipertanggungjawabkan.

    “Melalui berbagai program TJSL yang kami implementasikan, kami berharap dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mencetak Generasi Emas Indonesia yang tidak hanya tangguh, tetapi juga berdaya saing tinggi,” kata Herman.

    Pewarta: Ahmad Buchori
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Infografis Gelombang Baru Covid-19 di Indonesia hingga Antisipasi Penanganannya – Page 3

    Infografis Gelombang Baru Covid-19 di Indonesia hingga Antisipasi Penanganannya – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Kasus Covid-19 rupanya masih belum selesai. Di Indonesia, belakangan ini terjadi lonjakan kasus Covid-19. Hal itu seperti disampaikan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.

    Meski mengalami lonjakan, kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia masih relatif kecil. Menkes Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat tak khawatir dengan peningkatan kasus Covid-19 di Tanah Air.

    “Itu mengenai covid, datanya seperti apa. Saya sampaikan bahwa Covid itu memang terjadi kenaikan, tapi kenaikan ini adalah varian-varian yang relatif tidak mematikan,” ujar Budi usai bertemu Presiden Prabowo Subianto di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa 3 Juni 2025.

    Untuk diketahui, Menkes Budi menemui Prabowo untuk melaporkan kasus Covid-19 di Indonesia terbaru. Meski mengalami kenaikan, dia meminta agar masyarakat tidak panik.

    “Jadi enggak usah terlalu dikhawatirkan supaya masyarakat enggak panik,” ucap Budi Gunadi Sadikin.

    Lalu, seperti apa kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia? Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menemukan sebanyak 72 kasus positif covid-19 di Indonesia sejak Januari-Mei 2025. Kasus ini dideteksi dari hasil pemeriksaan terhadap ribuan spesimen.

    Bagaimana mengantisipasi agar kasus Covid-19 di Indonesia tak terus merangkak naik? Direktur Pascasarjana Universitas YARSI dan Adjunct Professor Griffith University Australia, Prof. Tjandra Yoga Aditama memaparkan setidaknya ada 5 cara penting.

    Salah satunya Pemerintah harus terus meningkatkan surveilans epidemiologik guna mengetahui jumlah kasus, kematian, serta pasien yang dirawat di fasilitas kesehatan.

    Lantas, berapa angka kasus Covid-19 di Indonesia sampai saat ini? Bagaimana antisipasi penanganan kasus Covid-19 di Indonesia? Simak selengkapnya dalam rangkaian Infografis berikut ini:

  • Kasus APD Covid-19: Eks Pejabat Kemenkes Divonis 3 Tahun Bui dan Pengusaha 11 Tahun

    Kasus APD Covid-19: Eks Pejabat Kemenkes Divonis 3 Tahun Bui dan Pengusaha 11 Tahun

    Bisnis.com, JAKARTA — Tiga orang terdakwa kasus korupsi pengadaan alat pelindung diri (APD) Covid-19 di Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dinyatakan bersalah dan divonis hukuman pidana penjara. 

    Ketua Majelis Hakim Syofia Marlianti mengatakan salah satu dari tiga orang terdakwa itu yakni mantan Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes, sekaligus Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek APD, Budi Sylvana. Dua terdakwa lainnya adalah pengusaha yang menggarap proyek pengadaan APD sebanyak 5 juta set yakni Direktur Utama PT Energi Kita Indonesia (EKI) Satrio Wibowo, serta Direktur Utama PT Permana Putra Mandiri (PPM), Ahmad Taufik. 

    Terdakwa Budi mendapatkan hukuman yang jauh lebih ringan dari dua orang pengusaha itu yakni pidana penjara selama tiga tahun dan denda sebesar Rp100 juta subsidair kurungan 2 bulan.

    “Menyatakan Terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama sehingga melanggar Pasal 3 juncto Pasal 16 Undang-Undang (UU) No.31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan UU No.20/2001 jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, sebagaimana dakwaan alternatif kedua,” ujarnya di Pengadilan Tipikor pada PN Jakarta Pusat, Kamis (5/6/2025). 

    Sementara itu, kedua pengusaha yang menggarap proyek APD selama pandemi Covid-19 dengan total 5 juta set itu mendapatkan masing-masing sekitar 11 tahun. 

    Bagi terdakwa Satrio, pengusaha itu dijatuhi vonis 11 tahun penjara dan 6 bulan, serta denda Rp1 miliar subsidair 4 bulan kurungan. Dia juga diminta untuk membayar uang pengganti Rp59,98 miliar subsidair 3 tahun penjara. 

    Sementara itu, terdakwa Taufik dijatuhi vonis 11 tahun penjara dan denda Rp1 miliar subsidair 4 bulan kurungan. Uang pengganti yang diminta oleh Pengadilan untuk dibayar Taufik jauh lebih tinggi yakni Rp224,18 miliar subsidair 4 tahun penjara. 

    Keduanya terbukti menyebabkan kerugian keuangan negara sekitar Rp319 miliar sebagaimana audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). 

    “Pasal 2 ayat (1) juncto Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, sebagaimana dakwaan alternatif pertama,” terang Hakim Ketua. 

    Apabila dibandingkan dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), maka vonis kepada ketiga terdakwa lebih ringan dari tuntutan. Budi awalnya dituntut 4 tahun penjara, sedangkan Satrio 14 tahun dan 10 bulan penjara serta Taufik 14 tahun dan 4 bulan penjara. 

    Adapun pidana uang pengganti yang dijatuhkan kepada Satrio dan Taufik sama besarannya sebagaimana yang dituntut oleh JPU KPK. 

    Berdasarkan catatan Bisnis, anggaran yang digunakan untuk pengadaan APD itu berasal dari Dana Siap Pakai (DSP) milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Penyidik KPK pun mengendus dugaan penggelembungan harga pengadaan APD atau mark-up.

    Kasus dugaan korupsi itu bermula ketika pemerintah berupaya untuk memenuhi kebutuhan APD saat awal pandemi Covid-19 sekitar empat tahun lalu. Pengadaan dilakukan dengan turut melibatkan aparat seperti TNI dan Polri.  

    Bahkan, APD itu langsung diambil oleh TNI dari Kawasan Berikat berdasarkan instruksi Kepala BNBP yang saat itu memimpin Gugus Tugas Covid-19. Dia tidak lain dari Letjen TNI Doni Monardo, yang kini sudah meninggal dunia.  

    APD lalu diambil aparat pada 21 Maret 2020 untuk disebar ke 10 provinsi. Namun, pengambilan dilakukan tanpa kelengkapan dokumentasi, bukti pendukung, serta surat pemesananan.

  • Jaktim pastikan kesiapan faskes untuk penanganan COVID-19

    Jaktim pastikan kesiapan faskes untuk penanganan COVID-19

    Arsip foto – Petugas mendorong tabung oksigen saat menyiapkan ruangan perawatan pada Tower 8 Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Pademangan, Jakarta, Selasa (15/6/2021). Satuan tugas penanganan COVID-19 bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membuka tower 8 RSDC Wisma Atlet Pademangan dengan menyediakan tempat perawatan bagi pasien terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 1.569 tempat tidur. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.)

    Jaktim pastikan kesiapan faskes untuk penanganan COVID-19
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Kamis, 05 Juni 2025 – 13:35 WIB

    Elshinta.com – Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur memastikan kesiapan fasilitas layanan kesehatan dalam rangka percepatan penanganan COVID-19 di wilayah tersebut.

    “Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya di Jakarta Timur sudah menyediakan ruangan isolasi untuk kasus-kasus penyakit menular, seperti COVID-19,” kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur Herwin Meifendy saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

    Hal ini menandakan Surat Edaran (SE) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) guna meningkatkan kewaspadaan COVID-19 maupun risiko wabah lainnya menyusul peningkatan angka COVID-19 di sejumlah negara di Asia.

    Herwin menyebutkan, pihaknya terus meningkatkan kapasitas petugas kesehatan untuk penanggulangan COVID-19 di wilayah setempat.

    “Kami terus berupaya meningkatkan petugas-petugas kesehatan untuk menangani kasus COVID-19 di Jakarta Timur sebagai mitigasi lonjakan kasus,” ujar Herwin.

    Selain itu, Herwin menyebutkan, vaksinasi COVID-19 juga selalu tersedia di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) setempat dan gratis untuk lanjut usia (lansia), pasien dengan masalah kesehatan kombinasi (komorbid), ibu hamil serta pasien kekebalan tubuh yang tertekan (immunocompromised).

    “Selain kriteria tersebut puskesmas tidak menyediakan vaksin COVID-19. RS dan klinik tertentu menyediakan tetapi berbayar. Untuk saat ini tingkat partisipasi dari masyarakat tidak banyak,” katanya.

    Berdasarkan data yang dihimpun ANTARA, wilayah Jakarta Timur memiliki 10 Puskesmas yang tersebar di setiap kecamatan, yakni Puskesmas Kecamatan Cakung, Cipayung, Ciracas, Duren Sawit, Jatinegara, Kramat Jati, Makassar, Matraman, Pasar Rebo dan Pulogadung.

    Lalu, terdapat sekitar 80 rumah sakit di Jakarta Timur, dan beberapa Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) seperti RSUD Budhi Asih, RSUD Cipayung, RSUD Ciracas, RSUD Kramat Jati, RSUD Matraman dan RSUD Pasar Rebo.

    Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan pihaknya mempersiapkan fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) guna antisipasi kenaikan kasus COVID-19.

    Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muhawarman menyebutkan, pada minggu ke-22 tahun 2025 tercatat ada sebanyak tujuh kasus terlapor. Persentase tersebut menunjukkan dari 100 orang yang diperiksa, ada dua yang terkonfirmasi positif COVID-19.

    Dia menambahkan “positivity rate” tertinggi pada 2025 tercatat pada minggu ke-19 yakni 3,62 persen. “Positivity rate” merupakan proporsi orang positif dari keseluruhan orang yang dites, yang dihitung dengan membandingkan jumlah orang yang positif dengan jumlah orang yang diperiksa.

    “Fasyankes kami siapkan sesuai SE (Surat Edaran) yang sudah beredar,” kata Aji di Jakarta, Rabu (4/6).

    Sumber : Antara

  • Kasus Covid-19 Marak Lagi, Pemkab Tangerang Siaga Fasilitas Kesehatan

    Kasus Covid-19 Marak Lagi, Pemkab Tangerang Siaga Fasilitas Kesehatan

    Tangerang, Beritasatu.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang, Banten menyiagakan fasilitas kesehatan mulai dari rumah sakit hingga tempat isolasi terpusat untuk mengantisipasi kasus Covid-19 yang kembali marak di beberapa negara di Asia.

    “Rumah sakit sudah berkoordinasi dengan tim untuk waspada terkait hal-hal yang harus dilakukan. Kami juga telah menyiapkan beberapa RSUD dalam keadaan siaga,” ujar Wakil Bupati Tangerang, Intan Nurul Hikmah, di Tangerang, dikutip dari Antara, Kamis (5/6/2025).

    Intan mengungkap, Pemkab Tangerang telah menerima arahan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran virus Covid-19. Untuk itu, Pemkab segera menyiagakan fasilitas kesehatan serta memastikan ketersediaan obat-obatan.

    Pemkab juga kembali mengaktifkan tempat isolasi di rumah sakit sebagai bagian dari kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan meningkatnya kasus.

    “Tempat isolasi dan lain-lain kita aktifkan, persiapannya seperti saat dilanda pandemi Covid-19 dulu. Namun, di rumah sakit kalau yang sudah parah selebihnya kita bantu untuk istirahat di rumah dengan obat-obatan,” jelasnya.

    Ia mengimbau masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan pola hidup sehat dalam aktivitas sehari-hari, seperti menjaga kesehatan tubuh, mengonsumsi makanan bergizi, mencuci tangan dengan air mengalir, serta menggunakan masker di kendaraan umum.

    “Pakai masker kalau di kendaraan umum, cuci tangan sebelum beraktivitas dan minum vitamin,” saran Intan.

    Sebagai informasi, sebelumnya Kemenkes melalui juru bicara Kemenkes Widyawati mengumumkan temuan tujuh kasus baru Covid-19 di Indonesia. 

    Temuan ini didapatkan dari hasil pemeriksaan spesimen pada Mei 2025. Tingkat positivity rate Covid-19 mencapai 2,05%. Artinya, dari 100 orang yang diperiksa, ada dua orang positif Covid-19 dari pemeriksaan 25 hingga 31 Mei 2025.

  • Jelang ‘Timnas Day’ RI Vs China, Ini Imbauan Kemenkes soal COVID-19

    Jelang ‘Timnas Day’ RI Vs China, Ini Imbauan Kemenkes soal COVID-19

    Jakarta

    Jelang pertandingan sepakbola antara Indonesia melawan China di Stadion Utama Gelora Bung Karno malam ini, Kamis (5/6/2025), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau penonton waspada terhadap potensi penularan COVID-19.

    Dalam keterangan juru bicara Kemenkes Widyawati, ketika mobilitas tinggi seperti menonton pertandingan Timnas Indonesia VS China malam nanti, tidak ada salahnya menerapkan protokol kesehatan COVID-19 mulai dari cuci tangan sampai memakai masker.

    “Menggunakan masker bagi masyarakat yang sakit atau jika berada di kerumunan,” kata Widya dalam keterangannya kepada detikcom, Kamis (5/6/2025).

    Di samping itu, Widya juga mengingatkan agar segera ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala infeksi saluran pernapasan dan ada riwayat kontak dengan faktor risiko.

    Hal senada juga disampaikan epidemiolog Dicky Budiman. Di lokasi yang ramai seperti stadion, menurut dia tak ada salahnya menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker. Kebiasaan membawa hand sanitizer juga menjadi hal yang sangat penting terlebih ada kekhawatiran terkait penularan COVID-19.

    “Kebiasaan membawa hand sanitizer, mencuci tangan, itu sangat penting. Karena kan banyak fasilitas umum yang kita pegang,” ujar Dicky.

    Ia juga mengingatkan jika tubuh sedang dalam keadaan tidak sehat, jangan memaksakan diri menonton laga Indonesia VS China di stadion.

    “Kalau nggak enak badan, jangan memaksakan nonton di stadion. Stadion itu kan sirkulasi udara terbatas, penonton rame, kalau risiko tinggi, sedang sakit, istirahat aja di rumah, nonton di rumah,” ucapnya.

    (kna/up)

  • Covid-19 Kembali Meneror, Seberapa Mengerikan? – Page 3

    Covid-19 Kembali Meneror, Seberapa Mengerikan? – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Setelah lima tahun lalu memorak-porandakan dunia, Covid-19 kembali meneror. Sejumlah negara-negara Asia Tenggara seperti Thailand, Malaysia, Singapura, dan Hong Kong, kembali diserang virus mematikan itu. Tidak terkecuali di Indonesia.

    Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Profesor Tjandra Yoga Aditama, menyampaikan bahwa peningkatan kasus Covid-19 di negara tetangga, seperti Thailand yang kembali mencatat ribuan kasus dan kematian dalam waktu singkat, harus menjadi alarm bagi Indonesia.

    “Sudah ada sekolah di Samut Prakan, Thailand, yang kembali menerapkan pembelajaran daring karena peningkatan kasus. Ini menjadi alarm bahwa Covid-19 belum sepenuhnya hilang,” ujar Tjandra dilansir Antara, Rabu, 4 Juni 2025.

    Pemerintah Thailand mengumumkan penutupan sementara sekolah dan kembali menerapkan pembelajaran online setelah lonjakan kasus Covid-19 terjadi di penghujung Mei 2025. Dalam kurun waktu 25–31 Mei 2025, tercatat sebanyak 65.880 kasus baru dan 3 kematian akibat infeksi SARS-CoV-2.

    Menteri Kesehatan Masyarakat Thailand, Somsak Thepsuthin, menyatakan bahwa angka tersebut menandai titik puncak kasus Covid di Thailand tahun ini, namun masyarakat tetap diminta untuk waspada karena penularan masih cukup tinggi.

    “Meski penyebaran virus SARS-CoV-2 telah melewati puncaknya, warga, terutama kelompok berisiko tinggi, tetap harus mengenakan masker dan rajin mencuci tangan karena tingkat infeksi mingguan masih tinggi,” ujar Somsak dalam konferensi pers pada Senin, 2 Juni 2025.

    Sementara itu, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Plt Direktur Jenderal Penanggulangan Penyakit, Murti Utami, sudah mengeluarkan Surat Edaran (SE) tentang Kewaspadaan terhadap Peningkatan Kasus Covid-19 pada 23 Mei 2025.

    Isi SE bernomor SR.03.01/C/1422/2025 tersebut mengenai peningkatan kewaspadaan akan Covid mengingat kasus di beberapa negara Asia seperti Thailand, Hong Kong, Malaysia dan Singapura sudah naik.

    “Memasuki minggu ke-12 tahun 2025 sampai dengan saat ini, Covid-19 menunjukkan peningkatan di beberapa negara di kawasan Asia, yaitu Thailand, Hong Kong, Malaysia maupun Singapura,” tulis Murti Utami.

    Lewat surat edaran tersebut, Kemenkes meminta agar Dinas Kesehatan serta beberapa UPT lebih waspada menghadapi Covid.

    “Surat edaran ini bertujuan dalam rangka meningkatkan kewaspadaan Covid-19 maupun penyakit potensial KLB/wabah lainnya bagi Dinas Kesehatan, UPT Bidang Kekarantinaan Kesehatan, UPT Bidang Laboratorium Kesehatan Masyarakat, Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan para pemangku kepentingan,” tulis Murti Utami.

    Saat ini, Kemenkes mencatat ada tujuh kasus Covid-19 di tanah air. Kasus tersebut tercatat pada minggu ke-22 tahun 2025, tepatnya 25 Mei-31 Mei 2025.

    Data ini dilihat berdasarkan laman resmi Infeksi Emerging Kemenkes RI yang Health Liputan6.com pantau pada Selasa sore, 3 Juni 2025. Dari data tersebut juga terlihat ada satu kasus sembuh dari infeksi virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

    Sebuah perusahaan perhiasan Israel membuat masker wajah Covid-19 termahal di dunia. Masker itu dipatok dengan harga 1,5 juta Dolar Amerika dengan lapisan emas putih 18 karat bertabur 3600 berlian putih dan hitam.

  • 15 orang positif COVID-19 pada 2025 di Jaksel

    15 orang positif COVID-19 pada 2025 di Jaksel

    Arsip foto – Warga menggunakan masker saat berjalan di Jakarta, Jumat (8/11/2023). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A (ANTARA)

    15 orang positif COVID-19 pada 2025 di Jaksel
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Kamis, 05 Juni 2025 – 11:55 WIB

    Elshinta.com – Sebanyak 15 orang positif terjangkit COVID-19 pada 2025 di Jakarta Selatan berdasarkan “New All Record” (NAR) yang merupakan sistem database kesehatan milik Kementerian Kesehatan.

    “Kami menerima laporan COVID-19 sebanyak 15 orang,” kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan Yudi Dimyati saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

    Yudi mengatakan, kasus COVID-19 di Jakarta Selatan (Jaksel) pada Januari sebanyak 14 orang dan satu orang pada bulan Mei 2025. Hingga awal Juni belum ditemukan kasus.

    “Tidak terlihat ada peningkatan kasus,” katanya.

    Angka ini terbilang menurun jika dibandingkan dengan tahun 2024 yang mencapai 743 orang terjangkit COVID-19.

    Karena itu, masyarakat diimbau untuk tetap mematuhi protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan menghindari kerumunan guna mencegah penyebaran COVID-19.

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) guna meningkatkan kewaspadaan terhadap COVID-19 maupun risiko wabah lainnya menyusul peningkatan angka COVID-19 pada sejumlah negara di Asia.

    Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu (31/5), Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Penanggulangan Penyakit Kemenkes, Murti Utami mengatakan, memasuki minggu ke-12/2025 sampai saat ini, COVID-19 menunjukkan peningkatan pada beberapa negara di kawasan Asia, yaitu Thailand, Hongkong, Malaysia maupun Singapura.

    Kemenkes Republik Indonesia (RI) mencatat terdapat temuan tujuh kasus COVID-19 di Indonesia.

    Sumber : Antara

  • Resep Bali Sukses Tekan Stunting, Terendah di RI! Angkanya ‘Cuma’ 8 Persen

    Resep Bali Sukses Tekan Stunting, Terendah di RI! Angkanya ‘Cuma’ 8 Persen

    Jakarta

    Provinsi Bali tampil menonjol sebagai daerah dengan angka stunting terendah di Indonesia dalam dua tahun terakhir. Berdasarkan hasil survei status gizi indonesia (SSGI) 2024, prevalensinya menurun di angka 8,7 persen, saat wilayah timur lain seperti NTB hingga Sulawesi masih berjuang dengan angka 30 persen.

    Menurut Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kementerian Kesehatan, Asnawi Abdullah, keberhasilan Bali dalam menurunkan angka stunting tidak lepas dari pendekatan menyeluruh yang mencakup berbagai faktor, baik dari sektor kesehatan maupun non-kesehatan.

    “Stunting ini disebabkan oleh banyak faktor (multifaktor). Karena itu, tidak bisa ditangani hanya dari sisi kesehatan saja. Kita perlu sadar bahwa indikator-indikator seperti sanitasi, akses pangan, pendidikan, hingga faktor sosial ekonomi juga berpengaruh,” kata Asnawi dalam konferensi pers, Kamis (5/6/2025).

    Ia menegaskan kondisi prevalensi stunting bisa sangat berbeda antar daerah karena variabel yang memengaruhinya juga bervariasi. Namun, Bali dianggap berhasil karena mampu mengidentifikasi dan merespons faktor-faktor kunci tersebut secara terintegrasi.

    Platform Digital dan Fokus pada Data

    Salah satu inovasi andalan Bali adalah peluncuran platform Sinenting (Sistem Informasi Stunting Terintegrasi). Platform ini memungkinkan pendataan, pemantauan, hingga evaluasi perkembangan stunting secara real time di seluruh wilayah Bali. Data yang diperoleh dari Sinenting kemudian menjadi dasar pengambilan keputusan intervensi, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

    “Sinenting itu ibarat dashboard. Ada indikator seperti lampu merah dan hijau yang menunjukkan wilayah mana yang perlu perhatian atau intervensi segera. Ini memudahkan gubernur, sekda, dan seluruh pemangku kebijakan dalam merespons dengan cepat,” jelas Asnawi.

    Perhatian Khusus untuk Kelompok Rentan

    Keberhasilan Bali juga ditopang oleh perhatian yang besar terhadap kelompok miskin dan rentan. Berdasarkan data nasional, anak yang lahir dari keluarga miskin memiliki risiko 2,5 kali lipat mengalami stunting lebih tinggi dibandingkan dari keluarga sejahtera. Karenanya, Bali secara aktif menyasar kelompok sosial ekonomi rendah dengan program-program yang menyentuh langsung kebutuhan dasar mereka.

    Bentuk intervensinya konkret. Pemerintah Bali secara rutin menyalurkan bantuan untuk balita stunting, termasuk paket sembako dan pangan bergizi. Bantuan ini diharapkan bisa menutupi kekurangan asupan gizi anak-anak dari keluarga tidak mampu.

    Rembuk Stunting hingga ke Tingkat Desa

    Pemerintah daerah di Bali juga menggelar Rembuk Stunting, forum tahunan yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan di tingkat kabupaten/kota hingga desa. Dalam forum ini, para pihak berdiskusi, menganalisis permasalahan, dan menyusun langkah strategis percepatan penurunan stunting di wilayah masing-masing.

    “Rembuk ini sangat penting karena pendekatannya bottom-up. Desa-desa juga dilibatkan untuk mengenali permasalahan unik mereka dan menyusun solusi yang paling relevan,” ujar Asnawi.

    Tak hanya itu, banyak kabupaten/kota di Bali yang memberikan insentif fiskal sebagai bentuk penghargaan atas kinerja dalam menurunkan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem. Kebijakan ini mendorong persaingan sehat antar daerah dan meningkatkan komitmen aparat daerah.

    NEXT: Layanan Kesehatan Dasar Merata dan Aktif

    Layanan Kesehatan Dasar Merata dan Aktif

    Dari sisi pelayanan kesehatan, Dirjen Kesehatan Primer dan Komunitas Kemenkes, Maria Endang Sumiwi, menyatakan tingginya cakupan layanan dasar di Bali menjadi faktor penentu menurunnya angka stunting. Hampir semua segmen sasaran intervensi di Bali terlayani secara maksimal.

    “Stunting akan turun kalau cakupan pelayanan tinggi. Dan Bali itu cakupan layanannya sangat tinggi, mulai dari remaja putri, ibu hamil, hingga balita,” kata Endang, dalam kesempatan yang sama.

    Data SSGI menunjukkan sekitar 90 persen remaja putri di Bali menerima tablet tambah darah, dan hampir 80 persen telah melalui skrining status gizi.

    Selain itu, posyandu-posyandu di Bali tergolong sangat aktif dan hidup. Dengan dukungan masyarakat yang solid dan adanya kohesi sosial yang tinggi, distribusi layanan gizi dan kesehatan dapat dilakukan dengan efektif dan efisien.

    “Kalau di Bali, menyampaikan layanan itu relatif lebih mudah karena struktur sosialnya mendukung. Sementara di beberapa daerah lain, tantangannya bisa berupa geografis, akses layanan, atau sumber daya manusia yang terbatas,” ujar Endang.

    Pelajaran bagi Daerah Lain

    Bali kini menjadi model yang dapat dijadikan rujukan bagi daerah-daerah lain di Indonesia. Meskipun tiap daerah memiliki tantangan unik, namun pendekatan berbasis data, keterlibatan lintas sektor, dan pelayanan kesehatan yang merata terbukti memberikan dampak signifikan.

    “Tidak bermaksud membandingkan langsung dengan daerah lain, tapi kita semua bisa belajar. Prinsip dasarnya adalah cakupan layanan tinggi, perhatian pada kelompok rentan, dan keterlibatan semua pihak,” tutup Endang.

  • Pramono tunggu arahan Kemenkes terkait kasus COVID-19 di Jakarta

    Pramono tunggu arahan Kemenkes terkait kasus COVID-19 di Jakarta

    Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memberikan keterangan pers di Terminal Blok M dalam peresmian Transjabodetabek rute Bogor-Blok M, Jakarta, Kamis (5/6/2025). ANTARA/Luthfia Miranda Putri.

    Pramono tunggu arahan Kemenkes terkait kasus COVID-19 di Jakarta
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Kamis, 05 Juni 2025 – 12:10 WIB

    Elshinta.com – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menunggu arahan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait kasus COVID-19 di wilayah Jakarta.

    “COVID-19 urusan Menteri Kesehatan,” kata Pramono usai peresmian Transjabodetabek rute Bogor-Blok M di Terminal Blok M Jakarta, Kamis.

    Pramono menyerahkan sepenuhnya keputusan termasuk imbauan penggunaan masker bagi penumpang transportasi umum kepada Kemenkes.

    Sebelumnya, Pemerintah Kota Jakarta Timur mengungkapkan bahwa dua warga positif COVID-19 pada Mei 2025.

    Dua warga tersebut berasal dari Kecamatan Cipayung dan Cakung. Mereka sudah dinyatakan sembuh pada akhir Mei 2025.

    Sebanyak 15 orang positif terjangkit COVID-19 pada 2025 di Jakarta Selatan berdasarkan “New All Record” (NAR) yang merupakan sistem database kesehatan milik Kementerian Kesehatan.

    Kemenkes telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) guna meningkatkan kewaspadaan terhadap COVID-19 maupun risiko wabah lainnya menyusul peningkatan angka COVID-19 pada sejumlah negara di Asia.

    Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu (31/5), Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Penanggulangan Penyakit Kemenkes, Murti Utami mengatakan, memasuki minggu ke-12/2025 sampai saat ini, COVID-19 menunjukkan peningkatan pada beberapa negara di kawasan Asia, yaitu Thailand, Hongkong, Malaysia maupun Singapura.

    Kemenkes Republik Indonesia (RI) mencatat terdapat temuan tujuh kasus COVID-19 di Indonesia.

    Sumber : Antara