Kementrian Lembaga: Kemenkes

  • Kemenkes Gerak Cepat Pulihkan Faskes Terdampak Banjir Sumatera

    Kemenkes Gerak Cepat Pulihkan Faskes Terdampak Banjir Sumatera

    Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan kondisi fasilitas kesehatan di wilayah terdampak bencana di Sumatera termasuk Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Aceh terus ditangani secara intensif. Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono menyatakan, pihaknya terus aktif berkoordinasi untuk memenuhi pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat.

    “Kita dapat data secara eksklusif setiap hari perkembangannya ada beberapa puskesmas, ada rumah sakit terdampak yang tadinya tidak bisa operasional, sudah kita cepat bisa operasionalkan,” ujar Wamenkes Dante kepada awak media di Balai Kota Jakarta, Jumat (5/12/2025). 

    Salah satu kasus yang ditangani terjadi di Datu Beru, Takengon, Aceh, yang sempat kehabisan bahan medis habis pakai (BMHP) untuk cuci darah. Kemenkes segera menindaklanjuti dengan mengirimkan BMHP tersebut.

    “Karena jalurnya terputus, jadi enggak bisa lewat darat maka dari itu kita lewat udara dan bisa lebih cepat. Obat-obatan kita kirimkan sesuai dengan kebutuhan, puskesmas dan rumah sakit yang kotor, kita kerahkan mahasiswa politeknik kesehatan di sekitar untuk membantu membersihkannya,” jelasnya. 

    Wamenkes Dante juga menekankan pentingnya penanganan kesehatan pascabencana, terutama karena sudah mulai muncul berbagai penyakit akibat bencana.

    “Karena sudah mulai teridentifikasi beberapa penyakit yang muncul pascabencana. Mulai dari penyakit kulit, diare, demam, dan sebagainya, ini harus kita tangani dengan cepat. Sudah kita kirimkan obat-obatan dan dokter spesialis yang kita mobilisasi dari Jakarta, Makassar, Medan,” tutur Dante.

    Selain dokter spesialis, dokter umum, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya juga ditempatkan di posko, rumah sakit, dan fasilitas kesehatan yang membutuhkan. Pihak Kemenkes terus mengupayakan agar semua fasilitas terdampak dapat kembali beroperasi.

    “Di daerah Kota Pariaman, ada 5 rumah sakit, 7 puskesmas semua sudah bisa beroperasional. Tetapi, ada juga yang masih terdampak, dan belum bisa beroperasional. Ini akan kita terus tingkatkan mobilisasi, dan strategi-strategi yang cepat dan beroperasional, sebisa mungkin,” tutup Dante. 

  • Bupati Koltim Segera Disidangkan Terkait Kasus Korupsi Proyek RSUD

    Bupati Koltim Segera Disidangkan Terkait Kasus Korupsi Proyek RSUD

    Jakarta

    KPK telah menyelesaikan tahap II berkas perkara dan tersangka kasus dugaan suap proyek Pembangunan RSUD di Kolaka Timur (Koltim) yang menjerat Bupati Koltim nonaktif, Abdul Azis (ABZ). Abdul Azis pun segera disidangkan.

    “Hari ini, Jumat (5/12), dilakukan Tahap II dalam perkara dugaan suap proyek Pembangunan RSUD di Kolaka Timur, untuk empat tersangka,” terang juru bicara KPK Budi Prasetyo kepada wartawan, Jumat (5/12/2025).

    “Yaitu ABZ selaku Bupati Koltim 2024-2029; AGD sebagai PPK proyek pembangunan RSUD Koltim; ALH selaku PIC Kemenkes untuk Pembangunan RSUD; dan YSN selaku ASN di Badan Pendapatan Daerah Provinsi Sulteng,” lanjutnya.

    Budi menjelaskan Jaksa Penuntut Umum (JPU) pun akan menyiapkan surat dakwaan. Sementara untuk dua tersangka lainnya yakni Hendrik Permana (HP) selaku ASN di Kementerian Kesehatan dan Direktur Umum PT Griska Cipta, Aswin Griska (AGR) masih dalam tahap penyidikan.

    “Selanjutnya Jaksa Penuntut Umum (JPU) akan menyiapkan surat dakwaannya dan melakukan limpah ke pengadilan negeri untuk disidangkan,” jelas Budi.

    Kasus ini bermula dari operasi tangkap tangan (OTT) yang menjerat Bupati Kolaka Timur Abdul Aziz. KPK lalu menetapkan lima orang tersangka dalam OTT tersebut. Berikut para tersangkanya:
    1. Abdul Azis (ABZ), Bupati Koltim 2024-2029
    2. Andi Lukman Hakim (ALH), PIC Kemenkes untuk Pembangunan RSUD
    3. Ageng Dermanto (AGD), PPK proyek pembangunan RSUD di Koltim
    4. Deddy Karnady (DK), pihak swasta-PT PCP
    5. Arif Rahman (AR), pihak swasta-KSO PT PCP.

    KPK menduga Abdul Azis meminta commitment fee Rp 9 miliar dari proyek bernilai Rp 126 miliar itu. KPK menduga Abdul Azis sudah menerima Rp 1,6 miliar.

    “Para tersangka ditahan untuk 20 hari pertama terhitung sejak tanggal 24 November sampai 13 Desember 202 di Rutan Cabang Gedung Merah Putih KPK,” kata Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Asep Guntur Rahayu dalam konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (24/11).

    (whn/whn)

  • Korban Banjir Sumatera Mulai Terserang Demam dan Tifus

    Korban Banjir Sumatera Mulai Terserang Demam dan Tifus

    Liputan6.com, Jakarta – Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) RI Dante Saksono Harbuwono menuturkan, masyarakat korban banjir Sumatera sudah banyak yang mulai mengalami demam hingga tifus. Penyakit ini muncul pasca bencana banjir dan tanah longsor.

    “Ini sudah mulai ada yang gatal-gatal, ada yang sudah banyak yang demam, sudah banyak yang sakit tifus, dan sebagainya,” kata Dante di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (5/12/2025). 

    Menurut Dante, masyarakat yang mengalami sakit akan mulai ditangani dengan strategi khusus. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah (Pemda) di lokasi bencana.

    “Hampir setiap hari kita melakukan vidcon (video conference) di Kementerian Kesehatan dengan Kepala Dinas seluruh daerah yang berdampak,” jelasnya. 

    Dante menjelaskan, dari total 75 kabupaten/kota yang ada di tiga provinsi di Sumatera tersebut, 50 kabupaten/kota di antaranya terdampak. Dia menyebut bahwa pemerintah pusat selalu melakukan evaluasi setiap hari.

  • Bos WHO Respons Bencana Banjir Asia Termasuk yang Terjadi di Indonesia

    Bos WHO Respons Bencana Banjir Asia Termasuk yang Terjadi di Indonesia

    Jakarta

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyoroti terkait bencana banjir besar yang melanda sejumlah negara Asia, termasuk di Indonesia. Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan pihaknya kini berkomunikasi erat dengan pemerintah dan mitra kesehatan di kawasan untuk memastikan dukungan dapat diberikan secara cepat dan tepat.

    Dalam pernyataan terbarunya melalui media sosial, Dr Tedros menyebut WHO telah menjalin koordinasi intensif dengan Indonesia, Sri Lanka, Thailand, Vietnam, dan Malaysia. Negara-negara tersebut terdampak banjir besar yang disebut sebagai salah satu yang belum pernah terjadi sebelumnya.

    “Kami berkomunikasi erat dengan mitra di Indonesia, Sri Lanka, Thailand, Vietnam, dan Malaysia untuk memberikan dukungan yang diperlukan dalam menanggapi banjir yang belum pernah terjadi sebelumnya akibat badai siklon #Ditwah,” ungkap Dr Tedros, dikutip Jumat (5/12/2025).

    WHO saat ini tengah mengerahkan tim tanggap cepat (rapid response teams) ke negara-negara yang telah meminta dukungan. Pihaknya juga memperkuat sistem pengawasan penyakit untuk mencegah terjadinya wabah, serta memastikan layanan kesehatan esensial tetap berjalan di wilayah-wilayah yang terdampak parah.

    “Kami sedang mengerahkan tim tanggap cepat ke negara-negara yang telah meminta dukungan, memperkuat pengawasan penyakit, dan mendukung keberlangsungan layanan kesehatan esensial bagi masyarakat terdampak,” tambahnya.

    Dr Tedros juga menyampaikan belasungkawa mendalam atas jatuhnya korban jiwa dan kerusakan luas yang ditimbulkan oleh banjir dan longsor di kawasan Asia.

    “Kami menyampaikan belasungkawa terdalam kepada masyarakat dan negara-negara yang telah kehilangan orang-orang terkasih dan kehidupan mereka terdampak oleh tragedi ini.”

    Di sisi lain, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memberikan laporan terkini kondisi kesehatan warga terdampak bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.

    Berdasarkan data 3 Desember 2025, terdapat tiga keluhan kesehatan yang paling banyak muncul. Berikut datanya dihimpun dari laman Kemenkes:

    AcehPenyakit kulit: 238 kasusISPA: 126 kasusDiare: 49 kasusSumatera UtaraPenyakit kulit: 2.824 kasusISPA: 2.436 kasusInfluenza like illness (ILI): 738 kasusSumatera BaratISPA: 181 kasusDemam: 131 kasusDarah tinggi: 103 kasus

    Prioritas penanganan kesehatan yang diberikan mulai dari layanan darurat yang mencakup pemeriksaan kesehatan, pemberian obat dasar dan penanganan luka.

    Di samping itu juga dilakukan pengendalian penyakit seperti fogging, disinfeksi area tergenang dan pemakaian masker.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/kna)

  • Kanker Serviks di RI Meningkat: Ada 38 Ribu Pasien, 22 Ribu Meninggal Dunia

    Kanker Serviks di RI Meningkat: Ada 38 Ribu Pasien, 22 Ribu Meninggal Dunia

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan RI memprediksi kasus baru kanker leher rahim atau kanker serviks mencapai 38,8 ribu dengan 22,3 ribu di antaranya meninggal dunia. Hal ini berdampak ke beban pembiayaan kesehatan tertinggi kedua terkait kanker yakni Rp 98 miliar.

    “Kanker leher rahim merupakan kanker kedua yang paling sering diderita oleh perempuan di Indonesia, dengan 56 kematian setiap hari,” demikian laporan Kemenkes dalam data yang dihimpun Desember 2025.

    Tren tersebut meningkat dibandingkan laporan rata-rata 36 ribu kasus baru dalam tiga tahun terakhir.

    Salah satu pemicu kematian di kanker serviks relatif tinggi adalah minimnya deteksi dini. Kemenkes RI melaporkan rendahnya deteksi dini berkaitan dengan rasa malu datang ke faskes.

    “Rasa malu dikaitkan dengan kegiatan pergi ke faskes untuk skrining pemeriksaan panggul itu sendiri, dan diperiksa oleh petugas kesehatan laki-laki atau muda,” tandas dia.

    Kanker serviks menjadi kanker kedua terbanyak yang paling sering terjadi pada wanita. Berikut laporannya:

    Kanker payudara: 66.271 kasusKanker serviks: 36.964 kasusKanker ovarium 15.130 kasusKanker kolorektal 13.773 kasusKanker paru: 9.797 kasus

    (naf/kna)

  • Wamenkes: Korban Bencana Sumatera Mulai Banyak yang Demam dan Tifus
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 Desember 2025

    Wamenkes: Korban Bencana Sumatera Mulai Banyak yang Demam dan Tifus Megapolitan 5 Desember 2025

    Wamenkes: Korban Bencana Sumatera Mulai Banyak yang Demam dan Tifus
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengatakan, korban bencana di Sumatera sudah banyak yang menderita demam, gatal-gatal hingga tifus.
    Saat ini Kementerian Kesehatan (
    Kemenkes
    ) bersama pihak terkait fokus melakukan pencegahan penyakit yang timbul pasca-bencana.
    “Yang terakhir adalah mencegah penyakit yang mungkin timbul pasca-bencana. Ini sudah mulai ada yang gatal-gatal, mulai sudah banyak yang
    demam
    , sudah banyak yang kena sakit
    tifus
    dan sebagainya,” ujar Dante di Balai Kota Jakarta, Jumat (5/12/2025).
    “Ini nanti akan kita tangani dengan strategi kita, koordinasi antara pemerintah daerah, pemerintah pusat. Hampir setiap hari kita melakukan vidcon (video conference) di Kemenkes dengan Kepala Dinas seluruh daerah yang terdampak,” lanjutnya.
    Menurut Dante, saat ini ada 75 kabupaten/kota di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat yang separuhnya terdampak bencana banjir.
    Penanganan kesehatan para korban banjir dievaluasi setiap hari.
    Selain itu,
    Wamenkes Dante
    juga mengungkapkan empat strategi penanganan kesehatan korban
    banjir Sumatera
    .
    Pertama, penanganan langsung terhadap korban yang mengalami luka.
    Kedua adalah melakukan revitalisasi pelayanan kesehatan yang berdampak dan tidak bisa beroperasi.
    “Kemudian yang ketiga adalah melakukan bantuan obat-obatan, bahan habis pakai, supaya bisa terkendali. Dan yang keempat adalah mobilisasi tenaga kesehatan dari pusat ke daerah-daerah tersebut sehingga bisa memberikan pelayanan yang lebih optimal untuk mereka yang berdampak,” jelas Dante.
    Diberitakan sebelumnya, jumlah korban jiwa akibat banjir dan tanah longsor yang melanda tiga provinsi di Sumatera (Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat) kembali meningkat.
    Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan, total
    korban meninggal
    dunia kini mencapai 836 orang, dengan penambahan terbesar berasal dari Aceh.
    “Rekapitulasi hasil pencarian dan pertolongan pukul 16.00, hingga sore ini jumlah korban meninggal dunia bertambah 836 jiwa, penambahan paling banyak menemukan jasad korban di Aceh 48 korban,” ujarnya, seperti dalam tayangan Konferensi Pers Update Penanganan Bencana Banjir Longsor di Aceh, Sumut, dan Sumbar di YouTube BNPB Indonesia, Kamis (4/12/2025).
    Kompas.com
    bersama Kitabisa membuka penggalangan dana untuk membantu masyarakat Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, yang terdampak bencana.
    Dukungan Anda dapat disalurkan melalui tautan berikut:
    https://kitabisa.com/campaign/bantuwargataptengsibolga
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ingin Kurus Tapi Doyan Gorengan? Menkes: Makan 3-4 Biji Saja Harus ‘Dibayar’ Lari 5 Km

    Ingin Kurus Tapi Doyan Gorengan? Menkes: Makan 3-4 Biji Saja Harus ‘Dibayar’ Lari 5 Km

    Jakarta

    Menteri Kesehatan mengingatkan masyarakat untuk memperhatikan pola makan, terutama saat terbiasa mengonsumsi gorengan tinggi kalori, tetapi rendah gizi. Menkes mencontohkan satu potong gorengan saja bisa berkontribusi besar pada kenaikan berat badan bila tidak diimbangi aktivitas fisik.

    “Tahu nggak kalau kita makan satu gorengan seperti ini, kalorinya 100 sampai 150 kalori. Dan biasanya nggak bikin kenyang. Aku jamin kalian pasti makannya kayak aku dulu, nggak cukup satu biji, minimal tiga atau empat. Enak banget,” bebernya dalam akun Instagram pribadi, seperti dilihat detikcom Kamis (4/12/2025).

    Menurut Menkes, banyak orang tidak menyadari menyantap tiga gorengan berarti menandakan masuknya 300 hingga 450 kalori, setara dengan satu porsi makan siang lengkap.

    Perlu dicatat, kalori dari gorengan tidak mudah dibakar tanpa aktivitas fisik yang cukup. Sebagai pria yang memiliki bobot tubuh 70 kg, Menkes menyebut kalori dari mengonsumsi tiga gorengan bahkan perlu ‘dibakar’ dengan lari 5 kilometer untuk menyeimbangkan energi yang masuk.

    “Wah, untuk orang dengan berat badan seperti saya, itu harus lari 5 kilo. Bahkan gara-gara makan cuma satu gorengan, saya mesti treadmill 15 menit,” katanya.

    Ia menegaskan keluhan berat badan naik sering kali berasal dari pola makan harian yang tidak disadari, khususnya makanan berlemak tinggi seperti gorengan.

    “Yang suka ngeluh berat badannya naik terus, habis makannya gorengan sih.”

    Menkes mengimbau masyarakat mulai membatasi gorengan dan menata pola makan sesuai pedoman Isi Piringku, seperti berikut:

    1. Setengah Piring Berisi Sayur dan Buah

    Setengah piring terdiri dari:

    Sayur-sayuran (lebih banyak)

    Buah-buahan

    Sayur memberi serat, vitamin, mineral, dan membantu kenyang lebih lama.

    Buah melengkapi kebutuhan vitamin dan antioksidan.

    2. Seperempat Piring Karbohidrat

    Setengah dari sisa piring atau seperempat piring adalah makanan pokok, seperti:

    nasi

    roti

    mie

    kentang

    singkong, ubi

    Disarankan memilih sumber karbohidrat kompleks atau berserat.

    3. Seperempat Piring Protein

    Seperempat piring lainnya diisi lauk berprotein:

    ikan

    ayam

    telur

    tahu-tempe

    daging

    kacang-kacangan

    Protein membantu perbaikan sel, kekebalan, dan menjaga massa otot.

    4. Minum Air Putih

    Anjuran 8 gelas per hari atau sesuai kebutuhan tubuh.

    5. Batasi Gula, Garam, dan Lemak

    Gula: maksimal 4 sendok makan/hari

    Garam: maksimal 1 sendok teh/hari

    Lemak: maksimal 5 sendok makan/hari

    (naf/kna)

  • Dokter Ungkap Pola Makan Warga Jepang Bikin Panjang Umur sampai 100 Tahun

    Dokter Ungkap Pola Makan Warga Jepang Bikin Panjang Umur sampai 100 Tahun

    Jakarta

    Orang-orang di Jepang sering dikagumi karena pola hidup sehat mereka yang akhirnya berdampak pada umur panjang. Jumlah centenarian (penduduk berusia 100 tahun atau lebih) di Jepang mencapai rekor 99.763 jiwa.

    Dikutip dari Hindustan Times, salah satu faktor yang membantu warga Jepang bisa menyentuh usia 100 tahun adalah pola makan mereka yang dikenal sangat sehat.

    Spesialis onkologi dr Tarang Krishna, dengan pengalaman 22 tahun mengatakan prinsip ‘Hara Hachi Bu’ dalam budaya di Negeri Sakura dapat membantu siapa pun tetap sehat, energik, dan bugar selama bertahun-tahun mendatang.

    “Artinya, setiap kali Anda makan, Anda harus berhenti ketika sudah sekitar 80 persen kenyang. Anda tidak boleh makan sampai benar-benar kenyang karena lambung tidak membutuhkan makanan sebanyak itu,” kata dr Krishna.

    Menurut dr Krishna, prinsip ini dianut oleh semua orang, mulai dari anak-anak hingga mereka yang berusia 90-an.

    “Ketika seluruh komunitas, kota, atau desa mengikutinya, hal itu akan menjadi kebiasaan gaya hidup yang meningkatkan umur panjang, energi, dan kesehatan secara keseluruhan,” jelasnya.

    Menurut dr Krishna, seseorang yang makan tidak sampai ‘penuh’, akan membantu memperlancar proses pencernaan. Selain itu, prinsip ‘Hara Hachi Bu’ juga membantu dalam proses mengontrol berat badan.

    “Dengan mengikuti Hara Hachi Bu, individu dapat menjaga berat badan yang lebih sehat, melancarkan pencernaan , dan merasa lebih berenergi,” tambah dr Krishna.

    “Membuktikan bahwa terkadang, lebih sedikit memang lebih baik dalam hal makanan,” tutupnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Kemenkes Ungkap Masalah Kesehatan Tertinggi dari Hasil CKG”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/kna)

  • Korban Bencana Sumatera-Aceh ‘Dihantui’ Trauma, Butuh Pemulihan Psikologis

    Korban Bencana Sumatera-Aceh ‘Dihantui’ Trauma, Butuh Pemulihan Psikologis

    Jakarta

    Para penyintas bencana banjir dan longsor di Sumatera Barat (Sumbar), Sumatera Utara (Sumut), dan Aceh saat ini sedang ‘dihantui’ dampak psikologis yang berat, meski kondisi sudah perlahan berangsur pulih.

    Tim-tim trauma healing dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), hingga pihak universitas mulai diterbangkan menuju lokasi bencana untuk membantu memulihkan kondisi psikologis korban.

    Trauma Apa Saja yang Bisa Dialami Korban?

    Psikolog klinis Maharani Octy Ningsih mengatakan trauma psikologis yang mungkin dialami korban bencana bisa berkaitan dengan kejadian mengerikan yang sebelumnya mereka lihat.

    “Bisa saja menjadi takut air, takut hujan, atau takut kembali ke lokasi yang sama karena semua itu terhubung dengan memori menakutkan,” kata Rani, kepada detikcom saat dihubungi, Kamis (4/12/2025).

    Rani melanjutkan bahwa anak-anak merupakan korban yang paling rentan mengalami trauma pasca-bencana.

    “Pengalaman traumatis bisa muncul karena mereka belum memiliki kapasitas emosional untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi. Apa yang mereka lihat seperti air besar, suara keras, kepanikan orang dewasa langsung terekam sebagai sesuatu ancaman,” katanya.

    “Hal ini terjadi melalui proses conditioning di otak, selain itu adanya rasa tidak aman, kewaspadaan berlebihan, mereka tidak mau jauh dari orang tua, atau tampak cemas karena memang tubuh mereka masih berada dalam mode siaga,” sambungnya.

    Pendekatan Psikologis Fokus pada Hal Sederhana

    Untuk menyembuhkan trauma korban bencana, khususnya pada anak-anak, para penolong menurut Rani harus fokus kepada memulihkan rasa aman mereka terlebih dahulu.

    “Memberi ruang untuk mengekspresikan pengalaman, memvalidasi emosi yang mereka rasakan. Anak bisa diajak menggambar, bermain, atau bercerita. Cara ini membantu mereka memproses emosi tanpa harus dipaksa menceritakan detail traumatis,” katanya.

    “Mengakui bahwa rasa takut yang mereka rasakan adalah sesuatu yang wajar membuat anak merasa tidak sendirian dan menurunkan respons terhadap stres,” tutupnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: CISDI Ungkap Alasan Kesehatan Mental Masih Disepelekan”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/kna)

  • Data BNPB: Korban Meninggal Bencana Sumatera 780 Jiwa, 564 Masih Hilang

    Data BNPB: Korban Meninggal Bencana Sumatera 780 Jiwa, 564 Masih Hilang

    Jakarta

    Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 780 jiwa meninggal dunia dan 564 jiwa dinyatakan hilang pada penanganan darurat banjir dan longsor di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh.

    Penambahan jumlah korban jiwa dan orang hilang tersebut didapat dari situs Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Bencana (Pusdatin BNPB), dilihat detikcom pada Kamis (4/12/2025), pukul 06.00 WIB.

    Berikut rincian korban meninggal dunia dan hilang.

    Aceh: 277 jiwa meninggal dan 193 jiwa hilangSumatera Barat: 204 jiwa meninggal dan 212 jiwa hilangSumatera Utara: 299 jiwa meninggal dan 159 jiwa hilang

    Antisipasi Risiko Penyakit di Wilayah Terdampak

    Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono buka-bukaan soal kondisi terkini wilayah yang terdampak bencana alam di Sumatera. Ia menyebut saat ini pihak Kemenkes sudah mengirim tim ke daerah untuk melakukan mitigasi dan evaluasi pada beberapa penyakit penting yang mungkin berdampak.

    “Ini kan sekarang yang paling penting itu mitigasi dari korban-korban yang mengalami luka yang akut. Itu ada beberapa ya, ada yang patah tulang, kita sudah kirimkan timnya ke sana,” ungkap Wamenkes ketika ditemui awak media di Jakarta Pusat, Rabu (3/12/2025).

    Pasca bencana, beberapa penyakit seperti diare dan leptospirosis dapat meningkat. Leptospirosis merupakan infeksi bakteri yang dapat masuk melalui luka atau air tercemar. Gejala yang dapat ditimbulkan berupa nyeri otot, demam, hingga gangguan organ.

    “Ini yang paling penting karena kejadian pasca bencana itu berkaitan dengan penyakit-penyakit seperti diare, demam, batuk pilek, ada leptospirosis, akibat kejadian banjir,” ungkap Wamenkes.

    “Ini kita terus mitigasi. Kita juga melakukan evaluasi pada mereka-mereka yang mempunyai risiko tinggi. Misalnya lansia, ibu hamil, orang yang mengalami cuci darah, orang yang pakai insulin. Ini juga terus kita evaluasi,” tandas Dante.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Respons WHO soal Musibah Banjir di Asia Termasuk di Indonesia”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/kna)