Kementrian Lembaga: Kemenkes

  • Gus Ipul Ungkap 100 Sekolah Rakyat Dibuka 14 Juli, Tampung 9.700 Siswa

    Gus Ipul Ungkap 100 Sekolah Rakyat Dibuka 14 Juli, Tampung 9.700 Siswa

    Jakarta

    Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengungkap 100 Sekolah Rakyat yang menampung 9.700 siswa siap diluncurkan pada 14 Juli mendatang. Gus Ipul mengatakan pembelajaran pertama akan dimulai dengan orientasi pengenalan guru dan siswa.

    “Ya, jadi untuk 14 Juli yang akan datang akan dimulai proses pembelajaran di 100 titik. Diawali dengan matrikulasi, jadi nanti ada masa pengenalan, masa orientasi bagi guru, siswa untuk kemudian diharapkan setelah ada masa orientasi itu proses belajarnya bisa dimulai,” kata Gus Ipul di di Pusdiklatbangprof Kemensos, Jakarta Selatan, Sabtu (5/7/2025).

    Gus Ipul mengatakan pada hari pertama peluncuran 100 Sekolah Rakyat itu akan dilakukan cek kesehatan. Dia mengatakan Kemensos menggandeng Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam proses pengecekan tersebut.

    “Nah yang akan kita lakukan pada tanggal 14 itu dalam rencana itu, 14 itu adalah dimulai dengan cek kesehatan bersama. Jadi nanti kita kerja sama dengan Kementerian Kesehatan melakukan cek kesehatan bersama untuk guru, untuk tenaga kependidikan, dan untuk para siswa,” kata Gus Ipul.

    Dia mengatakan ada 1.469 guru yang lolos seleksi untuk mengajar di 100 Sekolah Rakyat yang akan diluncurkan pada 14 Juli tersebut. Dia menuturkan pihaknya juga akan melakukan talent mapping untuk pemetakan siswa.

    “Nah setelah itu pada hari berikutnya sudah ada jadwal yang disusun oleh satgas, apa saja yang akan dikerjakan, jadwalnya seperti apa, secara rinci,” tambahnya.

    “Bukan yang mendaftar, yang sudah tercatat ya sebagai siswa sekolah rakyat di 100 titik itu 9.700 lebih siswa. Untuk di 100 titik pertama. Nah di 100 titik kedua itu target ya ini baru target, itu insyaallah sampai bisa menampung 10.000 siswa. Ini masih target. Belum realisasi. Realisasinya sampai sekarang kita sekitar 5.000 lebih sudah per hari ini,” tambahnya.

    Lebih lanjut, Gus Ipul mengatakan peluncuran 100 Sekolah Rakyat pada 14 Juli tersebut, tidak akan dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto. Namun, dia berharap peluncuran proses pembelajaran nantinya dapat dilakukan langsung oleh Prabowo.

    (mib/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pertolongan Pertama Pada Pengidap Virus Hanta di Bandung

    Pertolongan Pertama Pada Pengidap Virus Hanta di Bandung

    Jakarta

    Kasus infeksi virus Hanta menjadi sorotan setelah muncul laporan pengidapnya di wilayah Bandung. Penyakit ini ditularkan melalui kontak langsung dengan hewan pengerat.

    Penyakit virus Hanta tentunya perlu diantisipasi mengingat hewan pengerat yang membawanya tersebar di berbagai tipe habitat. Lantas, bagaimana pertolongan pertama pada pengidap virus Hanta di Bandung?

    Apa Itu Virus Hanta?

    Virus Hanta merupakan salah satu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh rodensia atau hewan pengerat. Dikutip dari laman Kemenkes, rodensia memiliki penularan penyakit seperti leptospirosis dan pes.

    Jenis tikus yang terkonfirmasi sebagai reservoir virus Hanta di Indonesia adalah Rattus norvegicus (tikus got) dan R.tanezumi (tikus rumah). Adapun jenis tikus lain yang menjadi reservoir adalah R. tiomanicus (tikus belukar), R.exulans (tikus ladang), R. argentiventer (tikus sawah), Mus musculus (mencit rumah), Bandicota indica (tikus wirok), dan Maxomys surifer.

    Kronologi Pertolongan Pertama Pada Pengidap Virus Hanta di Bandung

    Adanya virus Hanta pertama kali ditemukan di Kabupaten Bandung Barat (KBB) pada 20 Mei 2025. Diberitakan detikcom sebelumnya, seorang pria berusia 52 tahun dinyatakan positif terpapar virus Hanta.

    Pada awalnya, pekerja buruh bangunan tersebut mengeluh pusing, demam, serta nyeri lambung saat bekerja. Berdasarkan hasil penelusuran, ternyata dia mengaku sempat digigit tikus saat bekerja di proyek bangunan.

    Dia kemudian dibawa ke beberapa fasilitas kesehatan untuk menjalani perawatan, namun gejalanya tak kunjung membaik. Bahkan, di awal, penyakit tersebut disangka sebagai leptospirosis. Namun, saat dilakukan pengujian laboratorium, hasilnya positif virus Hanta.

    “Sampai akhirnya dirawat di RS Hasan Sadikin, dugaan awalnya Leptospirosis. Tapi kemudian dilakukan pengujian laboratorium, hasilnya positif Virus Hanta,”
    Kepala Dinas Kesehatan Bandung Barat, Ridwan Abdullah Putra, Rabu (18/6/2025).

    Mengetahui adanya kasus ini, Dinas Kesehatan BB langsung menggelar penyelidikan epidemiologi di sekitar lingkungan tempat tinggal pasien untuk mencegah kemungkinan penularan lebih luas.

    Sebanyak 12 tikus ditangkap dari selokan dan sejumlah titik strategis lainnya, kemudian dibedah untuk diambil organ dalamnya. Dalam pemeriksaan laboratorium, ditentukan apakah tikus-tikus tersebut memang membawa virus hanta atau tidak.

    Sementara itu, kondisi pasien yang terpapar virus Hanta dan sempat menjalani perawatan intensif di RS Hasan Sadikin telah membaik dan diperbolehkan pulang.

    Dari kasus virus Hanta di Bandung, penting untuk melakukan pertolongan kepada orang yang terpapar rodensia ke fasilitas kesehatan. Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, dr Widyawati meminta masyarakat untuk mendatangi fasilitas kesehatan terdekat jika muncul gejala demam, nyeri otot dan gangguan pernapasan.

    “Masyarakat tak perlu panik, tapi harus tetap waspada. Pencegahan melalui kebersihan lingkungan sangat penting. Pemantauan di daerah rawan akan terus dilakukan bersama dinas kesehatan setempat untuk mencegah penularan lebih lanjut,” katanya kepada detikcom, Senin (30/6/2025).

    Cara Mencegah Terpapar Virus Hanta

    Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, pencegahan virus Hanta utamanya dilakukan melalui pengendalian rodensia, serta mencegah kontak dengan urin, tinja, air liur, dan tempat bersarang rodensia.

    Adapun beberapa upaya untuk mencegah kontak dengan urin, tinja, dan air liur rodensia bisa dilakukan dengan cara berikut:

    Terapkan perilaku hidup bersih dan sehatJaga kebersihan rumah dan tempat-tempat yang sudah lama tidak terpakai, terutama di ruang bawah tanah, loteng, gudang, dan tempat penyimpanan, untuk mencegah rodensia masuk ke dalam rumah.Hindari menyentuh rodensia baik yang masih hidup atau sudah mati.Lakukan pengelolaan sampah dengan benar.Tempatkan perangkap tikus di sekitar rumah atau tempat kerja untuk mengurangi populasi rodensiaGunakan alat pelindung diri bagi pekerja yang berisiko kontak dengan rodensia seperti buruh bangunan, petani, tenaga laboratorium, dan dokter hewan.

    (elk/tgm)

  • Apa Yang Terjadi Dengan Tubuh Saat Sedang Berpuasa?

    Apa Yang Terjadi Dengan Tubuh Saat Sedang Berpuasa?

    Jakarta

    Puasa adalah tidak hanya sekedar menahan lapar dan haus. Di balik pola makan ini, tubuh mengalami serangkaian perubahan biologis yang kompleks.

    Ada banyak manfaat kesehatan yang bisa didapatkan dari berpuasa. Tak heran, puasa juga menjadi salah satu ritual khusus dalam berbagai kepercayaan. Sebenarnya apa sih yang terjadi pada tubuh ketika sedang berpuasa?

    Efek Puasa ke Tubuh

    Puasa didefinisikan sebagai kondisi fisiologis ketika seseorang menahan diri dari mengonsumsi kalori untuk jangka waktu tertentu. Puasa dapat memicu perubahan metabolisme dan fungsi tubuh.

    Peneliti klinis King Fahad Specialist Hospital Research Center, Mohammed Mahroos mengungkapkan beberapa efek yang dapat ditimbulkan dari berpuasa, berikut adalah beberapa di antaranya:

    1. Sistem Pencernaan Istirahat

    Mahroos menjelaskan puasa memberikan kesempatan sistem pencernaan untuk beristirahat. Ketika berpuasa, tubuh akan berfokus pada hal lain seperti perbaikan sel.

    “Puasa memberikan waktu istirahat bagi sistem pencernaan, memungkinkan tubuh fokus pada perbaikan sel dan detoksifikasi,” kata Maroosh dikutip dari Arab News.

    Puasa juga membuat kadar insulin dan glukosa menurun, yang mendorong pembakaran lemak. Ketika cadangan glikogen (bentuk simpanan glukosa) habis karena puasa, tubuh mulai menggunakan lemak sebagai sumber energi pertama. Proses tersebut juga disebut sebagai ketosis.

    2. Meningkatkan Metabolisme

    Secara medis, puasa juga sangat baik untuk meningkatkan metabolisme. Puasa dinilai sangat efektif untuk mengobati obesitas, resistensi insulin, dan gangguan metabolisme.

    Sebuah studi yang diterbitkan oleh New England Journal of Medicine pada tahun 2019 mengungkapkan puasa intermittent meningkatkan metabolisme dan mengurangi resistensi insulin. Ini membuatnya efektif dalam mencegah diabetes tipe dua.

    “Jika disertai pola makan seimbang, puasa dapat meningkatkan efisiensi metabolik,” jelas Maroosh.

    Meski begitu, ia mengingatkan untuk tidak ‘balas dendam’ ketika waktu berbuka. Menurutnya, efek maksimal puasa baru benar-benar bisa dirasakan jika pola makan terus dikendalikan, bahkan setelah berbuka.

    Mengonsumsi makanan tidak sehat saat berbuka, seperti gula olahan, lemak trans, dan makanan cepat saji, dapat mengurangi manfaat puasa atau bahkan memicu masalah kesehatan lain.

    3. Meningkatkan Kekebalan Tubuh

    Berpuasa juga mengaktifkan autofagi, sebuah proses di tingkat sel yang mendukung regenerasi sel dan perkembangan sistem tubuh yang lebih sehat. Hal tersebut juga sudah terbukti oleh ahli riset biologi Jepang Yoshinori Ohsumi, peraih nobel fisiologi atau kedokteran di tahun 2016.

    Proses autofagi sangat penting untuk menjaga kesehatan, mencegah penuaan dini, dan melindungi tubuh dari berbagai penyakit seperti kanker, infeksi, serta gangguan neurodegeneratif.

    Ketika berpuasa, sel ‘dipaksa’ bekerja lebih efisien dan mengaktifkan autofagi sebagai adaptasi.

    4. Meningkatkan Kekuatan Mental

    Tak hanya kesehatan fisik, puasa juga meningkatkan kesehatan mental. Secara spiritual, puasa mendorong refleksi diri dan kejernihan pikiran yang penting untuk kondisi psikologis.

    “Praktik ini mendorong disiplin diri dan memperkuat kemauan. Ini juga berkontribusi pada kejernihan mental, selain manfaat kesehatannya,” katanya.

    Mahroos menambahkan pola makan harus tetap terjaga selama berpuasa. Pastikan tubuh terhidrasi dengan baik sehingga fungsi organ tetap berjalan normal.

    Beda Puasa Sebulan Vs Puasa Sehari

    Ketika puasa selama sehari, tubuh mulai menggunakan simpanan glikogen untuk energi. Kadar insulin menurun, proses pembakaran lemak meningkat, dan produksi hormon pertumbuhan naik. Ini bermanfaat untuk perbaikan jaringan dan peningkatan metabolisme.

    Sebuah studi yang diterbitkan di Journal of Neuroscience tahun 2021 menunjukkan puasa jangka pendek meningkatkan produksi protein yang disebut BDNF (brain-derived neurotrophic factor), yang dapat meningkatkan kekuatan kognitif dan mengurangi risiko penyakit seperti Alzheimer.

    “Puasa intermiten juga menurunkan kadar kolesterol jahat dan memperbaiki tekanan darah, sehingga mengurangi risiko penyakit jantung,” tambah Mahroos.

    Sedangkan, ketika seseorang berpuasa panjang, misalnya 30 hari seperti saat Ramadhan, tubuh memasuki fase adaptasi jangka panjang yang meningkatkan efisiensi metabolisme.

    Efeknya sensitivitas terhadap insulin meningkat yang berpengaruh pada penurunan risiko diabetes, lalu tingkat peradangan kronis menurun yang berkaitan pada kesehatan jantung dan daya tahan tubuh. Autofagi yang lebih aktif juga membantu membersihkan sel-sel rusak dan memperbaiki jaringan tubuh.

    Puasa Ramadan biasanya berlangsung selama 13-15 jam tergantung dari wilayah. Sedangkan, durasi paling umum dari intermittent fasting adalah 16 jam. Salah satu pembeda dari kedua jenis puasa ini, puasa Ramadan dilakukan tanpa minum sama sekali, sementara intermittent fasting masih diperbolehkan minum minuman nol kalori.

    Hal ini membuat puasa tanpa minum seperti saat Ramadan sebenarnya memiliki risiko dehidrasi yang lebih besar. Hal ini terjadi karena muncul ketidakseimbangan elektrolit dan tekanan darah rendah. Oleh karena itu, penting sekali memperhatikan asupan minum setelah berbuka, agar manfaat puasa bisa didapatkan maksimal tanpa efek samping.

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyarankan minum air putih setidaknya delapan gelas setiap hari atau sebanyak 2 liter.

    (avk/tgm)

  • Waspada! Indonesia Peringkat 3 Kasus Kusta Baru Terbanyak di Dunia

    Waspada! Indonesia Peringkat 3 Kasus Kusta Baru Terbanyak di Dunia

    Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat bahwa Indonesia masih berada di peringkat ketiga dunia dalam jumlah kasus kusta baru. Berdasarkan data pada 2023, terdapat 14.376 kasus baru kusta di Indonesia, berada di bawah India dengan 107.851 kasus dan Brasil sebanyak 22.773 kasus.

    “Data ini menunjukkan bahwa Indonesia masih termasuk wilayah dengan tingkat penularan kusta yang tinggi,” ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes Ina Agustina dalam konferensi pers daring, Jumat (4/7/2025).

    Menurut Ina, hanya enam kabupaten/kota di Indonesia yang telah memenuhi standar eliminasi kusta menurut World Health Organization (WHO). Standar itu mencakup nihilnya kasus kusta anak dalam lima tahun terakhir dan tidak adanya kasus kusta dewasa dalam tiga tahun terakhir.

    Meski sebagian besar kabupaten/kota sudah tidak mencatatkan kasus kusta dewasa, Ina menekankan bahwa kasus kusta anak masih menjadi perhatian utama.

    Per 31 Mei 2025, jumlah kasus kusta anak mencapai 484 kasus, setara 13% dari total kasus baru. Sebelumnya, pada 2024, kasus kusta anak tercatat sebanyak 1.420 kasus atau 9,6% dari total.

    “Angka ini masih bisa berubah karena adanya keterlambatan pelaporan dari sejumlah daerah,” jelas Ina.

    Ia juga menekankan bahwa penanganan kusta telah menjadi bagian dari program prioritas nasional. Pemeriksaan dan pengobatan kusta disediakan gratis di puskesmas, sehingga masyarakat diimbau segera mencari pertolongan medis bila mengalami gejala.

    Gejala awal kusta biasanya berupa bercak putih atau merah pada kulit yang disertai mati rasa. Mereka yang tinggal serumah dengan penderita kusta juga dianjurkan untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.

    “Jangan ragu untuk datang ke puskesmas dan melakukan pemeriksaan bila mengalami gejala,” imbau Ina.

    Kusta termasuk dalam kategori Neglected Tropical Diseases (NTDs) atau penyakit tropis terabaikan.

    Meskipun umumnya kurang mendapat perhatian global, Indonesia justru menjadikan penanggulangan kusta sebagai prioritas nasional, guna menekan penyebaran dan mengurangi stigma terhadap para penderita.
     

  • Kasus Penyakit Kusta Indonesia Masuk 3 Besar Dunia

    Kasus Penyakit Kusta Indonesia Masuk 3 Besar Dunia

    Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Ina Agustina Isturini menyebutkan Indonesia menempati 3 besar di dunia pada 2023 dalam kasus penyakit kusta. Kusta sendiri merupakan penyakit efeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium Ieprae dan menyerang kulit, saraf tepi, dan organ tubuh lain hingga menyebabkan disabilitas.

    Penularan kusta sendiri terjadi dari penderita yang belum minum obat ke orang lain melalui pernapasan atau kontak erat dan lama. Untuk target mengeliminasi kusta, Kemenkes akan memanfaatkan Internasional Leprosy Congress (ILC) untuk mendapatkan komitmen dari 5 kepala daerah sebagai pilot akselerasi program kusta, sekaligus mendapatkan masukan dari para ahli yang hadir.

    Tonton video-video menarik lainnya di 20detik.

  • Angka Kematian Jemaah Haji 2025 Meningkat, Kemenkes: Alarm Bahaya

    Angka Kematian Jemaah Haji 2025 Meningkat, Kemenkes: Alarm Bahaya

    Makkah, Beritasatu.com – Pelaksaan ibadah haji telah memasuki hari ke-60, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat hingga 1 Juli 2025, angka kematian jemaah terus bertambah hingga mencapai 418 orang. Jumlah ini sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

    Berdasarkan data sistem komputerisasi haji terpadu bidang kesehatan (Siskohatkes) per 30 Juni 2025 pukul 16.00 waktu setempat, banyaknya jemaah haji yang wafat didominasi karena penyakit jantung (syok kardiogenik dan gangguan jantung iskemik akut), dan sindrom gangguan pernapasan akut pada orang dewasa.

    Tingginya angka kematian dan kesakitan yang dialami jemaah haji Indonesia menjadi perhatian khusus Kementerian Haji Arab Saudi, terutama menjelang puncak pelaksanaan ibadah haji.

    Wakil Menteri Haji Arab Saudi Abdul Fatah Mashat menyoroti dua hal utama, yakni tingkat istitha’ah (kemampuan jemaah untuk melaksanakan haji) aspek kesehatan dan jumlah jemaah yang wafat selama pelaksanaan ibadah haji.

    “Ini harus menjadi perhatian kita semua dalam menyusun langkah-langkah persiapan yang lebih baik di masa mendatang, termasuk dalam penyaringan, pemantauan, dan pendampingan kesehatan jemaah sejak sebelum keberangkatan,” jelas Abdul, dikutip dari laman resmi Kemenkes, Jumat (4/7/2025).

    Senada dengan Abdul, Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi dr Mohammad Imran menyampaikan, catatan tinggi angka kematian jemaah haji Indonesia tahun ini menjadi pengingat penting bagi seluruh pemangku kepentingan.

    “Meningkatnya jemaah haji yang meninggal dunia merupakan alarm tanda bahaya bagi kita semua. Kami perlu memastikan setiap jemaah yang berangkat benar-benar telah memenuhi kriteria istitha’ah kesehatan,” tegasnya.

    Ia menekankan, Pemerintah Indonesia juga perlu mendapatkan kemudahan dalam aspek legalitas operasional layanan kesehatan selama di Arab Saudi.

    “Persoalan penyelenggaraan kesehatan haji adalah tanggung jawab bersama,” tutupnya.

  • Bukan Hanya Bandung, Ini Peta Persebaran Virus Hanta di Indonesia

    Bukan Hanya Bandung, Ini Peta Persebaran Virus Hanta di Indonesia

    Jakarta

    Beberapa waktu lalu, heboh temuan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI terkait infeksi virus Hanta di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Pada 20 Mei 2025, pasien tersebut sempat dirawat di RSUP Hasan Sadikin Bandung, sebelum akhirnya dinyatakan sembuh dan kembali beraktivitas.

    Berdasarkan temuan tersebut, Kemenkes melakukan surveilans di beberapa daerah dan menemukan total 8 kasus virus Hanta di Indonesia.

    Peta Persebaran Virus Hanta di Indonesia

    Meski tidak dijelaskan secara rinci berapa jumlah kasus tiap daerah, pada 19 Juni 2025 dilaporkan virus Hanta tipe Hemorrhagic Fever with Renal Syndrome (HFRS) ditemukan di daerah-daerah berikut ini:

    D.I. YogyakartaJawa BaratNusa Tenggara TimurSulawesi Utara

    Berdasarkan data Kemenkes, seluruh pasien juga sudah dinyatakan sembuh dan kembali beraktivitas masing-masing.

    “Kondisinya seluruh pasien sudah sembuh dengan tingkat kematian atau case fatality rate (CFR) 0 persen,” kata Juru Bicara Kemenkes drg Widyawati, ketika dihubungi detikcom.

    Apa Itu Virus Hanta?

    Hantavirus merupakan jenis virus yang umumnya ditularkan melalui hewan pengerat atau rodensia. Penularan virus Hanta umumnya terjadi melalui kontak dengan air liur, urine, dan kotoran tikus yang terinfeksi.

    Penyebab penyakit virus Hanta adalah genus Orthohantavirus. Kemenkes mengungkapkan jenis tikus yang terkonfirmasi sebagai reservoir virus Hanta adalah R.tanezumi (tikus rumah) dan Rattus norvegicus (tikus got).

    Berdasarkan gejalanya, infeksi virus Hanta dibagi menjadi dua jenis. Keduanya dibagi menjadi HFRS dan Hantavirus pulmonary syndrome (HPS). Seperti apa bedanya?

    Haemorrhagic fever with renal syndrome (HFRS)

    HFRS merupakan tipe virus Hanta yang paling umum ditemukan di dunia. Tipe HFRS biasanya lebih umum di benua Eropa atau Asia. Masa inkubasi virus ini biasanya mencapai 1-2 minggu dengan angka kematian 5-15 persen.

    Beberapa gejala virus Hanta tipe HFRS meliputi:

    Mual.Mata kemerahan.Ruam.Demam.Sakit Kepala.Nyeri Punggung.

    Pada kondisi lanjutan, infeksi virus Hanta tipe HFRS dapat memicu gejala oliguria, anuria, gangguan sistem saraf, gangguan pernapasan, hingga perdarahan pada sistem pencernaan.

    Hantavirus pulmonary syndrome (HPS)

    Infeksi virus Hanta tipe HPS lebih sering terjadi di benua Amerika. Masa inkubasi virus Hanta tipe ini berkisar antara 14-17 hari dengan angka kematian yang jauh lebih tinggi, yaitu 60 persen.

    Beberapa gejala virus Hanta tipe HPS meliputi:

    Sesak napas.Sakit perut.Muntah.Diare.Demam.Nyeri badan.Malaise (lemas).Batuk.

    Seiring berkembangnya infeksi, virus Hanta tipe HPS dapat memicu kerusakan jaringan dan penumpukan cairan di paru-paru. Beberapa masalah lain yang ditimbulkan seperti gangguan jantung dan paru, tekanan darah rendah, dan detak jantung tak teratur.

    Apa yang Harus Dilakukan Masyarakat?

    drg Widyawati menuturkan bahwa infeksi virus Hanta bisa dicegah. Cara utama yang bisa dilakukan adalah dengan menjaga kebersihan area rumah, khususnya di tempat-tempat yang lama tidak digunakan.

    Pencegahan semakin penting bila masyarakat berada di wilayah berisiko tinggi penularan.

    “(Pembersihan) seperti gudang, loteng, atau ruang bawah tanah,” katanya.

    Selanjutnya, hindari menyentuh secara langsung tikus mati atau hidup. drg Widyawati menyarankan pemasangan perangkap tikus di rumah atau tempat kerja bisa menjadi salah satu langkah pencegahan penyebaran penyakit akibat virus Hanta.

    Selain itu, orang-orang yang memiliki pekerjaan berisiko juga disarankan untuk menggunakan pelindung diri demi mencegah infeksi.

    “Bagi mereka yang berisiko kontak dengan rodensia, seperti petani, buruh bangunan, tenaga lab, hingga dokter hewan,” sarannya.

    “Masyarakat tak perlu panik, tapi harus tetap waspada. Pencegahan melalui kebersihan lingkungan sangat penting. Pemantauan di daerah rawan akan terus dilakukan bersama dinas kesehatan setempat untuk mencegah penularan lebih lanjut,” tutupnya.

    (avk/tgm)

  • Duka Menkes atas Meninggalnya Direktur RS Indonesia di Gaza, Soroti Hal Ini

    Duka Menkes atas Meninggalnya Direktur RS Indonesia di Gaza, Soroti Hal Ini

    Jakarta

    Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin ikut berduka atas meninggalnya Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina. Meninggalnya dr Marwan Al Sultan, yang juga dokter spesialis jantung di RS Indonesia Gaza, menambah daftar panjang korban jiwa dari kalangan tenaga kesehatan dalam konflik yang masih terus berlanjut.

    “Saya pertama turut berduka cita dan saya melihat Gaza itu sedih sekali. Itu kan masalah perikemanusiaan yang harusnya kita berdoa buat teman-teman tenaga kesehatan Indonesia di sana, terutama untuk rakyat Palestina, agar mereka diberikan kesabaran dan mudah-mudahan perang ini cepat selesai,” beber Menkes kepada wartawan, Kamis (3/7/2025).

    Peristiwa ini menurutnya menjadi pengingat betapa rentannya nyawa tenaga kesehatan di daerah konflik, meskipun mereka berada di garis depan demi menyelamatkan sesama.

    “Tugas kita sebagai orang kesehatan itu ingin menyelamatkan nyawa, jadi saya agak sedih kalau ada kegiatan yang justru membahayakan nyawa,” kata Menkes.

    Ia menegaskan pemerintah Indonesia terus memantau situasi dan berupaya menjaga keselamatan tenaga medis Indonesia yang masih bertugas di Gaza.

    “Nanti saya akan lihat. Kita sudah bawa pulang beberapa,” tambahnya, merujuk pada upaya evakuasi sejumlah tenaga kesehatan dari zona konflik sebelumnya.

    Menkes juga menyinggung soal perlunya memperhatikan aspek kesejahteraan bagi mereka yang bertugas di lokasi berisiko tinggi seperti Gaza.

    Kementerian Kesehatan, lanjutnya, akan terus berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait untuk menyiapkan langkah-langkah perlindungan yang lebih baik bagi para relawan kesehatan yang mengabdi di daerah konflik.

    Sebelumnya diberitakan, dr Marwan Al-Sultan tewas dalam serangan Israel yang menghantam apartemennya pada Rabu kemarin. Ia menjabat sebagai Direktur Rumah Sakit Indonesia Gaza, fasilitas medis terbesar di wilayah utara Kota Gaza yang menjadi jalur kehidupan penting bagi warga sipil sejak perang berlangsung hampir 21 bulan.

    Keponakannya, Diaa Al-Najjar, mengatakan dr Marwan Al-Sultan tidak pernah berhenti bekerja sepanjang perang, bahkan tidak untuk dalam waktu singkat.

    “Dia terus melawan. Sampai detik terakhir, saat-saat terakhir,” kata Al-Najjar kepada CBC News di Kota Gaza.

    “Semoga Tuhan memberi kita kesabaran.”

    (naf/kna)

  • Kecaman ke Israel yang Bunuh Direktur RS Indonesia di Gaza

    Kecaman ke Israel yang Bunuh Direktur RS Indonesia di Gaza

    Jakarta

    Israel membunuh Direktur Rumah Sakit (RS) Indonesia, Marwan al-Sultan, di Gaza, Palestina. Indonesia mengecam tindakan Israel tersebut.

    Dilansir Aljazeera, Rabu (2/7/2025), reporter Aljazeera mengatakan pihaknya menerima laporan dari rekan-rekan Aljazeera Arabic bahwa Marwan al-Sultan tewas dalam serangan Israel di Gaza. Aljazeera melaporkan Marwan tewas bersama keluarganya.

    Serangan Israel terjadi di sebuah bangunan perumahan di barat daya Kota Gaza. Istri dan anak-anak dari Marwan tewas dalam serangan itu.

    Marwan Al-Sultan merupakan sumber informasi utama dari Gaza, yang melaporkan kondisi warga Palestina di wilayah utara yang terkepung. Marwan berulang kali meminta masyarakat internasional untuk mendesak keselamatan tim medis, termasuk ketika tentara Israel mengepung atau menyerang rumah sakit tersebut.

    Dilansir The Guardian dan BBC, Marwan adalah seorang ahli jantung yang sangat terkenal. Dia memiliki banyak pengalaman di sejumlah rumah sakit.

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Palestina mengatakan Marwan memiliki karier yang panjang di bidang kedokteran. Kemenkes Palestina menyebut Marwan adalah orang yang penuh belas kasih. Marwan, katanya, menjadi simbol dedikasi, keteguhan, dan ketulusan, selama situasi yang paling sulit dan saat-saat yang paling berat.

    “Dia menjadi simbol dedikasi, keteguhan, dan ketulusan, selama situasi yang paling sulit dan saat-saat yang paling berat yang dialami oleh rakyat kita di bawah agresi yang terus-menerus,” kata Kemenkes Palestina kepada BBC.

    Beberapa hari yang lalu, Marwan sempat diwawancarai The Guardian mengenai situasi kritis yang dia hadapi di rumah sakit Indonesia. Marwan mengaku dia bersama staf lain di rumah sakit Indonesia sedang berjuang mengatasi banyaknya korban sipil setelah meningkatnya serangan Israel bulan Mei lalu.

    Marwan juga merupakan sumber informasi utama dari Gaza, yang melaporkan kondisi warga Palestina di wilayah utara yang terkepung. Marwan berulang kali meminta masyarakat internasional untuk mendesak keselamatan tim medis, termasuk ketika tentara Israel mengepung atau menyerang rumah sakit tersebut.

    Kecaman ke Israel

    Foto: RS Indonesia di Gaza Utara dikosongkan (Dok Mer-C)

    Kementerian Luar Negeri (Kemlu) berduka atas meninggalnya Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Marwan al-Sultan dalam serangan Israel di Gaza. Indonesia mengutuk serangan yang dilakukan Israel.

    “Indonesia turut berduka atas wafatnya dr. Marwan Al Sultan, Direktur RS Indonesia di Gaza, beserta keluarganya pada tanggal 2 Juli 2025 dan mengutuk serangan Israel tersebut,” tulis Kemlu RI melalui akun X nya, Kamis (3/7).

    Kemlu menyampaikan Indonesia mengapresiasi segala jasa dan perjuangan Marwan Al Sultan. Khususnya perjuangan perdamaian di Palestina.

    “Indonesia mengapresiasi jasa, komitmen dan perjuangan beliau bagi kemanusiaan dan bagi perdamaian di Palestina,” ujarnya.

    Kemlu mengatakan RI terus melakukan monitoring RS Indonesia di Gaza. RI juga menyerukan penghentian kekejaman Israel terhadap Gaza serta mendorong gencatan senjata.

    “Indonesia terus memonitor dari dekat perkembangan RS Indonesia di Gaza. Indonesia kembali menyerukan dihentikannya kekejaman Israel dan dilakukannya gencatan senjata segera di Palestina,” imbuhnya.

    Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan dukacita atas tewasnya Direktur Rumah Sakit Indonesia, Marwan al-Sultan. Puan berharap insiden serupa tak terjadi kembali.

    “Terkait apa yang terjadi di Gaza kami pimpinan DPR dan seluruh anggota DPR. Saya mengucapkan belasungkawa seberat-berat, sedalam-dalamnya atas korban yang terjadi di Gaza,” kata Puan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (3/7).

    “Khususnya kepada dirut rumah sakit di Gaza dan keluarga yang menjadi korban. Dan kami berharap hal tersebut jangan sampai terjadi lagi,” sambungnya.

    Puan menilai serangan Israel terhadap Gaza telah melanggar kemanusiaan. Puan meminta seluruh pihak saling menghormati dan menjaga.

    “Karena ini adalah bukan hanya masalah konflik yang terjadi di sana. Tapi ini adalah masalah kemanusiaan. Marilah kita sama-sama menghormati, saling menghargai dan menjaga hal-hal yang merupakan satu hal yang memang harus sama-sama dijaga,” ungkapnya.

    Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Sukamta, juga mengutuk serangan Israel yang menyebabkan Direktur RS Indonesia, Marwan al-Sultan, meninggal dunia. Sukamta menyebut apa yang dilakukan Israel merupakan serangan brutal dan genosida.

    “Israel terus-menerus menunjukkan kejahatannya yang luar biasa (extraordinary). Mereka tidak tunduk pada hukum, juga tidak memiliki komitmen pada kemanusiaan,” kata Sukamta kepada wartawan, Kamis (3/7).

    “Ini jelas terlihat dari serangan-serangan brutal tentara Israel selama ini terhadap objek yang tidak boleh dijadikan target serangan, seperti warga sipil, fasilitas sipil, rumah sakit, dan tenaga medis. Saya mengutuk kebrutalan Israel ini dan menyerukan semua pihak berupaya menghentikan genosida yang dilakukan Israel,” tambahnya.

    Sukamta mengatakan Israel telah melanggar Konvensi Jenewa keempat tahun 1949 dan Protokol Tambahan I tahun 1977, yang secara eksplisit menekankan perlindungan bagi rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya dari serangan. “Karena itu, saya terus mendukung pemerintah Indonesia agar bersikap lebih proaktif untuk mendesak PBB dan seluruh negara di dunia menghentikan genosida yang terjadi di Gaza dan mendesak segera dibuka akses bantuan kemanusiaan seluas-luasnya,” kata Sukamta.

    “Kami berharap kunjungan Pak Prabowo ke Arab Saudi dan kemudian menghadiri pertemuan BRICS di Brasil juga membawa misi utama untuk penghentian genosida di Palestina,” sambungnya.

    Lihat juga Video: Belasungkawa Menkes Atas Tewasnya Direktur RS Indonesia di Gaza

    Halaman 2 dari 2

    (lir/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Belasungkawa Menkes Atas Tewasnya Direktur RS Indonesia di Gaza

    Belasungkawa Menkes Atas Tewasnya Direktur RS Indonesia di Gaza

    Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya Direktur Rumah Sakit (RS) Indonesia di Gaza, Marwan Al Sultan yang diketahui tewas karena serangan yang dilakukan Israel di Gaza. Marwan Al-Sultan tewas bersama keluarganya.

    Tak hanya itu, Menkes Budi Gunadi juga akan memberi perhatian pada tenaga medis Indonesia yang berada di RS Indonesia di Gaza. Diakui Budi, sudah ada beberapa tenaga medis Indonesia yang dipulangkan.