Kementrian Lembaga: Kemenkes

  • Cerita Pasien Pertama Operasi Bedah Robotik Da Vinci Xi, Bisa Pulih Lebih Cepat

    Cerita Pasien Pertama Operasi Bedah Robotik Da Vinci Xi, Bisa Pulih Lebih Cepat

    Jakarta

    Siloam Hospitals Kebon Jeruk, Jakarta Barat telah mengaplikasikan metode pembedahan paling mutakhir di dunia yang kini hadir pertama di Indonesia, teknologi bedah robotik Da Vinci Xi. Operasi pertama menggunakan teknologi bedah robotik asal Amerika Serikat ini telah dilakukan sejak bulan Mei 2025.

    Sagita Saraswaty merupakan pasien pertama yang melakukan tindakan bedah dengan bantuan robot ini untuk kasus pengangkatan kista ovarium dan miom. Ia mengakui semua berjalan lancar dengan pemulihan lebih cepat, serta rasa nyeri pasca bedah jauh lebih ringan.

    Sagita menceritakan bahwa pada awalnya ia merasa ragu sekaligus cemas mendengar kata robot bedah dari para dokter spesialis Siloam Hospitals Kebon Jeruk. Dia membayangkan sebuah proses pembedahan yang rumit, menyakitkan dengan pemulihan yang lama.

    “Saat menjalani pembedahan dengan teknologi ini, saya merasa lebih nyaman dan tenang. Nyeri hampir tidak ada bahkan pemulihan jauh lebih cepat dari yang saya bayangkan. Saya kira akan butuh waktu lama di rumah sakit,” kata Sagita dalam keterangan tertulis, Sabtu (19/7/2025).

    “Ternyata hanya dalam tiga hari saya sudah pulang. Saya bisa jalan sendiri ke kamar mandi keesokan harinya. Dalam seminggu saya sudah bisa kembali bekerja ringan. Dukungan dokter dan teknologi robotik ini membuat saya merasa aman. Kekhawatiran saya berganti rasa syukur karena bisa segera kembali menjalani rutinitas,” sambungnya.

    Pengalaman Sagita mencerminkan transformasi nyata perkembangan teknologi medis, terutama bedah robotik, bagi pasien. Tindakan operasi dengan metode pembedahan paling mutakhir di dunia yang kini hadir pertama di Indonesia, bedah robotik Da Vinci Xi, berjalan lancar dan tidak hanya meningkatkan presisi dalam proses pembedahan, tetapi juga memberi dampak positif dengan mengembalikan kepercayaan diri dan kualitas hidup pasien.

    Siloam Hospitals secara resmi telah meluncurkan teknologi bedah robotik Da Vinci Xi yang dihadiri oleh Menteri Kesehatan (Menkes)Budi Gunadi Sadikin pada Rabu, 16 Juli 2025. Peluncuran Da Vinci Xi ini menjadi langkah bersejarah dalam layanan kesehatan modern di Tanah Air.

    Manfaat Luas Untuk Pasien di Berbagai Spesialisasi

    Saat ini, Siloam Hospitals telah memiliki para dokter spesialis yang telah melakukan pelatihan tambahan dan sertifikasi penggunaan Da Vinci Xi.

    Mereka adalah Prof dr Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, SpU (K), FICRS, PhD, dr Marto Sugiono, SpU (K), FRCS-Urology (UK), dr Ferdhy Suryadi Suwandinata, SpOG-KFER, dan Dr dr Wifanto Saditya Jeo, SpB-KBD.

    “Kontrol ergonomis dan sistem robotik yang menerjemahkan gerakan tangan ke dalam gerakan mikro memungkinkan kami bekerja lebih presisi, bahkan untuk prosedur yang kompleks dan berdurasi panjang. Hasilnya, waktu operasi bisa lebih efisien, dan pasien merasakan manfaat pemulihan lebih cepat,” ujar dr Marto.

    Da Vinci Xi bukan sekadar alat, tetapi simbol transformasi layanan kesehatan di Indonesia. Teknologi ini, kata dr Marto, memberikan hasil pembedahan yang lebih baik, risiko minimal, dan kualitas hidup pasien yang lebih optimal.

    Sebuah lompatan besar menuju masa depan bedah presisi. Dengan menghadirkan robotik Da Vinci Xi, Siloam Hospitals Kebon Jeruk menegaskan komitmennya untuk menjadi pelopor layanan kesehatan modern di Indonesia.

    Senada, dr Agus juga mengungkapkan potensi besar penggunaan teknologi ini di bidang urologi, khususnya untuk pasien kanker prostat.

    “Kamera 3D-HD Da Vinci Xi memberikan visualisasi luar biasa hingga ke struktur saraf dan pembuluh darah terkecil. Ini memungkinkan kami mempertahankan fungsi vital pasien, seperti kontrol kandung kemih dan fungsi ereksi, yang sebelumnya sulit dicapai,” katanya.

    Keunggulan Da Vinci Xi juga dirasakan di bidang ginekologi, dr Ferdhy menjelaskan bahwa teknologi robot bedah ini memudahkannya dalam mengangkat miom besar dengan sayatan dan rasa nyeri yang minimal, sambil tetap menjaga anatomi rahim.

    “Bahkan, banyak pasien dapat beraktivitas normal dalam waktu tiga hari setelah operasi,” tutup dr Ferdhy.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Guru Besar FKUI Sebut Dokter Umum Tak Punya Kompetensi Operasi Caesar”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/up)

  • Kebiasaan Makan yang Bisa Memicu Hipertensi di Usia 30-an

    Kebiasaan Makan yang Bisa Memicu Hipertensi di Usia 30-an

    Jakarta

    Memasuki usia 30-an, seseorang umumnya berada dalam fase produktif. Sayangnya, di balik gaya hidup yang aktif dan padat, banyak orang yang tidak menyadari bahwa pola makan yang keliru bisa memicu munculnya hipertensi atau tekanan darah tinggi.

    Hipertensi tak hanya menyerang usia lanjut, namun juga mereka yang masih tergolong muda. Menurut WHO, diperkirakan 1,28 miliar orang dewasa berusia 30-79 tahun di seluruh dunia menderita hipertensi.

    Sementara data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 mencatat prevalensi hipertensi pada kelompok umur 25-34 tahun sebesar 1,8% Ketahui kebiasaan sehari-hari tertentu yang bisa meningkatkan tekanan darah.

    Kebiasaan Makan yang Bisa Memicu Hipertensi

    Hipertensi terjadi saat pembuluh darah terlalu tinggi yaitu 140/90 mmHg atau lebih tinggi. Orang dengan hipertensi mungkin tidak merasakan gejala apa-apa, sehingga satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah dengan memeriksa tekanan darah.

    Beberapa kebiasaan makan yang bisa memicu hipertensi di antaranya mengonsumsi makanan ultra-olahan, tidak mengonsumsi kalium secara cukup, hingga terlalu banyak mengonsumsi gula. Dikutip dari laman Health dan Web MD, begini penjelasannya.

    1. Mengonsumsi Makanan Ultra-Olahan

    Menurut profesor kedokteran kardiovaskular di McGovern Medical School, UT Health Houston John P. Higgins, MD, MBA, pola makan yang tinggi lemak jenuh dan makanan olahan berkontribusi terhadap disfungsi endotel dan penambahan berat badan. Keduanya meningkatkan risiko hipertensi.
    Dikutip dari jurnal “Pengaruh Latihan Fisik Terhadap Fungsi Endotel,” endotel adalah jaringan di dalam pembuluh darah yang memiliki peran sangat penting dalam homeostasis vaskular melalui sekresi dan modifikasi sejumlah substansi vasoaktif. Disfungsi endotel merupakan peristiwa paling yang terjadi dalam patogenesis penyakit-penyakit kardiovaskuler, seperti penyakit jantung koroner hingga gagal jantung.

    Sehingga, penting untuk menghindari makanan ultra olahan seperti kue, sereal, daging olahan, minuman soda, minuman berenergi, dan minuman manis. Utamakan makanan yang padat nutrisi seperti buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian utuh, lemak bermanfaat, dan protein rendah lemak.

    2. Tidak Mengonsumsi Cukup Kalium

    Kalium membantu tubuh dalam mengeluarkan natrium dan merelaksasikan pembuluh darah, sehingga menurunkan tekanan darah. Menurut wakil ketua kardiologi di VCU Health, Hem Bhadwaj, MD, kadar kalium yang rendah bisa menyebabkan retensi cairan, yang pada gilirannya bisa menyebabkan tekanan darah tinggi.

    “Kalium yang rendah juga dapat meningkatkan efek hormon stres dalam tubuh, yang dapat memengaruhi pembuluh darah dan menyebabkan tekanan darah tinggi,” ungkapnya.

    Usahakan untuk mengonsumsi 3.500-5.000 miligram (mg) kalium per hari. Adapun beberapa makanan tinggi kalium di antaranya sayuran berdaun hijau, ubi jalar, pisang, dan kacang-kacangan.

    3. Melewatkan Sarapan

    Tidak sarapan terbukti bisa meningkatkan kortisol, hormon stres utama. Menurut penelitian yang dilakukan kepada wanita dan remaja, mereka yang rutin melewatkan sarapan mengalami peningkatan tekanan darah.

    Masih diperlukan penelitian lebih lanjut dengan populasi yang lebih besar dalam hal ini. Namun para peneliti menemukan bahwa lonjakan kortisol secara teratur bisa menyebabkan peningkatan sindrom metabolik, yaitu sekelompok kondisi yang meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, stroke, dan kondisi kesehatan berbahaya lainnya.

    4. Makan Terlalu Banyak Gula

    Mengonsumsi gula tambahan dalam jumlah tinggi bisa meningkatkan risiko obesitas, yang pada akhirnya meningkatkan tekanan darah. Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, menurut Permenkes Nomor 30 Tahun 2013, anjuran konsumsi gula per hari adalah 10 persen dari total energi (220 kkal). Konsumsi tersebut setara dengan 4 sendok makan atau 50 g per hari.

    Penelitian juga membuktikan bahwa gula tambahan dalam minuman ringan bisa memberi dampak negatif pada tekanan darah.

    Kebiasaan Lain yang Memicu Hipertensi

    Selain terkait dengan makanan, ada beberapa kebiasaan lain yang juga bisa memicu hipertensi, seperti:

    1. Kurang Tidur

    Tidur begitu penting untuk mengatur tekanan darah. Kurang tidur, baik dari segi kualitas ataupun durasinya bisa meningkatkan tekanan darah.

    Pastikan untuk mendapat tidur yang berkualitas dengan menghindari makan berat beberapa jam sebelum tidur, melakukan aktivitas fisik yang cukup, serta menjaga kamar tidur tetap tenang dan gelap demi kenyamanan. Orang dewasa di atas usia 18 tahun disarankan untuk tidur selama 7-9 jam per malam.

    2. Kurang Minum Air

    Penting untuk menjaga asupan cairan ke tubuh untuk menjaga tekanan darah tetap normal. Dehidrasi bisa mempersempit pembuluh darah, yang bisa menyebabkan tekanan darah tinggi. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyarankan untuk minum setidaknya 1,5-2 liter air setiap hari atau sekitar delapan gelas sehari.

    3. Kurangnya Aktivitas Fisik

    Untuk mencegah dan menurunkan tekanan darah tinggi, pastikan melakukan aktivitas yang cukup. Aktivitas fisik yang rendah dan duduk terlalu lama bisa menyebabkan tekanan darah tinggi dengan mengurangi aliran darah, meningkatkan kekakuan pembuluh darah, dan meningkatkan tekanan pada sistem kardiovaskular seiring waktu.

    American Heart Association (AHA) merekomendasikan, orang dewasa melakukan setidaknya 150 menit per minggu aktivitas aerobik intensitas sedang, seperti jalan cepat atau tenis. Pilihan lainnya adalah melakukan aktivitas aerobik intensitas tinggi selama 75 menit per minggu, seperti berlari atau berenang.

    4. Merokok

    Merokok bisa meningkatkan risiko tekanan darah tinggi karena meningkatkan risiko penumpukan plak di arteri. Seiring waktu, penumpukan plak bisa menyebabkan aterosklerosis yang meningkatkan risiko penyakit jantung. Dikutip dari laman Cleveland Clinic, Aterosklerosis adalah pengerasan arteri akibat penumpukan plak secara bertahap di dalamnya. Plak tersebut terdiri dari lemak, kolesterol, dan zat lainnya. Dalam jangka pendek, tekanan darah akan meningkat setiap kali seseorang merokok.

    (elk/tgm)

  • Pemprov DKI Mulai Cek Kesehatan Gratis Siswa di Sekolah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        18 Juli 2025

    Pemprov DKI Mulai Cek Kesehatan Gratis Siswa di Sekolah Megapolitan 18 Juli 2025

    Pemprov DKI Mulai Cek Kesehatan Gratis Siswa di Sekolah
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pemprov DKI
    Jakarta
    mulai menjalankan program 
    Cek Kesehatan Gratis
    (CKG) bagi para siswa di sekolah-sekolah.
    Kegiatan ini sudah dimulai sejak masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) tahun ajaran baru 2025/2026.
    “Sudah dimulai sejak masuk sekolah, MPLS. Kita sudah mulai dari sekolah rakyat dulu,” ujar Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati saat ditemui di halaman Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (18/7/2025).
    Program Cek Kesehatan Gratis sendiri sebelumnya sudah berjalan bagi bayi, balita, ibu hamil, dan usia produktif sejak April-Mei 2025. 
    “Fokus screening-nya tetap sama, hanya lokasi pelaksanaannya yang sekarang difokuskan di sekolah,” kata Ani.
    CKG di sekolah-sekolah tetap mengacu pada pendekatan promotif dan preventif.
    Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan mencakup fungsi penglihatan, pendengaran, anemia, penyakit tidak menular, serta penyakit menular.
    “Jadi sama seperti di usia dewasa atau lansia. Hanya saja, di usia sekolah ini kita jemput bola ke sekolah-sekolah langsung,” ucap Ani.
    Pemeriksaan dilakukan menyeluruh dan berjenjang. Temuan-temuan awal akan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan lanjutan di Puskesmas.
    Bagi pelajar, layanan ini akan diberikan secara khusus, meski tetap melalui fasilitas kesehatan yang tersedia.
    Masyarakat umum masih dapat mengakses layanan Cek Kesehatan Gratis di seluruh Puskesmas dan puskesmas pembantu.
    Dinas Kesehatan memastikan ada jalur antrian khusus bagi peserta CKG agar tidak bercampur dengan pasien umum.
    Sementara Direktur Pelayanan Kesehatan Keluarga Kemenkes, Lovely Daisy, mengungkapkan, sejak 14 Juli 2025, sebanyak 7.300 siswa dari 72 Sekolah Rakyat telah mengikuti pemeriksaan CKG.
    Hasilnya cukup mengejutkan, lebih dari separuh siswa membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.
    “Dari 355 siswa yang diperiksa di tiga Sekolah Rakyat, 52,11 persen butuh tindak lanjut,” kata Daisy, Kamis (17/7/2025).
    Masalah kesehatan terbanyak yang ditemukan adalah karies gigi (42,8 persen), diikuti gangguan penglihatan (21,9 persen), gizi kurang (13,8 persen), prahipertensi (11,5 persen), anemia (10 persen), hipertensi (9,8 persen), dan pradiabetes (5,6 persen).
    Bahkan, ada 1,9 persen siswa yang terdeteksi berisiko mengalami gangguan jiwa.
    Pemeriksaan dilakukan langsung di lingkungan sekolah. Namun untuk keluhan tertentu seperti gejala anemia berat atau dugaan talasemia, siswa akan dirujuk ke fasilitas kesehatan lanjutan.
    Tidak semua siswa menjalani pemeriksaan kesehatan reproduksi. Pemeriksaan ini dibatasi hanya untuk kelompok usia dan jenjang pendidikan tertentu.
    “Siswa putri kelas 4-6 SD, kelas 7 dan 9 SMP serta kelas 10 SMA mendapat pemeriksaan spesifik, misalnya imunisasi HPV, gula darah, anemia remaja, dan risiko talasemia,” kata Daisy.
    Jenis pemeriksaan lainnya yang juga dilakukan meliputi status gizi, kebugaran, tekanan darah, tuberkulosis (TBC), kesehatan telinga dan mata, hingga hepatitis B dan C.
    Semua jenis pemeriksaan ini sudah dituangkan dalam petunjuk teknis dari Kemenkes kepada tenaga kesehatan di lapangan.
    Menanggapi perbedaan layanan antar wilayah, Daisy menegaskan pihaknya telah menyosialisasikan juknis secara nasional dan terus melakukan pemantauan di lapangan.
    Cek Kesehatan Gratis merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat yang menjadi prioritas Presiden Prabowo Subianto.
    Program ini sudah berjalan sejak 10 Februari 2025 dan bisa diakses secara gratis di Puskesmas maupun klinik kesehatan yang ditunjuk.
    Hingga pertengahan Juli 2025, lebih dari 12 juta masyarakat telah memanfaatkan program ini.
    Adapun target untuk program CKG di sekolah mencapai 53,8 juta pelajar di 282.000 satuan pendidikan seluruh Indonesia.
    “Kita terus dorong agar masyarakat, termasuk anak-anak sekolah, memeriksa kesehatannya secara berkala. Dengan deteksi dini, kita bisa mencegah masalah yang lebih besar di masa depan,” ujar Daisy.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tiga Layanan Kesehatan Gratis Ini Diapresiasi Warga hingga Menteri – Page 3

    Tiga Layanan Kesehatan Gratis Ini Diapresiasi Warga hingga Menteri – Page 3

    JakAmbulans tersedia pada aplikasi JakSehat. Layanan ini memudahkan masyarakat mengakses ambulans saat terjadi keadaan gawat darurat. Warga dapat menghubungi Ambulans Gawat Darurat (AGD) lebih cepat dengan sekali sentuhan tombol darurat (panic button) pada fitur JakAmbulans. 

    “Saat tekan tombol darurat langsung terkoneksi secara sistem dan diterima petugas di posko AGD. Kemudian petugas menghubungi si pemohon dan bisa langsung dideteksi titik lokasi atau posisi pemohon. Sehingga ambulans bisa datang dengan cepat,” terang Ani.

    Gubernur Jakarta Pramono Anung menerangkan, program JakAmbulans hadir dengan penambahan unit Tim Medis Gerak Cepat. Tim ini terdiri atas tenaga kesehatan profesional yang mampu memberi layanan pre-hospital care hingga proses evakuasi ke fasilitas kesehatan terdekat. 

    Saat ini, tersedia 86 ambulans advance dan 17 motor ambulans. Gubernur Pramono mengatakan, warga yang membutuhkan layanan ini bisa menghubungi nomor 112 atau 1119, atau melalui aplikasi JAKI.

    “Program JakAmbulans hadir sebagai bentuk perlindungan dasar bagi warga Jakarta. Kami menambah unit Tim Medis Gerak Cepat yang terdiri atas tenaga kesehatan profesional. Layanan ini gratis. Apabila ada pihak yang mencoba memungut bayaran, maka segera laporkan,” kata Pramono.

    Menkes Apresiasi Program Kesehatan Gratis

    Peluncuran tiga program kesehatan bagi masyarakat Jakarta oleh Gubernur Pramono juga mendapat apresiasi dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin. Menurutnya, dengan penggunaan teknologi yang tepat, masyarakat bisa hidup lebih sehat dan berumur panjang.

    “Karena dengan teknologi sekarang, pertama, masyarakat tahu bagaimana cara hidup sehat, bahasa kesehatannya promotif. Kedua, masyarakat melakukan cek kesehatan gratis, itu namanya preventif. Kalau melakukan dua hal ini—promotif dan preventif—mereka tahu bagaimana cara hidup sehat dan melakukan cek kesehatan gratis, insyaallah usianya bisa sama dengan rata-rata, yaitu 74 tahun,” jelasnya.

     

    (*)

  • KPK Telusuri Dugaan Korupsi Makanan Bayi dan Ibu Hamil di Kemenkes

    KPK Telusuri Dugaan Korupsi Makanan Bayi dan Ibu Hamil di Kemenkes

    Jakarta, Beritasatu.com – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sedang melakukan penyelidikan kasus dugaan korupsi yang terjadi di lingkungan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

    Kasus dugaan korupsi tersebut terkait dengan pengadaan makanan tambahan untuk bayi dan ibu hamil (bumil).

    “Clue-nya adalah makanan tambahan bayi dan ibu hamil. Nah itu, tindak pidana korupsi terkait itu clue-nya,” kata Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu di gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (17/7/2025).

    Hanya saja, Asep enggan memberikan penjelasan lebih detail mengenai kasus dugaan korupsi pengadaan makanan tambahan bayi dan ibu hamil di Kemenkes tersebut. Asep mengaku kasus tersebut saat ini masih dalam tahap penyelidikan.

    “Itu masih lidik (penyelidikan) ya,” tandas Asep.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun, KPK melakukan penyelidikan kasus itu sejak awal 2024. Dugaan korupsi tersebut terjadi pada periode 2016 hingga 2020.

  • KPK Selidiki Dugaan Korupsi Pengadaan Makanan Balita-Ibu Hamil di Kemenkes

    KPK Selidiki Dugaan Korupsi Pengadaan Makanan Balita-Ibu Hamil di Kemenkes

    Bisnis.com, JAKARTA — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah menyelidiki dugaan korupsi terkait dengan pengadaan di Kementerian Kesehatan (Kemenkes). 

    Kasus itu baru dalam tahap penyelidikan. Kaitannya terkait dengan pengadaan makanan tambahan untuk balita dan ibu hamil pada periode 2016-2020. 

    Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Asep Guntur Rahayu membenarkan bahwa lembaganya tengah melakukan penyelidikan untuk menemukan peristiwa pidana pada pengadaan tersebut. 

    “Clue-nya [petunjuknya] adalah makanan bayi dan ibu hamil, TPK [tindak pidana korupsi] terkait itu. Masih penyelidikan,” ujarnya kepada wartawan pada konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (17/7/2025).

    Asep enggan memerinci lebih lanjut terkait dengan kasus yang tengah diselidiki KPK itu. Namun, penegak hukum belum menetapkan pihak-pihak tersangka pada tahapan proses hukum tersebut. 

    Meski demikian, KPK sudah bisa meminta keterangan ke sejumlah pihak terkait guna mencari peristiwa pidana dalam suatu perkara. Apabila ditemukan peristiwa pidana dan minimal dua alat bukti, maka perkara bisa dilanjutkan ke tahap berikutnya. 

    Adapun, sebelumnya lembaga antirasuah sudah menyoroti soal pemberian asupan tambahan kepada anak dan ibu hamil. Melalui kajian terhadap program pemerintah sebelum adanya Makan Bergizi Gratis (MBG), KPK menyoroti bahwa pemberian biskuit dan susu tidak efektif dalam menurunkan angka stunting. 

    Hal itu lantaran lebih banyak biskuit yang diterima oleh penerima manfaat daripada susu. 

    “Sehingga dari tahun ke tahun penurunan stunting tidak banyak. Oleh karena itu, saya harap ini benar-benar diperhatikan agar tidak terjadi lagi. Pastikan kandungan makanan betul-betul dikaji dan disesuaikan sehingga makanan yang sampai ke anak-anak dan ibu hamil benar-benar berkualitas,” kata Ketua KPK Setyo Budiyanto pada 5 Maret 2025 lalu.

  • KPK Selidiki Dugaan Korupsi Pengadaan Makanan Tambahan Balita dan Ibu Hamil di Kemenkes

    KPK Selidiki Dugaan Korupsi Pengadaan Makanan Tambahan Balita dan Ibu Hamil di Kemenkes

    KPK Selidiki Dugaan Korupsi Pengadaan Makanan Tambahan Balita dan Ibu Hamil di Kemenkes
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Komisi Pemberantasan
    Korupsi
    (
    KPK
    ) sedang menyelidiki dugaan
    korupsi
    pengadaan Pemberian Makanan Tambahan (
    PMT
    ) untuk balita dan ibu hamil di Kementerian Kesehatan (
    Kemenkes
    ).
    “Tindak pidana korupsi terkait itu masih lidik,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Asep Guntur Rahayu di Gedung Merah Putih, Jakarta, Kamis (17/7/2025).
    Namun, Asep belum merinci soal penyelidikan tersebut karena pelaksanaannya biasanya dilakukan secara tertutup sampai ke tahap penyidikan.
    Akan tetapi, berdasarkan informasi yang dihimpun, penyelidikan dilaksanakan sejak awal tahun 2024, sementara itu dugaan korupsi PMT itu diduga terjadi pada 2016-2020.
    “Clue-nya adalah (terkait pengadaan) makanan bayi dan ibu hamil,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • KPK Selidiki Dugaan Korupsi Pengadaan Makanan Tambahan Balita & Ibu Hamil di Era Jokowi

    KPK Selidiki Dugaan Korupsi Pengadaan Makanan Tambahan Balita & Ibu Hamil di Era Jokowi

    GELORA.CO –  Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan penyelidikan dugaan korupsi pengadaan terkait pemberian makanan tambahan (PMT) balita dan ibu hamil di Kementerian Kesehatan (Kemenkes) era pemerintahan Joko Widodo alias Jokowi.

    Hal itu dibenarkan Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu.

    “Ini pengadaan makanan tambahan bayi dan ibu hamil. Clue-nya apa? Clue-nya adalah makanan tambahan bayi dan ibu hamil. Itu TPK (tindak pidana korupsi) terkait itu, masih lidik ya,” kata Asep kepada wartawan di Gedung Merah Putih KPK, Jalan Kuningan Persada Kav 4, Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis malam, 17 Juli 2025.

    Namun demikian, karena masih tahap penyelidikan, kata Asep, pihaknya belum bisa merinci perkara dimaksud.

    Berdasarkan informasi yang diperoleh redaksi, penyelidikan ini sudah dilakukan sejak 7 Maret 2024 lalu. Perkara ini tempusnya terjadi pada 2016-2020.

    PMT untuk ibu hamil dan bayi merupakan upaya untuk meningkatkan status gizi mereka sehingga mengurangi angka stunting atau tengkes. Bentuknya bisa berupa biskuit, susu, telur, maupun makanan bergizi lainnya.

    Adapun Ketua KPK, Setyo Budiyanto pernah menyinggung soal pemberian biskuit maupun susu yang dilakukan pemerintah ternyata belum efektif. Ketika itu, dia mengingatkan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk melakukan kajian terhadap program makan bergizi gratis (MBG) supaya penurunan stunting bisa maksimal.

    “Dari tahun ke tahun penurunan stunting tidak banyak,” kata Setyo Budiyanto pada Rabu 5 Maret 2025.

    Saat itu, Setyo menerangkan bahwa, anak atau ibu hamil lebih banyak menerima biskuit daripada susu dalam program pemerintah sebelumnya. Sehingga, kajian KPK menyebut pemberian itu tidak efektif dan diharap tak berulang dalam program makan bergizi gratis.

    Untuk itu kata Setyo BGN harus melakukan kajian, sehingga para penerima manfaat dapat gizi yang dibutuhkan.

    “Oleh karena itu saya harap ini benar-benar diperhatikan agar tidak terjadi lagi. Pastikan kandungan makanan betul-betul dikaji dan disesuaikan sehingga makanan yang sampai ke anak-anak dan ibu hamil benar-benar berkualitas,” pungkas Setyo.

  • Tanggulangi Penyakit TBC, Wagub Jabar Minta Dukungan Seluruh Sektor

    Tanggulangi Penyakit TBC, Wagub Jabar Minta Dukungan Seluruh Sektor

    Mengutip kanal News, Liputan6, Tuberculosis (TBC) menjadi salah satu penyakit yang dialami oleh masyarakat Indonesia. Pasalnya, beban kasus TBC di Indonesia per 2024 salah satu terbesar di dunia.

    Berdasarkan data Global TB Report 2024, Indonesia menempati posisi kedua dunia dalam hal beban kasus TBC setelah India. Diperkirakan terdapat 1.090.000 kasus TBC dan 125.000 kematian setiap tahun, yang berarti ada sekitar 14 kematian setiap jamnya.

    Pada tahun 2024, ditemukan sekitar 885 ribu kasus TBC, dengan distribusi yang menunjukkan bahwa 496 ribu kasus terjadi pada laki-laki, 359 ribu pada perempuan, serta 135 ribu kasus pada anak-anak usia 0-14 tahun.

    Melihat data tersebut, pemerintah pun mengimplementasikan strategi penanggulangan TBC yang komprehensif, mulai dari penguatan komitmen pemerintah di semua tingkatan hingga peningkatan akses layanan kesehatan yang berkualitas.

    Bahkan, Kementerian Keuangan menyiapkan anggaran Rp8 triliun untuk menyukseskan program penanganan TBC tersebut. Anggaran itu ditujukan untuk melakukan deteksi dini dan penemuan kasus TBC serta pengobatan hingga tuntas sebanyak 10,9 juta orang.

    Tenaga Ahli Bidang Ekonomi Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Fithra Faisal Hastiadi menilai bahwa program penanggulangan penyakit TBC dapat mengurangi beban klaim yang harus ditanggung BPJS Kesehatan.

    “Klaim kepada BPJS kesehatan itu, memang lebih banyak dari penyakit-penyakit yang sifatnya degeneratif. Artinya, ada peran kuratif dan preventif yang dijalankan pemerintah,” ujarnya.

    “Dalam hal ini, pemerintah melakukan pendekatan ekonomi holistik, baik dari sisi hulu maupun hilirnya,” jelas Fithra.

    Fithra menyebut, pemerintah sudah mendapatkan data potensi penyakit degeneratif, termasuk TBC. Ia pun menegaskan, pemerintah sudah bisa mengintervensi masalah tersebut dari hulu.

    “Sehingga apa? Dia akan menjadi tetap produktif. Itu yang utamanya, dia bisa tetap bekerja dan berguna untuk keluarganya. Sehingga income-nya tidak anjlok dan akhirnya pertumbuhan ekonomi kalau kita lihat secara terukur, pasti akan terbantu dengan itu,” sebutnya.

    Sebelumnya, Menteri Kesehatan, Budi G. Sadikin mengungkapkan, terdapat empat langkah penting yang perlu dilakukan masyarakat agar tuberkulosis tidak terus menyebar.

    “Pertama, temukan pasien. Kedua, segera minum obat. Ketiga, pengobatan harus tuntas. Keempat, beri terapi pencegahan pada orang-orang yang berkontak erat dengan pasien,” ungkapnya, Rabu (11/6/2025).

    Di sisi lain, Menkes Budi juga menyebut, dua orang meninggal dunia akibat tuberkulosis atau TB setiap lima menit.

    “Setiap lima menit ada dua (orang) yang wafat. Kita bicara di acara ini, yang wafat karena TBC mungkin sudah 20 lebih,” sebutnya.

    Menkes Budi pun mengatakan, TBC merupakan penyakit menular yang sebenarnya bisa disembuhkan. Ia menekankan, kunci utama dalam pengendalian TB adalah deteksi dini dan pengobatan hingga tuntas.

    “Masalahnya, selesainya (konsumsi obat) itu enam bulan. Minumnya setiap hari, pilnya banyak, lebih dari empat. Tapi kita sabar, tidak apa-apa daripada tidak sembuh,” katanya.

  • Menkes Tanggapi Gaduh Kolegium Tak Terbitkan Sertifikat Kompetensi Mulai 8 Agustus

    Menkes Tanggapi Gaduh Kolegium Tak Terbitkan Sertifikat Kompetensi Mulai 8 Agustus

    Jakarta

    Belum lama ini beredar surat yang mewakili kolegium dokter, keperawatan, kebidanan, hingga farmasi menyatakan menolak menerbitkan sertifikat kompetensi terhitung mulai 8 Agustus 2025. Keputusan tersebut dilatarbelakangi belum adanya standar prosedur operasional (SPO) yang ditetapkan Menteri Kesehatan juga Menteri Pendidikan.

    Diatur dalam Undang Undang No. 17 Tahun 2023 dan turunannya PP No. 28 Tahun 2024, uji kompetensi harus dilandasi dengan SPO tersebut.

    “Namun, hingga saat ini, SPO final yang telah disusun oleh Kementerian Kesehatan pada 28 Mei 2025 belum disahkan bersama,” tutur mereka dalam pernyataan surat tersebut.

    Mereka mendesak Kemenkes RI juga Kemendiktisaintek segera menetapkan SPO yang sesuai dengan ketentuan UU baru, agar tidak menghambat pendidikan atau studi mahasiswa.

    Menkes Angkat Bicara

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengaku belum mendapatkan informasi mengenai surat tersebut. Meski begitu, menurutnya, selama SPO yang baru belum disahkan, pelaksanaan uji kompetensi seharusnya masih berjalan mengacu SPO sebelumnya.

    Penerbitan surat uji kompetensi pasca disahkannya UU No. 17 Tahun 2023 juga terus berjalan dan diklaim Menkes tidak ada masalah.

    “Aku kemarin ditanya, aku bingung. Aku tidak tahu itu yang ngomong kolegium mana ya?” kata Menkes kepada wartawan, Selasa (15/7/2025).

    Aturannya jelas, kalau SPO baru belum keluar, kita masih gunakan SPO yang lama. Jadi tidak benar kalau dikatakan tidak bisa terbit. Sertifikat kompetensi sudah bisa keluar dan sudah ada lebih dari sepuluh yang diterbitkan,” lanjutnya.

    (naf/kna)