Kementrian Lembaga: Kemenkes

  • TNI AD siap bantu Kemenkes bangun rumah sakit di daerah konflik 

    TNI AD siap bantu Kemenkes bangun rumah sakit di daerah konflik 

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana mengatakan pihaknya siap membantu Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membangun rumah sakit di wilayah rawan konflik, salah satunya di Papua.

    Pernyataan itu dikatakan Wahyu merespon soal nota kesepahaman yang ditandatangani oleh Kementerian Pertahanan dan Kemenkes tentang kerja sama pembangunan rumah sakit.

    “Prinsipnya jika itu sudah menjadi sebuah kebijakan dan dalam ini kerja sama dengan Kementerian Kesehatan, kita siap memberikan bantuan apapun yang dibutuhkan,” kata Wahyu kepada ANTARA, Senin.

    Menurut Wahyu, TNI AD siap mengerahkan pasukan Zeni beserta alat berat lainnya untuk diterjunkan ke lokasi yang telah ditentukan Kementerian Kesehatan.

    Pihaknya juga telah menyiapkan pasukan untuk melindungi pekerja dari para kelompok separatis yang kerap menyerang, seperti yang sering terjadi di Papua.

    Tidak hanya pasukan saja, Wahyu juga siap mengirimkan dokter ataupun perawat dari TNI AD untuk bertugas di rumah sakit tersebut, seperti permintaan pihak Kemenkes.

    Namun saat ditanya berapa pasukan dan tenaga kesehatan yang disiapkan untuk membantu Kemenkes, Wahyu belum bisa menjelaskan dengan rinci.

    Dia hanya memastikan seluruh pasukannya siap sesuai dengan perintah dari Kementerian Pertahanan.

    Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin memastikan TNI akan bekerja sama dengan Kemenkes untuk membangun 14 rumah sakit di kawasan rawan konflik, salah satunya di Papua.

    “Ini ditujukan agar pelaksanaan pembangunan itu bisa aman dan tercapai sesuai dengan tujuannya,” kata Sjafrie di gedung Kemhan, Jakarta Pusat, Selasa (22/7).

    Sjafrie mengatakan pihaknya akan mendukung dari segi pembangunan lewat pasukan Zeni. Tidak hanya itu, TNI juga akan mengerahkan tenaga kesehatannya untuk bertugas di 14 rumah sakit tersebut.

    Selama proses pembangunan, TNI juga akan mengerahkan pasukan untuk menjaga dari serangan kelompok-kelompok separatis tertentu.

    Sjafrie memastikan pembangunan akan berlangsung pada 2026 mendatang.

    Di saat yang sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengapresiasi bantuan yang diberikan oleh TNI melalui Kementerian Pertahanan.

    Menurut dia, TNI sangat membantu karena memiliki fasilitas pembangunan yang lengkap, jumlah personel yang banyak hingga standar pengamanan yang tinggi.

    Budi yakin proses pembangunan akan berjalan dengan lancar jika didampingi oleh TNI.

    “Karena dengan demikian keamanannya akan lebih rapih,” kata Budi.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Laode Masrafi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • COVID-19 Stratus Dominan di RI, Masih Mempan Dilawan Vaksin? Ini Kata Kemenkes

    COVID-19 Stratus Dominan di RI, Masih Mempan Dilawan Vaksin? Ini Kata Kemenkes

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan RI melaporkan varian baru COVID-19 bernama XFG atau dikenal Stratus, kini menjadi varian dominan di Indonesia. Pada Mei 2025, varian Stratus tercatat menyumbang 75 persen kasus COVID-19 di Tanah Air. Angka ini meningkat drastis hingga mencapai 100 persen pada Juni. Varian XEN juga sempat terdeteksi dengan kontribusi sebesar 25 persen pada Mei.

    Meski begitu, Kemenkes menegaskan varian yang saat ini beredar di Indonesia masih termasuk dalam kategori risiko rendah. Masyarakat diminta tetap tenang dan tidak panik, tetapi tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan, terutama bagi kelompok yang rentan seperti lansia dan pengidap penyakit penyerta.

    “Varian dominan COVID-19 yang ada di Indonesia saat ini termasuk dalam kategori varian dengan risiko rendah, sehingga tidak perlu panik, namun tetap penting menjaga protokol kesehatan,” demikian laporan Kemenkes RI, dikutip Senin (28/7/2025).

    “XFG menjadi variant nomor 1 dalam hal Spread di mana per 13 Juni sudah terdeteksi di 130 negara (paling banyak dari Eropa dan Asia) per Juni 2025,” lanjut laporan tersebut.

    Adapun varian Stratus diketahui masuk ke dalam varian yang dipantau WHO atau variant under monitoring (VUM) sejak 25 Juni 2025. Sama seperti COVID-19 varian Nimbus yang ditetapkan masuk kategori tersebut di 23 Mei.

    Di sisi lain, Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama juga mengatakan laporan terbaru Kemenkes menandakan COVID-19 memang belum sepenuhnya lenyap.

    “Dengan itu, maka kita harus terima kenyataan bahwa dari waktu ke waktu akan ada saja laporan varian atau sub varian baru dari SARS-COV-2, baru2 ini ada Nimbus dan sekarang ada Stratus,” beber Prof Tjandra, yang juga seorang profesor pulmonologi, saat dihubungi detikcom Senin (28/7/2025).

    Apakah Vaksin Saat Ini Efektif Lawan Varian Stratus?

    Terkait efektivitas vaksin, Prof Tjandra menegaskan vaksin COVID-19 yang tersedia saat ini masih dapat digunakan, terutama dalam mencegah gejala berat dan kasus yang bersifat simtomatik.

    Hal serupa juga diungkapkan oleh Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian kesehatan RI (Kemenkes), Aji Muhawarman. Menurutnya, XFG atau Stratus masih merupakan turunan dari varian Omicron, dengan demikian vaksin yang ada masih efektif digunakan.

    “Dengan demikian vaksin yang ada masih bisa digunakan dan ampuh untuk membangun imunitas tubuh terhadap COVID,” tuturnya saat dihubungi detikcom, Senin (28/7).

    Meski begitu, jumlah vaksin gratis yang disediakan saat ini sudah sangat terbatas. Di luar program pemerintah, vaksin COVID-19 masih bisa didapatkan secara mandiri.

    Dikutip dari laman Kemenkes RI, penerima vaksin gratis program pemerintah terbagi ke beberapa kelompok per 1 Januari 2024, yakni masyarakat lanjut usia, lanjut usia dengan komorbid, dewasa dengan komorbid, tenaga kesehatan yang bertugas di garda terdepan, ibu hamil, serta remaja usia 12 tahun ke atas dan kelompok usia lainnya dengan kondisi immunocompromised (orang yang mengalami gangguan sistem imun) sedang-berat.

    Sementara itu, sesuai Surat Edaran Dirjen Farmalkes HK.02.02/E/2571/2023 tentang Penyediaan Vaksin untuk Pelaksanaan Vaksin COVID-19 Pilihan, bagi masyarakat yang tidak masuk dalam kriteria di atas, imunisasi COVID-19 menjadi imunisasi pilihan secara mandiri, dan bisa didapatkan di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan yang menyediakan layanan vaksinasi COVID-19.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Bagaimana dengan Indonesia?”
    [Gambas:Video 20detik]
    (suc/naf)

    Varian Stratus Intai RI

    12 Konten

    COVID-19 di Indonesia kini didominasi varian XFG, atau dijuluki ‘varian stratus’. Varian ini mendominasi 75 persen kasus di bulan Mei 2025, dan 100 persen kasus di Juni.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • RI Dihantui COVID-19 ‘Stratus’, Ini Bedanya dengan Varian Lain

    RI Dihantui COVID-19 ‘Stratus’, Ini Bedanya dengan Varian Lain

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) belum lama ini mengungkapkan COVID-19 varian XFG atau Stratus sudah terdeteksi di Indonesia. Bahkan, disebutkan Stratus saat ini menjadi varian yang paling dominan di Indonesia.

    Temuan ini diungkapkan berdasarkan pemantauan rutin yang dilakukan Kemenkes terkait penyakit pernapasan di 39 puskesmas, 25 rumah sakit, dan 14 balai karantina kesehatan.

    “Pada bulan Juni varian dominan di Indonesia adalah XFG dengan 75 persen pada Mei dan 100 Mei pada Juni. Lalu ada XEN sebesar 25 persen pada Mei,” ujar pihak Kemenkes belum lama ini.

    Sebenarnya apa yang berbeda dari Stratus dibanding varian yang sudah ada sebelumnya?

    Menurut dokter umum di Harvey Street dan Hannah Clinic London, Dr Kaywaan Khan varian Stratus memiliki karakteristik khusus yang membuatnya lebih rentan menginfeksi.

    Meski begitu, ia mengingatkan dampak infeksi dari varian Stratus tidak lebih fatal bila dibandingkan dengan varian Omicron yang juga sempat bikin heboh sebelumnya. Vaksin yang sudah disetujui juga tetap disarankan untuk mencegah keparahan gejala.

    “Berbeda dengan varian lain, Stratus memiliki mutasi tertentu pada protein spike yang membantunya menghindari antibodi yang terbentuk dari infeksi sebelumnya atau vaksinasi,” ujar Khan dikutip dari Cosmopolitan, Senin (28/7/2025).

    “Meski demikian, penting diingat Stratus tampaknya tidak lebih parah dibandingkan varian Omicron sebelumnya dalam hal tingkat keparahan penyakit, rawat inap, atau kematian,” sambungnya.

    Gejala Varian Stratus

    Secara umum COVID-19 Stratus menimbulkan gejala yang mirip dengan varian-varian sebelumnya. Misalnya, hilangnya indera penciuman dan pengecap.

    Namun, varian ini juga memiliki gejala khas, yaitu suara serak atau parau. Dr Khan menuturkan pemeriksaan COVID-19 perlu dilakukan bila mengalami gejala-gejala tersebut.

    “Salah satu gejala yang paling terlihat dari varian Stratus adalah suara serak, termasuk suara yang kasar atau parau,” ujar Dr Khan.

    Senada, Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan gejala Stratus dapat berupa suara parau atau bahasa Inggrisnya hoarseness, scratchy, raspy voice.

    Sejumlah pasien di Inggris bahkan mengaitkan keluhan tersebut dengan nyeri tak tertahankan seperti terkena benda tajam di bagian leher. Meski begitu, tidak semua gejala tersebut selalu berkaitan dengan infeksi COVID-19 varian Stratus.

    Untuk benar-benar memastikannya, tetap diperlukan tes atau pemeriksaan COVID-19 melalui rapid test maupun PCR.

    “Stratus atau XFG merupakan rekombinasi dari LF.7 dan LP.8.1.2. XFG juga punya empat mutasi. Secara keseluruhan hal ini dapat berdampak pada kemungkinan peningkatan kasus serta kemungkinan melemahnya proteksi,” sorot dia.

    “Walau sejauh ini vaksin COVID-19 yang sekarang masih dapat digunakan, khususnya untuk yang simtomatik dan kasus yang berat,” pungkasnya.

    Selain itu, gejala lain dari infeksi COVID-19 varian Stratus menurut Menurut National Health Service (NHS) Inggris meliputi:

    Suhu tubuh tinggiMenggigilKehilangan atau perubahan indera penciuman dan pengecapSesak napasKelelahanBadan pegal-pegalSakit kepalaSakit tenggorokanHidung tersumbat atau berairHilang nafsu makanDiareMual dan muntah

    Pencegahan Infeksi COVID-19 Stratus

    Berkaitan dengan dengan dominasi varian Stratus di Indonesia, Kemenkes mengimbau masyarakat untuk tetap menerapkan gaya hidup bersih dan sehat. Pastikan juga untuk menerapkan etika batuk atau bersin untuk menghindari risiko penularan pada orang lain.

    Selain itu, pastikan untuk selalu menjaga kebersihan tangan dengan cuci tangan pakai sabun atau menggunakan hand sanitizer.

    Jika sedang sakit dan mengalami gejala COVID-19, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke dokter. Terlebih bila ada riwayat kontak dengan faktor risiko.

    Penggunaan masker juga sangat disarankan apabila mengalami masalah kesehatan seperti batuk, pilek, atau demam.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video Pernyataan Kemenkes Singapura Terkait Lonjakan Kasus Covid-19”
    [Gambas:Video 20detik]
    (avk/suc)

    Varian Stratus Intai RI

    13 Konten

    COVID-19 di Indonesia kini didominasi varian XFG, atau dijuluki ‘varian stratus’. Varian ini mendominasi 75 persen kasus di bulan Mei 2025, dan 100 persen kasus di Juni.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Wanti-wanti Kemenkes soal COVID-19 Varian ‘Stratus’ yang Mewabah di RI

    Wanti-wanti Kemenkes soal COVID-19 Varian ‘Stratus’ yang Mewabah di RI

    Jakarta

    Melalui laporan sistem surveilans penyakit pernapasan di Indonesia, Kementerian Kesehatan RI melaporkan adanya varian baru COVID-19 di Indonesia yakni XFG atau dikenal Stratus.

    Berdasarkan data terbaru, varian XFG mencatat dominasi sebesar 75 persen pada Mei, dan meningkat menjadi 100 persen pada Juni 2025. Sementara itu, varian XEN menyumbang 25 persen pada Mei.

    Meski demikian, Kemenkes menyebutkan varian dominan COVID-19 yang merebak di Indonesia tergolong dalam kategori risiko rendah (low risk). Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tidak panik, namun tetap menjaga protokol kesehatan, terutama bagi kelompok rentan.

    “XFG menjadi variant nomor 1 dalam hal Spread di mana per 13 Juni sudah terdeteksi di 130 negara, paling banyak dari Eropa dan Asia per Juni 2025,” demikian laporan Kemenkes, dikutip Senin (28/7/2025).

    Di sisi lain, Kemenkes juga melaporkan dominansi global varian turunan dari LF.7.9 juga telah terpantau di 41 negara, dengan sebaran utama di kawasan Amerika dan Asia.

    Subvarian LF.7.9.1 dan LP.7 memiliki karakteristik yang serupa dengan varian JN.1, yang hingga kini masih dikategorikan sebagai Variants of Interest (VoI) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak pertama kali ditetapkan pada Desember 2023.

    “JN.1 masih menjadi Variants of Interest (VoI) sejak ditetapkan pada Desember 2023. Berdasarkan penilaian risiko, JN.1 merupakan varian yang berisiko rendah (low) di tingkat global,” tutur Kemenkes.

    “Tidak ada indikasi subvarian ini lebih menular atau menyebabkan keparahan dibandingkan subvarian sebelumnya, namun perlu kewaspadaan bagi para lansia dan/atau orang yang memiliki komorbid,” lanjutnya.

    Imbauan Kemenkes RI

    Sebagai kewaspadaan, Kemenkes mengimbau masyarakat untuk menerapkan sejumlah hal berikut.

    Menerapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS).Menerapkan etika batuk/bersin untuk menghindari penularan kepada orang lain.Cuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun (CTPS) atau menggunakan hand sanitizer.Menggunakan masker bagi masyarakat jika jika berada di kerumunan atau sedang sakit seperti batuk, pilek, atau demam.Segera ke fasilitas kesehatan apabila mengalami gejala infeksi saluran pernapasan dan ada riwayat kontak dengan faktor risiko.Bagi pelaku perjalanan jika mengalami sakit selama perjalanan agar menyampaikan kepada awak atau personel alat angkut maupun kepada petugas kesehatan di pelabuhan/bandar udara/PLBN (Pos Lintas Batas Negara) setempat.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Bagaimana dengan Indonesia?”
    [Gambas:Video 20detik]
    (suc/up)

    Varian Stratus Intai RI

    13 Konten

    COVID-19 di Indonesia kini didominasi varian XFG, atau dijuluki ‘varian stratus’. Varian ini mendominasi 75 persen kasus di bulan Mei 2025, dan 100 persen kasus di Juni.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Kemenkes Ungkap Data Tren COVID-19 Dirawat di RS-ICU, Kasus Terbanyak di Usia Ini

    Kemenkes Ungkap Data Tren COVID-19 Dirawat di RS-ICU, Kasus Terbanyak di Usia Ini

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan RI melaporkan tren pasien COVID-19 yang membutuhkan perawatan di rumah sakit relatif stabil. Meski begitu, kondisi ini bersifat sementara dan bisa berubah di kemudian hari, sehingga masyarakat tetap perlu waspada.

    Berdasarkan data dari 35 rumah sakit sentinel SARI pada minggu ke-29 tahun 2025, terdapat penurunan pasien yang dirawat inap. Nihil penambahan kasus COVID-19 rawat inap dalam dua pekan terakhir.

    Meski begitu, kelompok usia balita yakni 0-4 tahun dan lansia 59 tahun ke atas, menjadi kasus COVID-19 yang paling sering ditemukan di pekan terakhir minggu ke-27 tahun 2025.

    Sementara secara umum, jumlah kasus COVID-19 yang dirawat di ICU cenderung stabil pada 2025.

    “Bahkan, nihil kasus COVID-19 baru yang dirawat ICU selama 2 bulan terakhir,” demikian laporan Kemenkes RI dalam ringkasan kasus terbaru, dikutip Senin (28/7/2025).

    Sebagai kewaspadaan, masyarakat diimbau untuk terus melakukan pencegahan demi menghindari kemungkinan terpapar, seperti berikut:

    Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehatMenerapkan etika batuk/bersin untuk menghindari penularan kepada orang lainCuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun (CTPS) atau menggunakan
    hand sanitizerMenggunakan masker bagi masyarakat jika jika berada di kerumunan atau sedang sakit seperti batuk, pilek, atau demamSegera ke fasilitas kesehatan apabila mengalami gejala infeksi saluran pernapasan dan ada riwayat kontak dengan faktor risikoBagi pelaku perjalanan jika mengalami sakit selama perjalanan agar menyampaikan kepada awak atau personel alat angkut maupun kepada petugas kesehatan di pelabuhan/ bandar udara/ PLBN (Pos Lintas Batas Negara) setempat.

    (naf/up)

  • Varian Baru COVID ‘Stratus’ Mewabah di RI, Kelompok Ini Paling Rentan Terpapar

    Varian Baru COVID ‘Stratus’ Mewabah di RI, Kelompok Ini Paling Rentan Terpapar

    Jakarta

    Varian baru COVID-19 ‘Stratus’ atau XFG belakangan disorot setelah terdeteksi di Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Kementerian Kesehatan RI melalui hasil surveilans penyakit pernapasan yang mencakup influenza, COVID-19, dan penyakit pernapasan lainnya.

    Surveilans ini dilakukan secara rutin melalui fasilitas pelayanan kesehatan yang menjadi sentinel, yakni 39 puskesmas, 35 rumah sakit, dan 14 balai karantina kesehatan di pintu masuk negara.

    Laporan tersebut mengatakan varian baru COVID XFG atau ‘Stratus’ kini menjadi varian paling dominan di Indonesia.

    “Pada Bulan Juni Varian dominan di Indonesia adalah XFG (75 persen pada Mei, dan 100 persen pada Juni), dan XEN (25 persen pada Mei),” demikian bunyi laporan Kemenkes, dikutip Minggu (27/7/2025).

    Kelompok Ini Paling Rentan Terpapar Varian Baru COVID Stratus

    Dikutip dari Health Site, kelompok yang paling berisiko terinfeksi varian baru COVID-19, termasuk Stratus adalah mereka yang termasuk dalam kategori rentan, seperti anak-anak, lansia, serta individu dengan penyakit penyerta (komorbid) atau sistem kekebalan tubuh yang lemah.

    Para ahli menjelaskan menurunnya kekebalan tubuh menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan penyebaran varian ini semakin meluas. Efektivitas vaksin booster juga disebut menurun seiring waktu, sementara infeksi alami yang dulu memberikan kekebalan kini mulai jarang terjadi.

    Kondisi ini membuat semakin banyak orang kembali rentan terhadap infeksi COVID-19, termasuk terhadap varian baru seperti Stratus. Para ahli memperingatkan ancaman ini bisa menjadi pemicu gelombang baru infeksi, terutama di kalangan masyarakat yang belum mendapatkan vaksin booster atau memiliki daya tahan tubuh rendah.

    dr Kaywaan Khan, dokter umum di Harley Street dan pendiri Hannah London Clinic juga memperingatkan orang-orang dari semua kelompok usia dan jenis kelamin mungkin rentan jika varian tersebut terus menyebar tanpa terkendali.

    “Tidak seperti varian lain, Stratus memiliki mutasi tertentu pada protein spike, yang dapat membantunya menghindari antibodi yang terbentuk dari infeksi atau vaksinasi sebelumnya,” kata dr Khan, dikutip dari Financial Express.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/up)

    Varian Stratus Intai RI

    13 Konten

    COVID-19 di Indonesia kini didominasi varian XFG, atau dijuluki ‘varian stratus’. Varian ini mendominasi 75 persen kasus di bulan Mei 2025, dan 100 persen kasus di Juni.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Fakta-fakta Varian Baru COVID ‘Stratus’ Masuk RI, Gejala dan Ciri Khasnya

    Fakta-fakta Varian Baru COVID ‘Stratus’ Masuk RI, Gejala dan Ciri Khasnya

    Jakarta

    Varian baru COVID XFG atau stratus sudah terdeteksi di Indonesia menurut laporan terbaru Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes). Stratus menjadi varian yang paling dominan di Indonesia.

    Laporan ini diberikan berdasarkan hasil pemantauan rutin terhadap penyakit pernapasan, seperti influenza dan COVID-19 di 39 puskesmas, 25 rumah sakit, serta 14 Bala Karantina Kesehatan yang berfungsi sebagai sentinel site.

    “Pada Bulan Juni Varian dominan di Indonesia adalah XFG (75 persen pada Mei, dan 100 persen pada Juni), dan XEN (25 persen pada Mei),” demikian bunyi laporan Kemenkes, dikutip Minggu (27/7/2025).

    Hingga minggu ke 30, jumlah total kasus COVID sepanjang 2025 terdapat 291 kasus dari sebanyak 12.853 spesimen yang diperiksa, menghasilkan positivity rate kumulatif 2,26 persen. Sedangkan, jumlah kasus yang ada di lokasi sentinel sampai minggu ke-25 mencapai 82 kasus dari sebanyak 2.613 spesimen.

    Positif kumulatif tahun 2025 terbanyak dilaporkan di DKI Jakarta, Jawa Timur, Banten, Jawa Barat, Sumatera Selatan, dan DI Yogyakarta.

    Kemenkes RI mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dengan gejala infeksi saluran pernapasan, menerapkan protokol; kesehatan dasar, dan melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala flu berat, batuk, atau demam tinggi. Sementara, vaksinasi dianjurkan bagi kelompok rentan.

    Gejala Varian COVID Stratus

    Menurut dokter umum di Harley Street, sekaligus pendiri Hannah London Clinic, dr Kaywaan Khan, stratus memiliki mutasi spesifik pada protein spike (lonjakan) yang memungkinkan virus ini menghindari antibodi dari infeksi sebelumnya maupun vaksinasi.

    Stratus dikatakan tidak tampak lebih berat atau parah jika dibandingkan dengan varian sebelumnya. Tapi, ada gejala yang dinilai cukup khas.

    “Salah satu gejala paling mencolok dari varian Stratus adalah suara serak atau parau,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa secara umum, gejala Stratus tergolong ringan hingga sedang.

    dr Khan menyarankan, jika seseorang mendapat hasil positif, maka sebaiknya tetap di rumah dan menjalani isolasi. Sebab, varian stratus sangat mudah menular.

    Selain itu, beberapa gejala lainnya mirip varian COVID-19 sebelumnya. Dikutip dari laman National Health Service UK (NHS), gejalanya meliputi:

    Sesak napasKehilangan atau perubahan indra penciuman dan perasa,Kelelahan, demam atau menggigilHidung tersumbat atau berairNyeri ototBatuk terus-menerusSakit tenggorokanSakit kepalaDiareHilangnya nafsu makan, dan mual

    Varian Stratus Lebih Berbahaya?

    Stratus ditetapkan sebagai variant under monitoring (VUM) oleh WHO, sebab proporsinya terus meningkat secara global. Varian ini diperkirakan memiliki pertumbuhan yang relatif tertinggi dibandingkan dengan varian lain yang beredar, seperti Nimbus atau NB.1.8.1 terkini. Kendati demikian, stratus dikatakan tidak lebih parah dibandingkan varian lainnya yang beredar.

    “Data saat ini tidak menunjukkan varian ini menyebabkan penyakit yang lebih parah atau kematian daripada varian lain yang beredar,” kata WHO, (7/7/2025).

    Terdapat bukti yang menunjukkan adanya peningkatan proporsi dari varian stratus. Tapi, WHO belum mengamati tanda-tanda yang menunjukkan peningkatan keparahannya.

    “Meskipun ada peningkatan kasus dan rawat inap yang dilaporkan di beberapa negara [Kawasan Asia Tenggara], yang memiliki proporsi XFG tertinggi, tidak ada laporan yang menunjukkan bahwa tingkat keparahan penyakit terkait lebih tinggi dibandingkan dengan varian yang beredar lainnya, kata WHO.

    Sementara itu, menurut konsultan epidemiologi di UK Health Security Agency (UKHSA), Dr Alex Allen mengatakan pula bahwa sejauh ini tidak ada bukti yang menunjukkan varian stratus menyebabkan penyakit yang lebih parah dari varian sebelumnya.

    “Merupakan hal yang normal bagi virus untuk bermutasi dan berubah seiring waktu,” kata Dr Alex Allen, seraya menambahkan pihaknya terus memantau semua jenis COVID di Inggris, dikutip dari The Independent.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video Varian Covid-19 yang Mendominasi Indonesia Saat Ini “
    [Gambas:Video 20detik]
    (elk/suc)

    Varian Stratus Intai RI

    5 Konten

    COVID-19 di Indonesia kini didominasi varian XFG, atau dijuluki ‘varian stratus’. Varian ini mendominasi 75 persen kasus di bulan Mei 2025, dan 100 persen kasus di Juni.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Varian Baru COVID ‘Stratus’ Dominan di RI, Masuk Daftar ‘Pantauan’ WHO

    Varian Baru COVID ‘Stratus’ Dominan di RI, Masuk Daftar ‘Pantauan’ WHO

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) melaporkan varian baru COVID-19 bernama XFG atau ‘Stratus’ kini menjadi varian yang paling dominan di Indonesia. Pada Mei 2025, varian ini terdeteksi pada 75 persen spesimen, dan meningkat tajam hingga mencakup 100 persen kasus pada Juni.

    Selain XFG, Kemenkes juga mendeteksi varian XEN yang terdeteksi sebesar 25 persen pada Mei.

    “Total kasus COVID-19 dari M1-M30 tahun 2025 sebanyak 291 kasus dari total 12.853 spesimen diperiksa (positivity rate 2,26 persen). Jumlah kasus COVID-19 pada sentinel site hingga M25 berjumlah 82 kasus dari 2.613 spesimen diperiksa,” tutur Kemenkes,” demikian laporan Kemenkes RI, dikutip Minggu (27/7/2025).

    Stratus Masuk Daftar Variant Under Monitoring (VUM)

    XFG atau Stratus adalah varian SARS-CoV-2 yang merupakan hasil rekombinasi dari subvarian LF.7 dan LP.8.1.2, dengan sampel pertama dikumpulkan pada 27 Januari 2025. Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Juni 2025, mengungkapkan XFG masuk ke dalam daftar Variant Under Monitoring (VUM) lantaran proporsinya yang terus meningkat secara global.

    Meski begitu, berdasarkan bukti yang tersedia, risiko tambahan terhadap kesehatan masyarakat yang ditimbulkan oleh XFG dievaluasi rendah pada tingkat global. Vaksin COVID-19 yang saat ini telah disetujui diperkirakan masih efektif melindungi dari gejala dan penyakit berat akibat varian ini.

    “Meskipun ada peningkatan kasus dan rawat inap yang dilaporkan di beberapa negara [Kawasan Asia Tenggara], yang memiliki proporsi XFG tertinggi, tidak ada laporan yang menunjukkan bahwa tingkat keparahan penyakit terkait lebih tinggi dibandingkan dengan varian yang beredar lainnya,” kata WHO.

    Istilah VUM digunakan untuk memberi sinyal kepada otoritas kesehatan masyarakat suatu varian SARS-CoV-2 berpotensi memerlukan perhatian dan pemantauan lebih lanjut.

    Tujuan utama penetapan status VUM untuk menilai apakah varian tersebut, beserta varian yang terkait dengannya, menimbulkan risiko tambahan terhadap kesehatan masyarakat global dibandingkan varian lain yang sedang beredar.

    Sementara itu, hanya terdapat satu varian COVID-19 yang saat ini masuk dalam kategori Variant of Interest (VOI), yaitu JN.1. Varian ini diketahui telah menyebar di 144 negara.

    VOI adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan varian SARS-CoV-2 yang memiliki perubahan genetik yang berpotensi memengaruhi perilaku virus atau dampaknya terhadap kesehatan manusia.

    Gejala Varian Baru COVID Stratus

    Varian COVID-19 Stratus memiliki gejala khas. dokter umum di Harley Street sekaligus Pendiri Hannah London Clinic, dr Kaywaan Khan, salah satu gejala khas varian Stratus adalah suara serak atau parau.

    dr Khan menambahkan, secara umum gejala Stratus cenderung ringan hingga sedang. Meski begitu, jika seseorang dinyatakan positif, ia sebaiknya tetap tinggal di rumah dan menjalani isolasi karena varian ini sangat menular.

    “Salah satu gejala paling mencolok dari varian Stratus adalah suara serak atau parau,” ujarnya, dikutip Times of India.

    Selain itu, beberapa gejala lainnya mirip dengan varian COVID sebelumnya. Menurut National Health Service UK (NHS), gejala-gejala tersebut meliputi

    sesak napaskehilangan atau perubahan indra penciuman dan perasa,kelelahan, demam atau menggigilhidung tersumbat atau berairnyeri ototbatuk terus-menerussakit tenggorokansakit kepaladiarehilangnya nafsu makan, dan mual

    Halaman 2 dari 3

    (suc/suc)

    Varian Stratus Intai RI

    11 Konten

    COVID-19 di Indonesia kini didominasi varian XFG, atau dijuluki ‘varian stratus’. Varian ini mendominasi 75 persen kasus di bulan Mei 2025, dan 100 persen kasus di Juni.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Dikecam Dunia, Israel Akhirnya Buka Jalur Bantuan Warga Gaza

    Dikecam Dunia, Israel Akhirnya Buka Jalur Bantuan Warga Gaza

    Jakarta, CNBC Indonesia – Israel telah membuka kembali akses pengiriman bantuan ke jalur Gaza, Palestina, Sabtu (26/7/2025). Hal itu disampaikan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) kepada CNN International.

    Sebelumnya ada desakan dari masuarakat dan komunitas internasional yang memprotes keras karena Israel membiarkan warga Gaza tewas karena kelaparan.

    Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, kematian akibat kekurangan gizi mencapai 101 orang, dengan 80 di antaranya merupakan anak-anak. Data Kemenkes Gaza menyebutkan 900 ribu anak saat ini dilanda kelaparan, sementara 70 ribu lainnya menunjukkan gejala malnutrisi.

    Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga telah mencatat seluruh warga Gaza saat ini dilanda krisis pangan. Mereka tak lagi memiliki akses pada makanan yang cukup, bergizi, dan aman.

    Seiring dengan pernyataan Israel, pada Minggu (27/7) dini hari, Al Jazeera melaporkan bahwa sejumlah kecil bantuan makanan telah dikirimkan dari udara ke area pengungsian warga di Gaza utara.

    Kendati begitu, 11 orang terluka akibat paket bantuan yang jatuh langsung ke tenda warga

    Kelompok-kelompok internasional sejak awal telah mengkritik keputusan Israel mengirimkan bantuan melalui udara. Pasalnya, pengiriman semacam itu tak efektif karena mahal serta membahayakan keselamatan warga Gaza.

    “Airdrop tidak bisa mengatasi kelaparan yang sudah sangat parah ini. Airdrop mahal, tidak efisien, dan bahkan bisa membunuh warga sipil yang kelaparan,” kata Komisaris Jenderal Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini, seperti dikutip CNN.

    Menurut Lazzarini, alih-alih menerjunkan bantuan dari udara, militer Israel harusnya membuka jalur darat dan mengizinkan truk-truk bantuan masuk. Meski begitu, pengiriman via darat menurutnya tetap memerlukan jaminan pergerakan yang aman melalui koridor kemanusiaan.

    Aksi genosida Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 59 ribu warga Palestina, serta melukai 143 ribu orang lainnya, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza. Mayoritas korban merupakan warga sipil perempuan dan anak-anak.

    Meski begitu, jumlah korban tewas diperkirakan bisa lebih dari 61 ribu jiwa. Sebab, ribuan orang masih hilang di bawah reruntuhan bangunan yang digempur Israel dan diyakini telah meninggal dunia.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Wanita Wajib Tahu! Ini Penyebab dan Cara Mengatasi Anyang-anyangan Secara Tepat

    Wanita Wajib Tahu! Ini Penyebab dan Cara Mengatasi Anyang-anyangan Secara Tepat

    Jakarta

    Anyang anyangan atau disuria merupakan gejala rasa sakit atau tidak nyaman saat buang air kecil. Kondisi yang sering disebabkan oleh infeksi seperti infeksi saluran kemih (ISK) ini lebih umum terjadi pada wanita.

    Dikutip dari laman Cleveland Clinic, gejala anyang-anyangan bisa bervariasi. Namun, biasanya orang-orang menggambarkan anyang-anyangan seperti rasa terbakar, perih, atau gatal. Bagaimana cara mengatasinya?

    Cara Efektif Meredakan Anyang-anyangan pada Wanita

    Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meredakan anyang-anyangan pada wanita di antaranya minum lebih banyak air, mengonsumsi probiotik, vitamin C, kapulaga, hingga obat-obatan.

    1. Minum Lebih Banyak Air

    Minum lebih banyak air memang bisa menyebabkan peningkatan frekuensi buang air kecil. Dikutip dari laman Dr Axe, cara ini bisa membantu membuang racun dan mengurangi rasa sakit saat buang air kecil. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyarankan untuk minum setidaknya 1,5-2 liter air setiap hari atau sekitar delapan gelas sehari.

    2. Konsumsi Kapulaga

    Biji aromatik ini menawarkan rasa manis dan bunga yang unik. Kapulaga sudah digunakan selama beberapa generasi sebagai penyegar nafas alami, melancarkan pencernaan dan sirkulasi darah.

    Kapulaga juga bertindak sebagai diuretik yang membantu membuang racun dan air yang tertahan. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa kapulaga bisa membunuh beberapa jenis bakteri.

    Untuk mengobati anyang-anyangan, campurkan satu sendok teh bubuk kapulaga ke dalam satu cangkir susu hangat dan minum sebelum tidur setiap malam.

    3. Konsumsi Vitamin C

    Vitamin C adalah salah satu penguat sistem kekebalan tubuh terbesar. Jadi, saat melawan infeksi, sangat penting untuk mengonsumsi makanan kaya vitamin C setiap hari dan menambahkan suplemen makanan berkualitas tinggi ke dalam rutinitas.

    Beberapa buah yang kaya akan vitamin C yaitu jeruk, stroberi, kiwi, pepaya, jambu biji, nanas, dan mangga.

    4. Konsumsi Probiotik

    Mengonsumsi probiotik bisa membantu tubuh melawan bakteri dan jamur jahat yang bisa menyebabkan anyang-anyangan. Bagi orang yang telah didiagnosis menderita infeksi saluran kemih atau infeksi jamur dan diresepkan antibiotik, prebiotik bisa membantu melawan efek samping dari obat-obatan ini.

    Selain mengonsumsi suplemen probiotik SBO (soil-based organism) dengan kualitas tinggi, pastikan mengonsumsi makanan yang mengandung probiotik tinggi.Tambahkan kefir ke smoothie setelah berolahraga atau yoghurt untuk sarapan untuk mendapat manfaat dari probiotik alami.

    5. Obat-obatan

    Penanganan anyang-anyangan menggunakan obat-obatan dilakukan berdasarkan penyebabnya. Infeksi, misalnya akan diobati dengan antibiotik. DIkutip dari laman WebMd, jika parah, dokter mungkin akan memberi fenazopiridin, obat pereda nyeri untuk buang air kecil. Sementara, jika anyang-anyangan disebabkan oleh infeksi jamur, maka mungkin dokter akan memberikan pil antijamur atau supositoria untuk mengobatinya.

    Penyebab Anyang-anyangan pada Wanita

    Ada banyak penyebab anyang-anyangan. Pada wanita, anyang-anyangan bisa disebabkan karena:

    Infeksi kandung kemihInfeksi vaginaInfeksi saluran kemihEndometritis dan penyebab lain di luar saluran kemih, seperti divertikulosis dan divertikulitisPeradangan kandung kemih atau uretra.Cara Mencegah Anyang-anyangan pada Wanita

    Sebab biasanya disebabkan oleh infeksi, penting untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan menghindari kebiasaan yang meningkatkan risiko infeksi. Berikut beberapa cara mencegah anyang-anyangan:

    Jaga area genital tetap bersih dan kering. Selama menstruasi, ganti pembalut secara berkalaBuang air kecil setelah berhubungan seksualSetelah buang air besar, bersihkan dari arah depan ke belakang untuk menjauhkan bakteri dari vagina.Jika memakai pembalut inkontinensia urin, segera ganti jika sudah kotor.

    (elk/suc)