Kementrian Lembaga: Kemenkes

  • Menkes: Tunjangan Khusus Rp30 Juta untuk Dokter Spesialis di Daerah Pedalaman Ide Presiden – Page 3

    Menkes: Tunjangan Khusus Rp30 Juta untuk Dokter Spesialis di Daerah Pedalaman Ide Presiden – Page 3

    Perpres Nomor 81 Tahun 2025, yang diteken oleh Presiden Prabowo sekitar akhir Juli, mengatur pemberian tunjangan khusus kepada dokter spesialis, dokter subspesialis, dokter gigi spesialis, dan dokter gigi subspesialis di daerah DTPK, khususnya mereka yang praktik di fasilitas kesehatan milik pemerintah daerah.

    Untuk tahap pertama, tunjangan khusus itu diberikan kepada 1.100 dokter spesialis, dokter subspesialis, dokter gigi spesialis, dan dokter gigi subspesialis di daerah DTPK. Besaran tunjangan mencapai Rp30.012.000 per bulan, di luar gaji pokok dan tunjangan lainnya yang berlalu sesuai ketentuan kepegawaian.

    Dokter-dokter yang menerima tunjangan khusus itu juga diprioritaskan mereka yang praktik di wilayah-wilayah dengan kriteria, di antaranya daerah dengan keterbatasan akses, daerah yang kekurangan tenaga medis, serta lokasi yang memerlukan intervensi afirmatif atau dukungan dan bantuan dari pemerintah pusat.

     

  • Video: Prabowo Segera Umumkan Insentif Rp30 Juta untuk Dokter di Daerah 3T

    Video: Prabowo Segera Umumkan Insentif Rp30 Juta untuk Dokter di Daerah 3T

    Jakarta – Presiden Prabowo Subianto telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 81 Tahun 2025 tentang Tunjangan Khusus bagi Dokter Spesialis, Dokter Subspesialis, Dokter Gigi Spesialis, dan Dokter Gigi Subspesialis yang Bertugas di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK).

    Dalam Perpres tersebut, tunjangan khusus untuk dokter di DTPK sebesar Rp30.012.000 per bulan. Prabowo akan mengumumkan secara langsung peluncuran insentif pada bulan ini.

    Simak berita lainnya seputar dokter spesialis di sini.

    (/)

    budi gunadi sadikin menkes daerah 3t tunjangan khusus dokter insentif dokter prabowo subianto

  • Prabowo Ingin 514 Kabupaten/Kota di RI Punya Rumah Sakit Bagus, Termasuk Daerah Terpencil – Page 3

    Prabowo Ingin 514 Kabupaten/Kota di RI Punya Rumah Sakit Bagus, Termasuk Daerah Terpencil – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan Presiden Prabowo Subianto ingin agar seluruh kabupaten dan kota di Indonesia memiliki fasilitas rumah sakit yang memadai, termasuk daerah-daerah terpencil. Prabowo mendorong agar target awal ditingkatkan secara bertahap hingga menjangkau seluruh daerah.

    “Beliau ingin kalau bisa 514 kabupaten dan kota semua rumah sakitnya bagus-bagus,” kata Budi usai rapat bersama Prabowo di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (5/8/2025).

    Menurut dia, pembangunan rumah sakit di wilayah-wilayah terpencil juga menjadi salah satu fokus utama Prabowo. Dia menjelaskan dari total 32 rumah sakit yang direncanakan, 22 telah dilakukan peletakan batu pertama, dan sisanya akan menyusul di paruh kedua tahun ini.

    “Sisanya 10 akan di-groundbreaking juga di semester kedua ini. Diharapkan mungkin 12 sampai 15 rumah sakit bisa selesai juga di tahun ini,” ujarnya.

    Budi menyebut masyarakat sangat senang dengan pembangunan rumah sakit di daerah-daerah. Khususnya, daerah terpencil yang tak diketahui banyak orang.

    “Masyarakat senang sekali dengan pembangunan rumah sakit-rumah sakit di daerah-daerah seperti Reda Bolo, di Borong, itu daerah yang pasti teman-teman nggak pernah dengar lah. Konawe, Buton, Anambas, Taliabu, di Nias. Itu daerah-daerah yang memang Bapak Presiden perhatikan,” jelas Budi.

     

  • Menkes: Prabowo Akan Luncurkan Langsung Tunjangan Dokter Daerah Tertinggal
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        5 Agustus 2025

    Menkes: Prabowo Akan Luncurkan Langsung Tunjangan Dokter Daerah Tertinggal Nasional 5 Agustus 2025

    Menkes: Prabowo Akan Luncurkan Langsung Tunjangan Dokter Daerah Tertinggal
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden RI Prabowo Subianto disebut akan meluncurkan langsung tunjangan untuk dokter spesialis yang ada di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK).
    Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin juga menyebut tunjangan ini adalah inisiatif Presiden Prabowo.
    “Itu nanti beliau yang akan luncurkan. Karena itu idenya beliau ya,” tegas Budi usai bertemu Prabowo di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (5/8/2025).
    Bahkan, menurutnya, sudah ada aturan soal ini yakni Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 81 Tahun 2025.
    Namun, ia tak detil mengungkap kapan tunjangan ini resmi diluncurkan Kepala Negara.
    Budi mengatakan, peluncuran kemungkinan bertepatan saat peresmian Rumah Sakit (RS) PON pada bulan ini.
    “Beliau bilang mungkin pada saat Rumah Sakit PON,” ungkapnya.
    Dalam pertemuan yang sama, Menkes juga melaporkan rencana peresmian tiga rumah sakit besar oleh Presiden Prabowo dalam waktu dekat.
    Ketiga rumah sakit tersebut termasuk RS PON di Jakarta. Kedua, rumah sakit Kemenkes yang berlokasi di Jayapura.
    Lalu, ada rumah sakit jantung khusus di Solo yang merupakan hibah dari Raja Uni Arab Emirat di Solo.
    “Kita juga bahas tentang peresmian tiga rumah sakit,” ungkapnya.

    Lebih lanjut, Kepala Negara meminta Budi agar seluruh kabupaten dan kota di Indonesia memiliki fasilitas rumah sakit yang memadai.
    Presiden RI pun memberi arahan agar penugasan dokter dan penyediaan alat kesehatan berjalan beriringan.
    “Beliau pengen kalau bisa 514 kabupaten dan kota semua rumah sakitnya bagus-bagus. Kemudian kita juga bicara mengenai rumah sakit ini kalau sudah ada alat-alatnya akan butuh SDM dan butuh pembiayaan,” tambahnya.
    Tak cuma itu, Prabowo juga menargetkan Menkes soal jumlah capaian Cek Kesehatan Gratis (CKG) mencapai 20 juta orang pada 17 Agustus nanti.
    Sebab, ia melaporkan per tanggal 4 Agustus kemarin, jumlah pengguna CKG sudah 17 juta orang.
    “Dan beliau ingin kalau bisa nanti 17 Agustus bisa nggak 20 juta supaya bisa ada pencapaian yang baik di sana,” ujar Menteri Kesehatan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Prabowo Terbitkan Perpres Tunjangan Khusus Rp30 Juta bagi Dokter Spesialis di Daerah Tertinggal

    Prabowo Terbitkan Perpres Tunjangan Khusus Rp30 Juta bagi Dokter Spesialis di Daerah Tertinggal

    JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 81 Tahun 2025 tentang Tunjangan Khusus bagi Dokter Spesialis, Dokter Subspesialis, Dokter Gigi Spesialis dan Dokter Gigi Subspesialis yang Bertugas di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK).

    Untuk tahap pertama, tunjangan khusus sebesar Rp30.012.000 per bulan diberikan kepada 1.100 dokter spesialis, dokter subspesialis, dokter gigi spesialis, dan dokter gigi subspesialis di DTPK, khususnya mereka yang praktik di fasilitas kesehatan milik pemerintah daerah.

    “Kebijakan ini adalah bentuk apresiasi dan kehadiran negara terhadap dokter yang memberikan pengabdian tulus di daerah dengan akses terbatas,” kata Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi, Senin 4 Agustus malam.

    Dalam kesempatan yang sama, Hasan melanjutkan penetapan wilayah penerima diprioritaskan berdasarkan beberapa kriteria, yaitu daerah dengan keterbatasan akses, daerah yang kekurangan tenaga medis, serta lokasi yang memerlukan intervensi afirmatif atau dukungan dan bantuan dari pemerintah pusat.

    Tidak hanya tunjangan khusus, dokter-dokter spesialis dan subspesialis, serta dokter gigi spesialis dan subspesialis juga akan mendapatkan kesempatan pelatihan berjenjang dan pembinaan karier.

    “Jangan sampai tenaga kesehatan yang kita tempatkan di pelosok justru terabaikan pengembangannya. Mereka harus tetap mendapat akses pelatihan dan pendidikan agar profesionalisme tetap terjaga,” kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin pada bulan lalu (28/7).

    Menkes menjelaskan tunjangan khusus untuk para dokter spesialis dan dokter subspesialis di daerah-daerah DTPK merupakan bentuk keberpihakan negara terhadap dokter yang mengabdi di wilayah-wilayah dengan akses terbatas.

    Pemerintah, lanjut Menkes, menyadari pemerataan tenaga medis di daerah terpencil masih menjadi tantangan besar sehingga mereka yang saat ini bertugas di daerah-daerah terpencil perlu menerima insentif yang adil, layak dan berkelanjutan.

    “Tunjangan khusus ini adalah bentuk apresiasi negara kepada tenaga medis yang berada di garis depan. Kita ingin mereka merasa dihargai dan tetap termotivasi untuk memberikan pelayanan terbaik, di mana pun mereka bertugas,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

    Dalam Perpres Nomor 81 Tahun 2025, tunjangan khusus yang diberikan kepada para dokter per bulan itu di luar gaji pokok dan tunjangan lainnya yang berlalu sesuai ketentuan kepegawaian.

    Pemerintah pun mendorong keterlibatan aktif pemerintah daerah untuk mendukung kebijakan tersebut, terutama terkait alokasi anggaran, penyediaan logistik, dan fasilitas penunjang seperti tempat tinggal, transportasi, dan pengamanan bagi tenaga medis.

  • Istana sebut tunjangan dokter dari Presiden untuk tambah nakes di DTPK

    Istana sebut tunjangan dokter dari Presiden untuk tambah nakes di DTPK

    “Memang hari ini kita mendapatkan fakta dan data bahwa masih banyak daerah-daerah 3T itu yang bahkan kita tidak memiliki dokter. Maka sekarang ini pemerintah melalui Kementerian Kesehatan juga sedang bekerja keras. Pertama adalah untuk menambah secep

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyebutkan tunjangan khusus bagi dokter spesialis, dokter subspesialis dari Presiden Prabowo Subianto bertujuan menambah tenaga kesehatan yang bertugas di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK).

    Pemberian tunjangan itu telah diatur melalui penerbitan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 81 Tahun 2025 tentang Tunjangan Khusus bagi Dokter Spesialis, Dokter Subspesialis, Dokter Gigi Spesialis dan Dokter Gigi Subspesialis yang Bertugas di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK).

    “Memang hari ini kita mendapatkan fakta dan data bahwa masih banyak daerah-daerah 3T itu yang bahkan kita tidak memiliki dokter. Maka sekarang ini pemerintah melalui Kementerian Kesehatan juga sedang bekerja keras. Pertama adalah untuk menambah secepatnya bagaimana kita bisa menambah jumlah dokter yang harus kita miliki,” kata Prasetyo saat memberikan keterangan pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa.

    Prasetyo menjelaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto sangat memberi perhatian terhadap kesejahteraan dokter.

    Apalagi, jumlah dokter yang bertugas terutama di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) masih minim.

    Oleh karena itu, Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan berupaya menambah jumlah ketersediaan dokter.

    Selain itu, Prasetyo mengungkapkan bahwa tunjangan khusus dokter diberikan sebagai bentuk perhatian Presiden terhadap dokter yang ditugaskan di DTPK.

    “Bahwa saudara-saudara kita yang bertugas sebagai dokter di 3T ini membutuhkan perhatian, di situ Bapak Presiden berkenan untuk memberikan tunjangan khusus,” kata Prasetyo.

    Adapun untuk pencairan tunjangan untuk dokter, Prasetyo menargetkan Kementerian Keuangan akan merealisasikan pada bulan depan.

    “Mengenai realisasinya, mungkin Kementerian Keuangan dan Kementerian Kesehatan yang lebih paham. Tapi biasanya itu tidak lama setelah diambil keputusan, mungkin bisa jadi di bulan depan juga sudah terealisasi,” tambah Prasetyo.

    Adapun berdasarkan keterangan situs resmi Kementerian Kesehatan, pada tahap pertama tunjangan khusus sebesar Rp30.012.000 per bulan diberikan kepada 1.100 dokter spesialis, dokter subspesialis, dokter gigi spesialis, dan dokter gigi subspesialis di DTPK, khususnya mereka yang praktik di fasilitas kesehatan milik pemerintah daerah.

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan tunjangan khusus untuk para dokter spesialis dan dokter subspesialis di daerah-daerah DTPK merupakan bentuk keberpihakan negara terhadap dokter yang mengabdi di wilayah-wilayah dengan akses terbatas.

    Pemerintah, kata Menkes, menyadari pemerataan tenaga medis di daerah terpencil masih menjadi tantangan besar sehingga mereka yang saat ini bertugas di daerah-daerah terpencil perlu menerima insentif yang adil, layak dan berkelanjutan.

    Pewarta: Mentari Dwi Gayati
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Prabowo Teken Perpres Tunjangan Rp 30 Juta untuk Dokter di Daerah Terpencil

    Prabowo Teken Perpres Tunjangan Rp 30 Juta untuk Dokter di Daerah Terpencil

    Jakarta

    Presiden Prabowo Subianto menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 81 Tahun 2025 tentang Tunjangan Khusus bagi Dokter Spesialis, Dokter Subspesialis, Dokter Gigi Spesialis dan Dokter Gigi Subspesialis yang Bertugas di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK).

    Dalam Perpres tersebut, tunjangan khusus sebesar Rp30.012.000 per bulan diberikan kepada 1.100 dokter spesialis, dokter subspesialis, dokter gigi spesialis, dan dokter gigi subspesialis di DTPK, khususnya mereka yang praktik di fasilitas kesehatan milik pemerintah daerah.

    Kebijakan ini adalah bentuk apresiasi dan kehadiran negara terhadap dokter yang memberikan pengabdian tulus di daerah dengan akses terbatas,” kata Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi dikutip dari Antara, Selasa (5/8/2025).

    Dikutip dari laman Kemenkes, wilayah penerima tunjangan khusus ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan berdasarkan pemetaan kebutuhan nasional, dengan prioritas pada daerah dengan keterbatasan akses, kekurangan tenaga medis, serta lokasi yang memerlukan intervensi afirmatif dari pemerintah pusat.

    Selain pemberian tunjangan, tenaga kesehatan yang bertugas di DTPK juga akan mendapatkan kesempatan pelatihan berjenjang dan pembinaan karier. Langkah ini bertujuan agar tenaga medis di wilayah terpencil tetap memiliki akses untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya.

    “Tunjangan khusus ini adalah bentuk apresiasi negara kepada tenaga medis yang berada di garis depan. Kita ingin mereka merasa dihargai dan tetap termotivasi untuk memberikan pelayanan terbaik, di mana pun mereka bertugas,” ujar Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • Serba-serbi Cek Kesehatan Gratis di SMKN 26 Jakarta, Dihadiri Menpora dan Disambut Baik Siswa
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 Agustus 2025

    Serba-serbi Cek Kesehatan Gratis di SMKN 26 Jakarta, Dihadiri Menpora dan Disambut Baik Siswa Megapolitan 5 Agustus 2025

    Serba-serbi Cek Kesehatan Gratis di SMKN 26 Jakarta, Dihadiri Menpora dan Disambut Baik Siswa
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo meninjau pelaksanaan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) bagi pelajar di SMK Negeri 26 Jakarta, Senin (4/8/2025).
    Politikus Partai Golkar itu datang didampingi Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kunta Wibawa, serta Wakil Wali Kota Jakarta Timur, Kusmanto.
    Setibanya di lokasi, Dito langsung memantau pelaksanaan tes kebugaran, salah satu rangkaian kegiatan dalam program CKG di sekolah.
    Dalam tes tersebut, para siswa diminta berlari sejauh 1,6 kilometer untuk mengukur tingkat kebugaran mereka. Rute lari dalam tes kebugaran ini dilakukan dengan mengelilingi lapangan sekolah.
    Setelah itu, para siswa menjalani pemeriksaan fisik yang meliputi tekanan darah, kesehatan mata, tinggi dan berat badan, kesehatan gigi, telinga, serta kadar gula darah.
    Usai meninjau tes kebugaran, Menpora melanjutkan kunjungannya ke aula sekolah untuk menyaksikan langsung proses pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Jakarta.
    Dito menegaskan pentingnya pelaksanaan CKG di sekolah sebagai sarana untuk penjaringan bibit atlet muda.
    “Deteksi dininya dari fisik dan sampai kejiwaan. Kita juga bisa mengetahui antropometri nantinya
    landscape
    anak muda Indonesia,” ucap Dito, Senin.
    Menurut dia, pemeriksaan kesehatan sejak dini diharapkan dapat memudahkan pencarian calon atlet potensial.
    “Ini sesuai dengan yang kita harapkan dan ini sangat berguna untuk
    scouting
    juga. Jadi kita memiliki data potensi-potensi anak muda yang mungkin memiliki kemampuan fisik untuk menjadi atlet,” ungkap Dito.
    Meski begitu, Dito menegaskan tujuan utama CKG adalah mendeteksi penyakit sejak dini agar dapat segera ditangani.
    Kepala Puskesmas Kecamatan Pulogadung Titta Gusni Salim mengatakan, siswa-siswi SMK Negeri 26 Jakarta menjalani 14 jenis pemeriksaan dalam program CKG.
    “Jadi diawal tadi pasti ada tes, jadi ada 14 pemeriksaan kesehatan yang akan dilakukan. Semua peserta didik itu dari SD, SMP, SMA itu akan dilakukan skrining kesehatan,” ungkap Titta.
    Pemeriksaan diawali dengan tes kebugaran, yakni lari mengelilingi lapangan sekolah sejauh 1,6 kilometer menggunakan metode
    Rockport
    .
    Setelah tes kebugaran, para siswa menjalani sejumlah pemeriksaan lanjutan di aula sekolah. Pemeriksaan tersebut meliputi kondisi fisik dan mental.
    “Kemudian juga ada pemeriksaan berat badan, tinggi badan untuk melihat status gizi, pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan gula darah, pemeriksaan tuberkulosis,” jelas Titta.
    Selain itu, terdapat pemeriksaan mata, telinga, gigi, kesehatan jiwa, kesehatan reproduksi, serta pemeriksaan fungsi hati (liver) dan
    thalassemia
    .
    Guru Pendidikan Jasmani SMK Negeri 26 Jakarta, Nursiswanto, 
    menilai CKG sangat penting bagi siswa SMK yang dipersiapkan untuk masuk dunia industri setelah 
    lulus.
    “Karena mereka disiapkan untuk masuk industri. Jadi, untuk menuju ke sana saja banyak tes kebugaran yang harus dilalui. Makanya bagi anak SMK, kebugaran itu vital,” ujar Nursiswanto.
    Ia mengatakan, pendidikan jasmani di sekolah memang bertujuan menjaga kebugaran siswa. A
    danya CKG dinilai semakin melengkapi upaya tersebut.
    “Apalagi ini dibarengi dengan cek kesehatan secara menyeluruh, jadi lebih mantap, lebih keren, dan benar-benar melengkapi, inilah SMK,” katanya.
    Menurut Nursiswanto, siswa di SMKN 26 Jakarta sudah terbiasa menjalani tes kebugaran berupa lari dengan jarak tertentu.
    Oleh karena itu, para siswa tidak kaget ketika Dinas Kesehatan meminta mereka lari sejauh 1,6 kilometer.
    “Tadinya kita tesnya bentuknya bukan tes 1,6 kilometer, bukan, tapi
    bleep test
    , itu yang lebih untuk mengukur kemampuan CO2max, (mengukur kapasitas maksimal oksigen) kita ingin tahu,” jelasnya.
    Sejumlah siswa SMK Negeri 26 Jakarta menyambut baik pelaksanaan program CKG yang diadakan di sekolahnya.
    Faisal (16), siswa kelas X jurusan Teknik Bodi Otomotif, mengaku baru pertama kali mengikuti pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh di sekolah.
    Ia menilai program CKG sangat bermanfaat, terutama bagi siswa SMK yang bersiap memasuki dunia kerja.
    “Bagus banget ini. Jadi kami enggak harus ribet-ribet ke puskesmas, bisa di sini langsung gratis, terus ini kan juga penting untuk besok magang atau kerja,” ungkap Faisal.
    Ia berharap ke depannya fasilitas pemeriksaan di sekolah bisa semakin lengkap, termasuk untuk mendeteksi kondisi organ dalam.
    “Semoga ke depannya bisa dikembangkan lagi tesnya. Ada alat-alatnya makin canggih gitu buat ngetes tubuh dalam,” tambahnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tangan Keseleo dan Bengkak? Coba 6 Obat Alami Ini untuk Redakan Nyeri

    Tangan Keseleo dan Bengkak? Coba 6 Obat Alami Ini untuk Redakan Nyeri

    Jakarta

    Keseleo adalah cedera yang terjadi ketika ligamen, jaringan elastis yang menghubungkan tulang dengan tulang lainnya-meregang secara berlebihan atau bahkan robek.

    Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), keseleo atau terkilir umumnya terjadi pada tangan, kaki, atau pergelangan. Risiko cedera ini meningkat jika seseorang tidak berhati-hati saat berolahraga atau melakukan aktivitas fisik berat.

    Obat Alami untuk Tangan Keseleo dan Bengkak

    Jika mengalami keseleo, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengistirahatkan area yang sakit. Dikutip dari laman Mayo Clinic, dokter mungkin akan menyarankan untuk tidak membebani area yang keseleo selama 48-72 jam. Adapun beberapa obat alami untuk tangan keseleo dan bengkak yaitu:

    1. Kompres Es

    Gunakan kompres dingin atau es untuk meredakan pembengkakan. , kompres area yang sakit selama 15-20 menit, 4-8 kali sehari selama 48 jam pertama atau sampai bengkak mereda.

    Jangan gunakan es lebih dari 20 menit. Gunakan handuk tipis di antara es dan kulit. Tekan area dengan perban elastis untuk mengurangi pembengkakan. Kemudian, tinggikan area yang cedera.

    2. Kunyit

    Dikutip dari laman Apollo Spectra Hospitals, kunyit efektif dalam mengurangi peradangan dan mempercepat pemulihan. Kunyit bisa meredakan rasa sakit dan bengkak akibat keseleo.

    Dikutip dari laman Medical News Today, ulasan pada tahun 2021 mengklaim kandungan kunyit, kurkumin menunjukkan pengurangan rasa sakit yang serupa dengan obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID). Namun, peneliti tetap merekomendasikan kunyit sebagai tambahan yang aman untuk terapi NSAID, bukan menggantikannya.

    3. Minyak Jarak

    Minyak jarak merupakan obat tradisional untuk meredakan nyeri dan bengkak akibat keseleo. Dikutip dari laman Algotech, minyak ini mengandung trigliserida dan asam risinoleat yang memiliki sifat anti-inflamasi.

    Dikutip dari laman Medicine Net, minyak jarak bisa membantu meredakan nyeri artritis. Minyak ini sama efektifnya dengan natrium diklofenak dengan efek samping dan reaksi obat lebih sedikit.

    4. Bawang Putih

    Bawang putih mengandung vitamin A, B6, C, dan E, serta mineral seperti sodium, potassium, dan zat besi. Sehingga, rempah ini bisa menjadi obat untuk keseleo.

    Cara menggunakannya, cincang bawang putih lalu bungkus menggunakan kain katun halus. Kemudian, peras cincangan bawang putih hingga mengeluarkan sedikit minyak. Oleskan pada bagian yang sakit sambil dipijat secara perlahan.

    5. Jahe

    Jahe menunjukkan potensi sebagai pereda nyeri alami. Menurut tinjauan pada tahun 2015, mengonsumsi 2 jahe per hari cukup mengurangi nyeri otot akibat ketahanan dan lari saat dikonsumsi setidaknya selama 5 hari. Peneliti juga menemukan rempah ini bisa mempercepat pemulihan dan mengurangi peradangan terkait dengan olahraga.

    6. Minyak Esensial Kayu Putih

    Minyak kayu putih bisa membantu mengurangi nyeri, pembengkakan, dan peradangan dalam tubuh. Menurut studi di tahun 2022, menghirup minyak kayu putih bisa meredakan nyeri dan meningkatkan kualitas hidup penderita artritis reumatoid. Peserta menghirup minyak kayu putih selama 5 menit dalam 3 hari sekali dalam satu bulan.

    Cara Mencegah Keseleo Saat Berolahraga

    Untuk mencegah keseleo saat berolahraga, lakukan cara berikut:

    Berikan tubuh waktu istirahat dan memulihkan diri setelah aktivitas intensLakukan peregangan dan pemanasan sebelum berolahraga atau berlatihLakukan pendinginan dan peregangan setelah aktivitas fisik

    (elk/suc)

  • Presiden terbitkan Perpres Tunjangan Khusus Dokter Spesialis di DTPK

    Presiden terbitkan Perpres Tunjangan Khusus Dokter Spesialis di DTPK

    ini bentuk apresiasi dan kehadiran negara terhadap dokter yang memberikan pengabdian tulus di daerah dengan akses terbatas

    Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 81 Tahun 2025 tentang Tunjangan Khusus bagi Dokter Spesialis, Dokter Subspesialis, Dokter Gigi Spesialis dan Dokter Gigi Subspesialis yang Bertugas di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK).

    Untuk tahap pertama, tunjangan khusus sebesar Rp30.012.000 per bulan diberikan kepada 1.100 dokter spesialis, dokter subspesialis, dokter gigi spesialis, dan dokter gigi subspesialis di DTPK, khususnya mereka yang praktik di fasilitas kesehatan milik pemerintah daerah.

    “Kebijakan ini adalah bentuk apresiasi dan kehadiran negara terhadap dokter yang memberikan pengabdian tulus di daerah dengan akses terbatas,” kata Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi dihubungi di Jakarta, Senin malam.

    Dalam kesempatan yang sama, Hasan melanjutkan penetapan wilayah penerima diprioritaskan berdasarkan beberapa kriteria, yaitu daerah dengan keterbatasan akses, daerah yang kekurangan tenaga medis, serta lokasi yang memerlukan intervensi afirmatif atau dukungan dan bantuan dari pemerintah pusat.

    Tidak hanya tunjangan khusus, dokter-dokter spesialis dan subspesialis, serta dokter gigi spesialis dan subspesialis juga akan mendapatkan kesempatan pelatihan berjenjang dan pembinaan karier.

    “Jangan sampai tenaga kesehatan yang kita tempatkan di pelosok justru terabaikan pengembangannya. Mereka harus tetap mendapat akses pelatihan dan pendidikan agar profesionalisme tetap terjaga,” kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin pada bulan lalu (28/7).

    Menkes menjelaskan tunjangan khusus untuk para dokter spesialis dan dokter subspesialis di daerah-daerah DTPK merupakan bentuk keberpihakan negara terhadap dokter yang mengabdi di wilayah-wilayah dengan akses terbatas.

    Pemerintah, lanjut Menkes, menyadari pemerataan tenaga medis di daerah terpencil masih menjadi tantangan besar sehingga mereka yang saat ini bertugas di daerah-daerah terpencil perlu menerima insentif yang adil, layak dan berkelanjutan.

    “Tunjangan khusus ini adalah bentuk apresiasi negara kepada tenaga medis yang berada di garis depan. Kita ingin mereka merasa dihargai dan tetap termotivasi untuk memberikan pelayanan terbaik, di mana pun mereka bertugas,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

    Dalam Perpres Nomor 81 Tahun 2025, tunjangan khusus yang diberikan kepada para dokter per bulan itu di luar gaji pokok dan tunjangan lainnya yang berlalu sesuai ketentuan kepegawaian.

    Pemerintah pun mendorong keterlibatan aktif pemerintah daerah untuk mendukung kebijakan tersebut, terutama terkait alokasi anggaran, penyediaan logistik, dan fasilitas penunjang seperti tempat tinggal, transportasi, dan pengamanan bagi tenaga medis.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.