Kementrian Lembaga: Kemenkes

  • Viral Cerita Pasien Makan Seblak Tiap Hari, Kemenkes Wanti-wanti soal Ini

    Viral Cerita Pasien Makan Seblak Tiap Hari, Kemenkes Wanti-wanti soal Ini

    Jakarta

    Belakangan viral seorang dokter yang menangani pasien ‘overdosis’ seblak lantaran tidak mengonsumsi apapun selain makanan tersebut. Si pasien berakhir mengalami gastritis erosif, peradangan pada lambung.

    Sebelum kemudian berobat, pasien sempat mengalami nyeri perut hebat hingga kehilangan nafsu makan. Ia bahkan sulit bangun dari tempat tidur karena tubuhnya sangat lemas.

    Kisahnya dibagikan dr Mariska Haris, dokter umum yang berpraktik di Bandung Barat, melalui akun TikTok miliknya.

    “(Makan seblak) tiap hari,” ucap pasien 21 tahun, dalam video tersebut.

    Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi mengingatkan masyarakat untuk tidak mengonsumsi makanan tinggi gula, garam, dan lemak.

    dr Nadia menekankan pemerintah sudah memiliki pedoman makan sehat dengan gambaran ‘Isi Piringku’, yang menunjukkan kebutuhan berbagai variasi jenis makanan.

    “Prinsipnya yang berlebihan itu akan menimbulkan dampak yang kurang baik untuk kesehatan,” tegasnya saat dihubungi detikcom Sabtu (6/9/2025).

    “Kita punya acuan gizi dengan Isi Piringku dan dengan variasi jenis makanan.”

    Ia juga menyoroti jenis perasa dan bumbu hingga rempah yang dikonsumsi berlebihan, berpengaruh pada kesehatan organ tubuh.

    (naf/naf)

  • Kemenkes Jelaskan Situasi KLB Malaria di Parimo, Kasus ‘Ngegas’ Sejak Januari

    Kemenkes Jelaskan Situasi KLB Malaria di Parimo, Kasus ‘Ngegas’ Sejak Januari

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan RI buka suara terkait penetapan kejadian status luar biasa malaria di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo). Respons pemerintah daerah dinilai diperlukan demi mencegah peningkatan kasus terus meluas.

    Semula, Parimo dinyatakan bebas malaria Juni 2024. Namun, sejak Januari hingga Agustus 2025 kembali ditemukan peningkatan kasus hingga 168 orang yang positif terpapar.

    “Penularan pertama ditemukan kasus positif malaria indigenous dari pekerja tambang, sumber penularan dari kasus impor pekerja tambang berasal dari Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo,” tutur Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Aji Muhawarman, dalam pernyataan resminya, Selasa (2/9/2025).

    Pemda dan dinas kesehatan setempat disebut sudah melakukan tindak lanjut termasuk surveilans sebagai penyelidikan epidemiologi. Pada 15 Agustus 2025 Bupati Parimo mengeluarkan SK Status Siaga Darurat Penanganan Bencana Non alam KLB Malaria 2025 nomor 300.2.2/809/BPBD, selama 30 hari terhitung tanggal 14 Agustus hingga 12 September 2025.

    Status tersebut dapat diperpanjang melihat situasi di lapangan.

    Perlukah daerah lain waswas?

    “Kejadian di Parigi Moutong menjadi pengingat penting bagi daerah lain, khususnya yang memiliki riwayat kasus malaria dan eliminasi,” wanti-wanti Aji.

    Karenanya, perlu ada peningkatan kewaspadaan dini dengan memantau laporan kasus malaria konfirmasi mingguan dari puskesmas melalui SKDR dan e-sismal.

    Kemenkes RI juga disebutnya meminta setiap dinas kesehatan di daerah melakukan surveilans vektor yakni pemetaan daerah reseptif atau wilayah ditemukan nyamuk Anopheles dan habitat risiko lingkungan.

    “Pemetaan daerah rentan (wilayah dengan mobilitas penduduk tinggi dari/ke daerah endemis). Surveilans migrasi untuk penemuan kasus impor dan segera tatalaksana penanggulangan,” tegasnya.

    Pemerintah juga meningkatkan kebutuhan obat antimalaria, alat diagnostik cepat (Rapid Diagnostic Test), dan kelambu di tingkat puskesmas.

    (naf/kna)

  • Kemenkes Buka Layanan Konseling Gratis bagi Warga +62 yang Anxiety gegara Demo

    Kemenkes Buka Layanan Konseling Gratis bagi Warga +62 yang Anxiety gegara Demo

    Jakarta

    Maraknya informasi penjarahan dan aksi demo sepekan terakhir memicu sejumlah orang mengalami masalah mental. Tidak sedikit yang mengaku beberapa kali berjuang dengan kecemasan dan panic attack saat mendapati potret maupun video kerusuhan berseliweran di media sosial.

    Beberapa kasus kecemasan dan panic attack lain juga dikaitkan dengan sikap sejumlah pejabat yang dinilai tidak empati. Mereka yang merasakan dampaknya, mengaku khawatir hal tersebut memicu kondisi tidak kondusif di Indonesia secara berkepanjangan, yang berdampak ke aktivitas keseharian.

    “Gelisah, ketriggered, mual, jadi nggak nafsu makan dan ngerasain sensasi lainnya,” tutur salah satu pengguna TikTok, seperti dilihat detikcom Selasa (2/9/2025).

    “Dari tanggal 28 hari aku nggak tenang, isi kepala jauh banget, overthinking kemana-mana, dan sudah mulai mual, nggak fokus,” tandas yang lain.

    Kejadian yang sama juga dialami Siska, pegawai swasta (26) di Jakarta. Ia mengaku beberapa kali merasa anxiety saat melihat sejumlah video dan foto bentrok aparat dengan massa demo.

    Anxiety atau cemas yang dirasakan Siska bahkan sampai berpengaruh pada gejala fisik. Terlebih, saat ini dirinya tengah hamil.

    “Kepala nyut-nyutan, terus agak engap, sesak gitu napasnya pas lihat video,” ceritanya kepada detikcom, saat dihubungi terpisah, Selasa (2/9).

    “Akhirnya aku nggak lanjutin liat sosial media, story orang-orang bahkan sering aku skip dan nggak mau baca,” lanjutnya.

    Konseling Gratis

    Menyikapi sejumlah keluhan terkait, Direktur Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kemenkes RI Imran Pambudi menuturkan masyarakat bisa mengakses layanan kesehatan mental secara gratis.

    Layanan tersebut tersedia secara online maupun via telepon.

    “Untuk layanan konseling kesehatan mental terutama situasi krisis kesehatan jiwa, bisa mengakses layanan 24 jam hotline pencegahan bunuh diri yang disediakan Kemenkes di website healing119.id,” tuturnya saat dihubungi detikcom Selasa (2/9).

    Website healing119.id juga menyediakan layanan konsultasi dengan psikolog melalui fitur call dan chat.

    Bila ingin langsung menelepon, disarankan untuk menghubungi nomor 119 ext 8.

    “Namun, untuk layanan call di sini antreannya cukup banyak, sehingga masyarakat disarankan akses website healing119.id, untuk bisa berkonsultasi dengan psikolog,” sarannya.

    Khusus bagi warga DKI, Imran mengingatkan layanan yang sama bisa diakses melalui telekonseling Jakcare 080001500119.

    “Jakcare merupakan layanan dukungan psikologis yang disediakan 24 jam oleh Pemprov DKI Jakarta,” tutup dia.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Cara Kemenkes Beri Perhatian Khusus Kasus Bipolar-Skizofrenia”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/naf)

    Anxiety di Tengah Demo

    4 Konten

    Gangguan anxiety atau kegelisahan dapat muncul di tengah situasi chaos. Kalaupun tidak mengalami langsung, paparan informasi di media sosial bisa menjadi trigger.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Keluarga pengemudi ojol almarhum Rusdamdiansyah minta keadilan

    Keluarga pengemudi ojol almarhum Rusdamdiansyah minta keadilan

    “Harapan keluarga kami, minta kasusnya untuk diusut tuntas. Dan semoga tidak ada Dandi (Rusdamdiansyah) yang kedua dan ketiga maupun ke depannya”

    Makassar (ANTARA) – Pihak keluarga pengemudi ojek online (ojol) Grab almarhum Rusdamdiansyah meminta keadilan kepada aparat kepolisian untuk segera menemukan pelaku usai pengeroyokan yang bersangkutan hingga meninggal dunia saat demonstrasi berujung kerusuhan pada Jumat, 29 Agustus 2025, di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

    “Harapan keluarga kami, minta kasusnya untuk diusut tuntas. Dan semoga tidak ada Dandi (Rusdamdiansyah) yang kedua dan ketiga maupun ke depannya” kata Reza saudara korban di rumah duka, Jalan Urip Sumoharjo, Lorong 501, Makassar, Sulawwesi Selatan, Senin.

    Sosok almarhum, kata dia, memiliki sifat humble atau rendah hati dan tidak sombong, pekerja keras serta jarang mengeluh. Selain itu, penyayang keluarga juga sebagai tulang punggung keluarga mencari nafkah.

    Sebelum kejadian itu, sore hari itu almarhum memilih tinggal di rumah tidak mengambil orderan karena situasi di jalan raya telah dipadati pendemo. Namun menjelang petang korban pun keluar rumah.

    “Kami tidak mengira bila terjadi seperti ini, karena sorenya di rumah, tidak keluar. Jam lima atau sekitar setengah enam baru dia keluar dari rumah. Karena Waktu itu saya sementara di tempat kerja juga,” ujarnya.

    Namun kabar tidak menyenangkan itu akhirnya datang. Ada orang yang menghubungi keluarga melalui ponsel korban yang akrab disapa Dandi, kini sedang berada di Rumah Sakit Umum Ibnu Sina dalam kondisi tidak berdaya.

    “Jadi kami dengar beritanya dari orang tidak dikenal yang menelpon ke kami lewat HP-nya almarhum. Keluarga baru mengetahui Dandi korban pada saat di UGD RS Ibnu Sina, tidak sadarkan diri,” ucap Reza.

    Dari informasi awal, almarhum dikabarkan kecelakaan, namun ia tidak percaya semudah itu, karena adiknya hanya berjalan kaki keluar rumah. Selanjutnya menelopon istrinya dimana keberadaan korban dan motornya.

    “Awalnya kecelakaan, tapi saya tidak percaya, karena ini anak cuma jalan kaki keluar. Saya telepon istriku mana Dandi, katanya keluar, motornya juga ada di rumah,” katanya.

    “Saat saya mau ke rumah sakit lewat Jalan Petarani sudah diblok (massa), saya telepon balik istriku tidak kecelakaan ini anak. Saya bilang, ada dua masalah ini, kalau bukan demo atau perang kelompok,” paparnya menceritakan.

    Naas kabar duka itu akhirnya diketahui keluarga dari informasi yang beredar, bahwa ada dugaan saudaranya itu dikeroyok massa karena dituduh sebagai intel aparat keamanan, mengingat postur tubuh korban cukup tinggi dan berisi. Saat itu memang sudah tidak ada polisi.

    “Betul dia dikeroyok. Informasi yang didapat di depan Kampus UMI, dan dia diteriaki sebagai intel saat itu hari. Padahal, ini anak bukan mahasiswa, bahkan kuliah pun tidak pernah. Tapi dari postur tubuhnya tinggi,” tuturnya lagi.

    Karena di RS Ibnu Sina tidak mampu menangani pasien, selanjutnya korban di rujuk ke RSUP OJK (Otak, Jantung, Kanker) milik Kemenkes RI di kawasan reklamasi Central Poin of Indonesia (CPI) Jalan Tanjung Bunga Makassar untuk perawatan intensif, namun nyawanya tidak tertolong.

    “Hasil pemeriksaan paling parah pendarahan di otak, tengkorak kepala retak. Rata-rata bagian kepala yang luka. Makanya sudah tidak sadarkan diri di RSUP Kemenkes CPI. Sekitar jam satu malam, hari Sabtu itu, dia sempat kritis dan langsung ditindaki, sempat dioperasi,” ucapnya menerangkan.

    Pihaknya juga berterima kasih atas kunjungan dari manajemen Grab Indonesia yang datang jauh-jauh ke rumah duka untuk memberikan dukungan atas peristiwa yang dialami saudaranya. Karena saat ini masih dalam suasana kedukaan, pihak keluarga masih belum mengambil langkah hukum.

    Pewarta: M Darwin Fatir
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kemenkes RI Ungkap Titik Siaga Layanan Darurat Medis di DKI-Wilayah Terdampak Demo

    Kemenkes RI Ungkap Titik Siaga Layanan Darurat Medis di DKI-Wilayah Terdampak Demo

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan RI menyiapkan sejumlah layanan darurat medis yakni ketersediaan ambulans juga tenaga kesehatan yang membantu korban aksi demo di sejumlah titik. Bekerja sama dengan public safety center (PSC) 119.

    Adapun ketersediaan layanan darurat medis tersebut disebar pada sejumlah kawasan rawan di DKI Jakarta maupun wilayah di luar Jabodetabek. Berikut daftarnya:

    DKI Jakarta: 21 unit ambulansJawa Tengah: 86 unit ambulansJawa Timur: 11 unit ambulansJawa Barat: 6 ambulans, 5 tim PSCSulawesi Selatan: 14 unit ambulansDI Yogyakarta: 23 unit ambulans

    Layanan yang sama juga tersedia di Sumatera Utara, dekat wilayah terdampak, tetapi Kemenkes RI masih mengonfirmasi jumlah ambulans maupun tenaga medis yang tersedia.

    Sebagai kesiagaan khusus di DKI, sejumlah tim medis dilaporkan mengawal pada beberapa titik rawan termasuk depan Hotel Aryaduta, lampu merah Senen arah Kimia Farma, Pasar Jaya Senen arah Gunung Sahari, Pasar Jaya arah PMI Salemba, depan Manggala Wanabakti, depan gedung dan kawasan DPR/MPR, kolong slipi, tugu tani, kawasan samping SCBD Polda Metro Jaya, RS Kramat, Atrium, RSPAD.

    Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI Aji Muhawarman memastikan fasilitas kesehatan sejauh ini tidak terkendala.

    “Fasyankes di sekitar kota atau wilayah yang ada aksi massa, tentu selalu kita siapkan sebagai tempat rujukan untuk yankes jika diperlukan,” tandas dia saat dihubungi detikcom, Senin (1/9/2025).

    (naf/up)

  • Mahasiswa yang Tewas Dikeroyok Karena Dituduh Intel di Makassar Ternyata Driver Ojol

    Mahasiswa yang Tewas Dikeroyok Karena Dituduh Intel di Makassar Ternyata Driver Ojol

    Liputan6.com, Jakarta – Fakta baru terungkap dalam demo ricuh di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, pada Jumat (29/8/2025) malam. Rusdamdiansyah (25), korban pengeroyokan massa ternyata merupakan seorang pengemudi ojek online (ojol) yang bergabung bersama Grab lebih dari 7 tahun.

    Kabar duka ini disampaikan langsung Director of East Indonesia Operations, Grab Indonesia, Halim Wijaya kepada Liputan6.com. Dia menyebut almarhum bukan hanya driver ojol, melainkan bagian penting dari keluarga besar Grab.

    “Beliau bukan hanya seorang Mitra Pengemudi, tetapi juga pejuang jalanan yang setia, sahabat bagi sesama mitra, dan bagian penting dari keluarga besar Grab. Kehilangan ini sungguh berat, bukan hanya bagi keluarga almarhum, tetapi juga bagi seluruh komunitas Grab di Makassar dan di Indonesia,” kata Halim Wijaya, Sabtu (30/8/2025).

    Rusdamdiansyah tewas setelah dikeroyok massa di Jalan Urip Sumoharjo, depan kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI). Ia dituding sebagai intel ketika berada di tengah massa yang sedang ricuh. Korban sempat dilarikan ke RSUP Kemenkes Makassar di kawasan CPI, namun nyawanya tak tertolong.

  • Mahasiswa yang Tewas Dikeroyok Karena Dituduh Intel di Makassar Ternyata Driver Ojol

    Dituduh Intel, Mahasiswa di Makassar Dikeroyok Massa hingga Meninggal

    Liputan6.com, Jakarta Korban dalam kerusuhan hingga aksi pembakaran sejumlah titik vital yang terjadi di Kota Makassar, Sulawesi Selatan pada Jumat (29/8/2025) malam, bertambah. Seorang mahasiswa bernama Rusdamdiansyah (25) meninggal dunia usai kritis karena dikeroyok oleh massa yang anarkis di kawasan Jalan Urip Sumoharjo, depan kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI).

    “Iya betul yang bersangkutan meninggal tadi, kita siapkan ambulans dari rumah duka ke pemakaman,” kata Plt Kepala BPBD Kota Makassar Muhammad Fadli Tahar kepada Liputan6.com, Sabtu (30/8/2025) sore.

    Informasi yang diterima Liputan6.com, Rusdamdiansyah dituduh intel aparat oleh massa yang sedang melakukan aksi di depan kampus UMI. Aksi ini berakhir ricuh.

    Mahasiswa berusia 25 tahun itu kemudian sempat dilarikan ke rumah sakit dan menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Kemenkes Makassar di Kawasan CPI.

    “Dugaannya begitu (dikira intel), tapi yang jelas informasi yang kami terima yang bersangkutan dikeroyok oleh massa saat kerusuhan di (Jalan) Urip,” sebutnya.

    Dengan demikian, jumlah korban meninggal dalam kerusuhan yang terjadi di Kota Makassar kini berjumlah 4 orang.

    Tiga lainnya adalah Staf DPRD Makassar Sarinawati (26), Staf Humas DPRD Makassar, Akbar Basri alias Abay (26) dan Kasi Kesra Kecamatan Ujung Tanah, Syaiful (43).

    “Yang tiga sebelumnya itu meninggal dalam insiden di DPRD Kota (Makassar). Kalau yang terakhir ini di Urip,” terang Fadli.

  • Kemenkes Ungkap Cara yang Benar Atasi Efek Gas Air Mata, Bukan Pakai Odol!

    Kemenkes Ungkap Cara yang Benar Atasi Efek Gas Air Mata, Bukan Pakai Odol!

    Jakarta

    Gas air mata kembali digunakan aparat saat aksi demonstrasi di sejumlah titik termasuk di depan Gedung DPR RI beberapa hari ini. Senjata anti-huru-hara ini kerap menimbulkan sensasi terbakar, perih, hingga sesak napas.

    Banyak massa aksi yang mencoba mencegah dampak iritasi akibat gas air mata dengan menempelkan pasta gigi di sekitar wajah termasuk mata. Memangnya beneran ampuh?

    Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi menekankan pemakaian odol malah memungkinkan seseorang mengalami iritasi lebih parah saat terpapar gas air mata.

    Alih-alih menggunakan pasta gigi, cara efektif paling pertama untuk mencegah dampak lebih luas adalah hindari kerumunan dan mencari tempat terbuka.

    Paparan gas air mata juga bisa tersisa di pakaian, karenanya dr Nadia memgimbau untuk segera melepas pakaian yang terkontaminasi. Mengingat. sisa gas air mata bisa terhirup dan berdampak ke paru-paru.

    “Jangan pakai odol karena akan menambah iritasi,” tegas dr Nadia saat dihubungi detikcom Minggu (30/8/2025).

    “Daripada memakai odol, berikan atau irigasi mata dengan menggunakan air bersih mengalir,” saran dr Nadia.

    Opsi kedua yang bisa dilakukan adalah membersihkan dengan cairan NaCl 0,9 peesen atau ringer laktat.

    “Diberikan selama 15 sampai 30 menit. Jangan gosok mata. Segera ke fasilitas kesehatan jika ada gejala berat. Lepas kontak lensa jika sedang memakai,” tegas dr Nadia.

    Bila terkena kulit, cuci bagian kulit yang terpapar dengan sabun dan air. Namun, dr Nadia memberikan catatan untuk tidak terlalu menggosok terlalu keras. Hal ini dikarenakan iritasi bisa meluas.

    Lantaran efeknya juga bisa terasa ke pernapasan, bila mengeluh sesak, dr Nadia menyarankan untuk melonggarkan pakaian yang ketat.

    “Pindah ke udara segar, duduk tegak.”

    “Terakhir, untuk mata bisa juga diberikan kompres dingin atau air mata buatan atau obat tetes mata,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/up)

    Ragam Cara Tangkal Gas Air Mata

    12 Konten

    Gas air mata menyebabkan iritasi di permukaan tubuh, termasuk mata. Bukan hanya demonstran dan aparat yang merasakannya, warga sekitar yang turut menghirupnya turut mengalami mata perih dan berair. Bagaimana meredakannya?

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Kemenkes Siagakan Public Safety Center 119-RS Rujukan untuk Korban Aksi Demo

    Kemenkes Siagakan Public Safety Center 119-RS Rujukan untuk Korban Aksi Demo

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyiapkan dukungan penuh untuk memastikan penanganan kesehatan bagi peserta maupun masyarakat terdampak aksi unjuk rasa pada Jumat (29/8/2025). Pihaknya juga menyebut Pusat Krisis dan Kegawatdaruratan Kesehatan Daerah (PK3D), telah menurunkan puluhan tenaga kesehatan, ambulans, dan pos siaga di sejumlah titik demo Jakarta.

    Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Aji Muhawarman, menyampaikan total ada 21 unit ambulans advance, satu pos kesehatan, dan satu tim reaksi cepat (TRC) yang disiagakan. Dukungan ini dilengkapi dengan 52 tenaga kesehatan yang bertugas langsung di lapangan.

    Adapun titik standby tersebar di lokasi-lokasi rawan kerumunan, mulai dari depan Hotel Arya Duta, kawasan Senen, Pasar Jaya, Manggala Wanabakti, hingga sekitar Gedung DPR/MPR, Slipi, Tugu Tani, SCBD, serta RSPAD Gatot Soebroto.

    Sejumlah puskesmas juga ikut dikerahkan, antara lain Puskesmas Cempaka Putih, Duren Sawit, Grogol Petamburan, Jatinegara, Kramat Jati, Mampang Prapatan, Senen, serta RSUD Kemayoran.

    Selama aksi berlangsung, PK3D mencatat 61 orang telah mendapatkan penanganan medis, baik di lokasi maupun melalui rujukan ke rumah sakit.

    Dari jumlah tersebut, 10 orang di antaranya harus dirujuk atau mendatangi rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut.

    Kemenkes menegaskan langkah ini sebagai bentuk kesiapsiagaan untuk mengantisipasi potensi risiko kesehatan yang muncul saat aksi unjuk rasa, sekaligus memastikan akses layanan darurat bagi masyarakat yang membutuhkan.

    “Kemenkes menyiagakan public safety center (PSC) 119 dan RS rujukan di RS Fatmawati jika dibutuhkan,” pungkas Aji saat dihubungi detikcom Jumat (29/8/2025).

    (naf/kna)

  • Dokter Berikan Cara Sehat Makan Gorengan, Begini Tipsnya

    Dokter Berikan Cara Sehat Makan Gorengan, Begini Tipsnya

    Jakarta

    Gorengan kerap menjadi camilan favorit banyak orang berkat rasa gurih dan teksturnya yang renyah. Namun, di balik kenikmatannya, makanan ini sering dianggap kurang bersahabat bagi kesehatan, khususnya bagi pengidap hipertensi.

    Kandungan lemak jenuh dan kalori yang tinggi pada gorengan dapat meningkatkan risiko obesitas. Kondisi tersebut berhubungan erat dengan munculnya penyakit serius, seperti diabetes dan tekanan darah tinggi. Lantas, adakah cara yang lebih sehat untuk tetap menikmati gorengan?

    Cara Sehat Makan Gorengan

    Menurut spesialis penyakit dalam dr RA Adaninggar Primadia N, SpPD-KGH, saat mengonsumsi gorengan, hal yang perlu diperhatikan adalah kandungan lemaknya. Gorengan umumnya mengandung lemak jenuh yang berisiko untuk kesehatan.

    “Lemak itu kan ada yang baik, ada yang tidak, yang tidak baik itu biasanya asalnya dari asam lemak yang jenuh, atau saturated fat. Asam lemak jenuh itu kebanyakan didapatkan dari minyak dan produk yang bisa padat kalau di suhu ruangan, misalnya butter, mentega,” terangnya dalam acara Siaran Radio Kesehatan yang ditayangkan di Instagram @kemenkes_ri.

    Berikut beberapa cara memasak gorengan yang lebih sehat:

    1. Goreng dengan Minyak yang Lebih Mengandung Asam Lemak Tak Jenuh

    Jenis lemak yang baik adalah lemak tak jenuh yang mudah dicerna tubuh. Contohnya seperti minyak yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, seperti olive oil, canola oil, corn oil.

    “Jadi misalnya kita mau memilih untuk menggoreng sesuatu, ya kita pilih gorengnya itu dengan minyak yang lebih banyak mengandung asam lemak tak jenuhnya,” katanya.

    2. Masak dengan Air Fryer

    Dr Ning menyarankan untuk memasak gorengan dengan air fryer. Menurutnya, metode ini bisa mengurangi kalori dari minyak yang digunakan.

    3. Gunakan dengan Sedikit Minyak

    Meskipun lebih sehat, kedua metode yang disebutkan membutuhkan biaya yang lebih mahal. Untuk alternatif yang lebih terjangkau bisa memasak gorengan dengan lemak biasa namun jumlahnya lebih sedikit.

    “Jumlah minyaknya yang dikurangi, meskipun pakai minyak biasa tapi jangan deep-fried, jadi jangan pakai minyak yang sampai tenggelam semua. Karena kan kalau pedoman dari Kemenkes minyak cuman boleh 5 sendok makan sehari,” tandasnya.

    (elk/suc)