Kementrian Lembaga: Kemenkes

  • Air Hujan di Jakarta Mengandung Mikroplastik, Menkes Sarankan Pakai Masker

    Air Hujan di Jakarta Mengandung Mikroplastik, Menkes Sarankan Pakai Masker

    Jakarta

    Menteri Kesehatan (Menkes) menyoroti temuan adanya kandungan mikroplastik dalam air hujan di Jakarta yang sebelumnya diungkap peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta.

    Ia mengimbau masyarakat lebih waspada terhadap potensi dampak kesehatan dari paparan partikel mikroplastik yang dapat bertahan lama di dalam tubuh manusia.

    “Plastik ini kalau masuk ke dalam tubuh akan stay lama. Imbauan saya buat masyarakat adalah kalau bisa, yang paling aman melindunginya pakai masker kalau jalan di luar,” kata Menkes kepada wartawan usai bertemu Gubernur DKI Jakarta Pramono, Selasa (28/10/2025).

    Menkes juga meminta masyarakat untuk menghindari aktivitas di luar ruangan sesaat setelah hujan turun.

    “Usahakan jangan jalan di luar sesudah hujan, karena ini turunnya kan dekat-dekat hujannya, partikelnya,” ujarnya.

    Ia menekankan langkah pencegahan paling efektif dilakukan dari hulu, yaitu dengan mengurangi sumber polusi plastik itu sendiri.

    “Yang paling bagus memang di hulunya. Kita mesti mengurangi sumber polusi dari mikroplastik ini, dan ini peranan Pak Gubernur penting sekali. Kalau polusinya berkurang, beban kami di Kementerian Kesehatan juga akan sangat berkurang,” jelasnya.

    Menanggapi hal itu, Gubernur DKI Jakarta Pramono menyatakan pihaknya akan segera menindaklanjuti hasil penelitian tersebut dengan mempercepat langkah pengelolaan sampah dan polusi. Ia menyebutkan proyek pengolahan sampah menjadi energi listrik (PLTSA) akan dipercepat sebagai bagian dari solusi jangka panjang.

    “Seperti yang disampaikan Pak Menteri, kami segera untuk hal yang berkaitan dengan plastik, termasuk PLTSA dan sebagainya, akan segera kita realisasikan,” kata Pramono dalam kesempatan yang sama.

    Pramono juga mendukung imbauan penggunaan masker sebagai langkah sederhana masyarakat dalam melindungi diri dari partikel berbahaya di udara. Ia menambahkan, kualitas udara Jakarta sempat menunjukkan perbaikan dalam beberapa hari terakhir.

    “Tiga hari ini karena ada Jakarta Running Festival, Jakarta bersih banget, hijau banget. Jadi keadaan kita saat ini cukup baik,” ucapnya.

    Temuan mikroplastik di air hujan Jakarta menjadi peringatan bagi pemerintah dan masyarakat untuk memperkuat kebijakan pengelolaan sampah plastik dan menjaga kualitas udara serta air. Kemenkes bersama Pemprov DKI berkomitmen melakukan kolaborasi lintas sektor untuk mengurangi dampak polusi terhadap kesehatan warga ibu kota.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/kna)

  • Soroti Populasi RI, Menkes Ungkap Jumlah Lansia Lebih Banyak daripada Balita

    Soroti Populasi RI, Menkes Ungkap Jumlah Lansia Lebih Banyak daripada Balita

    Jakarta

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyorti adanya tren pergeseran usia populasi masyarakat di Indonesia. Ia mengungkapkan secara umum angka kelahiran di Indonesia memang masih cukup tinggi, sekitar 4,8 juta setahun.

    Meski begitu, ia menyebut saat ini kelompok populasi lansia memiliki jumlah yang banyak dibandingkan dengan balita.

    “Nah, memang isunya sekarang adalah angka (kelahiran) itu menurun. Jadi populasi Indonesia dulu waktu zamannya Pak Harto, ada dibikin puskesmas, posyadu, itu memang fokusnya ke kesehatan ibu dan anak,” ucap Menkes dalam acara peresmian Brawijaya Hospital Taman Mini, Jakarta Timur, Selasa (28/10/2025).

    “Kenapa? Karena populasi balita itu tinggi sekali. Nah, sekarang apa yang terjadi di Indonesia, di Jakarta itu sudah lebih banyak lansia daripada balita,” sambungnya.

    Selain Jakarta, Menkes menyebut wilayah Yogyakarta juga memiliki kondisi yang serupa.

    Melihat situasi ini, Menkes menyebut Kementerian Kesehatan harus melakukan antisipasi. Menurutnya, ada kemungkinan layanan bergeser lebih banyak ke arah kesehatan lansia.

    “Perubahan dari epidemiologi populasi Indonesia ini, ini harus diantisipasi oleh saya sebagai Kementerian Kesehatan, juga oleh teman-teman yang bergerak di bidang kesehatan,” ungkapnya.

    “Karena nanti demand dari layanan kesehatan, demand dari dokter, demand dari alat kesehatan, itu akan bergeser ke layanan kesehatan lansia. Jadi semacam, stroke, (penyakit) jantung, alzheimer gitu ya,” tandasnya.

    (avk/kna)

  • Air Hujan Mengandung Mikroplastik, Menkes Imbau Warga Jakarta Gunakan Masker

    Air Hujan Mengandung Mikroplastik, Menkes Imbau Warga Jakarta Gunakan Masker

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengimbau masyarakat mengenakan masker saat beraktivitas di luar ruangan untuk mencegah paparan mikroplastik yang terkandung dalam air hujan Jakarta.

    Hal itu disampaikan Budi Gunadi usai bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung di Gedung Kemenkes, Jakarta Selatan, Selasa (28/10/2025).

    “Imbauan saya kepada masyarakat dalam beraktivitas di luar, kalau bisa yang paling aman menggunakan masker,” kata Budi. 

    Selain itu, dia juga mengimbau agar masyarakat Jakarta dan sekitarnya mengurangi aktivitas di luar ruangan setelah hujan. Hal tersebut untuk mencegah paparan mikroplastik berlebihan.

    Meski demikian, Budi menjelaskan solusi yang efektif adalah menekan jumlah sampah plastik sehingga polusi mikroplastik dapat berkurang. Dia berharap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta segera melakukan upaya tersebut.

    “Tapi yang paling penting adalah mengurangi polusi plastik,” ucapnya.

    Di saat yang bersamaan, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung mendukung imbauan Budi agar masyarakat mengenakan masker, khususnya saat beraktivitas di luar rumah seusai hujan.

    Pramono juga berkomitmen untuk mengatasi persoalan, bekerja sama dengan stakeholder terkait. Di samping itu, terkait beberapa pohon yang tumbang di Jakarta akibat angin kencang, Pramono sudah menginstruksikan kepada petugas untuk menebang pohon-pohon yang berpotensi membahayakan bagi masyarakat.

    Sebelumnya, Hasil penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap bahwa air hujan di Jakarta mengandung partikel mikroplastik berbahaya yang berasal dari aktivitas manusia di perkotaan. 

    Peneliti BRIN Muhammad Reza Cordova menjelaskan penelitian yang dilakukan sejak 2022 menunjukkan adanya mikroplastik dalam setiap sampel air hujan di Jakarta. Partikel-partikel plastik mikroskopis tersebut terbentuk dari degradasi limbah plastik yang melayang di udara akibat aktivitas manusia.

    Rata-rata, peneliti menemukan sekitar 15 partikel mikroplastik per meter persegi per hari pada sampel hujan di kawasan pesisir Jakarta.

  • Layanan Jantung Terintegrasi dan Berkualitas di BraveHeart Brawijaya Saharjo

    Layanan Jantung Terintegrasi dan Berkualitas di BraveHeart Brawijaya Saharjo

    Jakarta

    Penyakit jantung masih menjadi salah satu masalah kesehatan terbesar di Indonesia. Bahkan, hingga saat ini penyakit jantung masih menjadi penyakit dengan beban pembiayaan tertinggi di Indonesia.

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan ada sekitar 200 ribu orang yang meninggal tiap tahun akibat penyakit jantung. Sebagian besar atau hampir 50 persen kasus masalah kesehatan jantung adalah penyakit jantung koroner.

    Tingginya kasus penyakit jantung di Indonesia berkaitan dengan masih tinggi juga angka faktor risiko penyakit jantung seperti tekanan darah tinggi, penyakit diabetes (kadar gula darah tinggi), dan kadar kolesterol tinggi.

    Hal tersebut rupanya dibenarkan oleh spesialis jantung dan pembuluh darah dari BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo, Dr dr M Yamin, SpJP (K), SpPD, FACC, FSCAI, FAPHRS, FHRS. dr Yamin menuturkan berdasarkan data dari BPJS Kesehatan, penyakit jantung koroner masih memiliki beban pembiayaan tertinggi.

    Selanjutnya, baru diikuti kondisi kelainan-kelainan pada jantung, misalnya seperti kelainan katup jantung dan kelainan irama.

    “Kelainan irama itu juga ada yang harus dengan minum obat, tapi ada juga harus tindakan intervensi. Intervensi untuk menertibkan irama ini namanya ablasi kateter. Salah satu contoh adalah atrial fibrilasi yang bisa berisiko untuk stroke dan gagal jantung. Bila gagal dengan obat, maka bisa dinormalkan dengan ablasi kateter,” kata dr Yamin yang juga chairman layanan kardiovaskular BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo.

    dr Yamin mengungkapkan ada berbagai prosedur yang dapat diberikan pada pasien dengan masalah jantung, salah satunya percutaneous coronary intervention (PCI). Prosedur intervensi ini dilakukan untuk pemasangan ring jantung atau balon bersalut obat (drug-coated balloon).

    Menurut dr Yamin, prosedur PCI saat ini jauh lebih maju dan canggih dari teknologi yang digunakan.

    “Jadi memang PCI ini sekarang menjadi lebih maju karena teknologinya. Misalnya desain dan bahan stent saat ini sudah jauh lebih baik. Teknologi obat yang ‘ditempelkan’ (coated) sudah lebih maju, dan alat-alat yang dipakai menembus sumbatan itu,” sambungnya.

    Ia mencontohkan dalam beberapa kasus, pasien jantung memiliki plak yang sangat terasa sangat keras (calcified plaque), sehingga sulit untuk ditembus dengan cara biasa. Namun, dengan teknologi PCI terkini, problem seperti ini bisa diselesaikan dengan lebih mudah.

    “Kalau dulu, kalau sumbatan itu keras kayak batu karang kita sudah menyerah. Nggak bisa di pecah. Sekarang kita bisa pakai alat pemecah plak dengan ‘mata bor’ (rotational atherectomy), gelombang ultrasound (orbital atherectomy system), dan intravascular lithotripsy balloon (IVL),” ujar dr Yamin.

    “Ukuran bor terbuat dari mata intan yang ukurannya cuma 1,25 mm. Atau ada balon, balonnya itu bisa menghasilkan ultrasound sehingga plak yang keras bisa dipecah. Karena kalau plak ini bisa kita pecahkan dengan baik, maka ring, balon itu bisa mengembang dengan baik dan menempel dengan optimal,” sambungnya.

    dr Yamin mengungkapkan semua layanan tersebut bisa didapatkan di BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo.

    dr Yamin merupakan dokter spesialis jantung dengan keahlian intervensi dan aritmia di BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo. Ia sudah memiliki pengalaman dalam penanganan pasien dengan berbagai ragam kompleksitasnya.

    Ia mengambil pendidikan kedokteran umum di Universitas Syiah Kuala Aceh pada tahun 1989, pendidikan spesialis jantung di Universitas Indonesia pada tahun 1998, konsultan elektrofisiologi dan pacu jantung pada tahun 2002, dan konsultan kardiologi intervensi pada tahun 2004.

    Tak sampai situ, ia juga mengambil gelar doktornya di Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia pada tahun 2012, serta mengambil pendidikan spesialis penyakit dalam pada tahun 2021.

    Untuk pelayanan jantung yang lebih baik, BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo juga menghadirkan dokter spesialis bedah toraks dan kardiovaskular. Dokter dengan spesialisasi ini masih sangat sedikit di Indonesia.

    Salah satu spesialis bedah toraks dan kardiovaskular dari BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo dr Sugisman, SpBTKV(K) mengungkapkan hingga saat ini baru ada sekitar 250-an dokter spesialis serupa untuk seluruh masyarakat di Indonesia. dr Sugisman bahkan memiliki sub-spesialisasi pada bedah jantung khusus pasien dewasa.

    “Jadi Anda bisa hitung tuh perbandingannya antara satu dokter bedah toraks kardiovaskular dengan jumlah penduduk. Nah, dari 250 dokter bedah toraks kardiovaskular itu mungkin tidak lebih dari 50 orang yang punya spesifikasi melakukan operasi bedah jantung. Jadi lebih sedikit lagi,” ujar dr Sugisman pada detikcom.

    dr Sugisman menuturkan pada saat ini Kemenkes tengah berusaha untuk meningkatkan jumlah dokter spesialis bedah toraks dan kardiovaskular. Harapannya, prosedur pembedahan jantung nanti bisa dilakukan setidaknya di setiap ibukota provinsi.

    Proses pelayanan pembedahan jantung biasanya diawali dengan pemeriksaan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah. Setelah diagnosis ditegakkan, pasien berkonsultasi dengan spesialis bedah toraks dan kardiovaskular untuk menentukan prosedur apa yang dibutuhkan.

    dr Sugisman menjelaskan layanan di BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo dipersonalisasikan dengan kebutuhan pasien. Menurutnya, meski pasien memiliki masalah kesehatan jantung yang sama, penanganannya belum tentu serupa. Dengan begini, pelayanan yang diberikan akan lebih efektif.

    “Penyakit jantung koroner misalnya. Untuk si A mungkin anatominya lebih simpel. Si B mungkin anatominya lebih kompleks. Tentu saja pendekatan operasinya akan berbeda. Pendekatan penanganannya akan berbeda,” jelas dr Sugisman.

    “Walaupun mungkin penyakitnya sama, tetapi anatomi pembuluh darah, bentuknya, tentu saja pasti berbeda. Karena kita kan diciptakan Tuhan nggak sama, pasti berbeda-beda,” sambungnya.

    dr Sugisman adalah dokter spesialis bedah toraks kardiovaskular layanan BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo yang membantu prosedur bedah dada dan jantung. Beberapa keahlian yang dimiliki dr Sugisman antara lain intervensi perifer dan vaskular, CABG (Mini-CABG, CABG Tanpa Pompa), pembedahan katup jantung, pembedahan jantung bawaan pada orang dewasa, EVAR/TEVAR Hibrida, pembedahan aorta, pembedahan jantung minim sayatan, dan lain-lain.

    dr Sugisman mengambil pendidikan dokter umum di Universitas Indonesia pada tahun 1998, pendidikan dokter spesialis bedah toraks kardiovaskular pada tahun 2008 di perguruan tinggi yang sama.

    Apa Itu Layanan BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo?

    BraveHeart merupakan bentuk komitmen Brawijaya Hospital Saharjo untuk menyediakan perawatan jantung dan pembuluh darah yang berkualitas. Layanan ini menghadirkan perawatan yang didukung teknologi canggih dan fasilitas kesehatan terkini.

    Salah satu yang menjadi andalan adalah layanan High Quality Percutaneous Coronary Intervention (PCI) yaitu prosedur pemasangan ring jantung yang menggunakan teknologi Intravascular Ultrasound (IVUS) dan Optical Coherence Tomography (OCT) agar anatomi dan karakteristik plak pembuluh darah dapat dinilai secara detail. Dengan begitu, proses pemasangan ring lebih akurat dan tepat.

    Hasil penilaian IVUS atau OCT tadi akan memandu dokter apakah perlu memakai rotablator dan Orbital Atherectomy System.

    BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo juga dilengkapi dengan ruang cathlab yang terintegrasi langsung dengan ruang Intensive Cardiac Care Unit (ICCU). Ini sebagai bentuk keamanan ekstra bagi pasien, serta didukung dengan rehabilitasi medik jantung agar kembali optimal.

    Selain menyediakan PCI, BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo juga menyediakan tindakan-tindakan kompleks seperti pemasangan alat pacu jantung, ablasi aritmia, dan perbaikan katup jantung dengan pembedahan minim sayatan (Minimal Invasive Cardiac Surgery/MICS) dengan proses pemulihan lebih cepat.

    Adapun berikut ini sederet layanan dan perawatan kardiovaskular yang dihadirkan oleh BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo.

    Structural Cardiac Intervention

    Ini adalah pemeriksaan dan terapi medis yang bertujuan mengatasi masalah pada struktur jantung tanpa operasi. Misalnya penyempitan pada katup, kebocoran sekat jantung, atau menutup kuping jantung untuk pencegahan stroke.

    Layanan lain adalah konsultasi jantung anak oleh dokter ahli. Tujuannya adalah mendiagnosis dan memberikan penanganan yang tepat untuk kelainan jantung pada anak.

    Arrhythmia & Device Therapy

    Layanan ini berfokus pada diagnostik dan manajemen gangguan irama jantung (aritmia). Terapi yang diberikan seringkali melibatkan penggunaan alat medis seperti pacemaker dan ablasi kateter.

    Adult Cardiac Surgery

    Layanan ini menyediakan pembedahan untuk mengatasi berbagai kelainan pada jantung, toraks, dan pembuluh darah pada pasien dewasa. Prosedur yang dilakukan termasuk operasi bypass serta teknik minimal invasif.

    Cardiac Imaging & Echocardiography

    Ini adalah pemeriksaan penunjang menggunakan pencitraan dan ekokardiografi (transtorakal dan transesopageal) untuk mendiagnosis kelainan jantung. Hasilnya membantu dalam menentukan masalah pada jantung sebelum tindakan intervensi atau operasi, saat operasi, dan saat tindak lanjut.

    Congenital Heart Surgery

    Layanan ini secara spesifik menangani tindakan operasi untuk mengatasi kondisi penyakit jantung bawaan pada bayi dan anak-anak.

    Cardiac Rehabilitation & Sport Cardiology

    Layanan ini menawarkan program latihan dan edukasi yang bertujuan meningkatkan kesehatan jantung. Program ini sangat bermanfaat, terutama bagi pasien pasca serangan, pasca intervensi, atau pasca operasi jantung.

    Peripheral & Vascular Intervention

    Layanan ini mencakup pemeriksaan dan terapi untuk gangguan pembuluh darah tepi (di luar jantung). Tujuannya untuk mendeteksi dan mengatasi sumbatan atau masalah lain pada arteri, khususnya yang berada di tungkai.

    Clinical Cardiology Services

    Layanan ini mencakup konsultasi medis mengenai kondisi jantung dan pembuluh darah. Ini merupakan langkah pemeriksaan awal oleh dokter spesialis jantung, bedah toraks, dan pembuluh darah.

    Layanan BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo menghadirkan banyak dokter spesialis multi-disiplin. Selain itu, layanan ini juga menghadirkan fasilitas canggih seperti Cardiac & Vascular Cathlab, HD Grid 3D Mapping System for Arrhythmia, 4D Echocardiography & Transesopaghageal Ecocardiography (TEE), dan Hybrid Operating Theater.

    Untuk informasi lebih lengkap bisa kunjungi www.braveheart.co.id atau hubungi BraveHeart care customer di nomor 0821-2319-1818. Bisa juga kunjungi langsung alamat BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharto Lt 8, Jl Dr Saharjo, No 199, Jakarta Selatan, DKI Jakarta.

    (avk/up)

  • Warga +62 Banyak yang Hipertensi, Berujung Stroke di Usia Muda

    Warga +62 Banyak yang Hipertensi, Berujung Stroke di Usia Muda

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyoroti fenomena stroke di Tanah Air. Kini, kasus stroke tak lagi hanya bisa terjadi pada mereka di usia 50 tahun ke atas, bahkan usia di bawah 40 tahun juga berisiko.

    “Bahkan yang mengalami stroke itu di bawah usia 40 tahun, yang tadinya kita menemukan pada usia-usia lansia atau usia di atas 50 tahun,” kata Direktur P2PTM Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi saat ditemui di Jakarta Pusat, Senin (27/10/2025).

    Menurut dr Nadia, salah satu penyebab banyaknya stroke di usia dewasa muda, dipengaruhi oleh meningkatnya kasus hipertensi yang mulai meningkat trennya.

    “Kita lihat prevalensinya (hipertensi) agak jauh lebih besar, sekitar 15-18 persen. Lebih tinggi dari yang DM (diabetes melitus),” kata dr Nadia.

    Kemenkes sendiri mencatat tidak sedikit juga kasus hipertensi yang ditemukan di usia 30 tahun. Tentunya, gaya hidup yang buruk menjadi faktor utama dalam kondisi ini.

    “Pola yang sama juga untuk hipertensi. Kita tahu pola konsumsi gula, garam, lemak (GGL),” kata Nadia.

    “Kemudian kita tahu ada sikap masyarakat yang mulai selalu sedentary (malas-malasan), aktivitas berkurang, karena kan semua memudahkan karena ada teknologi informasi,” sambungnya.

    Bagaimana Mencegah Hipertensi?

    Dikutip dari laman UGM, Guru Besar dan Dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, Prof dr Fatwa Sari Tetra Dewi, MPH, PhD mengatakan seringkali hipertensi ini memang tidak disadari oleh dewasa muda.

    “Anak-anak muda tidak menyadari kalau mereka menderita hipertensi karena masih merasa sehat dari sisi kemampuan tubuh,” ujar Prof Fatwa.

    Fatwa menambahkan bahwa pengendalian hipertensi yang paling efektif itu dilakukan seawal mungkin, dimulai saat masih dini dengan menanamkan perilaku hidup sehat.

    Beberapa perilaku yang bisa dihindari menurut Prof Fatwa untuk mencegah hipertensi, di antaranya:

    MerokokPola makan tinggi lemakKurang konsumsi sayur dan buahKurang aktivitas fisik (mager)Stres

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/kna)

  • Pram bahas pembangunan RS tipe A dengan Menteri Kesehatan

    Pram bahas pembangunan RS tipe A dengan Menteri Kesehatan

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung berencana untuk membahas pembangunan rumah sakit tipe A pada lahan milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang berada di samping Rumah Sakit Sumber Waras, Jakarta Barat, dengan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.

    “Dalam waktu satu, dua hari ini saya akan bertemu dengan Menteri Kesehatan untuk duduk bersama,” jelas Pramono saat dijumpai di Jakarta Barat, Senin.

    Pramono mengatakan pertemuan itu untuk membahas pembagian tanggung jawab pembiayaan pembangunan rumah sakit tersebut antara pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

    Pramono menjelaskan, rencana pembangunan rumah sakit tersebut akan berkebalikan dengan pembangunan gedung Bank Jakarta di kawasan SCBD.

    Jika pembangunan gedung Bank Jakarta dilakukan di lahan pemerintah pusat dan dibiayai Pemerintah Jakarta, pembangunan rumah sakit ini rencananya akan dibangun di atas lahan pemerintah Jakarta dan dibiayai pemerintah pusat.

    Untuk itu, Pramono akan membahas hal itu lebih lanjut bersama Kementerian Kesehatan.

    Selain itu, Pramono juga belum memutuskan apakah pembangunan ini akan memindahkan Rumah Sakit Tarakan yang tempatnya terbatas, namun sudah menjadi rumah sakit kelas A di Jakarta atau membangun rumah sakit baru dengan nama baru.

    “Itu juga akan dibahas dengan pemerintah pusat,” katanya.

    Kendati demikian, Pramono menyebut pemerintah pusat sudah memberikan dukungan kepada Jakarta untuk membangun rumah sakit di lokasi itu.

    Sebelumnya, Pramono juga pernah mengatakan akan menjadikan rumah sakit tersebut menjadi ikonik karena memiliki tempat yang strategis.

    Ia memberikan contoh, nantinya rumah sakit tersebut akan memiliki ornamen Betawi yang melambangkan Jakarta.

    Rumah sakit itu juga akan memiliki fasilitas pemeriksaan kesehatan yang lengkap termasuk penyakit stroke, kanker dan jantung.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kasus Proyek RSUD Kolaka Timur, KPK Limpahkan Berkas ke PN Kendari

    Kasus Proyek RSUD Kolaka Timur, KPK Limpahkan Berkas ke PN Kendari

    Bisnis.com, JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melimpahkan surat dakwaan dan berkas perkara ke Pengadilan Tipikor pada PN Kendari, terkait kasus suap proyek pembangunan RSUD di Kolaka Timur (Koltim)

    Pelimpahan berkas menandakan perkara siap disidangkan. Dua orang yang disidang adalah Arif Rahman dan Deddy Karnady yang telah dipindahkan ke Rutan Kelas IIA Kendari. Mereka diduga memberikan suap kepada Bupati Kolaka Timur, Abdul Azis.

    “Karena proses pelimpahan surat dakwaan dan berkas perkara Terdakwa Arif Rahman dkk ke Pengadilan Tipikor pada PN Kendari rampung, hari ini (27/10), telah selesai dilaksanakan proses pemindahan tempat penahanan dari kedua Terdakwa tersebut ke Rutan Kelas IIA Kendari,” kata Jaksa KPK Muhammad Albar Hanafi dalam keterangan tertulis, Senin (27/10/2025).

    Albar menyampaikan, berdasarkan informasi SIPP PN Kendari, sidang perdana pembacaan surat dakwaan dilakukan pada Rabu (29/10/2025) di Pengadilan Tipikor pada PN Kendari pukul 09.00 Wita dan para Terdakwa akan dihadirkan langsung di ruang sidang. 

    Selama proses pemindahan dari Jakarta ke Kendari, terdakwa dikawal ketat oleh Tim Jaksa dan pengawal internal KPK. Setibanya di Kendari, terdakwa dijemput menggunakan mobil tahanan milik Kejaksaan Negeri Kendari sekaligus pengawalan dari personil Kejari dan Brimob Polda Sulawesi Tenggara. 

    “Koordinasi intensif dengan pihak Kejari Kendari maupun Polda Sulawesi Tenggara turut dilaksanakan untuk mendukung kelancaran selama proses persidangan,” ucapnya. 

    Kasus Suap di Kolaka Timur

    Plt. Deputi Penindakan dan Eksekusi, Asep Guntur Rahayu menjelaskan Kolaka Timur mendapatkan nilai proyek sebesar Rp126,3 miliar dari total anggaran alokasi Kemenkes atau Dana Alokasi Khusus (DAK) 2025 senilai Rp4,5 triliun untuk program peningkatan kualitas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) tipe D menjadi tipe C.

    KPK mendeteksi adanya tindak pidana korupsi dan menggelar OTT di tiga wilayah yaitu Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Jakarta.

    Di Sulawesi Tenggara tepatnya di Kendari menangkap 4 orang yaitu Ageng Dermanto selaku PPK Proyek Pembangunan RSUD di Kolaka Timur, Harry Ilmar pejabat PPTK proyek pembangunan RSUD di Kolaka Timur, Nova Ashtreea pihak swasta dari staf PT PCP, dan Danny Adirekson Kasubbag TU Pemkab Kolaka Timur.

    Sedangkan di Jakarta, KPK menangkap Andi Lukman Hakim PIC Kemenkes untuk pembangunan RSUD, Deddy Karnady pihak PT PCP, Nugoroho Budiharto pihak swasta PT PA, Arif Rahman-Aswin-Cahyana selaku KSO PT PCP.

    “Saudara ABZ [Abdul Azis] bersama GPA [Gusti Putu Artana] selaku Kepala Bagian PBJ Pemkab Koltim, DA, dan selaku Kepala Dinas Kesehatan Koltim, menuju ke Jakarta, diduga untuk melakukan pengkondisian agar PT. PCP memenangkan lelang Pembangunan RSUD Kelas C Kab. Koltim, yang telah diumumkan pada website LPSE Koltim,” kata Asep saat konferensi pers, Sabtu (9/8/2025).

    Asep menceritakan pada bulan Maret 2025, Ageng Dermanto menandatangani kontrak kerja pembangunan RSUD dengan PT PCP sebesar Rp126,3 miliar.

    Di bulan April 2025, Ageng Dermanto memberikan Rp30 juta kepada Andi Lukman di Bogor. Di sisi lain, sepanjang bulan Mei-Juni, Dedy Karnady menarik sekitar Rp2,09 miliar yang kemudian menyerahkan Rp500 juta kepada Ageng Demanto di lokasi pembangunan RSUD Kolaka Timur.

    Asep menjelaskan pada pertemuan itu, Deddy menyampaikan permintaan Ageng kepada PT PCP terkait komitmen fee sebesar 8%.

    Lalu, Deddy menarik cek Rp1,6 miliar pada bulan Agustus untuk diserahkan kepada Ageng dan Ageng menyerahkan kepada Yasin selaku staf dari Abdul AzAzis.

    Tak hanya itu, Deddy kembali memberikan Rp200 juta kepada Ageng. Sedangkan PT PCP juga melakukan pencarian cek Rp3,3 miliar.

    “Tim KPK kemudian menangkap Sdr. AGD [Ageng Dermanto] dengan barang bukti uang tunai sejumlah Rp200 juta, yang diterimanya sebagai kompensasi atau bagian dari komitmen fee sebesar 8% atau sekitar Rp9 miliar, dari nilai proyek pembangunan RSUD Kab. Koltim sebesar Rp126,3 miliar,” terang Asep.

    Setelah melakukan pemeriksaan dan mengumpulkan dua alat bukti yang cukup, KPK menetapkan Abdul Azis, Andi Lukman, Ageng Dermanto, Deddy Karnady, dan Arif Rahman.

  • Mulai Banyak Anak Muda Kena Penyakit Gula, Bebani BPJS Kesehatan Triliunan Rupiah

    Mulai Banyak Anak Muda Kena Penyakit Gula, Bebani BPJS Kesehatan Triliunan Rupiah

    Jakarta

    Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan angka diabetes terus mengalami peningkatan. Tak terkecuali bagi generasi muda di bawah usia 40 tahun, sudah mengidap diabetes tipe 2.

    “Angka diabetes terus terjadi peningkatan. Sekarang (prevalensi) sempat 8 persen, sekarang jadi 10 persen,” kata Nadia saat ditemui di Jakarta Pusat, Senin (27/10/2025).

    “Tadi kita lihat pada peluncuran ini, di bawah 40 tahun itu sudah ada yang terkena diabetes. Usia 30 tahun ke atas itu juga sudah terkena diabetes tipe 2, artinya diabetes yang didapat. Walaupun jumlahnya masih sedikit, tetapi ada tren peningkatan,” sambungnya.

    Gaya Hidup Buruk Jadi Faktornya

    Nadia menambahkan, gaya hidup yang buruk masih menjadi faktor utama dari dewasa muda sudah mengidap diabetes tipe 2.

    “Kita tahu pola konsumsi gula, garam, lemak (GGL). Kemudian kita tahu ada sikap masyarakat yang mulai selalu sedentary (malas-malasan), aktivitas berkurang, karena kan semua memudahkan karena ada teknologi informasi,” katanya.

    Senada, Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengatakan pembiayaan peserta JKN terkait diabetes telah menelan anggaran cukup tinggi.

    “Tahun 2024, ada 20,5 juta peserta JKN terdiagnosis hipertensi dan 7,4 juta peserta JKN terdiagnosis diabetes melitus. Total biaya pelayanan kesehatan kedua penyakit tersebut mencapai Rp 30,5 triliun, termasuk untuk penanganan penyakit penyerta seperti stroke, gagal ginjal, dan jantung,” ujar Ghufron.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/kna)

  • Video Kemenkes Spill Alasan Banyak Warga RI Berobat ke Luar Negeri!

    Video Kemenkes Spill Alasan Banyak Warga RI Berobat ke Luar Negeri!

    Video Kemenkes Spill Alasan Banyak Warga RI Berobat ke Luar Negeri!

  • Ilmuwan Lagi Eksperimen Agar Bisa Tumbuhkan ‘Gigi Asli’ di Masa Depan

    Ilmuwan Lagi Eksperimen Agar Bisa Tumbuhkan ‘Gigi Asli’ di Masa Depan

    Jakarta

    Tak heran banyak orang takut ke dokter gigi. Prosedur mengganti gigi yang hilang seringkali membutuhkan operasi invasif, menanam sekrup titanium ke tulang rahang pasien, lalu menunggu berbulan-bulan hingga menempel kuat dan menjadi akar buatan sebelum akhirnya dipasang mahkota gigi di atasnya.

    Namun, tim-tim peneliti di berbagai negara kini tengah mencari cara untuk menanam atau menumbuhkan gigi biologis asli di rahang manusia.

    Masih butuh waktu panjang untuk mewujudkannya, tetapi di King’s College London, Ana Angelova Volponi Direktur Program Pascasarjana Kedokteran Gigi Regeneratif telah bereksperimen dengan gigi hasil rekayasa laboratorium selama hampir dua dekade. Ia termasuk dalam tim yang pada 2013 berhasil menumbuhkan gigi dari kombinasi sel manusia dan tikus.

    Tahun ini, Volponi memimpin studi lanjutan yang mencapai terobosan pada bahan tempat gigi tumbuh di laboratorium, yang kini lebih mampu meniru lingkungan alami di dalam mulut. Ini merupakan langkah penting menuju tahap berikutnya, menggantikan sel tikus dengan sel manusia dan menstimulasi pembentukannya menjadi gigi utuh.

    Gagasan membuat gigi di laboratorium sebenarnya sudah muncul sejak tahun 1980-an. Namun, penelitian Volponi dan timnya pada 2013 menjadi yang pertama menggunakan sel gingiva manusia dewasa, sel yang berasal dari gusi dan diambil dengan cara menggores ringan bagian dalam mulut, yang kemudian dikombinasikan dengan sel ‘progenitor’ gigi dari embrio tikus.

    Menurut Volponi, proses menumbuhkan gigi ini terdiri dari tiga elemen utama, dua jenis sel yang ‘berdialog’ membentuk gigi, dan satu lingkungan tempat interaksi itu terjadi. Lingkungan tersebut dikenal sebagai ‘scaffold’, yaitu struktur penopang tempat sel-sel tumbuh.

    Pada penelitian 2013, scaffold terbuat dari protein kolagen. Namun kini timnya menggunakan hidrogel, sejenis polimer dengan kadar air tinggi yang lebih menyerupai jaringan alami tubuh.

    Menurut Xuechen Zhang, mahasiswa doktoral King’s College London sekaligus rekan penulis studi, prosesnya dilakukan dengan cara menggabungkan sel-sel embrio tikus, memadatkannya menjadi pelet kecil, lalu menyuntikkannya ke dalam hidrogel dan menumbuhkannya selama sekitar delapan hari.

    Setelah delapan hari, terbentuklah struktur menyerupai gigi di dalam hidrogel yang dikembangkan bersama Imperial College London. Dalam penelitian sebelumnya, struktur awal ini kemudian ditanam ke tubuh tikus dan tumbuh menjadi gigi lengkap dengan akar serta lapisan email.

    Masih banyak tantangan sebelum gigi hasil laboratorium bisa digunakan untuk manusia. Namun, bahan baru ini membantu memperbaiki komunikasi antar sel pembentuk gigi.

    Hingga kini, peneliti belum tahu cara mengganti sel embrio tikus dengan sel manusia dewasa. Jika tantangan itu berhasil dipecahkan, Volponi membayangkan dua kemungkinan penerapan.

    “Kami bisa menumbuhkan gigi hingga tahap tertentu, lalu menanamnya ke dalam rongga gigi yang hilang agar tumbuh menjadi gigi biologis utuh yang menyatu dengan tulang dan jaringan sekitarnya. Atau, menumbuhkan gigi sepenuhnya di laboratorium dan menanamkannya lewat operasi. Masih terlalu dini untuk menentukan mana yang paling memungkinkan,” jelasnya.

    Keunggulan gigi asli dibanding implan buatan

    Jika berhasil, gigi biologis yang tumbuh dari sel pasien sendiri memiliki banyak keunggulan dibanding mahkota atau implan.
    Gigi tersebut akan diterima tubuh tanpa reaksi penolakan atau peradangan, dan terasa seperti gigi asli, tidak seperti implan yang kaku dan tak memiliki sensasi karena menyatu langsung dengan tulang.

    Menurut Vitor C. M. Neves, dosen senior di University of Sheffield, Inggris, Volponi adalah pelopor di bidang regenerasi gigi utuh dan menjadi inspirasi bagi banyak peneliti di dunia.

    “Penelitiannya kini menyoroti faktor penting untuk industrialisasi teknologi ini, yaitu penggunaan matriks pada regenerasi gigi utuh,” ujarnya.

    Ia menambahkan, hasil temuan itu menunjukkan pentingnya menciptakan lingkungan yang mampu mendukung rekayasa gigi untuk penerapan klinis.

    “Semakin banyak ilmuwan berkontribusi di bidang ini, semakin cepat umat manusia bisa merasakan manfaatnya,” kata Neves.

    Beberapa tim lain juga bekerja di jalur serupa, dengan pendekatan berbeda.

    Katsu Takahashi dari Medical Research Institute Kitano Hospital, Osaka, tengah mengembangkan terapi berbasis antibodi untuk merangsang pertumbuhan gigi pada penderita anodontia (kelainan bawaan tanpa gigi). Penelitian ini sudah memasuki uji klinis manusia dan bisa siap dipakai sebelum dekade ini berakhir.

    Pamela Yelick dari Tufts University, AS, pada akhir 2024 berhasil menumbuhkan gigi mirip manusia dari kombinasi sel manusia dan babi di dalam tubuh babi. Tujuannya: membuat sel-sel rahang manusia mampu menumbuhkan gigi baru tanpa menggunakan sel hewan.

    Di University of Washington, tim Hannele Ruohola-Baker berhasil menumbuhkan sel punca pulpa gigi dari sel punca yang diambil dari gigi bungsu manusia.

    “Kami berusaha memetakan cetak biru molekuler pembentukan gigi manusia dan menciptakannya kembali di laboratorium,” jelasnya.

    Menurut Ruohola-Baker, hasil penelitian ini bisa segera dirasakan.

    “Meski butuh waktu untuk diterapkan secara klinis, kemajuan di bidang ini berlangsung cepat. Dalam dekade mendatang, perbaikan atau penggantian gigi biologis bisa menjadi kenyataan,” ujarnya optimistis.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video: Menkes Budi Ingin Jenis Layanan Gigi di Puskesmas Ditingkatkan”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/kna)