Kementrian Lembaga: Kemenkes

  • Tanggal 12 November Ada Hari Apa? Berikut 3 Peringatan Pentingnya!

    Tanggal 12 November Ada Hari Apa? Berikut 3 Peringatan Pentingnya!

    Liputan6.com, Jakarta – Seperti hari-hari lainnya, 12 November juga memiliki sejumlah peringatan penting yang lekat dengan kehidupan sehari-hari.

    Bukan sekedar tanggal di kalender, peringatan yang ada di balik hari ini, Rabu (12/11/2025) memiliki pesan mulai dari kesehatan, keluarga, serta kepedulian terhadap sesama.

    Terdapat tiga peringatan penting yang ada di hari ini, Rabu (12/11/2025). Ketiga peringatan tersebut meliputi Hari Kesehatan Nasional, Hari Ayah Nasional, dan Hari Pneumonia Sedunia.

    Peringatan-peringatan tersebut menjadi pengingat bahwa kepedulian terhadap kesehatan dan keluarga menjadi fondasi utama dalam kehidupan masyarakat.

    Beragam peringatan di tanggal 12 November ini merefleksikan besarnya arti hari tersebut, mulai dari ajakan untuk menjaga diri dan lingkungan, hingga menghargai peran sosok ayah yang perannya sering kali tidak terlihat secara langsung.

    Melansir Buku Panduan Hari Kesehatan Nasional ke-61 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Hari Kesehatan Nasional 2025 ini mengusung tema ‘Generasi Sehat, Masa Depan Hebat’.

    Selain itu, setiap tahunnya tanggal 12 November di Indonesia diperingati sebagai Hari Ayah Nasional. Peringatan ini menjadi sebuah untuk bisa memberikan ungkapan kasih sayang dan hormat kepada sosok ayah.

    Tak hanya sosok ibu, ayah pun memiliki peran penting bagi tumbuh kembang anak. Mengingat pentingnya peran dan figur seorang ayah, hal ini patut untuk diapresiasi oleh semua orang. Selain mengucapkan terima kasih, kita juga bisa menunjukkan kasih sayang kepada sang ayah.

    Berikut sederet peringatan penting yang setiap tahunnya diperingati pada tanggal 12 November dihimpun Tim News Liputan6.com dari berbagai sumber:

     

    Co-parenting menjadi kunci menjaga kebahagiaan anak setelah perceraian. Dengan komunikasi terbuka, sikap dewasa, dan fokus pada kebutuhan anak, hubungan pengasuhan tetap bisa harmonis. Yuk, simak penjelasannya di Fimela Update berikut! #fimelaupdate …

  • Apa Itu ‘Memetic Violence’? Disinggung Densus 88 Terkait Ledakan SMAN 72

    Apa Itu ‘Memetic Violence’? Disinggung Densus 88 Terkait Ledakan SMAN 72

    Jakarta

    Aksi peledakan di SMAN 72 Jakarta dipastikan tidak terkait aktivitas terorisme. Densus 88 Antiteror mengaitkannya dengan fenomena ‘memetic violence daring’.

    Hal itu disampaikan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Densus 88 Antiteror Polri AKBP Mayndra Eka Wardhana dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Selasa (11/11/2025).

    Dalam penjelasannya, Mayndra juga menyinggung sejumlah nama tokoh dan ideologi yang ditulis pelaku di permukaan airsoft gun. Namun demikian, pelaku Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH) ini disebutnya tidak memiliki kaitan dengan jaringan apapun.

    “Yang bersangkutan hanya melakukan copycat, atau peniruan saja, karena itu sebagai inspirasi yang bersangkutan melakukan tindakan,” jelasnya.

    Disebutkan, ada 6 nama tokoh yang tertulis di senjata mainan milik ABH pelaku, yakni:

    Alexandre Bissonnete, pelaku penembakan di Quebec City pada 29 Januari 2017Luca Traini pelaku penembakan enam migran asal Afrika di Kota Macerata pada Februari 2018Brenton Harrison Tarrant, pelaku penembakan massal di dua masjid di Selandia Baru pada 15 Maret 2019.Eric Harris pelaku penembakan di SMA ColumbineDylan Klebold pelaku penembakan di SMA ColumbineDylann Roof, pelaku penembakan di salah satu gereja di Amerika Serikat.

    Dari hasil analisis, Densus 88 menyimpulkan kejadian di SMAN 72 belum termasuk tindak pidana terorisme.

    “Jadi murni tindakan yang dilakukan adalah tindakan kriminal umum, jadi kalau di komunitas kekerasan ini ada istilah memetic violence daring,” kata Mayndra.

    Psikolog dan grafolog Joice Manurung menjelaskan, perilaku kekerasan yang dilatarbelakangi keinginan meniru sosok lain dikenal dengan istilah ‘Mimetic Violence‘. Seringkali, pelaku bahkan tidak kenal atau tidak punya kepentingan dengan objek perilaku agresifnya.

    “Mimetic violance merupakan kekerasan yg dihasilkan oleh keinginan mengimitasi agresi dari sosok yg diidolakan terhadap objek tertentu,” terang Joice saat dihubungi detikcom, Selasa (11/11/2025).

    “Kalau dalam bidang seni, istilahnya mimesis,” lanjutnya, menjelaskan asal kata mimetik.

    Teori mimetika atau Mimetic Theory diperkenalkan oleh Rene Girard, seorang filsuf Prancis. Dalam teori tersebut, Girard menggambarkan bahwa kekerasan atau violence dapat lahir dari proses mimesis atau meniru yang kemudian memunculkan rivalitas.

    Berbeda dengan teori mimetika, teori memetika atau ‘Memetic Theory‘ digagas oleh ilmuwan biologi asal Inggris, Richard Dawkins. Istilah ‘meme‘ yang diperkenalkannya di buku The Selfish Gene juga berasal dari bahasa Yunani mimesis yang artinya meniru.

    Dalam teorinya, Dawkins menganalogikan meme seperti gen dalam dunia biologi sebagai unit yang direplikasi. Teori yang juga menjelaskan kekerasan ‘Memetic Violence‘ ini terus berkembang di era digital.

    @detikhealth_official Ledakan di SMAN 72 Jakarta: Apa yang Terjadi? Dari perspektif psikolog, perilaku kekerasan seperti ini seringkali merupakan puncak dari gunung es masalah yang lebih dalam. Mari kita buka diskusi tentang kesehatan mental remaja dan pentingnya dukungan. #SMAN72 #KesehatanMental #Psikologi #ledakan ♬ suara asli – detikHealth

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Kemenkes Bantu Pemulihan Trauma Korban Ledakan di SMAN 72”
    [Gambas:Video 20detik]
    (up/up)

  • Dapur MBG yang Tak Punya Sertifikat Higiene Bakal Ditutup!

    Dapur MBG yang Tak Punya Sertifikat Higiene Bakal Ditutup!

    Jakarta

    Badan Gizi Nasional (BGN) memberikan waktu satu bulan agar Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) segera mengantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). Sertifikat ini wajib dimiliki oleh SPPG yang ingin melaksanakan program makan bergizi gratis (MBG).

    “Kami memberi waktu satu bulan kepada mitra/yayasan di semua SPPG agar mereka mendaftarkan diri ke Dinas Kesehatan,” kata Wakil Ketua BGN Bidang Investigasi dan Komunikasi Publik, Nanik Sudaryati Deyang, dalam keterangannya, (11/11/2025).

    Nanik menekankan kepemilikan SLHS pada setiap SPPG sangat penting. Sebab, persoalan higiene dan sanitasi menjadi isu sensitif di tengah masyarakat. Bahkan kepemilikan SLHS pada setiap SPPG juga menjadi perhatian Presiden Prabowo Subianto. Karena itu, Nanik menghimbau para Kepala SPPG serta mitra/yayasan pengelola untuk peduli tentang pentingnya SLHS.

    “Kalau ada SPPG yang tidak segera mendaftar dalam 30 hari ke depan, dapurnya akan kami tutup sementara,” tambah Nanik.

    SLHS merupakan dokumen resmi yang diterbitkan Dinas Kesehatan setempat untuk menyatakan bahwa suatu usaha yang berkaitan dengan makanan, minuman, serta fasilitas umum telah memenuhi standar higiene dan sanitasi. Sertifikat ini wajib dimiliki oleh usaha itu, karena menjadi bukti bahwa usaha itu memenuhi standar kebersihan dan kesehatan. Menurut ketentuannya, sertifikat berlaku satu tahun dan harus diperpanjang agar usaha tetap legal.

    Sejak program MBG diterapkan Pemerintah Presiden Prabowo Subianto, pada 6 Januari 2025 lalu, setiap SPPG yang menjadi pelaksana program MBG di lapangan juga diwajibkan untuk memiliki SLHS. Pengurusan SLHS dimulai dari kelengkapan dokumen, pemeriksaan lapangan, hingga pengujian laboratorium.

    “Setiap SPPG harus memiliki SLHS, karena menjadi bukti bahwa SPPG itu telah memenuhi standar kebersihan dan Kesehatan,” jelas Nanik.

    Sementara itu, dalam rapat Tim Koordinasi Lintas Kementerian/Lembaga untuk Pelaksanaan Program MBG, Jumat akhir pekan lalu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan bahwa dari sekitar 14 ribu lebih SPPG yang sudah beroperasi, baru sekitar 4.000 yang mendaftarkan SLHS ke Dinas Kesehatan setempat.

    “Dari jumlah itu, baru 1.287 SPPG yang memperoleh SLHS, dan ada 10 ribuan SPPG yang belum mendaftar,” terang Nanik.

    Atas laporan Kementerian Kesehatan itu, BGN kemudian memerintahkan kepada para Kepala SPPG di seluruh Indonesia untuk segera mengurus pendaftaran SLHS bersama Mitra/Yayasan. Regulasi SLHS diatur melalui Permenkes No. 1096/Menkes/Per/VI/2011 dalam Permenkes No. 2 Tahun 2023.

    Peraturan ini mengatur standar higiene sanitasi pada jasa boga, termasuk kewajiban usaha makanan untuk memenuhi persyaratan kesehatan. Selain peraturan tingkat nasional, pemerintah daerah juga berwenang dalam menetapkan aturan tambahan melalui Perda. Perda mengatur prosedur teknis pengajuan SLHS, biaya retribusi, hingga detail pemeriksaan yang dilakukan.

    Tonton juga video “Cerita Warga Sekolahkan Anak Berkat Kerja di SPPG Polda Metro Cengkareng”

    (rea/kil)

  • Sekolah Rakyat di Sragen, Bangkitkan Asa Anak Putus Sekolah Kejar Cita-cita…
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        10 November 2025

    Sekolah Rakyat di Sragen, Bangkitkan Asa Anak Putus Sekolah Kejar Cita-cita… Regional 10 November 2025

    Sekolah Rakyat di Sragen, Bangkitkan Asa Anak Putus Sekolah Kejar Cita-cita…
    Tim Redaksi
    SRAGEN, KOMPAS.com
    – Dimulainya pembelajaran Sekolah Rakyat Terintegerasi (SRT) 78, Sragen, Jawa Tengah (Jateng) membangkitkan asa para anak dari keluarga miskin.
    Mereka yang dulunya putus asa karena kondisi keadaan ekonomi, kini memiliki harapan untuk merengkuh cita-citanya.
    Pendidikan di SRT 78 ditandai dengan digelarnya Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di kawasan UPTD BLK BKPSDM, Jl. Veteran No.11, Magero,
    Sragen
    , Senin (10/12/2025). Lokasi tersebut adalah lokasi sementara yang digunakan oleh para siswa dan guru SRT 78.
    Luas lahan lokasi sementara itu mencapai 2100 meter persegi, selain itu juga telah ada asrama, ruang kelas, ruang guru, ruang makan, lab. komputer, lab. IPA, ruang jenguk dan lapangan olahraga.
    Selama kurang lebih 1 tahun ke depan, sebanyak 25 siswa SMP dan 25 siswa SMA akan menempuh pendidikannya masing-masing dengan konsep boarding school. Pendidikan para siswa akan dilanjutkan ke lokasi baru di Mondokan, Sragen setelah proses pembangunan selesai.
    Ipan Sobirin (16) mengungkapkan kegembiraannya saat bisa kembali bersekolah di jenjang SMA. Kenginginannya menjadi seorang notaris mungkin saja bisa tercapai.
    Ipan dulunya adalah siswa kelas 10 MAN 2 Sragen. Ia berhenti setelah 4 bulan bersekolah karena tidak memiliki alat tranaportasi dan tidak sanggup membayar SPP.
    “Jadi saya hanya 4 bulan sekolah dan tidak sekolah beberapa minggu lalu didaftarkan ke sini oleh pihak kecamatan,” kata dia.
    Saat MPLS diselenggarakan, dikala para siswa lain ditemani ayah dan ibunya, Ipan diantarkan oleh seorang pegawai kecamatan bernama Lala.
    Kedua orang tuanya tak bisa mengantarkan Ipan ke sekolah barunya karena alasan masing-masing.
    Pengalaman berbeda diungkapkan Ega Elfiyana Pramesti (16). Ia berhenti menempuh jalur pendidikan formal saat kelas 8.
    “Udah gak sekolah sejak 2024. SMP kelas 8. Dulu pesantren, terus keluar, kerja. Ada
    sekolah rakyat
    mau cari ijazah mau ngejar cita-cita,” bebernya.
    Ega yang bercita-cita sebagai pramugari itu mengatakan, saat keluar dari pondok tak langsung melanjutkan ke sekolah biasa karena terpengaruh teman.
    Ia justru memilih bekerja sebagai buruh pabrik konveksi. Sedangkan kedua orangtuanya sehari-hari bekerja sebagai kuli.
    “Kan temenku juga keluar udah dapat kerja juga. Terus aku ikut kerja. Bentar cuma 5 bulan,” terangnya.
    “Misalnya baris berbaris, kegiatan kedisiplinan. Karena di sini 24 jam ada tata tertib setiap tempatnya,” katanya.
    Sementara proses pembelajaran akademik akan dimulai minggu depan dengan jadwal Senin – Jumat. Sementara Sabtu dan Minggu akan diberikan tambahan berupa pendidikan karakter.
    Proses pembelajaran akademik baru akan dilakulan setelah dalam 3 minggu ke depan. MPLS dilaksanakan selama 2 minggu dilanjutkan dengan evaluasi.
    Giyatno memaparkan, dalam hitungan kalender akademik, proses pembelajaran di SRT 78 terlambat. Namun demikian, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak Kemenkes terkait kurikulum sehingga bisa selaras dengan kurikulum yang ada di sekolah-sekolah umum.
    “Pada prinsipnya semester 1 tetap dijalankan. Walau waktunya pendek. Nanti tanggal 30 Desember 2025 harus rapot sama seperti regular,” paparnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Biskuit Dicampur Tepung dan Gula hingga Gizi Hilang

    Biskuit Dicampur Tepung dan Gula hingga Gizi Hilang

    GELORA.CO –  Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah melaksanakan ekspose atau gelar perkara terkait penyelidikan dugaan korupsi pengadaan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk balita dan ibu hamil di Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu mengatakan bahwa gelar perkara tersebut telah dilakukan. 

    Namun, ia menyatakan masih ada beberapa hal yang perlu dilengkapi oleh tim penyelidik sebelum kasus ini dapat ditingkatkan statusnya ke tahap penyidikan.

    “Terakhir sudah kita ekspose berkait dengan makan tambahan itu, masih ada yang perlu kita lengkapi lagi di situ dari makanan tambahan,” kata Asep Guntur di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (10/11/2025).

    Asep menjelaskan, salah satu fokus utama KPK saat ini adalah mendapatkan barang bukti fisik berupa sampel biskuit dari pengadaan tersebut. Sampel ini sangat krusial untuk menguji kandungan gizi yang sebenarnya di laboratorium.

    “Kita sekarang itu juga sedang mau nyari barangnya (sampel biskuit), karena kita harus cek juga tuh kandungannya,” ujar Asep.

    “Itu yang sedang kita carikan saat ini, sedang kita carikan sampelnya, mudah-mudahan ada sampelnya nanti akan kita uji juga,” tambahnya.

    Asep membeberkan, dugaan modus korupsi dalam kasus ini adalah pengurangan komponen gizi utama dalam biskuit yang bernilai paling mahal. Komponen ini ia istilahkan sebagai “pertamax”, yang merujuk pada campuran vitamin dan protein (premiks).

    “Kalau dari jumlah nutrisi yang ada, itu kan ada ‘pertamax’. Jadi itu kandungan vitamin dan proteinnya ada di situ dan itu yang paling mahal,” jelas Asep.

    KPK menduga campuran bergizi tinggi itu dikurangi secara drastis, atau bahkan dihilangkan sama sekali. Untuk memenuhi volume produksi, adonan biskuit kemudian diperbanyak dengan bahan yang jauh lebih murah seperti tepung dan gula.

    Akibatnya, biskuit yang seharusnya berfungsi menekan angka stunting kehilangan nutrisi esensialnya.”Nah ketika campuran itu dikurangi, apalagi mungkin dihilangkan, yang ada tinggal tepung dan gula. Ini tidak akan berpengaruh terhadap kesehatan dari balita, tetap akan stunting ya tetap stunting, seperti itu, karena kandungan gizinya tidak ada,” kata Asep.

    Asep menyebut saat ini KPK baru memegang bukti tertulis mengenai komposisi yang seharusnya ada di dalam adonan bukan bukti fisik biskuitnya. “Yang ada memang saat ini adalah kandungan itu secara tertulis,” sebutnya.

    Perkembangan ini menunjukkan bahwa meskipun pada September 2025 lalu kasus ini disebut siap naik ke penyidikan, hasil gelar perkara terbaru menyoroti perlunya kelengkapan bukti uji laboratorium sebelum KPK dapat melangkah lebih jauh, termasuk menentukan apakah akan menggunakan sprindik umum (tanpa tersangka) seperti yang direncanakan sebelumnya.

    Sebelumnya, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes RI, Aji Muhawarman buka suara terkait kasus korupsi makanan tambahan balita dan ibu hamil. Menurut Aji kasus dugaan korupsi tersebut tidak terjadi di era Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

    “Kasus terjadi pada periode tahun 2016-2020, sebelum era kepemimpinan Menkes Budi Sadikin. Kami menghargai dan menyerahkan proses penyelidikan kasus t​ersebut yang dilakukan sesuai kewenangan KPK,” tutur Aji.

    Diketahui, Menteri Kesehatan periode tahun 2016 hingga 2020 ada dua yang menjabat. Pertama Nila Moeloek sebagai Menteri Kesehatan periode 27 Oktober 2014 hingga 20 Oktober 2019. Berikutnya ada Menkes Terawan Agus Putranto yang menjabat periode 23 Oktober 2019 dan 23 Desember 2020.

    Kemenkes lanjut Aji juga telah melakukan pengawasan terhadap dugaan kasus tersebut dan sudah melaporkan hasilnya ke KPK untuk dilakukan perbaikan tata kelola dan kepatuhan terhadap regulasi.

    Kemenkes pun siap untuk menerima konsekuensi hukum jika memang terbukti bersalah dan menyerahkan semua hasil penyelidikan kepada pihak berwenang.

    “Jika memang terbukti ada pelanggaran hukum, tentu harus mengikuti proses penindakan hukum lebih lanjut,” ujar Aji.

  • Telkomsat dan Raksasa Abu Dhabi Jajaki Pengembangan Layanan Satelit Berbasis AI

    Telkomsat dan Raksasa Abu Dhabi Jajaki Pengembangan Layanan Satelit Berbasis AI

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat) tengah menjalin komunikasi dengan perusahaan Abu Dhabi, Space42, untuk mengeksplorasi pengembangan layanan satelit dengan sentuhan kecerdasan buatan (AI). 

    Dilansir dari Arabian Busines, Space42 merupakan perusahaan teknologi yang berfokus pada layanan dan inovasi di sektor satelit, geospatial analytics, AI, dan komunikasi berbasis ruang angkasa. Perusahaan ini lahir dari penggabungan Yahsat dan Bayanat, menciptakan entitas baru yang menjadi pemimpin dalam observasi bumi, konektivitas non-terestrial, dan platform AI geospasial untuk berbagai industri.

    Space42 memiliki layanan data dan layanan observasi bumi beresolusi tinggi melalui satelit, termasuk Synthetic Aperture Radar (SAR) untuk aplikasi sipil, lingkungan, dan pertahanan. Perusahaan juga fokus pada pengembangan dan manajemen High-Altitude Platform Station (HAPS) serta mobile connectivity berbasis ruang angkasa.

    Sekadar infomasi, Space42 saat ini menjadi mitra utama dalam penyediaan konektivitas aman untuk kawasan UAE dan mendukung pengembangan smart city serta autonomous mobility

    VP Corporate Secretary Telkomsat Fino Arfiantono mengatakan perusahaan tengah berkomunikasi untuk bersinergi menggabungkan kapabilitas dan kapasitas satelit Telkomsat dengan Space42 yang sudah memiliki reputasi global untuk inovasi layanan satelit terkait AI dan geospasial. 

    “Jadi bukan membangun satelit baru, tapi lebih ke arah pengayaan dan pengembangan layanan satelit eksisting,” kata Fino kepada Bisnis, Senin (10/11/2025)

    Fino berharap dengan menggabungkan kedua kekuatan, banyak peluang dan layanan satelit baru yang bisa dikembangkan dan bisa lebih bermanfaat baik bagi Indonesia maupun secara bisnis bagi Telkomsat.

    Dia belum dapat memberitahu mengenai target implementasi kolaborasi keduanya karena saat ini masih dalam tahap pembahasan. “Masih eksploratif dan sinergis,  Jadi akan bersifat jangka panjang. Diskusi-diskusinya sudah berlangsung,” kata Fino. 

    Sebelumnya, Telkomsat menjalin kerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes)  mengimplementasikan AI Telehealth Gateway.

    AI Telehealth Gateway adalah solusi yang nmemadukan konektivitas satelit berkeandalan tinggi, layanan telehealth, dan kecerdasan artifisial untuk mempercepat konsultasi jarak jauh, memperkuat proses rujukan berbasis data, serta menghadirkan analitik kesehatan yang akurat, khususnya di wilayah yang belum terjangkau jaringan terestrial.

    Kolaborasi ini melanjutkan langkah sinergis Telkomsat yang sebelumnya dituangkan dalam nota kesepahaman bersama dengan beberapa Pemerintah Provinsi dengan harapan konektivitas satelit, telehealth, dan AI menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat di daerah masing-masing.

    Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono mengatakan teknologi berperan penting dalam mentransformasi teknologi dan layanan kesehatan, dan hal ini sejalan dengan program kementerian kesehatan. 

    “Teknologi bukan hanya milik kota besar, tapi untuk semuanya. Kolaborasi ini agar dikawal bersama, dan selanjutnya bisa dievaluasi dan dikembangkan,” kata Dante, dikutip Kamis (23/10/2025).

  • Kematian Jantung Mendadak Makin Banyak Terjadi di Usia 30-an, Inikah Pemicunya?

    Kematian Jantung Mendadak Makin Banyak Terjadi di Usia 30-an, Inikah Pemicunya?

    Jakarta

    Sudden cardiac death (SCD) atau kematian henti jantung mendadak kini mulai ‘menghantui’ orang-orang di usia dewasa muda. Mereka di bawah umur 40 tahun atau 30-an kini lebih berisiko mengalami henti jantung.

    Spesialis jantung dan pembuluh darah Braveheart – Brawijaya Hospital Saharjo, Dr dr M Yamin SpJP(K) SpPD, FACC, FSCAI, FAPHRS, FHRS kematian akibat henti jantung atau sudden cardiac death (SCD) dibagi menjadi dua kelompok umur.

    SCD di Bawah Usia 35 Tahun

    Menurut dr Yamin, pembagian kelompok umur ini penting untuk bisa mengetahui apa penyebab dari SCD itu sendiri.

    “Kalau dia di bawah 35 tahun (SCD), umumnya itu penyebabnya kelainan genetik. Bisa kelainan ion jantungnya, bisa kelainan genetik pada ototnya,” kata dr Yamin saat ditemui di acara BraveTalk ‘Basif Life Support & Sudden Cardiac Death’ di Jakarta Selatan, Minggu (9/11/2025).

    “Pada orang-orang muda yang mati mendadak itu paling sering itu ada namanya channelopathy. Jadi kanal ion yang ngatur listrik jantung kita itu mengalami kelainan, terjadilah konslet,” sambungnya.

    dr Yamin melanjutkan penyebab lainnya adalah kelainan otot jantung, dari kecil ototnya sudah tebal atau kardiomiopati hipertrofik (HCM)

    “Yang ketiga bisa karena anatomi urat koroner jantungnya, letaknya tidak normal, sehingga waktu datang kontraksi itu kejepit,” katanya.

    SCD di Atas 35 Tahun

    Pada usia ini, dr Yamin mengatakan SCD akan berkaitan dengan penyakit jantung koroner (PJK), kondisi di mana pembuluh darah arteri koroner tersumbat atau menyempit, sehingga mengurangi pasokan darah dan oksigen ke otot jantung

    “Faktor risikonya ada yang tradisional: gemuk, merokok, darah tinggi, kencing manis, kemudian kolesterol. Lalu mager, obesitas, dan stres. Tapi itu kan bisa dikendalikan,” katanya.

    “Makannya tren penyakit jantung koroner ini menurun di bahwa usia 40 tahun, dulu rata-rata di atas 40 tahun. Lifestyle sangat berpengaruh,” tutupnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Kemenkes Gelar ASEAN Car Free Day, Kenalkan Gaya Hidup Sehat di CFD”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/up)

  • Di Depan Trump, Menkes AS Puji Inovasi Sistem Kesehatan RI

    Di Depan Trump, Menkes AS Puji Inovasi Sistem Kesehatan RI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Di depan Presiden Donald Trump dalam sebuah konferensi pers, Menteri Kesehatan Amerika Serikat Robert F. Kennedy Jr. memuji kemajuan sistem kesehatan yang ada di Indonesia.

    Pria yang akrab di sapa RFK itu mengatakan bahwa ada dua inovasi besar yang dilakukan Indonesia hingga sukses meningkatkan kualitas kesehatan warganya.

    RFK mengatakan hal ini dalam acara “Making Health Technology Great” di Gedung Putih pada 30 Juli lalu. Ia mengatakannya usai bertemu dengan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin pada April lalu.

    “Sekitar tiga minggu yang lalu, saya bertemu dengan menteri kesehatan Indonesia. Indonesia hari ini dianggap sebagai bangsa dengan perkembangan tertinggi di muka bumi,” kata RFK di hadapan Trump, dikutip dari video di YouTube Forbes, Sabtu (8/11/2025).

    “Sejak tahun 1990, mereka telah meningkatkan usia (harapan hidup) perempuan sebesar delapan tahun dan laki-laki sebesar sembilan tahun. Tidak ada negara lain yang memiliki catatan seperti itu,” lanjutnya.

    RFK menjelaskan inovasi pertama yang memungkinkan Indonesia mencapai hasil luar biasa tersebut yaitu kebijakan yang mendorong masyarakat untuk tidak mengonsumsi makanan olahan.

    Di Indonesia, kata dia, masyarakat tak dibolehkan makan makanan olahan dan akan ‘dihukum’ bila mengonsumsinya.

    “Anda dibayar untuk tidak mengonsumsi makanan olahan dan ‘dihukum’ karena makan makanan olahan,” ujarnya.

    Selanjutnya, ada sistem informasi digital yang memungkinkan masyarakat memantau catatan kesehatan masing-masing.

    Ia menilai, sistem ini benar-benar mengubah Indonesia karena selain memudahkan warga, juga memudahkan tenaga kesehatan (nakes) memberikan layanan kesehatan terbaik dan tepat.

    “Dia (Menkes Budi) menunjukkan aplikasi yang digunakan di Indonesia, di mana setiap orang punya catatan kesehatan seperti tinggi badan, berat badan, golongan darah, BMI, rekam jantung, diabetes, kolesterol, serta catatan kesehatan lain,” kata RFK.

    “Jika seseorang pergi ke dokter di kota lain, mereka tidak perlu melakukan seperti yang kita lakukan di sini, yakni duduk dengan clipboard dan mesin faks untuk memperoleh catatan kesehatan pasien. Semua itu sudah tersedia dan itu memungkinkan tenaga kesehatan memberikan pengobatan yang lebih baik,” imbuhnya.

    Lebih lanjut, RFK juga mengatakan ada aplikasi di Indonesia yang mirip dengan Yuka milik Prancis, yang memberikan individu sejumlah pilihan makanan sehat saat mendatangi toko.

    “Jika Anda memiliki catatan medis, Anda bisa mendapatkan rekomendasi yang dipersonalisasi dan aplikasi itu juga akan memberi Anda saran mengenai alternatif yang lebih baik,” ucapnya.

    Diketahui pada April lalu, Menkes Budi bertemu RFK di Washington DC. Dalam pertemuan tersebut, kedua Menteri Kesehatan berbagi pandangan mengenai kebijakan dan sistem kesehatan yang tengah dijalankan, serta strategi untuk meningkatkan layanan kesehatan di masing-masing negara.

    Budi saat itu menjelaskan soal program Cek Kesehatan Gratis yang sedang dilakukan di Indonesia.

    Program ini bertujuan mengendalikan faktor risiko, mendeteksi penyakit sejak dini, beserta memberikan pengobatan yang lebih cepat. Pada kesempatan tersebut, Budi turut memperkenalkan sistem informasi digital RI yang dirancang untuk mendukung pelaksanaan program tersebut.

    (haa/haa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Survei Ungkap Banyak Pasangan yang Sakit Bertingkah seperti Anak Kecil

    Survei Ungkap Banyak Pasangan yang Sakit Bertingkah seperti Anak Kecil

    Jakarta

    Bagi sebagian orang, merawat pasangan yang sedang sakit terasa seperti merawat anak kecil yang sudah dewasa. Hal ini juga dibuktikan dalam penelitian.

    Dikutip dari laman Newsweek, menurut survei terbaru yang dilakukan oleh Talker Research, 1 dari 3 orang Amerika menggambarkan pasangan mereka sebagai ‘bayi’ saat sedang sakit. Penelitian yang dilakukan antara 5 dan 9 Desember 2024 ini melibatkan lebih dari 900 orang yang tinggal bersama pasangan. Meeka juga mengungkap ciri-ciri umum dari pasangan yang sakit selain bersikap seperti anak kecil.

    Seperempat pasangan dicap keras kepala, diikuti oleh 23 persen dianggap dramatis, dan 22 persen tidak mau mengakui mereka sakit sama sekali.

    Musim dingin yang terjadi memang menyebabkan banyak orang sakit. Responden survei mengatakan bahwa mereka benar-benar sehat hanya selama 16 hari dalam rata-rata bulan musim dingin.

    Meski gejala seperti kurang berenergi, batuk, dan sakit tenggorokan umum dirasakan, banyak orang juga melaporkan efek samping yang tidak terduga, seperti lupa waktu, bertengkar dengan orang terkasih, bahkan salah menaruh barang.

    “Musim dingin adalah masa yang sulit dan seringkali sibuk, jadi merasa kurang bugar bisa sangat mengganggu kita,” kata Marcela Kanalos, juru bicara Zipfizz, yang menugaskan survei tersebut.

    “Hal itu berdampak pada suasana hati, energi, dan kenikmatan hidup kita secara keseluruhan,” tambahnya.

    Saat sakit, kebanyakan orang mencari cara pemulihan yang sudah terbukti ampuh, seperti istirahat, menjaga hidrasi, atau minum obat. Survei tersebut juga mengungkap beberapa hal yang tidak biasa yang dilakukan orang-orang saat melawan pilek dan flu. Hal-hal seperti lupa menjemput anak dari sekolah, memakai sepatu yang tidak serasi, dan ttidak sengaja membuang ponsel ke tempat sampah menadi beberapa kesalahan yang diakui responden.

    Mereka yang sakit juga cenderung menyebutkan kondisi yang dirasakan setidaknya beberapa kali sehari hingga mereka sehat sepenuhnya. Survei menemukan, pria dan wanita mengeluh tentang penyakit pada tingkat yang hampir sama.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video Kemenkes: 6,7 Juta Penduduk Indonesia Terinfeksi Hepatitis B”
    [Gambas:Video 20detik]
    (elk/elk)

  • Pemerintah Wacanakan Sertifikasi Influencer, Dokter Konten Kreator: Kita Perlahan Kehilangan Esensi Demokrasi…

    Pemerintah Wacanakan Sertifikasi Influencer, Dokter Konten Kreator: Kita Perlahan Kehilangan Esensi Demokrasi…

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Dokter Kandungan Siloam Hospiatls Asri, Dokter Yohan Pamuji Marbun menanyakan rencana pemerintah. Terkait wacana sertifikasi influencer atau konten kreator.

    “Sudah ada kabar bahwa pemerintah bakal mencanangkan, konten kreator wajib punya sertifikat sesuai bidangnya,” kata dokter yang juga konten kreator edukasi kesehatan itu, dikutip dari akun Threads pribadinya, Sabtu (8/11/2025).

    Dia menanyakan peneapan wacana tersebut. Misalnya jika konten kreatornya adalah seorang dokter yamh punya Surat Tanda Registrasi alias STR.

    “Pertanyaan: Apakah seorang dokter yang resmi punya STR kemenkes dan terdaftar resmi di KKI wajib membuat serifikat lagi untuk konten edukasi kesehatan dan kedokteran sesuai di bidangnya?” ujarnya.

    “Trus penguji? Dari Kolegium kah? Organisasi Profesi?” tambah Yohan.

    TIdak hanya itu, dia juga menanyakan kompetensi yang memberi penilaian. Termasuk untuk profesi lain.

    “Kalo hanya dari organisasi khusus, bagaimana kita tau bahwa mereka sendiri kompeten dalam menilai kita dokter? Terus bagaimana dari profesi lain? Sesuai?” ucapnya.

    Baginya, wacana tersebut perlu dipertanyakan. Karena berpotensi mengekang kebebasan berekspresi.

    “Gagasan sertifikasi bagi content creator tampak tertib, namun berpotensi mengekang kebebasan berekspresi,” imbuhnya.

    Baginya, ruang digital tumbuh karena keragaman. Bukan karena izin berbicara.

    “Masyarakat kini cukup cerdas menilai mana informasi bernilai dan mana yang menyesatkan,” ujarnya.

    Dia khawatir kebebasan berbicara dibatasi jika suara harus punya pakai sertifikat.