Kementrian Lembaga: Kemenkes

  • Duh! Banyak Warga +62 Beli Antibiotik di Warung Tanpa Resep Dokter

    Duh! Banyak Warga +62 Beli Antibiotik di Warung Tanpa Resep Dokter

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) memprediksi angka kematian akibat resistensi antimikroba (AMR) bakal meningkat berkali-kali lipat pada 2050. Kemenkes memprediksi, jumlah kematian akibat AMR pada 2050 capai 10 juta orang.

    Resistensi antimikroba diartikan sebagai obat yang tak lagi efektif menangani sejumlah infeksi akibat bakteri hingga jamur. Resistensi antimikroba juga dipicu akibat asal mengonsumsi antibiotik tanpa resep dokter.

    Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan Kemenkes RI Lucia Rizka Andalusia mengatakan sebanyak 22,1 persen masyarakat Indonesia menggunakan antibiotik oral, baik berbentuk tablet maupun sirup dalam satu tahun terakhir.

    Dari total tersebut, 41 persen di antaranya memperoleh antibiotik tanpa resep. Hal ini tentunya sangat berbahaya lantaran bisa memicu resistensi atau kebal antibiotik.

    “Nah, ini merupakan tantangan buat kami, Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan, untuk menertibkan pendistribusian antimikroba di sarana pelayanan kesehatan, secara khususnya adalah di apotek,” katanya saat ditemui di kantor Kemenkes RI, Kamis (21/11/2024).

    Lucia mengatakan sebanyak 18 provinsi di Indonesia memiliki proporsi antibiotik oral tanpa resep dokter di atas rata-rata nasional (41 persen). Di antaranya:

    Maluku UtaraSulawesi TengahMalukuKalimantan SelatanSulawesi SelatanKalimantan TengahSulawesi TenggaraGorontaloSulawesi UtaraNusa Tenggara TimurNusa Tenggara BaratSulawesi BaratBengkuluJawa TimurSumatera SelatanPapua Barat DayaKep Bangka BelitungPapua Barat

    Tak hanya itu, Lucia juga menyebut lebih dari 60 persen masyarakat Indonesia mendapatkan antibiotik tanpa resep di apotek atau toko obat berizin. Termasuk dari pembelian online. Berikut datanya.

    Pembelian antibiotik di apotek dan toko obat berizin: 61,3 persenWarung: 22,2 persenPraktik mandiri (non-dokter): 9,3 persenRS, klinik, puskesmas, praktik mandiri dokter: 4,3 persenPembelian orang lain: 2,8 persenPembelian online: 1 persen.

    (suc/kna)

  • Kemenkes Masih Tangguhkan PPDS Penyakit Dalam FK Unsrat Imbas Bullying-Pungli

    Kemenkes Masih Tangguhkan PPDS Penyakit Dalam FK Unsrat Imbas Bullying-Pungli

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan RI pada bulan Oktober lalu menyetop sementara kegiatan prodi ilmu penyakit dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) di RSUP Prof Dr dr R D Kandou. Hal tersebut dilakukan buntut temuan kasus bullying atau perundungan.

    Sedikitnya ada tiga pertimbangan di balik pemberhentian sementara FK Unsrat, termasuk pemungutan uang di luar biaya pendidikan. Perundungan dilakukan peserta PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) senior kepada junior.

    Kapan dibuka kembali?

    Direktur Jenderal Kesehatan Lanjutan Kemenkes RI Azhar Jaya mengatakan pada prinsipnya prodi ilmu penyakit dalam di FK Unsrat bakal dibuka kembali tergantung dari universitas tersebut.

    Hal ini dikarenakan sampai saat ini FK Unsrat belum memberi nama-nama senior yang melakukan perundungan.

    “Memang tidak semuanya, istilahnya (prodi) penyakit dalam di Unsrat bersalah, tetapi saya minta mereka memberikan nama-nama senior-senior yang melakukan perundungan untuk kami berikan hukuman yang sesuai porsinya,” imbuhnya saat ditemui di kantor Kemenkes, Kamis (21/11/2024).

    Sehingga prodi ilmu penyakit dalam di FK Unsrat, kata Azhar, masih ditutup sementara.

    “Sampai saat ini saya belum dapat nama-namanya dari mereka, sehingga saya belum buka,” katanya lagi.

    “Tapi kalau misalnya mereka sudah menyerahkan nama-namanya, yang senior-seniornya siapa, yang melakukan pembelian atau melakukan pemerasan, ya tentu kita buka lagi,” imbuhnya lagi.

    (suc/kna)

  • Kemenkes Imbau untuk Kurangi Paparan Polusi Udara

    Kemenkes Imbau untuk Kurangi Paparan Polusi Udara

    Jakarta – Polusi udara menjadi penyebab utama terjadinya penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Kemenkes imbau agar warga menggunakan transportasi umum dan ramah lingkungan hingga mengedukasi masyarakat terkait indeks kualitas udara melalui aplikasi Satu Sehat.

    (/)

  • Pemerintah Punya Dana Rp 40 T Buat Poles Layanan Kesehatan di RI

    Pemerintah Punya Dana Rp 40 T Buat Poles Layanan Kesehatan di RI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Azhar Jaya mengungkap bahwa pemerintah telah menyiapkan dana cukup besar untuk meningkatkan layanan kesehatan di masyarakat.

    Setidaknya menurut Azhar, Kemenkes bersama Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah menyiapkan dana investasi hingga Rp 40 triliun untuk membangun sarana dan prasarana kesehatan di daerah.

    “Jadi ini program kesinambungan dari Pak Jokowi ke Pak Prabowo. Kemenkes dan Bappenas, sudah siapkan dana Rp 40 triliun untuk bangun sarana dan prasarana kesehatan,” kata Azhar dalam Road To CNBC Awards ‘Best Healthcare’, Rabu, (20/11/2024).

    Lebih lanjut kata Azhar, dalam membangun sarana dan prasarana kesehatan, pihaknya telah mempunyai standar khusus, agar masyarakat bisa nyaman dengan pelayanan kesehatan di dalam negeri.

    Bahkan untuk pembangunan rumah sakit (RS), akan dibangun sebagus mungkin agar pihak swasta bisa mengikuti upaya yang telah dilakukan Pemerintah. Dengan begitu fasilitas dan layanan RS di Indonesia ke depan bisa lebih baik lagi dan masyarakat tidak berobat ke luar negeri.

    “Kalau pemerintah sudah bagus (bangun RS), swasta akan ikut bangun lebih tinggi lagi,” ungkap Azhar.

    Selain itu dalam memudahkan layanan kesehatan di pelosok, Pemerintah juga berencana membangun 66 RS tipe C. Pembangunan ini diharapkan bisa rampung dalam kurun waktu 2 tahun.

    “Prabowo sudah tetapkan dalam Asta Cita akan bangun RS tipe D, jadi tipe C di pelosok. Prabowo sudah instruksi ke Kemenkes buat 66 RS dan selesai dalam 2 tahun,” jelasnya.

    (dpu/dpu)

  • Banyak Masyarakat RI Berobat Ke Luar Negeri, Ini Kata Kemenkes

    Banyak Masyarakat RI Berobat Ke Luar Negeri, Ini Kata Kemenkes

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Azhar Jaya mengungkapkan ada beberapa alasan yang membuat masyarakat memilih berobat ke luar negeri dibandingkan di tanah air. Berdasarkan data-data yang ada, sekitar 1,2 juta turis melakukan wisata kesehatan ke Malaysia, termasuk dari Indonesia.

    “Alasannya ada beberapa hal, tarif yang bersaing dengan Singapura, budaya dan bahasa yang hampir sama dengan kita. Ini yang kami cermati juga,” kata dia dalam Road to CNBC Indonesia Awards 2024, Rabu (20/11/2024).

    Kemenkes pun tidak tinggal diam, ada beberapa strategi yang disusun untuk membuat masyarakat memilih berobat di dalam negeri saja. Salah satunya adalah meningkatkan jumlah SDM ang berkualitas, mulai dari dokter umum hingga spesialis.

    “Kami usaha tingkatkan dokter, produksi banyak dan cukupi kekurangan, kami juga bantu dikti, soal hospital base, pendidikan spesialis bisa nambah dan nambal kekurangan yang ada,” ujarnya.

    Dari sisi sarana dan prasarana, Kemenkes juga membangun dan meningkatkan standar rumah sakit yang ada, salah staunya dengan menggandeng pihak swasta. Menurutnya saat ini Kemenkes telah banyak melakukan pembaruan gedung-gedung rumah sakit yang telah diresmikan. Dalam Asta Cita juga mengamanatkan akan membangun RS tipe D jadi tipe C di pelosok dengan program yang bagus.

    Dia menyebut ada sekitar 66 rumah sakit yang diinstruksikan ke Kemenkes dan akan selesai dalam 2 tahun ke depan. Selain itu ada juga kerja sama dengan RS ternama yang akan tepusat di KEK Bali, dan menarik wisata kesehatan.

    (rah/rah)

  • Video: Masyarakat Pilih Berobat ke LN, Pemerintah Lakukan Ini

    Video: Masyarakat Pilih Berobat ke LN, Pemerintah Lakukan Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Salah satu tantangan industri Kesehatan Indonesia adalah masih banyaknya masyarakat yang memilih berobat ke luar negeri. Hal inipun menjai PR bagi pemerintahan Prabowo-Gibran agar masyarakat percaya dengan pengobatan di dalam negeri

    Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes Azhar Jaya menuturkan sekitar 1,2 juta orang wisata medis ke Malaysia dan 50% nya adalah warga RI. Untuk menarik minat warga terhadap Kesehatan dalam negeri, pemerintah sudah menyusun sejumlah strategi mulai dari peningkatan SDM hingga standarisasi sarana-prasarana rumah sakit. Selain itu, pemerintah juga menjajaki kerja sama dengan rumah sakit dari luar negeri melalui pengembangan Kawasan ekonomi Kesehatan (KEK).

    Selengkapnya saksikan dialog Anneke Wijaya bersama Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes Azhar Jaya di Program Road to CNBC Indonesia Awards, Rabu (20/11/2024).

  • 6 Fakta Misteri Mahasiswa ITB Asal Jakarta Tewas Loncat dari Lantai 27 Apartemen, Ada Benda di Saku

    6 Fakta Misteri Mahasiswa ITB Asal Jakarta Tewas Loncat dari Lantai 27 Apartemen, Ada Benda di Saku

    TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA –  Simak enam fakta misteri mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) berinisial JAA yang tewas setelah loncat dari lantai 27 apartemen Pinewood di Desa Cikeruh, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Selasa (19/11/2024).

    Polisi hingga kini masih menyelidiki motif di balik aksi nekat mahasiswa tersebut loncat dari lantai 27 apartemen tersebut sekira pukul 07.30 WIB.

    Pria kelahiran 2006 itu tinggal sendirian di apartemen tersebut.

    TribunJakarta merangkum sejumlah fakta mengenai kasus tersebut:

    1. Warga Jakarta

    Korban bernama Joshua Angelo Arphan  (18), warga asal  Kelurahan Gunung Sahari Selatan, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat. 

    Dia berkuliah dengan konsentrasi teknik lingkungan di Institut Teknologi Bandung di Jatinangor.  

    Jasad korban sudah dibawa ke RS Sartika Asih, Kota Bandung. 

    2. Polisi Hubungi Keluarga Korban

    Kasatreskrim Polres Sumedang, AKP Uyun Saeful Uyun mengatakan, pihaknya teleh menelpon ke Jakarta di mana orang tua JAA tinggal. 

    “Sudah dihubungi dan diberitahukan kejadian ini. Kemudian anggota kami juga menghubungi kembali,”

    “Sudah dikomunikasikan lagi, ibunya sudah tahu ada kejadian ini dan meluncur ke Bandung,” katanya. 

    3. Motif Misterius

    Kasatreskrim Polres Sumedang, AKP Uyun Saeful Uyun mengtakan bahwa saksi-saksi sudah diperiksa atas kasus nahas itu.

    Namun menurutnya, soal motif mahasiswa ITB itu loncat dari apartemen lantai 27 itu masih dalam penyelidikan. 

    KLIK SELENGKAPNYA: Teriakan Warga Terdengar Saat Proses Rekonstruksi Kasus Gadis Penjual gorengan Nia Kurnia Sari. Aksi Keji IS alias In Dragon Terkuak

    “Ya tadi pagi mahasiswa (loncat), korbannya laki-laki, dari lantai 27, salah satu mahasiswa universitas negeri di Sumedang,” kata Uyun.

    Polisi telah mengecek CCTV juga, diketahui bahwa mahasiswa itu berjalan pada pukul 03.00 di koridor, naik ke lantai 9. 

    “Hingga ke-27. Di lantai itu tidak terlihat lagi,” katanya. 

    “Belum masih lidik, masih pendalaman. Belum bisa menyimpulkan, insyaallah terjawab secepatnya,” kata Uyun, Rabu (20/11/2024).  

    Banyak tersiar kabar bahwa mahasiswa itu diduga mengakhiri hidup dengan meloncat dari apartemen. 

    Menurut kabar yang beredar, diduga karena yang bersangkutan mengalami tekanan berkaitan dengan nilai ujian di universitas. 

    Namun, polisi mengimbau agar masyarakat tidak membuat provokasi dan tidak terkena provokasi dengan kesimpulan-kesimpulan yang prematur dan tanpa dasar itu. 

    Sebaliknya, kejadian itu harus menjadi pelajaran bahwa dalam hidup bertetangga, di manapun, harus saling kenal. 

    Menurut Uyun, dari pihak ITB sudah mengonfirmasi bahwa karakter JAA selama mengikuti perkuliahan cenderung pendiam. 

    “Kalau sementara ini dari hasil komunikasi, yang berangsangkutan memang pendiam. Kalau soal tertekan karena ujian, kita belum sampai ke sana,” katanya.

    4. Ada Kunci di Saku Celana

    Aparat kepolisian mengevakuasi jenazah mahasiswa Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) Fakultas Teknik Lingkungan yang loncat dari lantai ke-27 apartemen Pinewood di Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Selasa (19/11/2024). Simak enam fakta misteri mahasiswa ITB asal Jakarta berinisial JAA yang tewas usai loncat dari lantai 27 apartemen Pinewood, Sumedang. (Istimewa)

    Polisi saat melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) jatuhnya mahasiswa itu menemukan kunci pada saku celana korban. 

    Pada kunci itu tertera nomor kamar.

    Menurut Kasatreskrim Polres Sumedang, AKP Uyun Saeful Uyun, setelah ditelusuri kepada pihak manajemen, diketahui oleh polisi bahwa apartemen yang dihuni JAA warga Jakarta itu, adalah apartemen yang disewa atas nama orang tuanya. 

    “Setelah dilaksanakan pemeriksaan oleh Inafis Satuan Reskrim Polres Sumedang terhadap korban ditemukan kunci di saku celana korban dengan nomor kamar 935. Tim Inafis lalu memeriksa kamar no. 935 dan ditemukan berupa kartu mahasiswa atas nama JAA. Adapun korban menyewa kamar tersebut atas nama orang tuanya, Ibu C,” kata Kasatreskrim dalam keterangan tertulis. 

    Mahasiswa teknik lingkungan pada salah satu perguruan tinggi negeri di Jatinangor ini diduga loncat dari apartemen itu melalui jendela. 

    5. ITB Beri Pendampingan

    Institut Teknologi Bandung (ITB) akan memberikan pendampingan kepada keluarga Joshua Angelo Arphan.

    Kepala Biro Komunikasi ITB, Naomi Haswanto, menyatakan bahwa kampus akan terus memantau perkembangan penyelidikan kasus ini.

    “Kami sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian Sumedang dan juga keluarga dalam proses penyelidikan penyebab meninggalnya korban,” ujar Naomi dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Rabu (20/11/2024). 

    Ia menambahkan bahwa tim dari ITB turut hadir dalam proses pemeriksaan medis dan akan membantu serta mendampingi pihak berwenang dan keluarga selama proses penyelidikan. 

    Naomi juga menegaskan bahwa ITB akan menghormati privasi keluarga mendiang dan tidak akan mengungkapkan detail peristiwa ini lebih lanjut tanpa persetujuan dari pihak keluarga dan pihak berwenang. 

    Selain itu, seluruh civitas akademika ITB diimbau untuk menjaga kondusivitas, mengingat bahwa polisi sedang menyelidiki kasus ini.

    “Kami juga mengimbau kepada seluruh pihak, termasuk media, untuk menjaga sensitivitas dalam membahas peristiwa ini demi menghormati keluarga mendiang,” ucapnya. 

    “ITB juga menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas berpulangnya Joshua Angelo Arphan. “Kejadian ini meninggalkan duka cita yang mendalam bagi seluruh komunitas ITB,” pungkas Naomi.

    6. Komitmen ITB

    Institusi Teknologi Bandung (ITB) berkomitmen untuk menekan angka kasus bunuh diri di kalangan mahasiswanya melalui serangkaian upaya, termasuk tes psikologi dan layanan konseling. 

    Langkah ini diambil menyusul dugaan kasus bunuh diri yang menimpa Joshua Angelo Arphan,

    Direktur Kemahasiswaan ITB, Dr Prasetyo Adhitama, menjelaskan bahwa setiap tahun, ITB secara rutin melakukan tes psikologi dan menyediakan layanan konseling bagi mahasiswa baru untuk memahami kondisi kesehatan mental mereka.

     “Dari data 2023-2024 saja, sudah lebih dari 2.500 kali layanan yang diberikan kepada para mahasiswa. Hasilnya, sejumlah mahasiswa didiagnosa memiliki kesehatan mental dengan kategori berat dan sangat berat,” ungkapnya dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Rabu (20/11/2024). 

    Prasetyo menambahkan bahwa meskipun persentase mahasiswa yang mengalami masalah kesehatan mental tergolong kecil dibandingkan total jumlah mahasiswa, setiap individu tetap memiliki nilai penting. 

    “Satu mahasiswa pun itu tetap crucial,” tegasnya. 

    Dia menjelaskan bahwa masalah kesehatan mental yang dihadapi mahasiswa sering kali dipicu oleh berbagai faktor, termasuk lingkungan sosial, tekanan akademik, masalah keluarga, dan pertemanan. 

    Beberapa mahasiswa bahkan mengungkapkan bahwa masalah kesehatan mental mereka sudah ada sejak kecil, termasuk sejak di tingkat sekolah dasar hingga menengah atas.

    *) DISCLAIMER:

    Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.

    Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.

    Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan bunuh diri, satu di antaranya adalah menghubungi kesehatan jiwa di rumah sakit terdekat.

    Kontak bantuan

    Bunuh diri bisa terjadi ketika seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.

    Apabila Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.

    Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

    Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling.

    Seperti Kemenkes menyediakan Call Center 24 jam Halo Kemenkes di nomor 1500-567.

    Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id. 

    (TribunJabar/Kompas.com)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Benarkah Kangkung Bisa Bikin Asam Urat?

    Benarkah Kangkung Bisa Bikin Asam Urat?

    Jakarta, Beritasatu.com – Kangkung sering menjadi bahan perdebatan terkait dampaknya terhadap asam urat. Beberapa orang khawatir sayuran ini dapat memicu peningkatan asam urat karena kandungan purinnya. Namun, klaim ini tidak sepenuhnya benar.

    Faktanya, kangkung mengandung purin dalam jumlah yang relatif rendah. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kandungan purin dalam 100 gram kangkung berkisar antara 9 hingga 100 miligram. Angka ini tergolong sedang jika dibandingkan dengan makanan lain yang tinggi purin, seperti daging merah dan seafood.

    Selain itu, kangkung merupakan sayuran yang kaya akan nutrisi dan sering direkomendasikan sebagai bagian dari diet yang sehat, bahkan untuk penderita asam urat.

    Lalu apa saja kandungan nutrisi pada kangkung? Berikut ini penjelasannya.

    1. Kaya akan vitamin A dan C
    Kangkung mengandung sekitar 6.300-6.600 IU vitamin A per 100 gram, yang penting untuk kesehatan mata, menjaga fungsi penglihatan, dan mencegah rabun senja.

    Selain itu, setiap 100 gram kangkung juga mengandung sekitar 13-55 mg vitamin C, yang berfungsi sebagai antioksidan, melindungi tubuh dari radikal bebas, dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi.

    2. Mengandung zat besi
    Kangkung kaya akan zat besi, dengan kandungan sekitar 2,3-3 mg per 100 gram. Zat besi penting untuk pembentukan hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga konsumsi kangkung dapat membantu mencegah anemia, terutama pada wanita hamil dan anak-anak yang rentan.

    3. Mengandung serat
    Kangkung mengandung sekitar 1,0-2,1 gram serat per 100 gram. Serat berperan penting dalam menjaga kesehatan pencernaan, melancarkan proses pencernaan, dan mencegah sembelit. Serat juga dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah.

    4. Kalsium
    Kandungan kalsium dalam kangkung berkisar antara 50-77 mg per 100 gram. Kalsium penting untuk kesehatan tulang dan gigi, serta mendukung pembekuan darah dan fungsi otot. Mengonsumsi kangkung secara rutin dapat membantu menjaga kesehatan tulang dan mencegah osteoporosis.

    Dengan berbagai kandungan nutrisi yang melimpah, kangkung adalah pilihan sayuran yang sangat baik untuk dimasukkan dalam diet sehari-hari.

    Meskipun kangkung tidak termasuk makanan tinggi purin, penting untuk mengonsumsinya dalam jumlah yang wajar dan menghindari pengolahan dengan banyak minyak atau bumbu berlemak, karena hal tersebut dapat meningkatkan risiko penyakit asam urat.

  • KPK Sebut Tersangka Kasus Korupsi APD Beli Pabrik Rp 60 Miliar Baru Dibayar Rp 15 Miliar

    KPK Sebut Tersangka Kasus Korupsi APD Beli Pabrik Rp 60 Miliar Baru Dibayar Rp 15 Miliar

    Jakarta, Beritasatu.com – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebutkan Direktur Utama PT Energi Kita Indonesia, Satrio Wibowo membeli pabrik air minum dalam kemasan senilai Rp 60 miliar pada 2020 lalu. Namun, Satrio yang juga tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan alat pelindung diri (APD) di Kementerian Kesehatan (Kemenkes) itu baru membayar sekitar Rp 15 miliar.

    Ada pun pembayaran itu diduga menggunakan uang yang memiliki keterkaitan dengan kasus pengadaan APD tersebut. Pendalaman lebih lanjut atas dugaan itu masih terus dilakukan tim penyidik KPK.

    “Untuk harga pembelian pabriknya yang disepakati itu Rp 60 miliar. Namun, baru dibayarkan Rp 15 miliar dan sumber uangnya diduga berasal dari tindak pidana korupsi APD tersebut,” kata juru bicara KPK, Tessa Mahardhika, Rabu (20/11/2024).

    Pabrik yang dibeli tersebut berlokasi di Bogor, Jawa Barat. Tessa menyebut, keputusan apakah pabrik itu akan disita atau tidak tergantung dari pertimbangan tim penyidik KPK.

    “Itu tergantung penyidiknya. Kembali lagi apakah nanti akan disita atau mungkin uangnya saja disita, itu nanti dilihat situasi di lapangan seperti apa,” ungkap Tessa.

    Sebelumnya, tim penyidik KPK mendalami dugaan pembelian pabrik air minum dalam kemasan oleh tersangka kasus pengadaan alat pelindung diri (APD) di Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Dugaan ini didalami lewat pemeriksaan satu saksi di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (15/11/2024).

    Dari informasi yang dihimpun, saksi tersebut yakni wiraswasta, Agus Subarkah. Lembaga antikorupsi itu menilai saksi dimaksud memiliki informasi yang dibutuhkan penyidik untuk mendalami pembelian aset oleh tersangka tersebut.

    Para tersangka dalam kasus ini yaitu Dirut PT Permana Putra Mandiri (PPM) Ahmad Taufik (AT), pejabat pembuat komitmen (PPK) pada Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes Budi Sylvana (BS), dan Direktur Utama PT Energi Kita Indonesia (EKI) Satrio Wibowo (SW).

    “Saksi hadir dan didalami terkait dengan dugaan pembelian aset pabrik air minum dalam kemasan yang terletak di wilayah Bogor oleh tersangka SW,” kata Tessa Mahardhika.

    KPK menduga pembelian aset pabrik oleh salah satu tersangka itu memiliki keterkaitan dengan kasus pengadaan APD di Kemenkes dengan sumber dari dana siap pakai (DSP) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada 2020. Pendalaman lebih lanjut masih terus dilakukan oleh tim penyidik.

  • Duh! Kemenkes Prediksi Ada 28,6 Juta Warga RI yang Kena Diabetes di 2045

    Duh! Kemenkes Prediksi Ada 28,6 Juta Warga RI yang Kena Diabetes di 2045

    Jakarta

    Direktur pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan saat ini Indonesia berada di urutan kelima sebagai negara dengan jumlah diabetes tertinggi, diperkirakan mencapai 19,5 juta jiwa.

    Angka tersebut diprediksi akan meningkat tajam mencapai 28,6 juta pada tahun 2045.

    “Tapi itu belum terdiagnosis ataupun kalau sudah terdiagnosis tidak terkontrol dengan baik. Namun ternyata nanti itu akan diperkirakan akan ada 28,6 juta pada tahun 2045,” imbuhnya saat konferensi pers, Selasa (19/11/2024).

    dr Nadia mengatakan apabila tak ada langkah serius hal ini bisa berdampak terhadap cita-cita negara Indonesia menjadi negara maju.

    Bonus demografi yang diharapkan bisa menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat justru akan menjadi beban jika masalah kesehatan, termasuk diabetes, tidak segera ditangani.

    “Kalau kita tidak segera tangani di tahun 2045 generasi SDM emas yang kita impikan bahwa Indonesia akan menjadi salah satu negara maju itu tentunya akan sangat sulit tercapai,” katanya.

    “Jadi bonus demografi yang kita harapkan akan memberikan manfaat untuk seluruh masyarakat kita itu akan tentunya hanya menjadi impian saja,” sambungnya.

    dr Nadia mengatakan penyakit tidak menular, seperti diabetes dapat terjadi akibat sejumlah faktor. Salah satunya dari kebiasaan buruk, seperti merokok, kurang aktivitas fisik, kurang makan buah dan sayur, serta mengonsumsi gula, garam, dan lemak berlebih.

    “Kurang lebih 30 persen atau sepertiga dari masyarakat kita itu sangat berisiko karena melebihi batas konsumsi gula, garam, lemak, yang dianjurkan per hari,” katanya lagi.

    (suc/kna)