Kementrian Lembaga: Kemenkes

  • Kemenkes Ikut Soroti Heboh Duo Bidan di Jogja yang Jual 66 Bayi

    Kemenkes Ikut Soroti Heboh Duo Bidan di Jogja yang Jual 66 Bayi

    Jakarta

    Dua bidan di sebuah tempat bersalin di Tegalrejo, Kota Yogyakarta, melakukan praktik jual beli bayi. Mereka telah menjual 66 bayi sejak 2010 kepada orang lain dengan modus adopsi secara ilegal. Kedua pelaku, yaitu DM (77), yang merupakan bidan sekaligus pemilik rumah bersalin, dan JE (44), bidan yang bekerja di sana.

    Kepala Biro Komunikasi Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI Aji Muhawarman turut prihatin dan menyesalkan kejadian tersebut. Ia mengatakan pihaknya telah menyerahkan kasus tersebut untuk diproses oleh pihak kepolisian.

    “Ya kami menyesalkan kejadian ini. Sebagai tindakan kriminalitas, maka kami serahkan prosesnya ke pihak kepolisian,” katanya saat dihubungi detikcom, Senin (16/12/2024).

    Aji juga mengatakan rumah bersalin dan tenaga kesehatannya umumnya diawasi langsung oleh dinas kesehatan setempat, yang juga memberikan izin operasional dan praktiknya.

    “Pasti mereka akan evaluasi dan berikan tindakan yang seharusnya,” lanjutnya lagi.
    baca juga

    Diberitakan sebelumnya, Polda DIY, Kombes FX Endriadi, mengatakan kasus ini terbongkar setelah polisi menerima laporan adanya perdagangan bayi di salah satu rumah bersalin di Tegalrejo, Kota Yogyakarta.

    “Untuk TKP-nya, ini TKP-nya adalah di daerah Tegalrejo, Kota Yogyakarta, tempat praktik dokter umum dan estetika,” kata Endriadi saat rilis kasus di Mapolda DIY, Sleman, Kamis (12/12/2024), dikutip dari detikJogja.

    Lebih lanjut, Endriadi menjelaskan dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa para tersangka itu telah melakukan penjualan bayi sejak tahun 2010. Bayi-bayi itu dijual ke berbagai daerah di Indonesia.

    Berdasarkan dokumen serah terima di rumah bersalin tersebut diketahui bahwa bayi-bayi itu dijual ke berbagai daerah di Indonesia seperti Papua, NTT, Bali, dan Surabaya.

    “Diketahui dari kegiatan kedua tersangka tersebut, telah mendapatkan data sebanyak 66 bayi yang terdiri dari bayi laki-laki 28 dan bayi perempuan 36. Serta dua bayi tanpa keterangan jenis kelaminnya,” ungkapnya.

    Adapun calon pembeli diminta melakukan pembayaran puluhan juta rupiah.

    “Dengan modus biaya persalinan untuk bayi perempuan kisaran Rp 55 juta hingga Rp 65 juta dan bayi laki-laki Rp 65 juta hingga Rp 85 juta,” Kabid Humas Polda DIY Kombes Nugroho Arianto.

    (suc/kna)

  • RI Masih Butuh Banyak Dokter Spesialis, Lulusan Luar Negeri Pulang Yuk!

    RI Masih Butuh Banyak Dokter Spesialis, Lulusan Luar Negeri Pulang Yuk!

    Jakarta

    Menteri Kesehatan RI (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan saat ini di seluruh dunia, termasuk Indonesia sedang memiliki masalah yang sama terkait kesehatan yakni kekurangan dokter. Menurutnya, saat ini dunia sedang kekurangan sekitar 6,4 juta dokter.

    Kekurangan dokter ini, menurut Menkes Budi paling nyata terlihat adalah di Puskesmas Indonesia. Menurutnya, masih banyak Puskesma di Indonesia yang masih belum memiliki dokter.

    “Sampai sekarang puskesmas itu nggak ada dokternya mungkin 300-an. Terus nggak ada dokter gigi, mungkin 5.000-an puskesmas, itu lebih kacau lagi. Dari 10 ribuan puskesmas, kita sudah hampir 80 tahun merdeka tapi dokter giginya nggak ada,” kata Menkes Budi di Jakarta Selatan, Senin (16/12/2024).

    Saat ini, Kemenkes telah menyerahkan batch pertama Surat Selesai Adaptasi dan STR (Surat Tanda Registrasi) seumur hidup untuk dokter spesialis lulusan kampus luar negeri, mulai dari spesialis penyakit dalam hingga spesialis obstetri dan ginekologi. Menkes Budi berharap para dokter, khususnya spesialis yang ada di luar negeri untuk bisa kembali pulang ke Tanah Air dan ikut membantu memajukan kesehatan Indonesia.

    “Ini sudah 7 yang lulus, dari 32 (dokter spesialis) yang dalam proses. Semoga tahun depan bisa 100 atau 200 dan mereka bisa memviralkan hal ini ke temen-temen dokter diaspora,” katanya.

    “Kan dokter-dokter Indonesia di luar negeri banyak, mungkin ingin balik dan berbakti buat negara karena masyarakat sangat membutuhkan,” sambungnya.

    Selain itu, Kemenkes juga akan menambah pendidikan dokter spesialis berbasis rumah sakit (hospital based). Menurut Menkes Budi akan segera dimulai di akhir tahun 2024.

    “Orang-orang yang masuk ke pendidikan hospital based ini adalah orang-orang yang akan bekerja di daerah-daerah yang memang belum lengkap dokter spesialisnya,” katanya,.

    “Jadi diberikan afirmasi, biar nggak bayar uang sekolah, biaya hidupnya kita tanggung. Tapi mereka harus balik bersama. Sekarang kan Kemenkes yang atur SIP-nya (Surat Izin Praktik), jadi kami bisa atur ke tempat-tempat yang dibutuhkan,” tutupnya.

    (dpy/up)

  • Kecaman Menkes soal Pemukulan Dokter Koas di Palembang

    Kecaman Menkes soal Pemukulan Dokter Koas di Palembang

    Jakarta – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebut kasus pemukulan mahasiswa koas Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya yang viral di Palembang merupakan contoh buruk. Menurutnya, sistem pendidikan spesialis Indonesia harus lebih bernormal.

    (/)

  • Kecaman Menkes soal Pemukulan Dokter Koas di Palembang

    Menkes Tanggapi Heboh Dokter Koas Dianiaya Diduga Perkara Jadwal Piket

    Jakarta

    Seorang sopir di Palembang, Sumatera Selatan, Fadilah alias Datuk (37), menganiaya koas bernama Muhammad Luthfi Hadyhan (22). Pihak kepolisian menyebut bahwa pelaku kesal dengan korban lantaran tidak merespons saat majikannya bertanya.

    Dikutip dari detikSumbagsel Senin (16/12/2024) penganiayaan itu terjadi di sebuah kafe, di Jalan Demang Lebar Daun, Kecamatan Ilir Barat I, Palembang, pada Selasa (10/12/2024) sekitar pukul 16.40 WIB.

    Merespons hal ini, Menteri Kesehatan RI (Menkes) Budi Gunadi Sadikin sangat menyayangkan terkait apa yang terjadi. Menurutnya itu adalah contoh buruk yang terjadi di pendidikan dokter Indonesia.

    “Hal seperti itu kan harusnya nggak terjadi dan itu merupakan satu rangkaian dari termasuk bullying-nya. Orang di-bully jadi nggak suka, dia bales dengan tindakan yang menurut saya sangat tidak benar. Ini carut marut yang harus dibersihkan,” kata Menkes Budi kepada wartawan di Jakarta Selatan, Senin (16/12/2024).

    “Menurut saya harus ada aturan yang jelas bekerja itu seperti apa, aturannya seperti apa, yang boleh apa dan itu harus sesuai dengan regulasi yang ada maupun etika norma yang berlaku,” sambungnya.

    Menkes Budi menegaskan aturan terkait pendidikan kedokteran harus segera diperjelas. Hal ini agar tidak lagi terjadi lagi hal-hal buruk di pendidikan kedokteran Indonesia.

    “Menurut saya ini sama buruknya dengan yang bully di Semarang sampai kemudian itu (meninggal),” katanya.

    “Itu yang harus diberesin supaya sistem pendidikan kedokteran kita, dan sistem pendidikan dokter spesialis kita itu lebih bernorma,” tutupnya.

    Sebelumnya, Direktur Jenderal Kesehatan Lanjutan Kemenkes RI Azhar Jaya mengatakan pihaknya saat ini sudah mempelajari kasus tersebut dan mendorong agar pihak kampus segera mengusutnya.

    “Saya sudah pelajari. Ini yang mesti bergerak adalah FK (Fakultas Kedokteran). Dari pihak RS paling-paling mengembalikan koas tersebut ke FK-nya,” ujar Azhar ketika dihubungi oleh detikcom, Jumat (13/12/2024).

    (dpy/kna)

  • Terima Gelar ‘Pelabuhan Sehat’, Dirut Petrokimia Gresik: Demi Dukung Program Swasembada Pangan – Halaman all

    Terima Gelar ‘Pelabuhan Sehat’, Dirut Petrokimia Gresik: Demi Dukung Program Swasembada Pangan – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia memberikan apresiasi terhadap pengelolaan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) Petrokimia Gresik dengan penghargaan “Pelabuhan Sehat”. 

    Penghargaan diserahkan langsung oleh Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono kepada Senior Vice President (SVP) Pengelolaan Pergudangan dan Pelabuhan Petrokimia Gresik, I Gusti Bagus Manacika mewakili Direktur Utama, Dwi Satriyo Annurogo di Jakarta, baru-baru ini.

    Menanggapi hal tersebut Dwi Satriyo menyampaikan bahwa, pelabuhan merupakan fasilitas penting bagi Petrokimia Gresik yang merupakan perusahaan solusi agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia dalam membantu kelancaran penyaluran pupuk ke seluruh Indonesia. Apalagi negara Indonesia adalah negara kepulauan.

    “Petrokimia Gresik menyampaikan terima kasih atas apresiasi yang diberikan Kementerian Kesehatan. Tentu penghargaan ini akan memotivasi kami untuk terus meningkatkan pengelolaan pelabuhan semakin baik sehingga dapat mendukung program percepatan swasembada pangan nasional sesuai yang diinstruksikan Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto,” ujar Dwi Satriyo dalam pernyataannya yang diterima Tribun, Senin(16/12/2024).

    Adapun penilaian “Pelabuhan Sehat” mencakup banyak aspek, sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 44 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan dan Bandara Udara Sehat. Melalui penghargaan ini, Petrokimia Gresik dinilai telah menjalankan beleid tersebut dengan baik.

    “Penerapan Permenkes 44/2014 sudah menjadi kebutuhan bagi Petrokimia Gresik sebagai salah satu instrumen dalam meningkatkan daya saing usaha. Apalagi Petrokimia Gresik mendapatkan amanah penyaluran pupuk bersubsidi untuk menjaga ketahanan pangan nasional,” ujarnya.

    Adapun aspek kegiatan yang diatur dalam Permenkes tersebut antara lain, penyelenggaraan kesehatan lingkungan; penataan sarana dan fasilitas; peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS); peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3); peningkatan keamanan dan ketertiban; serta inovasi pelabuhan.

    “Khusus inovasi, Petrokimia Gresik juga banyak mengoptimalkan digitalisasi dalam pengelolaan pelabuhan. Diantaranya melalui aplikasi Petro Port, Er-Port, WMS, dan beberapa aplikasi digital lainnya,” ungkap Dwi Satriyo.

    Lebih lanjut ia menjelaskan, untuk mendukung kelancaran distribusi pupuk, Petrokimia Gresik juga menerapkan konsep Green Port. Bahkan, penerapan konsep Green Port pada TUKS Petrokimia Gresik mendapatkan penghargaan dari APEC Ports Service Network (APSN) tahun 2023. 

    Konsep Green Port sendiri menjadikan proses kepelabuhanan Petrokimia Gresik lebih efektif, efisien, dan ramah lingkungan. Sehingga semakin mengoptimalkan Cost Reduction Program yang telah dijalankan perusahaan.

    “Pelabuhan Sehat adalah keniscayaan dalam rangka mendorong kemajuan bisnis perusahaan yang berkelanjutan. Penghargaan ini akan memotivasi kami untuk terus mengelola pelabuhan lebih baik lagi,” pungkas Dwi Satriyo.

     

  • Kekurangan Zat Besi Bisa Hambat Kecerdasan Si Kecil, Masa Sih?

    Kekurangan Zat Besi Bisa Hambat Kecerdasan Si Kecil, Masa Sih?

    Jakarta – Guna memastikan tumbuh kembang anak optimal, orang tua tidak boleh hanya berfokus pada kesehatan fisik. Ayah dan Bunda juga harus memperhatikan pemenuhan nutrisi bagi Si Kecil.

    Salah satu zat gizi yang tidak boleh dilewatkan yaitu zat besi atau iron (Fe). Mirisnya, 1 dari 3 anak Indonesia dilaporkan mengalami anemia karena kekurangan zat besi. Padahal, mineral ini menjadi elemen penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.

    Melansir laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), zat besi memiliki beberapa fungsi krusial. Zat besi memungkinkan sel darah merah membawa oksigen ke seluruh tubuh. Di samping itu, jurnal yang dirilis European Food Safety Association (EFSA) menyebutkan mineral ini juga dibutuhkan dalam pembentukan mielin (selubung saraf), yang berfungsi sebagai penghantar impuls saraf.

    Seperti diketahui, otak manusia terdiri dari miliaran sel saraf. Tanpa mielin, impuls saraf tidak dapat mengalir secara optimal. Mielin bekerja seperti lapisan pelindung dalam sistem listrik, yang memastikan aliran impuls berjalan lancar dan efisien.

    Defisiensi Zat Besi Ganggu Kecerdasan-Hambat Prestasi di Sekolah

    Angka kebutuhan rata-rata zat besi harian berbeda-beda, tergantung dengan tingkatan usia anak. Merujuk pada panduan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), bayi usia 6-12 bulan memerlukan zat besi sebanyak 11 mg per hari. Sedangkan dalam standar angka kecukupan gizi (AKG) yang ditetapkan Kemenkes, anak dengan usia di atas 1 tahun rata-rata membutuhkan asupan zat besi sebanyak 7-10 miligram per hari.

    Adapun remaja berusia di atas 12 tahun perlu memenuhi kebutuhan rata-rata zat besi paling tidak 11-15 miligram per hari. Jika tidak tercukupi, hati-hati anak bisa mengalami defisiensi zat besi. Kondisi ini tentu perlu diwaspadai, sebab kekurangan zat besi yang tidak diatasi bisa mengganggu kesehatan Si Kecil.

    Seperti diketahui, zat besi dibutuhkan untuk berbagai proses seluler di otak yang sedang berkembang, terutama dalam hal memori dan pembelajaran. Asupan zat besi yang tidak mencukupi dapat menyebabkan menurunnya kecerdasan dan menghambat perkembangan otak.

    Penelitian yang dirilis World Nutrition mengungkapkan anak yang mengalami defisiensi zat besi kronis memiliki kemampuan kosakata yang rendah dibandingkan anak dengan status gizi yang baik. Kekurangan zat besi juga bisa menyebabkan anak menjadi sulit berkonsentrasi di sekolah, sehingga prestasinya menurun. Lebih lanjut anak yang pernah mengalami kekurangan zat besi juga menunjukkan nilai motorik dan IQ lebih rendah pada usia 11-14 tahun.

    Karena itu sebagai orang tua, Bunda tentu ingin memastikan kebutuhan zat besi bisa terpenuhi, agar perkembangan kognitif anak berjalan lancar. Nah, asupan mineral ini bisa didapat dari berbagai makanan harian Si Kecil, seperti telur, ikan tuna, susu, beberapa sayuran hijau lainnya.

    Namun apakah makanan bergizi saja sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan zat besi yang diperlukan tubuh? Cari tahu langsung dari pakar di acara Mom’s Health Corner yang diselenggarakan pada Kamis, 19 Desember 2024 pukul 14.00 WIB di Habitate, Jakarta. Lewat acara ini, detikHealth bersama Maltofer ingin membagikan edukasi seputar peran penting zat besi dalam perkembangan kognitif anak yang dikemas secara menarik & interaktif.

    Mom’s Health Corner bakal menghadirkan para expert, ada dokter spesialis anak dr. Wisvici Yosua Samin, M.Sc., Sp. A serta Vega Karina, momfluencer yang kerap membagikan konten seputar parenting.

    Di acara ini, Ayah dan Bunda bisa mengulik bagaimana kaitan anemia atau kekurangan zat besi yang dapat membuat perkembangan kognitif anak menurun, hingga cara mencegahnya khususnya dari 1000 hari pertama kehidupan. Selain itu, orang tua juga akan mendapatkan informasi apakah pemberian makanan sudah dapat memenuhi kebutuhan zat besi Si Kecil, atau perlu suplemen tambahan?

    Tentunya ini menarik untuk dibahas, ya. Jadi, jangan lewatkan acaranya! Datang dan saksikan Mom’s Health Corner ‘Peran Zat Besi terhadap Perkembangan Kognitif Anak’ tanggal 19 Desember 2024.

    (adv/adv)

  • Imbas Penganiayaan Dokter Koas, Status Mahasiswi Lady Dibekukan, Kemenkes: Ini Termasuk Bullying – Halaman all

    Imbas Penganiayaan Dokter Koas, Status Mahasiswi Lady Dibekukan, Kemenkes: Ini Termasuk Bullying – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Azhar Jaya buka suara terkait kasus penganiayaan dokter koas Universitas Sriwijaya (Unsri) yang belakangan menjadi sorotan publik.

    Diketahui korban penganiayaan dalam kasus ini adalah Muhammad Luthfi, seorang koordinator dokter koas Unsri di RSUD Siti Fatimah, Palembang.

    Pelakunya adalah Fadilla atau Datuk yang merupakan sopir dari keluarga Lady Aurellia, salah satu dokter koas di RSUD Siti Fatimah.

    Azhar mengungkapkan, imbas kasus penganiayaan ini, status mahasiswi Lady kini dibekukan sementara.

    Selain itu, Azhar juga menyebut penganiayaan ini sudah termasuk dalam bullying di pendidikan kedokteran.

    ”Ini termasuk tipe bullying di pendidikan kedokteran namun bukan sistematik tetapi kasuistis.”

    “Dari informasi direktur RSUD (Siti Fatimah), status oknum (LD) ini sebagai mahasiswa sudah dibekukan sementara oleh dekannya sampai kasusnya jelas dengan kepolisian,” kata Azhar dilansir Kompas.com, Senin (16/12/2024).

    Sementara itu, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang juga Wakil Ketua Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI), Ari Fahrial Syam menilai kasus penganiayaan ini sudah masuk pada tindakan kriminal.

    Terlebih tindakan penganiayaan ini dilakukan oleh pihak ketiga.

    Untuk itu, Ari mendesak agar penegakan hukum perlu dilakukan agar masyarakat tidak mudah melakukan penganiayaan serupa.

    ”Jadi ini urusan dengan polisi. Apalagi jelas ada penganiayaan.”

    “Penegakan hukum perlu ditunjukkan ke masyarakat agar jangan sampai ada anggapan bahwa penganiayaan mudah dilakukan ke orang lain,” tegas Ari.

    Lady Aurellia Menyendiri dan Kerap Menangis Sejak Penganiayaan Dokter Koas Viral

    Kasus penganiayaan dokter koas Unsri di kafe kawasan Demang Lebar Daun Palembang menjadi perhatian khalayak.

    Lady Aurellia Pramesti bahkan sampai menggembok akun Instagramnya karena sudah menanggung malu.

    Di luar dugaan Lady, sopirnya naik pitam dan menghajar Luthfi, dokter koas yang bertanggung jawab mengatur jadwal piket.

    Lady yang juga dokter koas, merasa keberatan dengan jadwal piket akhir tahun sehingga mengajukan protes.

    Sri Meilina, ibunda Lady, juga keberatan dengan jadwal piket anaknya, hingga berinisiatif mengajak sopirnya menemui Luthfi agar mengganti jadwal piket.

    Titis Rachmawati, kuasa hukum keluarga Sri Meilina ibunda Lady, mengatakan kliennya prihatin kondisi putrinya kurang istirahat.

    Lady, menurut dia, merasa diperlakukan tidak adil dalam jadwal jaga malam. Namun, dia tidak melapor kepada ibunya.

    “Tapi ibunya melihat (Lady) kurang istirahat, terkesan stres, ibunya tanya, ‘kenapa? kok jaga enggak libur-libur’, akhirnya cerita dia (LD),” kata Titis, Jumat (14/12/2024). 

    “Ibunya terus tanya siapa ketua nya, boleh nggak saya (ibu Lady) ngobrol,” kata Titis.

    Lady, lanjut dia, sempat melarang ibunya untuk bertemu Luthfi.

    Namun, Sri Meilina berinisiatif untuk berdiskusi dengan Luthfi mengenai jadwal jaga.

    “Sebenarnya anaknya sih keberatan, enggak usahlah, ini bukan urusan biarin aja,” ungkapnya.

    Menurut Titis, ibu Lady menemui Luthfi tanpa sepengetahuan putrinya.

    “Nah tapi kemudian tanpa sepengetahuan anaknya, ibunya berinisiatif dan menemui lah si ketua koas itu, ini dilakukan karena mungkin komunikasi antara anak itu kurang tersambung,” papar Titis. 

    Sri Meilina, sang suami Dedy Mandarsyah, dan Lady putri mereka, merasa syok lantaran jadi sorotan publik, setelah sopirnya melakukan penganiayaan terhadap Luthfi. 

    “Ibunya merasa bersalah, karena inisiatif mau menemui korban tanpa sepengetahuan anaknya, muncul masalah ini,” kata Titis, Sabtu (14/12/2024).

    Tak hanya ibunya yang merasa bersalah. Lady juga merasakan hal yang sama.

    “Bukan menyendiri lagi, dua-duanya lebih sering menangis. Masih syok betul, semuanya syok,” katanya.

    (Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Willem Jonata)(Kompas.com/David Oliver Purba)

    Baca berita lainnya terkait Dokter Koas Dianiaya di Palembang.

  • Imbas Penganiayaan Dokter Koas, Status Mahasiswi Lady Dibekukan, Kemenkes: Ini Termasuk Bullying – Halaman all

    Nasib Lady Aurellia Buntut Kasus Dokter Koas Dianiaya, Status Mahasiswa Dibekukan, Unsri Geram – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Buntut kasus penganiayaan terhadap seorang dokter koas di Palembang, Sumatra Selatan, bernama Muhammad Luthfi, Lady Aurellia Pramesti terkena imbasnya.

    Status mahasiswa Lady dibekukan sementara oleh Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sriwijaya (Unsri).

    “Dari informasi Direktur RSUD (Siti Fatimah), status oknum (Lady) ini sebagai mahasiswa sudah dibekukan sementara oleh dekannya sampai kasusnya jelas dengan kepolisian,” ungkap Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Azhar Jaya, Sabtu (14/12/2024), dilansir Kompas.com.

    Terpisah, Unsri saat ini telah membentuk tim investigasi internal untuk melakukan penyelidikan mendalam terkait insiden penganiayaan terhadap Luthfi.

    Rektor Unsri, Prof Taufiq Marwa, mengungkapkan tim itu dibentuk untuk mengidentifikasi permasalahan, mendalami fakta, dan mencari jalan penyelesaian terbaik.

    Taufiq pun mengatakan pihaknya mengecam aksi penganiayaan terhadap Luthfi, meskipun lokasi kejadian berada di luar universitas.

    “Kami mengecam dengan tegas setiap bentuk kekerasan dalam lingkungan kampus maupun di luar kampus,” kata Taufiq dalam keterangan tertulis yang diterima TribunSumsel.com, Minggu (15/12/2024).

    Kasus penganiayaan dokter koas ini juga turut menyita perhatian guru besar Unsri.

    Guru Besar FK Unsri, Prof Dr. dr. H. Yuwono, M. Biomed., mengaku prihatin atas kasus tersebut.

    Menurut Yuwono, kasus itu merupakan permasalahan yang mendasar.

    “Mendasari kenapa, pendidikan kedokteran itu ada dua, tetapi teringrasi, satu pendidik sarjana artinya akademiknya.”

    “Kedua adalah profesi arti keterampilan sebagai dokter. Dua ini menyatu. Maka nanti lulus menjadi dokter,” jelas Yuwono.

    Yowono menerangkan, jika sudah lulus, seorang dokter bakal terikat dengan sumpah dokter.

    Sumpah itu termasuk menghormati sesama rekan dokter layaknya saudara.

    Yuwono menilai, insiden penganiayaan yang terjadi beberapa waktu lalu, merupakan salah satu contoh tak menghormati sesama rekan dokter.

    Bahkan, menurutnya, kasus penganiayaan itu menunjukkan ketidaksiapan Lady menjadi seorang dokter.

    “Maka bukan hanya pendidikan biasa, tetapi mereka harus menjadi seorang dokter, yang dalam sumpahnya harus menghormati sesama dokter, seperti saudara kandung,” ungkapnya.

    “Nah ini pokok benar dalam pendidikan. Artinya apa? Mungkin dari awal tidak ada kesiapan. Dari bersangkutan (Lady-red) ini untuk menjadi dokter,” imbuh dia.

    Lebih jauh, Yuwono mengatakan, seorang mahasiswa harus siap kapan saja dan di manapun demi hal kemanusiaan.

    Sebab, kata dia, menjadi dokter bukan hanya soal harta, melainkan kesiapan untuk mengabdi.

    “Karena untuk menjadi dokter butuh apa, mohon maaf ya, bukan digambarkan dokter itu kaya harta, bukan itu.”

    “Tetapi dokter berkecimpung berbakti di bidang kemanusiaan,” pungkas dia.

    Kronologi Dokter Koas Dianiaya

    Kasus dokter koas di Palembang bernama Muhammad Luthfi dianiaya, bermula saat ia diajak bertemu ibu Lady Aurellia Pramesti, Lina Dedy, di sebuah tempat makan di kawasan Demang Lebar Daun, Palembang, Rabu (11/12/2024).

    Dalam pertemuan itu, Lina meminta Luthfi selaku ketua kelompok untuk mengatur ulang jadwal piket Lady di malam tahun baru.

    Sopir Lina yang masih memiliki ikatan keluarga, Datuk atau Fadilla, pada akhirnya menganiaya Luthfi karena menganggap korban tak merespons permintaan bosnya.

    “Menurut dia (Datuk), korban tidak merespons, jadi dia terprovokasi,” jelas kuasa hukum Datuk, Titis Rachmawati, di Mapolda Sumsel, Jumat (13/12/2024).

    Buntut penganiayaan itu, Luthi saat ini menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Moh Hasan Palembang.

    Terpisah, pihak keluarga Luthfi mengatakan belum ada permintaan maaf dari keluarga pelaku.

    Namun, kakak Luthfi mengungkapkan Lina Dedy sempat mendatangi rumah sakit untuk menyampaikan permintaan, supaya kasus penganiayaan diselesaikan secara damai.

    “Saat ini belum (minta maaf), yang ada malah ibu pelaku datang ke rs bhayangkara hanya minta supaya jalur damai,” ungkap kakak korban.

    Polisi Dalami Peran Lina Dedy

    Sementara itu, polisi saat ini tengah mendalami peran Lina Dedy dalam kasus penganiayaan terhadap Muhammad Luthfi.

    Dirreskrimum Polda Sumsel, Kombes M. Anwar Reskowidjojo, mengungkapkan Lina saat ini masih berstatus sebagai saksi.

    Nantinya, kata Anwar, Lina bakal dipanggil untuk dimintai keterangan.

    Anwar juga mengatakan pihaknya akan memanggil saksi di lokasi kejadian saat terjadi penganiayaan.

    “Kita dalami dulu peran ibunya seperti apa, apakah ada terkait penganiayaan. Sebab semua saksi belum dipanggil,” ujar Anwar, Sabtu (14/12/2024).

    “Yang ada di lokasi kejadian akan kami panggil untuk dimintai keterangan,” imbuh dia.

    Datuk alias Fadilla sendiri sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus penganiayaan.

    Ia mengaku khilaf telah menganiaya korban.

    Terkait aksinya itu, Datuk mengaku melakukannya tanpa ada perintah.

    “Tidak ada yang menyuruh, Pak. Saya khilaf,” kata Datuk dalam rilis yang digelar Polda Sumsel, Sabtu.

    Ia menjelaskan, saat kejadian, Lina awalnya minta diantar ke RSUD Siti Fatimah Palembang.

    Namun, setelah tiba di RSUD, Lina justru meminta diantar ke sebuah rumah makan di kawasan Demang Lebar Daun.

    Di sanalah Lina kemudian mengajak Luthi untuk bertemu.

    “Saat tiba di depan RS Siti Fatimah, ibu nyuruh berhenti jangan masuk ke sana.”

    “Habis itu ibu bilang tidak jadi ke RS Siti Fatimah, minta antar ke Demang,” jelas Datuk.

    Atas perbuataannya, Datuk meminta maaf kepada Luthfi dan keluarganya, serta keluarga Lina.

    “Saya meminta maaf kepada korban Luthfi, dan keluarganya karena saya telah melakukan penganiayaan kepada Luthfi,” ujar Datuk.

    “Dan juga kepada Ibu Lina, Bapak Dedy, dan Lady saya meminta maaf yang sebesar-besarnya.”

    “Karena masalah ini, mereka terkena imbasnya dari perbuatan saya,” katanya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Rektor Unsri Kini Turun Tangan Bentuk Tim Investigasi Setelah Viral Dokter Koas FK Unsri Dianiaya

    (Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunSumsel.com/Rachmad Kurniawan/Agung Dwipayana, Kompas.com)

  • 8,2 Juta Anak Diperkirakan Miliki Kadar Timbal Melebihi Batas – Halaman all

    8,2 Juta Anak Diperkirakan Miliki Kadar Timbal Melebihi Batas – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) memperkirakan 8,2 juta anak Indonesia pada 2019 memiliki kadar timbal darah (KTD) di atas 5 mikrogram per desiliter (µg/dL).

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri merekomendasikan kadar timbal dalam darah (KTD) tidak melebihi 5 µg/dL untuk intervensi kesehatan masyarakat.

    Paparan timbal sendiri berdampak serius pada kesehatan.

    Terutama pada anak-anak, dengan risiko seperti anemia, gangguan sistem imun, menurunnya poin IQ serta gangguan pertumbuhan dan perkembangan fisik anak. 

    Anak merupakan generasi penerus bangsa, upaya perlindungan terhadap anak-anak dari bahaya timbal perlu diinisiasi.

    Direktorat Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr. Anas Ma’ruf, MKM mengatakan Indonesia telah membahas dan menekankan pentingnya menghasilkan data berkualitas tinggi untuk membantu memahami paparan timbal dan beban kesehatan pada anak Indonesia.

    “Hal ini akan menjadi langkah awal yang penting menuju pencegahan paparan timbal yang efektif pada masa kanak-kanak bersamaan dengan pengurangan sumber timbal, penguatan sistem kesehatan, dan peningkatan kesadaran,” ungkap dr. Anas dari website resmi, Minggu (15/12/2024).

    Dengan dukungan teknis dari Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Vital Strategies, serta Yayasan Pure Earth Indonesia, Kemenkes merintis upaya untuk membangun sistem pengawasan timbal dalam darah anak di Indonesia dengan menyelenggarakan Surveilans Kadar Timbal Darah (SKTD) tahap pertama sebagai langkah awal.

    Sebelumnya, setidaknya telah dilakukan lebih dari 20 penelitian lokal di Indonesia terkait kadar timbal darah pada anak-anak. 

    Penelitian-penelitian ini memberikan wawasan dan menunjukkan pentingnya pemantauan paparan timbal pada anak-anak.

    Namun, banyak dari penelitian ini dilakukan di wilayah yang terbatas, sumber paparan timbal yang sebagian sudah diketahui dan dengan ukuran sampel yang juga terbatas. 

    Maka, diperlukan SKTD untuk melakukan pemantauan paparan timbal pada anak-anak dengan menggunakan sampel yang representatif di wilayah yang lebih luas dan menyelidiki potensi paparan timbal di rumah.

    Kegiatan Piloting SKTD tahap pertama yang dikoordinasikan oleh Kemenkes ini dijadwalkan pada Januari – Juli 2025 akan mencakup pemeriksaan darah untuk mengetahui KTD pada anak.

    Kegiatan kunjungan ke rumah untuk mengambil sampel berupa debu, tanah, air, dan barang sehari-hari untuk diukur kadar timbalnya.

    Epidemiolog Vital Strategies Edwin Siswono mengungkapkan mengetahui sumber timbal dan siapa yang paling rentan terhadap paparan adalah salah satu langkah awal untuk mengurangi paparan timbal. 

    Data yang dikumpulkan dari surveilans KTD ini akan menunjukkan sejauh mana kadar timbal pada anak-anak di Indonesia.

    “Data juga dapat dijadikan dasar untuk mengidentifikasi sumber utama timbal, serta untuk menyusun kebijakan dan program yang akan memperkuat kemampuan sistem kesehatan dalam melindungi anak-anak dari bahaya timbal,” ungkap Edwin.

    Direktur Yayasan Pure Earth Indonesia Budi Susilorini mengatakan penting bagi orang tua untuk tahu sejak dini apakah ada timbal dalam darah anak dan apa saja potensi sumbernya. 

    Orang tua bisa segera mengambil langkah untuk mencegah anak dari bahaya paparan timbal dan memastikan tumbuh kembangnya berjalan optimal.

    “Oleh karena itu, identifikasi sumber pencemar menjadi komponen penting dalam kegiatan ini dikarenakan dari hasil studi yang pernah dilakukan, termasuk di Indonesia, menunjukkan beragamnya sumber pencemar, bahkan dari produk yang kita gunakan sehari-hari,” pungkasnya. 

  • Polisi Buka Peluang Ada Tersangka Baru Dalam Kasus Klinik Ria Beauty
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        15 Desember 2024

    Polisi Buka Peluang Ada Tersangka Baru Dalam Kasus Klinik Ria Beauty Megapolitan 15 Desember 2024

    Polisi Buka Peluang Ada Tersangka Baru Dalam Kasus Klinik Ria Beauty
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Polda Metro Jaya membuka peluang akan ada tersangka baru dalam kasus klinik kecantikan
    Ria Beauty
    , yang diduga tidak memiliki izin produksi dan pengedaran alat
    treatment derma roller
    .
    “Pasti, tapi ini lagi fokus ke tersangka yang ada dulu karena penahanan terbatas,
    next
    kita kembangin,” kata Kasubdit Renakta Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompil Syarifah saat dihubungi, Minggu (15/12/2024).
    Penyidik bakal berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan BPOM untuk membahas produk dan kegiatan yang dilakukan oleh Ria Beauty selama ini.
    “Minggu ini kami ke Kemenkes dan BPOM, (membahas) terkait produk dan kegiatan yang dilakukan (Ria Beauty),” tambah Syarifah.
    Diberitakan sebelumnya, Penyidik Subdit Renakta Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya menangkap pemilik Ria Beauty, Ria Agustina (33), Minggu (1/12/2024).
    Tidak sendiri, Ria ditangkap bersama karyawannya, DN (58), saat melayani
    treatment derma roller
    terhadap tujuh pelanggan di kamar 2028 salah satu hotel di Kuningan Timur, Setiabudi, Jakarta Selatan.
    Berdasarkan hasil pemeriksaan penyidik, Ria Agustina menggunakan alat
    derma roller
    yang tidak mempunyai izin edar. Selain itu, dia juga menggunakan krim anestesi dan serum yang tidak terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
    Masih berdasarkan hasil pemeriksaan, Ria dan DN bukan merupakan tenaga kesehatan.
    Ria merupakan sarjana perikanan. Ria membuka treatment kecantikan bermodal sejumlah sertifikat ahli kecantikan yang dia miliki.
    Dari kasus ini, polisi menyita barang bukti berupa 4 underpads, 1 alat pelindung diri (APD), 13 handuk, 7 head band, 31 suntikan kecil, 4 suntikan besar, 4 krim anestesi merek Forte Pro, dan 10 derma roller.
    Ada juga 1 derma pen, 1 serum jerawat, 1 toples krim anestesi, 15 ampoule obat jerawat, 1 anestesi, 1 ponsel, 27 roller, uang tunai Rp 10,7 juta, dan ATM BCA berisi Rp 57 juta.
    RA dan DN dijerat Pasal 435 juncto Pasal 138 ayat (2) dan/atau ayat (3) dan/atau Pasal 439 juncto Pasal 441 ayat (2) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Kesehatan.
    Ancaman hukuman terhadap kedua tersangka maksimal selama 12 tahun atau denda paling banyak sebesar Rp 5 miliar.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.