Kementrian Lembaga: Kemenkes

  • Ada Wawancara Tanya Isi Saldo Rekening di Seleksi PPDS, Kemenkes Buka Suara

    Ada Wawancara Tanya Isi Saldo Rekening di Seleksi PPDS, Kemenkes Buka Suara

    Jakarta – Kajian Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menemukan sejumlah dugaan janggal besaran biaya penunjang program pendidikan dokter spesialis (PPDS) yang relatif berbeda di setiap prodi fakultas kedokteran (FK) universitas. Dalam tahapan wawancara seleksi calon dokter spesialis, hal tidak biasa juga dialami sekitar 80 peserta dari 1.400-an responden yang disurvei. Masing-masing ditanya tentang isi saldo rekening.

    Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Azhar Jaya menilai proses pendidikan, terlebih di bidang kedokteran memang memerlukan pengorbanan lebih banyak, baik dari segi waktu maupun biaya. Namun, tidak seharusnya seleksi wawancara melibatkan pertanyaan semacam itu.

    “Jika masalah saldo rekening dijadikan bahan pertimbangan, menurut saya tidak perlu lah seperti itu,” tegas Azhar saat dihubungi detikcom, Senin (23/12/2024).

    Sementara terkait biaya penunjang PPDS seperti kas kelas, menurut Azhar masih bisa dipertimbangkan dengan sejumlah catatan.

    “Jika terkait langsung dengan pendidikan dan jumlahnya saya yakin juga tidak akan memberatkan, namun jika kas kelas ini dipergunakan untuk biaya penunjang yang lain seperti untuk dosen, senior, aktivitas di luar pendidikan maka jumlahnya bisa jutaan dan akan memberatkan residen. Ini yang tidak boleh,” tandas dia.

    Temuan KPK menunjukkan 26,05 persen responden merogoh kocek Rp 1 hingga 5 juta setiap semester sebagai kebutuhan penunjang PPDS. Baik untuk biaya listrik, wifi, kebersihan, hingga ruangan jaga atau tempat berkumpul para residen. Sementara 5,42 persen lainnya, mengaku mengeluarkan uang lebih besar. Bahkan, di kisaran Rp 5 hingga Rp 25 juta per semester untuk kebutuhan yang sama.

    “Pada saat pendalaman wawancara dikatakan memang untuk menunjang kegiatan para residen pada program studi tertentu seperti bedah dan anestesi yang juga membutuhkan fasilitas penunjang lain yang tidak seluruhnya disediakan oleh program studi/fakultas maupun RS pendidikan,” demikian lapor kajian KPK, dikutip Minggu (22/12/2024).

    Sejumlah uang tersebut diklaim masih berkaitan dengan pendidikan. Sebab, uang semester ke universitas saja, dinilai tidak cukup. Terlebih, belum ada perhitungan semua komponen seperti pada program sarjana di perguruan tinggi negeri, dengan bentuk uang kuliah tunggal.

    “Seharusnya tidak ada biaya tambahan lagi yang berkaitan dengan pendidikan.”

    “Pengeluaran yang juga menjadi beban para peserta PPDS ialah biaya lain terkait pendidikan yang harus dikeluarkan mencapai Rp 200 juta. Dalam keterangan pendalaman melalui interview, responden mengatakan harus mengeluarkan biaya tersebut untuk kegiatan seperti seminar akademik, konferensi ilmiah, pembelian alat kesehatan, dan barang medis habis pakai baik untuk pribadi maupun kolektif, dan hal lain untuk menunjang kegiatan pendidikan PPDS,” lapor KPK.

    Saksikan juga Sosok: Warung Makan Gratis, Sedekah Rasa Bunda Mira

    (naf/kna)

  • RSUP Ben Mboi Laksanakan Operasi Bedah Jantung Pertama di NTT

    RSUP Ben Mboi Laksanakan Operasi Bedah Jantung Pertama di NTT

    KUPANG – RSUP Dr. Ben Mboi Kupang sukses melaksanakan operasi bedah jantung terbuka pertama di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yang dilakukan pada seorang pasien perempuan berusia 26 tahun.

    Pasien tersebut didiagnosis dengan Severe Mitral Valve Stenosis, Moderate Tricuspid Valve Regurgitation, dan Pulmonary Hypertension.

    “Sebelumnya, operasi seperti ini hanya bisa dilakukan di Surabaya atau Jakarta. Sekarang, layanan canggih seperti ini sudah ada di NTT,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin Dalam dalam keterangan dari Kementerian Kesehatan yang diterima di Jakarta, Antara, Minggu, 22 Desember.

    Setiap tahun, katanya, sekitar 7 ribu orang dari NTT dirujuk ke Bali, Makassar, atau Surabaya untuk mendapatkan layanan medis seperti perawatan jantung, stroke, dan kanker.

    Dengan hadirnya fasilitas layanan jantung di NTT, kata dia, jumlah rujukan tersebut diproyeksikan berkurang hingga 3 ribu-4 ribu orang per tahun. Oleh karena itu, dia menegaskan bahwa pemerintah akan terus meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan di seluruh wilayah Indonesia.

    Selain layanan jantung, Budi juga mengungkapkan rencana pemasangan mesin canggih untuk penanganan kanker di NTT pada tahun depan. Langkah ini untuk mengurangi angka rujukan pasien kanker, yang saat ini menjadi penyakit kedua terbanyak dirujuk ke luar daerah.

    Tak hanya dari sisi fasilitas, ujarnya, Kementerian Kesehatan juga terus mendorong pengembangan sumber daya manusia bidang kesehatan di daerah.

    “Catatan saya, yang paling dibutuhkan adalah dokter. Oleh karena itu, kami ingin memprioritaskan putra-putri daerah melalui pemberian beasiswa bagi yang mumpuni agar mereka dapat kembali melayani daerahnya,” kata dia.

    Dengan adanya program transformasi kesehatan yang digagas oleh Kemenkes, katanya, jejaring rumah sakit rujukan jantung di Indonesia terus diperluas.

    Budi pun mengapresiasi tim RSUP Dr. Ben Mboi, tim pendamping dari RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah, dan RSJPD Harapan Kita sebagai pengampu nasional, atas keberhasilan pelaksanaan operasi ini.

    Dalam keterangan yang sama, Direktur RSUP Dr. Ben Mboi dr. Annas Ahmad menyatakan keberhasilan operasi ini merupakan langkah awal dalam memperluas layanan spesialistik di rumah sakit tersebut. Annas menegaskan komitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan yang setara bagi masyarakat di wilayah Indonesia bagian timur.

    “Sejak didirikannya rumah sakit ini, kami berkomitmen membangun kesetaraan dari wilayah timur Indonesia. Harapannya, masyarakat timur dapat merasakan diagnosis dan perawatan setara dengan fasilitas layanan kesehatan di Jakarta,” ujar dr. Annas.

    Dia menambahkan bahwa keberhasilan ini memperkuat komitmen RSUP Dr. Ben Mboi dalam meneguhkan perannya sebagai rumah sakit rujukan regional dan internasional. Dengan keberhasilan ini, katanya, NTT menjadi provinsi ke-25 di Indonesia yang mampu menyediakan layanan bedah jantung terbuka.

  • Video: Strategi Kemenkes Tingkatkan Upaya Deteksi Dini Lupus

    Video: Strategi Kemenkes Tingkatkan Upaya Deteksi Dini Lupus

    Video: Strategi Kemenkes Tingkatkan Upaya Deteksi Dini Lupus

  • Perdana di Indonesia Timur, Bedah Jantung Terbuka Berhasil Dilakukan RSUP dr. Ben Mboi Kupang – Halaman all

    Perdana di Indonesia Timur, Bedah Jantung Terbuka Berhasil Dilakukan RSUP dr. Ben Mboi Kupang – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – RSUP Dr. Ben Mboi, Kupang, mencetak sejarah baru dengan sukses melaksanakan operasi bedah jantung terbuka pertama di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (20/12/2024).

    Operasi ini dilakukan pada seorang pasien perempuan berusia 26 tahun yang didiagnosis dengan Severe Mitral Valve Stenosis, Moderate Tricuspid Valve Regurgitation, dan Pulmonary Hypertension.

    Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin memberikan apresiasi kepada tim RSUP Dr. Ben Mboi, tim pendamping dari RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah, dan RSJPD Harapan Kita sebagai pengampu nasional, atas keberhasilan pelaksanaan operasi ini.

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikit temui pasien usai operasi bedah jantung terbuka pertama di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Jumat (20/12/2024).

    “Sebelumnya, operasi seperti ini hanya bisa dilakukan di Surabaya atau Jakarta. Sekarang, layanan canggih seperti ini sudah ada di NTT,” ungkap Budi dilansir dari website resmi Kementerian Kesehatan, Minggu (22/12/2024). 

    Setiap tahun, sekitar 7.000 orang dari NTT dirujuk ke Bali, Makassar, atau Surabaya untuk mendapatkan layanan medis seperti perawatan jantung, stroke, dan kanker. 

    Dengan hadirnya fasilitas layanan jantung di NTT, jumlah rujukan tersebut diproyeksikan berkurang hingga 3.000–4.000 orang per tahun.

    Direktur RSUP Dr. Ben Mboi, dr. Annas Ahmad, menyatakan keberhasilan operasi ini merupakan langkah awal dalam memperluas layanan spesialistik di rumah sakit tersebut. 

    Annas menegaskan komitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan yang setara bagi masyarakat di wilayah timur Indonesia.

    “Sejak didirikannya rumah sakit ini, kami berkomitmen membangun kesetaraan dari wilayah timur Indonesia. Harapannya, masyarakat timur dapat merasakan diagnosis dan perawatan setara dengan fasilitas layanan kesehatan di Jakarta,” ungkap dr. Annas.

    Lebih lanjut, dr. Annas menambahkan bahwa keberhasilan ini memperkuat komitmen RSUP Dr. Ben Mboi dalam meneguhkan perannya sebagai rumah sakit rujukan regional dan internasional. 

    Dengan keberhasilan ini, NTT menjadi provinsi ke-25 di Indonesia yang mampu menyediakan layanan bedah jantung terbuka.

    Pada kesempatan itu, Menkes juga menegaskan bahwa pemerintah akan terus meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan di seluruh wilayah Indonesia.

    Selain layanan jantung, Menkes mengungkapkan rencana pemasangan mesin canggih untuk penanganan kanker di NTT pada tahun depan. 

    Langkah ini untuk mengurangi angka rujukan pasien kanker, yang saat ini menjadi penyakit kedua terbanyak dirujuk ke luar daerah.

    Tak hanya dari sisi fasilitas, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga terus mendorong pengembangan sumber daya manusia (SDM) bidang kesehatan di daerah. 

    “Catatan saya, yang paling dibutuhkan adalah dokter. Oleh karena itu, kami ingin memprioritaskan putra-putri daerah melalui pemberian beasiswa bagi yang mumpuni agar mereka dapat kembali melayani daerahnya,” tutup Budi. 

     

  • Kolaborasi Deby Vinski-Unhas Hadirkan Penelitian Stem Cell dan Studi Magister Anti Aging di Makassar – Halaman all

    Kolaborasi Deby Vinski-Unhas Hadirkan Penelitian Stem Cell dan Studi Magister Anti Aging di Makassar – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Prof. dr. Deby Vinski, Presiden Badan Anti aging Dunia (WOCPM) Paris dan World Council of Stem cell Geneva Switzerland, dan Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Jamaluddin Jompa, berkolaborasi menghadirkan Pusat Health Tourism Kedokteran Regenerative dan Terapi Stem celll di RS UNHAS, Makassar, Sulawesi Selatan.

    Kolaborasi tersebut juga membuka peluang penelitian Stem Cell serta Pendidikan Master Anti Aging bekerja sama dengan Celltech dan gelar master double Degree dari UNHAS maupun Efhre International University Barcelona.

    “Kerja sama ini menjadi tonggak penting bagi Celltech Stem Cell Centre maupun Universitas Hasanuddin dalam upaya memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat melalui riset dan pelayanan kesehatan berstandar internasional,” ujar Prof. dr. Deby Vinski, yang dikenal sebagai The Queen of anti aging maupun The Queen of Stem cell ini.

    Celltech telah mengantongi izin Kemenkes untuk laboratorium dan bank tali pusat dan jaringan dan sebelumnya juga telah melakukan kerjasama dengan beberapa rumah sakit baik di Indonesia maupun manca negara.

    Menurut Rektor yang dikenal bepikiran maju tersebut selain penelitian maka akan ada pelayanan aplikasi pelayanan stem cell di RS Unhas serta bagi masyarakat Sulawesi Selatan maupun Indonesia Timur dapat menyimpan tali pusat bayi yang sangat bermanfaat untuk investasi kesehatan keluarga di RS Unhas Makassar yang bekerjasama dengan bank Stem Cell Celltech Vinski Tower.

    Terapi Stem cell atau Sel Punca memang menjadi primadona di dunia kedokteran.

    Berbagai kegunaan stem cell dari tali pusat jaringan telah dilaporkan berbagai jurnal ilmiah maupun riset kedokteran yang terus berkembang, dilaporkan stem cell sangat bermanfaat untuk pengobatan diabetes,stroke, autism,  serebral palsi,  penyakit auto imun, dementia, Parkinson, gagal ginjal, penyakit liver dan kelainan orthopedis.  

    Selain itu, stem cell bisa juga untuk pengobatan osteoarthritis pada lutut dan tulang belakang, osteoporosis, trauma luka bakar, multiple sclerosis, lupus, COPD, demensia, alzheimer, parkinson, kanker, dan juga untuk vitalitas pria dan wanita serta anti-aging. 

    Saat ini telah banyak pesohor negeri ini menjalani terapi stem cell sejak berpuluh tahun lalu ke luar negeri dan ini sangat merugikan negara karena devisa negara lari keluar negeri.

    Hal tersebut disampaikan juga oleh Direktur RS Unhas Prof dr Andi M Ikhsan  Msc PhD SpM yang mendampingi Pak Rektor bahwa Kerja sama Unhas kali ini akan direalisasikan dengan Work Plan yang jelas dan cepat untuk menuju Indonesia emas.

    Sementara itu, Rektor Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc, menegaskan komitmen kedua institusi untuk bersama-sama berinovasi dalam pengembangan keilmuan dan pelayanan kesehatan yang dapat diimplementasikan secara berkelanjutan.

    Melalui penandatanganan kerja sama ini, diharapkan akan lahir berbagai program penelitian, pengembangan, dan pengabdian masyarakat yang bermanfaat bagi dunia kesehatan dan pendidikan di Indonesia serta sejalan dengan program pemerintah untuk Indonesia Emas.

    “Semoga masyarakat Indonesia semakin mendukung medical tourism di Indonesia. Celltech Stem Cell Centre adalah pusat terapi stem cell kelas dunia terdepan yang berkomitmen pada pelayanan terbaik penelitian dan pengembangan teknologi medis mutakhir,” ucapnya.

    Sebelumnya Celltech telah melakukan kerjasama dengan EFHRE International University Barcelona, Spanyol, Celltech Stem Cell juga kolaborasi dengan University Gabriele d’Annunzio of Chieti Pescara dan The Leonardo da Vinci Italy untuk genetik dan teknologi 3 D Printing Organ. Celltech terus berinovasi untuk memberikan layanan kesehatan regeneratif dan anti aging yang unggul sekaligus mendukung pengembangan health tourism.

    Ini sesuai dengan yang digalakkan Prof dr Deby Vinski yang selalu berusaha berperan aktif dalam menyelamatkan devisa negara melalui Heallth Tourism serta mendukung himbauan Presiden Prabowo untuk mencintai produk unggulan bangsa menuju Indonesia emas. Makassar bakal menjadi Pusat Health Tourism andalan Indonesia.

    Prof Jamaluddin Jompa dan Prof dr Deby Vinski rupanya memiliki visi yang sama untuk memajukan Indonesia tercinta ke dunia International maka kerja sama Celltech Stem Cell Centre yang terakreditasi International terwujud melalui Nota Kesepahaman  dengan Universitas Hasanuddin Makassar. 

  • Lansia Rentan Alami Muskuloskeletal, Terapi Stem Cells Peluang Baru Pengobatan Penyakit Regeneratif – Halaman all

    Lansia Rentan Alami Muskuloskeletal, Terapi Stem Cells Peluang Baru Pengobatan Penyakit Regeneratif – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com Willem Jonata 

    TRIBUNNEWS.COM – Penyakit muskuloskeletal, yang menyangkut sistem tulang, sendi, otot, saraf, dan jaringan ikat, masih jadi masalah serius banyak orang. Terutama para lanjut usia (lansia).

    Sebab, penyakit tersebut merupakan penyakit degeneratif yang mengganggu kesehatan seseorang seiring pertambahan usia.

    Kondisi demikian membuat mereka mengalami nyeri, kekakuan sendi, pembengkakan, kesemutan, hilangnya fungsi otot, kehilangan koordinasi yang membuat ketidaknyamanan saat bergerak.

    Namun,  muskuloskeletal bisa dipicu karena seseorang memiliki riwayat cedera, gangguan tulang belakang, aktivitas berlebihan, dan kurangnya aktivitas fisik.

    Selain operasi, terapi stem cells telah menjadi salah satu terobosan dalam dunia medis, khususnya dalam pengobatan penyakit muskuloskeletal.

    Stem cells adalah sel yang mampu memperbarui, memperbanyak dirinya sendiri, sehingga berpotensi digunakan untuk menggantikan jaringan tubuh yang rusak. 

    Stem cells juga mampu beradaptasi dengan sel pada lokasi yang dituju untuk melengkapi kekurangan, memperbaiki kerusakan yang diperlukan, hingga menjadi sel apa pun sesuai dengan letaknya.

    Dengan kemampuannya memperbaiki dan menggantikan jaringan yang rusak, terapi ini memberikan solusi efektif bagi pasien yang menderita cedera atau penyakit kronis pada tulang, sendi, dan ligamen. 

    Penting untuk pasien berkonsultasi dengan dokter spesialis ortopedi yang memiliki pemahaman tentang stem cells agar pengobatan dapat disesuaikan dengan kondisi spesifik pasien, sehingga hasilnya lebih optimal dan aman.

    “Stem cells menawarkan solusi inovatif bagi banyak kondisi ortopedi yang sebelumnya sulit diatasi dengan terapi tradisional. Dengan teknologi ini, pasien memiliki harapan untuk pulih tanpa operasi besar. Kami ingin membantu pasien mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik,” ujar Prof. Dr. dr. Andri Maruli Tua Lubis, Sp.OT (K), pakar ortopedi dalam seminar bertema “New Paradigm in Orthopedic Treatment: The Role of Stem Cells and Metabolites in Orthopedic Diseases”.

    Dalam seminar tersebut, ia membahas penerapan stem cells pada cedera olahraga.

    Prof. Dr. dr. Ismail Hadisoebroto Dilogo, Sp.OT, Subsp.P.L. (K) juga turut hadir sebagai pembicara berkait penerapan stem cells pada sendi, tulang, dan tulang belakang.

    Menurut Dr. Ismail, terapi stem cells membuka peluang baru dalam pengobatan regeneratif.

    “Ini bukan hanya tentang memperbaiki cedera, tapi juga tentang memberikan harapan bagi pasien dengan kondisi ortopedi yang sebelumnya mungkin terbatas dari segi pilihan pengobatan,” sambungnya.

    Pada seminar itu, dihadirkan pula pasien yang menderita nyeri lutut, yakni Ny. L (59).

    Ia adalah seorang ibu rumah tangga. Nyeri lutut membuat aktivitasnya sehari-hari menjadi sulit, terutama saat berjalan jauh. 

    Awalnya, Ny. L mencoba berbagai alternatif, mulai dari terapi PRP hingga mengonsumsi obat pereda nyeri.

    Meskipun sempat terasa membaik, efeknya hanya sementara dan lututnya tetap terasa sakit.

    Karena tidak ingin mengganti sendi lutut dengan operasi, Ny. L terus mencari solusi lain.

    Bahkan sempat berkonsultasi dengan dokter di Singapura yang memberikan penanganan sementara, tetapi hasilnya belum maksimal. 

    Akhirnya, Ny. L memutuskan berkonsultasi dengan Prof. Dr. dr. Ismail Hadisoebroto Dilogo, Sp.OT, Subsp.P.L. (K), yang menyarankan terapi stem cells.

    Setelah injeksi dilakukan, nyeri pada lututnya berkurang dan ia merasa lebih nyaman. Ia berharap injeksi ini menjadi solusi jangka panjang tanpa harus operasi dan lututnya pulih sepenuhnya.

    Saat ini, terapi stem cells telah disetujui untuk 15 diagnosis medis dalam ortopedi, termasuk osteoartritis, defek tulang, fraktur non-union, cedera ligamen, dan lainnya.

    Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.01.07/MENKES/1359/2024 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terapi Sel Punca di Bidang Orthopaedi dan Traumatologi mengakui terapi ini sebagai metode legal dan efektif untuk menangani berbagai masalah ortopedi. 

    Terapi stem cells di RS Siloam Mampang, dapat dilakukan baik di klinik rawat jalan maupun dalam prosedur bedah, disesuaikan dengan kondisi pasien.

    Sebelum dilakukan terapi stem cells, ada beberapa tahapan dan persiapan yang perlu dilakukan.

    Tahap pertama adalah konsultasi dengan dokter spesialis ortopedi yang memiliki pemahaman tentang stem cells.

    Kemudian dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium jika diperlukan.

    Setelah pasien dinyatakan fit, langkah selanjutnya adalah tindakan stem cells, yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan medis pasien. 

     

  • PPI Dunia, JDN Diaspora, dan PERLUNI Tiongkok Bahas Adaptasi Dokter Luar Negeri dengan Kemenkes RI – Halaman all

    PPI Dunia, JDN Diaspora, dan PERLUNI Tiongkok Bahas Adaptasi Dokter Luar Negeri dengan Kemenkes RI – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pada Jumat (20/12/2024) pukul 17.00 WIB, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) melaksanakan audiensi yang diajukan secara resmi oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia se-Dunia (PPI Dunia) sejak 16 November 2024 yang bertujuan untuk memfasilitasi pertemuan antara Kemenkes RI dengan dokter diaspora.

    Audiensi ini merupakan kolaborasi antara PPI Dunia, Junior Doctor Networks (JDN) Indonesia Diaspora, dan Perhimpunan Kedokteran Luar Negeri Indonesia (PERLUNI) Tiongkok.

    Ketiga organisasi ini menyuarakan keresahan terkait proses adaptasi dokter lulusan luar negeri (LLN) yang telah lama menjadi kendala dalam penyerapan dokter LLN di Indonesia.

    Audiensi ini juga bertujuan untuk menindaklanjuti dan memperjelas informasi yang telah disampaikan oleh Kemenkes RI dalam acara “Sosialisasi Peraturan Baru: Program Adaptasi 1 Tahun bagi Dokter WNI Lulusan Luar Negeri” yang diselenggarakan oleh Asosiasi Dokter Indonesia-Jerman (ADIMAN) pada 15 Desember 2024.

    Dalam sosialisasi tersebut, Kemenkes RI mengundang JDN Indonesia Diaspora dan dokter diaspora untuk berkunjung langsung ke Kemenkes RI guna memperjelas informasi yang telah disampaikan.

    PPI Dunia sejak didirikannya pada tahun 2007 adalah organisasi yang berperan aktif dalam mengatasi berbagai masalah yang dihadapi mahasiswa Indonesia yang menempuh studi di luar negeri.

    Koordinator PPI Dunia periode 2024-2025 berkomitmen untuk menyuarakan percepatan adaptasi dokter LLN karena ini menjadi perhatian besar untuk mahasiswa kedokteran yang berkuliah di luar negeri dan ingin kembali mengabdi di tanah air.

    JDN Indonesia Diaspora adalah organisasi profesi dokter yang sejak 2017 bergerak dalam isu kesehatan, sosial, pendidikan, dan kesejahteraan bagi dokter muda Indonesia, termasuk secara aktif dan progresif menyuarakan percepatan proses adaptasi dokter LLN.

    PERLUNI Tiongkok yang didirikan pada tahun 2018 memfasilitasi mahasiswa kedokteran Indonesia di Tiongkok dan alumninya untuk berbagi informasi dan pengalaman.

    Tiongkok adalah salah satu negara dengan mahasiswa kedokteran Indonesia terbanyak, sehingga PERLUNI selalu menyuarakan percepatan proses adaptasi ini.

    Audiensi ini dilaksanakan secara hybrid, dipimpin oleh dr. Yuli Farianti, M.Epid, Plt. Dirjen Tenaga Kesehatan Kemenkes RI beserta jajarannya, dan dimoderatori oleh dr. Agung Tri Laksono, M.B., Kepala Divisi Advokasi dan Pendataan Dokter JDN Indonesia Diaspora.

    Hadir dalam audiensi ini dr Laila Rahmah, S.Si., M.B.B.S selalu Ketua Bidang Kesehatan dan Sustainabilitas Lingkungan PPI Dunia, jajaran JDN Indonesia Diaspora, serta dokter dan dokter spesialis LLN dari berbagai negara yang masing-masing mewakili 6 step proses adaptasi sesuai dengan data yang dikumpulkan.

    Total peserta yang hadir secara langsung sebanyak 14 orang, dan peserta daring sebanyak 237 orang.

    Setelah pembukaan dan perkenalan peserta, moderator menyampaikan data terbaru jumlah peserta setiap tahapan proses adaptasi dokter LLN.

    Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh JDN Indonesia Diaspora, total jumlah peserta pada setiap tahapan adaptasi adalah 379 orang, dengan rincian sebagai berikut:

    Sudah lulus dan mendapat gelar Dokter, tetapi belum mendaftar adaptasi: 54 orang.
    Sudah mendaftar dan selesai pemberkasan di Konsil Kedokteran Indonesia: 142 orang.
    Sudah lulus Placement Test dan sedang menunggu adaptasi di Universitas: 59 orang.
    Sedang adaptasi di Universitas: 55 orang.
    Sedang menunggu Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI): 42 orang.
    Dokter Spesialis yang mengurus proses adaptasi: 27 orang.

    Setelah penyampaian data, dr. Yuli menyampaikan kembali materi sosialisai peraturan terbaru dan dilanjutkan dengan menjawab segala pertanyaan yang dilontarkan oleh para peserta baik yang hadir secara langsung maupun daring.

    Berikut adalah hasil telah didiskusikan pada audiensi ini:

    1.      Dokter/Dokter Gigi WNI LLN yang Belum Mendaftar Program Adaptasi: Bagi dokter dan dokter gigi WNI LLN yang belum mendaftar program adaptasi, diimbau untuk menunggu program adaptasi Kemenkes yang akan dilaksanakan mulai Januari 2025. Jangan mengirimkan dokumen ke Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) atau pihak terkait lainnya sebelum program ini dibuka.

    2.      Dokter/Dokter Gigi WNI yang Telah Mengumpulkan Berkas: Bagi dokter dan dokter gigi yang sudah mengumpulkan berkas di KKI, sudah membayar ke Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia (MKKI), atau sudah mengikuti placement test (PT) namun belum lulus, akan ada pengumpulan berkas kembali di website Kemenkes. Dokter dan dokter gigi tersebut tidak perlu melanjutkan peraturan lama.

    3.      Perbedaan Ujian PT dan Ujian Kompetensi (UKOM): Ujian PT ditujukan untuk penilaian universitas, sementara Ujian Kompetensi (UKOM) untuk sertifikasi kompetensi. Saat ini, kesetaraan antara PT dan UKOM sedang dikaji oleh komite bersama karena ujian ini diadakan oleh satuan penyelenggara yang berbeda.

    4.      Dokter/Dokter Gigi yang Sedang Beradaptasi: Bagi dokter dan dokter gigi yang sedang menjalani adaptasi, disarankan untuk melanjutkan proses adaptasi. Nantinya akan ada Surat Edaran (SE) yang memuat Diskresi mengenai proses penentuan apakah adaptasi sudah dianggap sebagai internship.

    5.      Dokter/Dokter Gigi yang Sudah Selesai Adaptasi: Bagi dokter dan dokter gigi yang sudah selesai adaptasi, diminta untuk menunggu Surat Edaran (SE) dari Kemenkes yang akan memuat informasi lebih lanjut mengenai proses penyelesaian. Menunggu Surat Edaran (SE) dari Kemenkes: Poin-poin terkait PT, UKOM, dan internship sangat bergantung pada Surat Edaran dari Kemenkes yang akan memuat informasi dan kebijakan terbaru.

    Langkah-langkah ke Depan

    1.      Peran JDN Diaspora: JDN Diaspora diharapkan dapat menjadi wadah bagi dokter yang mencari informasi mengenai program adaptasi dan memberikan pembekalan secara akademik.

    2.      Pembentukan Grup FAQ: Akan dibentuk grup (Staf Dirjen & JDN Indonesia Diaspora) untuk membahas FAQ dan pembaruan Cue Card guna menjawab pertanyaan dokter diaspora.

    3.      Rapat Rutin dengan Kemenkes RI: Akan diadakan rapat rutin dengan Kemenkes RI untuk meng-update program adaptasi ke depannya.

    Kolaborasi antara PPI Dunia, JDN Indonesia Diaspora, dan PERLUNI Tiongkok dalam audiensi ini menunjukkan komitmen bersama untuk mempercepat proses adaptasi dokter lulusan luar negeri.

    Dengan adanya langkah-langkah konkret yang dihasilkan dari audiensi ini, diharapkan penyerapan dokter LLN di Indonesia dapat berjalan lebih lancar dan efisien.

    Ketiga organisasi ini berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan Kemenkes RI dalam mendukung percepatan adaptasi dokter LLN dan memastikan proses ini transparan serta adil bagi semua pihak yang terlibat.

    Dengan semangat kolaborasi dan sinergi, kita dapat mewujudkan sistem kesehatan yang lebih baik dan berdaya saing tinggi di Indonesia.

    (*)

  • Hari Ibu 2024, Momentum Wujudkan Perlindungan bagi Ibu Hamil dan Anak

    Hari Ibu 2024, Momentum Wujudkan Perlindungan bagi Ibu Hamil dan Anak

    loading…

    Juru Bicara LBH Gema Keadilan Komang Sanju Bayu Mustika mengatakan, peringatan Hari Ibu 2024 momentum mewujudkan perlindungan bagi ibu dan anak di 1.000 hari pertama kehidupan. Foto/istimewa

    JAKARTAHari Ibu yang diperingati setiap 22 Desember bukan sekadar momen untuk mengenang jasa dan peran ibu dalam keluarga dan masyarakat. Lebih dari itu, Hari Ibu adalah waktu yang tepat untuk merefleksikan kembali upaya konkret perlindungan terhadap hak-hak ibu, khususnya ibu hamil.

    Termasuk memastikan pemenuhan kebutuhan pada 1.000 hari pertama kehidupan anak yang merupakan fondasi utama pembangunan generasi bangsa.

    Dalam peringatan kali ini, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Gema Keadilan menegaskan pentingnya perhatian pemerintah dan masyarakat terhadap kesehatan ibu hamil serta anak dalam 1.000 hari pertama kehidupannya.

    “Periode ini yang dimulai sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun merupakan masa kritis untuk tumbuh kembang fisik dan kognitif seorang anak. Kegagalan memenuhi kebutuhan dasar pada masa ini dapat berdampak jangka panjang terhadap kualitas kesehatan dan kemampuan anak di masa depan,” kata Juru Bicara LBH Gema Keadilan Komang Sanju Bayu Mustika, Minggu (22/12/2024).

    Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tergolong tinggi. Minimnya akses terhadap layanan kesehatan berkualitas, gizi yang kurang memadai, serta rendahnya kesadaran akan pentingnya pemeriksaan kehamilan menjadi faktor utama.

    “UNICEF melaporkan stunting masih menjadi ancaman serius di Indonesia. Kondisi ini disebabkan oleh gizi buruk, pola asuh yang kurang tepat, dan akses yang terbatas terhadap pelayanan kesehatan serta sanitasi,” paparnya.

    Dalam momen Hari Ibu 2024 ini, LBH Gema Keadilan menyerukan langkah konkret untuk melindungi ibu hamil dan anak pada masa 1.000 hari pertama kehidupannya. Langkah konkret tersebut mencakup pertama, perbaikan sistem pelayanan kesehatan.

    ”Pemerintah harus memastikan fasilitas kesehatan yang ramah ibu dan anak tersedia hingga ke pelosok. Pelayanan seperti pemeriksaan kehamilan rutin, imunisasi lengkap, serta pemberian ASI eksklusif perlu mendapat dukungan penuh,” ujarnya.

  • 5 Manfaat Rutin Minum Air Rebusan Mengkudu, Efeknya Nggak Kaleng-kaleng

    5 Manfaat Rutin Minum Air Rebusan Mengkudu, Efeknya Nggak Kaleng-kaleng

    Jakarta

    Di Asia Tenggara, khususnya Indonesia, mengkudu menjadi salah satu buah yang cukup populer dikonsumsi sebagai obat herbal. Pasalnya, di buah mengkudu terkandung beragam nutrisi mulai karbohidrat, protein, vitamin C, antioksidan, polifenol, hingga mineral seperti kalsium dan magnesium.

    Dikutip dari Healthline, informasi tentang keamanan mengkudu masih simpang siur. Beberapa penelitian memberikan hasil yang berbeda terkait takaran dosis dan efeks samping yang mungkin terjadi.

    Sebuah studi berskala kecil misalnya, menunjukkan bahwa takaran 750 ml jus mengkudu dikategorikan aman. Namun demikian pada 2025, terungkap ada efek toksisitas di hati pada orang yang mengonsumsi jus mengkudu.

    Temuan tersebut sempat direvisi melalui re-evaluasi oleh The European Food Safety Authority (EFSA) yang menyimpulkan bahwa jus mengkudu saja tidak memicu efek tersebut. Lalu pada 2009, pakar EFSA melaporkan bahwa beberapa orang mungkin mengalai sensitivitas terhadap efek toksisitas pada hati.

    Sebagai tambahan, orang dengan penyakit ginjal kronis atau gagal ginjal mungkin perlu menghindari jus mengkudu. Kandungan potasium yang tinggi dapat membuat kadarnya meningkat hingga level tidak aman.

    Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) biasanya, disarankan untuk mengonsumsi 30-60 mL air rebusan atau jus buah mengkudu, tetapi orang yang sakit disarankan untuk minum hingga 180 mL.

    Berikut adalah manfaat air rebusan atau jus mengkudu jika rutin dikonsumsi.

    1. Mengurangi Sakit Leher

    Air rebusan mengkudu atau jus mengkudu juga berperan dalam mengobati rasa nyeri di leher akibat kondisi kerusakan tulang belakang yang terkait usia (osteoartritis serviks atau spondilosis serviks) saat dibarengi dengan fisioterapi tertentu.

    Namun, mengonsumsi mengkudu saja tidak akan menjadi lebih efektif menurunkan nyeri leher jika tidak dibarengi pengobatan lain seperti fisioterapi.

    2. Meningkatkan Performa Fisik

    Air rebusan mengkudu diketahui dapat membantu meningkatkan performa fisik seseorang seperti ketahanan, keseimbangan, dan fleksibilitas tubuh. Salah satu penelitian yang melibatkan 40 atlet yang minum 100 mL air mengkudu mengalami peningkatan energi dan ketahanan tubuh saat berolahraga.

    3. Melindungi dari Toksisitas

    Kebiasaan merokok seseorang tentu bisa menekan sistem kekebalan tubuh dan membuat lebih berisiko terkena berbagai infeksi virus dan bakteri.

    Penelitian menunjukkan bahwa jus mengkudu dapat memberikan perlindungan terhadap racun yang terkait dengan merokok tembakau. Caranya dengan melindungi DNA dari kerusakan akibat asap, menormalkan lipid darah, mengendalikan peradangan sistemik, dan mengurangi homosistein.

    4. Membantu Mengendalikan Berat Badan

    Penelitian awal menunjukkan bahwa mengkudu dapat membantu mengendalikan berat badan dan mengobati obesitas. Namun, untuk mendapatkan berat badan yang ideal juga harus dikombinasikan dengan pembatasan kalori harian dan olahraga.

    5. Membantu Meredakan Nyeri

    Selama lebih dari 2.000 tahun, mengkudu digunakan sebagai obat tradisional karena khasiatnya untuk meredakan nyeri. Hal ini juga didukung oleh banyak penelitian.

    Salah satu penelitian selama satu bulan, orang-orang dengan artritis degeneratif tulang belakang mengonsumsi 0,5 ons (15 mL) jus mengkudu dua kali sehari. Kelompok yang mengonsumsi jus noni melaporkan skor nyeri yang jauh lebih rendah.

    Nyeri artritis sering dikaitkan dengan peningkatan peradangan dan stres oksidatif. Oleh karena itu, jus mengkudu dapat memberikan pereda nyeri alami dengan mengurangi peradangan dan melawan radikal bebas.

    (dpy/up)

  • Video KuTips: Imbauan Kemenkes di Tengah Wabah Demam Babi Afrika

    Video KuTips: Imbauan Kemenkes di Tengah Wabah Demam Babi Afrika

    Jakarta – Badan Karantina Indonesia (Barantin) mengatakan ada 32 provinsi di Indonesia yang melaporkan wabah demam babi Afrika. Meskipun penyakit ini tidak menular ke manusia, sebagai kehati-hatian, Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat untuk melakukan beberapa hal ini…

    (/)